You are on page 1of 9

Siti Thoyibatun

Struktur Pengendalian Intern Bank Perkreditan Rakyat


Syariah dan Konvensional

Siti Thoyibatun
Universitas Negeri Malang

Abstract: This research is conducted based on (1) The various resultnof the previous research, which some
times are not inter-explicable (2) the fact that, generally, the applied structure of a internal control isstill
in such a simple way compared to the predicted development. Many analyses to wards the description on
the structure of internal control deduces that more obviousdescription about the structure of internal
control, which is referred to the need analyses, is yet necessary. The aim of this research is to identify and
describe the differences between the application of the internal control structure in syariah bank of public
credit and in the conventional one. The basis of the research design is qualitative, using phenomenology
or naturalistic approach. Meanwhile,the collected data are gained by observation, interview and docu-
mentation, then analyzed using domain, taxonomy, and componential. The result of this research describes
that the structure of internal control in syariah bank of public credit differs from the conventional one.
Syariah bank practices such control in a flesible way, in which it gives priority to the human value and
brotherhood. It is applied in the form of written rule; however, the application could change based on
religious value. The conventional bank bank of public credit applies the control in a mechanism of job
description in the form of formal interrelated. An internal control is concerned as a restriction t deine and
egulate behavioral pattern for each member in an organization.

Keywordss: the structure of internal control, bank of public credit, syariah and Conventional.

Lahirnya Bank Syariah, Bank Perkreditan Rakyat umat tidak bersedia bersentuhan dengan bunga. Hal
Syariah (BPRS), ataupun lembaga keuangan syariah demikian menandakan bahwa Bank perlu mencarikan
lainnya merupakan perkembangan lebih lanjut setelah bentuk yang lain untuk penyaluran dana mereka (Me-
adanya penyempurnaan Undang-Undang (UU) no- dia Akuntansi 2000:4–7). Bahkan oleh Karim dikata-
mor 7 tahun 1992 tentang Perbankan menjadi UU kan:
nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan UU nomor Para ahli ekonomi barat mengakui bahwa
7 1992. UU yang terakhir sangat bermakna dalam system perekonomian syariah yang dibangun oleh
memberikan landasan hukum yang lebih jelas dan umat Islam memiliki kelebihan dan keunggulan
lebih luas bagi pengembangan Bank Syariah. dibanding system kapitalis yang mereka ciptakan.
Perkembangan Bank Syariah mendapat sambut- Sejarah menunjukkan bahwa sistem kapitalis
an hangat karena selain menawarkan produk yang yang dibangun selama berabad-abad oleh barat,
bervariasi dan menjanjikan prospek yang lebih baik, telah banyak merusak struktur perekonomian di
bisa juga karena sebagian besar penduduk Indonesia berbagai negara, khususnya negara berkembang
beragama Islam. Survei yang dilakukan Bank Indo- (Media Akuntansi 2000:8)
nesia menginformasikan bahwa 30% dari mayoritas Di sisi lain maraknya lembaga syariah dianggap
Hal demikian terjadi karena bank-bank dengan lebel
Syariah tidak selalu diikuti dengan pengelolaan usaha
Alamat Korespondensi:
yang benar-benar sesuai prinsip syariah, tetapi seba-
Siti Thoyibatun, Universitas Negeri Malang Email: drb_
0112@yahoo.com gian BPRS tersebut didirikan hanya demi kepentingan
bisnis semata.

232 JURNAL EKONOMI


Nama Orang
BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR
232 3 | NOPEMBER 2009
Struktur Pengendalian Intern Bank Perkreditan Rakyat Syariah dan Konvensional

