You are on page 1of 7

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 6 No 2 July-December 2018

Published by Universitas Airlangga

MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN


DENGAN PENERAPAN UPAYA KESELAMATAN PASIEN DI
PUSKESMAS
Improving the Health Services’ Quality by Implementation of Patient Safety
in Public Health Center

Nurul Hidayatul Ulumiyah


PERSAKMI Jawa Timur, Indonesia
E-mail: nurul.hidayatul.u-2014@fkm.unair.ac.id

ABSTRACT

Background: Patient safety is an indicator of health service quality that becomes an important issue although
data of patient safety incident at primary health care are not always accurate in Indonesia. Public health center is
a health service facility that implements patient safety to improve the health service quality as stated in Health
Ministry Law Republic of Indonesia Number 36 Year 2009.
Aims: The aim of this study was to identify the implementation of patient safety to improve the service quality.
Method: Data collection techniques used were observation, interview, and literature study. The research was
done at a public health center in Surabaya from January to February 2018.
Results: The results showed that the implementation of patient safety at the public health center was adjusted to
the accreditation standard of the public health center. However, there are still some obstacles and shortcomings
in the fulfillment of patient safety standards, so it is necessary to optimize the implementation of patient safety
from all stakeholders.
Conclusion: It can be concluded that public health centers should provide safe and qualified services to achieve
healthy disctrict. The public health centers also need to improve the patient safety according to Health Ministry
Law Republic of Indonesia Number 36 Year 2009.

Keywords: health service quality, patient safety, public health center

ABSTRAK

Latar Belakang: Keselamatan pasien merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan kesehatan. Meskipun
data insiden keselamatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama belum akurat di Indonesia,
namun keselamatan pasien menjadi isu penting dalam peningkatan kualitas pelayanan. Puskesmas “X” Kota
Surabaya adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang menerapkan upaya keselamatan pasien sebagai
salah satu bentuk upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009.
Tujuan: Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi penerapan upaya keselamatan pasien di Puskesmas “X” Kota
Surabaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Metode: Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi literatur.
Pengambilan data dilakukan di Puskesmas “X” Kota Surabaya pada bulan Januari-Februari 2018.
Hasil: Hasil analisis data menunjukkan bahwa pelaksanaan upaya keselamatan pasien Puskesmas “X” Kota
Surabaya disesuaikan dengan standar penilaian akreditasi Puskesmas. Namun, dalam realisasinya masih
terdapat hambatan dan kekurangan dalam pemenuhan standar upaya keselamatan pasien di Puskesmas “X”
Kota Surabaya sehingga perlu optimalisasi penerapan upaya keselamatan pasien dari seluruh pihak yang terlibat.
Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa puskesmas harus menyediakan pelayanan yang aman dan bermutu
untuk mewujudkan kecamatan sehat. Puskesmas perlu untuk meningkatkan keselamatan pasien sesuai dengan
Permenkes Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009.

Kata Kunci: Keselamatan Pasien, Mutu Pelayanan Kesehatan, Puskesmas

Received: 11 May 2018 Accepted: 3 August 2018 Published: 1 December 2018

PENDAHULUAN serta kesadaran hidup sehat bagi setiap orang agar


terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian optimal. Undang – undang Republik Indonesia
dari pembangunan nasional mempunyai tujuan Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 5
untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak

Meningkatkan Mutu Pelayanan… 149 Ulumiyah


Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 6 No 2 July-December 2018
Published by Universitas Airlangga

dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang Patient Safety Agency melaporkan angka kejadian
aman, bermutu dan terjangkau. keselamatan pasien dari negara Inggris sebanyak
Puskesmas merupakan salah satu fasilitas 1.879.822 kejadian. Kementerian Kesehatan
pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab Malaysia (Ministry of Health Malaysia) melaporkan
menyelenggarakan upaya kesehatan, baik promotif, angka insiden keselamatan pasien dalam rentang
preventif, kuratif, maupun rehabilitatif di suatu waktu Januari—Desember 2013 sebanyak 2.769
wilayah kerja. Puskesmas sebagai penyelenggara kejadian dan untuk negara Indonesia dalam rentang
pembangunan kesehatan merupakan bagian waktu 2006 – 2011 KPPRS melaporkan terdapat
integral dari pembangunan nasional. Tujuan 877 kejadian keselamatan pasien.
diselenggarakannya pembangunan kesehatan Banyak faktor yang menyebabkan tingginya
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan angka Insiden Keselamatan Pasien (IKP) di fasilitas
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar pelayanan kesehatan. Selain faktor penyebab,
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang dampak yang ditimbulkan dari Insiden Keselamatan
optimal, baik secara sosial maupun ekonomi. Pasien juga beragam salah satunya adalah
Puskesmas “X” Kota Surabaya merupakan menurunnya kepuasan pasien sehingga
salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat berpengaruh terhadap mutu dari pelayanan
pertama yang menjalankan fungsinya sebagai kesehatan tersebut. Pelayanan yang aman dapat
penyelenggara Upaya Kesehatan Perorangan meningkatkan kepuasan pasien sehingga
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) memberikan pengaruh yang baik terhadap citra dari
serta bertujuan untuk meningkatkan derajat sebuah fasilitas pelayanan kesehatan.
kesehatan di wilayah kerjanya.
Berdasarkan Permenkes No. 46 Tahun 2015 METODE
tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Artikel ilmiah ini merupakan jenis artikel
Mandiri Dokter Gigi pada bagian lampiran I Standar ilmiah deskriptif. Teknik pengumpulan data yang
Akreditasi Puskesmas menyebutkan bahwa agar dilakukan adalah dengan observasi langsung,
Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara wawancara dan studi literatur berdasarkan
optimal perlu dikelola dengan baik mulai dari kebijakan dan dokumen yang terkait dengan mutu
sumber daya yang digunakan, proses pelayanan dan keselamatan pasien. Observasi langsung
hingga kinerja pelayana sebab masyarakat dilakukan untuk melihat proses pelaksanaan upaya
menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan keselamatan pasien di Puskesmas X Kota
bermutu, serta dapat menjawab kebutuhan mereka. Surabaya. Wawancara dilakukan kepada tim Mutu
Oleh karena itu upaya peningkatan mutu, dan Keselamatan Pasien dengan menggunakan
manajemen risiko dan keselamatan pasien perlu panduan wawancara yang disesuaikan dengan
diterapkan dalam pengelolaan Puskesmas dalam Permenkes No. 46 Tahun 2015 dan Instrumen
memberikan pelayanan kesehatan yang Akreditasi Puskesmas. Sedangkan dokumen yang
komprehensif kepada masyarakat melalui upaya digunakan sebagai literatur adalah pedoman,
pemberdayaan masyarakat dan swasta (Permenkes, kebijakan dan/atau peraturan yang berlaku terkait
2015) mutu dan keselamatan pasien. Pengumpulan data
Keselamatan pasien menurut Permenkes RI dilaksanakan di Puskesmas X Kota Surabaya pada
No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien bulan Januari-Februari 2018.
adalah sistem yang membuat asuhan pasien lebih
aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan HASIL DAN PEMBAHASAN
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak Mutu Pelayanan Kesehatan
lanjutnya, serta implementasi solusi untuk Menurut Edward Deming (1940), Mutu
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah adalah pelayanan yang dapat memuaskan
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pelanggan, Menurut Joseph M. Juran (1954), bahwa
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mutu merupakan kecocokan penggunaan produk
mengambil tindakan yang seharusnya diambil. untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Sedangkan
Upaya Keselamatan Pasien yang diterapkan menurut Supriyanto & Wulandari (2011), mutu
oleh Puskesmas X Kota Surabaya bertujuan untuk merupakan keseluruhan karakteristik dan gambaran
meningkatkan mutu pelayanan fasilitas pelayanan dari barang atau jasa yang menunjukkan
kesehatan melalui penerapan manajemen risiko kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan
yang diterapkan ke seluruh aspek pelayanan yang pelanggan. Sehingga dapat dikatakan bahwa mutu
disediakan oleh Puskesmas X Kota Surabaya. adalah sesuatu yang digunakan untuk menjamin
Selain itu, upaya keselamatan pasien juga tujuan atau luaran yang diharapkan dan mutu harus
menjamin bahwa seluruh tindakan dalam pelayanan selalu mengikuti perkembangan pengetahuan
kesehatan dilaksanakan sesuai dengan standar professional terkini agar dapat memuaskan
pelayanan minimal dan kode etik profesi tenaga pelanggan.
kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat
Tingginya angka insiden keselamatan pasien atau tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan
menjadi dasar pentingnya upaya keselamatan yang diselenggarakan sesuai dengan standar
pasien di fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan yang berlaku. Menurut Azwar (1996),
rentang waktu Januari-Desember 2016, National mutu pelayanan kesehatan bersifat multidimensi

