You are on page 1of 15

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN PASIEN


PUSKESMAS MANGKANG, KOTA SEMARANG

Kholifatun Islami, Septo Pawelas Arso, Daru Lestantyo


Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email : kholifatunislami7@gmail.com

Abstract :
The issue about patient safety is one of important issues in health service. The
implementation of patient safety is a must for all health services. The community
health center as the institution which provides primary health services and makes
the first contact to the individual, family, and the community, have to emphasize
patient safety. “Seven Steps to Patient Safety” is a guide to the community health
center to implement the patient safety program. The objective of this study id to
analyze the implementation of patient safety in Mangkang Community Health
Center. This is a qualitative research with dedscriptive approach. The data
collection technique is through an interview and observation. The main
informants are six staffs of each clinical units in Mangkang Community Health
Center who know about the implementation of patient safety. The result of this
study shows the implementation of patient safety in Mangkang Community Health
Centre has not been optimized. The duty of PMKP team is not clear; there is no
initiator of patient safety in each of clinical units; the implementation of patient
safety is still in the step of collecting data; the lack of awareness in the
importance of patient safety; the lack of staffs commitment in building the
implementation of patient safety; there is no policy regarding the open
communication with patient and their family; and the implementation of RCA
which is not appropriate with the procedure. The suggestions given by the
researcher are pointing the initiator of patient safety in each of clinical units;
making policy/guides/SOP regarding the main tasks and functions of PMKP
team; making policy regarding the open communication with patient and family;
and increasing the commitment in building the implementation of patient safety.

Keywords : Community Health Center, Patient Safety


Literature : 34, (1999-2017)

sebesar 37,5% disusul Jawa Tengah


PENDAHULUAN sebesar 15,9%, DI Yogyakarta
Latar Belakang 11,7%, Sumatera Selatan 6,9%,
Di tahun 2007 KKPRS Jawa Barat 2,8%, Bali 1,4%,
(Komite Keselamatan Pasien Rumah Sulawesi Selatan 0,69% dan Aceh
Sakit) melaporkan insiden 0,68%.
keselamatan pasien sejumlah 145 Keselamatan pasien
insiden, terdiri dari KTD sebesar merupakan hak dari setiap pasien.
46%, KNC sebesar 48% dan lain- Mengingat pentingnya pelaksanaan
lain sebesar 6%, dengan urutan keselamatan pasien,
peringkat berdasarkan lokasi penyelenggaraan keselamatan
kejadian yaitu DKI Jakarta pasien sudah seharunya menjadi
menempati posisi tertinggi yaitu sebuah kewajiban bagi seluruh

27
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pelayanan kesehatan, baik secara bertahap kepada 9.740


pelayanan kesehatan primer, Puskesmas di Indonesia, begitu pula
sekunder, maupun tersier sesuai kepada 37 Puskesmas di Kota
dengan Permenkes No 11 tahun Semarang sebagai ibukota provinsi
2017 . Perkembangan tentang isu Jawa Tengah. Pada bulan Agustus
keselamatan pasien di puskesmas 2015, Dinas Kesehatan Kota
tidak sedinamis seperti di tingkat Semarang merencanakan untuk
Rumah Sakit, padahal jumlah melakukan akreditasi terhadap dua
Rumah Sakit di Indonesia pada Puskesmas salah satunya adalah
tahun 2015 berjumlah 2.490 dan Puskesmas Mangkang.
pada tahun 2016 berjumlah 2.623. Berdasarkan survey
Jumlah rumah sakit ini tidak pendahuluan, Puskesmas
sebanding dengan jumlah Mangkang telah membetuk Tim
Puskesmas yang ada di Indonesia Peningkatan Mutu Klinis dan
pada tahun 2015 sebanyak 9.754 Keselamatan Pasien (PMKP),
dan pada tahun 9.767. Secara namun tim tersebut belum memiliki
eksplisit, aspek keselamatan pasien tugas, pokok, dan fungsi yang jelas.
terdapat pada Permenkes No 75 Manajemen Puskesmas Mangkang
tahun 2014 tentang Puskesmas dan sudah melakukan upaya
Permenkes No 11 tahun 2017 pelaksanaan sasaran keselamatan
tentang Keselamatan Pasien yang pasien, namun pelaksanaannya
kemudian dimasukkan kedalam belum optimal. Hal tersebut dapat
Standar Akreditasi Puskesmas dilihat dari pencatatan pelaporan
(sebagai bagian dari Standar sasaran keselamatan pasien yang
Akreditasi Fasilitas Pelayanan tidak dilakukan selama triwulan
Kesehatan Tingkat Pertama sekali. Oleh karena itu pertanyaan
disamping Dokter Praktik Mandiri penelitian ini adalah bagaimana
dan Klinik). Sayangnya belum ada pelaksanaan program keselamatan
rincian yang jelas untuk pasien di Puskesmas Mangkang,
implementasi keselamatan pasien di Kota Semarang?
puskesmas, sebagaimana panduan
implementasi di RS (Permenkes No METODE PENELITIAN
1691 tahun 2011). Melihat jumlah Jenis dari penelitian ini
Puskesmas yang lebih banyak menggunakan rancangan penelitian
dibandingkan dengan jumlah Rumah kualitatif dengan metode deskriptif.
Sakit di Indonesia, seharusnya
terdapat panduan khusus terkait A. Waktu dan Lokasi Penelitian
keselamatan pasien di Puskesmas Penelitian ini dilaksanakan
Indonesia sama halnya dengan yang pada bulan April s.d Mei 2018 di
ada di Rumah Sakit. Puskesmas Mangkang
Penelitian mengenai
pelaksanaan program Keselamatan B. Informan Penelitian
Pasien pada Puskesmas di Informan ditentukan
Indonesia masih sedikit. Peneliti menggunakan teknik purposive
belum menemukan jurnal dan sampling dengan memilih
penelitian mengenai pelaksanaan informan berdasarkan berbagai
program Keselamatan Pasien di pertimbangan.
Puskesmas terakreditasi di Informan utama yang dipilih
Indonesia. Penyelenggaraan oleh peneliti adalah 1 staf dari
akreditasi Puskesmas dilakukan setiap unit klinis yang

