You are on page 1of 10

The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN KADER


POSYANDU DI KELURAHAN PURWOSARI KECAMATAN MIJEN KOTA
SEMARANG

Erma Handarsari 1, Agustin Syamsianah 2, Rahayu Astuti 3


Prodi Gizi FIKKES, Universitas Muhammadiyah Semarang 1
ermahandarsari@gmail.com
Prodi Gizi FIKKES, Universitas Muhammadiyah Semarang 2
agsyams@gmail.com
FKM, Universitas Muhammadiyah Semarang 3
tutiaifa3@gmail.com

abstract

Indonesia still have nutritional problems that requires serious handling. Posyandu
(Integrated Service Post) is part of a society which is the spearhead in the
implementation of government programs especially those related to health issues. In
this case, including nutrition problems in the handling of malnutrition. Health officials
cooperating with the cadres Posyandu in supplementary additional meal/food and
monitoring weight gain. The goal in this devotion is to increase the cadre's ability to
manage the Posyandu, nutritional knowledge and creativity to made additional
meal/food for toddler to achieve optimal health care in Posyandu. The method used is
counseling, guidance, practice and competition between cadres that can increased
ability as a volunteer in society service. The sample in this devotion is 37 cadres
residing in the village Purwosari, Mijen district ,Semarang City. Results of this
devotion showed increased abilities, knowledge and skills of cadres,. The results of pre-
test and post-test all the training materials showed an increased level cadre's
knowledge. While the increase in skill can be seen from variability of ten kinds of dishes
snack menu creativity of the cadre's results.

Keywords : Posyandu cadres, knowledge, skills

PENDAHULUAN uruk masih menunjukkan angka yang


memprihatinkan.
Masa balita adalah masa lima tahun
Kekurangan gizi pada masa bayi dan
pertama dalam setiap kehidupan anak
anak-anak selain meningkatkan risiko
manusia. Suatu masa golden age yang
penyakit infeksi dan kematian juga dapat
sangat penting terutama untuk pertumbuhan
terjadi gangguan pertumbuhan dan
fisik. Pada masa ini 90% sel-sel otak
perkembangan. Masa kritis terjadinya
individu tumbuh dan berkembang. Bila
gangguan pertumbuhan adalah mulai umur
pada masa golden age anak-anak
4 bulan sampai dengan 36 bulan, bahkan
terabaikan, maka akan menjadi
sejak bayi berumur 2 bulan telah terjadi
permasalahan bagi balita tersebut
growth faltering (gangguan pertumbuhan)
(Budirahardjo,2011).
dan berlangsung sampai anak berumur 2
Balita merupakan salah satu aset
tahun Bila keadaan tersebut dibiarkan atau
bangsa yang tidak ternilai, sehingga harus
tidak dilakukan penanggulangan secara
mendapat perhatian khususnya
cepat dan tepat, dapat menurunkan kualitas
pertumbuhan dan perkembangannya,
sumber daya manusia di masa datang atau
Namun demikian kondisi balita di
akan terjadi lost generation. Berbagai
Indonesia pada umumnya dan dibeberapa
faktor dapat mempengaruhi kondisi tersebut
daerah, kasus gizi kurang maupun gizi
diantaranya adalah, faktor sosial ekonomi
keluarga, tingkat pengetahuan, pelayanan

