Baseplate-Kolom wf250

Baseplate Design
1. Technical Data
dc concrete column depth = 390 mm
bc concrete column width = 265 mm
d column web depth = 250 mm
b column flange width = 125 mm
N Base plate length = 350 mm
B Base plate width = 225 mm
t assumed base plate thickness = 16 mm
X = 31 mm
f Bolt to column center distance = 150 mm
A1 Area of baseplate = 78,750 mm
A2 Area of concrete column = 103,350 mm
A2/A1 = 1.31
Db Anchor rods diameter = 16 mm
nt Anchor rods on each side = 3 pcs
2. Structural data
P max. compression reaction 9 kN = 9,150 N

M Max. applied moment 3 kN.m = 3.14E+06 N.mm
V Shear force 4 kN = 4,246 N
f'c Concrete compressive strength = 25 N/mm2
fy base plate yield strength (SS 400) = 235 N/mm2
Fub Anchor rods tensile strength = 400 Mpa
(JIS 3112, Grade SS 400)
1 of 79
3. Plate Calculation
Check eccentricity
fp (max) concrete bearing strength = 16 N/mm2
fp (max) 0,65 . 0,85 f'c √( A2 / A1 )
q max maximum bearing pressure = 3,560 N / mm
fp max B
e crit critcal eccentricity value = 174.99 mm
e crit = N/2 - P/(2 B *q_max)
e actual eccentricity value, M/P = 343 mm
e < ecrit, small eccentricity case. Thereis no tendency to overturn.
Anchor rods are required for moment equilibrium.
Compute Y and T
Y = (N - 2e), when e <= ecrit = 4 mm
= (f + N/2) - ((f + N/2)^2 - 2 P (e + f) / q max)^1/2, when e > e crit
T = T (anchor rod tension) = qmax Y - P, = 4,813 N
when e > e crit
check bearing pressure
fp actual compression stress = 6.67 N/mm2
fp = P / (Y . N)
OK ≤ fp (max)
Determine Plate Thickness
2 of 79
a) Base plate yielding limit at bearing Interface
m = (N - 0.95 d) / 2 = 56 mm
n = (B - 0.8 bf) / 2 = 63 mm
t req. 1 = √ ( 2 . fpu m2 / (0,9 fy) ) = 15.7 mm
Check tension side, (for T > 0)

T = fpmax B Y - Pu = 4,813.49 N
X = f - 0,95 d / 2 = 31 mm
w = bf + 25,4 = 150 mm
tp, min = √ ( 4 . T . X / (0,9 fy w) ) = 4 mm
Use base plate thickness = 16 mm
Shear check
φ Vn = Friction between concrete and baseplate = 4,804 N
= φ u Pu <= φ 0,2 f'c Ac or φ 800 Ac
φ = 0,75
µ = 0,7, coefficient of friction
Ac = area of baseplate
Vu < φ Vn Safe
Anchor Rod Check

1. Single Anchor Rod Strength
T rod = T / nt = 1.60 kN
φ Tn = Single anchor rods strength = 45.24 kN
= 0,75 (0,75 Fu) Ab,
T rod < φ Tn Safe
Hook Length
ld = In tension mode : = 180.5 mm
= 0,24 db fy ψe / √f'c
ψe = 1,0
Use anchor length = 250 mm
Extension length, 12 db = 192 mm
3 of 79
4 of 79
PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI JOB NO.
TERINTEGRASI EPCC PENGEMBANGAN DAN DOC. NO. :
MODERNISASI PG DJATIROTO PGDJ-2-05-CAL-007
LAPORAN PERENCANAAN VFD ROOM DAN REV. :
AUXILIARY PANEL ROOM DATE : 14 / 05 / 2018
PROYEK : PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

TERINTEGRASI EPCC PENGEMBANGAN DAN
MODERNISASI PG DJATIROTO
PEMILIK : PTPN XI
LOKASI : PG DJATIROTO, LUMAJANG, JAWA TIMUR
NO. DOKUMEN : PGDJ-2-05-CAL-007
1 of 79
0 Issued for approval 14/05/2018 GE

A Issued for approval 12/04/2017 GE
REV DESCRIPTION DATE PREPARED CHECKED REVIEW
REVISI
REVISI TANGGAL BALASAN KETERANGAN
NO.
1 14/05/2018 - Jarak antar gording telah dicntumkan.
- Rasio kapasitas balok melintang telah

dicantumkan.
- Sketsa gambar sambungan telah ditambahkan.
2 of 79
HALAMAN REVISI
No. Hal. A B 0 No. Hal. A B 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
3 of 79
24
25
26
27
28
29
30
31
32
DAFTAR ISI
REVISI
HALAMAN REVISI
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1.2 Dokumen Referensi
1.3 Deskripsi
2. KRITERIA DESAIN
2.1. Peraturan dan Standar Desain
2.2. Material
2.3 Dasar Perencanaan
2.3.1. Pembebanan
2.3.2. Desain Pondasi
3. DATA GEOTEKNIK DAN ANALISA
3.1. Data tanah
3.2. Perencanaan Pondasi dangkal
4 of 79
3.2.1 Perencanaan Pondasi IBD dan CBD Tank
4. RINGKASAN PERENCANAAN
1. PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
Perencanaan ini dilakukan untuk merencanakan struktur VFD room dan auixiliary panel room di Djatiroto
Lumajang, jawa Timur, untuk proyek pengembangan dan modernisasi PG Djatiroto milik PTPN XI.
1.2. Dokumen Referensi
a) Dokumen Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi EPCC Pengembangan

dan Modernisasi PG Djatiroto
b) Kriteria Desain Struktur Bangunan
c) Laporan Penyelidikan Tanah
1.3. Deskripsi
Lokasi bangunan dapat dilihat pada gambar berikut.
5 of 79
VFD room
Gbr. 1.1 Lokasi VFD Room dan Auxiliary Panel Room
Gbr. 1.2 Denah Bangunan
6 of 79
Gbr. 1.3 Potongan Melintang
2. KRITERIA DESIGN
2.1. Peraturan dan Standar Desain
Perencanaan struktur bangunan memakai rekomendasi yang terdapat dalam peraturan dan
standar berikut
a) SNI 03-2847-2013: “Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung”;
b) ACI 318-08: “Building Code Reinforcements for Structural Concrete”;
c) ANSI/AISC 360-10, "Specification for Steel Structural Building"
2.2. Material
Standar material yang dipakai dalam perencanaan ini adalah

a) Beton bertulang
Spesifikasi kuat tekan beton:
Untuk struktur pondasi, semen ASTM C-150 tipe 1, K300 f’c = 25 Mpa
Modulus elastisitas, Ec = 23500 Mpa
Berat jenis beton, γc = 24 kN/m3
b) Baja tulangan
Untuk structural, harus menggunakan tipe ulir sesuai dengan SNI 07-2052-2014
BJTD 40 atau JIS 3112 atau ASTM A 615 Grade 60.
Tegangan leleh, fy = 390 MPa
7 of 79
Tegangan Tarik putus, fu = 560 MPa