28
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

melaksanakan keselamatan HASIL


pasien yaitu ruangan loket, unit A. Karakteristik Informan
umum (bersama dengan lansia Wawancara mendalam
dan UGD), unit gigi, unit KIA dilakukan pada informan utama
beserta MTBS, unit farmasi dan dan informan triangulasi.
laboratorium sederhana. Informan Informan utama berjumlah 6
triangulasi penelitian ini yaitu orang yang terdiri dari
anggota tim PMKP, Ketua Tim pelaksana keselamatan klinis,
Mutu Puskesmas Mangkang, dan terdiri dari unit loket, unit umum
Kepala Puskesmas Mangkang. – lansia – UGD, unit gigi, unit
KIA – MTBS, unit farmasi,
C. Definisi Istilah laboratorium sederhana.
Variabel dari penelitian ini Sedangkan untuk informan
adalah input, proses, dan output. triangulasi dalam penelitian ini
Dimana input terdiri dari sumber berjumlah 3 orang yang terdiri
daya manusia; dana; sarana dari anggota Tim Peningkatan
prasarana; dan kebijakan serta Mutu Keselamatan Pasien, Tim
SOP. Proses sendiri terdiri dari Mutu Puskesmas Mangkang,
pelaksanaan Tujuh Langkah dan Kepala Puskesmas
Menuju Keselamatan Pasien. Dan Mangkang.
output yang dilihat dari
keterlaksanaan keselamatan B. Hasil Penelitian
pasien di Puskesmas Mangkang, 1. Sumber Daya Manusia
Kota Semarang. dalam Pelaksanaan
Keselamatan Pasien
D. Instrumen Penelitian Seluruh informan
Instrumen penelitian ini melalui wawancara
adalah peneliti sendiri dan mendalam menyatakan
didukung dengan pedoman bahwa belum ada penggerak
wawancara yang berisi keselamatan pasien yang
pertanyaan terbuka, kamera, ditunjuk secara khusus untuk
lembar observasi, alat perekam, bertanggung jawab terhadap
serta buku dan alat tulis. keselamatan pasien yang
ada di setiap unit klinis yang
E. Teknik Pengumpulan Data ada di Puskesmas. Hal
Pengumpuan data ini tersebut dikarenakan insiden
menggunakan teknik wawancara yang terjadi di Puskesmas
mendalam terhadap informan Mangkang bukanlah insiden
penelitian dan observasi; serta yang besar dan masih bisa
studi pustaka. ditangani. Pelatihan khusus
berbentuk sosialisasi pernah
F. Analisis Data dilakukan pada tahun 2015
Analisis data dalam menjelang akreditasi
penelitian kualitatif terdiri dari Puskesmas Mangkang.
beberapa tahap yaitu : 2. Ketersediaan Dana dalam
1. Pengumpulan data Pelaksanaan Keselamatan
2. Reduksi data Pasien
3. Penyajian data Berdasarkan hasil
4. Penarikan kesimpulan wawancara kepada seluruh
informan terkait ketersediaan

29
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dana dalam pelaksanaan terkait poin-poin sasaran


