You are on page 1of 9

Advokasi untuk Meningkatkan Nutrisi dalam 1000 Hari Pertama

Untuk Mendukung Perkembangan Anak dan Kesehatan Dewasa

Sarah Jane Schwarzenberg, MD, FAAP, Michael K. Georgieff, MD, FAAP, KOMITE NUTRISI

Rumah Sakit Anak Masonik Universitas Minnesota, Minneapolis,


Minnesota

ABSTRACT

Maternal prenatal nutrition and the child's nutrition in the first 2 years of life (1000
days) are crucial factors in a child’s neurodevelopment and lifelong mental health.
Child and adult health risks, including obesity, hypertension, and diabetes, may be
programmed by nutritional status during this period. Calories are essential for
growth of both fetus and child but are not sufficient for normal brain development.
Although all nutrients are necessary for brain growth, key nutrients that support
neurodevelopment include protein; zinc; iron; choline; folate; iodine; vitamins A,
D, B6, and B12; and long-chain polyunsaturated fatty acids. Failure to provide key
nutrients during this critical period of brain development may result in lifelong
deficits in brain function despite subsequent nutrient repletion. Understanding the
complex interplay of micro- and macronutrients and neurodevelopment is key to
moving beyond simply recommending a “good diet” to optimizing nutrient delivery
for the developing child. Leaders in pediatric health and policy makers must be
aware of this research given its implications for public policy at the federal and
state level. Pediatricians should refer to existing services for nutrition support for
pregnant and breastfeeding women, infants, and toddlers. Finally, all providers
caring for children can advocate for healthy diets for mothers, infants, and young
children in the first 1000 days. Prioritizing public policies that ensure the provision
of adequate nutrients and healthy eating during this crucial time would ensure that
all children have an early foundation for optimal neurodevelopment, a key factor
in long-term health.

ABSTRAK
Nutrisi prenatal ibu dan nutrisi anak dalam 2 tahun pertama kehidupan (1000 hari)
adalah faktor penting dalam perkembangan saraf anak dan kesehatan mental. Risiko
kesehatan anak dan dewasa, termasuk obesitas, hipertensi, dan diabetes, dapat
dikontrol dengan status gizi selama periode ini. Kalori sangat penting untuk
pertumbuhan janin dan anak tetapi tidak cukup untuk perkembangan otak
normal. Meskipun semua nutrisi diperlukan untuk pertumbuhan otak, nutrisi utama
yang mendukung pengembangan saraf yaitu protein; zink
; besi; kolin; folat; yodium; vitamin A, D, B 6 , dan B 12 ; dan asam lemak tak
jenuh ganda rantai panjang. Kegagalan menyediakan nutrisi utama selama periode
kritis perkembangan otak ini dapat mengakibatkan defisit fungsi otak seumur hidup
meskipun nutrisi terpenuhi setelahnya. Memahami interaksi kompleks mikro dan
makronutrien serta pengembangan saraf adalah kunci untuk bergerak lebih dari
sekadar merekomendasikan "diet yang baik" untuk mengoptimalkan nutrisi untuk
anak yang sedang berkembang. Pemimpin dalam kesehatan anak dan pembuat
kebijakan harus menyadari penelitian ini mengingat implikasinya untuk kebijakan
publik di tingkat federal dan negara bagian. Dokter anak harus merujuk ke layanan
yang terdapat dukungan nutrisi untuk wanita hamil dan menyusui, bayi, dan
balita. Akhirnya, semua penyedia layanan anak-anak dapat mengadvokasi diet
sehat untuk ibu, bayi, dan anak kecil dalam 1000 hari pertama. Memprioritaskan
kebijakan publik yang memastikan ketentuan nutrisi yang memadai dan diet sehat
selama waktu krusial ini akan memastikan bahwa semua anak memiliki dasar awal
untuk pengembangan saraf yang optimal, yang merupakan kunci untuk kesehatan
jangka panjang.