Meningkatkan Mutu Pelayanan… 150 Ulumiyah


Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 6 No 2 July-December 2018
Published by Universitas Airlangga

sebab mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari Keselamatan adalah suatu sistem yang
tiga sudut pandang yaitu dari pihak pemakai jasa membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi
pelayanan, pihak penyelenggara pelayanan, dan asasmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko
pihak dan pihak penyandang dana mutu. pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
Berdasarkan Permenkes No. 46 Tahun 2015 belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
Lampiran I Standar Akreditasi Puskesmas implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
disebutkan bahwa visi pembangunan kesehatan risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
Indonesia Sehat. Untuk mewujudkan tercapainya seharusnya.
Kecamatan Sehat, pelayanan kesehatan khususnya Salah satu prinsip pelayanan kesehatan
Puskesmas harus memiliki kemampuan adalah menyelamatkan pasien dengan prosedur
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan tindakan yang aman dan tidak membahayakan
aman, serta dapat menjawab kebutuhan masyarakat. pasien maupun petugas pemberi pelayanan
Peningkatan mutu merupakan suatu proses kesehatan. Setiap fasilitas layanan kesehatan harus
pengukuran derajat kesempurnaan pelayanan selalu menjaga keamanan proses pelayanan
kesehatan dibandingkan dengan standar atau kesehatannya guna menghindari terjadinya
prinsip dengan tindakan perbaikan yang sistematik kesalahan medis (medical error) yang bisa
dan berkesinambungan untuk mencapai mutu berpengaruh terhadap kualitas pelayanan
pelayanan yang optimum atau prima sesuai dengan kesehatan.
standar ilmu pengetahuan dan teknologi serta Keselamatan pasien merupakan suatu upaya
kemampuan sumber daya yang ada (Supriyanto & menjamin segala tindakan dan aktivitas yang
Wulandari, 2011). berhubungan dengan pasien yang dilakukan oleh
Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan petugas kesehatan agar berlangsung dengan aman
tidak dapat lepas dari kepuasan pelanggan atau dan tidak menimbulkan efek atau dampak yang
pasien. Pelayanan kesehatan yang bermutu dapat membahayakan bagi pasien melalui serangkaian
meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan aktivitas yang telah diatur dalam perundang-
yang diberikan. Selain itu, kepuasan pasien dapat undangan.
dijadikan tolok ukur keberhasilan mutu pelayanan Keselamatan pasien menjadi poin penting
sebuah fasilitas kesehatan. Kepuasan pasien akan dalam setiap tindakan medis baik tindakan medis
tercipta ketika apa yang didapat lebih besar dari ringan maupun tindakan medis berat. Berdasarkan
yang diharapkan. penelitian Maghfiroh & Rochmah (2017),
Menurut Kotler dalam Cahyono (2008), keselamatan pasien memberikan pengaruh besar
kepuasan dan keselamatan pasien dengan terhadap citra, tanggung jawab sosial, moral serta
tatakelola klinis serta efisiensi merupakan hal kinerja petugas kesehatan sehingga keselamatan
penting dalam menjamin kualitas pelayanan pasien memiliki keterkaitan dengan isu mutu dan
kesehatan. Institute of Medicine (2001) juga citra sebuah pelayanan kesehatan termasuk
mengatakan hal yang sama, yaitu mutu sebuah puskesmas.
pelayanan kesehatan dapat berdasarkan pada Berdasarkan Permenkes No. 46 Tahun 2015,
efisiensi, efektifitas, ketepatan waktu, keadilan, bahwa fasilitas kesehatan diharuskan
berorientasi pasien, dan keselamatan pasien. Hal memperhatikan mutu pelayanan dan keselamatan
tersebut menunjukkan bahwa keselamatan pasien pasien dalam setiap kegiatan pelayanan dan
merupakan salah satu tolok ukur bagi penilaian dilakukan secara berkesinambungan.
kualitas sebuah pelayanan kesehatan termasuk Berdasarkan penelitian Firawati, dkk. (2012),
Puskesmas. pelaksanaan keselamatan pasien dan budaya
Berdasarkan studi literatur terkait mutu keselamatan pasien di sebuah fasilitas pelayanan
pelayanan di Puskesmas X Kota Surabaya, kesehatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
disebutkan bahwa terdapat beberapa manajemen yaitu pengorganisasian, lingkungan kerja, dan faktor
yang diterapkan guna meningkatkan mutu budaya.
pelayanan sesuai kebutuhan dan kemampuan di Dalam pelaksanannya, upaya keselamatan
Puskesmas X Kota Surabaya. Salah satu pasien memerlukan pemantauan yang
manajemen yang digunakan untuk meningkatkan berkesinambungan agar pelaksanaannya sesuai
mutu pelayanan di Puskesmas X Kota Surabaya dengan tujuan. Berdasarkan penelitian Samra, R.,
adalah manajemen risiko. Hal tersebut sesuai dkk. (2016), bahwa terdapat beberapa strategi
dengan Permenkes No. 11 Tahun 2017 tentang monitoring yang dapat digunakan sebagai metode
Keselamatan Pasien, bahwa keselamatan pasien pemantauan dalam implementasi upaya
memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas atau keselamatan pasien. Strategi monitoring yang
mutu pelayanan kesehatan melalui pelaksanaan digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan,
manajemen risiko di seluruh aspek pelayanan kemampuan dan kondisi fasilitas pelayanan
kesehatan yang tersedia di pelayanan kesehatan kesehatan.
tersebut. Monitoring upaya keselamatan pasien
bertujuan untuk memastikan bahwa pelaksanaan
upaya keselamatan pasien telah sesuai dengan
Upaya Keselamatan Pasien standar dan kriteria yang telah disepakati.
Sedangkan strategi monitoring merupakan sebuah

