You are on page 1of 8

Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (400-407)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DIARE PADA BALITA


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REJOSARI PEKANBARU
Susi Hartati*, Nurazila
Akademi Kebidanan Sempena Negeri Pekanbaru, Pekanbaru 28294, Indonesia
*
email: hartatisusi1977@gmail.com

Submitted :12-12-2017, Reviewed:03-01-2018, Accepted:25-04-2018


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v3i2.2962

ABSTRACT
Diarrheal is still a global problem with high degree of morbidity and mortality in many countries,
especially in developing countries, as well as one of high rates s of morbidity and mortality in the
world. This study aims to examine the factors that affect the incidence of diarrhea in infants at area
health center Rejosari Year in 2017. This type of research quantitative with cross sectional design
with chi square test. Place of research at the health center Rejosari Pekanbaru on 01 to 13 May 2017.
The Sampling technique using consecutive sampling technique, population in this study amounted to
379 people and a sample of 195 people. Primary data collection with questionnaire. The processing
data is SPSS includes editing, coding, sorting, entry, scoring and tabulating. The analysis is univariate
and bivariate. The result of research there is correlation factor between independent variable and
dependent variable which means Ha accepted and Ho rejected with p-value <α = 0,05. education p-
value = 0,000, knowledge p-value = 0,000, handwashing behavior p-value = 0,000. So it is concluded
that there is a factor relationship that affects the incidence of diarrhea in infants in the work area of
health center Rejosari Pekanbaru in 2017

Keywords: Education, Knowledge, Handwashing Behavior, And Diarrhea

ABSTRAK
Penyakit diare masih menjadi masalah global dengan derajat kesakitan dan kematian yang tinggi di
berbagai negara terutama di negara berkembang, dan juga sebagai salah satu penyebab utama tingginya
angka kesakitan dan kematian anak di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Tahun 2017. Jenis
penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dengan uji Chi square. Tempat penelitian di
Puskesmas Rejosari Pekanbaru pada tanggal 01 hingga 13 Mei tahun 2017. Teknik sampling
consecutive sampling, populasi dalam penelitian ini berjumlah 379 orang dan sampel berjumlah 195
orang. Pengumpulan data primer dengan lembar kuesioner. Pengolahan data SPSS meliputi editing,
coding, sorting, entry, skoring dan tabulating. Analisa data adalah univariat dan bivariat. Hasil
penelitian terdapat hubungan faktor antara variabel independen dan variabel dependen yang artinya Ha
diterima dan Ho ditolak dengan nilai p-value<α=0,05. pendidikan p-value= 0,000, pengetahuan p-
value= 0,000, perilaku mencuci tangan p-value= 0,000. Maka disimpulkan terdapat hubungan faktor
yang mempengaruhi kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru tahun
2017.

Kata Kunci : Pendidikan, Pengetahuan, Prilaku mencuci Tangan, Diare

PENDAHULUAN menjadi masalah global dengan derajat


Diare merupakan gangguan Buang kesakitan dan kematian yang tinggi di
Air Besar (BAB) ditandai dengan BAB berbagai negara terutama di negara
lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi berkembang, dan juga sebagai salah satu
tinja cair, dapat disertai dengan darah penyebab utama tingginya angka kesakitan
(Riskesdas, 2013). Penyakit diare masih dan kematian anak di dunia. Secara umum,

Kopertis Wilayah X 400


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (400-407)

