Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Malnutrition is still one of the big problems the majority of developing countries including Indonesia.
Malnutrition is the result of insufficient intake of available nutrients in the human diet. The
availability of nutrients is mainly determined by the output of food produced from agricultural
systems. Plants provide almost all the necessary vitamins and minerals, but due to low mineral
content in staple crops, resulting in the intake becomes less and lead to malnutrition or lack of
nutrients. Unfortunately, as a result of population pressure, a lot of the current global food system
does not provide enough micronutrients to ensure adequate micronutrient intake for everyone. This
has resulted in an increase in the prevalence of micro-nutrient deficiencies (for example, iron
deficiency, vitamin A deficiency, and iodine), which now afflicts many poor women resources, infants
and children in developing countries. To get a balanced nutrition and adequate then improve the
quality of agriculture as a food ingredient indispensable. Various attempts to overcome nutritional
deficiencies especially regarding micro nutrient deficiencies, such as supplementation, food
fortification and diversification of the food has a lot to do, but did not provide maximum results.
Another alternative approach to address the problem of shortage of micronutrients is biofortification,
genetic biofortification or agronomic biofortification. This approach emerged due to health and
human well-being depends entirely on the plants, either directly or indirectly.
118 Caraka Tani – Journal of Sustainable Agriculture, Vol. 31 No. 2, Oktober 2016. Hal. 118-128
Peningkatan Ketersediaan Nutrisi Mikro pada Tanaman … Sakya
Caraka Tani – Journal of Sustainable Agriculture, Vol. 31 No. 2, Oktober 2016. Hal. 118-128 119
Peningkatan Ketersediaan Nutrisi Mikro pada Tanaman … Sakya
fungsi kekebalan yang akan berpengaruh pada mengurangi kemampuan intelektual, dan
fungsi kognitif dan perkembangan motorik kapasitas kerja gangguan
(Walter, 1993, cit Lonnerdal, 1998). Anemia (Benoist et. al., 2008). WHO saat ini
kekurangan zat besi, ditandai dengan memperkirakan bahwa sekitar 1 milyar orang
hemoglobin rendah dan merupakan gejala di seluruh dunia saat ini adalah pada risiko
yang paling dikenal luas dari kekurangan zat dari gangguan akibat kekurangan yodium
besi. Anemia kekurangan zat besi juga (GAKY). Secara khusus, defisiensi yodium
menyebabkan masalah serius lain seperti pada wanita hamil dan anak-anak prasekolah
gangguan kemampuan belajar pada anak, merupakan masalah kesehatan masyarakat
peningkatan kerentanan terhadap infeksi dan yang parah yang mempengaruhi
mengurangi kapasitas kerja. Wanita usia subur perkembangan sosial dan ekonomi (Anonim,
sangat rentan kekurangan zat besi dan 2009; WHO, 2009).
menderita konsekuensi yang tragis seperti Manusia memerlukan selenium untuk
persalinan prematur, bayi dengan berat lahir fungsi dari sejumlah enzim selenium yang,
rendah dan risiko kematian lebih besar juga dikenal sebagai selenoproteins. Selenium
(Fairweather-Tait, S dan R. F. Hurrell, 1996; juga dibutuhkan untuk peroksidase dan enzim-
Anonim, 2009; WHO, 2009) enzim antioksidan. Penelitian terbaru
Seng (Zn) merupakan mikronutrisi kunci menunjukkan bukti jelas bahwa selenium
yang dibutuhkan untuk berbagai macam proses dapat mencegah kanker tertentu dan
biokimia, fungsi imunologi dan klinis pada merangsang fungsi kekebalan tubuh, tetapi
manusia. Sangat penting untuk mengaktifkan jumlah selenium yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan fisik dan menggunakan efek-efek protektif saat ini tidak
neurologis pada bayi, anak-anak dan remaja. diketahui (Arifin, 2008; Rayman, 2008).