Untuk non- structural, wajib menggunakan tipe polos sesuai dengan
SNI 07-2052-2014 BJTP 24 atau JIS G3112.
Tegangan leleh, fy = 390 mpa
Tegangan Tarik putus, fu = 380 mpa
c) Baja Struktural
Baja struktural yang digunakan menggunakan material SS-400
Tegangan leleh, fy 235
Tegangan tarik, fu 400
d) Baut Struktural
Baut struktur yang digunakan adalah baut standar ASTM A-325
Tegangan leleh, fy 634
Tegangan putus, fu 825
2.3. Dasar Perencanaan
2.3.1. Pembebanan
Perencanaan struktur bangunan ini mengacu pada gambar UI5367-800-DE-D041.
2.3.2. Desain pondasi
Desain pondasi mengikuti kriteria berikut:

a) Desain Pondasi Menggunakan metode elastis
b) Angka keamanan kuat tumpu
Kondisi normal : SF = 3.0
Kondisi sementara : SF = 2.0
c) Angka keamanan
Guling : SF = 2.0
Geser : SF = 2.0
Apung : SF = 1.5
d) Settlement
Max : 25 mm
8 of 79
3. DATA GEOTEKNIK DAN ANALISA
3.1. Data tanah
Data pemeriksaan tanah mengacu pada data dari pemilik proyek, dokumen
no. SR.KSO-01/HW.DM.03-03/2017 : Laporan Penyelidikan Tanah yang dilaksanakan oleh Testana
Engineering,INC. Data uji tanah yang dipakai adalah data pada titik DB-9.
Lokasi VFD Room dan

Auxiliary Panel Room
Gbr. 3.1 Penyelidikan Tanah untuk VFD Room dan Auxiliary Panel Room
9 of 79
10 of 79
11 of 79
4. Perencanaan Struktur
4.2. Perencanaan Struktur atas
4.2.1. Analisa Struktur dengan Program Komputer

Tujuan analisa struktur dengan program komputer pada perencanaan ini adalah untuk memperoleh
gaya dalam pada struktur. Hasil analisa program komputer digunakan untuk perencanaan
penampang. Program komputer yang digunakan adalah SAP2000.
4.2.2. Permodelan Struktur

Permodelan struktur dilakukan menyesuaikan dengan bentuk struktur yang asli. Hal ini untuk
mendapatkan analisa struktur yang mendekati keadaan asli struktur. Adapun permodelan struktur,
dapat dilihat sebagai berikut.
3.00 4.00 3.00
5.00
Gambar 3.1. Permodelan Struktur VFD Room
4.2.3. Pembebanan Struktur

Beban yang diberikan pada permodelan struktur, adalah beban mati, beban superimposed, beban
gempa, beban air hujan, dan lain-lain.
4.2.3.1. Beban Mati

Beban mati adalah beban akibat berat sendiri struktur, seperti berat sendiri. Beban ini dihitung oleh
12 of 79
program komputer.
4.2.3.2. Beban Superimposed

Beban superimposed adalah beban mati yang diakibatkan oleh beban atap galvanis, dan beban
perlengkapan elektrikal dan mekanikal.
Berat seng = 5.50 kg / m2
Beban superimposed = Berat seng x (4m + 3m) /2 = 0.19 kN/m
Gambar 4.2. Beban Superimposed
4.2.3.3. Beban Gempa

Beban gempa pada struktur menggunakan grafik respons spektra. Grafik tersebut diperoleh dari
badan Puskim.
T S T S
rs PG Djatiroto
0 0.39 2.11974 0.24 0.700
0.05 0.67 2.21974 0.23 0.600
0.500
0.1 0.96 2.31974 0.22
0.400
0.300
0.200 13 of 79
0.100
rs PG Djatiroto
0.700
AUXILIARY PANEL ROOM
0.600 DATE : 14 / 05 / 2018
0.500
0.400
0.10395 0.98 2.41974 0.21 0.300
0.51974 0.98 2.51974 0.20 0.200
0.100
0.61974 0.82 2.61974 0.19
0.000
0.71974 0.71 2.71974 0.19 0.000 0.500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500
0.81974 0.62 2.81974 0.18

0.91974 0.55 2.91974 0.17
1.01974 0.50 4 0.13
1.11974 0.45
1.21974 0.42
1.31974 0.39
1.41974 0.36
1.51974 0.33
1.61974 0.31
1.71974 0.30
1.81974 0.28
1.91974 0.27
2.01974 0.25
4.2.4. Beban Kombinasi

Kombinasi beban yang digunakan adalah kombinasi beban ultimit dan kombinasi beban elastis.
1. Kombinasi beban ultimit
14 of 79
2. Kombinasi beban Elastis
15 of 79
4.2.5. Perencanaan Bangunan Atas

Bangunan atas menggunakan profil baja. Kekuatan profil diperiksa dengan program komputer.
Hasil analisa program komputer adalah sebagai berikut.
4.2.5.1. Rasio Tegangan Kolom dan Rafter

Kekuatan rafter dan kolom baja diperiksa dengan program komputer SAP2000. Hasil kontrol
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Rasio Tegangan Balok Rafter dan Balok Melintang
Berikut ini adalah rasio tegangan penampang balok baja.

Rasio Tegangan balok rafter
WF 150x75 Brace 0.01 LRFD-LC5
16 of 79
WF 150x75 Brace 0.31 LRFD-LC11a

Rasio tegangan balok melintang

DesignSect Type Ratio Combo
Text Text Unitless Text
WF 150x75 Beam 0.12 LRFD-LC11a
2. Rasio tegangan Kolom Baja
17 of 79
Berikut ini adalah rasio tegangan kolom baja.

DesignSect Type Ratio Combo
Text Text Unitless Text
WF 150x75 Column 0.76 LRFD-LC11a
WF 150x75 Column 0.46 LRFD-LC7
4.2.5.2. Sambungan Baja Rafter dengan Kolom (detail 1)

Hasil analisa dengan program komputer adalah sebagai berikut.
OutputCase V2 M3
Text KN KN-m
LRFD-LC10a 28.7619 5.8601
LRFD-LC5 14.2475 5.1635
A. Material Profil Baja

Material baja SS400
kuat leleh tarik baja fyp = 235 Mpa
kuat leleh putus baja fup = 400 Mpa
B. Data Kolom Baja

