You are on page 1of 11

1

DOMAIN PERKEMBANGAN ANAK DALAM AL-QUR’AN

Oleh:
Sahiela Sayliena Poetry (1786208095)
Sartika Ayuningsih (1786208012)
Siti Widia (1786208113)

Dosen Pembimbing:
Fatih Halimi
(Jurusan PAI, Fakultas Pendidikan Agama Islam,
Universitas Muhammadiyah Tangerang)

ABSTRACT

This research aims to know the developments that occur in the world and the
universe is a sunnahtullah that can not be avoided. It is a natural occurrence that
every living will surely experience and feel the change. In the context of the study of
psychology development is a gradual process experienced by each individual. But
we also have to know for certain, what is the underlying and the background to the
changes and developments in the individual. Share the views of the Quran and
Hadith related to the theory of development and growth that occurs in children. In
the process of development will undergo several phases and stages both biologically
and psychologically.
Then in this article will be examined about the comparison between the
theories of Islamic development and the study of the development theory in general,
as well as the factors underlying the development and growth then how the view of
the Qur'an and the Hadiths Development and growth process. So that we can know
the nature of growth and development for children. As well as the role of parents
and teachers in the development of children experienced, in order to observe what
happens so that it can be anticipated early to control the development of the child
well and carefully, which is certainly adjusted to the condition Psychological
children.

KEYWORDS: phase of child development in the Qur'an, psychologically child


development, child education.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan yang terjadi


didunia dan alam semesta ini merupakan sunnahtullah yang tidak bisa dihindari. Hal
itu merupakan kejadian alamiah yang setiap yang hidup pasti akan mengalami dan

1
2

merasakan perubahan. Dalam konteks kajian ilmu perkembangan


psikologi merupakan proses bertahap yang dialami oleh setiap individu. Akan
tetapi kita juga harus mengetahui secara pasti, apa yang mendasari dan
melatarbelakangi perubahan dan perkembangan pada individu tersebut. Bagaiaman
pandangan al-quran maupun hadist terkait dengan teori perkembangan dan
pertumbuhan yang terjadi pada anak. Dalam proses perkembangan akan mengalami
beberapa fase dan tahapan-tahapan baik secara biologis maupun psikologis.
Maka lewat tulisan ini akan dikaji mengenai perbandingan antara teori
perkembangan Islam dengan studi teori perkembangan secara umumnya, serta
faktor-faktor yang mendasari perkembangan dan pertumbuhan
kemudian bagaimana pandangan al-Quran dan hadist yang berkaitan dengan proses
perkembangan dan pertumbuhan anak. Agar kita bisa mengetahui hakikat
pertumbuhan dan perkembangan bagi anak. Serta peran orang tua dan guru dalam
mensikapi perkembangan yang dialami oleh anaknya, agar bisa mengamati apa yang
terjadi sehingga bisa diantisipasi secara dini guna mengawal perkembangan anak
dengan baik dan cermat, yang tentunya disesuaikan dengan kondisi psikologis anak.

KATA KUNCI: Fase perkembangan anak dalam Al-Qur’an, Perkembangan Anak


Secara Psikologis, Pendidikan Anak.

PENDAHULUAN

Di dalam al-Qur'an dijumpai beberapa ayat yang menggambarkan proses

perkembangan manusia secara bertahap: mulai dari sel-sel pembawa genetika,

berubah menjadi janin (fetus), lahir, tumbuh sebagai manusia dewasa dan

mengalami kematian. Terdapat beberapa ayat yang menjelaskan hal itu, dua

diantaranya Surat 23:12-16 merinci dengan jelas pertumbuhan dan perkembangan

manusia pranatal yaitu: (1) Fase nuthfah (tetesan sperma, spermatozoa, (2) Fase

'alaqoh atau fase gumpalan darah atau yang melekat pada dinding uterus atau rahim,

(3) Fase mudhghah (gumpalan daging),(4) Fase terbentuknya tulang ('idzam) yang

terbalut oleh daging, jaringan, dan otot, (5) Fase janin dalam bentuk sempurna.

Dan ayat 22:5 menjelaskan fase perkembangan manusia pascanatal. Yaitu: (1) Fase

bayi dan anak-anak (thifl) yaitu masa sejak persalinan hingga menjadi anak-anak

yang mulai beranjak remaja, (2) Fase baligh hingga dewasa (litablughu
3

asyuddakum), yaitu masa ketika perubahan mendasar dalam kehidupan terjadi. Pada

wanita ditandai dengan haid (menstruasi) dan pada pria berupa ihtilam (mimpi

basah, mimpi- dewasa). Dari segi mental, pada usia ini dianggap telah mampu

bertanggungjawab sehingga tonggak taklif dimulai dari sini, (3) Fase lanjut usia

yaitu fase ketika melewati masa puncak kekuatan fisik lalu menurun kembali

menjadi tidak berdaya. Dalam pertumbuhan dan perkembangan individu disetiap

fasenya ada prose yang sistematik, progresif dan berkesinambungan. Allah

amenjelaskan bagaimana proses individu tumbuh dan berkembang menjalani fase

demi fase kehidupannya sebagaimana dalam firman Allah QS. Al-Mu'min (40): 67:

    


     
   
  
   
    
  
  
“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani,
sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang
anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa
(dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada
yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada
ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).”

Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna bila dibandingkan

dengan makhluk yang lainnya. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia,

manusia berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, baik perubahan dalam

segi fisiologis maupun perubahan-perubahan dalam segi psikologis. Di dalam al-

Quran juga menjelaskan gambaran penciptaan manusia secara detail dan

perkembangan manusia pada fase yang berbeda.


4

PEMBAHASAN

1. Fase perkembangan anak dalam Al-Qur’an

Secara biologis pertumbuhan itu digambarkan oleh tuhan dalam Al-

Qur’an sesuai firmannya pada surat Al-Mu’min ayat 67 sebagai berikut :

   


     
   
  
   
     
  
  
“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani,
sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang
anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa
(dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada
yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai
kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).”

Fase pertumbuhan anak menurut Islam, berdasar ayat ini adalah:

1. Masa embiro yakni masa anak dalam kandungan (mulai dari saat terjadinya

union, antara sperma pria dan ovum perempuan (nutfah), kemudian berupa

segumpal darah (‘alaqah) dan kemudian menjadi segumpal daging (mudgah).

2. Masa kanak-kanak (vital dan estetis)

3. Masa perkembangan (remaja)

4. Masa dewasa

5. Masa tua

6. Meninggal.
5

2. Perkembangan Anak Secara Psikologis

1. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik meliputi: peroide pertumbuhan, periode ini

mencakup: awal pekembangan motorik bayi (awal kelahiran), pentingnya

bermain bagi anak-anak (anak-anak) dan masa pubertas, periode pencapaian

kematangan, periode usia baya dan periode penuaan.

2. Perkembangan Kognitif

Persepsi dan belajar merupakan proses dasar kognitif yang sering

dianggap sebagai pusat perkembangan manusia

a. Perkembangan kognitif

1) Tahap perkembangan kognitif

a) Periode perkembangan

b) Periode pencapaian kematangan

c) Periode tengah baya

d) Periode usia lanjut

2) Perspektif sosio-kultural dalam perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif manusia juga ditentukan oleh

lingkungan dimana dia tinggal. Pentingnya lingkungan dalam

perkembangan kognitif terlihat dari banyak ayat-ayat Al-qur’an yang

menyuruh manusia untuk belajar di alam semesta (QS. Al-Baqarah:

164 dan QS. Ar-Rum: 8). Perkembangan kognitif seseorang


6

merupakan sesuatu yang tidak dapat lepas dari faktor sosial dan

budaya setempat.

b. Sistem pengolahan informasi pada manusia

Perkembangan intelektual dapat dikaji menggunakan pendekatan

sistem pengolahan informasi yang menganalisis perkembangan

keterampilan kognitif. Bentuk informasi yang disimpan dalam sistem

ingatan dapat bersifat verbal maupun visual (imagery).

c. Intelegensi

Intelegensi tidak terlepas dari proses berpikir manusia. Menurut

penelitian terdapat tiga cara berpikir yaitu berpikir serial, beripkir asosiatif

dan berpikir integratif. Ketiga jenis proses berpkir ini berhubungan dengan

intelegensi yang berbeda-beda.1

3. Perkembangan Emosional

a. Kekayaan Emosi Manusia

1) Emosi primer

Emosi primer adalah emosi dasar yang dianggap terberi secara

biologis. Emosi ini terbentuk sejak awal kelahiran.

2) Emosi sekunder

Emosi sekunder adalah emosi yang mengandung kesadaran diri

atau evaluasi diri, sehingga pertumbuhannya tergantung pada

perkembangan kogntif seseorang.

b. Perkembangan Ekspresi Emosi

1
Aliah B. Purwakania hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa,
2006), hal. 97
7

Usia Ekspresi
0-6 bulan Segala emosi primer muncul
7- 2 bulan Emosi primer menjadi lebih jelas
1-3 tahun Muncul emosi sekunder (disadari)
3-6 tahun Munculnya perbaikan strategi kognitif untuk mengatur
emosi
6-12 tahun Penyesuaian dengan aturan penampilan meningkat

1) Pengatuan Emosi

Terdapat dua jenis aturan tampilan emosional: prososial

(prosocial) dan protektif diri (self-protective). Prososial menampilkan

aturan emosi untuk melinungi emosi orang lain, sementara protektif

diri merupakan pengaturan untuk menyembunyikn emosi dalam

rangka menyelamatkan muka atau melindugi dirinya dari konsekuensi

negatif.

2) Perkembangan Tempramen

Tempramen merupakan dasar biologis bagi perbedaan

individu dalam berperilku. Komponen penting dalam tempramen

adalah faktor genetik. Lingkungan juga mempengaruhi

perkembangan tempramen selanjutnya.

