You are on page 1of 29

1. Larutan HI dengan konsentrasi 1  10 7 M memiliki nilai pH sebesar . . . .

a. 7 –log 2
3 5 
b. 7 –log  
 2 
 
1  5 
c. 7 –log  
 2 
 
d. 7–log 1
2 5
e. 7 +log  
 2 
 
Jawaban: c
V=1L
n HI
1 10 7 M =
1L
nHI  1  10 7 mol L1  1 L = 1  10 7 mol
HI (aq)  H 2 O (l ) 
 H 3 O  (aq)  I  (aq)
Mula-mula(mol): 1  10 7
Reaksi(mol): 1  10 7 1  10 7 1  10 7
Stb (mol): – 1  10 7 1  10 7
n HI 1  10 7 mol
[ H 3O  ]= =  1  10 7 M
1L 1L
H 2 O(l )  H 2 O (l ) H 3 O  (aq)  OH  (aq)
Muka-mula(mol): – –
Reaksi(mol): x x x x
Stb (mol): – – x x
1  10 14 = [ H 3O  ][ OH - ]
1  10 14 = ( x )( x )
x = [ H 3O  ]= [ OH  ]= 1  10 7 M
n H2O = 1 10 7 mol
Karena konsentrasi larutan HI sangat kecil akibatnya konsentrasi ion H 3O  yang berasal dari larutan HI
tidak dapat diabaikan sehuingga konsentrasi total H 3O  menjadi 2  10 7 mol. Penambahan ion
tersebut dapat menggeser kesetimbangan air ke arah kiri, reaksinya sebagai berikut.
H 2 O(l )  H 2 O (l ) H 3 O  (aq)  OH  (aq)
Stb(mol): - - 2  10 7 1  10 7
Reaksi(mol): x x x x
Stb baru (mol): - - 2  10 7  x 1  10 7  x
Kw = [H3O+] [OH-]
7
1  10 14 = [2  10  x] [1  10 7  x]
1  10 14 = x 2  3  10 7 x  2  10 14
x 2  3  10 7 x  1  10 7 = 0
 b  b 2  4ac
( x1 , x 2 ) 
2a
 (3  10 7 )  (3  10 7 ) 2  4(1)(1  10 14 ) 3  10 7  (9  10 7 ) 2  4(1)(1  10 14 )
x1  
2(1) 2(1)
3  10 7  (9  10 7 ) 2  4(1)(1  10 14 )

2(1)
3  10 7  1 10 7 5
x1 
2
7 7 2 7
 (3  10 )  (3  10 )  4(1)( 2  10 )  3  10  1 10 7 5 
7
x2  =   (x bernilai negatif)
2(1)  2 
 
 3  10 7  1 10 7 5 
Konsentrasi H+ atau H 3 O  = 2  10 7  x = 2  10   
7
 2 
 

= 2  10 7  1,5  10 7  0,5  10 7 5 
= 0,5  10 7  0,5  10 7 5  0,5  10 7 (1  5 )
1  5 
pH= – log [ H  ] = –log 0,5  10 7 (1  5 ) = 7 – log  
 2 
 
2. Seperti halnya tetapan kesetimbangan, nilai Kw bergantung pada temperatur. Pada temperatur tubuh
manusia (37 oC) air murni memiliki nilai tetapan (Kw) = 2,4  10 14 . Konsentrasi [ H 3O  ] dalam air yang
terurai pada temperatur tersebut adalah . . . .
1
 5 2
a.    10 7 M
 12 
1

5 2
b.    10 7 M
 12 
1

 12  2
c.    10 7 M
5
1
 24  2
d.    10 6 M
 10 
1

 24  2
e.    10 6 M
 1000 
Jawaban: b
H 2 O(l )  H 2 O (l ) H 3 O  (aq)  OH  (aq)
Muka-mula(mol): – –
Reaksi(mol): x x x x
Stb (mol): – – x x
2,4  10 14 = [ H 3O  ][ OH - ]
2,4  10 14 = ( x )( x )
1 1

x = [ H 3O ]=[ OH  ]=    10 7 M = 5
12 2 2

   10 7 M
5  12 
3. Kafein (C8H10N4O2) tergolong ke dalam basa lemah dengan pKb = 10,4 dan memiliki massa molar 194 g
mol-1. Nilai pH suatu larutan yang mengandung kadar kafein 776 mgL-1 adalah . . . .(log 5 – log 2= 0,4)
a. 5,5 – log 4
b. 7,5 + log 2
c. 7 + log 4
d. 8,5 + log 4
e. 9,5 + log 2
Jawaban: c

C8 H10 N 4 O 2 (aq)  H 2 O (l ) C8 H11 N 4 O 2 (aq)  OH  (aq)
log 5 – log 2= 0,4
5
log   = 0,4
2
5
10 0,4 =
2
pKb= – log Kb
10,4 = – log Kb
– log 10 -10,4 = – log Kb
– log 10 -10  10 -0,4 = – log Kb
2
– log  10 -10 = – log Kb
5
2
Kb =  10 -10
5
776 mg = 0,776 g
 0,776 g 
 
 194 g mol -1 
M C8H10N4O2 =  4  10 3 mol L-1
1L
[OH  ]  K b M C 8 H10 N 4 O 2
2
[OH  ]   10 10  4  10 3  4  10 7 M
5
pOH= – log [ OH  ] = –log 4  10 7 = 7– log 4
pH=14 – pOH = 14 – (7– log 4)= 7 + log 4
4. Perhatikan diagram beberapa larutan berikut berikut!

1) 2)

3) 4)

Berdasarkan diagram tersebut, larutan asam kuat dan basa lemah ditunjukkan oleh angka . . . .
a. 1) dan 2)
b. 1) dan 3)
c. 2) dan 3)
d. 2) dan 4)
e. 3) dan 4)
Jawaban: c
Diagaram no.1) merupakan larutan HNO3 yang terurai seluruhnya dalam air menjadi ion NO3- dan ion
H3O+ sesuai reaksi berikut.
 NO3 (aq)  H 3 O  (aq)
HNO 3 (aq)  H 2 O (l ) 
-

Oleh karena itu,larutan HNO3 memiliki nilai   1 sehingga tergolong asam kuat.
Diagaram no.2) merupakan larutan garam NaHCO3 yang terurai selurnya dalam air menjadi ion Na+, dan
ion HCO3- . Selanjutnya ion ion HCO3- terhidrolisis sebagian menjadi H2CO3 dan ion OH- sesuai reaksi
berikut.
NaHCO3 (aq ) 
 Na+ (aq ) + HCO3- (aq )
Na+ (aq ) + H 2O (l ) 

HCO3- (aq )  H 2 O (l ) H 2 CO 3 (aq)  OH - (aq)
Oleh karena itu,larutan HNO3 memiliki nilai   1 sehingga tergolong basa lemah.
Diagaram no.3) merupakan larutan Sr(OH)2 yang terurai seluruhnya dalam air menjadi ion Sr2+, dan ion
OH- sesuai reaksi:
Sr(OH)2 (aq )  H 2 O (l ) 
 Sr 2 (aq)  2OH - (aq)
Oleh sebab itu,larutan Sr(OH)2 memiliki nilai   1 sehingga tergolong basa kuat.
Diagaram no.4) merupakan larutan asam format (HCHO2 ) yang terurai sebagian dalam air menjadi ion
HCO2- dan ion H3O+ sesuai reaksi:
HCHO2 (aq )  H 2 O (l ) HCO 2 (aq)  H 3 O  (aq)
-