Tinggi baja Dc = 150 mm
Lebar profil Bc = 75 mm
tebal sayap profil tfc = 7 mm
tebal badan profil twc = 5 mm
C. Data balok baja
18 of 79
Tinggi baja Db = 150 mm

lebar profil Bb = 75 mm
tebal sayap profil tfb = 7 mm
tebal badan profil twb = 5 mm
Tinggi sambungan Dhaunch = 230 mm
panjang sambungan L haunch = 1 / 10 * L = 500 mm
D. Data baut
jarak baut baris ke-1 d1 = 30 mm
baris ke-2 d2 = 40 mm
diameter baut Dbolt = 12.7 mm
E. Beban
Momen Mu = 5.86 kN.m
Gaya geser V = 28.76187548 kN.m
sudut atap ɑ= 6.84 deg
jarak lengan momen baut baris pertama h1 = Dhaunch – d1 – tfc / 2 = 196.5 mm
jarak lengan momen baut baris ke-2 h2 = h1 – d2 = 156.5 mm
rasio h2 / h1 = 0.80
F. Kekuatan baut
tegangan tarik nominal baut Fnt = 620 Mpa
tegangan geser nominal baut Fnv = 372 Mpa
Luas penampang baut Ab = π / 4 *Db^2 = 126.68 mm2
G. Kuat tarik baut

faktor reduksi kekuatan φt = 0.75
kuat tarik nominal baut Rnt = Fnt * Ab = 78540 N
kuat tarik ultimit baut φt * Rnt = 58905 N
H. Kuat geser baut
19 of 79
faktor reduksi kekuatan φv = 0.75

kuat geser nominal baut Rnv = Fnv * Ab = 47124 N
kuat geser ultimit baut φv * Rnv = 35343 N
I. Gaya tarik pada baut

Gaya tarik pada baut Pb = Mu / [2 * (Σ hi^2 / hmax) ] = 9124 N
Pb < φt * Rnt
9124 < 58905 Aman
J. Baut untuk menahan gaya geser

jumlah baut yang dibutuhkan nrequired = Vu / (φv * Rnv) = 0.61 baut
pasang baut n= 2 baut
K. Tebal las
tebal las untuk sayap profil yang dibutuhkan t1 = tfb / sqrt (2) = 4.9 mm
tebal las untuk sayap yang dipakai t1 = 5 mm
tebal las untuk badan profil yang dibutuhkan t2 = twb / sqrt (2) = 3.5 mm
tebal las untuk badan profil yang dipasang t2 = 5 mm
L. Tebal plat sambungan

A= 45 mm
tebal las badan profil tweld = 5 mm
C= 40 mm
M = (A -twb – 2 * tweld) / 2 = 15 mm
Le = min (7 * m, C + 3.5 * m) = 92.5 mm
Gaya tarik pada baut Ft = 4 * Pb = 36495 N
Tebal plat yang dibutuhkan tp = sqrt [Ft * m / (fyp * Le) ] = 5.0 mm
tebal plat yang dipakai tp = 10 mm
20 of 79
Sketsa Detail Sambungan 1
4.2.5.2. Gaya pada Sambungan Kantilever (Detail 2)

OutputCase V2 M3
Text KN KN-m
LRFD-LC5 3.562 -0.5019

Material baja SS400
B. Data Kolom Baja

C. Data balok baja

21 of 79
D. Data baut
E. Beban
Gaya geser V= 3.562 kN.m
sudut atap ɑ= 6.84 deg

rasio h2 / h1 = 0.80
F. Kekuatan baut
G. Kuat tarik baut

H. Kuat geser baut
22 of 79


Pb < φt * Rnt
781 < 58905 Aman

K. Tebal las

A= 45 mm
C= 40 mm
M = (A -twb – 2 * tweld) / 2 = 15 mm
Le = min (7 * m, C + 3.5 * m) = 92.5 mm
Tebal plat yang dibutuhkan tp = sqrt [Ft * m / (fyp * Le) ] = 1.5 mm
tebal plat yang dipakai tp = 10 mm
23 of 79
4.2.5.3. Sambungan Balok Melintang dan Kolom (Detail 3)

OutputCase V2 M3
Text KN KN-m
LRFD-LC11a 1.373 2.826

Material baja SS400
B. Data Kolom Baja

C. Data balok baja

24 of 79
D. Data baut
E. Beban
Gaya geser V= 1.373 kN.m

rasio h2 / h1 = 0.80
F. Kekuatan baut
G. Kuat tarik baut

H. Kuat geser baut

25 of 79

Pb < φt * Rnt
4400 < 58905 Aman

K. Tebal las

A= 45 mm
C= 40 mm
M = (A -twb – 2 * tweld) / 2 = 15 mm
Le = min (7 * m, C + 3.5 * m) = 92.5 mm
26 of 79
Baseplate Design
1. Technical Data
dc concrete column depth = 900 mm
bc concrete column width = 500 mm
d column web depth = 600 mm
b column flange width = 200 mm
N Base plate length = 720 mm
B Base plate width = 260 mm
27 of 79
t assumed base plate thickness = 20 mm

X = 55 mm
f Bolt to column center distance = 340 mm
A1 Area of baseplate = 187,200 mm
A2 Area of concrete column = 450,000 mm
A2/A1 = 2.40
Db Anchor rods diameter = 22 mm
nt Anchor rods on each side = 2 pcs
2. Structural data
P max. compression reaction 696.042 kN = 696,042 N
M Max. applied moment 76.113 kN.m = 7.61E+07 N.mm
V Shear force 44.067 kN = 44,067 N
f'c Concrete compressive strength = 25 N/mm2
fy base plate yield strength (SS 400) = 235 N/mm2
Fub Anchor rods tensile strength = 400 Mpa
(JIS 3112, Grade SS 400)
3. Plate Calculation
Check eccentricity
fp (max) concrete bearing strength = 21 N/mm2
fp (max) 0,65 . 0,85 f'c √( A2 / A1 )
q max maximum bearing pressure = 5,568 N / mm
fp max B
e crit critcal eccentricity value = 359.76 mm
e crit = N/2 - P/(2 B *q_max)
e actual eccentricity value, M/P = 109 mm
e < ecrit, small eccentricity case. Thereis no tendency to overturn.
Anchor rods are required for moment equilibrium.
28 of 79
Compute Y and T
Y = (N - 2e), when e <= ecrit = 501 mm
= (f + N/2) - ((f + N/2)^2 - 2 P (e + f) / q max)^1/2, when e > e crit
T = T (anchor rod tension) = qmax Y - P, = - N
when e > e crit
check bearing pressure
fp actual compression stress = 1.93 N/mm2
fp = P / (Y . N)
OK ≤ fp (max)
Determine Plate Thickness

a) Base plate yielding limit at bearing Interface
m = (N - 0.95 d) / 2 = 75 mm
n = (B - 0.8 bf) / 2 = 50 mm
t req. 1 = √ ( 2 . fpu m2 / (0,9 fy) ) = 10.1 mm
Check tension side, (for T > 0)

T = fpmax B Y - Pu = 2,095,180.15 N
29 of 79
X = f - 0,95 d / 2 = 55 mm
w = bf + 25,4 = 225 mm
tp, min = √ ( 4 . T . X / (0,9 fy w) ) = 98 mm
Use base plate thickness = 20 mm
Shear check
φ Vn = Friction between concrete and baseplate = 365,422 N
= φ u Pu <= φ 0,2 f'c Ac or φ 800 Ac
φ = 0,75
µ = 0,7, coefficient of friction
Ac = area of baseplate
Vu < φ Vn Safe
Anchor Rod Check

