You are on page 1of 6

PENGETAHUAN DAN SIKAP PEDAGANG JAJANAN ANAK SEKOLAH TERHADAP PENGGUNAAN FORMALIN DAN

BORAKS DI SD NEGERI WILAYAH PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

THE KNOWLEDGE AND ATTITUDES OF SCHOOL CHILDREN'S TRADERS ON THE USE OF FORMALIN AND
BORAKS IN THE STATE AREA OF EDUCATION AREA
1 2 3 4
Luthfiyah Nur Safitri , Dyah Nur Subandriani , Astidio Noviardhi , Arintina Rahayuni , Ana Yuliah
5
Rahmawati

ABSTRACT

Background : Chemical material such as formalin and borax should notfound in food because it can cause
nausea, stomachache, vomiting, bloody defecation.But with reason to reduce production costs, take profits and
extend the shelf life, many producers who still use these materials.This is due to lack of knowledge and the
attitude of the producer indifferent to food security.

Objective : Knowing the relationship between knowledge and attitudes of schoolboy snack vendors to the use
of formaldehyde and borax in children's snacks in public elementary schools in the urban area of pedurungan
Semarang city.

Method : This research is a descriptive analytic study with cross sectional design, a total sample of 20 samples
of schoolchildren's street vendors. In this study the measuring instruments used were questionnaires and
interviews. The test used is Fisher's exact.

Results : Trader's knowledge is mostly good (80%)and the attitude of traders mostly supports (60%). The
bivariate test results obtained p value> 0.05 so there is no relationship between knowledge and attitudes of
street food traders to the use of formalin and borax.

Conclusion : The use of formalin and borax is not caused by the knowledge and attitudes of traders related to
food security.

Keywords : Streetfood vendors, knowledge and attitudes, formalin, borax

ABSTRAK

Latar Belakang: Bahan kimia seperti formalin dan boraks tidak seharusnya terdapat dalam makanan karena
dapat menyebabkan mual, sakit perut, muntah, buang air besar berdarah.Namun dengan alasan untuk
menekan biaya produksi, mengambil keuntungan dan memperpanjang masa simpan, banyak produsen yang
masih menggunakan bahan-bahan tersebut. Hal itu dapat disebabkan oleh pengetahuan yang kurang dan sikap
produsen yang acuh terkait keamanan pangan.

Tujuan:Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap pedagang jajanan anak sekolah terhadap penggunaan
formalin dan boraks pada jajanan anak di SD Negeri wilayah Pedurungan.

Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional, jumlah
sampel sebanyak 20 sampel pedagang jajanan anak sekolah di 12 SD Negeri Wilayah Pedurungan Kota
Semarang . Pada penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara. Uji yang digunakan
adalah Fisher’s exact.

Hasil: Pengetahuan pedagang sebagian besar baik (80%) dan sikap pedagang sebagian besar mendukung
(60%). Hasil uji bivariat didapatkan nilai p value > 0,05 maka tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan
sikap pedagang makanan jajanan terhadap penggunaan formalin dan boraks.

Kesimpulan:Penggunaan formalin dan boraks bukan disebabkan karena pengetahuan dan sikap pedagang
terkait keamanan pangan.