keselamatan pasien di keselamatan pasien.
Puskesmas Mangkang, tidak Sosialisasi
terdapat dana khusus yang kebijakan/SOP/panduan
dianggarkan untuk terkait keselamatan pasien
keselamatan pasien. Namun, yang dilakukan adalah
menurut kepala Puskesmas dengan menginformasian
Mangkang terdapat dana ketika rapat seluruh staf
khusus terkait peningkatan Puskesmas dan penempelan
SDM yang dapat dikaitkan print out pada tiap unit klinis.
dengan keselamatan pasien Terdapat salah satu informan
jika terdapat pelatihan terkait yang menyatakan bahwa
keselamatan pasien. belum ada sosialisasi terkait
dengan
3. Sarana dan Prasarana kebijakan/SOP/panduan
dalam Pelaksanaan terkait keselamatan pasien.
Keselamatan Pasien
Sarana dan prasarana 5. Langkah pertama : Bangun
dalam menunjang kesadaran akan nilai
keselamatan pasien di keselamatan pasien
Puskesmas Mangkang Membangun dan
adalah buku pelaporan yang meningkatkan kesadaran
ada di setiap unit klinis akan nilai keselamatan
Puskesmas Mangkang. pasien di Puskesmas
Kendala terkait sarana dan merupakan tugas utama dari
prasarana ada pada dana Tim PMKP (Peningkatan
yang tidak disediakan khusus Mutu Keselamatan Pasien).
sehingga tidak ada Selain PMKP, PMKP dibantu
penganggaran khusus untuk oleh penggerak keselamatan
peningkatan sarana dan pasien di tiap unit kerja yang
prasarana yang ada seperyi ada di Puskesmas. Di
pegangan toilet untuk lansia, Puskesmas Mangkang
dan kondisi lantai yang belum sendiri belum terdapat
memenuhi standar yang ada. penggerak keselamatan
pasien di tiap unitnya.
4. Kebijakan dan SOP dalam Hasil wawancara
Pelaksanaan Keselamatan yang dilakukan mengenai
Pasien nilai tentang keselamatan
Puskesmas pasien yang ditanamkan oleh
Mangkang telah memiliki Puskesmas, yaitu adalah
beberapa keharusan untuk melapor
kebijakan/SOP/panduan apabila terjadi insiden,
terkait pelaksanaan keharusan melaksanakan
keselamatan pasien. sistem safety first dalam
Kebijakan tersebut berupa setiap bertindak dan
Surat Keputusan Kepala menggunakan alat. Satu
Puskesmas Mangkang terkait informan utama tidak terlalu
penanganan KTD. KNC, dan mengetahui terkait nilai
KPC serta panduan langsung keselamatan pasien yang
dibangun di Puskesmas.

30
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kendala yang dialami Pembahasan keselamatan


terkait membangun pasien dilakukan hanya pada
kesadaran akan nilai saat diadakannya rapat
keselamatan pasien ada seluruh staf dan hanya
pada SDM dengan latar disinggung saja.
belakang yang berbeda-
beda, dan sering terjadinya 7. Langkah ketiga :
human error ketika Integrasikan kegiatan
kunjungan pasien meningkat. manajemen risiko anda
Berdasarkan
6. Langkah kedua : Pimpin wawancara yang dilakukan.
dan dukung staf anda Seluruh informan kurang
Puskesmas mengetahui terkait
Mangkang sendiri sudah manajemen risiko yang ada
melakukan beberapa upaya pada unit mereka masing-
untuk membangun komitmen masing.
tentang keselamatan pasien Berdasarkan
dengan dibentuknya Tim keterangan dari Ketua Tim
PMKP (Peningkatan Mutu Mutu monitoring risiko
Klinis dan Keselamatan dilakukan oleh unit kerja
Pasien) dan menetapkan masing-masing karena yang
kebijakan terkait penanganan mengetahui persis risikonya
keselamatan pasien melalui adalah staf pada unit
SK Kepala Puskesmas serta tersebut. Selain itu
adanya monitoring dan berdasarkan observasi,
evaluasi terkait keselamatan peneliti belum menemukan
pasien di Puskesmas. adanya SOP terkait
Berdasarkan pelaksanaan manajemen
wawancara, didapatkan risiko.
bahwa kepala puskesmas
melakukan kunjungan ke 8. Langkah keempat : Bangun
setiap unit klinis untuk sistem pelaporan
melakukan monitoring terkait Pelaporan insiden di
pengecekan sarana Puskesmas Mangkang
prasarana dan prosedur dilakukan secara internal.
pelayanan. Namun Pelaporan insiden secara
kunjungan ke setiap unit internal dilakukan oleh staff
untuk waktunya tidaklah di setiap unit klinis di
sama. Beberapa unit Puskesmas Mangkang
mengatakan pernah, dan kepada Tim Mutu
yang lain mengatakan sering. Puskesmas Mangkang.
Monitoring dilakukan untuk Insiden dilaporkan kepada
melihat layanan namun Tim Mutu sesaat setelah
belum ada agenda khusus insiden terjadi maupun
kunjungan terkait insiden yang sudah selesai
keselamatan pasien. investigasi beserta
Puskesmas penyelesainnya.
Mangkang belum memiliki Berdasarkan keterangan dari
pertemuan khusus terkait Ketua Tim Mutu dan Kepala
keselamatan pasien. Puskesmas, Puskesmas

31
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Mangkang tidak pernah pasien, hal yang


