You are on page 1of 7

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP

KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA LANSIA YANG


MENGALAMI LOW BACK PAIN (NYERI PUNGGUNG)
DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR
KABUPATEN SEMARANG
I Wayan Widhi Adnyana*, Puji Lestari**

Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo


Jl. Gedongsongo,Candirejo, Kec. Ungaran Barat 50500
Email: nayadzaky@gmail.com

ABSTRAK
The functional ability improvement of elderly people with low back pain (LBP) can be done by several
ways. One of them is by geriatric gymnastics. The purpose of this study is to find the influence of
geriatric gymnastics toward the functional ability in elderly with low back pain at Leyangan Village East
Ungaran Sub-district Semarang Regency.
This study used a quantitative approach with quasi-experimental method. This study used non-equivalent
(pretest and posttest) control group design. The population in this study was the elderly who had low
back pain at Leyangan Village East Ungaran Sub-district Semarang Regency. The population in this was
intervention groups with 15 respondents, respectively. Data sampling used Purposive sampling technique,
whereas the instrument of functional ability measured by using Barthel index
The results of this study indicate that there is a difference in the functional ability of the elderly with low
back pain between before and after the geriatric gymnastics given in the intervention group, with the p
value (0,001) < α (0,05). There is an influence of geriatric gymnastics toward the functional ability of
elderly with low back pain, with p-value of 0,039 < α (0,05).
The elderly should keep improving physical fitness, especially the function ability. By implementing the
geriatric gymnastics regularly, the elderly can treat the functional ability of the elderly can treat the
functional ability of the elderly with low back pain.

Keywords : Geriatric gymnastics, Functional ability, Low back pain (LBP)

Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kemampuan Fungsional Pada Lansia Yang Mengalami 25
Low Back Pain (Nyeri Punggung) di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur
Kabupaten Semarang
I Wayan Widhi Adnyana, Puji Lestari
PENDAHULUAN lansia. Penurunan fungsi tubuh pada lansia
Semakin bertambahnya umur akan mengakibatkan permasalahan
manusia, terjadi proses penuaan secara gangguan gerak dan fungsi lansia. Lansia
degeneratif yang akan berdampak pada mengalami penurunan fungsi jalan,
perubahan-perubahan pada diri manusia, penurunan fungsi keseimbangan, penurunan
tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kemandirian dalam aktivitas kehidupan
kognitif, perasaan, sosial dan seksual. Salah sehari-hari dan penurunan kemampuan
satunya adalah terjadi perubahan sistem fungsional (Martono, 2009).
musculoskeletal pada lansia antara lain Kemampuan fungsional lansia
pada jaringan penghubung (kolagen dan merupakan kemampuan lansia dalam
elastin), kartilago, otot dan sendi (Azizah, melakukan gerak untuk beraktivitas
2011). termasuk kemampuan mobilitas dan
Nyeri punggung bawah adalah aktivitas untuk memenuhi kebutuhan diri
sindroma klinik yang ditandai dengan lansia termasuk aktivitas perawatan diri
gejala utama nyeri atau perasaan lain yang (Azizah, 2011). Tujuan rehabilitasi pada
tidak enak di daerah tulang punggung lansia adalah memperbaiki dan
bagian bawah (Sunarto, 2005). Nyeri meningkatkan kemampuan fungsional
punggung bawah atau Low Back Pain lansia sehingga lansia dapat mandiri, tetap
(LBP) merupakan manifestasi keadaan aktif dan produktif serta dapat menikmati
patologik yang dialami oleh jaringan atau hari tuanya dengan bahagia (Surini &
alat tubuh yang merupakan bagian Utomo, 2004).
punggung atau yang ada di dekat punggung Perawat sebagai role model
(Idyan, 2008). Gejala nyeri punggung dimasyarakat berperan besar dalam
bawah (low back pain) bervariasi mulai dari penanggulangan nyeri melalui pendekatan
rasa nyeri ke sensasi tertusuk atau non farmakologi. Intervensi yang termasuk
tertembak. Rasa sakit ini dapat membuat dalam pendekatan non farmakologi
penderita sulit untuk bergerak atau berdiri misalnya dengan memberi latihan atau
tegak. Nyeri punggung akut datang dengan exercise yang tepat (spesifik), latihan dapat
tiba-tiba, biasanya setelah cedera akibat membantu menurunkan kelemahan,
olahraga atau mengangkat beban berat. menghilangkan stress, meningkatkan
Nyeri yang berlangsung lebih dari tiga kekuatan otot, dan mencegah deformitas
bulan dianggap kronis (Mujianto, 2013). (Misriani, 2004).
Low Back Pain (LBP) sering dijumpai Latihan peregangan atau senam akan
dalam praktek sehari-hari, terutama di berdampak lebih baik dibandingkan dengan
negara-negara industri. Diperkirakan 70- bed rest. Penderita Low Back Pain (LBP)
85% dari seluruh populasi pernah mungkin akan beristirahat satu sampai dua
mengalami episode ini selama hidupnya. hari ketika nyeri muncul tetapi setelah
Prevalensi tahunannya bervariasi dari 15- jangka waktu tersebut nyeri biasanya akan
45%, dengan point prevalence rata-rata semakin memburuk karena badan tidak
30% (Sadeli dan Tjahjono 2004). aktif. Tanpa latihan dan gerakan, otot
Nyeri punggung (low back pain) punggung dan struktur tulang belakang
apabila tidak ditangani tidak hanya menjadi tidak terkondisi dengan bagus dan
menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan kurang mampu menopang tulang belakang
yang berkepanjangan, frustasi dan distres apalagi tungkai kaki. Hal tersebut dapat
tetapi juga dapat mengakibatkan cacat menyebabkan cidera kembali dan spasme
seumur hidup (Mujianto, 2013). Gangguan yang akan menimbulkan nyeri (Sadeli &
pada sistem muskuloskeletal dapat Tjahjono, 2004).
memberikan dampak immobilitas fisik pada