Informasi lain tentang praktek lembaga syariah - Pemisahan tugas dalam pemrosesan data.
dikemukakan oleh Triyuwono dan Roekhuddin (2000) • Prosedur operasi umum
yang melaksanakan penelitian tentang konsistensi - Definisi tanggung jawab
praktek sistem pengendalian intern (SPI) pada Lazis - Rotasi tugas (rotation of duty assignment)
sebagai sebuah lembaga syariah. Dalam penelitian - Prosedur evaluasi terhadap tugas-tugas
ini SPI dipandang sebagai accounting control yang karyawan
ditujukan untuk menjaga kas dan mengecek keakurat- Melalui penelitian ini diharapkan agar diperoleh
an dan reliabilitas data akuntansi, dan dipandang bukti empiris tentang praktik SPI BPR syariah dan
sebagai administrative control yang ditujukan untuk perbandingannya dengan BPR konvensional. Dengan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dan demikian dapat terungkap kualitas kerja BPRS dan
meningkatkan efisiensi. Sebagai hasil penelitian diper- secara tidak langsung BPRS dapat menunjukkan
oleh deskripsi bahwa konsep SPI pada Lazis masih kualitas kerjanya kapada masyarakat. Bagi nasabah
mengandung kelemahan dalam hal pemahaman dan calon nasabah informasi hasil penelitian ini bisa
teoritisnya. Demikian pula dalam hal bentuk fisik digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memi-
praktiknya, SPI juga dipraktikkan dalam bentuk yang lih lembaga keuangan syariah sebagai alternative
berbeda dengan konsep yang ada dalam teori. Namun terbaik dalam menginvestasikan uangnya.
kelemahan pemahaman dan bentuk praktik tersebut
tidak menimbulkan masalah apapun, sebab tujuan SPI METODE
dapat direalisasi dan terjawab, yaitu karena adanya
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan
unsur akuntabilitas yang multi dimensi. Pihak manaje-
pendekatan Phenomenologik Naturalistik (Nasution,
men Lazis merasa memiliki akuntabilitas yang harus
1992:9–12). Bentuk demikian dianggap tepat karena
dicapai baik kepada muzakki, munfiq, dan musoddiq,
penelitian ini menekankan perhatiannya pada proses
juga kepada Tuhan atas segala aktivitasnya.
dan hasil dari usaha penerapan SPI yang dianggap
Uraian di atas memberikan gambaran bahwa
baik.
bentuk praktik SPI dapat dikembangkan secara ber-
Penelitian dilakukan pada sebuah BPR syariah
variasi sesuai apa yang menjadi kebutuhan organisasi
di Bululawang Malang dan BPR konvensional di Pare
yang menerapkannya. SPI di BPRS adakalanya sama
Kediri. Keduanya terpilih karena dianggap memiliki
dengan SPI di BPR yang bukan syariah, namun ada-
usia dan pengalaman pertumbuhan yang hampir sama.
kalanya berbeda mengingat landasan operasi, aspek
Pengamatan menjadi teknik utama dalam pengum-
legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, lingkung-
pulan data dan dilengkapi dengan wawancara dan
an kerja, dan mekanisme perhitungan keuntungannya
dokumentasi. Keterandalan data dicapai melalui kredi-
berbeda (Achsien 200:xx; Media Akuntansi 200:6).
bilitas dan konfirmabilitas (Nasution, 1992:105–126).
Tanggapan masyarakat memberikan makna bah-
Kredibilitas atau validitas internal data dicapai dengan
wa tidak seluruh praktik BPRS didasarkan nilai-nilai
cara memperpanjang waktu observasi, mengadakan
syariah. Hal demikian mengindikasikan bahwa BPRS
pengecekan dengan cara melibatkan dua sumber data
pun dikelola sebagaimana apa yang terjadi di BPR
atau lebih terhadap data atau hasil tafsir yang dibuat
konvensional. Bertolak dari keadaan tersebut peneliti-
peneliti, studi literatur, dan mengadakan member
an ini tertarik untuk mengidentifikasi perbedaan SPI
check.
yang diterapkan di BPR syariah dan BPR konvensio-
Konfirmabilitas atau objektifitas ditempuh dengan
nal. Adapun sebagai fokusnya penelitian ini lebih meni-
cara mendapatkan pernyataan disetujui oleh pihak
tik beratkan SPI dari segi pengendalian umum (tidak
yang diamati. Persetujuan tersebut menjadi indikator
termasuk SPI dari sisi aplikasinya sebagai pengenda-
bahwa apa yang ditangkap dan ditafsirkan peneliti
lian pada siklus kegiatan tertentu), yaitu dibandingkan
sesuai dengan kenyataan. Untuk mencapai konfir-
dari dimensi:
mabilitas peneliti juga menempuh upaya melaksanakan
• Rancangan organisasi pemrosesan data:
observasi secara berulang-ulang. Sebagai sumber
- Pemisahan tanggung jawab pemrosesan
data meliputi direktur 1merangkap manager market-
data dari operasi lainnya
ing, direktur 2 merangkap manager operasional,

