You are on page 1of 6

ANARGYA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

Vol.1 No.1 April 2018


p-ISSN: 2615-4196 e-ISSN: 2615-4072
http://jurnal.umk.ac.id/index.php/anargya

KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA MELALUI


DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN ASESMEN HANDS ON
ACTIVITIES

Galih Kurniadi1 dan Jayanti Putri Purwaningrum2

Prodi Farmasi, STIKES Muhammadiyah Kudus


Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Muria Kudus

Info Artikel Abstract

Sejarah Artikel: The purpose of this study is to examine whether the achievement of student’s mathematical
Diterima 5 Mar 2018 understanding skills learned through discovery learning with hands on actiities assesment is higher
Direvisi 2 Apr 2018 when compared with students learned through expository learning. The research is quasi
Disetujui 20 Apr 2018 experimental research that located in MTS NU Nadlatul Athfal, Dawe, Kudus Regency. The
research used non equivalent control group design. The instrumen used in this research is a tes of
students’ mathematical understanding ability. Data will be analize with quantitave deskriptif
Keywords: analysis and quantitative statistical analysis. The statistical tests used are Shapiro Wilk normality
Mathematical test, Levene Statistic homogenity test and independent sample t-test. The results showed that the
understanding skills, achievement of students’s mathematical understanding ability that learned through discovery
discovery learning, learning with hands on activties was higher than students learned through expository learning.
hands on activities Thus, learned through discovery learning assisted hands on activities assesment can be used as an
assesment alternative learning mathematics to improve students’ mathematical understanding skills.

Paper type: Abstrak


Research paper
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah pencapaian kemampuan pemahaman matematis
siswa yang belajar melalui discovery learning berbantuan asesmen hands on activities lebih tinggi
jika dibandingkan dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran ekspositori. Penelitian yang
dilakukan merupakan penelitian kuasi eksperimen yang berlokasi di MTS NU Nahdlatul Athfal,
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Desain penelitian yang digunakan adalah desain kelompok
kontrol non ekivalen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan
pemahaman matematis siswa. Teknik analisis datanya dengan menggunakan teknik analisis
kuantitatif deskriptif dan teknik analisis kuantitatif statistik. Adapun pengujian statistik yang
digunakan yaitu uji normalitas Shapiro Wilk, uji homogenitas Levene Statistic dan uji independent
sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian kemampuan pemahaman matematis
siswa yang belajar melalui discovery learning berbantuan asesmen hands on activities lebih tinggi
dari siswa yang belajar melalui pembelajaran ekspositori. Dengan demikian, pembelajaran melalui
discovery learning berbantuan asesmen hands on activities dapat dijadikan sebagai alternatif
pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa.

© 2018 Universitas Muria Kudus


Alamat korespondensi:
Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Muria Kudus
Kampus UMK Gondangmanis, Bae Kudus Gd. L lantai 1 Ruang 2 PO BOX 53 Kudus
Tlp. (0291) 438229 Fax. (0291) 437198
E-mail: galihkurniadi@stikesmuhkudus.ac.id
Galih Kurniadi dan Jayanti Putri Purwaningrum
Anargya: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1 No.1, April 2018