Seng ditemukan di semua bagian tubuh dan Molibdenum (Mo) berfungai sebagai
merupakan komponen lebih dari 300 enzim kofaktor untuk enzim yang terlibat dalam
dan hormon. Seng mempercepat pembelahan katabolisme belerang asam amino, purin dan
sel dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. pyridines dan kekurangan Mo akan
Seng sangat penting dalam melindungi tubuh menimbulkan alergi serta peningkatan resika
dari penyakit dan melawan infeksi, dan dapat terkena kanker. Cronium (Cr) berfungsi dalam
mengurangi durasi dan keparahan diare. membantu menjaga kadar glukosa darah dan
Defisiensi seng antara lain mempengaruhi kekurangan Cr akan mengakibatkan
pertumbuhan fisik, fungsi sistem kekebalan arteriosclerosis dan hipertensi, merupakan
tubuh, kesehatan reproduksi dan pembangunan pendorong diabetes dan katarak serta
neurobehavioral (Prasad, 1991; Fairweather- menyebabkan timbulnya kelainan mata yang
Tait, S dan R. F. Hurrell, 1996). serious. Mangan (Mn) berfungsi dalam
Yodium merupakan unsur penting dari pembentukan tulang dan terlibat dalam
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid berbagai enzim metabolism asam amino,
dan diperlukan untuk biosintesis tiroksin. kolesterol dan karbohidrat dan kekurangan Mo
Hormon tiroksin sangat diperlukan untuk akan mengakibatkan intoleransi glukosa,
pertumbuhan normal, perkembangan mental pembekuaan darah, gangguan tulang dan
dan fisik, baik pada manusia maupun hewan menurunkan kadar kolesterol (Fairweather-
(Fairweather-Tait, S dan R. F. Hurrell, 1996). Tait, S Dan R. F. Hurrell, 1996).
Efek yang sangat dikenal orang akibat
Penyebab dan Upaya Mengatasi Malnutrisi
kekurangan yodium adalah gondok, yakni
Gizi Mikro
pembesaran kelenjar tiroid di daerah leher.
Malnutrisi adalah gangguan kesehatan
Gondok dapat terjadi pada setiap tahap
seseorang atau masyarakat yang disebabkan
kehidupan, tetapi konsekuensi yang paling
oleh tidak seimbangnya pemenuhan
dahsyat kekurangan yodium berlangsung
kebutuhannya akan zat gizi atau nutrisi yang
selama perkembangan janin dan masa kanak-
diperoleh dari makanan (Syarief, 2004).
kanak, dengan lahir mati, keguguran,
Terdapat dua faktor yang terkait langsung
pertumbuhan yang buruk, dan penurunan
dengan masalah nutrisi yaitu asupan nutrisi
kognitif. Meskipun kretinisme adalah
yang bersumber dari makanan dan infeksi
manifestasi paling ekstrim, signifikansi jauh
penyakit. Rendahnya konsumsi pangan atau
lebih besar adalah gangguan mental yang
tidak seimbangnya nutrisi makanan yang
mengarah pada kinerja sekolah yang buruk,
120 Caraka Tani – Journal of Sustainable Agriculture, Vol. 31 No. 2, Oktober 2016. Hal. 118-128
Peningkatan Ketersediaan Nutrisi Mikro pada Tanaman … Sakya
Caraka Tani – Journal of Sustainable Agriculture, Vol. 31 No. 2, Oktober 2016. Hal. 118-128 121
Peningkatan Ketersediaan Nutrisi Mikro pada Tanaman … Sakya
Tabel 1. Efek dari penyosohan dan penggilingan padi terhadap kandungan hara mikro
Nutrsisi mikro Beras pecah Penggilingan Persentase hilang
Besi (mg/kg BK) 20 5 75
Tembaga (mg/kg BK) 3,3 2,9 12
Mangan (mg/kg BK ) 17,6 10,9 62
Zinc (mg/kg BK) 18 13 30
Biotin (µg/kg BK) 120 50 58
Folic acid (µg/kg BK) 200 160 20
Niacin (mg/kg BK) 47 16 66
Panthothenic acid (mg/kg BK) 20 10 50
Riboflavin (mg/kg BK) 0.5 0.3 40
Thiamin (mg/kg BK) 3,4 0.7 80
Vitamin B6 (mg/kg BK) 6,2 0.4 90
Vitamin E (IU/kg) 20 10 50
Sumber: Welch, 2002.