Meningkatkan Mutu Pelayanan… 151 Ulumiyah


Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 6 No 2 July-December 2018
Published by Universitas Airlangga

metode yang dipilih dan digunakan guna Puskesmas X merupakan salah satu
memudahkan dalam proses pemantauan dan Puskesmas di Kota Surabaya yang telah
penemuan hambatan-hambatan selama terakreditasi. Berdasarkan hasil wawancara dan
pelaksanaan upaya keselamatan pasien. observasi lapangan, pelaksanaan upaya
Oleh karena itu, sebagai bentuk strategi keselamatan pasien di Puskesmas X disesuaikan
monitoring terhadap upaya keselamatan pasien di dengan point elemen penilaian instrument akreditasi
Puskesmas, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Puskesmas. Berikut merupakan hasil wawancara
sebuah kebijakan yang mengatur terkait standar dan dan observasi langsung terkait pelaksanaan upaya
kriteria penilaian pelaksanaan upaya keselamatan keselamatan pasien di Puskesmas X berdasarkan
pasien dalam Permenkes No. 46 Tahun 2015. Instrumen Akreditasi Puskesmas BAB IX.
Berdasarkan kebijakan tersebut, disebutkan Berdasarkan Tabel 1, terdapat 2 standar
bahwa agar menjamin perbaikan mutu, peningkatan upaya keselamatan pasien dalam instrumen
kerja dan penerapan manajemen risiko akreditasi Puskesmas BAB IX tentang peningkatan
dilaksanakan secara berkesinambungan di mutu klinis dan keselamatan pasien yang belum
Puskesmas, maka perlu dilakukan penilaian oleh terlaksana dengan baik di Puskesmas X Kota
pihak eksternal dengan menggunakan standar yang Surabaya, yaitu (1) Upaya keselamatan pasien
ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi. dipahami dan didefinisikan dengan baik oleh semua
Salah satu elemen penilaian dalam akreditasi pihak yang berkepentingan dan (2) Pengukuran,
adalah peningkatan mutu klinis dan keselamatan pengumpulan dan evaluasi sasaran keselamatan
pasien yang tercantum dalam instrumen akreditasi pasien.
Puskesmas BAB IX.