ISSN: 0853-7283 233


Siti Thoyibatun

petugas bagian kas, akuntansi, internal audit merang- konvensional, menyeleksi perbedaan tersebut, menge-
kap kepala bagian umum dan personalia, bagian lompokkannya menjadi satu jika ditemui adanya sudut
tabungan dan deposito, pembiayaan dan analisis kredit, pandang yang sama atas perbedaan tersebut, dan
administrasi pembiayaan, dan penagihan di lapangan. selanjutnya mengorganisir dalam domain-domain yang
Analisis data dilakukan selama proses pengum- dipilih. Informasi-informasi yang diolah dalam analisis
pulan data di lapangan berlangusng dan setelah data komponensial diverifikasi secara bersamaan dengan
terkumpul (Miles dan Huberman, 1991:73–137; mengadakan observasi partisipatif atau interview.
Muljono, 1994:40–45). Adapun teknik yang digunakan Analisis komponensial dilakukan dengan melalui
meliputi teknik analisis domain, taksonomi, dan kom- 8 tahapan langkah. Dalam analisis komponensial ini
ponensial (Spradley, 1980). pengendalian umum yang diterapkan BPR syariah
Analisis domain ditujukan untuk membuat kate- dibandingkan dengan BPR konvensional. Oleh karena
gori yang bermakna yang di dalamnya terkait atau itu masing-masing bagian dicari dimensinya sehingga
tercakup kategori-kategori yang lebih kecil. Domain jelas bahwa keduanya dikontraskan berdasar dimensi
memiliki tiga elemen yaitu cover term (= nama do- tertentu. Hasil yang didapat dari analisis komponensial
main, contohnya transaksi pembukuan rekening adalah cerminan perilaku karyawan dan manajer
tabungan atau siklus pengeluaran), semantic relation- bagian yang bersangkutan, cerminan perilaku manajer
ship (= hubungan yang timbul karena merupakan puncak dalam mengadakan perekayasaan bagi tercip-
’bagian’ , contohnya hubungan sebab akibat), dan in- tanya SPI pada BPR syariah yang dikontraskan
cluded term (kategori-kategori kecil yang tercakup, dengan BPR konvensional, namun gambaran tersebut
contohnya pembukuan rekening haji, dan lain-lain). masih terpotong-potong. Menyambung kegiatan
Analisis domain dilaksanakan bersamaan dengan analisis komponensial adalah analisis tema yang meru-
tahap awal pengumpulan data. Analisis domain dica- pakan bagian atau rangkaian analisis komponensial.
pai peneliti ketika pengamatan deskriptif dilakukan Tujuan analisis tema adalah untuk mendeskripsikan
terhadap keadaan BPR melalui wawancara yang ber- gambaran yang menyeluruh dan sekaligus merupakan
sifat menggali dan mendeskripsi. Sampai langkah ini upaya mencari makna yang merupakan tujuan umum
hasil pengamatan berupa catatan lapangan dan inter- peneliti. Pada langkah analisis tema akan dimanfaat-
pretasinya tentang keadaan BPR yang masih bersifat kan bahan-bahan pustaka guna meningkatkan mutu
umum. analisis. Hasil analisis tema disajikan pada bagian
Analisis taksonomi ditujukan untuk menemukan berikut sebagai paparan temuan penelitian.
perincian yang lebih lanjut sehingga tiap-tiap elemen Dalam studi ini analisis setelah data terkumpul
dapat terhimpun pada domain-domain yang ada yang tidak dimaksudkan sebagai kegiatan akhir dari langkah
dianggap penting agar makin jelas keterkaitannya. Jadi pengolahan data, atau sebagai akhir kegiatan pengum-
dalam analisis taksonomi ini satu set kategori dior- pulan data penelitian. Sebab ketika data telah terkum-
ganisir berdasar hubungan semantiknya, agar dapat pul tidak tertutup kemungkinan untuk kembali ke
ditunjukkan keterkaitannya dari keseluruhan istilah- lapangan menemukan atau mengkonfirmasi data jika
istilah yang ada pada suatu domain. Analisis takso- diperlukan.
nomi dijalankan melalui tujuh tahapan langkah. Hasil
yang diperoleh dari analisis taksonomi adalah gam- HASIL
baran mengenai aktivitas karyawan, manajer pada
Rencana pengorganisasian dan pemrosesan
bagian lain yang bersangkutan serta aktivitas manajer
puncak dalam mendukung terciptanya sruktur pe-
transaksi.
ngendalian intern yang baik. Semua informasi yang Pemisahan tanggung jawab.
diperoleh akan digunakan untuk mengadakan penga- Pemrosesan data di BPR syariah dilaksanakan
matan berikutnya yang lebih selektif. oleh satu petugas tertentu yang di dalam tugasnya
Langkah ketiga analisis komponensial. Langkah sehari-hari tidak memegang tanggung jawab otorisasi
ini bertujuan untuk menginventarisir seluruh perbedaan apapun dan juga tidak melaksanakan tugas penangan-
SPI yang diterapkan di BPR syariah dan BPR an fisik. Petugas pemrosesan data mengoperasikan

234 JURNAL EKONOMI


Nama Orang
BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR 3 | NOPEMBER 2009
Struktur Pengendalian Intern Bank Perkreditan Rakyat Syariah dan Konvensional