Oleh sebab itu,larutan HCHO2 memiliki nilai   1 sehingga tergolong asam lemah.
Jadi, asam kuat dan basa lemah ditunjukkan berturut-turut oleh angka 1) dan 3).
5. Asam asetilsalisilat umumnya dikenal sebagai aspirin (C9H8O4) yang sering digunakan sebagai obat
analgesik. Larutan obat ini dengan dosisi 6,5  10 2 mg di dalam 1,3 ons air memiliki pH = 1,75 + log 6
dan nilai pKa sebesar . . . .
a. 3,5 – log (36)2
b. 1,25
1
c. 3,5 + log
36
d. 3,5
e. 4,5 + log 36
Jawaban: c
4 ons = 400 g
Mr C9H8O4 = 180 g mol-1
 0,65 g   13 g 
 
1   
nC 9 H 8 O 4  180 g mol   20  100 1
M C9H8O4 =     M
V 0,13 L 0,13  180 3600 36
1
pH= – log [H+]= – log  10 1, 75 =1,75 + log6
6
1,75 + log6 = – log [H+]
1
[H+] =  10 1, 75 M
6
1
[H  ]   Ka
36
2
1 1, 75  1
  10    Ka
6  36
1 1
 10 3,5   Ka
36 36
Ka = 10 -3,5
pKa = – log 10 -3,5
= 3,5
6. Magnesium hidroksida (Mg(OH)2) biasanya digunakan untuk mengobati asam lambung atau maag.
Dosis yang dianjurkan untuk dikonsumsi orang dewasa sebanyak satu sendok makan yang mengandung
4  10 2 mg Mg(OH)2. Jika diketahui cairan lambung mengandung larutan HCl dengan pH sekitar 1,3 dan
dapat dinetralkan dengan obat ini, volume larutan asam dalam lambung sebanyak . . . . (Ar: Mg=24;
O=16; H= 1; log 2 = 0,3)
2
a. L
29
7
b. L
58
4
c. L
29
8
d. L
29
28
e. L
58
Jawaban: d
m Mg(OH)2 = 4  10 2 mg = 0,4 g
Mr Mg(OH)2 = 58 g mol-1
0,4 g 1
n Mg(OH)2 = -1
 mol
58 g mol 145
Mg(OH)2 (aq ) 
 Mg 2 (aq)  2 OH- (aq)
2
n OH- = mol
145
Agar Mg(OH)2 dapat menetralkan larutan HCl dalam lambung maka jumlah mol ion OH- = mol ion H+. Hal
ini terjadi karena ion-ion tersebut bereaksi membentuk air yang bersifat netral.
Log 2 = 0,3
Log 2 = 0,3
10 0,3 = 2
1,3 = – log [H+]
1
[H+]= 10 1,3  101,3  101  10 0,3 =  101  0,05M
2
n H+ = n OH-
M H+  Vlarutan = n OH-
2
0,05 mol L-1  Vlarutan = mol
145
 2 
 
 145  40 8
Vlarutan    L
 1  145 29
 
 20 
7. Urea dalam wujud larutannya merupakan basa lemah organik dengan rumus molekul CO(NH2)2 .
Tetapan kesetimbangan asam (Ka) larutan urea 1 M dengan pH= 7,05 adalah . . . . (log 2 = 0,3)
2
5
2
a. 1
52
1

23
b. 1
5
10
1

c. 2 3
1

d. 3 2
3
2
7
e. 1
3
2
Jawaban: b

CO(NH2)2 (aq )  H 2 O (l ) CO(NH 2 ) 2 (aq)  HO  (aq)
pOH = 14 – pH = 14 – 7,05 = 6,95
pOH = – log [OH–]
6,95= – log [OH–]
[OH–] = 106,95 = 106,90  100, 05
log 2
= 0,05
6
1

log 2 6 = 0,05
1
0, 05 6
10 = 2
1

[OH ] = 2 - 6
 106,9
1

2  106,9  1 Kb
6

2
  16 
Kb   2  106,9 
 
1

Kb  2 3
 1013,8
Kw = Kb  Ka
1

1  1014 = 2 3
 1013,8  Ka
1
14
1  10 2 3
Ka = 1
= 1

2 3
 1013,8 10 5
8. Senyawa morphin memiliki rumus molekul (C17 H19 NO3). Senyawa tersebut merupakan basa yang
diisolasi dari opium dan setiap molekulnya mampu menerima satu proton dari senyawa lain. Jika
sebanyak 0,95 g sampel opium dapat dinetralisasi menggunakan 8,92 mL larutan H2SO4 0,0116 M.
Anggap senyawa morphin paling banyak terdapat di dalam opium. Persen massa senyawa morphin (Mr=
285 g mol-1) dalam sampel adalah . . . .
a. 1,5 %
b. 2 %
c. 4,5 %
d. 6 %
e. 8 %
Jawaban: e
Anggap H2 terionisai sempurna sebagai berikut.
n H 2 SO 4  M H 2 SO 4 VH 2SO 4
n H 2SO 4  0,0116 M  8,92 mL  0,10347  0,1mmol
2
 2 H 3 O  (aq)  SO 4 (aq)
H 2SO 4 (aq)  H 2 O (l ) 
mula-mula: 0,1 mmol
Reaksi : 0,1 mmol 0,1 mmol 0,2 mmol 0,1 mmol
Stb :0 0,2 mmol 0,1 mmol
Anggap senyawa morphin terurai sebagian sesuai reaksi berikut.
 C17 H 20  NO 3 (aq)  OH  (aq)
C17 H 19 NO 3 (aq)  H 2 O (l ) 
mula-mula: x mmol
Reaksi : x mmol x mmol x mmol x mmol
Stb :– x mmol x mmol
Jumlah mol proton ( H 3 O  ) dari asam sulfat yang diterima senyawa morphin sama dengan jumlah mol
ion OH-. Jadi, n OH- = 0,2mmol = 2 10 4 mol
n C17 H 19 NO 3  n OH 
n C17 H 19 NO 3  2  10  4 mol
m C17 H 19 NO 3  n C17 H 19 NO 3  Mr C17 H 19 NO 3  2  10  4 mol  285 g mol 1  0,057 g
m morphin 0,057 g
% morphin dalam opium =  100%   100%  6 %
m opium 0,95 g
9. Volume air yang harus ditambahkan ke dalam 100 mL larutan asam lemah (HA) agar konsentrasi ion
1
H3O+ menjadi konsentrasi larutan semula adalah . . . .
4
a. 50 mL
b. 100 mL
c. 200 mL
d. 300 mL
e. 400 mL
Jawaban: d
Misal, mol awal HA = y mol, V = 0,1L
HA (aq)  H 2 O (l ) H 3 O  (aq)  A  (aq)
Mula-mula(mol): y
Reaksi (mol) : x x x
Stb (mol) : y– x x x
x mol
[ H 3O  ]=  10 x M
0,1 L
Penambahan air tidak menyebabkan terjadi pergeseran kesetimbangan sehingga jumlah mol ion [ H 3O 
1
] tidak berubah namun konsentrasinya berubah. Jika konsentrasinya menjadi konsentrasi awal maka:
4
10
[ H 3O  ]= xM
4
10 x mol
x mol L1 =
4 V total
1 x mol
x=
4 V total
4
V total = L
10
V air = (0,4  0,1)  0,3 L  300 mL