PENDAHULUAN
Pengembangan saraf yang sehat dan normal adalah proses kompleks yang
melibatkan perubahan seluler dan struktural di otak yang berlangsung secara
spesifik1, 2 Perubahan yang terlalu cepat atau terlalu lambat di satu bagian otak
dapat menyebabkan kegagalan koneksi pathway yang. Waktu sangat penting; sekali
sebuah bagian perkembangan gagal, itu mungkin tidak dapat memulihkan semua
fungsi yang hilang . Selain itu, perkembangan saraf berlangsung melalui proses
pembentukan di mana perkembangan saraf yang semakin kompleks (dan perilaku
yang mereka dukung) bergantung pada keberhasilan penyelesaian tahap
perkembangan sebelumnya. Dengan demikian, perkembangan neurobehavioral
yang optimal dan sehat mensyaratkan bahwa semua faktor yang diperlukan ada
pada titik waktu yang ditentukan secara biologis dan tidak ada faktor penghambat.
Periode paling aktif dari perkembangan neurologis terjadi dalam 1000 hari
pertama kehidupan, periode dimulai pada saat pembuahan dan berakhir pada tahun
ketiga setelah melahirkan. 3 Perubahan cepat terjadi sejak perkembangan pertama
dari suatu struktur yang dikenali sebagai otak (hari ke-18 setelah konsepsi) sampai
usia 2 tahun. 4 Struktur primer yang penting dan proses yang mendukung perilaku
mendasar dibentuk selama masa ini. Struktur ini dan proses termasuk sistem
sensorik (terutama pendengaran dan penglihatan), hippocampus (proses belajar dan
ingatan), mielinisasi (kecepatan pemrosesan), dan sistem neurotransmitter
monoamine (afek, reward) . Bahkan korteks prefrontal (perencanaan, atensi,
inhibisi, multitasking) dan bagian otak yang terlibat dalam perkembangan sosial
memiliki onset perkembangan yang pesat pada 1000 hari pertama. Meskipun
perkembangan saraf berlanjut sepanjang kehidupan pada orang sehat, pada usia 2
tahun itu otak telah mengalami restrukturisasi yang luar biasa. Banyak
perkembangan yang terjadi selama periode ini diperkirakan tidak akan dapat terjadi
di kemudian hari.
Periode kehidupan janin dan 2 tahun pertama pascapersalinan dapat dilihat
sebagai waktu peluang luar biasa untuk pengembangan saraf dan masa kerentanan.5
Perkembangan saraf tergantung pada sosial ekonomi, antarpribadi dan / atau
keluarga, dan faktor nutrisi.6 Kehadiran lingkungan yang mendukung, pengasuh,
dan diet sehat, otak biasanya berkembang. Pada bayi dan anak-anak, stres toksik,
gangguan emosional, dan infeksi atau peradangan telah terbukti berhubungan
dengan perkembangan otak yang kurang optimal, dan diet yang kurang untuk anak
dapat memperburuk hal ini. Efek dari kejadian buruk di awal mungkin mnyebabkan
masalah medis dan psikososial seumur hidup, kehilangan prestasi akademik dan
produktivitas, dan efek yang mungkin terjadi pada generasi berikutnya. Masalah-
masalah jangka panjang ini adalah biaya yang sebenarnya bagi masyarakat, biaya
yang melebihi pencegahannya, dan kami sekali lagi menekankan pentingnya
mengenali faktor perkembangan awal dari kesehatan dan penyakit.
Untuk keperluan diskusi ini, fokus kami adalah pada nutrisi janin, bayi, dan
balita. Nutrisi memiliki efek pada pertumbuhan dan diferensiasi otak. Nutrisi
keseluruhan yang memadai (yaitu, tidak adanya kekurangan gizi) dan ketersediaan
jumlah makro dan mikronutrien yang memadai pada periode kritis dalam
perkembangan diperlukan untuk perkembangan otak yang normal. Penting
diketahui, definisi malnutrisi mencakup baik kekurangan gizi (pemberian makro-
dan / atau mikro-nutrisi dalam jumlah yang tidak memadai) dan juga obesitas
(penyediaan kalori yang berlebihan, seringkali dengan mengorbankan nutrisi
penting lainnya). Penting untuk diingat bahwa banyak nutrisi menunjukkan kurva
risiko berbentuk U, di mana jumlah yang inadekuat atau berlebihan membuat