computer untuk pelaksanaan tanggungjawabnya, yaitu hanya tersedia satu untuk seluruh bagian yang mem-
menjalankan semua transaksi yang memenuhi syarat butuhkan, dapat berakibat membahayakan bagi ke-
melalui sistem yang ada pada program komputer yang amanan pemrosesan data dan hasilnya. Misalnya
dimiliki BPR. Dalam menjalankan tugas ini operator karena ketidaksengajaan password terpegang pihak
mengikuti petunjuk sebagaimana yang didiskripsikan lain dan file dibuka oleh pihak yang tidak berhak.
dalam petunjuk pelaksanaan program. Petugas ini Namun kekawatiran demikian dapat teratasi dengan
tidak memiliki kemampuan membuat program sehing- adanya rasa kebersamaan untuk saling menjaga dan
ga tidak ada kemungkinan bagi dia untuk merobah untuk maju yang telah tertanam pada semua karya-
program tersebut. Berdasar gambaran tentang akti- wan (demikian pengakuan manajer operasional dan
vitasnya sehari-hari dapat dikatakan bahwa tidak ada bukti yang terlihat dari pola kerja sama dan semangat
kemungkinan usaha yang dia lakukan untuk mening- kerja karyawan).
katkan kemampuan dan keterampilan sehingga dapat Untuk mengawasi dan menjaga ketertiban pelak-
mengubah-ubah program asli yang dimiliki BPR sanaan pembukuan BPR syariah telah memberi tugas
syariah. kepada direksi dua untuk merangkap jabatan sebagai
Tanggung jawab sebagai tenaga pembukuan di internal audit dan manajer operasi. Hal demikian terjadi
BPR konvensional didelegasikan kepada seorang pula di BPR konvensional. Bedanya, prosedur penga-
karyawan alumni sebuah perguruan tinggi di Surabaya wasan terhadap bagian pembukuan di BPR konven-
yang tidak mengerti masalah pemrograman. Dia sional dilakukan secara periodik sesuai jadwal ditam-
hanya menguasai masalah pengoperasian program . bah pemeriksaan insidentil sesuai keperluan, sedang-
Selama ini tidak ada tanda-tanda bahwa dia mampu kan di BPR syariah dilakukan setiap hari. Dalam
mengadakan perubahan terhadap program yang dimi- suasana kekeluargaan hasil perhitungan saldo kas oleh
liki BPR. Sementara ini dia sudah bekerja di BPR bagian pembukuan berdasar catatan dicocokkan
selama dua tahun. BPR tidak memiliki bagian khusus dengan jumlah fisik uang yang ada di bendahara setiap
yang bertugas sebagai analis sistem, pemrograman, hari di akhir jam kerja dengan disaksikan manajer
pustakawan, ataupun klerk. Tanggung jawab atas hal operasi selaku audit internal.
tersebut dipegang langsung oleh direksi utama. Prosedur kerja pada bagian pemrosesan data di
Uraian di atas membuktikan bahwa penanggung BPR syariah dan konvensional tersebut secara fisik
jawab aktivitas pembukuan pada kedua BPR hanya sepertinya sama. Namun bila ditinjau dari filosofi kerja
memiliki tanggung jawab di bidangnya saja. Dengan yang mendasarinya mereka memiliki landasan yang
demikian keduanya telah melaksanakan pemisahan berbeda. BPR syariah memisahkan tugas-tugas yang
tanggung jawab. ada dalam proses data karena ingin merealisasi tujuan
bekerja dengan siddiq, fatonah, amanah, dan trans-
Pemisahan tugas dalam pemrosesan data paran. Tujuan ini membawa konsekuensi bahwa BPR
syariah beserta seluruh karyawan selaku pemegang
Dalam pemrosesan data terdapat spesialisasi
amanah dari nasabah tidak diperkenankan memun-
tugas sebagai analis sistem, pemrogram, pustakawan,
culkan adanya keresahan pihak pemberi amanah,
dan klerk pengendali data. Tanggung jawab atas
namun harus memberi jaminan keamanan atas harta
spesialisasi tersebut dipegang langsung oleh direksi.
yang diamanahkan oleh pemilik untuk tujuan sebagai-
BPR syariah memiliki seorang tenaga operator kom-
mana yang menjadi maksud mereka.
puter selaku kepala seksi pembukuan dan sekaligus
Keadaan di atas berbeda dengan landasan filosofi
sebagai pelaksana pembukuan. Keadaan yang sama
kerja BPR konvensional. Pada lembaga ini pemisahan
berlaku pula di BPR konvensional, hanya saja BPR
tugas dalam proses data dijalankan karena adanya
konvensional sudah menerapkan sistem sentralisasi
niatan untuk mengaplikasikan model control intern
sedangkan BPR syariah belum sebab sementara ini
perbankan yang sehat dalam rangka memenuhi ke-
masih digunakan satu komputer saja.
inginan pemilik untuk memperoleh imbalan laba baik
Penggunaan satu komputer di BPR syariah me-
berupa bunga ataupun lainnya. Dengan cara itu BPR
rupakan kebijakan yang tepat, karena sudah memadai
berharap agar karyawan berprestasi sehingga
untuk menangani kebutuhan yang ada. Namun karena