28
Kata kunci: Pedagang makanan jajanan, pengetahuan dan sikap, formalin, boraks

PENDAHULUAN tingkat pengetahuan produsen yang rendah


5
Keamanan pangan merupakan syarat mengenai keamanan pangan jajanan .
penting yang harus melekat pada pangan yang Karena pengawasan yang rendah dari
hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat BPOM terhadap peredaran bahan kimia berbahaya
Indonesia dan merupakan suatu hal yang harus sehingga memudahkan akses pedagang dalam
diperhatikan karena dapat berdampak pada mendapatkannya dan dengan alasan untuk
kesehatan, baik bagi anak-anak maupun orang menekan biaya produksi, mengambil keuntungan
dewasa. Keamanan pangan bukan hanya dan memperpanjang masa simpan, banyak
merupakan isu dunia tapi juga menyangkut produsen yang masih menggunakan bahan-bahan
kepedulian individu. Jaminan akan keamanan tersebut.
pangan adalah merupakan hak asasi konsumen. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
Pangan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan hubungan pengetahuan dan sikap pedagang
1
sangat esensial dalam kehidupan manusia . jajanan anak sekolah terhadap penggunaan
Badan Pengawas Obat dan Makanan formalin dan boraks pada jajanan anak di SD
(BPOM) RI melaporkan bahwa setiap tahun Negeri wilayah Pedurungan.
permasalahan keamanan pangan menyebabkan
kematian sebayak 2.500 orang dan sebanyak METODE
411.500 orang sakit. Satu hal yang lebih Penelitian ini merupakan penelitian
mengkhawatirkan adalah permasalahan ini terjadi bidang gizi institusi yang menekankan pada
pada Industri Kecil Menengah (IKM), dan IKM keamanan pangan. Termasuk dalam jenis
pangan ini memiliki kuantitatif paling besar. penelitian deskriptif analitik yang bertujuan
Masyarakat Indonesia terpapar dengan makanan mengetahui hubungan antara pengetahuan dan
yang potensial berbahaya, seperti penambahan sikap pedagang jajanan anak sekolah dengan
bahan tambahan pangan yang berbahaya. Sebagai penggunaan formalin dan boraks.Rancangan
contoh, penggunaan pewarna tekstil untuk penelitian ini adalah cross sectional dengan
makanan, penggunaan bahan kimia bukan aditif metode survey, karena semua variabel
makanan sebagai pengawet, contohnya formalin, dikumpulkan pada waktu yang sama. Jumlah
boraks, terusi dan sebagainya. Hal tersebut pengulangan dilakukan sebanyak satu kali dan
menunjukan rendahnya tingkat keamanan pangan total sampel yang diteliti berjumlah 20 sampel.
2
yang ada di Indonesia . Sampel penelitian dipilih dengan cara acak
6
Beberapa hal yang dapat menyebabkan kelompok atau cluster . Dari 32 SD Negeri di
penggunaan bahan kimia berbahaya dalam wilayah Pedurungan dipilih sejumlah SD Negeri
makanan antara lain : (1) ketidaktahuan produsen sebagai kelompok sampel, ditentukan dengan
7
makanan, (2) kurang ketatnya pengawasan, (3) menggunakan rumus dari S.Lemeshow (1997) dan
harga aditif makanan yang relatif masih mahal. diperoleh hasil 12 SD Negeri sebagai kelompok
Sehingga kasus-kasus semacam diatas timbul dari sampel.
produk-produk industri kecil ataupun rumah Dengan cara tesebut diperoleh nama-
3
tangga . nama SD Negeri yang dijadikan kelompok sampel
Bahan kimia berbahaya formalin tidak yaitu SDN Pedurungan Kidul 01, SDN Pedurungan
diperkenankan ada dalam makanan maupun Kidul 02, SDN Pedurungan Kidul 03, SDN
minuman, karena dalam jangka panjang dapat Pedurungan Lor 01, SDN Pedurungan Tengah 02,
memicu perkembangan sel-sel kanker. Dan jika SDN Plamongan Sari 01, SDN Tlogosari Kulon 01,
tertelan akan dapat mengakibatkan mual, sakit SDN Tlogosari Kulon 03, SDN Tlogosari Kulon 04,
perut akut yang disertai muntah-muntah, buang SDN Tlogosari Kulon 06, SDN Palebon 01, SDN
4
air besar berdarah . Bahan kimia boraks juga tidak Palebon 03. Yang menjadi sampel penelitian ini
diperbolehkan dikonsumsi karena boraks bersifat adalah pedagang dan produsen makanan jajanan
karsinogenik. Selain itu boraks juga dapat anak sekolah (meliputi sempol ayam, cilor, bakso,
menyebabkan gangguan pada bayi, gangguan tempura, cilok, somay, pempek, cireng dan
proses reproduksi, menimbulkan iritasi pada batagor) yang dijual di SD Negeri yang menjadi
lambung, dan atau menyebabkan gangguan pada kelompok sampel di wilayah Pedurungan Kota
5
ginjal, hati, dan testis . Semarang.
Menurut penelitian Novita dan Adriyani Pengukuran pengetahuan dan sikap
pada tahun 2008 penyalahgunaan bahan kimia pedagang dilakukan dengan metode wawancara
berbahaya seperti formalin dan boraks oleh menggunakan instrumen yang meliputi formulir
produsen pangan jajanan disebabkan karena informed concern, formulir identitas dan