individu menjadi berisiko. Masing-masing dari 2 bentuk malnutrisi ini
mempengaruhi perkembangan saraf, dan mereka dapat terjadi bersamaan dalam
satu individu.
Dalam Pernyataan Kebijakan ini, kami berusaha memberi tahu dokter anak
dan penyedia layanan kesehatan lainnya tentang peran utama nutrisi dalam
perkembangan otak dalam 1000 hari pertama kehidupan (konsepsi hingga usia 2
tahun). Ini tidak dimaksudkan sebagai tinjauan komprehensif data tentang interaksi
otak-nutrisi (untuk ini, lihat Rao dan Georgieff11). Dengan pernyataan kebijakan
ini, kami bermaksud mendukung dokter anak dan penyedia layanan kesehatan
lainnya dalam mempromosikan nutrisi sehat dan mengadvokasi perluasan program
yang mempengaruhi nutrisi pada kehidupan awal sebagai cara menyediakan wadah
untuk program gizi selanjutnya dan mencegah gangguan perkembangan dini.
Dengan cara ini, yang ditawarkan dalam kebijakan ini adalah kesempatan untuk
meningkatkan peluang setiap anak untuk kehidupan yang paling sehat dan paling
produktif.
Kecukupan makronutrien (protein, lemak, glukosa) sangat penting untuk
perkembangan otak normal. Kekurangan gizi makronutrien dini dikaitkan dengan
skor IQ yang lebih rendah, keberhasilan sekolah yang lebih rendah, dan lebih
banyak perilaku yang tidak teratur.12 Intervensi pada defisiensi nutrisi dini dapat
menjadi efektif, dan efeknya h mungkin dirasakan selama bertahun-tahun.13 Dalam
sebuah studi, para peneliti di pedesaan Guatemala antara tahun 1969 dan 1989
memberikan suplementasi protein-kalori dengan derajat yang berbeda untuk desa-
desa yang berbeda. Dua desa menerima suplemen kalori tinggi, protein tinggi, dan
2 desa menerima suplemen kalori rendah tanpa protein. Kedua suplemen tersebut
mengandung vitamin dan mineral. Suplemen diberikan untuk wanita hamil dan
menyusui dan anak-anak hingga usia 7 tahun. Para peneliti mengukur hasil yang
relevan secara lokal selama periode lebih dari 10 tahun, menilai anak-anak antara
13 dan 19 tahun. Anak-anak yang telah menerima suplementasi tinggi kalori,
protein tinggi sebelum usia 2 tahun mendapat skor lebih tinggi pada tes
pengetahuan, berhitung, membaca, dan kosa kata dan memiliki waktu reaksi yang
lebih cepat dalam pemrosesan informasi daripada anak-anak seusianya yang
menerima suplemen rendah kalori. Di desa-desa yang menerima suplemen
berkalori tinggi dan protein tinggi, tidak ada perbedaan dalam nilai tes antara anak-
anak dengan status sosial ekonomi tinggi dan rendah, tetapi di desa-desa yang
menerima suplemen rendah kalori, anak-anak dengan sosial ekonomi yang lebih
tinggi memiliki skor tes yang lebih tinggi. Kesimpulannya, suplementasi nutrisi
secara dini untuk anak-anak yang berisiko defisiensi makronutrien meningkatkan
hasil perkembangan saraf selama periode hidupnya, di luar periode suplementasi.
Ada beberapa populasi di Amerika Serikat yang serupa dengan desa-desa di
Guatemala, memiliki akses yang tidak memadai untuk makronutrien atau hanya
mempunyai akses untuk makronutrien yang berkualitas rendah. Rumah tangga
rawan pangan, sebagaimana didefinisikan oleh Departemen Pertanian AS (USDA),
adalah rumah di mana “akses ke makanan yang memadai dibatasi oleh kurangnya
uang dan sumber daya lainnya.” 14 Pada 2015, di antara rumah tangga AS dengan
anak-anak, 16,6% ( atau 6,4 juta rumah tangga) adalah rawan pangan pada suatu
waktu selama tahun tersebut.14 Dari rumah tangga dengan anak-anak dengan
pendapatan di bawah 185% dari garis kemiskinan, 36,8% rawan pangan.14 Rumah
tangga miskin menghadapi risiko peningkatan kerawanan pangan, tetapi perubahan
sosial secara mendadak (misalnya, perceraian, kehilangan pekerjaan) dapat
menyebabkan kerawanan pangan bagi rumah tangga yang tidak miskin. Meskipun