Dalam upaya mengatasi malnutrisi dunia (Bouis 1996; Welch dan Graham, 2002;
diperlukan suatu pendekatan baru dengan Welch 2002).
kebijakan politik yang stabil, sesuai sosial
Peningkatan Ketersediaan Nutrisi Mikro
infrastruktur dan investasi berkelanjutan.
pada Tanaman sebagai Sumber Nutrisi
Usaha mengatasi malnutrisi yang memenuhi
Mikro bagi Manusia
kriteria tersebut dan baru-baru ini
Sistem tanah-tanaman merupakan
dikembangkan adalah 'biofortifikasi' yaitu
instrumen untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
meningkatkan kandungan nutrisi mikro pada
manusia berdasarkan rantai makanan, dan
bagian yang dapat dimakan (Bouis, 1996).
perbaikan dalam sistem tanah-tanaman akan
Tujuan biofortifikasi adalah untuk
menghasilkan siklus nutrisi yang lebih baik
meningkatkan kandungan mikronutrien dari
serta akan memberikan kontribusi terhadap
bagian tanaman yang dapat dimakan terutama
lingkungan yang lebih baik. Untuk
pada tanaman pangan sehingga mengakibatkan
mendapatkan nutrisi yang seimbang dan
asupan nutrisi mikro lebih tinggi. Tidak seperti
memadai maka peningkatkan kualitas
fortifikasi ataupun suplementasi yang
pertanian sebagai bahan pangan sangat
mengharuskan pembelian makanan yang
diperlukan, tanpa mengkaitkan antara
diperkaya, biofortifikasi ditargetkan untuk
pertanian dan nutrisi, untuk menghilangkan
daerah-daerah pedesaan yang memang
gangguan nutrisi mikro secara berkelanjutan
kekurangan hara tertentu dan masyarakat
tidak akan mungkin terjadi, dan "kelaparan
mengkonsumsi langsung hasil tanaman
tersembunyi" akan terus tumbuh terjadi dan
tersebut sehingga tidak diperlukan pengeluaran
melemahkan kekuatan serta stabilitas di dunia
tambahan untuk konsumsi tambahan ataupun
(Yang et. al., 2007). Peningkatan kualitas
pembelian bibit untuk penanaman berikutnya.
tanaman dengan meningkatkan kandungan
Penelitian menunjukkan bahwa telah banyak
nutrisi pada bagian yang dapat ditanam atau
dicoba usaha-usaha untuk meningkatkan
yang dikenal dengan biofortikasi dapat
kandungan nutrisi dalam tanaman dan layak
dilakukan melalui pendekatan agronomi
dikembangbiakan kultivar-kultivar dengan
(biofortifikasi agronomi) atau pemuliaan
kandungan nutrisi mikro yang lebih tinggi
(biofortifikasi genetik) (Bouis, 1996; White
(Bouis, 2000).
dan Broadley, 2005).
Biofortifikasi melengkapi program-
Biofortifikasi genetik tampaknya menjadi
program lain dan merupakan sarana untuk
pendekatan yang paling berkelanjutan dalam
memberikan nutrisi mikro langsung pada
meningkatkan kandungan nutrisi mikro dalam
target yang membutuhkan (masyarakat yang
butir biji. Biofortifikasi genetik dapat
paling rentan) dengan cara yang relatif murah
dilakukan melalui modifikasi genetik tanaman
dan biaya yang efektif yaitu dengan
pangan untuk meningkatkan ketersediaan
menggunakan intervensi pertanian yang
kandungan mikronutrien tanaman pangan
berkelanjutan, memiliki cakupan yang luas dan
pokok (misalnya, pemuliaan untuk efisiensi
sangat berkhasiat, terutama di daerah miskin di
mikronutrien atau peningkatan ketersediaan
mikronutrien dalam bagian-bagian yang dapat
122 Caraka Tani – Journal of Sustainable Agriculture, Vol. 31 No. 2, Oktober 2016. Hal. 118-128
Peningkatan Ketersediaan Nutrisi Mikro pada Tanaman … Sakya
dimakan) (Nestel et. al., 2006). Hal ini didasari Beberapa penelitian telah dihasilkan