diperkirakan lebih dari 10 juta anak berusia signifikan dibandingkan tahun 2012 dari
kurang dari 5 tahun meninggal setiap 1.654 kasus menjadi 646 kasus pada tahun
tahunnya di dunia dimana sekitar 20% 2013. KLB diare pada tahun 2013 terjadi di
meninggal karena infeksi diare (Magdarina, 6 provinsi dengan penderita terbanyak
2010). terjadi di Jawa Tengah yang mencapai 294
Kejadian Diare dapat terjadi di kasus (Riskesdas, 2013)
seluruh dunia dan menyebabkan 4% dari Berdasarkan Survei Kesehatan
semua kematian dan 5% dari kehilangan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas
kesehatan menyebabkan kecacatan. Diare dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke
tetap menjadi penyebab utama kematian tahun diketahui bahwa diare masih menjadi
pada anak-anak di bawah usia 5 tahun di penyebab utama kematian balita di
negara-negara Sub-Sahara di Afrika. Faktor Indonesia. Masalah diare di Indonesia
risiko untuk diare akut bervariasi sering terjadi dalam bentuk KLB. KLB
berdasarkan konteks dan memiliki diare sering terjadi terutama di daerah yang
implikasi penting ununtuk mengurangi pengendalian faktor risikonya masih
beban penyakit. (Berhe, Mihret, & Yitayih, rendah. Cakupan perilaku kebersihan dan
2016) sanitasi yang rendah sering menjadi faktor
Gejala yang paling berbahaya dari risiko terjadinya KLB diare (Kemenkes RI,
diare infeksi adalah dehidrasi, yang 2011)
merupakan penyebab langsung banyak Beberapa faktor yang menyebabkan
diare kematian, terutama pada bayi dan kejadian diare pada balita yaitu infeksi yang
anak kecil (Faure, 2013) disebabkan bakteri, virus atau parasit,
Menurut data (World Health adanya gangguan penyerapan makanan
Organization, 2013), diare merupakan atau malabsorbsi, alergi, keracunan bahan
penyakit yang berbasis lingkungan dan kimia atau racun yang terkandung dalam
terjadi hampir di seluruh daerah geografis makanan, imunodefisiensi yaitu kekebalan
di dunia. Setiap tahunnya ada sekitar 1,7 tubuh yang menurun serta penyebab lain
miliar kasus diare dengan angka kematian (Suraatmaja, 2007). Faktor penyebab diare
760.000 anak di bawah 5 tahun. Pada akut penyebab kematian kedua pada anak
negara berkembang, anak-anak usia di berusia di bawah 5 tahun. Pada tahun 2010
bawah 3 tahun rata-rata mengalami 3 dilaporkan 2,5 juta kasus diare pada anak
episode diare pertahun. Setiap episodenya, diseluruh dunia. Kasus diare terbanyak di
diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi Asia dan Afrika kurang memadainya status
yang dibutuhkan anak untuk tumbuh, gizi pada anak dan kurangnya sanitasi air
sehingga diare merupakan penyebab utama bersih (World Health Organization, 2013)
malnutrisi pada anak dan menjadi pada Banyak faktor yang dapat
tahun 2010 dilaporkan 2,5 juta kasus diare menyebabkan kejadian diare pada balita
pada anak diseluruh dunia. Kasus diare seperti adanya infeksi yang disebabkan
terbanyak di Asia dan Afrika kurang bakteri, virus dan parasit atau adanya
memadainya status gizi pada anak dan gangguan absobsi makanan pada usus
kurangnya sanitasi air bersih (Riskesdas, (malabsorbsi), alergi, keracunan bahan
2013) kimia atau adanya racun yang terkandung
Berdasarkan data United Nation dalam makanan, imunodefisiensi yaitu
Children’s Fund (UNICEF) dan World kekebalan tubuh yang menurun serta
Health Organization (WHO) (World Health penyebab lain (Aziz, 2006). Faktor
Organization, 2013), secara global terdapat penyebab terjadinya diare akut pada balita
dua juta anak meninggal dunia setiap ini adalah antara lain faktor lingkungan,
tahunnya karena diare. Jumlah penderita tingkat pengetahuan ibu, sosial ekonomi
Kejadian Luar Biasa (KLB) diare tahun masyarakat dan makanan atau minuman
2013 di Indonesia menurun secara yang di konsumsi (Widoyono, 2011).

Kopertis Wilayah X 401


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (400-407)