Jika konsentasi y sangat kecil, konsentrasi [ H 3O ] dari air tidak dapat diabaikan begitu saja. Misal
jumlah konsentrasi [ H 3O  ] yang berasal dari asam lemah dan air sebesar z M. Dengan mensubtitusikan
nilai z M kepersamaan diatas akan diperoleh hasil yang sama.
9. Masing-masing garam AX dan BY dilarutkan ke dalam wadah berisi air dengan volume berbeda.
Kedua garam tersebut terurai di dalam air menurut reaksi berikut.
 A  (aq) 
AX (aq)  X  (aq)
BY (aq)   B  (aq)  Y  (aq)
Jika garam AX dan BY berturut-turut menghasilkan larutan basa dan asam, pernyataan yang tepat
mengenai terbentuknya larutan tersebut adalah . . . .
a. BOH yang terbentuk dari larutan BY bersifat basa kuat
b. Ion X- yang terbentuk dari larutan AX bersifat asam lemah
c. Ion B+ yang terbentuk dari larutan BX bersifat basa lemah
d. Asam HX yang terbentuk dari larutan AX bersifat asam kuat
e. Asam HX yang terbentuk dari larutan AX bersifat asam lemah
Jawaban: d
1) Diketahui bahwa garam AX yang terlarut dalam air menghasilkan larutan basa, dapat dipastikan
garam AX terbentuk dari asam lemah dan basa kuat (Contoh: NaF dan KCN) atau terbentuk dari asam
lemah dan basa lemah (Contoh: NH4CN). Jika garam AX berasal dari basa kuat dan asam lemah, reaksi
yang terjadi dalam air sebagai berikut.
 A  (aq)  X  (aq)
AX (aq) 
X  (aq)  H 2 O (l ) HX (aq)  OH - (aq)
A  (aq ) + H2O (l ) 

Hidrolisis ion X- menghasilkan asam lemah HX dan ion OH- sehingga bersifat basa. Sementara itu, ion A+
tidak dapat terhidrolisis karena berasal dari basa kuat.
Jika garam AX berasal dari basa dan asam lemah, reaksi yang terjadi dalam air sebagai berikut.
X  (aq)  H 2 O (l ) HX (aq)  OH - (aq)
A  (aq)  H 2 O (l ) A(aq)  H 2 O  (aq)
Hidrolisis ion X- menghasilkan asam lemah HX dan ion OH- yang dapat menyebabkan larutan AX
bersifat basa. Sementara itu, ion A+ juga terhidrolisis menghasilkan ion H3O+, adanya ion tersebut
menyebabkan larutan bersifat asam. Karena larutan AX bersifat basa maka nilai Kb basa konjugasi (X-)
lebih besar dibandingkan Ka asam konjugasi ( A  ). Ion X- dalam larutan garam AX merupakan basa
konjugasi.
Jika garam AX beasal dari asam kuat dan basa kuat, saat garam tersebut dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan netral. Persamaan reaksinya sebagai berikut.
 A  (aq)  X  (aq)
AX (aq) 
X   H2O (l ) 

A   H2O (l ) 

H 2 O (l )  H 2 O (l ) OH  (aq)  H 2 O  (aq)
2) Garam BY yang terlarut dalam air menghasilkan larutan asam, artinya dapat dipastikan garam
tersebut terbentuk dari asam kuat dan basa lemah atau asam lemah dan basa lemah.
Jika garam BY berasal dari asam kuat dan basa lemah, reaksi yang terjadi dalam air sebagai berikut.
 B  (aq)  Y  (aq)
BY (aq) 
B  (aq)  H 2 O (l ) B(aq)  H 3 O  (aq)
Y  (aq)  H2O (l )  
Hidrolisis ion B+ menghasilkan basa lemah B dan ion H3O+ sehingga bersifat asam. Sementara itu, ion Y-
tidak dapat terhidrolisis karena berasal dari asam kuat.
Jika garam BY berasal dari basa dan asam lemah, reaksi yang terjadi dalam air sebagai berikut.
Y  (aq)  H2O (l ) HY (aq)  OH  (aq)
B  (aq)  H 2 O (l ) B(aq)  H 3 O  (aq)
Hidrolisis ion Y- menghasilkan asam lemah HY dan ion OH- sehingga larutannya dapat bersifat basa.
Sementara itu, ion B+ juga terhidrolisis menghasilkan basa lemah B dan ion H3O+ sehingga larutannya
dapat bersifat asam. Karena telah diketahui bahwa larutan BY menghasilkan larutan asam maka nilai Kb

basa konjugasi (Y-) lebih kecil dibandingkan Ka asam konjugasi ( B ). Ion B+ dalam larutan garam BY
merupakan asam konjugasi.
10. Perhatikan beberapa reaksi kesetimbangan berikut.
10
NH4+ (aq) + H2O(l) NH3 (aq) + H3O+ (aq) Ka= 5,625  10
5
CN- (aq) + H2O(l) HCN (aq) + OH- (aq) Kb= 1,6  10
H2O (l) + H2O(l) H3O+ (aq) + OH- (aq) Kw= 1,0  10 14
Sebanyak 100 mL Larutan NH4CN 0,1 M dalam gelas beker memiliki nilai pH sebesar . . . .
a. 7 – log 6
b. 8 + log 4
c. 10 – log 6
d. 9 + log 5
e. 11 – log 6
Jawaban: d
NH4+ (aq) + H2O(l) NH3 (aq) + H3O+ (aq)
CN- (aq) + H2O(l) HCN (aq) + OH- (aq)
___________________________________________________+
NH4+ (aq) + CN- (aq)+ 2H2O(l) NH3(aq) + HCN (aq) + 2H2O(aq)
+ -
NH4 (aq) + CN (aq) NH3(aq) + HCN (aq)
[NH 3 ][HCN ] [NH 3 ][H  ] [HCN ]
K 
 
[NH 4 ][CN ] -
[NH 4 ] [CN  ][H  ]
 1 5,6  10 10 5,625  10 10
K  K a ( NH 4 )     0,9
K a (HCN )  1  10 14  6,25  10 10
 
5 
 1,6  10 
NH4+ (aq) + CN- (aq) NH3(aq) + HCN (aq)
Mula-mula (mol) : 0,01
Reaksi (mol) : x x x x
Stb (mol) : 0,01  x 0,01  x x x
[NH 3 ][HCN ]
K= 
[NH 4 ][CN - ]
 x  x 
  
 0,1  0,1  x2
0,9 = =
 0,01  x  0,01  x  (0,01  x) 2
  
 0,1  0,1 
2 2
 x   x 
0,9 =   9 =10 
  
 0,01  x   0,01  x 
x 10
3= 
 0,03 = 3x + x 10
0,01  x
0,03 = (3 + 10 )x
0,03
x=
(3 + 10 )
 0,03 
 