1. Single Anchor Rod Strength
T rod = T / nt = 1,047.59 kN
φ Tn = Single anchor rods strength = 85.53 kN
= 0,75 (0,75 Fu) Ab,
T rod < φ Tn Not Safe
Hook Length
ld = In tension mode : = 248.2 mm
= 0,24 db fy ψe / √f'c
ψe = 1,0
Use anchor length = 250 mm
Extension length, 12 db = 264 mm
4.2.5.5. Perencanaan Gording
Purlin Calculation
1. Material properties
30 of 79
fy Yield stress = 240 Mpa

fu Tensile stress = 370 Mpa
fr residual stress = 70 Mpa
Es elasticity modulus = 200,000 Mpa
μ poisson ratio = 0.3
Steel section
Purlin section C 150.50.20.2.3
ht height = 150 mm
b width = 50 mm
c lip = 20 mm
t thickness = 2.3 mm
A Area = 6.32 mm2
Ix X-dir inertia moment = 2.10E+06 mm4
Iy y-dir inertia moment = 220,000 mm4
Sx X-dir section modulus = 28,000 mm3
Sy y-dir section modulus = 6,200 mm3
rx X-dir radius of gyration = 57.7 mm
ry y-dir radius of gyration = 18.6 mm
w weight per meter = 4.96 kg/m
φb reduction factor for flexure = 0.9

φf reduction factor for shear = 0.75
d sagrod diameter = 10 mm
s profile spacing = 1200 mm
L1 section length = 4.00 m
L2 sagrod spacing = 2.00 m
a roof angle = 6.84 deg
wz roof weight = 5 kg/m2
31 of 79
2. Loading
Wroof Weight of roof 0.05 kN/m2
WL Roof live load (rain or wind max.) 0.34 kN/m2
Wr beban hujan, 40 - 0.8 α 0.339 kN/m2
Ww Wind pressure, P * c 0.272 kN/m2
V wind speed 33.333 m/s
P Tekanan angin, P = V^2 / 16 = 0.681 kN/m2
c koefisien tekanan angin 0.40
for normal axis

Wn = ( WL + Wg ) cos a s = 0.462 kN / m
for tangential axis
Wtan = (Wg + WL) sin a s = 0.055 kN/m
with sag rod :

considering the tangential axis :
My* = 0.07 Wn (L/2)2 = 0.129 kN.m
My- = 0.125 Wtan (L / 2)2 = 0.028 kN.m
3. Section Strength Check (ASD method)

Assume fx and fy to be 0.66 fy for compact member
fx stress due to moment at x direction 4.62 N / mm2
fy stress due to moment at y direction 4.47 N / mm2
Checking interaction
B / 2 tf = 10.87
170 / √(fy) = 10.97
B / 2 tf < 170 / √(fy) compact
allowable stress
fbx = 0.66 fy = 158.40 Mpa
32 of 79
fby = 0.60 fy = 144.00 Mpa

ftot = fx / fbx + fy / fby = 0.06 <
Safe
Check deflection resultant
δ max = L/180 = 22.22 mm
δN = 5 Wn L14 / (384 Es Ix) = 3.67 mm
δT = 5 Wn L24 / (384 Es Iy) = 0.26 mm
δ tot = √ (δN2 + δT2) = 3.68 <
Ok
Result
Purlin C 150.50.20.2.3 can be used.
4.2.5.6. Perencanaan Balok Tie Beam

Berikut adalah hasil analisa struktur dengan program komputer.
OutputCase V2 M3
Text KN KN-m
LRFD-LC10a -5.25 -5.67
LRFD-LC1 -3E-04 2.40
LRFD-LC8a 5.25 -5.67
A. Penulangan Balok
kuat tekan beton f'c = 25 Mpa
kuat leleh baja tulangan lentur fy = 390 MPa
diameter tulangn lentur D= 13 mm
kuat leleh tulangan geser D= 10 mm
kuat leleh tulangan geser fyv = 240 MPa
A.1. Data balok

tinggi balok h= 300 mm
lebar balok b= 200 mm
selimut beton cover = 40 mm
33 of 79
jumlah tulangan lapis pertama n1 = 2

jumlah tulangan lapis kedua n2 = 0
jarak antar lapis tulangan s= 30 mm
jarak efektif tulangan lapis pertama d1 = h - cover - Dv - D / 2 = 243.5 mm
jarak efektif tulangan lapis kedua d2 = h - cover - Dv - D - spasi - D / 2 = 200.5 mm
jarak efektif tulangan deff = (n * d1 + n * d2) / n = 243.5 mm
A.2. Data pembebanan

Momen lentur Mu = 5.67 kN.m
Gaya geser Vu = 5.25 kN
A.3. Penulangan Lentur

faktor reduksi kekuatan untuk lentur φ= 0.8
momen nominal Mn = Mu / φ = 7.09 kN.m
β1 = 0.85, untuk beton dengan f'c <= 30 Mpa, = 0.85
β1 = 0.85 - 0.05 * (f'c - 30) / 7, untuk beton dengan f'c > 30 Mpa
rasio tulangan minimum ρmin = 1.4 / fy = 0.0036
rasio tulangan maksimum 0.75 * 0.85 * β1 * f'c / fy * ( 600 / (600 + fy)) = 0.02
m = fy / (0.85 * f'c) = 18.35
Rn = Mn / (b * d^2) = 0.60 N / mm2
rasio tulangan yang diperlukan ρ = 1/m (1- √(1- 2 . m . Rn / fy)) = 0.0016
luas tulangan diperlukan Ast = max (ρ * b * d, ρmin) = 175 mm2
jumlah tulangan pasang n= 2
diameter tulangan pasang D= 13 mm
luas tulangan terpasang As = n * π/ 4 * D^2 = 265 mm2
A.4. Penulangan Geser

Material
Kuat tekan beton f'c = 25 Mpa
kuat tarik leleh baja tulangan fy = 390 MPa
Diameter tulangan utama D= 13 mm
34 of 79
Diameter tulangan begel ϕ= 10 mm

Luas tulangan begel Av = 157.1 mm2
Kuat tarik leleh baja tulangan begel fyv = 240 MPa
Data Balok
Tinggi balok h= 300 mm
Lebar balok b= 200 mm
jarak efektif arah x d = h - cover - ϕ / 2 = 255 mm
1. Penulangan Geser
faktor reduksi kekuatan geser φ= 0.75
Gaya geser nominal Vn = Vu / pi = 7.0 kN
Kuat geser beton
Vc = 1 / 6 * sqrt (f'c) * b * d = 42500 N
0.5 * φ * Vc = 15938 N
Vu < 0.5 * φ * Vc, dan Vu < φ * Vc Pasang tulangan minimum
Luas tulangan minimum 0.062 * sqrt (f'c) * b / fy = 0.26 mm2 / mm'
0.35 * b / fy = 0.29 mm2 / mm'
Luas tulangan minimum yang dipakai Av / smin = 0.29 mm2 / mm'
spasi tulangan yang direncanakan s= 150 mm
luas tulangan per unit panjang Av / s = 1.05 mm2 / mm'
Spasi tulangan minimum
smin = Av * 1200 * fy / (75 * sqrt (f'c) * b)= 603 mm
smin = Av * 3 * fy / b = 565 mm
smin = d / 2 = 128 mm
spasi tulangan yang dipakai s= 125 mm
4.2.5.7. Perencanaan Penulangan Kolom