orang tua melindungi anak-anak dari dampak terburuk kerawanan pangan, sekitar
setengah dari rumah tangga rawan pangan ini, anak-anak mengalami kerawanan
pangan. Pada ∼274.000 rumah tangga di Amerika Serikat pada tahun 2015, anak-
anak dilaporkan kelaparan, tidak makan, atau tidak makan sepanjang hari akibat
beratnya kerawanan pangan.14 Para peneliti yang melakukan penelitian di
Guatemala menunjukkan potensi efikasi jangka panjang (dalam hal kinerja sekolah)
dengan menargetkan rumah tangga tersebut dengan ketahanan pangan yang rendah
atau sangat rendah untuk suplementasi.
Kegagalan dalam menyediakan makronutrien atau mikronutrien utama yang
adekuat pada periode kritis dalam perkembangan otak dapat memiliki efek seumur
hidup pada anak. Defisiensi nutrisi individu mungkin memiliki efek substansial
pada pengembangan saraf (Tabel 1). Kekurangan zat besi pranatal dan awal bayi
dikaitkan dengan kerusakan neurobehavioral jangka panjang yang mungkin tidak
dapat dikembalikan, bahkan dengan terapi zat besi. Defisiensi besi berat pada ibu,
terbatasnya transportasi besi feto-maternal (misalnya karena merokok atau
hipertensi ibu), atau kondisi yang meningkatkan kebutuhan zat besi janin (seperti
diabetes pada ibu) dapat menyebabkan defisiensi besi pada bayi baru lahir dan
defisit kognitif jangka panjang. Kekurangan zat besi pada dewasa juga dikaitkan
dengan gangguan neurokognitif tetapi dapat dikembalikan dengan pengobatan zat
besi, menunjukkan efek perbedaan waktu pada fungsi otak. 15 Semakin dini waktu
defisiensi, semakin besar kemungkinan efek jangka panjang akan terjadi, mungkin
karena struktur dan regulasi gen. terlibat dalam plastisitas saraf telah berubah secara
signifikan. Yodium sangat penting untuk sintesis hormon tiroid, yang pada
gilirannya penting dalam perkembangan saraf. Kekurangan yodium pada wanita
hamil menyebabkan kretinisme pada anak, dengan keterlambatan perkembangan
yang parah dan ireversibel. Kekurangan yodium kronis postnatal kronis
berhubungan dengan berkurangnya kinerja pada tes IQ. Wanita yang tinggal di
daerah yang kekurangan yodium membutuhkan perhatian terhadap suplementasi
selama kehamilan. Asam lemak tak jenuh ganda rantai panjang, yang meliputi asam
docosahexaenoic dan asam arakidonat, penting untuk perkembangan penglihatan
yang normal dan juga dapat mempengaruhi perkembangan neurokognitif. Dalam
beberapa studi tentang suplementasi asam lemak ini di awal kehidupan, para
peneliti tidak menunjukkan efek pada penrkembangan sampai 6 tahun setelah
suplementasi. Tradisi dalam pemberian makanan pendamping atau pembatasan diet
karena kemiskinan atau kelalaian dapat mengurangi asupan banyak faktor penting
bagi bayi dalam perkembangan saraf yang normal, termasuk zink, protein, dan zat
besi.
Sebagai pemberian makan bayi yang standar, ASI dan menyusui
memainkan peran penting dalam perkembangan saraf. Meskipun uji coba secara
acak tidak layak, fungsi kognitif lebih baik pada bayi aterm dan prematur yang
diberi ASI dibandingkan dengan mereka yang diberi susu formula didukung oleh
kuatnya bukti tentang topik ini.19 - 21 Meskipun ada upaya terus-menerus untuk
meniru ASI dengan susu formula, ASI mungkin mengandung nutrisi, faktor
pertumbuhan, dan sel-sel penting untuk perkembangan otak yang tidak ada pada
formula. 21 Peran mikrobioma usus dalam perkembangan otak dan perilaku
didukung oleh semakin banyak bukti, dan ASI dan menyusui menghasilkan
mikrobioma dengan peningkatan manfaat komunitas mikroba.22 Beberapa
suplementasi mikronutrien diperlukan pada bayi yang menyusu (misalnya, zink, zat
besi, dan vitamin D), dan ibu yang menyusui membutuhkan informasi tentang
nutrisi yang optimal.23