atas penemuan-penemuan bahwa terdapat untuk meningkatkan efisiensi tanaman dalam
variasi genetik tentang kandungan nutrisi memperoleh nutrisi mikro dari tanah dan
mikro, khususnya Zn dan Fe yang cukup tinggi dalam upaya untuk meningkatkan kandungan
antar species (tabel 3) yang dimungkinan dapat nutrisi mikro dalam tanaman, seperti
digunakan sebagai bahan persilangan ataupun pemindahan gen fitoferetin dari kedelai dan
dimungkinkan untuk memperkaya satu gen promoter endosperm padi dilaporkan
tanaman dengan beberapa nutrisi mikro. meningkatkan kandungan Fe pada biji padi
Tanaman yang kaya nutrisi mikro sering (Goto, 2002), adanya ekspresi gen feritin yang
memiliki hasil yang lebih tinggi daripada menghasilkan peningkatan kandungan Fe dan
tanaman kurang nutrisi mikro di daerah Zn dalam beras pada tanaman padi transgenik
kekurangan hara mikro karena kandungan hara (Vasconcelos et. al., 2003), adanya kromosom
mikro pada biji dapat meningkatkan vigor dan yang terkait dengan penyerapan Zn efisiensi
pertumbuhan bibit serta lebih tahan terhadap telah dilaporkan dalam gandum, rye dan beras
lingkungan yang kurang optimal dan penyakit. (Yang dan Romheld, 1999), ataupun gen
Pada tanaman diperkaya dengan mikronutrien, OsZIP4 yang merupakan Zn transporter yang
daya hidup dan kualitas nutrisi tanaman dapat diekspresikan dalam tunas dan akar, terutama
ditingkatkan secara bersamaan dan pada sel floem, dan yang mungkin
karakteristik tanaman padi kaya nutrisi mikro bertanggung jawab untuk translokasi Zn pada
yang dimanipulasi secara genetik relatif stabil tanaman padi (Ishimaru et. al., 2005).
di lingkungan yang berbeda (Welch 2002;
Welch dan Graham, 2004).
Tabel 2. Perbedaan genotip kandungan Fe dan Zn pada beberapa tanaman
Kisaran kandungan mineral
Tanaman Sampel (mg/kg) Reference
Fe Zn
Padi 939 13,5-58,4 7,5-24,4 Graham et. al. (1999)
238 2,32-30,65 8,66-96,71 Yang et. al. (1998)
10 17,48 -24,86 Suwarto et. al. (2009)
Gandum 132 25,2-53,3 28,8-56,5 Monasterio and Graham (2000)
Jagung 47 24-74 4,5-37 Batten (1994)
12 12,94-88,13 10,7-57 Wang (1999)
126 13-160 11-95 Chavez et. al. (2000)
Cassava 162 3-48 4-18 Chavez et. al. (2000)
Sumber : Yang et. al. 2007.
Manipulasi genetik lain yang mungkin atau pemanfaatan nutrisi pada manusia atau zat
dapat dilakukan adalah melalui modifikasi lain, zat promotor, yang dapat meningkatkan
genetik tanaman pangan untuk meningkatkan ketersediaan nutrisi mikro. Banyak dari
ketersediaan kandungan mikronutrien tanaman senyawa tersebut (antinutrients dan promoter:
pangan pokok dengan meningkatkan zat tabel 3 dan tabel 4) merupakan metabolit
promotor ataupun menurukan zat inhibitor. normal tanaman dan perubahan dalam
Meningkatkan konsentrasi nutrisi mikro konsentrasi yang kecil mungkin memiliki
esensial dalam bagian tanaman yang dapat pengaruh yang signifikan terhadap
dimakan hanya merupakan langkah awal bioavailabilitas yaitu jumlah nutrisi yang
penyediaan sumber makanan yang kaya potensial tersedia untuk penyerapan dari
nutrisi untuk manusia. Hal ini karena tidak makan dan sekali diserap dan dapat dipakai
semua nutrisi mikro esensial dalam bagian untuk proses metabolisme dalam tubuh (Welch
tanaman yang dapat dimakan tersedia untuk dan Graham, 1999; Welch, 2002,
manusia. Tanaman dapat mengandung zat Welch, 2008).