621
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

kesehatan dan lain sebagainya. Salah satu Provinsi Jawa Tengah, 2012 ). Gizi buruk
upaya yang dapat ditempuh adalah dengan di Kota Semarang tahun 2012 sebesar 34
memberikan pendidikan kepada keluarga anak . Berdasarkan data dari Puskesmas
dan relawan pelayanan masyarakat atau Karang Malang sampai bulan November
kader Posyandu. 2013, bahwa jumlah Balita sebanyak 800
Kader Posyandu (Pos Pelayanan anak dengan jumlah balita gizi buruk
Terpadu) merupakan bagian dari menurut BB/TB sebanyak 2 anak, BB/U
masyarakat yang merupakan ujung tombak sebanyak 7 anak, Balita gizi kurang BB/U
dalam pelaksanaan beberapa program sebanyak 49 anak, sedangkan untuk balita
pemerintah khususnya yang terkait dengan yang BGM sebanyak 9 anak dari total
masalah kesehatan. Dalam hal ini termasuk Balita yang ada diwilayah kerja Puskesmas
dalam penanganan masalah gizi baik gizi Karangmalang. Data tersebut menunjukkan
kurang maupun gizi buruk. Petugas bahwa di Kota Semarang Jawa Tengah
kesehatan senantiasa bekerja sama dengan masih ada balita yang status gizinya berada
kader-kader posyandu dalam hal pemberian dibawah standar.
makanan tambahan dan monitoring Puskesmas Karangmalang sebagai
perkembangan berat badan. salah satu Puskesmas yang berada di
Permasalahan gizi di Indonesia Kecamatan Mijen dengan luas wilayah
nampaknya masih menjadi sesuatu yang 1.088.148 m2 mempunyai wilayah kerja 4
membutuhkan keseriusan dalam kelurahan yang terdiri dari kelurahan
penangananya. Menurut Suryati (2006), Karangmalang, Kelurahan Bubakan,
dari 121.215 balita di Kota Semarang 776 Kelurahan Polaman dan Kelurahan
balita (0,64 %) diantarannya berberat badan Purwosari. Kelurahan Purwosari
Bawah Garis Merah (BGM) dan 80 balita merupakan salah satu kelurahan yang
rentan terhadap gizi buruk. Jumlah balita berada di Kecamatan Mijen, Kota
BGM yang terekam pada tahun ini lebih Semarang. Luas wilayah Kelurahan
banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Purwosari yaitu 325,159 Ha. Secara
Prevalensi balita yang menderita KEP di administrasi dan pendataan jumlah
Indonesia pada tahun 2008 sebesar 38,9%. penduduknya 4.376 jiwa dengan jumlah
Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi laki-laki 2.175 jiwa dan jumlah penduduk
yang dilakukan oleh Direktorat Bina perempuan 2.201 jiwa, terdiri dari 19 RT
Masyarakat, presentase KEP pada tahun dan 5 RW. Berdasarkan hasil survey yang
2009 mengalami penurunan menjadi 26,8 telah dilakukan, jumlah balita di Kelurahan
%. Sedangkan pada tahun 2010 prosentase Purwosari adalah 315 balita. Jumlah
KEP kembali mengalami penurunan yaitu Posyandu 5 dengan jumlah kader 25. Secara
menjadi 17,9% ( Depkes,2010) umum dari segi perekonomian warga
Faktor primer yang menyebabkan Kelurahan Purwosari adalah masyarakat
masalah gizi adalah ketidaktauan kelas menengah ke bawah yang sebagian
masyarakat tentang gizi dan kebiasaan besar laki-lakinya bekerja sebagai petani
makan yang salah, sedangkan faktor dan buruh bangunan. Mata pencaharian
sekunder meliputi semua faktor yang atau kemakmuran masyarakat di Kelurahan
mempengaruhi asupan makanan, Purwosari yang utama adalah petani dan
pencernaan, penyerapan dan metabolisme buruh, lainya bekerja sebagai karyawan,
gizi, seperti cacat bawaan atau fisik pada wiraswasta, pertukangan, pensiunan dan
fungsi maupun anatomi pencernaan. jasa .
Menurut Almatzier (2009) kekurangan gizi Hasil penelitian Budi (2014) yang
secara umum menyebabkan gangguan pada dilakukan di wilayah Puskesmas
proses pertumbuhan, produksi tenaga, Karangmalang diperoleh bahwa salah satu
pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak faktor penyebab status gizi balita kurang
serta perilaku anak yang mengalami kurang karena asupan konsumsi protein hewani
gizi. sangat rendah serta kreativitas menu yang
Angka gizi buruk di Jawa Tengah disajikan untuk balita kurang bervariasi dan
tahun 2012 sebanyak 1131 anak lebih sangat membosankan
rendah dbandingkan tahun 2011 yitu Permasalahan yang dihadapi kader
sebesar 3187 anak (Dinas Kesehatan posyandu adalah masih terbatasnya