Menurut (Widoyono, 2011) ada menjadi faktor yang penting dalam


beberapa faktor yang meningkatkan resiko menurunkan angka kesakitan diare pada
balita mengalami diare seperti faktor bayi dan balita (Depkes RI, 2011)
lingkungan yang meliputi pengolahan Cakupan Penemuan Kasus Diare
sampah, saluran limbah maupun sumber pada tahun 2014 di Provinsi Riau sebesar
air. Pengolahan sampah dan saluran limbah 94% .Ada 6 kabupaten/kota (66.67%) yang
yang tidak tepat dapat menyebabkan cakupannya melebihi cakupan Provinsi.
terjadinya diare pada balita, hal ini Cakupan tertinggi pada kota Dumai sebesar
disebabkan karena vektor lalat yang 100 % diikuti oleh Kabupaten Rokan Hilir,
hinggap disampah atau limbah lalu Kabupaten Pelalawan, Kabupaten
kemudian hinggap dimakanan. Selain itu, Bengkalis, Kabupaten Siak, Meranti.
diare dapat terjadi apabila seseorang Sedangkan untuk cakupan penemuan dan
menggunakan air yang sudah tercemar baik penanganan diare yang terendah adalah
tercemar dari sumbernya, selama Kota Pekanbaru (39%), diikuti oleh
perjalanan sampai kerumah-rumah, atau Kabupaten Kuantan Singingi sebesar 79%.
tercemar pada saat disimpan dirumah. Kemungkinan untuk Kota Pekanbaru
Selain itu kebiasaan mencuci tangan pada cakupan rendah disebabkan kurangnya
saat memasak makanan atau sesudah pelaporan dan sarana kesehatan lainnya
Buang Air Besar (BAB) akan akan (Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2015)
memunkinkan terkontaminasi langsung. Berdasarkan data di atas penulis
Menurut penelitian (Arimbawa IW, tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Dewi KAT,2016), didapatkan hasil terdapat judul Faktor yang Mempengaruhi Kejadian
hubungan antara tingkat pendidikan ibu Diare pada Balita di Wilayah Kerja
dengan kejadian diare dengan Pvalue= Puskesmas Rejosari Tahun 2017”.
0,002< 0,05, dan terdapat hubungan antara
pengolahan sampah dengan kejadian diare METODE PENELITIAN
dengan Pvalue= 0,043< 0,05. Menurut Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
penelitian (Saleh, Muhammad, 2014), menggunakan analisis korelasi dengan
saluran limbah berhubungan dengan desain penelitian ini merupakan studi cross
kejadian diare dengan Pvalue= 0,00< 0,05. sectional (Hidayat, 2014). Penelitian ini
Menurut penelitian (Tambuwun, Ismanto, dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas
& Silolonga, 2015), didapatkan hasil Rejosari Pekanbaru Pada bulan Maret-Mei
terdapat hubungan antara sumber air Tahun 2017. Populasi dalam penelitian
dengan penyakit diare dengan Pvalue= seluruh balita di wilayah kerja Puskesmas
0,001< 0,05, dan terdapat hubungan antara Rejosasi dari bulan Januari-September
perilaku cuci tangan terhadap kejadian 2016 sebanyak 379 orang dan jumlah
diare pada siswi di SDN Ciputat 02 dengan sampel berjumlah 195 orang dengan teknik
Pvalue= 0,015< 0,05 (Rosyidah, 2014). pengambilan sampel Consecutive
Proporsi terbesar penderita diare pada Sampling. Menggunakan lembar checklist
balita adalah kelompok umur 6-11 bulan dan koesioner. Data di analisa
yaitu sebesar 21,65% lalu kelompok umur menggunakan uji Chi Square.
12-17 bulan sebesar 14,43%, kelompok .
umur 24-29 bulan sebesar 12,37%. Hal ini HASIL DAN PEMBAHASAN
merupakan masalah kesehatan yang perlu Hasil penelitian yang telah dilakukan,
diperhatikan terutama diare yang umumnya mengenai Faktor yang Mempengaruhi
diderita bayi dan balita dapat menjadi Kejadian Diare pada Balita di Wilayah
penyumbang kematian terbesar. Faktor Kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru
kebersihan diri dan sanitasi lingkungan, Tahun 2017.
kesadaran orang tua untuk berperilaku
hidup bersih dan sehat serta pemberian ASI