antinutrients yang mengganggu penyerapan
Caraka Tani – Journal of Sustainable Agriculture, Vol. 31 No. 2, Oktober 2016. Hal. 118-128 123
Peningkatan Ketersediaan Nutrisi Mikro pada Tanaman … Sakya
124 Caraka Tani – Journal of Sustainable Agriculture, Vol. 31 No. 2, Oktober 2016. Hal. 118-128
Peningkatan Ketersediaan Nutrisi Mikro pada Tanaman … Sakya
I (Cao et. al., 1994). Beberapa hasil penelitian konsumen, tanaman kaya nutrisi harus
pemupukan lain juga menunjukkan adanya memenuhi persyaratan anatara lain (1) hasil
peningkatan kandungan Zn pada tanaman tanaman harus tetap atau lebih tinggi dari
seperti disajikan pada tabel 5. varietas sebelumnya, (2) peningkatan
Apabila varietas-varietas kaya nutrisi kandungan nutrisi mikro harus berpengaruh
mikro tersebut dapat tersebar secara luas, nyata terhadap kesehatan manusia, (3) sifat
maka tanpa campur tangan pemerintah yang kandungan nutrisi mikro harus cukup stabil di
terlalu banyak, masyarakat akan banyak yang berbagai kondisi iklim dan tanah, (4)
mengkonsumsi tanaman kaya nutrisi mikro ketersediaan biologis nutrisi mikro di dalam
tersebut dan defisiensi nutrisi mikro dapat tanaman atau varitas baru dapat meningkatkan
dikurangi (Indradewa, 2007). Namun status nutrisi mikro pada masyarakat, (5) rasa
demikian, agar varietas-varietas tersebut dapat dapat diterima (Welch dan Graham, 2004).
diterima baik oleh produsen maupun
Tabel 5. Beberapa hasil penelitian pemupukan makro maupun mikro terhadap kandungan nutrisi
mikro pada tanaman
Perlakuan Hasil Reference
Pemupukan Zn Pemupukan sampai 0.8 Zn : meningkat- Rengel et. al.. (1999)
(0-3,2 (mg/kg tanah) pada gandum kan hasil (g/tan) sampai 60 %
Pemupukan sampai 3.2 Zn: meningkat-
kan kandungan Zn biji sampai 93%
Pemupukan Urea-Zn pada padi aromatik meningkatkan hasil (g/tan) sampai 8,5 - Shivay et. al., 2008
(0.5-3% ZEU/1,3 – 7,8 kg/ha) (Perc 18,7 %, meningkatkan kandungan Zn biji
lapang) sampai 35,7%
Pemupukan makro dan mikro pada meningkatkan kandungan: Zeidan et. al., 2010
gandum Fe biji 65,8%; 7%; 14,7 %
(NPK+MnSO4, NPK+FeSO4, NPK + Mn: 31,2%;22,16%;15,1%
ZnSO4 (Perc lapang) Zn: 18,5%;53,3%, aplikasi dgn Mn
menurunkan Zn
Aplikasi Na2SeO4 (0; 5,6 ; dan 20 g Akumulasi pada biji: 1,92 – 1,96 µg Se/g Seppanen et. al., 2010
Se/ha) pada Brassica (Perc lapang)
Caraka Tani – Journal of Sustainable Agriculture, Vol. 31 No. 2, Oktober 2016. Hal. 118-128 125
Peningkatan Ketersediaan Nutrisi Mikro pada Tanaman … Sakya
Benoist B. de, E. Mc.Lean, M. Andersson, and Indradewa D, 2007. Peran pertanian dalam
L. Rogers. 2008. Iodine deficiency in menanggulangi defisiensi nutrisi mikro di
2007: Global progress since 2003. Food masayarakat. Pidato Pengukuhan Jabatan
and Nutrition Bulletin 29(3):165-202. Guru Besar Ppda Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Bouis H. E. and R. M Welch. 2010.
Biofortification-a sustainable agricultural Indrasari S. D., P. Wibowo; A, A, Daradjat.
strategy for reducing micronutrient 2008. Kandungan mineral beral varietas
malnutrition in the Global South. Crop unggul baru. Prosiding Seminar Nasional
Science, 50: March–April 2010 Padi 2008. Sukamandi.
Bouis, H. E. 1996. Enrichment of food staples Ishimaru, Y., M. Suzuki, T. Tsukamoto, K.
through plant breeding: A new strategy Suzuki, M. Nakazono, T. Kobayashi, Y.
for fighting micronutrient malnutrition. Wada, S. Watanabe, S. Matsuhashi, M.