622
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

pengetahuan dan ketrampilan kader jawab. Metode ini untuk menyampaikan


posyandu dalam mengelola posyandu. teori tentang gizi seimbang, pola asuh dan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk dasar posyandu. Sedangkan metode Tanya
meningkatkan Pengetahuan dan jawab dalam pelatihan ini diharapkan kader
Ketrampilan kader Posyandu khususnya memahami betul tentang materi yang sudah
tentang pengetahuan Gizi Seimbang , disampaikan . Sebelum pemberian materi
mengelola Posyandu yang tepat disetiap peserta pelatihan diawali dengan pre test
meja Posyandu serta peningkatan Diakhir pelatihan para kader posyandu
ketrampilan dalam membuat makanan diberi post tes sesuai materi yang telah
tambahan dengan cara pendampingan diberikan yang bertujuan untuk mengukur
dalam membuat hidangan tambahan untuk tingkat pengetahuan kader.
balita. Tahap kedua, dilanjukan dengan
kegiatan ketrampilan dalam
METODE PENELITIAN penyelenggaraan posyandu dan ketrampilan
membuat aneka hidangan di laboratorium
Sasaran dalam penelitian ini adalah
Gizi Universitas Muhammadiyah
semua kader yang bertempat tinggal di
Semarang. Tahap yang terakhir dalam
kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen
kegiatan ini dilakukan kompetisi LCC9
Kota Semarang sejumlah 37 kader.Waktu
Lomba Cerdas Cermat) dan hidangan
pelaksanaan selama 5 bulan dengan waktu
kudapan antar kader serta dilakukan
pelatihan yaitu tanggal 3 dan 9 Mei dan 14
konsultasi gizi untuk kader posyandu dan
Juni 2015.
masyarakat setempat.
Metode yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut
adalah metode pelatihan teori , praktek
dan bimbingan pembuatan makanan dan HASIL DAN PEMBAHASAN
diakhiri dengan kompetisi antar kader
posyandu Secara lebih rinci, metode yang 1. Materi Pelatihan
digunakan dapat diuraikan sebagai berikut
Sesuai dengan tujuan kegiatan ini
1. Pelatihan teori tentang Gizi Seimbang
,Pola Asuh, dan Konsep Dasar adalah peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan kader posyandu telah
Posyandu
dilaksanakan dengan baik. Pelatihan ini
2. Praktek dan bimbingan dalam
dimulai dari teori dan diakhiri dengan
pengukuran antropometri dan praktek
kompetisi antar kader posyandu. Materi ini
aneka hidangan kudapan dan lauk pauk
kemudian disusun menjadi sebuah modul
3. Kompeteisi Lomba Cerdas cermat
yang tujuannya untuk mempermudah
(LCC) dan pembuatan hidangan
peserta dalam mempelajari materi
kudapan antar kader posyandu
pelatihan. Sebelum materi teori diberikan
kepada peserta dibagikan lembar pre-test
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan
maka pelatihan ini dilakukan beberapa terlebih dahulu yang hasilnya dibandingkan
dengan post test sebagai bentuk evaluasi
tahap.
pengetahuan. Hasil penilaian pengetahuan
Tahap yang pertama adalah pelatihan
sebagai beikut :
teori untuk meningkatkan pengetahuan
a. Gizi Seimbang
kader tentang gizi seimbang, pola Asuh dan
konsep dasar posyandu. Metode Perbandingan hasil nilai pre-test
dan post-tes materi Gizi Seimbang
pembelajaran yang digunakan dalam
dapat dilihat pada gambar 1
pelatihan ini adalah ceramah dan tanya