OBESITAS
Meskipun ada bukti bahwa obesitas pada anak-anak dan remaja dikaitkan
dengan keberhasilan pendidikan yang lebih buruk, penelitian sering dipersulit oleh
ukuran sampel yang kecil, kegagalan untuk mengendalikan faktor perancu, dan
aspek-aspek lain dari desain penelitian. Pada anak yang terlahir preterm , komposisi
tubuh berkorelasi dengan perkembangan saraf, dan bayi dengan massa bebas lemak
yang lebih besar (berbeda dengan massa lemak) menunjukkan peningkatan
perkembangan saraf pada usia 1 tahun. Penambahan berat badan, terutama ketika
berat badan berlebih terjadi, mungkin tidak mencapai tujuan yang diinginkan untuk
mempertahankan perkembangan otak pada bayi prematur dengan berat lahir sangat
rendah. Obesitas pada ibu hamil mempengaruhi kesehatan anak-anaknya selama
masa hidup, termasuk peningkatan risiko untuk diabetes dan obesitas serta
peningkatan risiko perkembangan saraf yang merugikan.26 Obesitaspada ibu juga
terkait dengan penurunan tingkat inisiasi menyusui, keterlambatan timbulnya
produksi ASI, dan pasokan ASI yang tidak mencukupi, yang mengakibatkan durasi
menyusui yang lebih pendek.27–29 Pengenalan makanan pendamping sebelum
usia 4 bulan dapat meningkatkan risiko obesitas di masa kanak-kanak selanjutnya
.30 Dalam studi tetapi dengan bukti yang masih terbatas, dikatakan bahwa obesitas
pada masa kanak-kanak dapat mepengaruhi perkembangan saraf.10 Jika ini benar,
memperbaiki pola pemberian makan bayi, termasuk durasi menyusui, usia
pemberian makanan tambahan, dan jenis makanan yang diperkenalkan, dapat
melindungi perkembangan saraf dengan mengurangi risiko obesitas pada anak-
anak.–31-33 Meskipun masih perlu dilakukan studi lebih lanjut, obesitas ibu atau
anak tampaknya merupakan bentuk malnutrisi yang mempengaruhi perkembangan
saraf dalam 1000 hari pertama.
Singkatnya, nutrisi adalah 1 dari beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan saraf dini dan merupakan faktor yang dokter anak dan penyedia
layanan kesehatan lainnya memiliki kapasitas untuk meningkatkannya dengan
menerapkan intervensi yang dirancang dengan baik, diujicobakan, dan efektif.5
Nutrisi yang baik pada periode prenatal, dukungan luas untuk menyusui, dan
perbaikan gizi transisi dan balita semua berkontribusi secara optimal terhadap
perkembangan neurokognitif dalam 1000 hari pertama. Kegagalan untuk
menyediakan nutrisi esensial secara adekuat selama 1000 hari pertama kehidupan
dapat mengakibatkan peningkatan pengeluaran dalam bentuk perawatan medis,
perawatan psikiatris dan psikologis, pendidikan remedial, kehilangan upah, dan
manajemen perilaku. 26, 34 Sebaliknya, efek positif dari nutrisi awal yang baik
mungkin tidak terlihat dalam studi jangka pendek; memang, karena perkembangan
saraf adalah proses biologis seumur hidup di mana perubahan dibangun pada
perubahan sebelumnya, efek positif dari intervensi dapat dilihat setelah bertahun-
tahun dan dapat berlanjut selama bertahun-tahun. Dengan demikian, intervensi
nutrisi awal memberikan potensi keuntungan yang sangat besar sepanjang umur
dan, jika kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi pada periode ini, terjadi gangguan
perkembangan yang sulit untuk dipulihkan.

Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak-Anak untuk Perkembangan Saraf


Peluang untuk meningkatkan gizi anak usia dini, hingga perkembangan
saraf, saat ini difokuskan pada 2 bidang: pertama dan terutama, program yang
diarahkan untuk mendukung pemberian ASI dan penyediaan makanan bergizi
untuk anak-anak kecil; dan kedua, pedoman yang menginformasikan penyedia
layanan tentang nutrisi dini anak-anak. Perlu dicatat bahwa program yang melayani
kebutuhan gizi anak-anak setelah 1000 hari pertama membentuk tautan penting dari
periode awal ini hingga dewasa dan paling efektif ketika membangun dasar nutrisi
awal yang optimal.

Program
Program Nutrisi Tambahan Khusus untuk Wanita, Bayi, dan Anak-anak
Program Nutrisi Tambahan Khusus untuk Wanita, Bayi, dan Anak-anak
(WIC) melayani wanita hamil, wanita menyusui (hingga ulang tahun pertama
anak), wanita postpartum non-menyusui (hingga 6 bulan postpartum), bayi (hingga
ulang tahun pertama mereka), dan anak-anak hingga ulang tahun kelima mereka.
Karena itu, ini adalah program terpenting yang menyediakan dukungan nutrisi
dalam 1000 hari pertama. Di Amerika Serikat, 53% dari semua bayi di bawah 1
tahun dilayani oleh WIC. WIC mendukung pemberian ASI prenatal melalui
pendidikan dan postpartum dengan membantu ibu menyusui, dan mereka
melakukan skrining anemia pada wanita dan anak-anak yang menerima layanan
melalui program ini.
Bukti yang dipublikasikan mendukung dampak WIC pada kesehatan anak-
anak: Partisipasi WIC prenatal telah secara konsisten dikaitkan dengan berat lahir
yang lebih tinggi dan kehamilan yang lebih lama, terutama di kalangan ibu dengan
risiko tertinggi, 35 dan partisipasi WIC telah dikaitkan dengan kesehatan bayi yang
lebih baik dan berkurangnya bayi yang overweight dan underweight.36
Terlepas dari dampak WIC, anak-anak pada keluarga yang tidak memenuhi
syarat di bawah pedoman saat ini akan mendapat manfaat dari nutrisi dan dukungan
pendidikan dari program ini. Anak-anak yang keluarganya berada pada margin
kualifikasi untuk WIC, dapat dikarenakan alasan ekonomi, hidup dari diet yang
lebih murah dan kurang gizi. Banyak keluarga yang gagal memanfaatkan program
ini setelah tahun pertama kehidupannya, sebagian karena masalah akses.
Mempertahankan keluarga dalam program lebih lama (misalnya, melalui
penghapusan persyaratan untuk mensertifikasi ulang kelayakan pada usia 1 tahun
dan memperpanjang kelayakan WIC sampai usia 6 tahun) akan membuat makanan
tambahan tersedia untuk balita yang sedang tumbuh. WIC adalah program penting
dalam menyediakan makanan dan pendidikan untuk mendukung perkembangan
saraf.