 (3 + 10 ) 
M HCN =
 = 0,3
0,1 (3 + 10 )
0,03
0,01
(3 + 10 ) 0,1 10
M CN- = =
0,1 (3 + 10 )
0,1 10
 
[H  ]
[CN ][H ] (3 + 10 )
Ka=  6,25  10 10 =

[HCN ] 0,3
(3 + 10 )
6,25  10 10  3
[H  ] = = 18,75  10 10,5 = 6  10 10
10
+
pH = – log [H ]
pH = – log 6  10 10
pH = 10 – log 6
5
11. Diantara larutan garam berikut yang bersifat asam adalah . . . . (Kb CN- = 1,6  10 ; Ka NH4 +=
5,6  10 10 ; Kb = CH3COO- = 5,6  10 10 ; Ka HF= 3,5  10 4 )
a. KCl 1 M
b. KCN 0,2 M
c. NH4F 0,1 M
d. NH4CN 0,1M
e.CH3COONa 0,5 M
Jawaban:
1) NH4F (aq) 
 NH4+ (aq) + F- (aq)
Ion NH4+ merupakan asam konjugasi dari basa lemah NH3 sedangkan ion F- merupakan basa konjugasi
dari asam lemah HF sehingga keduanya dapat terhidrolisis dalam air.
NH4+ (aq)+ H2O(l) NH3 (aq) + H3O+ (aq)
F- (aq)+ H2O(l) HF(aq) + OH-(aq)
Sifat asam atau basa larutan NH4F 0,1 M dapat ditentukan dengan membandingkan nilai Ka asam
konjugasi (NH4+ )dan Kb basa konjugasinya (F-).
Ka>Kb (larutan bersifat asam)
Ka<Kb (larutan bersifat basa)
Ka=Kb (larutan bersifat netral)

K a ( NH 4 )  5,6 10 10
1 10 14
K b (F  )  4
 2,8  10 11
3,5  10
Karena nilai Ka>Kb maka larutan NH4F 0,1 M bersifat asam
2) KCl (aq)   K+ (aq) + Cl- (aq)
ion K+ dan Cl- berturut-turut berasal dari basa kuat KOH dan asam kuat HCl yang tidak dapat terhidrolisis
dalam air. Oleh karena itu, nilai pHnya tidak ditentukan oleh konsentrasi larutan garamnya melainkan
konsentrasi H+ dalam reaksi kesetimbangan air. Ion H+ dalam kesetimbangan memiliki konsentrasi 1x 10-7
M sehingga menghasilkan pH= 7 (netral).
3) KCN (aq)  K+ (aq) + CN- (aq)
ion K+ berasal dari basa kuat KOH sehingga tidak dapat terhidrolisis dalam air. Sementra itu, CN- berasal
dari asam lemah HCN yang dapat terhidrolisis sesuai reaksi berikut.
CN- (aq)+ H2O(l) HCN(aq) + OH-(aq)
Ion OH- yang terbentuk menyebabkan larutan garam KCN 0,2 M bersifat basa.
4) NH4CN   NH4+ (aq) + CN- (aq)
Di dalam air Ion NH4+ dan CN- dapat terhidrolisis dalam air karena keduanya berturut-turut merupakan
asam konjugasi dari basa lemah NH3 dan basa konjugasi dari asam lemah HCN.
Sifat asam atau basa larutan NH4CN 0,1 M dapat ditentukan dengan membandingkan nilai Ka asam
konjugasi (NH4+ )dan Kb basa konjugasinya (CN-).

K a ( NH 4 )  5,6 10 10
5
Kb CN- = 1,6  10

Nilai Kb (CN- ) lebih besar dibandingkan nilai K a ( NH4 ) sehingga bersifat basa.
5) CH3COONa (aq)   Na+ (aq) + CH3COO- (aq)
ion Na+ berasal dari basa kuat NaOH sehingga tidak dapat terhidrolisis dalam air dan CH3COO- berasal
dari asam lemah CH3COOH yang dapat terhidrolisis sesuai reaksi berikut.
CH3COO- (aq)+ H2O(l) CH3COOH (aq) + OH-(aq)
Ion OH- yang dihasilkan dalam larutan menyebabkan larutan garam H3COONa 0,5 M bersifat basa.
12. Sebanyak 50 mL sampel NaOH 0,2 M dititrasi dengan larutan HNO3 0,2 M. Setelah penambahan
larutan HNO3 sebanyak 20 mL, pH campuran yang dihasilkan sebesar . . . .
a. 3–log 6
b. 3–log 4
c. 11 + log 4
d. 11 + log 6
e.12 – log 2,5
Jawaban: d
n NaOH = M NaOH × V NaOH = 0,2 mol L-1 × 5 × 10-2 = 1 × 10-2 mol
n HNO3 = M NaOH × V NaOH = 0,2 mol L-1 × 2 × 10-2 = 4 × 10-3 mol
NaOH (aq)  Na+(aq) + OH- (aq)
-2
n NaOH: 1 × 10 mol 1 × 10-2 mol 1 × 10-2 mol
HNO3 (aq) 
 H+(aq) + NO3- (aq)
-3 -3
n HNO3: 4× 10 mol 4× 10 mol 4× 10-3 mol
Reaksi dalam campuran hanya melibatkan ion H+ dan OH- menurut reaksi:
OH- (aq) + H+ (aq) 
 H2O (l)
-2
Mula-mula (mol): 1 × 10 4× 10-3
Reaksi (mol) : 4 × 10-3 4 × 10-3 4 × 10-3
Stb (mol) : 6 × 10-3 - 4 × 10-3
Nilai pH campuran ditentukan oleh ion OH- yang berasal dari larutan NaOH. Sementra itu, konsentrasi
ion OH- dari air diabaikan karena sangat kecil.
pOH = – log [OH-]
pOH = – log 6 × 10-3
pOH = 3–log 6
pH = 14–(3–log 6) = 11 + log 6
13. Sebanyak 100 mL larutan asam lemah HA (Ka= 1,0  10 6 ) memiliki pH = 6. Agar larutannya memiliki
pH=7, volume air yang harus ditambahkan ke dalam larutan HA sebanyak . . . .
a. 600 mL
b. 700 mL
c. 800 mL
d. 900 mL
e. 1000 mL
Jawaban:
pH = – log [H+]
6 = – log [H+]
[H+] = 1  106 M
Vlarutan = 100 mL
n H+ = 0,1 L  1 × 10-6 mol L-1= 1 ×10-7 mol
HA(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + A-(aq)
Mula-mula (mol) : n
Reaksi (mol) : 1×10-7 1×10-7 1×10-7
Stb (mol) : n–1×10-7 1×10-7 1×10-7
2
 1 × 10 -7 
 
[A - ][H 3 O  ]  0,1 
Ka = =
[HA ]  n - 1 × 10 -7 
 
 0,1 

1 × 10 -6
( n - 1× 10 -7
)=
1×10 -14

0,1
1 × 10 -6 ( n - 1× 10 -7 ) = 1 × 10 -14
( n - 1× 10 -7 )= 1 × 10 -8
n = 1,1× 10 -7
Setelah penambahan dengan volume tertentu, larutan HA memiliki pH=5
pH = – log [H+]
7 = – log [H+]
[H+] = 1  107 M
Vlarutan = y L
n H+ = y L  1 × 10-5 mol L-1= 1×10-5y mol
HA(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + A-(aq)
Mula-mula (mol) : 1,1× 10 -7
Reaksi (mol) : 1×10-7y 1×10-7y 1×10-7y
Stb (mol) : 1,1× 10 -7  1×10-7y 1×10-7y 1×10-7y
[A - ][H 3 O  ]
Ka =
[HA ]
2
 1 × 10 -7 y 
 