29
karakteristik, kuesioner pengetahuan tentang yang diperbolehkan, fungsi asli boraks dan
keamanan pangan, kuesioner sikap tentang formalin, penggunaan formalin dan boraks
keamanan pangan. Pengolahan data dilakukan dalam makanan sebagian besar responden
6
dengan uji Fisher’s Exact dengan komputer . menjawab salah.
Berdasarkan jawaban kuesioner
HASIL DAN PEMBAHASAN perihal pengertian dan fungsi bahan tambahan
Penelitian ini dilakukan di 12 SD Negeri pangan, jenis bahan kimia yang dilarang untuk
wilayah Pedurungan kota Semarang. Dan makanan, dampak dari penggunaan bahan
mendapatkan 9 jenis makanan jajanan yaitu tambahan yang dilarang untuk pangan
sempol ayam, cilor, bakso, tempura, cilok, somay, sebagian besar pedagang menjawab benar.
pempek, cireng dan batagor.
C. Sikap Pedagang Jajanan Anak Sekolah tentang
A. Karakteristik Responden Keamanan Pangan
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Hasil kuesioner sikap pedagang
jajanan anak diperoleh skor terendah yaitu
1,57, sedangkan skor tertinggi yaitu 2,00
dengan rata-rata nilai skor adalah 1,83.
Distribusi frekuensi pedagang jajanan anak
sekolah berdasarkan sikap tentang keamanan
pangan dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap Pedagang


Berdasarkan tabel 1, distribusi
Jajanan Anak Sekolah tentang Keamanan
responden menurut umur yang termasuk
Pangan
dalam umur produktif sebanyak 19 orang
(95%). Seluruh responden berjenis kelamin laki-
laki. Sebagian besar responden menempuh
pendidikan dasar yaitu sebesar 70%. Sebagian
besar responden tidak pernah mengikuti
penyuluhan sebanyak 14 orang (70%). Hal ini Tabel 3 menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang jajanan anak sekolah yang memiliki
responden belum sepenuhnya terpapar sikap yang mendukung sebesar (60%). Hal ini
mengenai kemanan pangan. menunjukan bahwa sebagian besar pedagang
jajanan anak sekolah wilayah Pedurungan
B. Pengetahuan Pedagang Jajanan Anak Sekolah memiliki sikap yang mendukung terhadap
tentang Keamanan Pangan keamanan pangan.
Berdasarkan hasil penilaian Berdasarkan jawaban kuesioner
pengetahuan dengan menggunakan kuesioner perihal pernyataan tentang bleng boleh
menunjukkan bahwa skor pengetahuan digunakan dalam makanan sebagian besar
minimum 28,5, maksimum 100, dan rata-rata responden menyatakan setuju. Hal ini
68,1. Distribusi frekuensi pedagang menurut kemungkinan terjadi karena masyarakat
kategori tingkat pengetahuan keamanan umumnya tidak mengetahui bahwa bleng
pangan terdapat pada tabel 2. merupakan bentuk tidak murni dari boraks.
Dengan demikian bleng merupakan bahan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan kimia yang berbahaya.
Pedagang Jajanan Anak Sekolah tentang
Keamanan Pangan D. Hasil Identifikasi Jenis-Jenis Makanan Jajanan
Anak yang Mengandung Formalin dan Boraks
Hasil identifikasi jenis-jenis makanan
jajanan anak sekolah di SD Negeri wilayah
Pedurungan Kota Semarang yang mengandung
formalin dan boraks. Dari hasil penelitian,
Tabel 2 menunjukkan bahwa
didapat hasil bahwa dari 21 sampel, semua
pedagang jajanan anak sekolah yang yang
sampel tidak ada yang mengandung formalin.
memiliki pengetahuan kurang berjumlah 4
Terdapat 3 sampel yang positif mengandung
orang (20%) dengan rata-rata skor <50%.
boraks. Hasil identifikasi makanan jajanan yang
Berdasarkan jawaban kuesioner
perihal jenis bahan tambahan makanan (BTM)

30
mengandung formalin dan boraks terpapar makanan, karena boraks merupakan racun bagi
pada tabel 4. semua sel sehingga dapat berpengaruh buruk
9
bagi kesehatan manusia .
Tabel 4. Hasil Identifikasi Makanan Jajanan Pembelian boraks di toko bahan kimia
Anak yang Mengandung Boraks di SD Negeri harus melalui prosedur yang sama seperti
wilayah Pedurungan tahun 2018 ketika membeli formalin. Namun di pasar
tradisional, untuk membeli bleng yang
merupakan bentuk tidak murni dari boraks
sangat mudah karena bleng masih dijual bebas
di pasar tradisonal.
Hasil pengujian statitistik hubungan antara
pengetahuan pedagang jajanan anak dan
penggunaan formalin dan boraks dapat dilihat
secara rinci pada tabel 5.