PENDAHULUAN meningkatkan kemampuan siswa yang akhirnya


Masalah yang sangat menonjol yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
dihadapi dalam pengajaran matematika Pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada
umumnya adalah pembelajaran matematika yang proses berpikir dan latihan bertindak demokratis,
tidak efektif. Salah satu akibat dari pembelajaran pembelajaran aktif, perilaku kooperatif dan
tersebut diantaranya pengembangan kemampuan menghormati perbedaan dalam masyarakat
pemahaman matematis siswa tidak maksimal. multibudaya. Pada pelaksanaannya pembelajaran
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara guru kooperatif dapat merubah peran guru dari peran
matematika di MTS NU Nahdlatul Athfal, terpusat pada guru ke peran pengelola aktivitas
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus yang sekelompok kecil. Dengan demikian peran guru
menyebutkan bahwa siswa kemampuan yang selama ini monoton akan berkurang dan
pemahaman matematis siswa masih tergolong siswa akan semakin terlatih untuk mengerjakan
rendah. Hal ini disebabkan pada umumnya berbagai permasalahan.
pembelajaran matematika yang dilakukan di Salah satu model pembelajaran kooperatif
sekolah tersebut umumnya menggunakan adalah discovery learning. Purwaningrum (2016)
pembelajaran ekspositori dimana penyampaian menyatakan bahwa discovery learning
pelajaran matematika dari seorang guru kepada merupakan pembelajaran dalam kelompok kecil
siswa di dalam kelas dengan cara berbicara di yang membimbing siswa untuk menemukan
awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh suatu konsep matematika melalui beberapa
soal disertai tanya jawab. Guru aktif memberi tahap, yaitu: (1) pemberian stimulus
informasi dan siswa pasif menerima informasi (rangsangan); (2) identifikasi masalah; (3)
sehingga siswa tidak terlibat secara aktif dan pengumpulan data; (4) pengolahan data; (5)
tidak mendapatkan kesempatan memunculkan pembuktian; dan (6) penarikan kesimpulan.
ide-ide kreatif dalam menemukan alternatif dan Herdian (Purwaningrum, 2016) menambahkan
memecahkan masalah. bahwa pada discovery learning siswa dibiarkan
Informasi lain yang diperoleh dari hasil untuk menemukan sendiri suatu konsep. Oleh
wawancara adalah masih banyak siswa yang karena itu, tugas guru hanyalah membimbing dan
belum memahami konsep-konsep geometri, serta memberikan instruksi kepada siswa. Hal ini
masih banyak melakukan kesalahan dalam menjadikan pembelajaran beralih dari kondisi
menyelesaikan soal-soal tentang geometri. Hal teacher oriented ke kondisi student oriented.
ini terlihat dari rata-rata nilai ulangan Pada penggunaannya, penerapan discovery
matematika untuk materi volum kubus dan balok learning dapat dibantu dengan menggunakan
masih rendah, yaitu 68. Siswa masih merasa lembar kegiatan siswa beserta alat peraga yang
kesulitan pada materi geometri, salah satunya dapat menunjang tercapainya tujuan
yaitu materi volum kubus dan balok. pembelajaran. Berdasarkan alasan tersebut
Berdasarkan masalah tersebut, perlu diciptakan diharapkan adanya peningkatan kemampuan
sistem pembelajaran yang tepat, metode belajar pemahaman matematis siswa.
yang sesuai dengan materi dan bahan pengajaran Keberhasilan dalam suatu pembelajaran
yang diberikan. Sehingga terjadi pembelajaran dapat diketahui melalui proses penilaian
yang efektif, tidak membuang waktu yang lama (asesmen). Hasil penelitian Kartono (2010),
untuk menyelesaikan materinya dan materi yang menunjukkan bahwa penilaian kelas yang baik
diberikan pada siswa tidak membuat siswa jenuh mampu memberikan informasi yang bermanfaat
dalam pembelajaran matematika. Tujuannya bagi guru untuk meningkatkan efektifitas
antara lain agar guru dapat menyusun program pembelajaran dan bagi siswa untuk
pembelajaran yang efektif, tepat sasaran dan meningkatkan mutu kegiatan dan hasil
dapat memotivasi kepada siswa agar mereka belajarnya. Dengan mengkomunikasikan hasil
belajar dengan antusias. Selain itu agar siswa penilaian kelas kepada siswa, diharapkan siswa
dapat berperan aktif dalam kegiatan belajar akan terpacu untuk lebih bersemangat dalam
mengajar. Dengan demikian, penghayatan menjadi pembelajar mandiri.
terhadap mata pelajaran matematika akan lebih Menurut Costu (2008), hands on activities
berkualitas. adalah suatu cara yang dirancang untuk
Menurut teori belajar konstruktivisme, melibatkan siswa dalam menggali informasi,
pembelajaran yang lebih mengutamakan bertanya, beraktivitas, menemukan,
keaktifan siswa dan memberi kesempatan siswa mengumpulkan dan menganalisis data serta
untuk mengembangkan potensinya secara membuat kesimpulan sendiri. Hand On Activities
maksimal salah satunya adalah pembelajaran lebih menitikberatkan pada penggunaan alat
kooperatif. Pembelajaran kooperatif dapat peraga agar siswa lebih memahami dan
dipandang sebagai pembelajaran yang merangsang pikiran siswa, khususnya materi