623
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

12 11

JUMLAH PESERTA ( ORANG)


GIZI SEIMBANG
10 10
9
10
8 7
6
6 5
4 PRETES
4 3 33
2 POSTES
2 1
00 0 0 0 0 0
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
NILAI

Gambar 1. Hasil Pre-test dan Post-test Gizi Seimbang

Tingkat pengetahuan kader tentang kuesionar dapat diketahui tingkat


gizi seimbang dinilai berdasarkan hasil pengetahuan kader pada table 1
jawaban kuesioner yang telah dijawab
oleh peserta. Dari hasil jawaban

Tabel 1 Pengetahuan kader tentang Gizi Seimbang

Pre- test Post- test


Tingkat Pengetahuan
N % N %
Kurang ¸ < 60 27 73 1 3
Sedang 60 % - 80 % 10 27 9 24
Baik > 80 % 0 - 27 73
Jumlah 37 100 37 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat sangat kurang (73%) sedangkan tingkat


pengetahuan kader tentang gizi seimbang pengetahuan kader setelah pelatihan atau
cukup baik, ada peningkatan tingkat post-test cukup baik (73 %) Hanya 3
pengetahuan hasil pre-test dan post tes, . % yang tingkat pengetahuannya masih
Hasil pre-test tingkat pengetahuan kader kurang.

b. Pola Asuh
Hasil pre-test Pola Asuh didapatkan nilai 60 dan 14 kader mendapatkan nilai
nilai terendah 30 ada 1 kader dan nilai 100 . Hasil nilai pre- test dan post-tes
tertinggi 80 sebanyak 2 kader sedangkan Pola Asuh dapat dilihat pada gambar 2
hasil post-test terdapat 1 kader dengan

624
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

19
20 POLA ASUH

JUMLAH PESERTA ( ORANG)


18
16 14 14
14
12
10 8
7 PRETEST
8
5 POSTEST
6
3
4 2
1 1
2 00 00 0 0 0 0 0 0
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
NILAI

Gambar 2. Hasil pre-tes dan post-tes Pola Asuh

Tingkat pengetahuan kader tentang


Pola Asuh lebih baik dibandingkan
Gizi Seimbang, hasil tingkat
pengetahuan pola asuh dapat dilihat
pada tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2 Pengetahuan kader tentang Pola Asuh

Pre- test Post- test


Tingkat Pengetahuan
N % N %
Kurang ¸ < 60 14 37,8 0 -
Sedang 60 % - 80 % 23 62,2 1 3
Baik > 80 % 0 - 36 97
Jumlah 37 100 37 100

Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat c. Dasar Posyandu


pengetahuan kader tentang Pola Asuh
Sebelum pemaparan materi
sangat baik, Hasil pre-test tingkat
tentang Posyandu peserta diwajibkan
pengetahuan kader sangat kurang (37,8%)
mengukiti pre-test terlebih dahulu,
sedangkan tingkat pengetahuan kader
hasil pre-test dan post-test tingkat
setelah pelatihan atau post-test cukup
pengetahuan Posyandu dapat dilihat
baik (97 %) Hanya 3 % yang tingkat
pada gambar 3
pengetahuannya sedang.

625
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

16
16 PENGETAHUAN POSYANDU
14
12 12

Jumlah Peserta ( Orang)


12
10
8
8
6 PRE
6 POST
4 4 4 4
4
2
2 1 1
0 00 0 0 00 0
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
NILAI

Gambar 3. Hasil Pre-tes dan post-tes Pengetahuan Posyandu

Gambar 3 menunjukkan dimana nilai dan 12 peserta mendapatkan nilai 100.