Program Bantuan Nutrisi Tambahan


Program Bantuan Nutrisi Tambahan (SNAP, sebelumnya “Food Stamps”)
adalah program makanan dan nutrisi dari USDA. Ini memberikan manfaat
sederhana (rata-rata hanya $ 1,35 per orang per makanan untuk rumah tangga yang
memiliki anak-anak) untuk semua yang memenuhi syarat. Tujuh puluh dua persen
rumah tangga yang dilayani adalah keluarga yang terdiri dari anak-anak. Selain efek
anti kemiskinan dari manfaat SNAP (SNAP membuat ∼10,3 juta orang keluar dari
kemiskinan pada tahun 2012, termasuk hampir 4,9 juta anak), SNAP Nutrition
Education, kemitraan antara USDA dan negara-negara bagian, dimaksudkan untuk
menyediakan partisipan SNAP atau nonpartisipan yang memenuhi syarat dengan
keterampilan dan pengetahuan untuk membuat hidup sehat dengan anggaran
terbatas dan memilih gaya hidup aktif yang konsisten dengan panduan diet federal.
Pada tahun 2016, Layanan Pangan dan Gizi USDA memberikan otorisasi $ 408 juta
kepada semua 50 negara bagian, Distrik Columbia, Guam, dan Kepulauan Virgin
untuk menyediakan layanan pendidikan gizi dan pencegahan obesitas
menggunakan intervensi yang mencakup pendidikan langsung, pemasaran sosial,
dan kebijakan , sistem, dan perubahan lingkungan.37
USDA, dalam kemitraan dengan negara-negara bagian, telah mendukung
penggunaan bonus insentif dalam SNAP, seperti penggunaan "bonus dolar" dalam
bentuk token atau kupon kertas, untuk pembelian yang dilakukan dengan manfaat
SNAP di pasar petani.38 Pendidikan gizi atau program insentif yang secara khusus
ditargetkan untuk keluarga dengan bayi dan anak kecil akan menjadi berharga.
Selain itu, banyak keluarga yang menerima SNAP tinggal di daerah dengan pilihan
toko kebutuhan pokok yang terbatas ("food deserts"), sehingga sulit untuk
menggunakan manfaatnya secara optimal.

Program Makanan Peduli Anak dan Dewasa


Program Makanan Peduli Anak dan Dewasa (CACFP) dikelola oleh USDA
dan, antara lain, menyediakan uang untuk membantu lembaga penitipan anak dan
keluarga atau rumah penitipan siang hari kelompok dalam menyediakan makanan
bergizi yang berkontribusi pada kesehatan, pertumbuhan yang sehat, dan
peekembangan anak-anak. Pada tahun 2013, CACFP melayani lebih dari 3 juta
anak. Penyempurnaan revisi persyaratan makanan CACFP untuk membuatnya
lebih konsisten dengan Dietary Guidelines for Americans (DGA) 39 harus
meningkatkan kualitas gizi makanan ini untuk anak-anak kecil.

Food Pantries and Soup Kitchens


Food Pantries and Soup Kitchens umumnya adalah program yang didukung
masyarakat yang berfungsi sebagai jaring pengaman bagi anak-anak dan keluarga
yang berjuang dengan makanan yang tidak memadai. Namun, banyak penyedia
makanan gratis tidak secara konsisten dapat menyediakan makanan sehat, makanan
bergizi yang sesuai untuk bayi dan balita, atau jumlah yang memadai untuk
melindungi anak-anak dari gizi yang tidak memadai selama lebih dari beberapa
hari.

Program Kunjungan Rumah Ibu, Bayi, dan Anak Usia


Kongres membentuk Program Kunjungan Rumah Ibu, Bayi, dan Anak Usia
Dini pada tahun 2010 untuk menyediakan dana bagi negara-negara dan volunter
yang menyediakan kunjungan rumah secara sukarela ,kunjungan rumah yang
berbasis bukti kepada keluarga yang berisiko.40 Meskipun tidak secara khusus
ditujukan untuk gizi, layanan-layanan ini termasuk pendidikan pengasuhan dan
kesehatan.

Inisiatif Rumah Sakit Ramah Bayi


Inisiatif Rumah Sakit yang Ramah Bayi dikembangkan oleh United Nations
Children’s Fund and the World Health Organization pada tahun 1991 untuk
meningkatkan perhatian rumah sakit dan / atau persalinan di pusat persalinan untuk
inisiasi menyusui. Pusat yang memenuhi syarat untuk penunjukan ini telah
menerapkan "Sepuluh Langkah Menuju Menyusui yang Sukses" dan mematuhi
Kode Internasional Pemasaran Pengganti ASI.41 Dalam meta-analisis program
yang dibuat untuk meningkatkan banyak aspek menyusui, intervensi dukungan
Rumah Sakit Ramah Bayi memiliki efek terbesar pada promosi pemberian ASI.42

