You are on page 1of 11

BALOK KOMPOSIT BAJA BERSELUBUNG BETON

1. Transformasi daerah tekan beton menjadi baja.

𝑏
𝑏𝑡𝑟 = 𝑛 𝐴𝑡𝑟 = 𝑏𝑡𝑟 . 𝑌𝑛𝑎
2. Hitung Yna penampang transformasi :
𝐴𝑠𝑡 = 𝐴𝑠 + 𝐴𝑟 𝐴𝑠𝑡 = Luas profil baja + tulangan
𝐴𝑠 = Luas profil baja
𝐴𝑟 = Luas tulangan
ℎ 𝑌𝑛𝑎2
𝐴𝑠𝑡 . +𝑏𝑡𝑟 .
2 2
𝑌𝑛𝑎 = 𝐴𝑠𝑡 + 𝐴𝑡𝑟

(𝑏𝑡𝑟 −2.𝐴𝑠𝑡 )+ √(𝑏𝑡𝑟 −2.𝐴𝑠𝑡 )2 +8.𝐴𝑠𝑡 . .𝑏𝑡𝑟
2
𝑌𝑛𝑎 = 2.𝑏𝑡𝑟

3. Hitung momen Inersia penampang transformasi :


𝑏𝑡𝑟 .𝑌𝑛𝑎3 ℎ 2
𝐼𝑡𝑟 = + 𝐼𝑥 + 𝐴𝑠𝑡 (2 − 𝑌𝑛𝑎)
3

4. Hitung momen ultimate penampang.


Contoh Soal :
1. Tentukan momen ultimate penampang komposit baja berselubung beton yang terdiri atas
profil WF 350 x 250 x 9 x 14 dengan BJ 37 (Fy = 240 Mpa). Mutu beton = 25 Mpa ;
Lebar penampang komposit adalah 450 mm dan tinggi penampang komposit = 500 mm.
Bentang balok diatas 2 tumpuan sederhana = 8000 mm. Pelaksanaan pengecoran beton
dilakukan tanpa tumpuan sementara.
Data – data yang diperlukan :
Fy = 240 Mpa D = 350 mm Ix = 217000000 mm4 b = 450 mm
γs = 7850 kg/m 3
bf = 250 mm Fc = 25 Mpa h = 500 mm
Es = 210000 Mpa r = 20 mm Ø = 0,9 L = 8000 mm
2 3
As = 10130 mm tf = 14 mm Wc = 2400 kg/m
Tw = 9 mm Zx = 1360024 mm3
Sxc = Sxt = 1280000 mm3
Penyelesaian :
𝐸𝑐 = 0,041 . 𝑊 1,5 . √𝐹𝑐
𝐸𝑐 = 0,041 . 24001,5 . √25 = 2,41 . 104 𝑀𝑝𝑎
𝐸𝑠 2,1 .105
𝑛 = 𝐸𝑐 = 2,41 .104 = 8,713
𝑏 450
𝑏𝑡𝑟 = 𝑛 = 8,713 = 51,649 𝑚𝑚
𝐴𝑟 = 0 (tanpa tulangan)
𝐴𝑠𝑡 = 𝐴𝑠 + 𝐴𝑟 = 1,013 . 104 𝑚𝑚2
ℎ 500
𝑌𝑠 = 2 = 2 = 250 𝑚𝑚
(𝑏𝑡𝑟 −2𝐴𝑠𝑡 )+√(𝑏𝑡𝑟 −2𝐴𝑠𝑡 )2 +8.𝐴𝑠𝑡 .𝑌𝑠 .𝑏𝑡𝑟
𝑌𝑛𝑎 = 2.𝑏𝑡𝑟
(51,649−2.1,013 .104 )+√(51,649−2 .1,013 .104 )2 +8 .1,013 .104 .250.51,649
𝑌𝑛𝑎 = 2.51,649
−20208,351+√1454786190
𝑌𝑛𝑎 = 103,298
𝑌𝑛𝑎 = 173 𝑚𝑚
𝑏𝑡𝑟 .𝑌𝑛𝑎 3
𝐼𝑡𝑟 = + 𝐼𝑥 + 𝐴𝑠𝑡 (𝑌𝑠 − 𝑌𝑛𝑎 )2
3
51,649 .(173)3
𝐼𝑡𝑟 = + 2,17. 108 + 1,013. 104 (250 − 173)2
3
𝐼𝑡𝑟 = 3,662. 108 𝑚𝑚3
ℎ−𝐷 500−350
𝑌𝑐 = 𝑌𝑛𝑎 , 𝑌𝑡 = ℎ − 𝑌𝑛𝑎 − 2 = 500 − 173 − = 252 𝑚𝑚
2
𝐼𝑡𝑟 3,662.108
𝑆𝑡𝑟𝑐 = = = 2,117. 106 𝑚𝑚
𝑌𝑐 173
𝐼𝑡𝑟 3,662.108
𝑆𝑡𝑟𝑡 = = = 1,453. 106 𝑚𝑚
𝑌𝑡 252