Analisa struktur bangunan menghasilkan output sebagai berikut
Case F1 F2 F3 M1 M2
35 of 79
Text KN KN KN KN-m KN-m

LRFD-LC14a 7.708 -0.0001 -0.33 6.2E-05 10.3393
LRFD-LC11a -0.582 -7.957 -1.302 2.4726 -0.8967
LRFD-LC11a -0.998 -0.0089 12.811 0.029 -1.5193
LRFD-LC15a -0.305 -7.961 -3.155 2.4719 -0.4719
a) Penulangan Lentur
Perencanaan tulangan lentur menggunakan diagram interaksi kolom. Data masukan untuk
perencanaan kolom adalah sebagai berikut.
Kapasitas penampang kolom arah x
36 of 79
37 of 79
Kapasitas penampang kolom arah y
38 of 79
39 of 79
40 of 79
b) Penulangan Geser
1. Material
Kuat tekan beton f'c = 25 Mpa
kuat tarik leleh baja tulangan fy = 390 MPa
Diameter tulangan utama D= 13 mm
Diameter tulangan begel ϕ= 10 mm
Luas tulangan begel Av = 157.1 mm2
Kuat tarik leleh baja tulangan begel fyv = 240 MPa
2. Data Kolom
Panjang kolom by = 350 mm
Lebar kolom bx = 250 mm
jarak efektif arah x dx = by - cover - ϕ / 2 = 295 mm
jarak efektif arah y dy = bx - cover - ϕ = 195 mm
3. Data beban kolom

Gaya aksial Px = 0.33 kN
Gaya geser arah x Vx = 7.71 kN
Gaya aksial Py = 3.16 kN
gaya geser arah y Vy = 7.96 kN
φ= 0.75
4. Penulangan Arah x
Gaya aksial Px = 0.3 kN
Gaya geser Vx = 7.7 kN
Kuat geser beton
Vc = 0.17 {1 + [ Nu / (14 * Ag) ] } * sqrt (f'c) * bx * dx = 62687.5168872 N
41 of 79
0.5 * φ * Vc = 23507.8188327 N
Vu > 0.5 * φ * Vc, dan Vu < φ * Vc Pasang tulangan geser
Luas tulangan minimum 0.062 * sqrt (f'c) * bx / fy = 0.32 mm2 / mm'
0.35 * bx / fy = 0.36 mm2 / mm'
smin = Av * 1200 * fy / (75 * sqrt (f'c) * bx)= 483 mm
smin = Av * 3 * fy / bx = 452 mm
smin = dx / 2 = 148 mm
5. Penulangan arah y
Gaya aksial Py = 3.2 kN
Gaya geser Vy = 8.0 kN
Kuat geser beton
Vc = 0.17 {1 + [ Nu / (14 * Ag) ] } * sqrt (f'c) * by * dy = 87762.7260332 N
0.5 * φ * Vc = 32911.0222625 N
Vu < 0.5 * φ * Vc, dan Vu < φ * Vc Pasang tulangan minimum
Luas tulangan minimum 0.062 * sqrt (f'c) * by / fy = 0.45 mm2 / mm'
0.35 * by / fy = 0.51 mm2 / mm'
smin = Av * 1200 * fy / (75 * sqrt (f'c) * by)= 345 mm
smin = Av * 3 * fy / by = 323 mm
smin = dy / 2 = 98 mm
42 of 79
4.2.5.8. Perencanaan Pondasi Dangkal

Perencanaan pondasi dapat dilihat sebagai berikut.
3.2.1. Perencanaan Pondasi Hot Water Tank
Dimensi Pondasi
Panjang pondasi, Bx = 1.60 m
Lebar pondasi, By = 1.60 m
Tebal plat pondasi, hf = 0.30 m
Kedalaman pondasi, Df = 1.00 m
panjang pedestal arah x, bx = 0.35 m
panjang pedestal arah y, by = 0.25 m
tinggi pedestal, hc = 0.95 m
posisi kolom pedestal, (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) αs = 20
1. Daya Dukung Pondasi Dangkal

Kapasitas dukung ultimit tanah menurut Meyerhof (1963)
Qu = c . Nc . Sc . Dc + γ' . df . Nq . Dq + 0.5 . γ' . B . Nγ. Sγ . Dγ
43 of 79
c = kohesi tanah (kN/m2) c= 11.8 kN /m2

Df = kedalaman fondasi (m) Df = 1.0 m
γsoil = berat volume tanah (kN/m3) γsoil = 16.0 kN/m3
γ' = berat efektif tanah (kN / m3) γ' = γs - γw = 6.2 kN / m3
hf = tebal plat pondasi hf = 0.30 m
B = lebar pondasi (m) B = Bx = 1.6 m
L = panjang pondasi (m) L = By = 1.6 m
Sudut gesek dalam, ϕ= 5.0 deg
Faktor daya dukung
Nq = 1.6
Nc = 6.5
Nγ = 0.1
faktor bentuk
koefisien tekanan tanah pasif Kp = 1.19
sc = 1.24
sγ = 1.12
sq = 1.12
faktor kedalaman
dc = 1.14
dq = 1.07
dγ = 1.07
kapasitas daya dukung ultimit tanah menurut meyerhoff :
Qu = c . Nc . sc . dc + γ' . D . Nq . Dq . sq + 0.5 . γ' . B . Nγ. sγ . Dγ = 119.4 kN/m2
faktor keamanan SF = 3.00
Daya dukung tanah yang diijinkan, Qall = Qu / SF = 39.8 kN/m2
2. Beban Pondasi
berat jenis beton γc = 24 kN/m3
44 of 79
berat plat pondasi Wf = 18.4 kN

berat pedestal, Wpedestal = Apedestal * hpedestal * γc = 2.0 kN
berat tanah urugan, Wsoil = (Af - Apedestal) * (Df - hf) * γs = 27.7 kN
Total beban Wt = Wf + Wpedestal + Wsoil = 48.1 kN
Tegangan akibat plat pondasi q= 7.2 kN/m2
Tahanan momen arah x Wx = 1/6 * Bx * By2 = 0.68 m3
tahanan momen arah y Wy = 1/6 * By * Bx2 = 0.68 m3
Luas pondasi Af = B . L = 2.56 m2
4. Output Analisa Struktur

a. Akibat Kombinasi Pembebanan Elastis
Case Fx Fy P Mx My
kN kN kN kN.m kN.m
ASD-LC14a -0.87 -2.28 12.73 0.00 -1.48
ASD-LC12a -0.54 -4.58 -1.96 2.33 -0.56
ASD-LC1 -0.49 -0.19 4.84 0.00 -0.83
ASD-LC2 -0.49 -0.19 4.84 0.00 -0.83
ASD-LC3 -0.62 -0.22 5.31 0.00 -1.06
ASD-LC4 -1.01 -0.35 8.36 0.00 -1.70
ASD-LC5 -0.59 -0.21 5.20 0.00 -1.00
ASD-LC6 -0.88 -0.31 7.48 0.00 -1.49
ASD-LC7a 4.85 -0.06 1.98 0.00 7.10
ASD-LC8a -0.49 -1.77 9.03 0.00 -0.82
ASD-LC9 -0.10 0.01 5.59 0.00 0.24
ASD-LC9 -0.88 -0.39 4.09 0.00 -1.90
ASD-LC10 -0.37 0.47 7.01 0.01 -0.51
ASD-LC10 -0.60 -0.86 2.66 -0.01 -1.15
ASD-LC11a 6.19 -0.03 1.27 0.00 9.08
ASD-LC12a -0.59 -2.19 10.44 0.00 -0.99
ASD-LC14a -0.87 -2.28 12.73 0.00 -1.48
ASD-LC15 -0.07 0.02 5.64 0.00 0.32
45 of 79
ASD-LC15 -0.90 -0.41 4.04 0.00 -1.97