Nutrition Reviews 54:131–137. Takahashi, H. Nakanishi, S. Mori and
N.K. Nishizawa. 2006. Rice plants take
Cakman, I. 2008. Enrichment of cereal grains
up iron as an Fe3+ -phytosiderophore and
with zinc: agronomic or genetic
as Fe2+.Plant Journal 45: 335–346.
biofortification?.Plant and Soil 302:1-17
Kurniawan, A., 2007. Kebijakan
Cao, X. Y., Jiang, X. M., Kareem, A., Dou, Z.
penanggulangan masalah defisiensi Seng
H., Rakeman, M. R., Zhang, M. L. 1994.
(Zn) di Indonesia. Siti Madaniyah Palupi,
Iodination of irrigation water as a method
Nur Heni Sri [ed.]. Penanggulangan
of supplying iodine to a severely iodine-
Masalah defisiensi seng (Zn) : from farm
deficient population in xinjiang, China.
to table. Prosiding seminar nasional
Lancet 344: 107–110.
penanggulangan masalah defisiensi Seng
Fairweather-Tait, S and R. F. Hurrell.1996. (Zn) : from farm to table, Bogor, IPB.
Bioavailability of minerals and trace
Lonnerdal, B. 1998. Iron-Zinc-Copper
elements nutrition. Research Reviews 9:
interactions, in micronutrient interactions:
295-324.
impact on child health and nutrition,
Frossard, E., M. Bucher, F. Machler, A. Washington, D.C, July 29-30. 1996. ILSI
Mozafa and R. Hurrell. 2000. Potential Press.
for increasing the content and
Moraghan, J. T. 1994. Accumulation of zinc,
bioavailability of Fe, Zn and Ca in plants
phosphorus, and magnesium by navy
for human nutrition. Journal of the
bean seed. Journal of Plant Nutrition 17:
Science of Food and Agriculture 80: 861-
1111–1125.
879.
Poletti, S., Gruissem, W., & Sautter, C. 2004.
Gillespie, S.R. 1998. Major issues in the
The nutritional fortification of cereals.
control of iron deficiency. The
Current Opinion in Biotechnology
micronutrient inititative. Unicef. Canada.
15:162-165.
Goto F, T. Yoshihara, N. Shigemoto, S. Toki
Prasad, A.S. 1991. Discovery of human zinc
Takaiwa F.1999. Iron fortification of rice
deficiency and studies in an experimental
seed by the soybean ferritin gene. Nat
human model. Am.J.Clin Nutr 53:403-
Biotechnol. 17:282–286.
412.
Graham, R.D. and Welch, R.M. 2000. Plant
Rayman. 2008. Food-chain Selenium and
food micronutrient composition and
human health:emphases on intake. Br J
human nutrition. Commun. Soil Sci. Plant
Nutr 100:254-268.
Anal. 31:1627–1640.
Rengel, Z., G. D. Batten, D. E. Crowley, D. E.
House, W. A., and Welch, R. M. 1989.
1999. Agronomic approaches for
Bioavailability of and interactions
improving the micronutrient density of
between zinc and selenium in rats fed
edible portions of field crops. Field Crops
wheat grain intrinsically labeled with 65Zn
Research, 60: 27–40.
and 75Se. Journal of Nutrition, 119: 916–
921.
126 Caraka Tani – Journal of Sustainable Agriculture, Vol. 31 No. 2, Oktober 2016. Hal. 118-128
Peningkatan Ketersediaan Nutrisi Mikro pada Tanaman … Sakya
Seppanen M.M, J. Kontturi J, I.L. Heras, Y. Welch, R. M. 2004. Link between the
Madrid , C. Camara and Hartikainen. application micronutrients to crops and
2010. Agronomic biofortification of human health. IFA International
Brassica with selenium-enrichment of Symposium on Micronutrient. 23-25
Semet and its identification in Brasicca February 2004. India.
seeds and meal. Plant and Soil 337:273-
Welch, R. M. 2008. Linkages between trace
283.
elements in food crops and human health.