-6  y 
1 × 10 =
 1,1× 10  1 × 10 -7 y
-7

 
 y 
1 × 10 -14
1 × 10 -6 =
 1,1 × 10 -7 
   1 × 10 -7
 y 
1× 10 -14  1,1 × 10 -7 
=   1× 10 -7
1× 10 -6  y 
1,1 × 10 -7
1 × 10 -8 + 1 × 10 -7 =
y
1,1 × 10 -7
y= = 1 L = 1000 mL
1,1× 10 -7
V air = V HA akhir – V HA awal = (1000–100) mL = 900 mL = 0,9 L
14. Seorang ahli kimia melarutkan 0,125 mol gas CO2 ke dalam 2,5 L larutan Na2CO3 0,1 M dan
berlangsung reaksi berikut.
H2CO3 (aq) + CO32- (aq)  2 HCO3 - (aq) K= 7,7 × 103
HCO3 - (aq) H+ (aq) + CO32- (aq) Ka= 5,6 × 10-11
pH larutan yang dihasilkan adalah . . . .
25
a. 10  log
24
25
b. 10 + log
28
28
c. 10 + log
25
28
d. 11  log
5
5
e. 11 + log
28
Jawaban:
Gas CO2 yang terlarut di dalam air membentuk H2CO3.
n CO 2 0,125 mol
M (H2CO3) = = = 0,05 M
V Na 2CO 3 2,5 L
Nilai tetapan kesetimbangan K (7,7 × 103)>1 menunjukkan hampir semua reaktan diubah menjadi
produk.
H2CO3 (aq) + CO32- (aq)  2 HCO3 - (aq)
Mula (M): 0,05 0,1
Reaksi (M): 0,05 0,05 0,1
Stb (M): - 0,05 M 0,1
HCO3 - (aq) + 2-
H (aq) + CO3 (aq)
Mula (M): 0,1 0,05
Reaksi (M): x x x
Stb (M): 0,1-x x 0,05 + x
2
[H  ][CO 3 ]
Ka = 
[HCO 3 ]
x (0,05 + x)
5,6 × 10-11 =
[0,1 - x]
5,6 × 10-12 – 5,6 × 10 -11 x = 0,05 x + x 2
x 2 + 0,05x  5,6 ×10 -12  0
Berdasarkan persamaan tersebut nilai x sangat kecil sehingga dapat diabaikan
[H  ] (0,05)
5,6 × 10-11 =
0,1
5,6 × 10 -11  0,1 5,6 × 10 -12 28
[H  ] = -2
 -2
  10 -10
5,0 × 10 5,0 × 10 25
28
pH = – log  10 -10
25
28
pH = 10 + log
25
15. Dalam 500 mL larutan penyangga mengandung larutan CH3COOH 1 M ( Ka= 1,8 × 10-5 )dan
CH3COONa 1M. Penambahan 0,01 mol NaOH ke dalam larutan penyangga menghasikan pH sebesar . . . .
0,49
a. 4,74  log
0,51
0,50
b. 4,74  log
0,49
0,49
c. 4,74 + log
0,51
0,51
d. 4,74 + log
0,50
0,51
e. 4,74 + log
0,45
Jawaban: b
n CH3COOH = V campuran × M CH3COOH = 0,5 L  1 mol L-1 = 0,5 mol
n CH3COO-= V campuran × M CH3COO- = 0,5 L  1 mol L-1 = 0,5 mol

CH3COOH(aq) + OH-(aq)   H2O (l) + CH3COO-(aq)


Mula-mula (mol) : 0,5 0,01 0,5
Reaksi (mol) : 0,01 0,01 0,01
Stb(mol) : 0,49  0,51
Volume NaOH yang ditambahkan sangat kecil sehingga diabaikan:
0,49 mol
M CH3COOH =  0,49 M
1L
0,49 mol
M CH3COO- =  0,51 M
1L
Untuk mengetahui pH larutan penyangga dapat ditentukan menggunakan persamaan Henderson-
Hasselbalch :
pKa =  log 1,8 × 10-5 = 4,74
[CH 3 COO ]
pH = pKa + log
[CH 3 COOH]
0,51 0,49
pH = 4,74 + log = 4,74  log = 4,74 + log 1,04 = 4,74 + log 0,017 = 4,757
0,49 0,51
16. Perhatikan struktur molekul fenolftalein berikut!

Fenolftalein merupakan senyawa asam lemah yang tidak berwarna. Jika suatu larutan asam kuat A (tidak
berwarna) ditetesi fenolftalein dan ditambah larutan NaOH berlebih, warna larutannya akan berubah
menjadi merah muda. Namun, saat larutan tersebut ditambah HCl (tidak berwarna) lama-lama warna
larutan berubah dari merah muda menjadi tidak berwarna . Pernyataan yang tepat mengenai peubahan
warna larutan A adalah . . . .
a. Basa konjugasi fenolftalein di dalam larutan A berkurang setelah penambahan NaOH
b. Basa konjugasi fenolftalein di dalam larutan A bertambah sedikit setelah penambahan HCl
c. Ion H+ berlebih yang berasal dari HCl bereaksi dengan molekul fenolftalein dalam larutan A
b. Molekul asam fenolftalein di dalam larutan A bertambah banyak setelah penambahan NaOH
e. Ion OH- berlebih yang berasal dari NaOH bereaksi dengan molekul fenolftalein dalam larutan A
Jawaban: e
Sebelum penambahan larutan NaOH, pengaruh ion H+ dari larutan A menyebabkan reaksi
kesetimbangan fenolftalein bergeser ke arah pembentukan fenolftalein sehingga tidak terjadi
perubahan warna.
Setelah penambahan larutan NaOH, semua ion H+ dari asam kuat bereaksi seluruhnya dengan ion OH-
yang berasal dari NaOH menghasilkan garam dengan pH =7. Selanjutnya ion OH- yang tersisa atau
berlebih bereaksi dengan molekul fenolftalein. Jika jumlah konsentrasi OH- tepat bereaksi dengan ion H+
warna larutan menjadi merah muda pudar. Sementara itu, jika jumlah ion OH- yang bereaksi dengan
fenolftalein berlebih maka warna larutannya menjadi merah muda pekat. Sementara itu, Larutan A
yang berwarna merah muda setelah ditambah HCl lama-lama akan berubah menjadi tidak berwarna
karena penambahan ion H+ dari larutan HCl akan menggeser reaksi kesetimbangan ke arah
pembentukan fenolftalein (tidak berwarna) sehingga larutan A yang tadinya berwarna merah muda
menjadi bening.
Jadi pernyataan yang tepat terdapat pada opsi e.
17. Suatu larutan dibuat dengan cara mencampurkan 10 mL larutan asam asetat 2 M (Ka= 1,8 × 10-5)
dengan 1,476 g (Mr = 82 g mol-1) natrium asetat. Jika campuran tersebut diencerkan hingga 1,5 L, pH
larutan yang terbentuk adalah . . . .
a. 4  log 2
b. 5  log 3
c. 5  log 2
d. 6  log 4
e. 7  log 5
Jawaban: c
m CH 3 COONa 14,76 g
n CH 3 COONa    0,018 mol
Mr CH 3 COONa 82 g mol 1