Tabel 1. Pelaksanaan Upaya Keselamatan Pasien di Puskesmas X Kota Surabaya berdasarkan wawancara dan
observasi lapangan

No Standar Kondisi di Lapangan Telaah


1 Perencanaan, monitoring, dan Puskesmas X Kota Surabaya telah Telah sesuai dengan
evaluasi upaya keselamatan memiliki dokumen lengkap terkait dengan standar
pasien menjadi tanggung perencanaan, monitoring, dan evaluasi
jawab tenaga yang bekerja di upaya keselamatan pasien serta Surat
pelayanan klinis Keputusan (SK) tentang penetapan tim
Mutu dan Keselamatan Pasien beserta
uraian tugasnya.
2 Upaya Keselamatan Pasien Terdapat beberapa petugas Puskesmas X Masih kurangnya
dipahami dan didefinisikan Kota Surabaya yang masih belum sosialisasi kepada
dengan baik oleh semua memahami dengan baik alur pelaporan seluruh petugas yang
pihak yang berkepentingan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) dan terlibat terkait dengan
terdapat petugas yang tidak konsisten upaya keselamatan
dalam melakukan pencatatan dan pasien di Puskesmas X
pelaporan keselamatan pasien. Kota Surabaya
3 Pengukuran, pengumpulan Pengukuran, pengumpulan dan evaluasi Masih kurangnya
dan evaluasi sasaran sasaran keselamatan pasien di Puskesmas komitmen dalam
keselamatan pasien X Kota Surabaya dilaksanakan secara rutin ketepatan waktu
setiap bulan Namun terkadang pengukuran,
pelaksanaannya tidak sesuai dengan pengumpulan dan
jadwal. evaluasi sasaran
keselamatan pasien di
Puskesmas X Kota
Surabaya
4 Hasil perbaikan upaya Tindak lanjut yang diambil terkait dengan Telah sesuai standar
keselamatan pasien perbaikan upaya keselamatan pasien di
dievaluasi dan Puskesmas X Kota Surabaya dicatat dan
dikomunikasikan dengan baik didokumentasikan serta ditempel pada
papan informasi Puskesmas X Kota
Surabaya sebagai bahan evaluasi dan
media komunikasi kepada pasien. Selain
itu, hasil evaluasi perbaikan upaya
keselamatan pasien disosialisasikan
kepada seluruh petugas di masing-masing
unit kerja sebagai bahan pembelanjaran.

Standar pertama dalam pelaksanaan upaya keselamatan pasien menjadi tanggung jawab
keselamatan pasien di Puskesmas adalah tenaga yang bekerja di pelayanan klinis.
perencanaan, monitoring, dan evaluasi upaya Berdasarkan observasi dan wawancara dengan

Meningkatkan Mutu Pelayanan… 152 Ulumiyah


Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 6 No 2 July-December 2018
Published by Universitas Airlangga