Kopertis Wilayah X 402


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (400-407)

a. Hubungan Pendidikan Dengan Tabel 2 Korelasi Hubungan


Kejadian Diare. Pengetahaun dengan Kejadian
Berdasarkan uji statistik yang telah Diare Pada Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Rejosari
dilakukan dengan menggunakan Uji Chi
Pekanbaru
square untuk mengetahui ada tidaknya Penget Kejadian Diare To % p α
hubungan faktor yang mempengaruhi ahuan
Y % Tid %
tal valu
ee
kejadian diare pada balita , maka diperoleh a ak
hasil sebagai berikut : Kurang 6 61 40 38 10 1 0,0 0,
3 ,2 ,8 3 0 00 05
Tabel 1 Korelasi Hubungan Pendidikan 0
Dengan Kejadian Diare Pada Baik 2 29 65 70 92 1
Balita Di Puskesmas Rejosari 7 ,3 ,7 0
Pekanbaru 0
Pendidi Kejadian Diare Tot % p α Total 9 46 105 53 19 1
kan al value
0 ,2 ,8 5 0
Y % Tid % e
a ak 0
Rendah 6 59 43 40 107 10 0,0 0, Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat
4 ,8 ,2 0 00 05
bahwa dari 103 orang yang memiliki
Tinggi 2 29 62 70 88 10
6 ,5 ,5 0 pengetahuan kurang mayoritas 63 balita
Total 9 46 105 53 195 10 yang mengalami kejadian diare dan
0 ,2 ,8 0 minoritas 40 balita yang mengalami diare.
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat Sedangkan dari 99 perilaku cuci tangan
bahwa dari 107 balita yang memiliki orang baik mayoritas 56 balita yang
pendidikan rendah mayoritas 64 orang yang mengalami kejadian diare dan minoritas 43
mengalami kejadian diare dan minoritas 43 balita tidak mengalami kejadian diare.
orang yang tidak mengalami kejadian Berdasarkan hasil uji Chi-square dengan
diare. Sedangkan dari 88 orang pendidikan menggunakan SPSS menunjukkan hasil
tinggi mayoritas 62 orang yang mengalami dengan Pvalue yaitu 0,000 < 0,05. Maka Ho
kejadian diare dan minoritas 26 orang tidak ditolak dan Ha diterima artinya ada
mengalami kejadian diare. Berdasarkan hubungan perilaku cuci tangan dengan
hasil uji Chi-square dengan menggunakan kejadian diare pada balita di wilayah
SPSS menunjukkan hasil dengan Pvalue Puskesmas Rejosari Pekanbaru Tahun
yaitu 0,000 < 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha 2017.
diterima artinya ada hubungan Pendidikan
orang tua dengan kejadian diare pada balita c. Hubungan Perilaku Cuci Tangan
di wilayah Puskesmas Rejosari Pekanbaru Dengan Kejadian Diare
Tahun 2017.
Berdasarkan uji statistik yang telah
b. Hubungan Pengetahuan dengan dilakukan dengan menggunakan Uji Chi
Kejadian Diare square untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan variabel perilaku cuci tangan
Berdasarkan uji statistik yang telah dengan kejadian diare, maka diperoleh hasil
dilakukan dengan menggunakan Uji Chi sebagai berikut :
square untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan variabel pengetahuan dengan
kejadian diare, maka diperoleh hasil
sebagai berikut :

Kopertis Wilayah X 403


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (400-407)

Tabel 3 Korelasi Hubungan Perilaku mempengaruhi kejadian diare pada balita


Cuci Tangan Dengan Kejadian adalah tingat pendidikan orang tua. Orang
Diare Pada Balita Di Wilayah tua atau ibu yang berpendidikan rendah
Kerja Puskesmas Rejosari cenderung memiliki pengetahuan yang
Pekanbaru kurang tentang cara mencegah diare.
Pendidikan juga merupakan suatu
Perila Kejadian Diare Tot % p α faktor yang mempengaruhi seseorang
ku al value