ISSN: 0853-7283 235


Siti Thoyibatun

akhirnya bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat diterima sebagai karyawan bukan karena memiliki
kepada BPR konvensional. hubungan dengan direksi melainkan karena memenuhi
syarat yang diminta. Selama mereka bekerja belum
Prosedur Operasi Umum pernah terjadi masalah yang diakibatkan oleh adanya
hubungan persaudaraan tersebut, sebab manajer
Definisi tanggung jawab
operasional selalu bertindak adil terhadap mereka dan
BPR syariah memulai membuat deskripsi kerja karyawan lain sesuai pedoman yang sah.
secara formal pada tahun 2001, yaitu setelah mengikuti
pelatihan yang diadakan oleh Bank Indonesia (BI). Rotasi tugas
BPR mengembangkan deskripsi kerja karyawan se-
suai dengan contoh yang didapat dari pelatihan, yaitu Ada dua hal yang bisa dikemukakan sehubungan
sepanjang cocok dengan kebutuhan. Namun jika tidak dengan masalah rotasi tugas. Satu hal menggambar-
cocok dengan yang diperlukan deskripsi dirubah mela- kan keselarasan praktik dengan hasil studi literatur
lui musyawarah dan disampaikan lewat perundingan dan satu hal lagi menggambarkan pertentangan
dan tanpa diikuti dengan adanya bentuk tertulis praktik dengan hasil studi literatur. Pertama, BPR
sebagai pedoman job manual. konvensional menerapkan kebijakan rotasi sebagai
Menanggapi perkembangan dan adanya peru- keharusan untuk jangka waktu maksimal dua tahun,
bahan struktur organisasi pada akhir tahun 2001 di karena dipandang bermanfaat untuk mengatasi keje-
BPR konvensional diterbitkan buku pedoman yang nuhan dan kemungkinan persekongkolan. Kedua,
berjudul Struktur Organisasi, job description, dan BPR syariah menerapkan praktik yang berbeda, di
job manual. Secara garis besar job description mana rotasi ditawarkan sebagai alternatif yang bisa
menggambarkan jenis-jenis tugas yang menjadi tang- dipilih. Karyawan diberi kesempatan untuk memilih
gung jawab bagian tertentu dan job manual membe- atau menolak rotasi sebab keduanya dianggap meng-
rikan rambu-rambu mengenai bagaimana tugas yang untungkan. Jika rotasi dipilih bermanfaat untuk
terpapar pada job description dilaksanakan. mengatasi kejenuhan dan menghindarkan kemungkin-
Terlihat pada gambaran di atas bahwa BPR an persekongkolan, namun jika rotasi tidak dipilih juga
syariah menempuh langkah yang lebih sederhana bermanfaat yaitu untuk memupuk profesionalisme
dalam menyediakan job description dan deskripsi yang tinggi.
tersebut tanpa diikuti job manual sebagai petunjuk Dengan demikian, BPR syariah menerapkan
pelaksanaannya. Alasannya, karyawan pada setiap kebijakan rotasi yang berbeda dengan BPR konven-
bagian yang ada telah dikirim untuk mengikuti sional. Alasannya, BPR syariah tidak menganggap
pelatihan yang diselenggarakan BI berkenaan dengan rotasi sebagai suatu keharusan sebab tidak ada kecu-
tugasnya sendiri-sendiri. Mengingat tugas karyawan rigaan dari pihak manajemen terhadap kemungkinan
sehari-hari tidak selalu padat dengan aktivitas pela- timbulnya penyelewengan karena di dalam bekerja
yanan kepada nasabah. Jadi mereka memiliki waktu mereka merasa diawasi oleh Yang Maha Kuasa dan
yang cukup untuk berdiskusi dengan teman sejawat mereka perlu bertanggungjawab atas semua pekerjaan
ataupun direktur tentang ketidakfahamannya terha- di dunia dan akhirat nanti.Sedangkan BPR konven-
dap materi pelatihan di BI dan penerapannya di BPR sional merasa perlu mewajibkan seluruh karyawan
tempat bekerja. untuk rotasi karena disadari bahwa kemungkinan
Berdasar gambaran di atas BPR syariah dan tindak negatif bisa saja terjadi jika suasana yang ada
konvensional dapat dikatakan efisien di dalam me- mendukungnya. Oleh karena situasi yang ada harus
ngembangkan deskripsi tugas dan pendelegasiannya, dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mencegah
karena usaha yang ditempuh memadai bagi kondisi keinginan untuk berbuat menyeleweng.
masing-masing dan dilaksanakan dengan adil meski-
pun karyawan tersebut adalah anak kandung sendiri Prosedur evaluasi kerja karyawan
(dijumpai di BPR syariah bahwa bagian pembiayaan Evaluasi di BPR syariah dilaksanakan setiap saat
dan kas adalah putra direksi dua). Mereka berdua dan di akhir setiap hari kerja oleh kepala bagian

236 JURNAL EKONOMI


Nama Orang
BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR 3 | NOPEMBER 2009
Struktur Pengendalian Intern Bank Perkreditan Rakyat Syariah dan Konvensional