melakukan pelaporan dikomunikasikan adalah
eksternal kepada Komite bahwa obat yang diberikan
Nasional Keselamatan kurang banyak dan perlu
Pasien dikarenakan insiden ditambahkan lagi.
yang terjadi bukanlah insiden Berdasarkan
yang besar. wawancara yang dilakukan,
Tidak terdapat SOP seluruh informan
maupun panduan khusus menyatakan bahwa tidak ada
terkait pelaporan insiden. peraturan khusus yang
Dua informan utama menyatakan dukungan yang
menyatakan pelaporan harus diberikan kepada staf
insiden dilaksanakan dengan yang terlibat pada insiden.
menghubungi Tim Mutu Satu informan utama
dengan menggunakan menyatakan bahwa bagi staf
telepon terlebih dahulu atau yang melakukan kesalahan
dapat langsung menemui akan diingatkan agar lebih
Tim Mutu sesaat setelah berhati-hati sehingga insiden
terjadinya insiden tidak akan terulang kembali.
keselamatan pasien.
10. Langkah keenam : Belajar
9. Langkah kelima : Libatkan dan berbagi tentang
dan berkomunikasi dengan pembelajaran
pasien dan masyarakat keselamatan
Seluruh informan Belajar dan berbagi
menyatakan bahwa belum pengalaman tentang
ada peraturan atau kebijakan keselamatan pasien di
terkait komunikasi terbuka Puskesmas Mangkang
kepada pasien dan keluarga dilakukan ketika terdapat
mengenai insiden rapat mingguan Puskesmas
keselamatan pasien. dan dilaksanakan jika
Berdasarkan wawancara tiga terjadi insiden keselamatan
informan utama dan Ketua pasien. Sedangkan analisis
Tim Mutu menyatakan sudah akar masalah dengan
ada komunikasi efektif yang metode RCA (Root Cause
melibatkan pasien terkait Analysis) sudah jarang
dengan peralatan medis dilakukan oleh staf ketika
yang digunakan. terjadi insiden. Pelaksanaan
Berdasarkan RCA secara dilakukan
pernyataan dua informan terakhir ketika mendekati
utama dan anggota Tim masa akreditasi pertama
PMKP, insiden yang terjadi Puskesmas Mangkang di
tidak disampaikan kepada akhir tahun 2015. Untuk
pasien dan keluarga karena saat ini, berdasarkan hasil
dianggap bisa menjadi wawancara dengan Tim
masalah dan fokus kepada PMKP menyatakan bahwa
audit internal saja. Seperti RCA dilaksanakan ketika
kejadian kesalahan terjadi insiden namun hanya
pemberian obat dikarenakan beberapa unit yang
salah penulisan nama melakukan RCA. RCA

32
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dilakukan dengan Puskesmas Mangkang juga


melibatkan staf dari tiap-tiap melaksanakan metode
unit dan Tim Mutu sebagai FMEA (Failure Mode and
fasilitator unit kerja untuk Effect Analysis). FMEA di
menggali akar masalah dari Puskesmas Mangkang
suatu insiden. Hasil dari pernah dilaksanakan pada
pelaksanaan RCA tersebut tahun 2015 menjelang
belum disebarkan secara akreditasi Puskesmas
luas untuk pembelajaran ke Mangkang. Berdasarkan
unit kerja lain yang tidak wawancara terhadap
terlibat, hanya disinggung anggota tim PMKP sudah
secara sekilas ketika ada terdapat panduan untuk
rapat staf Puskesmas. melaksanakan FMEA yang
dibuat pada tahun 2018,
11. Langkah ketujuh : namun belum ada SOP
Implementasikan solusi- untuk pelaksanaan FMEA
solusi untuk mencegah dan pelaksanaan FMEA
cidera dilaksanakan per unit yang
Seluruh informan ada di Puskesmas
menyatakan bahwa Mangknag. Berdasarkan
pembelajaran insiden penjelasan dari Tim Mutu
dilakukan dengan FMEA dilakukan untuk
memberikan informasi melihat risiko apa saja yang
terkait insiden yang terjadi mungkin terjadi, dampak
di unit yang dilakukan pada apa saja yang mungkin
saat rapat staf. Satu terjadi dari adanya risiko
informan utama tersebut dan tindak lanjut
menyatakan bahwa apa yang akan dilakukan.
pembelajaran dilakukan Setelah itu akan dilakukan
didalam unit yang penilaian dari risiko tersebut
mengalami insiden. dan ditentukan kriterianya.
Berdasarkan
keterangan dari Tim Mutu 12. Keterlaksanaan
penyebaran informasi keselamatan pasien
terkait dengan insiden Kepala Puskesmas
keselamatan pasien di Mangkang menyatakan
Puskesmas dilakukan bahwa keberjalanan
melalui pembahasan pada keselamatan pasien sedang
saat rapat staf. Ketika dalam proses perbaikan
insiden terjadi di salah satu menuju yang lebih baik.
unit kerja di Puskesmas Dua informan utama
Mangkang, saat rapat akan menyatakan bahwa
disinggung terkait insiden keselamatan pasien di
tersebut dan dijelaskan Puskesmas Mangkang
kepada seluruh pegawai sudah berjalan dengan baik
beserta solusi yang sudah dikarenakan insiden
dilakukan. keselamatan pasien yang
Dalam pencegahan terjadi di Puskesmas
cedera dalam implementasi Mangkang setiap tahunnya
sistem keselamatan pasien, jumlahnya hanya sedikit.