terendah atau kurang dari 50 pada pre-test Tingkat pengetahuan kader tentang
terdapat12 orang dan 1 peserta dengan Posyandu dilihat pada tabel 3 sebagai
nilai 80, sedangkan pada post-test nilai 50 berikut :
merupakan nilai terendah terdapat 2 orang

Tabel 3 Pengetahuan kader tentang Posyandu

Pre- test Post- test


Tingkat Pengetahuan
N % N %
Kurang ¸ < 60 20 54 2 5,5
Sedang 60 % - 80 % 12 32,4 17 45,9
Baik > 80 % 5 13,6 18 48,6
Jumlah 37 100 37 100

2. Pelaksanaan Kegiatan Ketrampilan Sebelum dilakukan praktek


di Kampus UNIMUS Antropometri, diawali dengan pengenalan
alat khususnya yang berhubungan dengan
Pelaksanaan kegiatan pelatihan dengan antropometri antara lain : timbangan dacin,
materi penerapan Ipteks Aneka pengolahan timbang injak, timbangan baby board (
hidangan kudapan dan peningkatan pengukur panjang baby ) microtoice, KMS
ketrampilan pengukuran Antropometri untuk balita, dan KMS anak sekolah, kartu
dilaksanakan di Laboratorium Gizi dan tumbuh kembang anak, LILA dan Nutrition
Laboratorium Antropometri Universitas Kits yang terdiri dari kalkulator IMT,
Muhammadiyah Semarang. Adapun metode meteline, buku saku tentang
yang digunakan dalam pembelajaran ini penatalaksanaan diet , Pita LILA, CD Soft
adalah praktek dan diskusi. Aneka hidangan Ware perhitungan nilai gizi (Nutri Soft,
yang dipraktekan adalah Mendut Ubi Food Profesor, Porsi makan Diet dan
Unggu , kroket Tape , Bolu Kukus Ketan perhitungan IMT) kemudian dilanjutkan
Hitam, Kroket Nasi, Roti Goreng isi Ragout pre test
,Cake Coklat Quaker Oats, Pineapple
upside Down Cake, Padu Telu , Telur Isi
ikan dan Botok Ikan

626
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

Hasil nilai pre tes dan post tes tentang


ketrampilan posyandu dapat dilihat pada
gambar 4

16
16 KETRAMPILAN
14 POSYANDU
14 13
Jumlah Peserta ( orang)

12
10
10 9

8
PRE
6 5
4 POST
4 3

2
00 00 00 00 0 0 00
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
NILAI

Gambar 4. Hasil pre-tes dan post-tes Ketrampilan Posyandu

Perbandingan hasil pre-test dan post orang, sedangkan pada post-test nilai
test tentang ketrampilan posyandu sangat terendah 60 terdapat 5 orang dan tertinggi
baik, adanya peningkatan ketrampilan di 90 terdapat 5 orang. Tingkat pengetahuan
mana nilai terendah pada pre-test 50 ketrampilan posyandu dapat dilihat pada
terdapat 5 orang dan nilai 80 sebanyak 10 tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4 Pengetahuan Ketrampilan Posyandu

Pre- test Post- test


Tingkat Pengetahuan
N % N %
Kurang ¸ < 60 4 10,8 0 0
Sedang 60 % - 80 % 33 89,2 16 43,2
Baik > 80 % 0 0 21 56,8
Jumlah 37 100 37 100

Tabel 4 menunjukkan tingkat sangat penting dalam memberikan


pengetahuan ketrampilan posyandu cukup pengaruh terhadap sikap dan tingkah laku
baik , hal ini ditunjukkan dari peningkatan kader terhadap pelayanan posyandu oleh
pengetahuan pre-tes tingkat pengetahuan karena itu pengetahuan tentang posyandu
sedang ( 89,2%) dan post –test (56,8%) sangat diperlukan
berpengetahuan baik
Keaktifan kader dalam kegiatan 3. Kompetisi Lomba Cerdas Cermat
Posyandu dapat meningkatkan ketrampilan (LCC) dan pembuatan hidangan
karena dengan selalu hadir dalam kegiatan, Kudapan serta Konsultasi Gizi di
kader akan mendapatkan tambahan Balai Kerlurahan Purwosari
ketrampilan dari petugas maupun dengan Kecamatan Mijen Kota Semarang
bekerja dengan teman sekerja. Pengetahuan

