You are on page 1of 6

GHIDZA: Jurnal Gizi dan Kesehatan

Volume 2 No.1 (2018): 08-12


http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ghidza ISSN (Print): 2615-2851

Vitamin C ikan sidat (anguilla marmorata) asal sungai palu


dan danau poso
Vitamin C of eel fish (anguilla marmorata) from palu river and poso lake

Jamaluddin1, Agustinus Widodo1, Anita Tri Damayanti1*


1Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako, Palu

E-mail: trideanita@gmail.com

Naskah diterima : 23-05-2018 Naskah diterbitkan:18-06-2018

ABSTRACT

Background & Objective: Sidat Fish (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) has high nutrition or
nutritional advantages such as vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, protein,
minerals, and fatty acids that are good for health. This research was purposed decide the difference
of the vitamin c level of Sidat Fish (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard), Glass eel fase, Yellow eel and
Silver eel from poso lake and estuary of Palu River. Materials and Methods: The testing of vitamin
c using substance the meet of Sidat Fish (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) Glass eel fase, Yellow
eel and Silver eel, vitamin C, metaphospat acid and aquadest with the HPLC method (High
Perfomance Liquid Chromatography) with Purposive Sampling technique seen based on the size,
place, and fish fase as the requirement for the sample taking. Results: The result showed that Sidat
Fish (Angilla marmorata (Q.) Gaimard) with Glass eel fase, Yellow eel and Silver eel from Poso lake
and estuary of Palu river was not detected there was the content of vitamin C. Conclusion: Sidat
fish (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) does not contain vitamin C.

Keywords: Vitamin C, Anguilla marmorata, Poso Lake and Palu, Glass eel, Yellow eel and Silver eel

ABSTRAK

Pendahuluan & Tujuan: Ikan sidat (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) memiliki keunggulan gizi
atau nutrisi yang tinggi seperti vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, protein,
mineral, dan asam lemak yang baik bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
perbedaan kadar vitamin C ikan sidat (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) fase Glass eel, Yellow eel,
dan Silver eel asal danau Poso dan muara sungai Palu. Bahan dan Metode: Pengujian kadar
vitamin C menggunakan bahan berupa daging ikan sidat (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) fase
Glass eel, Yellow eel, dan Silver eel dengan metode HPLC (High Performance Liquid Chromatography)
dengan teknik Purposive Sampling yang berdasarkan ukuran, tempat dan fase ikan sebagai syarat
untuk pengambilan sampel. Hasil: Ikan sidat (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) pada fase Glass
eel, Yellow eel, dan Silver eel asal danau Poso dan muara sungai Palu tidak terdeteksi adanya
kandungan vitamin C. Kesimpulan: Ikan sidat (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) tidak
mengandung vitamin C.

Kata Kunci: Vitamin C, Anguilla marmorata, danau Poso dan Palu, Glass eel, Yellow eel, Silver