Momen ultimate penampang komposite :

𝑀𝑢𝑙1 = ∅ . 𝐹𝑐 . 0,85 . 𝑆𝑡𝑟𝑐 . 𝑛


𝑀𝑢𝑙1 = 0,9 . 25 . 0,85 . 2,17. 106 . 8,713
𝑀𝑢𝑙1 = 3,527. 108 𝑁𝑚𝑚

𝑀𝑢𝑙2 = ∅ . 𝐹𝑦 . 𝑆𝑡𝑟𝑡
𝑀𝑢𝑙2 = 0,9 . 240 . 1,453. 106
𝑀𝑢𝑙2 = 3,138. 108 𝑁𝑚𝑚 (menentukan)
What are castellated beams ?

Castellated beams are made from standard hot-rolles I – H - or U-sections. The web of the
beams is split lengthwise in a rack-shaped pattern. The halves so obtained are shifted a half-
pitch in relation to one another and then welded together at the tops of the teeth.
The result is a beam with a row of hexagonal holes in the body. The beam is much deeper
than the original profile it is made from, while its weight is of course (almost) the same. It is
also possible to weld square or rectangular plates between the cut halves, giving an even
deeper castellated beam, now with octagonal holes in is body.

Due to their greater depth, castellated beams allow greater bending moments than the rolled
beams from which they are made. In other words, they have considerably greater bending
stiffness than the profile before cutting. A big advantage! The admissable transverse force is
smaller. For this reason, castellated beams are particulary suitable for large spans with
smaller loads. To prevent buckling of the open-work web, infill plates can easily be welded in
(if and where necessary).
CASTELLATED BEAM :

(1) Non Composite :

(a) Kontrol Lentur :


- Penampang harus compact :
𝑏𝑓 170
≤ 𝜆𝑝 =
2𝑡𝑓 √𝑓𝑦
ℎ 1680
≤ 𝜆𝑝 =
𝑡𝑤 √𝑓𝑦

𝑀𝑛 = 𝑀𝑝 − [𝑓𝑦. ∆ 𝐴𝑠 . ( 40 + 𝑒)]
Dimana :
𝑀𝑝 = 𝑍𝑥 . 𝑓𝑦 𝑍𝑥 : modulus plastis castellated beam pada potongan yang tidak
berlubang.
∆ 𝐴𝑠 = ℎ0 . 𝑡𝑤
∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢

Syarat-syarat yang harus dipenuhi :


1. ℎ0 ≤ 0,7 𝑑𝑔
2. 𝑑𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑔 ≥ 0,15 𝑑𝑔

(b) Kontrol Geser : ∅𝑉𝑛 ≥ 𝑉𝑢 𝑉𝑛 = Ʃ 𝑉𝑚𝑡

√6+𝜇
(b.1) 𝑉𝑚𝑡 = .𝑉 ≤ 𝑉𝑝𝑡
𝑣+√3 𝑝𝑡
𝑎0
Dimana : 𝑣 = 𝑑𝑡
𝑓𝑦.𝑡𝑤.𝑑𝑡
𝑉𝑝𝑡 =
√3
𝑑𝑔−2𝑡𝑓 1100 𝑎0 2
(b.2) 𝑖𝑓: ≤ ≤ 3 dan 𝑉𝑚 ≤ 3 𝑉𝑝
𝑡𝑤 √𝑓𝑦 ℎ0
𝑉𝑚𝑡 = kapasitas nominal geser penampang T.
𝑉𝑝𝑡 = kapasitas geser plastis penampang T.

1100 𝑑𝑔−2𝑡𝑓 1365


(b.3) 𝑖𝑓: ≤ ≤
√𝑓𝑦 𝑡𝑤 √𝑓𝑦
𝑎0
≤ 2,2 dan 𝑉𝑚 ≤ 0,45 𝑉𝑝
ℎ0
𝑓𝑦.𝑡𝑤.𝑑𝑡
Dimana : 𝑉𝑝 =
√3
𝑉𝑚 = Ʃ 𝑉𝑚𝑡
𝑉𝑝 = kapasitas geser plastis castellated tidak berlubang.
𝑎 6ℎ0
𝑃0 = ℎ0 𝑥 ≤ 5,6
0 𝑑𝑔

(c) Persamaan Interaksi :

𝑀𝑢 3 𝑉𝑢 3
(∅.𝑀𝑛) + (∅.𝑉𝑛) ≤ 1

Syarat : jarak antar lubang 𝑆 ≥ ℎ0 .


