Professional Documents
Culture Documents
1646 3403 1 SM PDF
1646 3403 1 SM PDF
abstract
Indonesia still have nutritional problems that requires serious handling. Posyandu
(Integrated Service Post) is part of a society which is the spearhead in the
implementation of government programs especially those related to health issues. In
this case, including nutrition problems in the handling of malnutrition. Health officials
cooperating with the cadres Posyandu in supplementary additional meal/food and
monitoring weight gain. The goal in this devotion is to increase the cadre's ability to
manage the Posyandu, nutritional knowledge and creativity to made additional
meal/food for toddler to achieve optimal health care in Posyandu. The method used is
counseling, guidance, practice and competition between cadres that can increased
ability as a volunteer in society service. The sample in this devotion is 37 cadres
residing in the village Purwosari, Mijen district ,Semarang City. Results of this
devotion showed increased abilities, knowledge and skills of cadres,. The results of pre-
test and post-test all the training materials showed an increased level cadre's
knowledge. While the increase in skill can be seen from variability of ten kinds of dishes
snack menu creativity of the cadre's results.
621
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189
kesehatan dan lain sebagainya. Salah satu Provinsi Jawa Tengah, 2012 ). Gizi buruk
upaya yang dapat ditempuh adalah dengan di Kota Semarang tahun 2012 sebesar 34
memberikan pendidikan kepada keluarga anak . Berdasarkan data dari Puskesmas
dan relawan pelayanan masyarakat atau Karang Malang sampai bulan November
kader Posyandu. 2013, bahwa jumlah Balita sebanyak 800
Kader Posyandu (Pos Pelayanan anak dengan jumlah balita gizi buruk
Terpadu) merupakan bagian dari menurut BB/TB sebanyak 2 anak, BB/U
masyarakat yang merupakan ujung tombak sebanyak 7 anak, Balita gizi kurang BB/U
dalam pelaksanaan beberapa program sebanyak 49 anak, sedangkan untuk balita
pemerintah khususnya yang terkait dengan yang BGM sebanyak 9 anak dari total
masalah kesehatan. Dalam hal ini termasuk Balita yang ada diwilayah kerja Puskesmas
dalam penanganan masalah gizi baik gizi Karangmalang. Data tersebut menunjukkan
kurang maupun gizi buruk. Petugas bahwa di Kota Semarang Jawa Tengah
kesehatan senantiasa bekerja sama dengan masih ada balita yang status gizinya berada
kader-kader posyandu dalam hal pemberian dibawah standar.
makanan tambahan dan monitoring Puskesmas Karangmalang sebagai
perkembangan berat badan. salah satu Puskesmas yang berada di
Permasalahan gizi di Indonesia Kecamatan Mijen dengan luas wilayah
nampaknya masih menjadi sesuatu yang 1.088.148 m2 mempunyai wilayah kerja 4
membutuhkan keseriusan dalam kelurahan yang terdiri dari kelurahan
penangananya. Menurut Suryati (2006), Karangmalang, Kelurahan Bubakan,
dari 121.215 balita di Kota Semarang 776 Kelurahan Polaman dan Kelurahan
balita (0,64 %) diantarannya berberat badan Purwosari. Kelurahan Purwosari
Bawah Garis Merah (BGM) dan 80 balita merupakan salah satu kelurahan yang
rentan terhadap gizi buruk. Jumlah balita berada di Kecamatan Mijen, Kota
BGM yang terekam pada tahun ini lebih Semarang. Luas wilayah Kelurahan
banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Purwosari yaitu 325,159 Ha. Secara
Prevalensi balita yang menderita KEP di administrasi dan pendataan jumlah
Indonesia pada tahun 2008 sebesar 38,9%. penduduknya 4.376 jiwa dengan jumlah
Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi laki-laki 2.175 jiwa dan jumlah penduduk
yang dilakukan oleh Direktorat Bina perempuan 2.201 jiwa, terdiri dari 19 RT
Masyarakat, presentase KEP pada tahun dan 5 RW. Berdasarkan hasil survey yang
2009 mengalami penurunan menjadi 26,8 telah dilakukan, jumlah balita di Kelurahan
%. Sedangkan pada tahun 2010 prosentase Purwosari adalah 315 balita. Jumlah
KEP kembali mengalami penurunan yaitu Posyandu 5 dengan jumlah kader 25. Secara
menjadi 17,9% ( Depkes,2010) umum dari segi perekonomian warga
Faktor primer yang menyebabkan Kelurahan Purwosari adalah masyarakat
masalah gizi adalah ketidaktauan kelas menengah ke bawah yang sebagian
masyarakat tentang gizi dan kebiasaan besar laki-lakinya bekerja sebagai petani
makan yang salah, sedangkan faktor dan buruh bangunan. Mata pencaharian
sekunder meliputi semua faktor yang atau kemakmuran masyarakat di Kelurahan
mempengaruhi asupan makanan, Purwosari yang utama adalah petani dan
pencernaan, penyerapan dan metabolisme buruh, lainya bekerja sebagai karyawan,
gizi, seperti cacat bawaan atau fisik pada wiraswasta, pertukangan, pensiunan dan
fungsi maupun anatomi pencernaan. jasa .
Menurut Almatzier (2009) kekurangan gizi Hasil penelitian Budi (2014) yang
secara umum menyebabkan gangguan pada dilakukan di wilayah Puskesmas
proses pertumbuhan, produksi tenaga, Karangmalang diperoleh bahwa salah satu
pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak faktor penyebab status gizi balita kurang
serta perilaku anak yang mengalami kurang karena asupan konsumsi protein hewani
gizi. sangat rendah serta kreativitas menu yang
Angka gizi buruk di Jawa Tengah disajikan untuk balita kurang bervariasi dan
tahun 2012 sebanyak 1131 anak lebih sangat membosankan
rendah dbandingkan tahun 2011 yitu Permasalahan yang dihadapi kader
sebesar 3187 anak (Dinas Kesehatan posyandu adalah masih terbatasnya
622
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189
623
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189
12 11
b. Pola Asuh
Hasil pre-test Pola Asuh didapatkan nilai 60 dan 14 kader mendapatkan nilai
nilai terendah 30 ada 1 kader dan nilai 100 . Hasil nilai pre- test dan post-tes
tertinggi 80 sebanyak 2 kader sedangkan Pola Asuh dapat dilihat pada gambar 2
hasil post-test terdapat 1 kader dengan
624
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189
19
20 POLA ASUH
625
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189
16
16 PENGETAHUAN POSYANDU
14
12 12
626
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189
16
16 KETRAMPILAN
14 POSYANDU
14 13
Jumlah Peserta ( orang)
12
10
10 9
8
PRE
6 5
4 POST
4 3
2
00 00 00 00 0 0 00
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
NILAI
Perbandingan hasil pre-test dan post orang, sedangkan pada post-test nilai
test tentang ketrampilan posyandu sangat terendah 60 terdapat 5 orang dan tertinggi
baik, adanya peningkatan ketrampilan di 90 terdapat 5 orang. Tingkat pengetahuan
mana nilai terendah pada pre-test 50 ketrampilan posyandu dapat dilihat pada
terdapat 5 orang dan nilai 80 sebanyak 10 tabel 4 sebagai berikut :
627
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189
628
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189
629
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189
630