33
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Satu informan utama Di dalam Puskesmas


menyatakan bahwa belum Mangkang belum terdapat
terlalu mengetahui tentang dana khusus untuk
tujuh langkah menuju pelaksanaan keselamatan
keselamatan pasien dan pasien. Hal ini memberikan
pelaksanaan keselamatan dampak pada pengadaan
pasien sudah berjalan sarana prasarana yang
namun tidak secara rinci berkaitan dengan
seperti yang ada di dalam keselamatan pasien sepertai
tujuh langkah keselamatan pegangan untuk lansia di
pasien. toilet dan juga pemisahan
toilet sesuai perempuan, laki-
PEMBAHASAN laki, lansia, dan difabel.
1. Sumber Daya Manusia Untuk itu rencananya akan
dalam Pelaksanaan diadakan dana khusus untuk
Keselamatan Pasien keselamatan pasien pada
Puskesmas tahun 2019.
Mangkang telah memiliki Tim
Peningkatan Mutu Klinis dan 3. Sarana dan Prasarana
Keselamatan Pasien (PMKP) dalam Pelaksanaan
namun belum memiliki tugas, Keselamatan Pasien
pokok dan fungsi yang jelas Untuk beberapa
dan tugasnya masih tumpang sarana prasarana penunjang
tindih dengan Tim Mutu keselamatan pasien,
Puskesmas karena dalam Puskesmas Mangkang belum
praktiknya seluruh pelaporan dapat memenuhinya seperti
dilaporkan kepada Tim Mutu. adanya pegangan toilet.
Dalam keberjalanannya Pencatatan pelaporan
Puskesmas Mangkang keselamatan pasien di
pernah melaksanakan Puskesmas Mangkang
pelatihan terkait keselamatan menggunakan buku
pasien pada tahun 2015 pelaporan yang telah
menjelang akreditasi disediakan oleh Tim Mutu
Puskesmas. Puskesmas Puskesmas Mangkang.
Mangkang sendiri belum Belum terdapat format sesuai
memiliki penggerak formulir yang ada di
keselamatan pasien, hal ini Permenkes No 11 tahun
belum sesuai dengan 2017 tentang Keselamatan
Permenkes No 11 tahun Pasien.
2011 tentang Keselamatan
Pasien yang menjelaskan 4. Kebijakan dan SOP dalam
bahwa fasilitas pelayanan Pelaksanaan Keselamatan
kesehatan harus menunjuk Pasien
penggerak keselamatan Puskesmas
pasien/champion di tiap unit Mangkang sendiri belum
klinis. memiliki dokumen yang
menjabarkan tentang
2. Ketersediaan Dana dalam pelaksanaan keselamatan
Pelaksanaan Keselamatan pasien pasien khususnya
Pasien Tujuh Langkah Menuju

34
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Keselamatan Pasien, perlu melaksanakan hal yang


sehingga staf kurang sudah dilaksanakan
memahaminya. Hanya menjelang akreditasi.
terdapat surat keputusan Kegiatan
yang dikeluarkan oleh Kepala keselamatan pasien di
Puskesmas Mangkang terkait Puskesmas Mangkang hanya
penanganan KTD, KNC, dan sekedar pelaporan insiden.
KPC. Hal ini menunjukkan bahwa
Sosialisasi kesadaran untuk
kebijakan/SOP/panduan di melaksanakan keselamatan
Puskesmas Mangkang pasien masih kurang.
dilaksanakan pada saat rapat Survey keselamatan
seluruh staf dan melalui print pasien pernah dilaksanakan
out kebijakan yang diberikan oleh Puskesmas Mangkang
kepada masing-masing unit pada akhir 2015 menjelang
klinis. akreditasi Puskesmas.
Pembagian print out Namun tidak ada tindak lanjut
dirasa kurang memadai dari hasil survey tersebut.
karena kesibukan dan
banyaknya pekerjaan dari 6. Langkah kedua : Pimpin
staf sehingga tempelan dan dukung staf anda
kertas hanya dianggap lalu. Kepala Puskesmas
Untuk itu perlu diadakan sudah melakukan sedikit
sosialisasi untuk refresh upaya untuk memberikan
kembali terkait kegiatan dukungan terkait
keselamatan pasien agar keselamatan pasien dengan
meningkatkan pemahaman mengingatkan keselamatan
dan kesadaran staf. pasien pada saat rapat
seluruh staf dan melakukan
5. Langkah pertama : Bangun pengecekan kinerja staf
kesadaran akan nilai walaupun kinerja yang dicek
keselamatan pasien tidak hanya terkait
Masih banyak staf keselamatan pasien.
Puskesmas Mangkang yang Unsur pimpinan
belum mengetahui tentang memiliki pengaruh dalam
pelaksanaan keselamatan menciptakan budaya
pasien utamanya Tujuh keselamatan pasien. Untuk
Langkah Menuju itu dukungan kepala
Keselamatan Pasien karena Puskesmas sangat
belum terdapat panduan dan dibutuhkan untuk
pedoman khusus terkait hal meningkatkan keselamatan
tersebut. Sosialisasi pasien.
mengenai keselamatan Belum ada pertemuan
pasien hanya dilakukan khusus yang membahas
sekali pada tahun 2015 keselamatan pasien. Hal ini
menjelang akreditasi disebabkan oleh banyaknya
Puskesmas. Tidak adanya tugas staf yang membuat
monitoring kembali yang Puskesmas
dilakukan oleh Tim Akreditasi mengesampingkan
membuat Puskesmas tidak keselamatan pasien. Hal ini