operasional dan internal auditor dan secara berkala dengan nilai-nilai tabligh yang ditujukan untuk
oleh direksi. Kadangkala evaluasi juga dilaksanakan membentuk kesadaran bahwa kerja adalah usaha me-
secara mendadak oleh direksi, terlebih ketika menje- ngemban amanah yang dilandasi niat beramal solih
lang pengiriman laporan kepada BI. supaya mendapat pahala dan berkah. Melalui upaya
Evaluasi didasarkan pedoman/standar yang telah ini ingin ditanamkan jiwa syukur, terbuka, dan bertang-
ditentukan baik berupa anggaran ataupun aturan kerja. gungjawab. Hal demikian menjadi wajar karena tujuan
Mengiringi hal ini direksi melengkapi upaya dengan BPR syariah bukan semata untuk mencari uang, tetapi
penanaman nilai-nilai spiritual. Saat meeting direksi juga sebagai sarana belajar dan berda’wah dalam
selalu menjelaskan bahwa di dalam bekerja kita me- rangka menerapkan hukum Allah. Jadi yang menjadi
megang amanah dari nasabah yang harus dipertang- penekanan dalam hal ini adalah bahwa karyawan
gungjawabkan di dunia dan akhirat. Hal demikian dita- harus bekerja dengan jujur, berusaha maksimal yang
namkan kuat-kuat pada jiwa dan pengertian karya- diiringi dengan do’a agar Allah memberikan perto-
wan, karena diyakini betul oleh pihak pendiri, pemilik, longan dan ridla-Nya. Selanjutnya bila ternyata tar-
dan segenap anggota organisasi BPR syariah bahwa get tidak tercapai maka segenap pimpinan dan karya-
dengan cara ini evaluasi prosedur kerja karyawan wan akan mengadakan evaluasi guna menemukan
dapat berlangsung efektiv dan kehidupan organisasi sebabnya dan mencoba langkah penyelesaiannya.
dapat berlangsung panjang. Pada BPR konvensional dalam kehidupan sehari-
Model evaluasi di atas dilengkapi dengan evaluasi hari dikembangakan pola pembimbingan orang tua
diri sendiri. Model demikian ditetapkan melalui tabligh terhadap anak ditambah dengan pola pembimbingan
atau da’ wah yang menyerukan agar karyawan oleh kakak terhadap adiknya yang diwarnai dengan
beramal soleh dan jujur agar memperoleh pahala yang penanaman nilai-nilai etika. Untuk mendukung suk-
tidak terhitung berupa rizqi yang berkah. Sebagai sesnya penanaman etika BPR konvensional diberla-
motivator untuk tumbuhnya perilaku jujur, kepada kukan kebijakan bahwa etika merupakan bagian dari
karyawan dijelaskan bahwa 40% dari seluruh penda- penilaian yang tidak tertulis namun berlaku sebagai
patan digunakan untuk gaji karyawan, dan hanya budaya yang disepakati, terbukti dengan adanya ke-
sekitar 25% yang menjadi keuntungan pemilik dan biasaan bahwa teguran terhadap pelanggaran etika
itupun tidak pernah diambil karena digunakan untuk sama beratnya dengan teguran atas pelanggaran
mengembangkan modal BPR. sistem. Teguran secara bertahap diawali dengan surat
Evaluasi terhadap tugas karyawan di BPR kon- teguran pertama, surat teguran kedua yang diikuti
vensional juga dilaksanakan oleh manajer operasi dengan skorsing, dan terakhir surat teguran ketiga.
bersama internal auditor di setiap akhir hari kerja dan Skorsing pada tahap kedua sudah membawa makna
secara berkala oleh direktur. Pemeriksaan berkala bahwa karyawan yang bersangkutan berstatus cacat.
dilakukan sekali sebulan, setiap tiga bulan, dan setiap Dengan demikian kedua BPR menerapkan sis-
6 bulan. Sebagai rel dalam evaluasi adalah anggaran. tem evaluasi ganda terhadap karyawan dalam melak-
Jika ditemukan adanya target prestasi yang tidak ter- sanakan tugasnya, meskipun didasarkan pada nilai-
capai di bulan itu kekurangannya harus dapat dipenuhi nilai yang berbeda. Keduanya merupakan kebijakan
pada bulan berikutnya, sedangkan jika melebihi tar- yang tepat karena usaha tersebut dapat mendorong
get berarti ada prestasi lebih pada bulan yang bersang- dan membantu semua pihak untuk berprestasi dan
kutan. Untuk biaya bila ditemukan lebih pada bulan memperoleh manfaat yang lebih banyak dari seluruh
yang bersangkutan maka jumlah biaya bulan menda- kegiatan yang dilakukan. Dari kebijakan evaluasi gan-
tang harus dikurangi sebagai kompensasinya. da tersebut kelalaian yang disengaja ataupun tidak
Dalam menempuh evaluasi BPR konvensional disengaja dari satu pihak dapat diketahui dan diingat-
menggunakan anggaran sebagai rel yang harus direali- kan oleh yang lain agar tidak berkelanjutan dan ber-
sasi secara pasti. Andaikan karyawan tidak berhasil kembang yang bisa menggiring diri sendiri dan ling-
merealisasinya dimungkinkan bagi mereka untuk mene- kungan pada kerugian dan perbuatan aniaya.
rima sanksi. Sedangkan BPR syariah menambahannya