beberapa pihak di Puskesmas X Kota Surabaya, dengan baik hal-hal terkait upaya keselamatan
bahwa perencanaan, monitoring, dan evaluasi pasien di Puskesmas X Kota Surabaya.
upaya keselamatan pasien sudah dilakukan sesuai Pengukuran, pengumpulan dan evaluasi
dengan kebijakan dan pedoman yang berlaku. sasaran keselamatan pasien sebagaimana
Berdasarkan observasi langsung, terdapat dimaksud dalam Permenkes No. 46 tahun 2015
dokumen perencanaan, hasil monitoring dan tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
evaluasi pelaksanaan upaya keselamatan pasien di Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
Puskesmas X Kota Surabaya. Hal tersebut Mandiri Dokter Gigi dan Instrumen Akreditasi
menunjukkan bahwa tim keselamatan pasien telah Puskesmas bertujuan untuk menilai keberhasilan
menjalankan tugasnya dalam pelaksanaan upaya pencapaian indikator keselamatan pasien dan
keselamatan pasien di Puskesmas X Kota digunakan sebagai salah satu upaya peningkatan
Surabaya. mutu pelayanan kesehatan.
Pelaksanaan upaya keselamatan pasien Pengukuran, pengumpulan dan evaluasi
tidak dapat dilakukan hanya oleh tim keselamatan sasaran keselamatan pasien berfungsi sebagai alat
pasien atau petugas kesehatan dengan pasien yang untuk menemukan hal-hal yang berpotensi
bersangkutan dan teknologi yang mendukung, menimbulkan bahaya baik di lingkungan fisik
melainkan harus melibatkan seluruh bagian dari fasilitas pelayanan kesehatan maupun prosedur
organisasi yaitu dalam bentuk dukungan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh petugas
manajemen dan kerjasama antar staf yang baik melalui penilaian-penilaian yang berdasarkan pada
(Sumarmi, 2017). Robbins dan Judge (2008), indikator keselamatan pasien. Hasil pengukuran
menyatakan bahwa kerja sama tim yang baik dan pengumpulan sasaran keselamatan pasien
dibutuhkan dalam menghasilkan sinergi yang positif dievaluasi dan digunakan sebagai bahan untuk
dalam mencapai suatu tujuan organisasi. menciptaan pelayanan kesehatan yang aman dan
Upaya keselamatan pasien harus dipahami bermutu baik dari lingkungan fisik maupun prosedur
dan didefinisikan dengan baik oleh seluruh pihak pelayanan kesehatan oleh petugas. Hal tersebut
yang terlibat agar penerapan upaya keselamatan dapat disebut juga proses manajemen upaya
pasien dapat berjalan dengan baik dan mencapai keselamatan pasien.
tujuan yang diinginkan. Salah satu tujuan dari upaya Pengukuran sasaran keselamatan pasien di
keselamatan pasien yang tercantum dalam Puskesmas X Kota Surabaya dilakukan di setiap
dokumen Kerangka Acuan Kerja Puskesmas X Kota unit kerja dan poli. Kemudian hasil pengukuran
Surabaya adalah untuk meningkatkan mutu dikumpulkan dan dievaluasi dalam rapat
pelayanan dan kepuasan pasien. manajemen risiko guna menghasilkan rekomendasi
Penerapan upaya keselamatan pasien untuk dan rencana tindak lanjut. Hasil evaluasi upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan tidak hanya keselamatan pasien akan digunakan sebagai bahan
terkait dengan petugas atau sumber daya manusia perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan di
yang terlibat. Namun penciptaan lingkungan yang Puskesmas X Kota Surabaya yang diintegrasikan
aman dan terhindar dari hal-hal yang berpotensi dengan seluruh aspek dalam pelayanan kesehatan
membahayakan bagi pasien juga merupakan yang disediakan oleh Puskesmas X Kota Surabaya.
bentuk upaya keselamatan pasien (Ulrich & Kear, Evaluasi hasil perbaikan upaya keselamatan
2014). pasien bertujuan untuk melihat apakah setelah
Berdasarkan hasil observasi di Puskesmas X perbaikan masalah keselamatan pasien tersebut
Kota Surabaya, terdapat beberapa petugas yang sudah teratasi atau belum. Apabila masih belum
Puskesmas yang belum memahami dengan baik teratasi, maka tim keselamatan pasien harus
alur pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. merekomendasikan tindak lanjut alternatif lain guna
Petugas tersebut hanya mencatat namun tidak mengatasi masalah tersebut.
dilaporkan sesuai batas waktu pelaporan yang Terdapat 6 indikator keselamatan pasien
ditentukan karena masih bingung dengan alur yang digunakan sebagai bahan evaluasi dalam
pelaporan insiden keselamatan pasien. Selain itu, peningkatan mutu di Puskesmas “X” yaitu tidak
terdapat petugas yang tidak konsisten melakukan terjadinya kesalahan identifikasi pasien dalam
pencatatan dan pelaporan keselamatan pasien. Hal pemberian tindakan medis, tidak terjadinya
tersebut dikarenakan petugas belum sepenuhnya kesalahan pemberian obat kepada pasien, tidak
memahami pentingnya pencatatan dan pelaporan terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan
dalam upaya keselamatan pasien. keperawatan, pengurangan terjadinya risiko infeksi
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang di Puskesmas, tidak terjadinya pasien jatuh, dan
dilakukan oleh Gunawan, Widodo, & Harijanto kefektifan komunikasi.
(2015), bahwa rendahnya pemahaman dan Berdasarkan data rekapitulasi monitoring
pengetahuan petugas terkait tata cara dan manfaat dan evaluasi indikator keselamatan pasien di
pelaporan IKP dapat menurunkan kinerja petugas Puskesmas X tahun 2017, bahwa rerata
dalam melakukan pencatatan dan pelaporan IKP. pencapaian indikator keselamatan pasien pada
Berdasarkan wawancara dengan anggota Trimester I sebesar 98%, Trimester II sebesar
tim keselamatan pasien, dikatakan bahwa masih 96,9%, Trimester III sebesar 96%, dan Trimester IV
kurangnya sosialisasi terkait upaya keselamatan sebesar 96,1%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pasien kepada petugas Puskesmas sehingga masih terjadi penurunan kualitas pelayanan ditinjau dari
terdapat beberapa petugas yang belum memahami sisi keselamatan pasien. Sehingga perlu adanya
tindak lanjut perbaikan terhadap pelaksanaan upaya