GHIDZA: Jurnal Gizi dan Kesehatan: Volume 2 No.1 (2018): 08-12


7
A. PENDAHULUAN dengan panjang panjang > 30 cm ) dan
Ikan air tawar di Sulawesi tercatat Silver eel umur 10-20 tahun lebih ( jantan
sebanyak 62 jenis dan 52 di antaranya SF ≤ dengan 500 mm dengan berat 250
merupakan jenis ikan endemik. Beberapa g, betina SF ≤ 1,3 m dengan berat 6 kg
diantaranya adalah Ikan gabus (Channa sedangkan jantan LF ≤ 650 mm dengan
striata), betok (Anabas testudineus), nilem berat 600 kg, betina LF ≤ 1,6 mm dengan
(Osteochilus hasselti), sidat/sogili berat 22 kg ) (McKinnon, LJ, 2006 ).
(Anguilla marmorata), nila (Oreochromis Ikan sidat memiliki keunggulan gizi
niloticus), anasa (Nomorhampus atau nutrisi yang tinggi seperti
celebensis), tempel batu (Tamanka karbohidrat, protein, lemak, fosfor, zat
sarasinorum) dan rono (Oryzias nigricans) besi, vitamin A, vitamin B, vitamin C dan
(Mamangkey 2010). Di Sulawesi populasi kadar air (Affandi R, 2001). Fungsi
ikan sidat ditemukan di beberapa sungai Vitamin C untuk tubuh manusia adalah
dan danau. Potensi perkembangbiakan untuk kesehatan gigi dan gusi,
ikan sidat di Sulawesi sangat besar. pembentuk sel darah merah, menjaga
Penyabaran ikan sidat di Sulawesi yang sistem imun tubuh, dan
terbanyak di danau Poso dan sungai Palu antioksidan. Salah satu sumber vitamin C
(Fadly Y.Tantu, 2014). adalah Ikan karena sangat baik dan
Ikan sidat (Anguilla sp.) merupakan prospektif bagi tubuh manusia (Panangan
jenis ikan yang laku di pasar dkk, 2012).
internasional (Jepang, Hongkong, Beberapa penelitian terkait analisis
Jerman, Italia, dan beberapa negara kandungan vitamin C ikan air tawar telah
lainnya). Dengan demikian ikan ini dilakukan diantaranya oleh Hengky S
memiliki potensi sebagai komoditas (2010), menyatakan bahwa ikan lele
ekspor (Affandi, 2005). Kurangnya mengandung vitamin C pada bagian
pemahaman dan perhatian masyarakat ovarium sebesar 155,98 µg/g. Rita J
setempat akan nilai ekonomis sidat (2010) juga telah meneliti kandungan
menyebabkan potensi ikan sidat yang vitamin C pada ikan belut sebesar 2.00
cukup melimpah di sungai dan danau mg/100g vitamin C. Pada tahun 2009,
kurang mendapat perhatian. Ikan sidat Ozyyurt et al. melakukan penelitian dan
merupakan komoditas yang berharga dan dia menyatakan bahwa ikan pike tengger
dapat diandalkan bagi masyarakat (sander lucioperca) dengan bobot 135.67 ±
setempat. Semakin tingginya permintaan 35.8 g mengandung vitamin C 1.91
ikan sidat maka akan semakin meningkat mg/100 g, ikan mas (Cyprinus carpio)
pula usaha penangkapan ikan sidat. Hal dengan bobot 780.52 ± 50.3 g
ini dapat meningkatkan usaha mengandung 1.14 mg/100g, dan ikan lele
penangkapan para nelayan dan dapat Eropa (Silurus glanis) dengan bobot
dijadikan sebagai mata pencaharian bagi 690.78 ± 40.84 g mengandung vitamin C
masyarakat. 2.15 mg / 100 g. Penelitian di atas
Ikan sidat (Anguilla sp.) merupakan menunjukkan bahwa jenis ikan yang
ikan dari ordo Anguilliformes yang berbeda memiliki kadar vitamin C yang
tergolong dalam ikan katadromus. Ikan berbeda pula.
katadromus yaitu ikan yang bermigrasi Selama ini penelitian ikan sidat
diantara perairan tawar dan perairan cenderung terfokus pada sungai dan
laut. Ikan sidat memiliki siklus dengan danau Poso, sehingga ketersediaan data
beberapa tahapan, yaitu larva di sungai atau danau lainnya, termasuk
Leptochepalus (umur SF (Short finned) sungai Palu masih sangat kurang. Oleh
3,5-6 bulan dengan panjang 55-60 mm, karena itu pengujian vitamin C dalam
LF (Long finned) 4 bulan dengan panjang ikan sidat (Anguilla marmorata (Q.)
50-55 mm), glass eel (umur SF 4,5-7 Gaimard) fase Glass eel, Yellow eel, dan
bulan dengan panjang 55-60 mm, LF 5,5- Silver eel asal danau Poso dan muara
6,5 bulan dengan panjang 50-55 mm), sungai Palu penting dilakukan untuk
Elver (umum <1-5 tahun dengan panjang melengkapi data kandungan vitamin C
≤ 30 cm), Yellow eel (umur 5 tahun lebih ikan sidat yang ada di Sulawesi