Hasil identifikasi makanan jajanan Tabel 5. Hasil Analisis Penggunaan Formalin


anak terhadap penggunaan boraks pada tabel 5 dan Boraks Menurut Pengetahuan Pedagang
diketahui bahwa 14,3% hasil positif yang Jajanan Anak di SD Negeri wilayah
berarti terdapat 3 makanan jajanan yang Pedurungan Tahun 2018
terdapat boraks. Makanan jajanan tersebut
adalah tempura, cilor dan somay.Hasil ini tidak
sejalan dengan Permenkes no. 722 yang
menyatakan boraks sebagai bahan berbahaya
dan dilarang untuk makanan. Karena
mengonsumsi boraks dapat menyebabkan
mual, nyeri perut bagian atas, diare,
8
demam,kerusakan ginjal, hati dan testis . Tabel 5 menunjukan bahwa pedagang
dengan pengetahuan keamanan pangan dalam
E. Hubungan Pengetahuan Keamanan Pangan kategori kurang baik sebagian besar tidak
terhadap Penggunaan Formalin dan Boraks menggunakan formalin dan boraks (75%).
Pengujian seluruh sampel terhadap Sedangkan pedagang dengan kategori
penggunaan formalin menunjukkan hasil pengetahuan kurang baik yang menggunakan
negatif. Hasil ini sejalan dengan anjuran bahan kimia berbahaya yaitu boraks sebanyak
pemerintah yang melarang penggunaan 25%. Disamping itu, terdapat pedagang dengan
formalin pada makanan. Hal tersebut tertuang pengetahuan keamanan pangan dalam
dalam Peraturan Bersama Menteri Dalam kategori baik yang menggunakan boraks
Negeri Republik Indonesia dan Kepala Badan sebanyak 12,5%. Berdasarkan hasil uji secara
Pengawas Obat Dan Makanan Republik statistik antara variabel pengetahuan dengan
Indonesia Nomor: 43 Tahun 2013 dan Nomor: penggunaan formalin dan boraks menunjukkan
2 Tahun 2013 tentang Pengawasan Bahan hasil p value > 0,05 yaitu p 0,509. Hal ini
Berbahaya Yang Disalahgunakan Dalam menunjukkan tidak ada hubungan yang
Pangan. Pengawasan terhadap peredaran bermakna antara pengetahuan pedagang
formalin telah dilakukan oleh jajanan anak sekolah dengan penggunaan
pemerintahkarena formalin termasuk salah formalin dan boraks di SD Negeri wilayah
satu bahan berbahaya yang disalahgunakan Pedurungan kota Semarang tahun 2018.
dalam makanan. Formalin tidak bisa diperjual Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan
belikan dengan mudah. terbentuk setelah seseorang melakukan
Bahan kimia berbahaya yang masih pengeinderaan terhadap suatu obyek tertentu.
ditemukan pada makanan jajanan adalah Tahu diartikan hanya sebagai memori yang
boraks. Meskipun peredaran boraks juga telah ada sebelumnya setelah mengamati
termasuk dalam pengawasan bahan berbahaya sesuatu. Tahu merupakan tingkatan
yang disalahgunakan untuk pangan, masih pengetahuan yang paling rendah. Seseorang
terdapat sampel yang positif mengandung yang hanya mengetahui suatu informasi, belum
10
boraks. Padahal menurut peraturan Menteri tentu berperilaku sesuai informasi tersebut .
Kesehatan No. 722/MenKes/Per/IX/88 boraks Penggunaan bahan tambahan makanan
dinyatakan sebagai bahan berbahaya dan masih perlu mendapatkan perhatian baik
dilarang untuk digunakan dalam pembuatan jenisnya maupun ukurannya. Bahan tambahan