n CH 3 COOH  2 mol L1  10 2 L  2  10 2 mol


 CH 3 COO (aq)  Na  (aq)
CH 3 COONa( s) 
Mula-mula (mol): 1,8 × 10-2
Reaksi (mol): 1,8 × 10-2 1,8 × 10-2 1,8 × 10-2
Reaksi (mol): - 1,8 × 10-2 1,8 × 10-2
CH 3 COOH( s) CH 3 COO (aq)  H  (aq)
Mula-mula (mol): 2× 10-2 1,8 × 10-2 0
Reaksi (mol): x x x
Reaksi (mol): 2× 10-2  x 1,8 × 10-2  x x
nCH 3 COOH  2 ×10 -2  x  2 ×10 -2
[CH 3 COOH]      x sangat kecil [CH 3 COOH]  M
V  1,5  1,5
nCH 3 COO-  1,8 ×10 -2  x  1,8 × 10 -2
[CH 3 COO- ]      x sangat kecil [CH 3 COO- ]  M
V  1,5  1,5
nH   x 
[H  ]     M
V  1,5 
[CH 3 COO- ] [H  ]
Ka 
[CH 3 COOH]
 1,8 × 10 -2   x 
   
 1,5   1,5  1,8 × 10 -2  x 
1,8  10 5    
 2 × 10 -2
2 × 10 -2  1,5 
 
 1,5 
1,8  10 5 3  10 2
x  3  10 5 mol
1,8  10 2
nH  3  10 5 mol
[H  ]    2  10 5 M
V 1,5L
pH =  log [H+]=  log 2 × 10-5 = 5  log 2
18. Diketahui campuran 100 mL larutan Pb(NO3)2 0,05 M dan 200 mL 0,1 M larutan NaI membentuk
larutan jenuh PbI2 (Ksp= 1,4 × 10-8). Konsentrasi ion Pb2+ dan I- dalam campuran berturut-turut . . . .
a. 1,25  10 2 M dan 3,3 10 2 M
b. 2,4  10 3 M dan 3,3102 M
c. 7,2  10 4 M dan 3,3102 M
d. 1,26 10 5 M dan 3,3102 M
e. 2,26  10 5 M dan 3,5  10 2 M
Jawaban: b
n Pb 2 100 mL  0,05 mmol mL-1
[Pb 2 ] =   1,67 10 2 M
Vcampuran 300 mL
n I 200 mL  0,1 mmol mL-1
[I  ] =   6,67 10 2 M
Vcampuran 300 mL
Qsp = [Pb 2 ][ I  ] = (1,67 10 2 ) ( 6,67 10 2 )= x
Pb 2 (aq)  2I  (aq) 
 PbI 2 (s)
Mula-mula (mmol) : 5 20 0
Reaksi (mmol) : 5 10 10
Stb (mmol) : 0 10 10
Setelah endapan Pb I2terbentuk, Pb I2 akan terlalut sebagian di dalam larutan untuk mencapai
kesetimbangan.
PbI 2 (s) Pb 2 (aq)  2I  (aq)
Mula-mula (mmol) : - 0 10
Reaksi (mmol) : - x 2x
Stb (mmol) : - x 10 + 2x
x mol
[Pb 2 ] =
300mL
(10  2 x) mol
[I  ] =
300 mL
Ksp = [Pb 2 ][ I  ]
2
x  10  2 x 
1,4 × 10 = -8
  
300  300 
x sangat kecil sehingga dapat diabaikan
2
 10 
1,4 × 10 = [Pb ] 
-8 2

 300 
[Pb 2 ]  1,4  10 8  900 1,26  10 5 M
(10  2 x) mol 10 mol
[I  ] =   3,3 10  2 M
300 mL 300 mL
19. Sejumlah tertentu serbuk ammonium klorida (NH4Cl) dicampurkan ke dalam 2,5 L larutan NH3 0,1 M
membentuk larutan penyangga dengan pH =9. Massa NH4Cl yang ditambahkan untuk membuat larutan
penyangga adalah . . . . (Kb NH3= 1,8 × 10-8 ; Mr NH4Cl= 53,5 g mol-1)
a. 5,65 g
b. 9,63 g
c. 15,045 g
d. 24,075 g
e. 30,094 g
Jawaban: d
n NH3 = 2,5 L × 0,1 mol L-1 = 0,25 mol

Misal n [NH 3 ] = y
pOH  14  9  5
[OH  ]  10 5 M
nOH   2,5 L  10 5 mol L1  2,5 10 5 mol

NH3 (aq)  H 2 O (l ) NH4 (aq)  OH (aq)
Mula-mula (mol): 0,25 y
Reaksi (mol): 2,5 ×10-5 2,5 ×10-5 2,5 ×10-5
Stb (mol): 0,25  2,5 ×10-5 y + 2,5 ×10-5 2,5 ×10-5
nNH3  0,25  2,5 ×10-5  0,25