GHIDZA: Jurnal Gizi dan Kesehatan: Volume 2 No.1 (2018): 08-12


8
B. BAHAN DAN METODE Suntikkan larutan ke sistem HPLC.
Alat Pengujian Sampel
High Performance Liquid Sampel yang telah ditimbang
Chromatography (HPLC)18-52/MU/SMM- dihomogenkan dengan asam metaphospat
SIG, Neracan analitik, beaker glass, labu 2% didalam labu 10 mL.Diultrasonik
ukur, gelas ukur, Pipet tetes, labu selama 15 menit. Ditambahkan asam
erlenmeyer, vial dan blender metaphospat 2 % hingga tanda tera,
Bahan dihomogenkan. Larutan contoh
Ikan sidat (Anguilla marmorata (Q.) disentrifuge 14000 rpm selama 3 menit.
Gaimard) yang berukuran glass eel, Saring supernatan dengan membrane
yellow eel, dan silver eel dari danau Poso filter 0.45 μm ke dalam vial. Injeksikan ke
dan Muara Sungai Palu, Larutan standar sistem HPLC.
vitamin C, asam metaphospat, aquadest. Analisis Data
Preparasi Sampel Perhitungan kadar vitamin dalam
Tahap preparasi sampel dimulai sampel dengan menggunakan kurva
dengan pencucian sampel menggunakan kalibrasi yang sesuai dengan luas area
air mengalir untuk membersihkan yang masuk ke dalam kurva standar,
lendirnya, kemudian organ dalamnya (isi dengan persamaan garis: Y= bx + a,
perut dan insang) dan dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
pencucian kembali. Setelah sampel ( )
bersih, dilanjutkan ke tahap pemfiletan ( ) ( )
menggunakan pisau stainles steel.
Tujuannya untuk memisahkan tulang Keterangan :
dari dagingnya. Proses selanjutnya yakni A.spl = Luas area sampel
penyiangan yang dilakukan dengan a = Intercept dari kurva kalibrasi
mencabut tulang-tulang yang masih standar
menempel pada daging, dan tahapan b = Slope dari kurva kalibrasi
yang terakhir dilakukan pemotongan standar
sampel menjadi ukuran kecil, lalu Fp = Faktor pengenceran sampel
dihaluskan daging ikan tersebut dengan V = Volume labu akhir sampel (ml)
menggunakan blender hingga daging W spl = Bobot penimbangan sampel
sampel ikan sidat homogen (gram)
Penyiapan Larutan Standar Vspl = Volume pemipetan sampel (ml)
Ditimbang dengan teliti 25 mg standar
vitamin C ke dalam labu ukur 25 mL, C. HASIL
dilarutkan dengan asam metaphospat Tabel 1 dan 2 menunjukkan bahwa
4%, dicukupkan dengan asam ikan sidat (Anguilla marmorata (Q.)
metaphospat sampai tanda batas, kocok Gaimard) asal danau Poso dan muara air
hingga homogen (Larutan Standar Induk sungai Palu tidak terdeteksi vitamin C.
Tabel 1. Kadar vitamin C ikan sidat (Anguilla
Vitamin C 1000 mg/L). marmorata (Q.) Gaimard) asal danau Poso
Penyiapan Larutan Sampel Fase Bobot (g) Kadar
Dipipet 0.50 , 1 mL larutan standar Glass eel 1.1249 nd
antara vitamin C 10 mg/L, 0.25, 0.50, 1 Yellow eel 1.0733 nd
mL larutan standar antara vitamin C 100 Silver eel 1.1014 nd
mg/L, 0.25, 0.5, 0.75, 1 mL larutan
Keterangan : nd : not detected
standar induk vitamin C 1000 mg/L ke Tabel 2. Kadar vitamin C ikan sidat (Anguilla
dalam masing-masing labu ukur 10 mL. marmorata (Q.) Gaimard) asal muara sungai Palu
Diencerkan dengan asam metaphospat 2 Fase Bobot (g) Kadar
% hingga tanda tera dan dihomogenkan. Glass eel 1.0396 nd
Konsentrasi Deret Standar Vit C Kurva I : Yellow eel 1.0427 nd
0.5, 1, 2.5, 5, 10 mg/L Konsentrasi Deret Silver eel 1.1919 nd
Standar Vit C Kurva II : 10, 25, 50, 75, Keterangan : nd : not detected
100 mg/L mg/L. Saring larutan dengan
penyaring 0,45 μm ke dalam vial.