cuci
Y % Tid %
e
dalam menyerap dan memahami
a ak
tanga pengetahuan yang telah diperoleh. Semakin
n tinggi pendidikan ibu maka akan lebih
Tidak 3 35, 62 64, 96 10 0,0 0,0
baik 4 4 6 0 00 5
mudah menerima pesan-pesan kesehatan
Baik 5 56, 43 43, 99 10 dan cara-cara pencegahan penyakit yang
6 6 3 0 dialami dalam hal ini penyakit diare dan
Total 9 46, 105 53, 195 10 dehidrasi diare. Serta semakin banyak
0 2 8 0
informasi yang masuk, maka semakin
Tabel 3 dapat dilihat bahwa dari 96 banyak pula pengetahuan yang diperoleh,
balita yang memiliki perilaku cuci tangan termasuk pengetahuan kesehatan (Christy,
mayoritas tidak baik 62 balita yang tidak 2014).
mengalami kejadian diare dan minoritas 34 Salah satu strategi untuk memperoleh
balita yang mengalami diare. Sedangkan perubahan perilaku tersebut melalui cara
dari 99 perilaku cuci tangan orang baik pendidikan atau promosi kesehatan.
mayoritas 56 balita yang mengalami Pendidikan atau promosi kesehatan yang
kejadian diare dan minoritas 43 balita tidak dilakukan diawali dengan cara memberikan
mengalami kejadian diare. Berdasarkan informasi-informasi kesehatan di mana
hasil uji Chi-square dengan menggunakan akan meningkatkan pengetahuan
SPSS menunjukkan hasil dengan Pvalue masyarakat (Notoatmodjo, 2010)
yaitu 0,000 < 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha Hasil penelitian diperoleh sebagian
diterima artinya ada hubungan perilaku cuci ibu berpendidikan tinggi tapi balita mereka
tangan dengan kejadian diare pada balita di mengalami kejadian diare, hal ini
wilayah Puskesmas Rejosari Pekanbaru disebabkan oleh faktor lain yaitu sanitasi
Tahun 2017. makanan dan lain-lain.
PEMBAHASAN b. Hubungan Pengetahuan Dengan
Kejadian Diare Pada Balita Di
a. Hubungan Pendidikan Dengan
Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari
Kejadian Diare Pada Balita Di
Pekanbaru
Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh
Pekanbaru
Pvalue yaitu 0,000 < 0,05 artinya bahwa
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh
terdapat hubungan pengetahuan dengan
Pvalue yaitu 0,000 < 0,05 artinya bahwa
kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja
terdapat hubungan pendidikan dengan
Puskesmas Rejosari Pekanbaru Tahun
kejadian diare pada balitadi Wilayah Kerja
2017.
Puskesmas Rejosari Pekanbaru Tahun
Pengetahuan merupakan salah satu
2017.
faktor yang mempengaruhi kejadian diare
Menurut penelitian (Rohmah,
pada balita. Ibu yang memiliki
Handajani, & Rosida, 2014) didapatkan
pengetahuan rendah tidak akan memahami
hasil terdapat hubungan antara tingkat
bagaimana cara melakukan pencegahan
pendidikan ibu dengan kejadian diare
terhadap diare. Padahal secara teori, diare
dengan X2 hitung sebesar 21,78 dan X2
dapat dicegah dengan mengetahui
tabel 7,815. Hal ini didukung (Siauta, 2015)
penyebabnya (Wawan, 2010).
bahwa salah satu faktor yang

Kopertis Wilayah X 404


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (400-407)