ASD-LC16 -0.36 0.52 7.17 0.01 -0.48
ASD-LC16 -0.61 -0.91 2.51 -0.01 -1.17
ASD-LC17a 5.05 0.02 0.05 0.00 7.43
ASD-LC18a -0.29 -1.69 7.10 0.00 -0.49
ASD-LC19 0.10 0.08 3.65 0.00 0.57
ASD-LC19 -0.68 -0.32 2.15 0.00 -1.57
ASD-LC20 -0.18 0.55 5.08 0.01 -0.18
ASD-LC20 -0.41 -0.78 0.73 -0.01 -0.82
ASD-LC11b 6.19 -0.03 1.27 0.00 9.08
ASD-LC12b -0.59 -2.19 10.44 0.00 -0.99
ASD-LC13a 5.80 -0.14 3.91 0.00 8.42
ASD-LC14b -0.87 -2.28 12.73 0.00 -1.48
ASD-LC17b 5.05 0.02 0.05 0.00 7.43
ASD-LC18b -0.29 -1.69 7.10 0.00 -0.49
b. Akibat Kombinasi Pembebanan Ultimit

Case Fx Fy P Mx My
kN kN kN kN.m kN.m
LRFD-LC1 -0.682 -0.0011 6.6 0.002 -1.158
LRFD-LC2 -0.653 -0.0009 5.9 0.0017 -1.1075
LRFD-LC3 -0.843 -0.0011 7.4 0.002 -1.4306
LRFD-LC4 -0.802 -0.0009 6.4 0.0017 -1.3603
LRFD-LC5 -1.411 -0.0014 11.3 0.0028 -2.3942
LRFD-LC6 -0.802 -0.0009 6.4 0.0017 -1.3603
LRFD-LC7 -1.411 -0.0014 11.3 0.0028 -2.3942
LRFD-LC8a 8.228 -0.0003 1.2 0.0005 12.0445
LRFD-LC14a 8.442 -4E-05 -0.5 6.7E-05 12.4075
LRFD-LC15a -0.441 -0.0087 5.1 0.0229 -0.7537
LRFD-LC16 0.072 0.00044 4.7 0.004 0.6602
LRFD-LC16 -0.949 -0.0018 3.8 -0.0014 -2.1491
46 of 79
LRFD-LC17 -0.269 0.00347 4.4 0.0113 -0.2763

LRFD-LC17 -0.609 -0.0048 4.1 -0.0087 -1.2125
LRFD-LC8b 8.228 -0.0003 1.2 0.0005 12.0445
LRFD-LC9a -0.655 -0.0089 6.8 0.0233 -1.1168
LRFD-LC9b -0.655 -0.0089 6.8 0.0233 -1.1168
LRFD-LC10a 8.038 -0.0004 2.7 0.00082 11.7214
LRFD-LC10b 8.038 -0.0004 2.7 0.00082 11.7214
LRFD-LC11a -0.846 -0.009 8.3 0.0236 -1.4399
LRFD-LC11b -0.846 -0.009 8.3 0.0236 -1.4399
LRFD-LC12 -0.018 0.00034 6.2 0.0047 0.5681
LRFD-LC12 -1.152 -0.0022 5.1 -0.0013 -2.5533
LRFD-LC13 -0.415 0.00324 5.8 0.0117 -0.5245
LRFD-LC13 -0.755 -0.0051 5.5 -0.0083 -1.4607
LRFD-LC14b 8.442 -4E-05 -0.5 6.7E-05 12.4075
LRFD-LC15b -0.441 -0.0087 5.1 0.0229 -0.7537
Max 8.4 0.0 11.3 0.0 12.4
Min -1.4 0.0 -0.5 0.0 -2.6
5. Tegangan Tanah
a. Tegangan tanah akibat kombinasi beban elastis
Tegangan tanah maksimum, Qmax = Wt / Af + Mx / Wx + My / Wy
Tegangan tanah minimum, Qmin = Wt / Af – Mx / Wx – My / Wy
No. Teg. Tanah Status Teg. Tanah Status
maks. min.
kN/m2 kN/m2
ASD-LC14a 25.9 Safe 21.6 tidak ada tegangan tarik
ASD-LC1 21.9 Safe 19.5 tidak ada tegangan tarik
47 of 79

ASD-LC11b 32.6 Safe 6.0 tidak ada tegangan tarik
b. Tegangan Tanah Akibat beban Ultimit

Tegangan tanah maksimum, Qmax = Wt / Af + Mx / Wx + My / Wy
Tegangan tanah minimum, Qmin = Wt / Af – Mx / Wx – My / Wy
48 of 79
Case Teg. Tanah Teg. Tanah

maks. min.
kN/m2 kN/m2
LRFD-LC1 23.1 19.7
LRFD-LC2 22.7 19.5
LRFD-LC3 23.8 19.6
LRFD-LC4 23.3 19.3
LRFD-LC5 26.7 19.7
LRFD-LC6 23.3 19.3
LRFD-LC7 26.7 19.7
LRFD-LC8a 36.9 1.6
LRFD-LC14a 36.8 0.4
LRFD-LC15a 21.9 19.6
LRFD-LC16 21.6 19.7
LRFD-LC16 23.4 17.1
LRFD-LC17 20.9 20.1
LRFD-LC17 22.2 18.6
LRFD-LC8b 36.9 1.6
LRFD-LC9a 23.1 19.8
LRFD-LC9b 23.1 19.8
LRFD-LC10a 37.0 2.7
LRFD-LC10b 37.0 2.7
LRFD-LC11a 24.2 19.9
LRFD-LC11b 24.2 19.9
LRFD-LC12 22.0 20.4
LRFD-LC12 24.5 17.0
LRFD-LC13 21.8 20.3
LRFD-LC13 23.1 18.8
LRFD-LC14b 36.8 0.4
LRFD-LC15b 21.9 19.6
Max / min 37.0 0.4
49 of 79
Tegangan tanah untuk desain penampang pondasi