9
Galih Kurniadi dan Jayanti Putri Purwaningrum
Anargya: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1 No.1, April 2018

geometri. Hasil penelitian Yunardi (2010), mengungkap ketiga aspek hasil belajar yakni
menunjukkan bahwa pembelajaran berbantuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
alat peraga dapat membantu meningkatkan hasil Penelitian dilakukan di MTS NU
belajar siswa terhadap materi yang dipelajarinya. Nahdlatul Athfal, Kecamatan Dawe Kabupaten
Pada pembelajaran ini, siswa diberi kebebasan Kudus. Populasi penelitian adalah seluruh siswa
dalam mengolah pemikiran dan temuan selama di MTS NU Nahdlatul Athfal sedangkan sampel
melakukan aktivitas sehingga siswa penelitiannya adalah dua kelas yaitu kelas VIII A
melakukannya sendiri tanpa merasa terbebani, dan VIIIB.
menyenangkan dan penuh motivasi. Melalui Penelitian ini merupakan penelitian
hands on activities pula siswa memperoleh kuantitatif dengan jenis kuasi eksperimen.
pengetahuan tersebut secara langsung melalui Desain penelitian yang digunakan adalah desain
pengalamannya sendiri (Kartono, 2010). Hands kelompok kontrol non ekivalen. Dengan
on activities dapat digunakan sebagai salah satu demikian, pada penelitian ini baik kelas
bentuk asesmen yang merupakan salah satu dari penelitian yang menerapkan discovery learning
bentuk asesmen kinerja yang mampu berbantuan asesmen hands on activities maupun
mengungkap ketiga aspek hasil belajar kognitif kelas yang menerapkan pembelajaran ekspositori
(kemampuan berpikir), afektif (sikap) dan diberikan tes kemampuan pemahaman matematis
psikomotorik (keterampilan). Asesmen ini juga siswa pada awal pembelajaran sebelum
diharapkan dapat membantu meningkatkan perlakuan diberikan dan pada akhir pembelajaran
kemampuan pemahaman matematis siswa setelah perlakuan diberikan.
khususnya pada materi pokok volum kubus dan Gambaran desain kelompok kontrol non
balok. ekivalen adalah sebagai berikut.
Berdasarkan uraian di atas adapun O X O
permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini -----------------------------
adalah apakah pencapaian kemampuan O O
pemahaman matematis siswa yang belajar Keterangan:
melalui discovery learning berbantuan asesmen O = tes awal dan tes akhir
hands on activities lebih tinggi daripada siswa X = discovery learning berbantuan hands on
yang belajar melalui pembelajaran ekspositori? activities
Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji apakah pencapaian kemampuan Metode pengumpulan data yang
pemahaman matematis siswa yang belajar digunakan dalam penelitian ini adalah metode
melalui discovery learning berbantuan asesmen tes. Tes yang dilakukan adalah tes kemampuan
hands on activities lebih tinggi jika pemahaman matematis siswa pada materi volum
dibandingkan dengan siswa yang belajar melalui balok dan kubus. Sedangkan teknik analisis data
pembelajaran ekspositori. yang dilakukan yaitu: (1) Menghitung secara
deskriptif hasil tes kemampuan pemahaman
METODE PENELITIAN matematis siswa kelas discovery learning
Pada penelitian ini, kemampuan berbantuan asesmen hands on activities dan
pemahaman matematis yang dikaji adalah siswa kelas pembelajaran ekspositori; dan (2)
kemampuan mekanikal, komputasional, Menghitung uji statistik berupa uji normalitas,
instrumental, dan induktif yang meliputi kegiatan uji homogenitas dan uji independent sample t-
mengingat, dan menerapkan rumus secara rutin test.
dalam perhitungan sederhana. Definisi tersebut
sejalan dengan pernyataan Hendriana dan HASIL DAN PEMBAHASAN
Sumarmo (2014). Sebelum penelitian dilakukan, terlebih
Discovery learning didefinisikan sebagai dahulu dilakukan analisis kemampuan awal
pembelajaran dalam kelompok kecil yang peserta didik yang akan dijadikan sebagai kelas
membimbing siswa untuk menemukan suatu penelitian. Untuk mengetahui kemampuan awal
konsep matematika, melalui beberapa tahapan, kedua kelas penelitian sama atau tidak maka
yaitu: (1) Stimulasi atau pemberian rangsangan; dalam penelitian digunakan data pretest
(2) Identifikasi atau pernyataan masalah; (3) kemampuan pemahaman matematis siswa yang
Pengumpulan data; (4) Pengolahan data; (5) diajukan kepada siswa-siswa di kelas penelitian.
Pembuktian; dan (6) Generalisasi atau menarik Analisis awal menunjukkan bahwa data pada
kesimpulan. Sedangkan hands on activities kedua kelas penelitian berdistribusi normal,
adalah asesmen dalam pembelajaran, termasuk homogen dan tidak ada perbedaan rata-rata yang
bentuk dari asesmen kinerja yang merupakan signifikan dari hasil pretest kemampuan
salah satu teknik penilaian kelas yang mampu pemahaman matematis siswa. Dengan demikian,