[ NH 4 ][OH  ]
Kb =
[ NH 3 ]
 y 2,5  10 5   2,5  10 5 
   
-5
1,8 × 10 =  2,5   2,5 
0,1
 y 2,5  10 5   1,8  10 6 
  =  5

 2,5   10 
y 2,5 10 5 = 0,18  2,5
y  0,45

y  nNH3  nNH4 Cl  0,45 mol
m NH4Cl = nNH4Cl  Mr NH4 Cl = 0,45 mol  53,5 g mol-1= 24,075 g
20. Perhatikan grafik titrasi berikut!
[Order Gambar]
Sebanyak 50 mL larutan NH3 (Kb=1,8 × 10-3) dititrasi dengan HCl hingga mencapai titik ekuivalen seperti
ditunjukkan pada grafik. Pernyataan yang tepat berdasarkan grafik di atas adalah . . . .
a. Setelah mencapai titik ekuivalen konsentrasi NH4+ menjadi 0,2 M.
b. Larutan HCl yang digunakan untuk titrasi memiliki konsentrasi 0,5 M.
c. Penambahan HCl sebanyak 20 mL merubah pH larutan menjadi menjadi asam.
d. Titik ekuivalen titrasi ditandai dengan perubahan warna indikator fenolftalein.
e. Titik ekuivalen titrasi terletak pada pH=5 dengan penambahan HCl sebanyak 50 mL.
Jawaban: d
a) pOH= 14 – pH
pOH= 14 – (11 + log 3)
pOH= 3–log 3
[OH-]= 3 ×10-3 M
3 ×10 -3  1,8  10 5 [ NH3 ]
(3 × 10 -3 ) 2 1,8  10 5 [ NH 3 ]
(3 ×10 -3 ) 2 9 ×10 -6 5
[ NH3 ] =    0,5 M
1,8 ×10 -5
9 × 0,2  10 -5
10
Saat titik ekuivalen tercapai, nNH3 = nHCl = 0,5 mmol mL-1 × 50 mL = 25 mmol
25 mmol
[HCl] =  0,5 M
50 mL
b) Berdasarkan grafik, penambahan larutan 20 HCl 0,5 M ke dalam larutan NH3 0,5 M menghasilkan pH
basa.
NH 3 (aq)  HCl (l ) NH 4 Cl(aq)  H  (aq)
Mula-mula (mmol): 25 25
Reaksi (mmol): 25 25 25 25
Stb (mmol): 0 0 25 25
 25 mmol
[ NH 4 ] =  0,25 M
100 mL
Kw 
[H  ]  [NH 4 ]
Kb
 Kw 10 14 10 14
[H ]   0,25   0,25   0,25  4,93
Kb 1,8  10 5 1,8  10 5
c) Berdasarkan grafik, penambahan 20 mL larutan HCl ke dalam larutan NH3 menghasilkan pH basa.
d) Titrasi asam kuat dengan basa lemah menghasilkan pH larutan <7 atau bersifat asam. Indikator yang
sering digunakan pada titrasi asam kuat dan basa lemah yaitu metil merah karena metil merah akan
memberikan warna merah pada suasana asam (trayekpH 4,4-6,2). Sementara itu, fenolftalein tidak
berubah warna pada suasana asam(trayek pH 8,3-10) sehingga tidak tepat digunakan dalam titrasi basa
lemah dan asam kuat.
21.Diantara grafik berikut ini yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi ion OH- dan pH dalam
larutan asam kuat adalah . . . .
a. 1 dan 2
b. 1 dan 2
c. 1 dan 2
d. 1 dan 2
e. 1 dan 2
Jawaban:
22. Dalam 100 mLlarutan 1,5 × 10-4 M mengandung larutan Cu(NO3)2, Fe(NO3)2, dan Pb(NO3). Ksp: CuS =
6,0 × 10-37, FeS = 6,0 × 10-9, PbS= 3,4 × 10-28. Apabila ke dalam wadah ditetesi larutan Na2S 4,0× 10-4 M.
Tentukan massa senyawa yang mengendap!
Jawaban:
Endapan terjadi apabila hasil kali konsentrasi ion-ion Qsp > Ksp.
1) Ba(NO3)2 = 2,5  10-4 M dan KspBaCO3 = 8,1  10-9
M NaCO3 = 3,4  10-5 M ( Perubahan volume karena penambahan NaCO3 diabaikan)
Qsp = [Ba2+] [CO32-] = (2,5  10-4) (3,4  10-5) = 8,5  10-9
Qsp >Ksp (mengendap)
2) Ca(NO3)2= 2,5  10-4 M dan KspCaCO3= 8,7  10-9
M NaCO3 = 3,4  10-5 M
Qsp = [Ca2+] [CO32-] = (2,5  10-4) (3,4  10-5) = 8,5  10-9
Qsp < Ksp (tidak mengendap)
3) Pb(NO3)2= 2,5  10-4 M dan KspPbCO3= 3,3  10-14
M NaCO3 = 3,4  10-5 M
Qsp = [Pb2+] [CO32-] = (2,5  10-4) (3,4  10-5) = 8,5  10-9
Qsp > Ksp (mengendap)
4) Mg(NO3)2= 2,5  10-4 M dan KspMgCO3= 4,0  10-5
M NaCO3 = 3,4  10-5 M
Qsp = [Mg2+] [CO32-] = (2,5  10-4) (3,4  10-5) = 8,5  10-9
Qsp< Ksp (tidak mengendap)
5) AgNO3= 2,5  10-4 M dan KspAg2CO3= 8,1  10-12
M NaCO3 = 3,4  10-5 M
Qsp = [Ag+]2 [CO32-] = (2,5  10-4)2 (3,4  10-5) = 2,1  10-12
Qsp< Ksp (tidak mengendap)
Esai
1. Lengkapilah tabel berikut ini! Asumsikan semua larutan diukur pada suhu 298 K.
[H3O+] OH- [pH ] Asam atau Basa
a) 4 –log 5
b) 2,5  10 9 M
c) 1
12 + log
2
11
d) 5  10 M
e) Asam
Jawaban:
[H3O+] OH- [pH ] Asam atau Basa
a) 5  10 4 M 2  10 11 M 4 –log 5 Asam
b) 2,5  10 9 M 4  10 6 M 9–log 2,5 Basa
c) 2  10 12 M 5  10 3 M 1 Basa
12 + log
2
d) 2  10 4 M 5  10 11 M 4–log 2 Asam
e) < 1  10 7 M > 1  10 7 M <7 Asam

2. Sebanyak 0,88 g sampel asam askorbat (Vitamin C) dilarutkan dalam air hingga total volumenya
mencapai 20 mL dan dititrasi dengan larutan KOH 0,1 M. Jika titik ekuivalen tercapai pada penambahan
NaOH sebanyak 50 mL dan pH larutan saat penambahan 10 mL NaOH adalah 5–log 32. Tentukan massa
molar (Mr) dan Ka untuk vitamin C.
Jawaban:
a) Saat titik ekuivalen titrasi basa kuat (NaOH) dan asam lemah (Vitamin C), jumlah mol ion OH- = jumlah
mol vitamin C.
n ion OH- = 0,1 mol L-1 × 5×10-2 L= 5×10-3 mol
n vitamin C = 5×10-3 mol
m vitamin C
n vitamin C 
Mr vitamin C
0,88 g 0,88 g
5  10 -3 mol   Mr vitamin C  176 g mol 1
Mr vitamin C 5  10 mol
-3

b) Saat penambahan 10 mL NaOH


n ion OH- = 0,1 mol L-1 × 1×10-2 L =1×10-3 M
Misal, rumus molekul vitamin C = HA
HA (aq) + OH- (aq)  A- (aq) + 3OH- (aq)
Mula-mula (mol) : 5×10-3 1×10 -3

Reaksi (mol) : 1×10-3 1×10-3 1×10-3 1×10-3


Stb (mol) : 4×10-3 - 1×10-3 1×10-3

HA (aq) + H2O (aq) A- (aq) + H3O+ (aq)


Mula-mula (mol) : 4×10-3 1×10-3
Reaksi (mol) : x x x
Stb (mol) : 4×10-3 - x -3
1×10 - x x
Asumsikan x sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
[ A ] 1  10 3
pH = Pka + log  5–log 32= Pka + log
[ HA] 4  10 3
5–log 32= Pka – log 4
Pka = 5–log 32 + log 4
–log Ka = 5–log 8
Ka = 5× 10-8
3. Hitunglah kelarutan Au(OH)3 di dalam air dan larutan asam nitrat 1 M (Ksp = Au(OH)3 5,5 × 10-46)!
Bandingkan medium air atau larutan asam nitrat 1 M yang menghasilkan larutan emas lebih banyak?
Jawaban:
Karena nilai Ksp Au(OH)3 sangat kecil maka konsentrasi OH- terlibat dalam kesetimbangan padatan
Au(OH)3 di dalam air.
Au(OH)3 (s) Au3+ (aq) +3 OH- (aq)

Mula-mula (M): - 0 1× 10-7


Reaksi(M): -s +s 3s
Stb (M): +s 1× 10-7 + 3s
Asumsikan konsentrasi OH- yang terurai sangat sedikit sehingga dapat diabaikan.

(1× 10-7 + 3s)  1× 10-7 M

Ksp = [Au3+] [OH-]3

5,5 × 10-46= s (1× 10-7 )3

5,5 × 10 -46
s  5,5 × 10 -25 M
1× 10 -21

Terbukti, [OH- ]yang berasal dari Au(OH)3 lebih kecil dibandingan [OH- ] dari air atau 3(5,5× 10-25)< 1×
10-7.
HNO3(aq) 
 H+ (aq) + NO3- (aq)
Reaksi: 1M 1M 1M
1× 10 -14
[H  ]   1× 10 -14 M
1
Pada larutan sangat asam nilai OH- sangat kecil. Akibatnya konsentrasi Au3+ meningkat untuk
mempertahankan kesetimbangan.