Kombinasi beban untuk desain penampang pondasi, LRFD-LC10a
Tegangan tanah maksimum, Qmax = 37.0 kN / m2
Tegangan tanah minimum, Qmin = 2.7 kN / m2
6. Kontrol Guling
Angka Keamanan untuk kontrol guling, Sf = 2

a. Momen lawan
Material Berat Jarak ke titik guling Momen
(kN) (m) (kN.m)
Plat pondasi 18.4 0.8 14.7
Pedestal 2.0 0.8 1.6
Tanah urugan 27.7 0.8 22.1
Jumlah 38.5
b. Momen guling
Momen maksimum, Mmax = 12.4 kN.m
Syarat : Momen lawan / Momen guling = 3.1 ≥ 2.0 Aman
7. Kontrol Geser
Angka keamanan untuk kontrol geser, Sf = 1.5
Gaya lawan terhadap geser, FR = W * tan δ = 14.3 kN
Berat struktur, Wtotal = Wf + Wpedestal + Wsoil + P = 47.6 kN
50 of 79
tan δ = 0.3
Gaya geser, Fsliding = 8.4 kN
Rasio gaya lawan terhadap gaya geser, FR / Fsliding = 1.7
Syarat : FR ≥ Sf
Fsliding
1.7 ≥ 1.5 Aman
3. Penulangan Pondasi
A. Tulangan Arah X
Jarak tepi kolom terhadap sisi luar plat, ax = (Bx – bx) /2 = 0.63 m
tegangan tanah pada tepi kolom, qx = 23.588 kN/m2
qx = qmin + (Bx -ax) / Bx * (qmax – qmin)
momen yang terjadi pada plat pondasi akibat beban, Mux = 7.916 kN.m
Mux = 1 / 2 * ax2 * (qx + 2 / 3 * (qmax – qx) -q) * By
lebar plat pondasi yang ditinjau, B = By = 1600 mm
tebal plat pondasi, h= 300 mm
tebal selimut beton, d' = 70 mm
tebal efektif plat, d = hf – d' = 230 mm
kuat tekan beton, fc' = 25 Mpa
kuat leleh baja tulangan, fy = 390 Mpa
faktor distribusi tegangan beton, β1 = 0.85
rasio tulangan dalam kondisi balance,
ρb = β1 . 0.85 . f'c / fy . 600 / (600 +fy) = 0.0281
faktor reduksi kekuatan lentur, φ= 0.8
Mn = Mux / φ = 9.90 kN.m
Rn = Mn / (b . d2) = 0.117 N/mm2
m = fy / 0.85 . f'c = 18.353
Rasio tulangan yang diperlukan,
ρ =1/m (1- √(1- 2 . m . Rn / fy)) . b . d = 0.0003005938
rasio tulangan minimum, ρmin = 1.4 / fy = 0.004
rasio tulangan yang digunakan ρ= 0.004
51 of 79
luas tulangan yang diperlukan, As = ρ . b . d = 1321.03 mm2

diameter tulangan yang digunakan, D 13 mm
jarak tulangan yang diperlukan, s = π / 4 . D2 . B / As = 160.76 mm
jarak tulangan maximum, smax = 200 mm
digunakan tulangan, 13 150
luas tulangan terpakai, As = π / 4 * D2 . B / s = 1415.81 mm2
B. Tulangan Arah Y
Jarak tepi kolom terhadap sisi luar plat, ay = (By – by) / 2 = 0.675 m
tegangan tanah pada tepi kolom, qy = 22.515 kN/m2
qy = qmin + (By – ay) / By * (qmax – qmin)
momen yang terjadi pada plat pondasi akibat beban, Muy = 9.10 kN.m
Muy = 1 / 2 * ay2 * (qy + 2 / 3 * (qmax – qy) – q) * Bx
lebar plat pondasi yang ditinjau, B = Bx = 1600 mm
tebal plat pondasi, h= 300 mm
tebal selimut beton, d' = 70 mm
tebal efektif plat, d = hf – d' = 230 mm
kuat tekan beton, fc' = 25 Mpa
kuat leleh baja tulangan, fy = 390 Mpa
faktor distribusi tegangan beton, β1 = 0.85
rasio tulangan dalam kondisi balance,
ρb = β1 . 0.85 . f'c / fy . 600 / (600 + fy) = 0.0281
faktor reduksi kekuatan lentur, φ= 0.8
Mn = Muy / ρ = 11.38 kN.m
Rn = Mn / (b . d2) = 0.134 kN/m2
m = fy / 0.85 . f'c = 18.353
Rasio tulangan yang diperlukan,
ρ =1 / m (1- √(1- 2 . m . Rn / fy)) . b . d = 0.0003
rasio tulangan minimum, ρmin = 1.4 / fy = 0.004
luas tulangan yang diperlukan, As = ρ . b . d = 1321.03 mm2
diameter tulangan yang digunakan, D 13 mm
52 of 79
jarak tulangan yang diperlukan, s = π / 4 . D2 . B / As = 160.76 mm

jarak tulangan maximum, smax = 200 mm
digunakan tulangan, 13 150
luas tulangan terpakai, As = π / 4 . D2 . B / s = 1415.8 mm2
C. Tulangan Susut
rasio tulangan susut minimum, ρs,min = 0.0018
luas tulangan susut arah x, Asx = ρs,min . D . Bx = 662.40 mm2
luas tulangan susut arah y, Asy = ρs,min . D . By = 662.40 mm2
diameter tulangan D 13 mm
jarak tulangan susut arah x, sx = π / 4 . D2 . By / Asx = 320.61 mm
jarak tulangan susut maksimum arah x, sx,max = 200 mm
jarak tulangan susut arah x yang digunakan, sx = 200 mm
jarak tulangan susut arah y, sy = π / 4 . D2 . Bx / Asy = 320.61 mm
jarak tulangan susut maksimum arah y, sy,max = 200 mm
jarak tulangan susut arah y yang digunakan, sy = 200 mm
Digunakan tulangan susut arah x, 13 200
Digunakan tulangan susut arah y, 13 200
53 of 79
Sketsa Penulangan Pondasi

5. RINGKASAN PERENCANAAN
Dari perencanaan tersebut, diambil kesimpulan
Bangunan VFD Room dan Auxiliary Panel Room

Material Beton, K-300
Dimensi (mm) 1600 x 1600 x 300 kedalaman 1000
Selimut beton (mm) 70
Pondasi dangkal
Tulangan lentur Arah-x Arah-y
D13-150 D13-150 U‐39, fy=390MPa
Tul. Susut D13-200 D13-200 U‐39, fy=390MPa
Rafter Material Steel Hot Rolled ASTM A36 / SS400
Dimensi (mm) 150 x 75 x 5 x 7 fy 250
Kolom Material Steel Hot Rolled ASTM A36 / SS400
Dimensi (mm) 150 x 75 x 5 x 7 fy 250
Ikatan angin Diameter (mm) 12
Sagrod Diameter (mm) 12
Purlin Material JIS 3131
Jarak (mm) 1200
Dimensi (mm) 150 x 50 x 20 x 2.3
Material Beton, K-300
Dimensi (mm) 350 x 250
Pedestal Selimut beton (mm) 50
Tul. Utama 8 D13 U‐39, fy=390MPa
Tul. Begel Φ10 - 80 U‐24, fy=240 MPa
Tie Beam Material Beton, K-300
Dimensi (mm) 300 x 200
54 of 79
Selimut beton (mm) 40