10
Galih Kurniadi dan Jayanti Putri Purwaningrum
Anargya: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1 No.1, April 2018

dapat disimpulkan bahwa kedua kelas penelitian varians. Adapun pasangan H0 dan Ha adalah
mempunyai kondisi yang sama. Secara sebagai berikut.
deskriptif, hasil tes kemampuan pemahaman H0 : Kedua kelas memiliki varians yang sama
matematis siswa disajikan pada Tabel 1 berikut. Ha : Kedua kelas memiliki varians yang
Tabel 1. Hasil Tes Kemampuan Pemahaman berbeda
Matematis Siswa Kriteria pengambilan keputusan adalah
Kelas discovery tolak H0 jika Sig < 0,05. Hasil pengujian
Learning Kelas nomalitas disajikan pada Tabel 3 berikut.
Statistik
No Berbantuan Pembelajaran
Deskriptif
Asesmen Hands on Ekspositori Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas
Activities Uji Levene Ket.
Sig. Ket
Statistic
1 Banyak siswa 33 33 H0 Kedua kelas
Nilai 0,056 0,814 Diteri- memiliki varians
2 100 97 ma yang sama
tertinggi
3
Nilai
53 47
Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil tes
terendah kemampuan pemahaman matematis kedua kelas
4 Rata-rata 79,91 66,21 dalam penelitian memiliki varians yang sama.
Standar Setelah syarat normalitas dan homogenitas
5 10,294 10,833
deviasi terpenuhi, tahap selanjutmya adalah melakukan
Berdasarkan Tabel 1 diperoleh uji statistik perbedaan rata-rata dengan
kesimpulan secara deskriptif, rata-rata hasil tes menggunakan uji independent sample t-test.
kemampuan pemahaman matematis siswa yang Adapun rumusan hipotesis statistiknya adalah
belajar dengan menerapkan discovery learning sebagai berikut.
berbantuan asesmen hands on activities lebih H0 : µ 1 = µ2
bagus dari siswa yang menerapkan pembelajaran Ha : µ1 ≥ µ2
ekspositori. Untuk mengetahui apakah terdapat Keterangan:
perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas µ1 = µdiscovery learning berbantuan hands on activities
discovery learning berbantuan asesmen hands on µ2 = µpembelajaran ekspositori
activities dengan kelas pembelajaran ekspositori Kriteria pengambilan keputusan yaitu
maka dilakukan uji statistik perbedaan rata-rata. apabila Sig (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak.
Sebelum melakukan pengujian tersebut, maka Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel
dilakukan pengujian normalitas data hasil tes
4 berikut.
kemampuan pemahaman matematis dengan
Tabel 4. Hasil Uji Independent Sample T-Test
menggunakan uji Shapiro Wilk. Taraf
signifikasinya adalah 0,05. Pasangan H0 dan Ha thitung Df Sig.(2-tailed) Keterangan
adalah sebagai berikut.
5,363 62 0,000 H0 Ditolak
H0 : Data hasil tes berdistribusi normal
Ha : Data hasil tes tidak berdistribusi normal Berdasarkan Tabel 4 diperoleh
Kriteria pengambilan keputusan adalah kesimpulan pencapaian kemampuan pemahaman
tolak H0 jika Sig < 0,05. Hasil pengujian matematis siswa yang belajar melalui discovery
nomalitas disajikan pada Tabel 2 berikut. learning berbantuan asesmen hands on activities
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang
Kelas Shapiro Wilk Ket. belajar melalui pembelajaran ekspositori.
Sta- df Sig. Ket.
tistik Dengan kata lain, pada tingkat kepercayaan 95%
Discovery 0,959 33 0,244 H0 Data pencapaian kemampuan pemahaman matematis
Learning diteri berdis-
Berbantuan ma tribusi
siswa yang belajar melalui discovery learning
Asesmen normal berbantuan asesmen hands on activities lebih
Hands On tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang
Activities
Ekspositori 0,950 33 0,133 H0 Data belajar melalui pembelajaran ekspositori.
diteri berdis- Adanya pencapaian kemampuan pemahaman
ma tribusi
normal
matematis siswa yang belajar melalui discovery
Berdasarkan Tabel 2 diperoleh hasil learning berbantuan asesmen hands on activities
bahwa data hasil tes kemampuan pemahaman antara lain disebabkan oleh pembelajaran
matematis pada kedua kelas penelitian tersebut menganut teori konstruktivisme. Teori
berdistribusi normal. Dengan demikian, konstruktivisme merupakan sebuah teori
dilakukan pengujian lebih lanjut berupa uji pembelajaran dimana siswa dituntut untuk
homogenitas dengan menggunakan uji Levene menemukan sendiri suatu konsep materi
Statistic untuk memperoleh hasil kesamaan (Purwaningrum, 2016).

11
Galih Kurniadi dan Jayanti Putri Purwaningrum
Anargya: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1 No.1, April 2018