𝑉𝑢 1−𝑉𝑢
𝑆 ≥ 𝑎0 [(∅.𝑉𝑝) / ( ∅.𝑉𝑝 )] .
DEK BAJA BERGELOMBANG

 Dek baja bergelombang dapat dimanfaatkan sebagai bekisting permanen untuk pelat
beton betulang konvensional.

 Dek baja bergelombang juga dapat dimanfaatkan sebagai tulangan tarik lentur positif
pada system pelat baja-beton komposit.

 Aksi komposit antara pelat baja gelombang dan pelat beton dapat terbentuk melalui :
- Lekatan kimiawi antara kedua material
- Friksi active antara kedua material
- Kekangan pasif dari profil dek yang beraksi per tekan (tergantung pada ketebalan
pelat dan bentuk profil terutama pad profil berbentuk ekor burung merpati)
- Interface interlock dari embossment (tonjolan) pada permukaan dek.
-

 Penggunaan pelat komposit dek baja adalah sangat efektif dalam mengurangi ketebalan
pelat lantai. Profil gelombang memberikan kekakuan lentur yang tinggi pada pelat.

 Persyaratan dek baja bergelombang :


- Geometri

- Topping beton biasanya diberi kawat jarring (welded-wire mesh) untuk pengontrolan
retak (sebagai tulangan susut atau suhu) sebesar minimum 0.00075 Ac.
- Ketebalan minimum topping beton diperlukan untuk menjamin tercapainya secara
penuh kapasitas penghubung geser.

 Contoh produk dek baja bergelombang yang ada :


 Kekuatan lentur pelat komposit
- Kekuatan lentur pelat komposit dapat dihitung denganmenggunakan penampang
ekivalen sebagai berikut :

 Dek baja bergelombang yang rusuknya tegak lurus sumbu balok penumpu :
- Beton yang berada di bawah tepi atas dek baja diabaikan dalam perhitungan
- Spasi longitudinal stad ≤ 900 mm
- Diameter penghubung geser stad yang dipasang pada dek baja ≤ 20 mm
0,85 𝑤𝑟 𝐻𝑠
- 𝑟𝑠 = ( ℎ ) [ℎ − 1,0] ≤ 1,0
√𝑁𝑟 𝑟 𝑟
- Spasi pengangkeran dek baja pada unsur penumpu ≤ 450 mm

 Dek baja bergelombang yang rusuknya sejajar sumbu balok penumpu :


- Beton yang berada dibawah tepi atas dek baja boleh diperhitungkan
- Diameter penghubung geser stad yang dipasang pada deck baja ≤ 20 mm
- Jika ℎ𝑟 ≥ 40 𝑚𝑚, maka 𝑤𝑟 ≥ (50 𝑚𝑚 + 4(𝑛𝑠 − 1)𝑑𝑠 )
𝑤
- Jika ℎ 𝑟 < 1,5 :
𝑟
𝑤 𝐻
𝑟𝑠 = 0,6. ℎ 𝑟 (ℎ 𝑠 − 1,0) ≤ 1,0
𝑟 𝑟
Perhitungan Momen Ultimit Pelat Komposit
Pelat komposit yang dimaksud disini adalah pelat yang terdiri dari pelat beton dan dek
baja bergelombang. Dek baja bergelombang ini dapat dimanfaatkan sebagai tulangan
tarik pada penampang pelat komposit tersebut. Di bawah ini diberikan contoh perhitungan
untuk mencari momen ultimit suatu penampang pelat komposit.

Karakteristik Dek Baja Bergelombang

Tp (mm) fy (Mpa) Ap (mm2) I (mm4) e (mm) ep (mm) hr (mm) Mp (N.mm)


0,7 300 1021,5 466882,4 25,23 20,04 50 3,48E+06
0,8 300 1167,43 531151,1 25,28 20,09 50 3,98E+06
1 300 1459,26 663639,9 25,38 20,19 50 4,98E+06
1,2 300 1751,15 796367,9 25,48 20,29 50 5,97E+06

Untuk menyederhanakan perhitungan, bentuk penampang dek baja didekati dengan


penampang pelat ekivalen.
Contoh 1 :

Tentukan momen ultimit untuk pelat komposit dengan tebal pelat komposit 100 mm dan
tebal dek baja bergelombang 0,7 mm. Mutu beton yang digunakan 20 Mpa.