Pengetahuan adalah hasil dari rasa mereka dengan air atau sabun sebelum
keingintahuan seseorang melalui perantara memasak (Kwasu .O.B, 2005)
yaitu hasil pengindaraan yang dimilikinya Jumlah kejadian diare pada yang
(mata, telinga, mulut, dan sebagainya) cuci tangan dengan sabun sesudah BAB
terhadap suatu objek. Namun, pengetahuan lebih sedikit dibanding yang tidak diare,
sering kali diperoleh melalui indra sebaliknya yang tidak cuci tangan dengan
penglihatan dan pendengaran. Adapun sabun jumlah kejadian diare lebih banyak
pengetahuan seseorang terhadap objek dibanding yang tidak diare. Dengan uji
memiliki tingkatan yang berbeda beda yaitu yang sama diperoleh p=0,001 (p<0,005)
tahu, memahami, aplikasi, analisis dan artinya ada hubungan yang bermakna
evaluasi (Notoatmodjo, 2010). Tingkat antara cuci tangan dengan sabun sesudah
pengetahuan yang rendah akan BAB dengan kejadian diare (Maryanti,
menyebabkan ibu balita tidak dapat Dwintasari, Lesmana, Mandela, & Herlina,
melakukan upaya pencegahan maupun 2009).
perawatan pada anak diare (Wawan, 2010). Ibu sebagai pengasuh dan yang
Hasil penelitian kejadian diare memelihara balita merupakan salah satu
disebabkan banyak ibu yang faktor yang dpat menyebabkan terjadinya
berpengetahuan kurang tentang diare, diare, hal ini disebabkan karena perilaku
sehingga hal ini mempengaruhi perilaku ibu yang kurang baik, perilaku ibu
mereka dalam mencegah diare. dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang
ibu peroleh, biasanya semakin tinggi
c. Hubungan Perilaku Cuci Tangan pendidikan ibu maka semakin tinggi tingkat
Dengan Kejadian Diare Pada Balita pengetahuan ibu dan pemahaman ibu
Di Wilayah Kerja Puskesmas (Depkes RI, 2011).
Rejosari Pekanbaru Salah satu faktor yang mempunyai
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh pengaruh kuat terhadap terjadinya diare
Pvalue yaitu 0,000 < 0,05artinya bahwa pada anak adalah kebiasaan mencuci
terdapat hubungan perilaku cuci tangan tangan. Oleh sebab itu anak sebaiknya
dengan kejadian diare pada balita di dibiasakan untuk mencuci tangan sebelum
Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari makan. (Maryanti et al., 2009)
Pekanbaru Tahun 2017 Lima waktu yang penting melakukan
Menurut penelitian (Saleh, cuci tangan pakai sabun adalah setelah
Muhammad, 2014) didapatkan hasil buang air besar, sebelum menyiapkan
terdapat hubungan antara perilaku mencuci makanan, sebelum makan, setelah
dengan penyakit diare dengan Pvalue= 0,014 memegang atau menyentuh hewan, serta
<0,05. Hal ini didukung oleh teori menggunakan lap khusus untuk
(Widoyono, 2011), mencuci tangan dengan mengeringkan tangan (Depkes RI, 2011).
menggunakan sabun sangat perlu Menurut (IDAI, 2012) perilaku cuci
dilakukan, karena dengan menggunakan dengan kejadian diare disebabkan banyak
sabun bakteri dan kuman yang ada ditangan ibu memiliki perilaku mencuci tangan yang
dapat mati, termasuk bakteri penyebab kurang baik, hal ini mendukung bakteri
diare. yang ada tangan berkembang dan ketika
Dari hasil penelitian yang dilakukan di makan menggunakan tanggan bakteri
Ghana Pendidikan ibu mempengaruhi tersebut dapat masuk kedalam saluran
prilakuk mencuci tangan sebelum memasak pencernaan, sehingga hal ini membuat anak
(p <0,0001, 95% CI) dan setelah balita ibu terkena diare karena keterpaparan
menggunakan toilet (p = 0,013, 95% CI). kuman ditangan tidak hilang karena tidak
Sedangkan 75,4 persen ibu yang tidak mencuci tangan dengan baik.
berpendidikan tidak mencuci tangan

Kopertis Wilayah X 405


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (400-407)

SIMPULAN Applications, 31, 32–37.