Shivay Y S, D Kumar, R Prasad. 2008. Effect In micronutrient deficiencies in global
of Zinc –enriched urea on productivity, crop production. Pages : 287-309. B.J.
zinc uptake and efficiency of an aromatic Alloway (ed.) Springer Science.
rice-wheat cropping system. Nutr Cycl
Welch, R. M. and R. D. Graham. 2004.
Agroecosyst 81: 229-243.
Breeding for micronutrients in staple food
Singh M.V. 2009. Micronutrient nutritional crops from a human nutrition perspective.
problems in soil of India and Journal of Experimental Botany,
improvement for human and animal 55(396):353-364.
health. Indian. J. Fert. 5(4):11-16,19-26 &
Welch, R. M. and R.D Graham. 1999. A new
56.
paradigm for world agriculture: meeting
Stein A J. 2010. Global Impact of human human needs Productive, sustainable,
mineral malnutrition. Plant and Soil 335: nutritious. Field Crops Research 60 :1-10
133-154.
Welch, R. M.and R. D. Graham. 2002.
Sudirman H. 2008. Tantangan litbang lintas Breeding crops for enhanced
disiplin dalam penanggulangan masalah micronutrient content. Plant Soil
kemiskinan, kelaparan dan gizi kurang di 245:205–214.
Indonesia. Orasi Pengukuhan Profesor
Welch, R.M.and R.D. Graham. Agriculture:
Riset Bidang Gizi Masyarakat. Badan
the nexus for enhancing bioavailable
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
micronutrients in food crops. 2005
Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Journal of Trace Elements in Medicine
Suwarto, Nasrullah, Taryono, E. and Biology 18: 299–307
Sulistyaningsi. 2009. Variabilitas tingkat
White P.J and M.R. Broadley. 2005.
keterserapan Fe beras antar varietas padi.
Biofortifying crops with essential mineral
Jurnal Pembangunan Pedesaan 9 (1):57-
elements. Trends in Plant Science
62.
10(12):586-593.
Syarief, H. 1997. Membangun SDM
WHO. 1999. Malnutrition worldwide.
berkualitas. Suatu telaahan gizi
ttp:www.who.int/nut/malnutrition_world
masyarakat dan sumber daya keluarga.
wide. htm, 1–13. World Health
IPB. Bogor.
Organization, Geneva.
Syarief, H. 2004. Masalah gizi di Indonesia:
Yang , X. E., and V. RÖmheld. 1999.
Kondisi gizi masyarakat memprihatinkan.
Physiological and genetic aspects of
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/,
micronutrient uptake by higher plants.In
download 29 April 2011.
Nielsen (Ed.), Genetics and molecular
Vasconceios, M., K. Datta, M. biology of plant nutrition : pp.151–186.
Khalekuzzaman, L.Torrizo, S. Krishnan, Kluwer Acad. Publ.
M. Oliveira, F. Goto and S. K. Datta.
Yang X.E, W.R. Chen, Y Feng. 2007.
2003. Enhanced iron and zinc
Improving human micronutrient nutrition
accumulation with transgenic rice with
through biofortification in the soil-plant
the ferritin gene. Plant Science,164, 371–
system: China as a case study. Environ
378.
Geochem Health 29: 413-228.
Welch, R. M. 2002. The impact of mineral
Zeidan M. S, M F. Mohamed and H.A.
nutrients in food crops on global human
Hamouda. 2010. Effect of foliar
health. Plant and Soil 247: 83–90.
fertilization of Fe, Mn and Zn on wheat
Caraka Tani – Journal of Sustainable Agriculture, Vol. 31 No. 2, Oktober 2016. Hal. 118-128 127
Peningkatan Ketersediaan Nutrisi Mikro pada Tanaman … Sakya
yield and quality in low sandy soils rice and accumulation in rice plant (Oryza
fertility. World Journal of Agricultural sativa L.) as affected by nitrogen
Sciences 6 (6): 696-699. fertilization. Acta Agriculturae
Scandinavica Section B-Soil and Plant
Zhang J, L. H. Wu and M. Y. Wang. 2008.
Science 58: 267-272.
Iron and zinc biofortification in polished
128 Caraka Tani – Journal of Sustainable Agriculture, Vol. 31 No. 2, Oktober 2016. Hal. 118-128