627
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

Setelah Kegiatan penyuluhan, maka  Juara II .Bola Keju Panggang


dilaksanakan kompetisi antar posyandu. dengan skor nilai 407,5
diharapkan tiap perwakilan dari posyandu  Juara III Kroket tempe dengan
mengikuti kompetisi Lomba Cerdas Cermat skor nilai 397,5
dan pembuatan hidangan kudapan yang
dilaksanakan pada tanggal 14 juni 2015 jam Adapun kriteria Lomba Cerdas
09.00 – 12.00 di Balai Kelurahan Purwosari Cermat sebagai berikut :
. Acara ini dihadiri oleh Ketua LPPM a. Peserta adalah kader aktif Posyandu
UNIMUS Ibu Dr Sri Darmawati, M.Si, yang telah mengikuti pelatihan
Tim IbM, Kepala Kelurahan Purwosari Bp b. Setiap peserta terdiri dari 2 anggota
Ahmad Triyono, SH , Ketua PKK Ibu Budi kader
Mariyana S.Gz, Mahasiswa Gizi serta c. Lomba Cerdas Cermat di bagi
Alumni Gizi UNIMUS Fajar Kuswarini menjadi 2 babak , yakni babak wajib
S.Gz, Hanindya S.W A.Md dan Dyah Heru (30 soal) dan babak lemparan 5 soal.
Retnowati S.Gz, yang membantu dalam d. Waktu Cerdas Cermat babak wajib 25
kegiatan konsultasi gizi dan Juri hidangan menit dan babak lemparan 15 menit
kudapan. Aturan lomba hidangan e. Setiap soal dijawab dengan benar
kudapan sebagai berikut : . diberi skor 5 untuk babak wajib dan
a. Peserta adalah kader aktif skor 10 untuk babak lemparan
Posyandu di Kelurahan Porwosari f. Total skor 200
b. Setiap peserta membuat hidangan g. Keputusan Juri tidak boleh diganggu
kudapan dengan bahan baku gugat
maksimum biaya Rp 25.000,-
untuk 10 porsi Juri pada Lomba Cerdas Cermat
c. Bahan baku yang digunakan adalah (LCC) dari Tim IbM yaitu Ir Agustin
bahan baku lokal yang mudah Syamsianah, M.Kes dan Dr. Ir Rahayu
didapatkan di wilayah Kelurahan Astuti, M.Kes. Hasil penilaian Tim Juri
Porwosari memutuskan bahwa pemenang Lomba
d. Menu yang ditampilkan adalah siap Cerdas Cermat sebagai berikut :
saji dan sudah terhidang di meja  Juara I. Perwakilan Posyandu
penyajian Mekarsari IV dengan skor nilai
e. Penilaian meliputi, kreativitas, rasa, 169
penyajian, warna dan kandungan  Juara II .Perwakilan Posyandu
gizi Mekarsari III dengan skor nilai
158
Perwakilan peserta lomba hidangan  Juara III Perwakilan Posyandu
kudapan, setiap posyandu mengirimkan 2 Mekarsari V dengan skor nilai 146
masakan hasil kreativitas kader dalam
mengikuti lomba hidangan kudapan sangat Tujuan dari Lomba Cerdas Cermat
baik, Ada 10 macam nama hidangan yaitu (LCC) ini ialah menambah Wawasan, serta
: Puding Ubi Unggu, Brownies Pisang, pengetahuan dan sekaligus sebagai
Brownis Kukus Labu Kuning, Kroket penghargaan yang dapat memotivasi para
tempe, PUTELUNG (Puding Telo Ungu kader untuk meningkatkan kinerjanya
dan jagung, Kroket Imut Ampas tahu, dalam rangka mewujudkan keluarga yang
Shotel Singkong Bandeng Panggang, Bolu sehat dan sejahtera disamping itu LCC
Keju Goreng , Puding Singkong Aduhai dapat meningkatkan pengetahuan, dan
dan NASTIK ( Nasi Stik ) . keterampilan kader dalam gerakan PKK,
Juri pada hidangan kudapan adalah memberikan penghargaan, meningkatkan
Erma Handarsari, M.Pd dan Fajar motivasi dan kinerja kader, memberikan
Kuswarini S.Gz., Hasil diskusi dari Tim kesempatan bagi kader untuk saling berbagi
Juri memutuskan bahwa pemenang lomba pengalaman kepada sesama kader serta
hidangan kudapan sebagai berikut : meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan
 Juara I. Schotel Singkong bagi kader diseluruh Kelurahan Purwosari.
Bandeng Panggang dengan skor Di dalam kegiatan kompetisi para
nilai 422,5 kader maupun masyarakat di wilayah