31
yang boleh digunakan adalah bahan tambahan Tabel 8. Hasil Analisis Penggunaan Boraks
khusus makanandan ukurannya sesuai dengan Menurut Sikap Pedagang Jajanan Anak di SD
yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam Negeri wilayah Pedurungan tahun 2018
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
11
Indonesia no. 33 tahun 2012 .
Pengetahuan responden penelitian ini
sebagian besar termasuk dalam kategori baik
namun terdapat pedagang yang menggunakan
bahan kimia yaitu boraks. Berdasarkan hasil
wawancara, pengetahuan keamanan pangan
yang diketahui oleh para pedagang tersebut
Tabel 8 menunjukan bahwa pedagang
pada umumnya diperoleh dari keikutsertaan
dengan sikap keamanan pangan dalam kategori
penyuluhan kesehatan dari Dinas Kesehatan
tidak mendukung sebagian besar tidak
setempat. Sumber informasi lain bisa secara
menggunakan formalin dan boraks dalam
lisan dari mulut kemulut, namun untuk
dagangannya (75%). Selebihnya pedagang
mengaplikasikan pengetahuan yang telah
dengan sikap tidak mendukung sebanyak 25%
diperoleh secara lisan tersebut juga sulit,
menggunakan boraks. Disamping itu, terdapat
mengingat beberapa hal diantaranya produsen
pedagang dengan sikap keamanan pangan
ingin menampilkan dagangannya lebih menarik
dalam kategori mendukung yang menggunakan
dengan cita rasa yang tinggi dengan biaya
11 boraks sebanyak 8,3%.
produksi yang rendah . Hal itu menjadi salah
Berdasarkan hasil uji secara statistik
satu faktor pedagang menggunakan bahan
menggunakan Fisher’s Exactantara variabel
kimia untuk makanan, faktor lainnya yaitu
pengetahuan dengan penggunaan boraks
ketidaktahuan masyarakat, harga bahan kimia
menunjukkan hasil p value>0,05 yaitu p 0,537.
yang murah, kemudahan dalam mendapatkan,
12 Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan yang
tekstur produk yang bagus dan tahan lama .
bermakna antara sikap pedagang jajanan anak
Pengetahuan responden penelitian ini yang
sekolah dengan penggunaan boraks di SD
termasuk dalam kategori kurang baik namun
Negeri wilayah Pedurungan Kota Semarang
tidak menggunakan formalin dan boraks
tahun 2018.
dikarenakan terdapat faktor lain yang
Sikap pedagang sebagian besar
mempengaruhi perilaku pedagang. Yaitu
termasuk dalam kategori mendukung namun
pengaruh dari pedagang makanan jajanan lain
terdapat pedagang yang menggunakan bahan
yang tidak menggunakan bahan kimia
kimia yaitu boraks karena sikap bukan
berbahaya serta pengawasan dan pembinaan
merupakan satu-satunya faktor yang
yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan. Hasil
mempengaruhi perilaku pedagang dalam
penelitian menunjukkan bahwa 6 pedagang
menggunakan bahan kimia dalam makanan.
pernah mengikuti penyuluhan kesehatan yang
Penggunaan boraks pada makanan jajanan
diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan.
digunakan oleh pedagang bertujuan untuk
meningkatkan daya awet makanan dan
F. Hubungan Sikap Keamanan Pangan terhadap
menciptakan tekstur kenyal yang diharapkan.
Penggunaan Formalin dan Boraks
Boraks mudah didapatkan di masyarakat,
Sikap pedagang makanan merupakan
dipasaran boraks dikenal dengan sebutan
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku
bleng, pijer atau gendar. Harganya relatif
pedagang dalam penggunaan formalin dan
terjangkau sehingga membuat produsen akan
boraks. Sikap mengenai penggunaan bahan
berpikiran mendapatkan keuntungan yang
kimia yang dilarang merupakan hasil
sebesar-besarnya jika menggunakan boraks
perubahan pada pedagang jajanan dan 13
pada produk makanannya . Faktor lain yang
mengalami perubahan terus-menerus
memungkinkan timbulnya perilaku adalah
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan.
akses yang mudah dalam mendapatkan bahan
Pengujian secara statistic
kimia berbahaya seperti boraks yang bisa dibeli
menggunakan Fisher’s Exact antara variabel
di warung maupun pasar dekat tempat
sikap keamanan pangan dengan penggunaan 14
pedagang jajanan berdagang . Hal ini tentunya
boraks di SD Negeri wilayah Pedurungan kota
perlu mendapatkan perhatian dan penanganan
Semarang tahun 2018 dapat dilihat
lebih lanjut yang serius dari pihak-pihak yang
selengkapnya pada tabel 8.
berwenang, karena dampak yang dapat
ditimbulkan akibat mengkonsumsi bahan-