ISSN: 0853-7283 237


Siti Thoyibatun

PEMBAHASAN aplikasinya perlu dikembangkan sesuai dengan tujuan


SPI. Mendukung pendapat ini BPK juga menegaskan
Kebutuhan SPI meningkat sehubungan dengan
bahwa semua instansi wajib menjalankan SPI secara
meningkatnya perkembangan dan bentuk eksposur.
memadai (BPK-RI 2005, 2006, dan 2007a,b, c).
Salah satu bentuk eksposur adalah penggelapan dan
Aplikasi SPI dikatakan sesuai dengan tujuannya
kecurangan akuntansi. AICPA (1947) merekomen-
jika bentuk SPI yang diterapkan pada setiap siklus
dasikan pengendalian internal sebagai faktor penting
transaksi telah memenuhi syarat-syarat berikut:
bagi suatu entitas dan auditor internal. National Com-
• transaksi yang bersangkutan dilaksanakan sete-
mission on Fraudulent Financial Reporting
lah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dan
(Treadway Commission) juga mengakui manfaat SPI
akan diproses sekali saja secara lengkap,
dalam mengurangi kecurangan pada laporan keuang-
• proses pencatatan dan pengolahan data transaksi
an.
dilaksanakan dengan benar dan didukung bukti
Pengendalian intern berarti rencana, organisasi
transaksi yang lengkap sesuai dengan keadaan,
dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga
• ada bukti yang meyakinkan bahwa hasil pengo-
asset, memberikan informasi yang akurat dan handal,
lahan data dimanfaatkan untuk tujuan yang telah
mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organi-
ditetapkan,
sasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan
• ada bukti yang meyakinkan bahwa aplikasi terse-
yang telah ditetapkan. Pengendalian intern diterapkan
but terus-menerus berfungsi sebagaimana seha-
dalam praktik organisasi sebagai struktur pengenda-
rusnya.
lian intern (SPI) yaitu seperangkat kebijakan dan
Temuan penelitian ini memberikan informasi
prosedur yang ditujukan untuk menyediakan jaminan
bahwa kedua BPR mempraktikkan SPI pada prosedur
yang wajar atas tercapainya tujuan organisasi.
operasi umum dan rencana organisasi proses data
IAI tidak membedakan antara pengendalian in-
dalam bentuk yang berbeda. BPR konvensional
tern dan SPI, melainkan mengartikan pengendalian
menganggap SPI sebagai teknik-teknik bekerja yang
intern sama dengan SPI. Definisi SPI menurut IAI
sehat menurut konsep ilmu pengetahuan di bidang
menunjukkan secara rinci tentang siapa saja yang
manajemen dan ekonomi yang diaplikasikan sebagai
harus mentaatinya dan rincian tentang tujuannya.
aturan yang mekanis. Dalam aturan mekanis tersebut
Dalam arti luas SPI mencakup pengawasan
tercakup berbagai bagian yang antara satu dan lainnya
akuntansi dan pengawasan administratif (AICPA, AU
saling berhubungan secara integral, akibatnya kalau
Section 320.08). Pengawasan akuntansi terdiri atas
satu bagian dilaksanakan dengan tidak benar akan
struktur organisasi dan semua metode dan prosedur
berakibat kacau bagi bagian lain. Dalam kondisi
yang ditujukan untuk pengamanan aktiva dan catatan
demikian pengembangan SPI lebih ditujukan untuk
finansial. Bentuknya bisa berupa sistem pengesahan
membuat pagar-pagar agar kemungkinan timbulnya
dan persetujuan, pemisahan tugas di antara pihak-
kerusakan dapat ditekan. SPI tersebut dikembangkan
pihak yang mencatat dan membuat laporan dengan
berdasar teori moderisme yang memandang SPI dan
pihak pelaksana atau penyimpanan aktiva, pengawas-
pelakunya dari sisi rasio dan ’fisik jiwanya’ yaitu seba-
an fisik atas aktiva, dan internal auditing.
gai hasil kerja kimia tubuh.
Pengawasan administratif, terdiri atas struktur
BPR syariah selaku organisasi mengartikan SPI
organisasi, semua metode, dan prosedur yang dituju-
dengan makna yang flesibel berdasar nilai keyakinan
kan untuk efisiensi operasi dan kepatuhan kepada
yang diikuti. Pagar-pagar yang dikembangkan ham-
kebijaksanaan manajemen. Aplikasinya mencakup
per-hampir tanpa batas yang jelas, sebab bentuk apli-
berbagai bentuk pengawasan, seperti analisis statistik,
kasi SPI pada prosedur operasi umum dan rencana
penelitian waktu dan gerak, performance report,
organisasi proses data tidak dipandang dari segi
program latihan karyawan, dan kontrol kualitas.
fisiknya saja melainkan berjalan seiring dengan nilai-
Pengawasan administratif mempunyai hubungan yang
nilai yang tertanam pada jiwa dan nurani pelakunya.
tidak langsung dengan catatan finansial.
Rusaknya satu bagian SPI tidak selalu berakibat kacau
SPI merupakan hal penting bagi realisasi tujuan
bagi seluruh system yang ada, sebab masih ada sistem
organisasi. Untuk itu SPI dari segi bentuk fisik dan

238 JURNAL EKONOMI


Nama Orang
BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR 3 | NOPEMBER 2009
Struktur Pengendalian Intern Bank Perkreditan Rakyat Syariah dan Konvensional