GHIDZA: Jurnal Gizi dan Kesehatan: Volume 2 No.1 (2018): 08-12


9
D. PEMBAHASAN C.
Berdasarkan hasil penelitian, Hasil Sampel yang diteliti ikan sidat
analisis Vitamin C pada ikan sidat (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) fase
(Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) fase glass eel (5 bulan dengan panjang 5,5-6
Glass eel, Yellow eel, dan Silver eel yaitu cm) yellow eel (umur 5 tahun lebih
Not detected. Beberapa Faktor yang dengan panjang 45-50 cm) dan silver eel
mempengaruhi tidak terdeteksi adanya (umur 10 tahun lebih Ukuran 54-60 cm).
vitamin C yaitu karena kadar vitamin C Pada Fase glass eel ikan sidat sudah
yang ada dalam ikan sidat (Anguilla menyerupai sidat secara utuh namun
marmorata (Q.) Gaimard) sangat kecil dan masih belum ada pigmentasi pada
vitamin C tersebut juga bercampur tubuhnya sehingga bening seperti kaca.
dengan senyawa lain sehigga tidak Pada fase Yellow eel atau sering disebut
terdeteksi oleh HPLC (High Performance Stadia fingerling bentuknya seperti sidat
Liquid Chromatography) (SIG, 2018). dewasa lainnya namun organ kelamin
Vitamin C merupakan nutrien yang belum berkembang secara sempurna.
dibutuhkan untuk proses fisiologi hewan, Selanjutnya sidat tumbuh dan warnanya
termasuk ikan. Vitamin ini banyak akan berubah menjadi perak
disintesis secara alami baik dari tanaman (Xanthocrhomatism) yang terlihat pada
maupun hewan. Di dalam tubuh manusia dasar perutnya. Perkembangan sidat
vitamin ini adalah senyawa organik yang menjadi silver eel terjadi di air tawar (
harus ada pada diet dalam jumlah Sasono, 2001). Kandungan gizi setiap
tertentu untuk mempertahankan ikan berbeda-beda tergantung pada jenis
integritas dan metabolisme tubuh yang ikan antar individu dalam spesies, dan
normal (Slominski, 2010). Vitamin ini antar bagian tubuh dari satu individu
dapat terserap sangat cepat didalam alat ikan. Perbedaan ini dapat disebabkan
pencernaan, masuk kedalam darah dan oleh beberapa faktor yaitu umur, laju
dibagikan ke seluruh jaringan tubuh. metabolisme, pergerakan ikan, makanan,
Pada umumnya tubuh menahan vitamin serta masa reproduksi. Selain itu
C sangat sedikit dan yang tidak diserap perbedaan kandungan gizi daging ikan
dikeluarkan melalui urin. Vitamin C juga tergantung dari umur, habitat dan
(Asam askorbat) mudah larut dalam air kebiasaan makan (Okada, 1990).
dan tidak larut dalam pelarut organik non Perbedaan kadar vitamin C pada
polar yaitu eter, kloroform dan benzen suatu organisme dapat disebabkan oleh
(Depkes RI, 1979). perbedaan dari jenis makanan yang
Penelitian ini dilakukan untuk dikonsumsi ikan tersebut dan kondisi
mendapatkan perbandingan vitamin C lingkungan hidup (Santoso, 2008).
dari ikan sidat spesies (Anguilla Kandungan vitamin C yang terdapat pada
marmorata (Q.) Gaimard) fase Glass eel, suatu biota perairan dipengaruhi oleh
Yellow eel, dan Silver eel dari Danau Poso makanan yang dimakannya serta
dan Muara Sungai Palu. Ikan sidat kemampuan untuk menyerap kandungan
spesies (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) vitamin C yang terdapat pada lingkungan
yang merupakan ikan yang hidup di perairan tempat makhluk hidup tersebut
Sulawesi Tengah. Ikan spesies ini tinggal. Selain itu, perbedaan ini juga
memiliki ciri warna kulit kekuningan disebabkan jenis spesies, konsentrasi
dengan bintik bewarna hitam. Ikan sidat vitamin C dalam habitatnya dan fase
spesies (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) pertumbuhan serta perkembangan betuk
merupakan satu spesies yang memiliki fisik dari suatu biota.
nilai ekonomis tinggi dan permintaan Pada tahap analisis Vitamin C ikan
global yang meningkat (CITES, 2007 ; sidat dilakukan menggunakan metode
Sidatmoa, 2009). Keunggulan dari ikan HPLC (High Performance Liquid
sidat selain dari segi ekonomi adalah Chromatography). Penggunaan kolom
dilihat dari kualitas ikan sidat itu sendiri pada alat HPLC kali ini yang digunakan
yaitu kandungan gizinya. Pada penelitian adalah C18 (4.6 x 250 mm) dengan fase
ini dilakukan analisis kandungan vitamin gerak Tri Fluoro Asetat 0,1 %. Detektor