Purwaningrum (2016) menyatakan bahwa matematika dengan lebih baik. Pembelajaran


dibentuknya kelompok-kelompok kecil pada discovery learning berbantuan asesmen hands on
discovery learning menjadikan siswa lebih activities dapat menjadi salah saatu alternatif
semangat dan aktif selama pembelajaran pembelajaran matematika untuk
berlangsung. Aktifitas mental siswa terfasilitasi, mengembangkan kemampuan pemahaman
teroptimalkan dan mereka juga dapat berperan matematis siswa.
aktif untuk memecahkan suatu masalah. Selain
situ, siswa juga memiliki tingkat kepercayaa diri UCAPAN TERIMAKASIH
yang tinggi dalam belajar matematika. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Sedangkan pada kelas yang menerapkan kepala sekolah MTS NU Nahdlatul Athfal yang
pembelajaran ekspositori, guru lebih banyak telah memberikan arahan dan bantuan dan
memberikan informasi secara lengkap materi pemikiran dalam proses penelitian. Selain itu
volum kubus dan balok dan banyak memberikan penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
rumus yang meminta siswa untuk menghapal. segenap tim Pengelola Jurnal Anargya yang telah
Akibatnya, masih banyak siswa yang tidak bisa memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menerapkan rumus ketika mengerjakan soal. mempublikasikan karya ilmiahnya.
Ketika pembelajaran berlangsung pun, guru juga
tidak pernah menggunakan media pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
sebab menganggap penggunaan media pada Costu, B. 2007. A Hands-on Activity to Promote
proses pembelajaran membutuhkan waktu yang Conceptual Change about Mixtures and
lama dari RPP. Hal inilah yang menyebabkan Chemical Compounds. Journal of Baltic
siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan Science Education, 6 (1): 35-46
pemahaman matematis secara maksimal. Hendriana & Sumarmo. 2014. Penilaian
Adanya asesmen hands on activities pada Pembelajaran Matematika. Bandung:
pembelajaran matematika siswa lebih terpacu Refika Aditama
dalam memecahkan masalah sendiri. Pada Kartono. 2010. Hands on Activity pada
asesmen ini, siswa melakukan berbagai kegiatan Pembelajaran Geometri Sekolah Sebagai
yang dikaitkan dengan materi yang sedang Asesmen Kinerja Siswa. Kreano: Jurnal
dipelajari dan dinilai. Penilaian ini berguna untuk Matematika Kreatif-Inovatif, 1(1):21-32.
mengetahui kemampuan pemahaman, Kurniadi, G. 2012. Keefektifan Model
mengaplikasikan, menyelidiki dan Pembelajaran Group Investigation (GI)