Au(OH)3 (s) Au3+ (aq) +3 OH- (aq)

3 OH- (aq) + 3H+ (aq) H2O


_____________________________________+
Au(OH)3 (s) + 3H+ (aq) Au3+ (aq) + H2O

Au(OH)3 (s) Au3+ (aq) +3 OH- (aq)

Mula-mula (M): - 0 1× 10-14


Reaksi(M): -s +s 3s
Stb (M): +s 1× 10-14 + 3s

Ksp = [Au3+] [OH-]3


5,5 × 10-46= s (1× 10-14 )3

5,5 × 10 -46
s  5,5 × 10 -4 M
1× 10 -42

4. Buktikanlah nilai pH dari asam lemah HA yang memiliki tetapan kesetimbangan Ka dapat dihitung
[A  ]
menggunakan persamaan Henderson-Hasselbalch : pH = pKa + log !
[HA]
Jawaban:
HA (aq) H+ (aq) + A- (aq)
[ H  ][ A  ]
Ka =
[HA]
Ka [ HA]
[H  ] =
[A  ]
PKa = – log Ka
pH = – log [H+]
 Ka [HA] 
pH = –  log 
 [A  ] 
 [HA]  [HA]
pH = –  log Ka  log  =  log Ka  log
 [A  ]  [A  ]
[HA] [A  ]
Karena, PKa = – log Ka dan =
[A  ] [HA]
1
[HA]  [A  ] 
pH = pKa  log = pKa  log  
[A  ]  [HA] 
[A  ]
pH = pKa  log
[HA]
5. Suatu larutan A mengandung ion Cu+ 1,59 × 10-4 M dan ion Pb2+ 2,12 × 10-3 M. Jika larutan yang
mengandung ion I- dicampurkan ke dalam larutan A secara terus-menerus, Jelaskan endapan PbI2 (Ksp =
1,4 × 10-8) atau endapan CuI (Ksp = 5,3 × 10-12) yang akan terbentuk lebih dulu!
PbI2 (s) Pb2+ (aq) +2I- (aq) Ksp = 1,4 × 10-8
Ksp = [Pb2+] [I-]2

1,4 × 10-8 = 2,8 × 10-2 (I-)2

1,4 ×10 -8
-
[I ]=  10 3 5 M
2,8 ×10 -3

CuI (s) Cu+ (aq) +I- (aq) Ksp = 5,3 × 10-12


Ksp = [Pb2+] [I-]2

5,3 × 10-12 = 2,8 × 10-2 (I-)2

5,3 ×10 -12


[I-]= -4
 2,5 10 8 M
2,12 ×10

Endapan yang terbentuk lebih dulu adalah CuI. Hal ini karena pembentukan endapan CuI memerlukan
penambahan konsentrasi I- lebih sedikit dibandingkan konsentrasi I- yang diperlukan untuk membentuk
endapan PbI2.
6. Tentukan kelarutan padatan Fe(OH)3 (Ksp = 4 × 10-38) di dalam larutan penyangga dengan pH = 4 dan
8! Bagaimana pengaruh nilai pH suatu larutan terhadap kelarutan Fe(OH)3?
pOH = 14  pH = 14  4 = 10
pOH =  log [OH-]
10=  log [OH-]
[OH-]= 1× 10-10
Fe(OH)3 (s) Fe3+ (aq) +3 OH- (aq)
Mula-mula (M): - 0 1× 10-10
Reaksi(M): -s +s 3s
Stb (M): +s 1× 10-10 + 3s
Asumsikan konsentrasi OH- yang terurai sedikit sehingga tidak mempengaruhi pH larutan penyangga.

(1× 10-10 + 3s)  1× 10-10 M

Ksp = [Fe3+] [OH-]3

4 × 10-38 = s (1× 10-10 )3

4 × 10 -38
s  4 × 10 -8 M
1× 10 -30

Asumsi kita tepat karena kelarutan OH- = 3s = 3 (4 ×10 -8 M)  1,2 ×10 -7 M (sangat kecil)

pOH = 14  pH = 14  8 = 4
pOH =  log [OH-]
4 =  log [OH-]
[OH-]= 1× 10-4
Fe(OH)3 (s) Fe3+ (aq) +3 OH- (aq)

Mula-mula (M): - 0 1× 10-4


Reaksi(M): -s +s 3s
Stb (M): +s 1× 10-4+ 3s
Asumsikan konsentrasi OH- yang terurai sedikit sehingga tidak mempengaruhi pH larutan penyangga.

(1× 10-4+ 3s)  1× 10-4 M

Ksp = [Fe3+] [OH-]3


4 × 10-38 = s (1× 10-4)3
4 × 10 -38
s  4 × 10 -26 M
1× 10 -12
Asumsi kita benar karena kelarutan OH- = 3s = 3 (4 ×10 -26 M)  1,2 ×10 -25 M (sangat kecil)
a) Reaksi kesetimbangan Fe(OH)3 dalam larutan penyangga pH= 4
Dalam larutan asam konsentrasi ion H+ meningkat dan dapat bereaksi dengan OH- . Hal ini
menyebabkan jumlah ion OH- berkurang sehingga reaksi kesetimbangan Fe(OH)3 ke arah kanan. Oleh
karena itu kelarutan Fe(OH)3 dalam larutan asam meningkat.
b) Reaksi kesetimbangan Fe(OH)3 dalam larutan penyangga pH= 8

Dalam larutan basa konsentrasi ion OH- meningkat akibatnya reaksi kesetimbangan Fe(OH)3 bergeser
ke arah kiri. Oleh karena itu kelarutan Fe(OH)3 dalam larutan basa berkurang.
7. Suatu larutan mengandung NH4Cl dan NH3 terlarut. Jika diketahui NH3 memiliki konsentrasi 0,5 M dan
pH larutannya adalah 9.
a. Hitunglah konsentrasi NH4+ saat larutan mencapai kesetimbangan.
b. Hitunglah pH larutan setelah penambahan 2 g NaOH (Mr= 40 g mol-1) ke dalam 1 L larutan tersebut.
Jawaban:
NH3(aq) + H2O(l) NH4+(aq) + OH-(aq)
pH = 8,95, pOH = 14  9= 5
pOH =  log [OH-]
5 =  log [OH-]
[OH-]= 1 10 -5 M

[ NH 4 ][OH  ]
Kb 
[NH 3 ]

5 [ NH 4 ]1  10 -5
1,8  10 
0,5
(1,8  10 5 ) (0,5)
[ NH 4 ]   0,9 M
1  10 -5
m NaOH 2g
nNaOH =   0,05 mol
Mr NaOH 40 g mol 1
NH 4+ (aq) + OH-(aq) 
 NH3 (aq) + OH-(aq)
Mula-mula (mol): 0,9 0,05
Reaksi (mol): 0,05 0,05 0,05 0,05
Stb (mol): 0,85 - 0,05 0,05

[ NH 4 ] = 0,85 M
[ NH3 ] = 0,55M

[ NH 3 ] [0,55]
pH = pKa  log  log  log 1,8  10 5
[ NH 3 ] [0,85]

You might also like