GHIDZA: Jurnal Gizi dan Kesehatan: Volume 2 No.1 (2018): 08-12


10
yang digunakan adalah PDA adalah asam askorbat dengan tujuan
(Phaotodiode Array) dengan panjang sebagai faktor koreksi kesalahan
gelombang 245 nm, hal ini dapat volumetrik selama persiapan sampel dan
diartikan bahwa detektor memancarkan pengoreksi hilangnya residu vitamin C
gelombang pada panjang gelombang 245 selama proses hidrolisis yang akan
nm dan menangkap emisi fluoresensi dideteksi dengan berkurangnya standar
yang dipancarkan oleh sampel, sehingga internal, sehingga penggunaan larutan
metode HPLC sangat tepat digunakan standar internal dapat meningkatkan
untuk senyawa-senyawa yang tidak presisi.
mudah menguap atau non-volatil, dan
stabil. E. KESIMPULAN
HPLC (High Performance Liquid Ikan sidat (Anguilla marmorata (Q.)
Chromatography) merupakan suatu Gaimard) fase Glass eel, Yellow eel, Silver
teknis analisis yang paling cepat eel asal Danau Poso dan Muara Sungai
berkembang. Cara ini ideal untuk analisis Palu tidak memiliki kadar kandungan
penetapkan kadar senyawa-senyawa vitamin C
tertentu seperti asam amino, asam
nukleat, protein dalam cairan fisiologis, F. DAFTAR PUSTAKA
menentukan kadar senyawa-senyawa Abdul Rohman, (2009) Kromatografi
aktif obat, sampel yang berasal dari Untuk Analisis Obat Edisi I Yogyakarta
lingkungan, karena sederhana dan : Graha Ilmu
kepekaannya tinggi (Gandjar & Rohman, Affandi, R.,(2001). Budidaya Ikan Sidat.
2007). Vitamin C adalah senyawa yang Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu
memiliki sifat polar dan gugus kromofor Kelautan IPB.
yang dimilikinya menyebabkan senyawa Affandi, R.,(2005). Strategi pemanfaatan
ini dapat menyerap sinar UV. sumber daya ikan sidat. J. Iktiologi
Karakteristik senyawa ini memungkinkan Indonesia. 5(2):77-81.
analisis dengan teknik HPLC Britton, G., Liaaen-Jensen, S. & Pfander,
menggunakan kolom nonpolar seperti H. (1995). Carotenoids Volume 1A:
C18 dan fase gerak polar seperti metanol Isolation and Analysis. Berlin:
atau air. Birkhauser Verlag.
Kolom pada alat HPLC kali ini yang CITES, (2007). CoP14 Prop. 18.
digunakan adalah C18. Kolom C18 Consideration of Proposals for
merupakan fase diam yang paling banyak Amendment of Appendices I and II -
digunakan karena mampu memisahkan Inclusion of Anguilla anguilla (L.) in