35
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

kurang sesuai dengan apa dan pentingnya pelaporan


yang tercantum dalam insiden.
Permenkes No 11 tahun Pelaporan insiden
2017 bahwa seharusnya ada keselamatan pasien di
agenda pertemuan di tingkat Puskesmas Mangkang masih
manajemen unit dan dilakukan di internal
memasukkan keselamatan Puskesmas Mangkang saja.
pasien kedalam program Puskesmas
pelatihan bagi staf. Mangkang belum
menyediakan reward khusus
7. Langkah ketiga : pada staf untuk memberikan
Integrasikan kegiatan motivasi untuk melakukan
manajemen risiko anda pelaporan insiden dan
Puskesmas menyelesaikan pelaporan
Mangkang belum insiden dengan tepat waktu.
melaksanakan manajemen
risiko dibuktikan dengan 9. Langkah kelima : Libatkan
pernyataan seluruh informan dan berkomunikasi dengan
utama yang kurang pasien dan masyarakat
mengetahui apa itu Puskesmas
manajemen risiko. Mangkang belum memilki
Puskesmas Mangkang belum kebijakan maupun panduan
melaksanakan proses terkait komunikasi terbuka
manajemen risiko sesuai dengan pasien dan
dengan standar akreditasi keluarganya tentang insiden
Puskesmas. yang terjadi. Selama ini staf
Puskesmas hanya melakukan SOP
Mangkang juga belum tindakan medis seperti
memiliki SK terkait melakukan komunikasi efektif
penerapan manajemen tentang penanganan yang
risiko. Hal ini disebabkan akan dilakukan.
karena insiden di Puskesmas
Mangkang jarang terjadi dan 10. Langkah keenam : Belajar
insiden yang terjadi tidaklah dan berbagi tentang
fatal. pembelajaran keselamatan
Belajar dan berbagi
8. Langkah keempat : Bangun pengalaman dilakukan
sistem pelaporan dengan menggunakan
Sistem pelaporan analisis akar masalah,
yang dikembangkan di puskesmas Mangkang belum
Puskesmas belum optimal. secara rutin melaksanaan
Pelaporan insiden analisis akar masalah.
keselamatan di Puskesmas Pelaksana analisis akar
Mangkang masih masalah di Puskesmas
dikesampingkan oleh staf Mangkang pun adalah tim
karena insiden yang terjadi mutu bukanlah staf dari
tidaklah fatal. setiap unit. Hasil dari analisis
Puskesmas akar masalah pun tidak
Mangkang perlu melakukan pernah di sebar luaskan
sosialisasi mengenai manfaat kepada unit lain.

36
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

A. Kesimpulan
11. Langkah ketujuh : 1. Tidak terdapat
Implementasikan solusi- penggerak keselamatan
solusi untuk mencegah pasien khusus untuk
cidera setiap unit klinis yang
Pembelajaran dari ada di Puskesmas
insiden keselamatan pasien Mangkang. Tidak ada
harus dilakukan secara aktif pelatihan khusus terkait
dan berkelanjutan. keselamatan pasien
Pembelajaran terkait insiden kepada staf Puskesmas,
yang pernah terjadi di hanya berupa sosialisasi
Puskesas Mangkang 2. Tim Peningkatan Mutu
dilakukan dengan cara Klinis dan Keselamatan
adanya pembahasan insiden Pasien (PMKP) di
pada saat rapat seluruh staf Puskesmas Mangkang
namun belum terdapat belum memiliki tugas,
pertemuan atau agenda pokok, dan fungsi yang
khusus yang membahas jelas
keselamatan pasien. 3. Tim Peningkatan Mutu
Klinis dan Keselamatan
12. Pelaksanaan keselamatan Pasien (PMKP) memiliki
pasien peranan yang tumpang
Pelaksanaan tindih dengan Tim Mutu
keselamatan pasien di Puskesmas Mangkang
Puskesmas Mangkang masih karena seluruh
belum sesuai dengan pelaporan dilaksanakan
penyelenggaraan ke Tim Mutu Puskesmas
keselamatan pasien yang 4. Belum tersedianya dana
tercantum dalam Permenkes khusus yang
No 11 tahun 2017 tentang dianggarkan untuk
Keselamatan pasien karena meningkatkan
masih terdapat beberapa keselamatan pasien di
komponen dalam Puskesmas Mangkang
pelaksanaannya masih 5. Belum ada dokumen
kurang maksimal, seperti khusus yang memuat
menjamin pelaksanaan petunjuk pelaksanaan
asuhan pasien yang aman, teknis pelaksanaan
pelaporan dan analisis keselamatan pasien
insiden serta tindak lanjutnya; khususnya Tujuh
serta implementasi solusi Langkah Menuju
untuk meminimalkan Keselamatan Pasien
timbulnya dan mencegah 6. Upaya yang dilakukan
terjadinya cedera yang Puskesmas Mangkang
disebabkan oleh kesalahan untuk membangun
akibat melaksanakan suatu kesadaran akan nilai
tindakan atau tidak keselamatan pasien
mengambil tindakan yang adalah keharusan setiap
seharusnya diambil. staf Puskesmas untuk
melakukan pelaporan
KESIMPULAN DAN SARAN saat terjadi insiden dan