26 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 25-31


METODE Tabel 2
Penelitian ini merupakan penelitian Distribusi Frekuensi Kemampuan
quasi experiment dengan desain non Fungsional Lansia yang Mengalami
equivalent pre tes dan post tes control Low Back Pain sebelum Senam Lansia
group design (Riwidigdo, 2009). Sampel pada Kelompok Intervensi
dalam penelitian ini adalah lansia dengan
low back pain (nyeri punggung) di Desa Kemampuan Jumlah Persen
Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Fungsional (n) (%)
Kabupaten Semarang dengan teknik Ketergantungan 4 26,7
pengambilan sampel purposive sampling. berat
Kriteria inklusi dalam penelitian ini, yaitu: Ketergantungan 7 46,6
1) Klien bersedia menjadi responden, 2) sedang
Klien LBP tanpa komplikasi, 3) Klien Ketergantungan 4 26,7
berusia 60 sampai dengan 75 tahun, 4) ringan
Sehat mental. Besar sampel masing-masing Jumlah 15 100,0
untuk kelompok intervensi dan control
sebanyak 15 responden.
Penilaian kemampuan fungsional Tabel 3
pasien dilakukan dengan cara observasi Distribusi Frekuensi Kemampuan
pada ke enam aktivitas yang telah Fungsional Lansia yang Mengalami
ditentukan dalam Indeks Barthel antara lain Low Back Pain sesudah Senam Lansia
mandi, berpakaian, pergi ke toilet, pada Kelompok Kontrol
berpindah, kontrol BAB dan BAK serta
makan. Senam dilaksanakan selama 3 kali Kemampuan Jumlah Persen
30 menit dalam satu minggu dengan Fungsional (n) (%)
pelaksanaan hari diselang seling. Ketergantungan 2 13,3
berat
HASIL Ketergantungan 8 53.4
sedang
Tabel 1 Ketergantungan 5 33,3
Distribusi Frekuensi Kemampuan ringan
Fungsional Lansia yang Mengalami Jumlah 15 100,0
Low Back Pain sebelum Senam Lansia
pada Kelompok Kontrol Tabel 4
Distribusi Frekuensi Kemampuan
Kemampuan Jumlah Persen Fungsional Lansia yang Mengalami
Fungsional (n) (%) Low Back Pain sesudah Senam Lansia
Ketergantungan 2 13,3 pada Kelompok Intervensi
berat
Ketergantungan 9 60,0 Kemampuan Jumlah Persen
sedang Fungsional (n) (%)
Ketergantungan 4 26,7 Ketergantungan 0 0,0
ringan berat
Jumlah 15 100,0 Ketergantungan 5 33,3
sedang
Ketergantungan 10 66,7
ringan
Jumlah 15 100,0

Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kemampuan Fungsional Pada Lansia Yang Mengalami 27
Low Back Pain (Nyeri Punggung) di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur
Kabupaten Semarang
I Wayan Widhi Adnyana, Puji Lestari
Tabel 5.
Hasil Uji Kesetaraan Kelompok Kontrol dan Perlakuan Sebelum Senam Lansia

Std. error p-
Kelompok n Mean SD t hitung
Mean value
Pretest kontrol 15 3,133 0,6399 0,1652 0,521 0,606
perlakuan 15 3,000 0,7559 0,1951

Berdasarkan hasil uji kesetaraan lansia yang mengalami low back pain
menunjukkan bahwa p value sebesar 0,606 (nyeri punggung) sebelum diberikan senam
(α=0,05), artinya kemampuan fungsional lansia adalah setara.

Tabel 6
Perbedaan Kemampuan Fungsional Lansia yang Mengalami
Low Back Pain (Nyeri Punggung) Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Kontrol
n Mean SD t hitung p-value
Kelompok Pretest 15 3,133 0,6399 -0,564 0,582
kontrol Posttest 15 3,200 0,6761

Berdasarkan uji t-test dependent lansia yang mengalami low back pain
menunjukkan pula bahwa nilai t hitung (- (nyeri punggung) sebelum dan sesudah
0,654) dan p value (0,582) > α (0,05), penelitian di Desa Leyangan Kecamatan
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak Ungaran Timur Kabupaten Semarang pada
ada perbedaan kemampuan fungsional kelompok kontrol.

Tabel 7
Perbedaan Kemampuan Fungsional Lansia yang Mengalami
Low Back Pain (Nyeri Punggung) Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Intervensi
n Mean SD t hitung p-value
Kelompok Pretes 15 3,000 0,7559 -4,183 0,001
intervensi postest 15 3,667 0,4879

Berdasarkan uji t-test dependent yang mengalami low back pain (nyeri
menunjukkan pula bahwa nilai t hitung (- punggung) sebelum dan sesudah senam
4,183) dan p value (0,001) < α (0,05), lansia di Desa Leyangan Kecamatan
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada Ungaran Timur Kabupaten Semarang pada
perbedaan kemampuan fungsional lansia kelompok intervensi.

Tabel 8
Analisis Pengaruh Senam Lansia terhadap Kemampuan Fungsional Lansia yang
Mengalami Low Back Pain (Nyeri Punggung) di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran
Timur Kabupaten Semarang
Variabel Metode Mean SD t hitung p-value
Kemampuan Kontrol 3,200 0,6761 -2,168 0,039
fungsional Intervensi 3,667 0,4879