Hasil penelitian ini disimpulkan https://doi.org/10.20530/IJTA_31_32
bahwa hasil uji Chi-square hubungan -37
antara pendidikan dengan kejadian diare Christy, M. (2014). faktor yang
diperoleh hasil dengan P-value = 0,000. berhubungan dengan kejadian diare
Maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya pada anak. Berkala Epidemiologi, 2
ada hubungan pendidikan dengan kejadian No.3.
diare pada balita. Hubungan antara Depkes RI. (2011). Lima Langkah
pengetahuan dengan kejadian diare Tuntaskan Diare.
diperoleh hasil dengan P-Value = 0,000, Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2015).
maka Ho ditolak dan Ha dierima artinya ada Profil Kesehatan Riau.
hubungan pengetahuan dengan kejadian Faure, C. (2013). Role of Antidiarrhoeal
diare pada balita. Hubungan antara Drugs as Adjunctive Therapies for
perilaku cuci tangan dengan kejadian diare Acute Diarrhoea in Children.
diperoleh hasil dengan P-Value= 0,000, International Journal of Pediatrics,
maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya 2013, 1–14.
ada hubungan antara perilaku cuci tangan https://doi.org/10.1155/2013/612403
dengan kejadian diare pada bailta. Hidayat, A. (2014). Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
UCAPAN TERIMAKASIH Jakarta: Salemba Medika.
IDAI. (2012). Buku Ajar Gastroenterologi-
Alhamdulillahirobbil’alamin penulis
Hepatologi. Jakarta: Badan Penerbit
mengucapkan terima kasih kepada semua
ikatan Dokter Anak Indonesia.
pihak yang telah membantu dalam
Kemenkes RI. (2011a). Buku Saku Petugas
penelitian ini serta kepada Kepala
Kesehatan Lintas Diare. Jakarta:
Puskesmas Rejosari Pekanbaru yang telah
Direktorat Jendral Pengendalian
banyak memberikan izin kepada penulis
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
untuk melakukan penelitian dengan judul
Kemenkes RI. (2011b). Panduan
Faktor yang Mempengaruhi Kejadian
Sosialisasi Tatalaksana Diare Balita
Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja
(Direktorat). Jakarta: Direktorat
Puskesmas Rejosari Pekanbaru Tahun
Jendral Pengendalian Penyakit dan
2017.
Penyehatan Lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA Kwasu .O.B, M. K. (2005). Childhood
diarrheal morbidity in the Accra
Arimbawa IW, Dewi KAT, A. Z. (2016).
Metropolitan Area , Ghana : socio-
Hubungan Faktor Perilaku dan Faktor
economic , environmental and
Lingkungan terhadap Kejadian Diare
behavioral risk determinants
pada Balita di Desa Sukawati ,
Childhood diarrheal morbidity in the
Kabupaten Gianyar Bali Tahun 2014 I
Accra Metropolitan Area , Ghana :
Wayan Arimbawa , Komang Ayu
socio-economic , environmental and
Trisna Dewi , Zakwan bin Ahmad
behavioral ris. Journal of Health and
Program Studi Pendidikan Dokter ,
Population in Developing Countries,
Fakultas Kedokteran Univ, 6(1), 8–15.
1–13. Retrieved from url:
Aziz. (2006). Diare Pembunuh Utama
http://www.jhpdc.unc.edu
Balita. Jakarta: Graha Pustaka.
Magdarina, M. (2010). Faktor Kejadian
Berhe, H., Mihret, A., & Yitayih, G. (2016).
Diare pada Balita.
Prevalence of Diarrhea and Associated
Maryanti, E., Dwintasari, S. W., Lesmana,
Factors Among Children Under-Five
S. D., Mandela, H., & Herlina, S.
Years of Age in Enderta Woreda,
(2009). Profil penderita diare anak di
Tigray, Northern Ethiopia, 2014.
puskesmas rawat inap pekanbaru. Jik,
International Journal of Therapeutic

Kopertis Wilayah X 406


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (400-407)

1(9), 14–19.
Notoatmodjo, P. (2010). Konsep Perilaku
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Riskesdas. (2013). Laporan Riset
Kesehatan Dasar.
Rohmah, Z., Handajani, S., & Rosida.
(2014). Hubungan Tingkat Pendidikan
Ibu Balita Diare Dengan Penggunaan
Oralit di Wilayah Kerja Puskesmas
Jajag Banyuwangi Tahun 2014, 27–
31.
Rosyidah, A. (2014). Hubungan Perilaku
Cuci Tangan Terhadap kejadian diare
pada Siswa di SDN Ciputat 02.
Saleh, Muhammad, H. (2014). Hubungan
Kondisi Sanitasi Lingkungan dengan
Kejadian Diare pada Anak Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Baranti
Kabupaten Sindrap Tahun 2013, 7(1).
Siauta, J. (2015). Hubungan Pendidikan
Dan Pekerjaan Ibu Dengan Balita
yang Mengalami Diare DI Puskesmas
Cempaka Putih Jakarta Pusat.
Permata Medika, 4(1).
Suraatmaja, S. (2007). Kapita Selekta
Gastroenterologi. Jakarta: Sagung
Seto.
Tambuwun, F., Ismanto, A. Y., &
Silolonga, W. (2015). Hubungan
sanitasi lingkungan dengan kejadian
diare pada anak usia sekolah di
wilayah kerja puskesmas bahu
manado. E-Journal Keperawatan (E-
Kp), 3(2), 1–8.
Wawan, D. (2010). Teori dan Pengukuran
Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Widoyono. (2011). Penyakit Tropis
Epidemilogi, Penularan, pencegahan
dan pemberantasan (2nd ed.). Jakarta:
Erlangga.
World Health Organization. (2013). No
Title.

Kopertis Wilayah X 407

You might also like