3) Ikatan Emosional

Ikatan emosional (emotional attachment) merupakan

hubungan emosional yang dekat antara dua orang dengan


8

karakteristik adanya kasih sayang antara dua pihak; dan keduanya

menginginkan untuk mempertahankan kedekatan itu. Dalam islam

diingatkan bahwa katan emosional ini harus bersifat konstruktif.

4. Perkembangan Sosial

a. Identitas diri manusia sebagai khalifah Allah

Sebagai khalifah Allah, manusia merupakan makhluk sosial multi

inteaksi, yang memiliki tanggung jawab baik kepada Allah maupun

kepada manusia.

b. Pembentukan Identitas dan Konflik Psiko-sosial

Pembentukan identitas bukan merupakan sesuatu yang mudah,

namun sangat penting. Pembentukan identitas diri secara kolektif dapat

menjadi identitas sosial yang membentuk dinamika masyarakat tersebut.

c. Mengetahui Orang lain

Al-qur’an mengajarkan manusia untuk mengetahui atau mengenali

atau kelompok sosial lainnya. Dalam masyarakat terdapat berbagai jenis

kelompok, namun segala perbedaan bukan penghalang untuk mengenal

orang dari kelompok sosial lain.

d. Perkembangan Ruang Sosial

Lingkungan memrupakan salah satu faktor yang penting dalam

membentuk perkembangan anak. Lingkungan pertama yang palig

berpengaruh dalam perkembangan anak adalah lingkungan lingkungan

keluarga, kemudian tetangga (lingkungan pengasuhan anak) dan sekolah.

e. Masa Taklif (15-18 tahun)


9

Pada masa ini anak seharusnya sudah sampai pada titik bernama

taklif atau bertanggung jawab. Bagi lelaki setidaknya fase ini paling

lambat dicapai di usia 18 tahun dan bagi anak perempuan paling lambat

dicapai di usia 17 tahun. Tanggung jawab yang dimaksud selain pada diri

sendiri juga tanggung jawab terhadap keluarga, masyarakat sekitar dan

masyarakat secara keseluruhan.

3. Pendidikan Anak

1. Bayi (at-thifl)

Yaitu usia bayi sejak lahir sampai dua minngu. Pada usia awal kelahiran

ini manusia amat lemah dan tidak memiliki kemampuan apapun. Pendidikan

anak pada masa ini yaitu orang tua menbacakan adzan di telinga kanan dan

iqamah ditelinga kiri.

2. Anak yang belum cukup usia (shobbi)

Yaitu usia sekitar 2 minggu samapi tujuh tahun. Fase ini hendaknya

mulai diperkenalkan pendidikan misalnya dengan memeperlihatkan gambar-

gambar serta amalan-amalan yang bersifat keagamaan.

3. Aqil (mumayiz)

Dimulai sejak anak berusia 7-9 tahun. Dalam fase ini pendidikannya

mulai menuntut ilmu yaitu belajar membaca, menulis dan berhitung.

4. Awal Adolense (murahiq)

Dimulai pada usia 9-11 tahun. Fase ini mulai belajar menekuni yang

paling disukai sesuai bakat dan mulai mengamalkan sapa yang sudah

dipelajari terutama ajaran agama.


10

5. Adolense (yafi’)

Dimulai sejak usia 11 tahun. Fase ini mempelajari ketrampilan fisik

seperti berenang dan memanah serta menambah wawasan social, lingkungan

dan ilmu pengetahuan.

6. Mature (baligh)

Dimulai sejaka usia 17 tahun. Dalam fase ini anak-anak sudah

dibebankan kewajiban (mukalaf), biasanya ditandai dengan mimpi basah

untuk anak laki-laki dan haid untuk anak perempuan, sehingga anak harus

menjalankan kewajiban sholat, puasa zakat, meninggalkan dosa dan lain

sebagainya.2

SIMPULAN

Dengan memahami fase pertumbuhan dan perkembangan anak secara Islami

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peran orang tua sangat penting dalam

menanamkan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran, karena sesuatu yang baik harus

selalu benar menurut syariat agar amalan itu diterima dan diridhai. Sesuatu yang

benar dalam Islam insya Allah mengandung kebaikan. Sesuatu yang baik (dalam

pandangan manusia) tapi tidak benar (melanggar syariat) adalah sesuatu yang

sebaiknya dihindari, apalagi jika salah dan tidak sesuai syariat tentu sudah harus

sangat ditolak.

Yang tidak kalah penting bahwa dengan mengetahui pertumbuhan dan

perkembangan anak, maka diharapkan pengembangan minat dan bakat anak akan

2
Popi Sopiatin dan sohari Sahrani, Psikologi Belajar Dalam Perspektif Belajar, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011), hal. 99-103.
11

menjadi baik dan anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi seorang individu

dewasa yang produktif dan Islami.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Aliah B. Purwakania. 2006. Psikologi Perkembangan Islami. Jakarta: PT

Raja Grafindo Perkasa.

Sopiatin, Popi dan sohari Sahrani. 2011. Psikologi Belajar Dalam Perspektif

Belajar. Bogor: Ghalia Indonesia.

You might also like