28 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 25-31


Hasil uji independen t-test kategori ketergantungan sedang. Salah satu
menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar - penyebabnya adalah karena faktor fungsi
2,168 dan p-value sebesar 0,039 < α (0,05), psikologis yang menurun. Fungsi
artinya ada pengaruh senam lansia terhadap psikologis menunjukkan kemampuan
kemampuan fungsional lansia yang seseorang untuk mengingat sesuatu hal
mengalami low back pain (nyeri punggung) yang lalu dan menampilkan informasi
di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran pada suatu cara yang realistik. Proses ini
Timur Kabupaten Semarang. meliputi interaksi yang komplek antara
perilaku interpersonal dan interpersonal.
DISKUSI Kebutuhan psikologis berhubungan
Gambaran Kemampuan Fungsional dengan kehidupan emosional seseorang.
Lansia yang Mengalami Low Back Pain Meskipun seseorang sudah terpenuhi
sebelum Senam Lansia pada Kelompok kebutuhan materialnya, tetapi bila
Intervensi dan Kontrol kebutuhan psikologisnya tidak terpenuhi,
maka dapat mengakibatkan dirinya merasa
Kemampuan fungsional lansia pada tidak senang dengan kehidupannya,
kelompok kontrol di Desa Leyangan sehingga kebutuhan psikologi harus
Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten terpenuhi agar kehidupan emosionalnya
Semarang sebelum penelitian dalam menjadi stabil (Tamher, 2009).
kategori ketergantungan sedang dimana Kemampuan fungsional lansia pada
responden mengendalikan rangsang kelompok intervensi di Desa Leyangan
pembuangan tinja dengan teratur (37,8%) Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten
dan mengendalikan rangsang berkemih Semarang sesudah pemberian senam lansia
dengan mandiri (37,8%). Lansia juga dapat dalam kategori ketergantungan ringan. Hal
menggunakan jamban, masuk dan keluar tersebut didukung oleh lingkungan keluarga
(melepaskan, memakai celana, yang baik dan selalu mendukung. Lanjut
membersihkan, menyiram) secara mandiri usia merupakan kelompok lansia yang
(28,9%). Mereka mampu berubah sikap rentan masalah, baik masalah ekonomi,
dari berbaring ke duduk secara mandiri sosial, budaya, kesehatan maupun
(40,0%) serta naik turun tangga dengan psikologis, oleh karenanya agar lansia tetap
mandiri (33,3%). Kemampuan fungsional sehat, sejahtera dan bermanfaat, perlu di
lansia dalam kategori ketergantungan dukung oleh lingkungan yang konduktif
sedang tersebut disebabkan faktor umur seperti keluarga (Perry dan Potter (2005).
mereka yang sudah tua.
Kemampuan aktifitas sehari-hari Perbedaan Kemampuan Fungsional
pada lanjut usia dipengaruhi dengan Lansia yang Mengalami Low Back Pain
umur lanjut usia itu sendiri, dimana Sebelum dan Sesudah Senam Lansia
semakin tua ketergantungannya semakin pada Kelompok Intervensi dan Kontrol
besar. Umur seseorang menunjukkan tanda
kemauan dan kemampuan, ataupun Berdasarkan uji t-test dependent
bagaimana seseorang bereaksi terhadap menunjukkan bahwa nilai t hitung (-0,654)
ketidakmampuan melaksanakan aktifitas dan p value (0,582) > α (0,05), sehingga
sehari-hari (Perry dan Potter, 2005) disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
kemampuan fungsional lansia yang
Gambaran Kemampuan Fungsional mengalami low back pain (nyeri punggung)
Lansia yang Mengalami Low Back Pain sebelum dan sesudah penelitian di Desa
sesudah Senam Lansia pada Kelompok Leyangan Kecamatan Ungaran Timur
Intervensi dan Kontrol Kabupaten Semarang pada kelompok
kontrol, sedangkan pada kelompok
Kemampuan fungsional lansia pada intervensi menunjukkan ada perbedaan
kelompok kontrol di Desa Leyangan kemampuan fungsional lansia sebelum dan
Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten sesudah pengukuran dengan p value
Semarang sesudah penelitian dalam (0,001) < α (0,05).

Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kemampuan Fungsional Pada Lansia Yang Mengalami 29
Low Back Pain (Nyeri Punggung) di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur
Kabupaten Semarang
I Wayan Widhi Adnyana, Puji Lestari
Hal ini disebabkan oleh faktor bisa membantu meredakan nyeri dan
pemberian senam lansia. Senam lansia di meningkatkan mobilitas. Anjurkan
samping memiliki dampak positif terhadap penderita melakukannya dengan perlahan
peningkatan fungsi organ tubuh juga dan lembut, serta bernafas teratur selama
berpengaruh dalam meningkatkan imunitas latihan (Campbell, 2007).
dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Olahraga yang bersifat aerobik seperti
Tingkat kebugaran dievaluasi dengan senam merupakan usaha-usaha yang akan
mengawasi kecepatan denyut jantung waktu memberikan perbaikan pada fisik atau
istirahat yaitu kecepatan denyut nadi psikologis. Faktor fisiologi dan metabolic
sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar, yang dikalkulasi termasuk penambahan sel-
kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat sel darah merah dan enzim fosforilase
harus menurun (Suroto, 2004). (proses masuknya gugus fosfat ke dalam
Manfaat senam lainnya yaitu terjadi senyawa organik), bertambahnya aliran
keseimbangan antara osteoblast dan darah sewaktu latihan, bertambahnya sel-sel
osteoclast. Apabila senam terhenti maka otot yang mengandung mioglobin dan
pembentukan osteoblast berkurang mitokondria serta meningkatnya enzim-
sehingga pembentukan tulang berkurang enzim untuk proses oksigenasi jaringan
dan dapat berakibat pada pengeroposan (Kusmana, 2006). Sedangkan menurut
tulang. Senam yang diiringi dengan latihan Depkes RI (2003) olahraga dapat memberi
stretching dapat memberi efek otot yang beberapa manfaat, yaitu: meningkatkan
tetap kenyal karena di tengah-tengah peredaran darah, menambah kekuatan otot,
serabut otot ada impuls saraf yang dan merangsang pernafasan dalam. Selain
dinamakan muscle spindle, bila otot diulur itu dengan olahraga dapat membantu
(recking) maka muscle spindle akan pencernaan, menolong ginjal, membantu
bertahan atau mengatur sehingga terjadi kelancaran pembuangan bahan sisa,
tarik-menarik, akibatnya otot menjadi meningkatkan fungsi jaringan,
kenyal. Orang yang melakukan stretching menjernihkan dan melenturkan kulit,
akan menambah cairan sinoval sehingga merangsang kesegaran mental, membantu
persendian akan licin dan mencegah cedera mempertahankan berat badan, memberikan
(Suroto, 2004). tidur nyenyak, memberikan kesegaran
jasmani.
Pengaruh Senam Lansia terhadap Hasil penelitian ini sesuai dengan
Kemampuan Fungsional Lansia yang penelitian dari Nuraidin, Aminah, dan
Mengalami Low Back Pain Ruswandi (2012), yang menunjukkan ada
pengaruh latihan range of motion (ROM)
Hasil penelitian menunjukkan ada pasif terhadap tingkat kemampuan
pengaruh senam lansia terhadap fungsional activity daily living (ADL) pada
kemampuan fungsional lansia yang lansia yang mempunyai penyakit
mengalami low back pain (nyeri punggung) osteoarthritis. Latihan ROM pasif dapat
di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran meningkatkan tingkat kemampuan
Timur Kabupaten Semarang. fungsional ADL pada lansia yang
Penatalaksanaan Low Back Pain atau LBP mempunyai penyakit osteoartritis.
antara lain bedrest atau tirah baring,
kompres hangat atau dingin, KESIMPULAN
medikamentosa, relaksasi otot, traksi, Kemampuan fungsional lansia yang
korset lumbosakral, latihan kekuatan dan mengalami low back pain sebelum senam
kelentukan otot punggung atau senam. lansia pada kelompok kontrol sebagian
Latihan fisik mencegah kontraktur dan besar kategori ketergantungan sedang yaitu
atrofi tak terpakai (disused atrophy) serta 9 orang (60,0%), pada kelompok intervensi
untuk melancarkan sirkulasi darah. Untuk kategori ketergantungan sedang yaitu 7
golongan orang tua anjuran untuk senam orang (46,7%). Kemampuan fungsional
diberikan sebagai terapi pelengkap. Latihan lansia yang mengalami low back pain
peregangan punggung bawah secara ringan sebelum senam lansia pada kelompok