senyawa-senyawa dengan kepolaran yang Appendix II in accordance with Article
rendah, sedang, maupun tinggi. Oktil II §2(a). 37 hal.
atau rantai alkil yang lebih pendek lagi Depkes RI., (1995). Materia Medika
lebih sesuai untuk solut yang polar Indonesia. Jilid VI. Jakarta:
(Abdul R, 2009). Departemen Kesehatan
Penggunaan detektor PDA Fadly Y.Tantu, (2014). Budidaya Belut
(Phaotodiode Array) memberikan beberapa dan Sidat. Edisi Revisi. Penerbit
kemudahan. Pengukuran dapat Penebar Swadaya. Jakarta. 87 hal.
dilakukan pada banyak panjang Gandjar, I.G., dan Rohman, A.,
gelombang secara simultan, sehingga (2007). Kimia Farmasi Analisis.Yogyak
dapat diperoleh komposisi suatu sampel arta:Penerbit Pustaka Pelajar. Hal.
pada rentang panjang gelombang yang 378-394
diinginkan. Keunggulan lain, rentang Mamangke, J. J., (2010). Biopopulasi Ikan
panjang gelombang dapat menghasilkan Endemik Butini ( Glossogobius
pola spektra dari puncak-puncak yang matanensis ) Di Danau Towuti,
diperoleh sehingga secara kualitatif dapat Sulawesi Selatan. Disertai ( S3)
ditentukan tanpa harus menganalisis sekolah pascasarjana Institut
marker (Briton 1995; Choo 1994). Pertanian Bogor.
Larutan standar yang digunakan McKinnon, L.J., (2006). A review of eel

GHIDZA: Jurnal Gizi dan Kesehatan: Volume 2 No.1 (2018): 08-12


11
biology : Knowledge and Gaps, EPA Santoso (2008). Budidaya Belut dan Sidat
Victoria and Audents Investments Pty, Edisi Revisi. Jakarta : Penebar
Ltd Swadaya
Okada, M. (1990) Fish and Raw Material. Sasono AD. (2001) Kebiasaan Makan Ikan
In Science of Processing Marine Food Sidat (Anguilla bicolor) di Desa
Product. Vol. 1. Japan Internasional Citepus, Kecamatan pelabuhan Ratu
Coorporation Agency. Hyoga dan Desa Cimaj, Kecamatan Cisolok.
Internasional Cente Japan. Skripsi. Institut pertanian Bogor.
Panangan A. T., dkk., (2012). Analisis Slominski et al., (2010). Melanin
Kualitatif dan Kuantitatif Asam Lemak Pigmentation in Mammalian Skin and
Tak Jenuh Omega-3, Omega-6, Omega- Its HormonalRegulation.
6 dan Karakterisasi Minyak Ikan Patin
(Pangasius pangasius). Jurnal
Penelitian Sains Volume 15 Nomor 3
Saraswanti Indo Genetech (SIG). (2018).
Pengujian vitamin c Metode HPLC. PT
Saraswanti Indo Genetech.

GHIDZA: Jurnal Gizi dan Kesehatan: Volume 2 No.1 (2018): 08-12


12

You might also like