Pedoman
Pedoman Nasional
USDA dan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan bertanggung
jawab untuk mengembangkan dan memelihara pedoman berbasis bukti untuk
nutrisi yang baik, DGA.39 Pedoman ini berfokus pada anak-anak berusia 2 tahun
ke atas. Pada 2014, the Birth to 24 Months project dimulai untuk mengembangkan
pedoman untuk anak-anak dalam kelompok usia tersebut.43 Proses ini adalah
tinjauan berbasis bukti dari literatur yang ada tentang pemberian makan anak-anak
sejak lahir hingga usia 24 bulan. Ini dimulai dengan perumusan pertanyaan, tinjauan
sistematis melalui Nutrition Evidence Library di USDA, dan penilaian bukti
berdasarkan kualitas penelitian, konsistensi temuan, jumlah penelitian dan subjek,
hasil, dan temuan. 44 Dokter anak dengan keahlian dalam nutrisi dalam kelompok
umur ini adalah anggota komite yang saat ini melakukan pekerjaan ini. Laporan
akhir dan penggabungan pedoman ini ke dalam DGA keseluruhan diharapkan pada
tahun 2020. Karena pedoman ini adalah titik rujukan untuk kebijakan dan program
negara bagian dan federal, dokter anak harus menyadari pentingnya pedoman ini.
DGA 2015 melihat upaya terorganisir dan terpadu oleh kelompok-kelompok
kepentingan khusus untuk menumbangkan atau melemahkan hasil dari proses
pedoman dan proses itu sendiri. Adalah penting bahwa dokter anak, yang familiar
dengan menggunakan pedoman klinis berbasis bukti, mengadvokasi untuk dasar
ilmiah dari proses ini dan mendukung implementasi pedoman.

American Academy of Pediatrics


American Academy of Pediatrics (AAP) memberikan informasi penting
tentang kebutuhan gizi dan dukungan anak-anak sejak lahir hingga usia 2 tahun,
termasuk informasi dan panduan tentang menyusui45 dan tentang menyusui bayi
dan balita.46 Kebijakan AAP tentang menyusui21 dan suplementasi zat besi47
langsung membahas kunci masalah nutrisi dan kognisi.

REKOMENDASI
1. Dokter anak, dokter keluarga, dokter kandungan, dan penyedia layanan
kesehatan anak lainnya perlu memiliki pengetahuan tentang menyusui untuk
mendidik wanita hamil tentang menyusui dan bersiap untuk membantu menyusui
ibu dan bayi mereka ketika masalah terjadi. AAP merekomendasikan pemberian
ASI eksklusif selama kurang lebih 6 bulan pertama kehidupan dan kelanjutan
setelah makanan pendamping diperkenalkan setidaknya untuk tahun pertama
kehidupan dan setelahnya, selama diinginkan oleh ibu dan anak. Beberapa
organisasi telah meninjau intervensi untuk mendukung menyusui.48, 49 Terlepas
dari manfaat ASI yang diketahui di awal kehidupan, diperkirakan bahwa 19% anak-
anak tidak menerima ASI saat masih bayi dan hanya 22% menyusui secara
eksklusif selama 6 bulan yang direkomendasikan; ;5
2. Dokter anak, dokter keluarga, dokter kandungan, dan penyedia perawatan
kesehatan anak lainnya dapat melakukan advokasi di tingkat lokal, negara bagian,
dan federal untuk melestarikan dan memperkuat program gizi dengan fokus pada
nutrisi ibu, janin, dan bayi baru lahir. /Intervensi untuk memastikan perkembangan
saraf yang normal meliputi program untuk meminimalkan pengaruh lingkungan
yang merugikan dan program untuk mengurangi efek dari pengaruh lingkungan
yang merugikan. Intervensi ini dimulai dengan kesehatan gizi untuk wanita hamil,
termasuk asupan energi protein yang memadai, penambahan berat badan saat hamil,
dan kecukupan zat besi. Pada tingkat tertentu, plasenta melindungi janin dalam hal
memprioritaskan nutrisi dari ibu. Setelah lahir, ASI menyediakan nutrisi
perkembangan saraf yang optimal untuk setidaknya 6 bulan pertama.21 Setelah 6
bulan, dokter anak dan penyedia layanan kesehatan lainnya dapat mendukung
kebijakan yang mengadvokasi pemberian kalori protein dan mikronutrien yang
optimal untuk bayi dan anak kecil (misalnya, besi AAP kebijakan 47) serta
program-program yang menyediakan nutrisi berkualitas tinggi untuk bayi dan anak
kecil (mis. WIC);

You might also like