30 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 25-31


kontrol sebagian besar kategori Kusmana. 2006. Olahraga bagi Kesehatan
ketergantungan sedang yaitu 8 orang Jantung. Jakarta: Fakultas Kedokteran
(53,3%), pada kelompok intervensi kategori Universitas Indonesia.
ketergantungan ringan yaitu 10 orang Maher, Salmond dan Pellino. 2004. Low
(66,7%). Ada perbedaan kemampuan Back Pain Syndroma. Philadelpia: FA.
fungsional lansia yang mengalami low back Davis Company
pain sebelum dan sesudah senam lansia Martono. 2009. Buku Ajar Geriartri. Jakarta
pada kelompok intervensi, dengan p value : Balai Penerbit. FKUI.
(0,001) < α (0,05). Ada pengaruh senam Mujianto. 2013. Cara cepat mengatasi 10
lansia terhadap kemampuan fungsional besar kasus musculoskeletal dalam
lansia yang mengalami low back pain praktik klinik fisioterapi. Jakarta : CV
dengan p-value sebesar 0,039 < α (0,05). Trans Info Media
Bagi masyarakat, khususnya lansia Riwidigdo. 2009. Statistik Kesehatan,
yang mengalami low back pain dapat Yogyakarta : Mitra cendekia
memanfaatkan senam lansia sebagai salah Sadeli dan Tjahjono 2004. Nyeri Punggung
satu alternatif untuk meningkatkan Bawah. dalam KRT Meliala. L..
kemampuan fungsional lansia. Suryamiharja. A.. Purba. J.S. (eds).
NyeriNeuropatik Patofisiologi dan
DAFTAR PUSTAKA Penatalaksanaan. Kelompok Studi
Nyeri PERDOSSI.
Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Yogyakarta : Graha Ilmu Kunatitatif Kualitatif dan R&D.
Campbell. 2007. Cardiology 8th Edition. Bandung : Alfabeta.
Saunders. Elsevier Production. Sumintarsih. 2006. Kebugaran Jasmani
Depkes RI. 2003. Indikator Indonesia Sehat Untuk Lanjut Usia, Olahraga, edisi
2010 dan Pedoman Penetapan. Agustus, 147-.150
Indikator Provinsi Sehat dan Sunarto. 2005. Latihan pada Penderita
Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta Nyeri Punggung Bawah. Edisi III.
Idyan. 2008. Hubungan Lama Duduk saat Jakarta : Medika Jelita
Perkuliahan dengan Keluhan Low Surini dan Utomo, 2004. Fisioterapi Pada
Back Pain. Persatuan Perawat Lansia. Jakarta: EGC
Nasional Indonesia (PPNI). Avaiable Suroto, 2004. Buku Pegangan Kuliah
from:http://www.innappni. Pengertian Senam, Manfaat Senam
or.id/index.php/includes/index.php?na dan Urutan Gerakan. Semarang : Unit
me=News&file=print&sid=130[Acces Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum
sed 20 Desember 2013] Olahraga Undip.

Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kemampuan Fungsional Pada Lansia Yang Mengalami 31
Low Back Pain (Nyeri Punggung) di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur
Kabupaten Semarang
I Wayan Widhi Adnyana, Puji Lestari

You might also like