Untuk tebal pelat komposit 100 mm dan tebal deck 0,7 mm didapatkan
Dp = 100 – e =74,77 mm

Fy = 300 Mpa fc = 20 Mpa E = 200000 Mpa Ø = 0,80


b = 1000 mm Ap = 1021 mm2 Dp = 74,77 mm
𝐴𝑝.𝑓𝑦 𝑎
𝑎 = 0,85.𝑓𝑐.𝑏 a = 18,018 mm T = Ap.fy jd = 𝐷𝑝 − 2

𝑀𝑛 = 𝑇. 𝑗𝑑
𝑎
𝑀𝑛 = 𝐴𝑝. 𝑓𝑦. (𝐷𝑝 − 2) 𝑀𝑛 = 2,014. 107 𝑁𝑚𝑚

𝑀𝑢 = ∅. 𝑀𝑛 𝑀𝑢 = 1,611. 107 𝑁𝑚𝑚


Contoh 2 :
Tentukan momen ultimit persatuan panjang untuk pelat komposit dengan tebal pelat
komposit 110 mm dak tebal bergelombang 1,0 mm. Mutu beton yang digunakan 25 Mpa.
Untuk tebal pelat komposit 110 mm dan tebal deck 1,0 mm didapatkan
Dp = 110 – e =84,62 mm

Fy = 300 Mpa fc = 25 Mpa E = 200000 Mpa Ø = 0,80


b = 1000 mm Ap = 1459 mm2 Dp = 84,62 mm
𝐴𝑝.𝑓𝑦 𝑎
𝑎 = 0,85.𝑓𝑐.𝑏 a = 20,598 mm T = Ap.fy jd = 𝐷𝑝 − 2

𝑀𝑛 = 𝑇. 𝑗𝑑
𝑎
𝑀𝑛 = 𝐴𝑝. 𝑓𝑦. (𝐷𝑝 − 2) 𝑀𝑛 = 3,253. 107 𝑁𝑚𝑚

𝑀𝑢 = ∅. 𝑀𝑛 𝑀𝑢 = 2,602. 107 𝑁𝑚𝑚


BALOK KOMPOSIT : Alur Deck // sb. Balok

WF600x200x11x17 L = 12 m

𝐼𝑥 = 77600 𝑐𝑚4 Spasi antar balok = s = 7 m

𝑍𝑥 = 2590 𝑐𝑚3 Tebal pelat = 𝑡𝑐 = 6,35 𝑐𝑚

𝐴𝑠 = 134.40 𝑐𝑚2 ℎ𝑟 = 7,5 𝑐𝑚

𝑓𝑐′ = 20 𝑀𝑝𝑎 𝑤𝑟 = 15 𝑐𝑚

𝑓𝑦 = 360 𝑀𝑝𝑎
𝐿 12
𝑏𝑒𝑓 ≤ 4 = = 3𝑚
4

≤𝑠 =7𝑚
Jadi, 𝑏𝑒𝑓 = 3 𝑚

Penyelesaian :

𝑐1 = 𝐴𝑠 . 𝑓𝑦 = 134,40𝑥3600 = 483.840 𝑘𝑔
=T = 483,84 ton

𝑐𝑎 = 𝑐𝑎𝑡𝑎𝑠 = 0,85. 𝑓𝑐′ . 𝑏𝑒𝑓𝑓 . 𝑡𝑐

= 0,85.200.300. (6,35) = 323.850 𝑘𝑔


= 323,85 ton

𝑐𝑏 = 𝑐𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 𝑐1 − 𝑐𝑎
= (483,84 – 323,85) ton
= 159,99 ton
𝑐𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 159.990
𝑌1 = 0,85.𝑏 ′ /2 = 0,85.200.300/2 = 6,274 𝑐𝑚 < ℎ𝑟 = 7 (𝑂𝐾)
𝑒𝑓
PNA jatuh di beton

𝑐1 = 𝑐𝑎𝑡𝑎𝑠 + 𝑐𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
𝑎 𝑡 𝑌
𝑐1 . 2 = 𝑐𝑎𝑡𝑎𝑠 . 2𝑐 + 𝑐𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ (𝑡𝑐 + 21 )
𝑡 𝑌
𝑐𝑎𝑡𝑎𝑠 . 𝑐 +𝑐𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ (𝑡𝑐 + 1 )
2 2
𝑎= .2
𝑐1

6,35 6,274
323850. +159990(6,35+ )
2 2
𝑎= .2
483840

= 105,244 mm = 10,5244 cm
𝑑 𝑎
𝑀𝑛 = 𝑇. ( 2 + 𝑌𝑐 − 2)

𝑑 𝑎
= 𝐴𝑠 . 𝑓𝑦. ( 2 + 𝑌𝑐 − 2)

60 10,5244
= 134,40 . 3600 ( + (6,35 + 7,5) − )
2 2

=18.670.321,152 kg cm.

You might also like