32
bahan kimia berbahaya tersebut sangat 8. Mahdi C. Mengenal Bahaya Formalin, Borak
merugikan. Konsumsi boraks secara terus Dan Pewarna Berbahaya Dalam Makanan.
menerus dapat mengganggu gerak pencernaan Malang; 2012.
usus, kelainan pada susunan saraf, depresi dan 9. Kenali Ciri-Ciri Zat Berbahaya Pada Makanan
15
kekacauan mental . [Internet]. 2011. Available from:
Sikap pedagang yang termasuk dalam kategori www.suaramedia.com
tidak mendukung namun tidak menggunakan 10. Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Perilaku
formalin dan boraks karena terdapat faktor lain Kesehatan. PT Rineka Cipta : Jakarta, 2010.
yang mempengaruhi perilaku pedagang 11. Aminah S, Hidayah N. Knowledge of Food
diantaranya kepercayaan pedagang, sosial, Security of The Street Food Eat Sellers in
budaya dan ekonomi pedagang, pengalaman School Country Side. J Litbang Muhamadiyah
dan pedagang lain dan pengawasan yang Univ Semarang. 2004;18–25.
15
dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan BPOM . 12. Handayani S. Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Pedagang Makanan Jajanan
KESIMPULAN Dalam Pemakaian Pewrana Berbahaya Di
Tidak ada hubungan baik pada variabel Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Klaten
pengetahuan dan sikap dengan penggunaan Tengah. Motorik. 2009;4.
formalin dan boraks di SD Negeri wilayah 13. Teguh. Identifikasi Boraks pada Makanan
Pedurungan tahun 2018 namun ditemukan adanya [Internet]. 2012. Available from:
jajanan yang mengandung boraks pada jajanan www.putraindonesiamalang.or.id/identifikasi
tempura, cilor dan somay wilayah Pedurungan _boraks_pada_makanan.html
pada tahun 2018. 14. Pramastuty, Lailya. Raharjo, Mursid. Hanani,
Yusniar. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
SARAN Keberadaan Zat Pewarna Dan Pengawet
Berdasarkan hasil penelitian maka untuk menindak Terlarang Pada Makanan Jajanan Di Pasar-
lanjuti hasil pernelitian ini memberikan usulan Pasar Tradisional Kota Semarang. Jurnal
kepada BPOM agar dilakukan pembinaan dan Kesehatan Masyarakat, 2017. Vol 5 (1).
penyuluhan untuk pedagang dan siswa siswi SD 15. Saparinto C, Diana H. Bahan Tambahan
Negeri khususnya mengenai bahan tambahan Pangan. Yogyakarta: Kanisius; 2006.
pangan pada pedagang jajanan anak sekolah di SD
Negeri wilayah Pedurungan serta bagi peneliti lain
yang akan melakukan penelitian serupa sebaiknya
perlu dilanjutkan dengan faktor-faktor lain dari
faktor enabling dan faktor reinforcing.

DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pengawas Obat & Makanan. Cara, Tata
Sarana dan Pemeriksaan Pangan Produksi
Rumah Tangga & Industri. 2012;2015:1–28.
2. Alamsyah Emrald I. Ini Tantangan Ganda
Keamanan di Indonesia. 2015.
3. Effendi S. Teknologi Pengolahan dan
Pengawetan Makanan. Bandung: Alfabeta;
2012.
4. Asrianti. Ini Bahaya Formalin Dalam
Makanan. Health. 2016 Sep 11;13.
5. Novita S, Adriyani R. Tingkat Pengetahuan
dan Sikap Pedagang Jajanan tentang
Pemakaian Natrium Siklamat dan Rhodamin
B. Promkes. 2008;1:192–200.
6. Fajar I, Isnaeni, Pujirahaju A, Amin I, Sunindya
R, Aswin A, et al. Statistika uji Praktisi
Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2009.
7. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Bahan
Berbahaya Yang Dilarang Untuk Pangan
[Internet]. 2006 [cited 2018 Mar 26].

33

You might also like