628
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

Kelurahan Purwosari dapat mengunjungi dan mahasiswa D3 Gizi Irma Rochayati,


Stand Konsultasi Gizi dari Program Studi Nurul Hidayah dan Ricanda Cristyanti
Gizi UNIMUS . Tim Konsultasi Gizi dari
Alumni Gizi yaitu Dyah Heru R, S.Gz,
Fajar Kuswarini, S.Gz, Hanandya A.Md

Gambar 5, Kegiatan Lomba Cerdas Cermat

Gambar 6. Kegiatan Konsultasi gizi

Gambar 7. Pembagian hadiah LCC

629
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

Gambar 8. Pemberian bantuan peralatan ke Posyandu

KESIMPULAN DAN SARAN 019/K6/KM/SP/PPM_BATCH_I/2015,


tanggal 30 Maret 2015
Kesimpulan
1. Tingkat pengetahuan kader tentang
gizi seimbang, pola asuh dan dasar
posyandu cukup baik karena hasil
pre test dan post tes ada
peningkatan.
2. Kader Posyandu terampil dalam DAFTAR PUSTAKA
Almatzier, S ,2009. Prinsip Dasar Ilmu
menciptakan kreativitas aneka
Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama,
hidangan kudapan , hal ini dapat Jakarta
dibuktikan ada 10 macam jenis Anonim, 2012, Profil Dinas Kesehatan
hidangan kudapan Propinsi Jawa Tengah , Dinas
3. Kader posyandu terampil dalam Kesehatan Kota Semarang
pengelolaan posyandu, hal ini dapat Anonim, 2014, Monografi Kelurahan
dilihat dari hasil kompetisi LCC Purwosari Kecamatan Mijen Kota
Saran Semarang
Budihardjo,2011, Pertumbuhan dan
1. Kader perlu mengaplikasikan Perkembangan Balita
pengetahuan dan ketrampilan yang http://www.bookpedia.com/pertumbuh
telah didapatkan selama pelatihan an diakses pada bulan februari 2014
2. Tim Kegiatan perlu memberikan Budi Mariana ,2014, Hubungan Faktor
pendampingan dan evaluasi secara Sosial Keluarga, kjonsumsi Bahan
berkala terkait pelaksanaan Makanan Hewani dengan Hasil
posyandu Pengukuran Antropometri Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas
Karangmalang Kecamatan Mijen Kota
UCAPAN TERIMA KASIH
Semarang
Terima kasih kepada Koordinator Erma H , 2008. Aneka kreasi hidangan
Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VI, untuk Balita, Semarang, UNIMUS
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Santosa, S. 2004. Kesehatan dan Gizi.
yang telah memberikan dana pada Kegiatan Jakarta : PT.Rineka Cipta
ini berdasarkan surat perjanjian
pelaksanaan Nomor

630

You might also like