menginformasikan siswa pada mata pelajaran Berbantuan Asesmen Hand On Activities
matematika. Pada penelitian ini penggunaan pada Materi Pokok Kubus dan Balok
asesmen hands on activities penerapan discovery terhadap Hasil Belajar Peserta Didik
learning terbukti dapat meningkatkan Kelas VIII Semester II SMP N 2 Gebog
kemampuan pemahaman matematis siswa. Siswa Kudus. (Skripsi). Semarang: Universitas
menjadi lebih kreatif dan aktif dalam Negeri Semarang
memecahkan masalah yang diajukan. Hal ini Purwaningrum, J. P. 2015. Kemampuan Berpikir
senada dengan Ulya (Kurniadi, 2012) yang Kreatif Matematis melalui Problem-
menyatakan bahwa adanya pertanyaan- Based Learning “What’s Another Way”
pertanyaan konstruktivis yang ada pada asesmen dan Discovery Learning Berdasarkan
kinerja yang bersifat menggali pengetahuan Adversity Quotient: Studi Eksperimen
siswa membuat pembelajaran dengan pada Satu SMP Negeri di Kabupaten
menggunakan model-model inovatif lebih baik Pekalongan. (Tesis). Bandung:
daripada menggunakan pembelajaran ekspositori. Universitas Pendidikan Indonesia.
Purwaningrum. J. P. 2016. Pengaruh Prblem-
SIMPULAN Based Learning “What’s Another Way”
Dari hasil temuan dalam penelitian dan Discovery Learning dalam
terungkap bahwa pencapaian kemampuan Meningkatkan Kemampuan Berpikir
pemahaman matematis siswa yang belajar Kreatif Matematis Siswa SMP. JES-MAT,
melalui discovery learning berbantuan asesmen 2 (2): 53:66
hands on activities lebih tinggi jika dibandingkan Purwaningrum, J. P. 2016. Mengembangkan
dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
ekspositori. Adanya perbedaan tersebut melalui Discovery Learning Berbasis
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu penerapan Scientific Approach. Refleksi Edukatika, 6
discovery learning berbantuan asesmen hands on (2): 145-157
activities dalam pembelajaran matematika Yunardi. 2010. Keefektifan Model Pembelajaran
menjadikan siswa lebih dapat menerima materi Contextual Teaching And Learning (CTL)

12
Galih Kurniadi dan Jayanti Putri Purwaningrum
Anargya: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1 No.1, April 2018

dengan Menggunakan Alat Peraga


Terhadap Hasil Belajar pada SK
“Memahami Konsep Segiempat dan
Segitiga serta Menentukan Ukurannya”
Siswa Kelas VII SMP Negeri 38
Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
(Skripsi). Semarang: Universitas Negeri
Semarang

13

You might also like