37
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

penerapan sistem safety internal dan Puskesmas


first pada saat Mangkang belum pernah
melakukan tindakan melakukan pelaporan
pelayanan. insiden keselamatan
7. Upaya untuk pasien kepada Komite
membangun komitmen Nasional Keselamatan
dan fokus tentang Pasien.
keselamatan pasien 12. Puskesmas Mangkang
adalah dengan adanya belum memiliki
kunjungan oleh Kepala kebijakan/pedoman/atura
Puskesmas kepada n terkait komunikasi
setiap unit untuk terbuka dengan pasien
melakukan pengecekan dan keluarga terkait
kinerja staf namun belum insiden yang terjadi, dan
dilaksanakan secara belum semua insiden
rutin dan dibentuknya dikomunikasikan secara
Tim PMKP, namun tugas terbuka dengan pihak
pokok dan fungsi dari pasien dan keluarga.
Tim PMKP sendiri 13. Staf Puskesmas
belum jelas karena Mangkang melakukan
seluruh pelaporan terkait komunikasi efektif terkait
insiden keselamatan edukasi yang diberikan
pasien saat ini dilakukan oleh staf dalam
oleh Tim Mutu penanganan medis yang
Puskesmas Mangkang. akan dilakukan oleh
8. Puskesmas Mangkang stafnya.
belum memiliki 14. Belajar dan berbagi
penggerak keselamatan pengalaman di
pasien untuk tiap unit Puskesmas Mangkang
klinis Puskesmas. dilakukan dengan
9. Puskesmas Mangkang menggunakan cara
belum ada aktivitas melakukan pembahasan
pengelolaan risiko yang keselamatan pasien di
jelas rapat staf Puskesmas
10. Insiden keselamatan ketika terjadi insiden
pasien dilaporkan keselamatan pasien.
menggunakan buku 15. Puskesmas Mangkang
laporan insiden belum melaksanakan
keselamatan pasien. RCA (Root Cause
Pelaporan belum Analysis) dengan
menggunakan formulir maksimal karena RCA
laporan insiden dilaksanakan oleh Tim
keselamatan pasien Mutu Puskesmas tanpa
sesuai format dari melibatkan staf yang
Permenkes No 11 tahun lain.
2017 tentang 16. Keberjalanan
Keselamatan Pasien Keselamatan Pasien
11. Pelaporan insiden belum sesuai dengan
keselamatan pasien penyelenggaraan
masih sekedar pelaporan keselamatan pasien

38
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

menurut Permenkes No kesadaran staf akan


11 tahun 2017 keselamatan pasien.
B. Saran e. Melaksanakan
1. Bagi Puskesmas perbaikan pelaporan
Mangkang insiden keselamatan
a. Adanya penunjukkan pasien dengan
penggerak menggunakan formulir
keselamatan pasien sesuai dengan
pada setiap unit yang Permenkes No 11
ada di Puskesmas tahun 2017 agar
untuk meningkatkan pencatatan pelaporan
pelaksanaan lebih tertata
keselamatan pasien di f. Melakukan pelaporan
unit-unit klinis keselamatan pasien
Puskesmas Mangkang kepada Komite
b. Perlu dibuat rencana Nasional Keselamatan
anggaran yang Pasien agar dapat
menganggarkan melakukan
keselamatan pasien di pengembangan solusi
Puskesmas Mangkang dari KNKP atau Best
agar dapat menunjang Practice yang sudah
keberjalanan dikembangkan oleh
keselamatan pasien Fasilitas Kesehatan
c. Pembuatan lain.
kebijakan/panduan/SO g. Melaksanakana
P terkait tugas pokok sosialisasi secara rutin
dan fungsi dari Tim untuk meningkatkan
Peningkatan Mutu pemahaman seluruh
Klinis dan Keselamatan staf tentang pencatatan
Pasien (PMKP) agar pelaporan insiden,
tidak tumpang tindih pembelajaran insiden,
dengan tugas dari Tim dan manajemen risiko.
Mutu Puskesmas dan pembelajaran dapat
pelaksanaan pelaporan dilakukan dengan role
insiden dapat play situasi khusus, dan
terintegrasi dengan diukur efektivitasnya
jelas. dengan pre test dan
d. Diadakan dialog post test
khusus/rapat khusus h. Melaksanakan
terkait keselamatan pertemuan dan diskusi
pasien antara pimpinan khusus yang
puskesmas, tim PMKP melibatkan penggerak,
dan staf dalam rangka pelaksana, dan PMKP
menunjukkan komitmen untuk membahas
pemimpin terhadap tentang pembelajaran
keselamatan pasien, insiden keselamatan
mempromosikan pasien yang pernah
keselamatan pasien, terjadi di Puskesmas
dan meningkatkan Mangkang dan isu
keselamatan pasien.