nilai yang ikut mengamankan perkembangan yang pengembangan SPI ditujukan untuk menekan timbul-
sedang berlangsung. Sistem nilai yang dimaksud nya penyelewengan.
berkembang dan terinternalisasi pada jiwa pelakunya BPR syariah mengartikan SPI dengan makna
dan memperluas cakrawala tanggung jawab secara yang flreksibel berdasar nilai keyakinan yang diikuti.
vertikal dan horizontal yang tertanam secara sadar Pelaksanaan SPI dijalani melalui perundingan yang
pada nurani pelakunya. mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan (bukan men-
Kedua bentuk praktik SPI yang berbeda tersebut capai untung semata) dan hubungan kekeluargaan.
dapat dikatakan telah memenuhi beberapa konsep Nilai keyakinan tersebut tertanam pada nurani pelaku
dasar yang menjadi syarat minimal bagi berlakunya dan terwujud sebagai bentuk pertanggungjawaban
suatu SPI. Syarat minimal ini perlu dipenuhi agar kepada Tuhan atas segala perbuatan dan prestasi
tujuan SPI dapat direalisasi. Konsep dasar tersebut kerjanya.
meliputi pertanggungjawaban manajemen, keyakinan
yang memadai, keterbatasan bawaan, dan metode Saran
pengolahan data (Halim 1997:192).
Berdasar deskripsi yang diperoleh pada bagian
Untuk tujuan mengurangi eksposur, kedua bentuk
ini disarankan: (a) untuk BPR Konvensional agar
SPI tersebut telah diaplikasikan sebagai alat pem-
menciptakan suasana kerja yang harmonis, sehingga
rosesan transaksi yang terdiri dari pengendalian umum
lingkungan kerja yang telah diatur menjadi mekanis
dan pengendalian aplikasi. Pengendalian aplikasi
dan formal tidak berakibat membosankan bagi
dikhususkan untuk menangani aplikasi SPI pada
karyawan, dan (b) untuk BPR Syariah agar tetap
setiap transaksi BPR secara individual, sedangkan
melengkapi praktik SPI dengan prosedur formal yang
pengendalian umum memperhatikan keseluruhan
jelas, supaya SPI dapat dipahami oleh semua pihak
lingkungan pemrosesan.
jika nantinya organisasi memerlukan pergantian
karyawan. Di samping itu, juga untuk menghindari
KESIMPULAN DAN SARAN kemungkinan terjadinya masalah kecurangan atau
Kesimpulan eksposur yang dikhawatirkan.
Penelitian ini utamanya dilakukan untuk melihat
secara mendalam praktik SPI dari segi pengendalian DAFTAR RUJUKAN
umum pada aspek rencan organisasi proses data dan Achsien, I.H. 2000. Investasi Syariah di Pasar Modal.
prosedur umum operasi. SPI menjadi penting dalam Jakarta: Gramedia.
pengelolaan organisasi karena SPI bermanfaat untuk BPK RI. 2006. Hasil Pemeriksaan atas Projek Pening-
mencapai empat tujuan, yaitu menjaga keamanan katan Perguruan Tinggi Agama (UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta). www.bpk.go.id. 27 Mei 2007.
asset perusahaan, mengecek keakuratan dan relia-
BPK-RI. 2007. Hasil Pemeriksaan atas Pengelolaan dan
bilitas data akuntansi, mendorong dipatuhinya kebijak- Pertanggungjawaban Keuangan TA 2005 dan TA
an manajemen, dan untuk memotivasi karyawan agar 2006 pada Universitas Udayana di Bali. www. bpk.
taat pada kebijakan manajemen. Kontrasnya praktik go.id. 27 Mei 2007.
SPI yang baik sulit dijumpai. BPK-RI. 2007. Hasil Pemeriksaan atas Pengelolaan dan
Menelaah elemen-elemen SPI sebagaimana Pertanggungjawaban Keuangan TA 2005 dan TA
dijelaskan di depan dapat dikatakan bahwa kedua 2006 pada IPB di Bogor. www.bpk.go.id. 27 Mei 2007.
BPR mempraktikkan SPI dalam bentuk yang BPK-RI. 2007. Konsep Pemeriksaan atas Pengelolaan dan
berbeda. BPR konvensional menganggap SPI sebagai Pertanggungjawaban Keuangan Semester II TA
teknik bekerja yang diatur secara mekanis yang 2006 pada UI di Depok. www.bpk.go.id. 27 Mei 2007.
———, Media Akuntansi Nomor 15, November-Desember
tertuang dalam peraturan dan dilaksanakan secara
2000. Bank syariah dan kemurniannya, hlm 4; Bank
formal. Dalam mekanisme tersebut tercakup berbagai syariah: Lahir dari hasil diskusi Kesadaran umat Is-
bagian yang antara satu dan lainnya saling berhu- lam hlm 5–6; Hadirnya Bank Syariah di Indonesia hlm
bungan secara integral. Dalam kondisi demikian 7; Roda Penggerak Sektor Riil, hlm 8–9; Menjaga
Kemurnian Bank Syariah hlm 16–17.

ISSN: 0853-7283 239


Siti Thoyibatun

Miles, Matthew, B., and Huberman, A., Michael. Spradeley, and James, P. 1980. Participant Observation,
(terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi). Analisis data Holt. New York: Rinehart and Winston.
kualitatif. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Triyuwono, I., dan Roekhuddin. 2000. Konsistensi Praktik
Muljono, T.P. 1994. Bank Auditing. Petunjuk Pemeriksaan Sistem Pengendalian Intern dan Akuntabilitas pada
Intern Bank. Djambatan. Lazis Jakarta. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial (Social Sci-
Nasution. 1992. Metode Penelitian Naturalistik ences). 12 (1).
Kkualitatif. Bandung: Tarsito.

240 JURNAL EKONOMI


Nama Orang
BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR 3 | NOPEMBER 2009

You might also like