Tulangan lentur Atas Bawah
2 D13 2 D13 U‐39, fy=390MPa
Tul. Sengkang Φ10 - 125 U‐24, fy=240 MPa
55 of 79
14 / 05 / 2018
56 of 79
14 / 05 / 2018
APPR.
No. Hal.
49
15
19, 21,
24
57 of 79
14 / 05 / 2018
58 of 79
14 / 05 / 2018
10
59 of 79
14 / 05 / 2018
10
20
di Djatiroto
60 of 79
14 / 05 / 2018
25 Mpa
23500 Mpa
24 kN/m3
390 MPa
61 of 79
14 / 05 / 2018
560 MPa
390 mpa
380 mpa
Mpa
MPa
MPa
Mpa
62 of 79
14 / 05 / 2018
63 of 79
14 / 05 / 2018
4.000 4.500
64 of 79
14 / 05 / 2018
65 of 79
14 / 05 / 2018
1.00
22.22
66 of 79
14 / 05 / 2018
mm2 / mm'
mm2 / mm'
mm2 / mm'
mm2 / mm'
67 of 79
14 / 05 / 2018
mm2 / mm'
mm2 / mm'
mm2 / mm'
mm2 / mm'
mm2 / mm'
mm2 / mm'
mm2 / mm'
mm2 / mm'
68 of 79
14 / 05 / 2018
‐39, fy=390MPa
‐39, fy=390MPa
Mpa
Mpa
‐39, fy=390MPa
‐24, fy=240 MPa
69 of 79
14 / 05 / 2018
‐39, fy=390MPa
‐24, fy=240 MPa
70 of 79
15.88734
jarak muka air dengan pondasi telapak, dw = 0.5 m

Muka air di kedalaman -2 m
daerah baji sedalam, H = 0.5 B * tan (45 + pi / 2) = Err:509 m
pengaruh muka air tanah diperhitungkan
berat jenis tanah kering, Ykering = Ybasah / (1 + w) = Err:509 kN / m3
volume tanah solid, Vs = Ykering / (gs * 9.807) = Err:509 m3
Volume rongga, Vv = 1 - Vs = Err:509 m3
berat satuan jenuh, Yjenuh = Ykering + Y air dalam rongga =
berat tana efektif, Ye = (2 * H - dw) * dw / H^2 * Ybasah + Y' / H^2 * (H - dw)^2 =
kapasitas daya dukung ultimit menurut Meyerhoff, Qult = Err:509 kN / m2
kapasitas daya dukung yang diijinkan, Qall = Qult / Sf = Err:509
Err:509 kN / m3
Err:509 kN / m3
kN / m2
3.2. Perencanaan Pondasi Dangkal
Perencanaan pondasi dapat dilihat sebagai berikut.

3.2.1. Perencanaan Pondasi HP Dosing Tank
Dimensi Pondasi

Dimensi Pondasi

c = kohesi tanah (kN/m2) c = 12.749

Df = kedalaman fondasi (m) Df = 0.3 m
Ys = berat volume tanah (kN/m3) γs = 15.887 kN/m3
Y' = berat efektif tanah (kN / m3) Y' = Ys - Yw = 6.080 kN / m3
hf = tebal plat pondasi hf = 0.3 m
B = lebar pondasi (m) B = Bx = 3.2 m
L = panjang pondasi (m) L = By = 2.05 m
Sudut gesek dalam, Ф= 7 deg
Faktor daya dukung
Nq =
Nc = 7.158
Nγ = 0.152
faktor bentuk
koefisien tekanan tanah pasif Kp = 1.278
sc = 1.399
sγ = 1.199
faktor kedalaman
dc = 1.021
dq = 1.011
dγ = 1.011
kapasitas daya dukung ultimit tanah menurut meyerhoff :
Qu = c . Nc . Sc . Dc + γ' . D . Nq . Dq + 0.5 . γ' . B . Nγ. Sγ . Dγ = 135.618 kN/m2
faktor keamanan SF = 3
Daya dukung tanah yang diijinkan, Qall = Qu / SF = 45.206 kN/m2
0.6 3
5 25

Baseplate-Kolom wf250

Uploaded by

Document Information

Original Title

Copyright

Available Formats

Share this document

Share or Embed Document

Sharing Options

Did you find this document useful?

Is this content inappropriate?

Copyright:

Available Formats

Baseplate-Kolom wf250

Uploaded by

Copyright:

Available Formats

Baseplate Design

P max. compression reaction 9 kN = 9,150 N

Determine Plate Thickness

Check tension side, (for T > 0)

Anchor Rod Check

PROYEK : PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

LOKASI : PG DJATIROTO, LUMAJANG, JAWA TIMUR

NO. DOKUMEN : PGDJ-2-05-CAL-007

0 Issued for approval 14/05/2018 GE

- Rasio kapasitas balok melintang telah

1.2 Dokumen Referensi

2.1. Peraturan dan Standar Desain

2.3 Dasar Perencanaan

2.3.2. Desain Pondasi

3. DATA GEOTEKNIK DAN ANALISA

3.1. Data tanah

3.2. Perencanaan Pondasi dangkal

3.2.1 Perencanaan Pondasi IBD dan CBD Tank

1.2. Dokumen Referensi

a) Dokumen Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi EPCC Pengembangan

Gbr. 1.1 Lokasi VFD Room dan Auxiliary Panel Room

Gbr. 1.2 Denah Bangunan

Gbr. 1.3 Potongan Melintang

2.1. Peraturan dan Standar Desain

Standar material yang dipakai dalam perencanaan ini adalah

Tegangan Tarik putus, fu = 560 MPa

2.3. Dasar Perencanaan

Perencanaan struktur bangunan ini mengacu pada gambar UI5367-800-DE-D041.

2.3.2. Desain pondasi

Desain pondasi mengikuti kriteria berikut:

3. DATA GEOTEKNIK DAN ANALISA

3.1. Data tanah

Lokasi VFD Room dan

4.2. Perencanaan Struktur atas

4.2.1. Analisa Struktur dengan Program Komputer

penampang. Program komputer yang digunakan adalah SAP2000.

4.2.2. Permodelan Struktur

3.00 4.00 3.00

Gambar 3.1. Permodelan Struktur VFD Room

4.2.3. Pembebanan Struktur

4.2.3.1. Beban Mati

4.2.3.2. Beban Superimposed

Gambar 4.2. Beban Superimposed

4.2.3.3. Beban Gempa

0.81974 0.62 2.81974 0.18

4.2.4. Beban Kombinasi

2. Kombinasi beban Elastis

4.2.5. Perencanaan Bangunan Atas

4.2.5.1. Rasio Tegangan Kolom dan Rafter

1. Rasio Tegangan Balok Rafter dan Balok Melintang

Berikut ini adalah rasio tegangan penampang balok baja.

WF 150x75 Brace 0.31 LRFD-LC11a

Rasio tegangan balok melintang

2. Rasio tegangan Kolom Baja

Berikut ini adalah rasio tegangan kolom baja.

4.2.5.2. Sambungan Baja Rafter dengan Kolom (detail 1)

A. Material Profil Baja

B. Data Kolom Baja

C. Data balok baja

Tinggi baja Db = 150 mm

G. Kuat tarik baut

H. Kuat geser baut

faktor reduksi kekuatan φv = 0.75