39
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Pertemuan dilakukan Muhammadiyah Yogyakarta:


dalam rangka Fakultas Kesehatan Masyarakat
mencegah insiden yang Universitas Ahmad Dalan, 2015
sama terulang kembali, 2. Standar Akreditasi Puskesmas.
meningkatkan Jakarta: Kementerian
kesadaran akan Kesehatan, 2015
keselamatan pasien, 3. Brahmana, Reisia Palmina.
membangun budaya Gambaran Budaya
terbuka, dan adil. Keselamatan Pasien pada
i. Perlu dibuat Puskesmas Pelayanan Obstetri
kebijakan/panduan/SO Neonatus Essensial Dasar
P terkait petunjuk (PONED) di Kota Bandung:
pelaksanaan Tujuh Fakultas Kedokteran Universitas
Langkah Menuju Padjajaran, 2016
Keselamtan Pasien di 4. Peraturan Menteri Kesehatan
Puskesmas Mangkang Republik Indonesia Nomor 11
agar sistem tahun 2017 tentang
keselamatan pasien Keselamatan Pasien, Jakarta ,
dapat terlaksana 2017
secara berkelanjutan. 5. Kohn, Linda T., Janet M,
j. Perlu dibuat Corigan, dan Molla S.
kebijakan/panduan/SO Donaldson. Executive Summary
P khusus terkat To Err Is Human Building a
komunikasi terbuka Safer Health System.
kepada pasien dan Washington DC: National
keluarga apabila terjadi Academy Press, 1999
insiden keselamatan 6. Elkin, Peter L., Johnson, Henry
pasien. C., Callahan, Michael R., dan
k. Perlu dibuat Classen David C. Improving
kebijakan/panduan/SO Patient Safety Reporting with
P untuk pelaksanaan The Commont Formats:
manajemen risiko di Common Data Representation
Puskesmas Mangkang for Patient Safety Organizations:
2. Bagi Peneliti United States of America, 2016
Perlu dilakukan 7. Mulyana, Dede Sri. Analisis
penelitian lebih lanjut Penyebab Insiden Keselamatan
mengenai pelaksanaan Pasien oleh Perawat di Unit
keselamatan pasien di Rawat Inap Rumah Sakit X
Puskesmas karena Jakarta. Depok: FKM Program
Puskesmas karena Pasca Sarjana Kajian
perkembangan isu Administrasi Rumah Sakit
keselamatan pasien di Universitas Indonesia, 2013
Puskesmas belum se 8. Berita Harian Kompas. Bayi
dinamis di tingkat Rumah Debora, Menkes Jatuhi Sanksi
Sakit untuk RS Mitra Keluarga:
Jakarta, 2017
DAFTAR PUSTAKA 9. Peraturan Menteri Kesehatan
1. Mudayana, Ahmad Ahid. Republik Indonesia Nomor 75
Pelaksanaan Patient Safety oleh tahun 2014 tentang Pusat
Perawat di RS PKU

40
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kesehatan Masyarakat. Jakarta, 19. Moleong, Lexy J. Metode


2014 Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
10. World Health Organization. Bandung: PT Remaja
Patient Safety, 2008 Rosdakarya, 2013
(http://www.euro.who.int/en/heal 20. Notoatmodjo, Soekidjo.
th-topics/Health- Metodologi Penelitian
systems/patient-safety/patient- Kesehatan. Jakarta: PT Asdi
safety diakses pada 21 Maret Mahasatya, 2005
2018 ) 21. Lapau, Buchari. Metodologi
11. Tutiany., Lindawati., Krisanti, Penelitian Kesehatan (Metode
Paula. Manajemen Keselamatan Ilmiah Penulisan Skripsi, Tesis,
Pasien. Jakarta: BPPSDM dan Disertasi). Jakarta: Yayasan
Kesehatan PPSDMK Pustaka Obor Indonesia, 2012
Kementerian Kesehatan 22. Herdiansyah, Haris. Metodologi
Republik Indonesia, 2017 Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-
12. Depkes RI. Panduan Nasional Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba
Keselamatan Pasien Rumah Humanika, 2010
Sakit (Patient Safety). Jakarta: 23. Rahayu, Sri. Pengembangan
Departemen Kesehan RI, 2008 Program Patient Safety
13. Belinda, Melur. Pelaporan Berdasarkan Awareness dan
Insiden Keselamatan Pasien. Komitmen Individu. RSUD Ibnu
Malang: Tim Keselamatan Sina Kabupaten Gresik, 2011
Pasien RSUD dr Saful Anwar 24. Rachmawati, Emma. Model
14. Peraturan Menteri Kesehatan Pengukuran Budaya
Republik Indonesia Nomor 1691 Keselamatan Pasien di RS
tahun 2011 tentang Muhammadiyah-Aisyiyah.
Keselamatan Pasien Rumah Jakarta : Universitas
Sakit Muhammadiyah Prof Dr.
15. Modul Pelatihan untuk Pelatih Hamka, 2011
Keselamatan Pasien. Jakarta: 25. World Health Organization.
Kolaborasi Bidang Pendidikan Panduan Kurikulum
P4K-RSP Kemenristek Dikti RI, Keselamatan Pasien Edisi Multi
2015 Profesional (terjemahan).
16. Peraturan Menteri Kesehatan Jakarta : Lembaga Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 46 Budi Kemuliaan, 2015
tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter,
dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi
17. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 128
tahun 2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat
18. Azwar, Azrul. Pengantar
Administrasi Kesehatan Edisi Ke
Tiga. Jakarta: PT Binarupa
Aksara, 1996

41

You might also like