Meningkatkan Mutu Pelayanan… 153 Ulumiyah


Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 6 No 2 July-December 2018
Published by Universitas Airlangga

keselamatan pasien di Puskesmas X agar dapat melalui penilaian yang dilakukan oleh pihak ekternal
meningkatkan kualitas pelayanan. berdasarkan elemen penilaian yang tertuang dalam
Jadwal pengukuran, pengumpulan dan Instrumen Akreditasi Puskesmas yang dilakukan
evaluasi sasaran keselamatan pasien dilakukan secara komprehensif dan periodik untuk
oleh tim keselamatan pasien pada tiap bulan. meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dan
Namun, terkadang dalam realisasinya tidak sesuai Pelaksanaan upaya keselamatan pasien di
jadwal. Berdasarkan wawancara dengan anggota Puskesmas X Kota Surabaya belum optimal sebab
tim keselamatan pasien, hal tersebut dikarenakan masih terdapat hambatan dan kekurangan dalam
keterbatasan waktu dan rendahnya komitmen antar pemenuhan standar upaya keselamatan pasien
anggota tim keselamatan pasien dalam yang tercantum dalam Instrumen Akreditasi
melaksanakan tugasnya Puskesmas sehingga 2 dari 4 standar upaya
Berdasarkan penelitian Shobirin (2016), keselamatan pasien Puskesmas X Kota Surabaya
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perlu dioptimalkan lagi pelaksanaannya agar dapat
komitmen kerja, penerapan manajemen, dan mutu mencapai tujuan yang diinginkan dalam upaya
pelayanan kesehatan. Penerapan manajemen akan peningkatanan mutu pelayanan kesehatan.
berjalan dengan baik apabila didukung dengan
komitmen kerja antar anggota yang tinggi sehingga DAFTAR PUSTAKA
dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Standar keempat adalah evaluasi dan Azwar, A. (1996) Menuju Pelayanan Kesehatan
komunikasi hasil perbaikan. Hasil perbaikan upaya Yang Lebih Bermutu. Jakarta: Yayasan
keselamatan pasien harus dikomunikasikan dengan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia.
baik kepada seluruh pihak yang terlibat agar Cahyono, J. B. S. B. (2008) Membangun Budaya
masalah terkait keselamatan pasien tersebut Keselamatan Pasien dalam Praktik
menjadi pembelajaran penting bagi seluruh pihak Kedokteran. Yogyakarta: Kanisius.
baik kepada petugas pemberi pelayanan kesehatan Firawati, Aumas Pabuty, A. S. P. (2012)
maupun pasien dan diharapkan kekurangan atau ‘Pelaksanaan Program Keselamatan Pasien
keselahan yang terjadi sebelumnya tidak terulang di RSUD Solok’, Jurnal kesehatan
kembali di waktu selanjutnya. Masyarakat, 6(2), pp. 73–79. Available at:
Bentuk dari komunikasi hasil perbaikan http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/
upaya keselamatan pasien di Puskesmas X Kota article/view/93.
Surabaya kepada pasien dan pengunjung Gunawan, Fajar Yuli Widodo, T. H. (2015) ‘Analisis
Puskesmas lainnya adalah melalui papan informasi Rendahnya Laporan Insiden Keselamatan
yang terpasang di ruang tunggu Puskesmas dimana Pasien di Rumah Sakit’, Jurnal Kedokteran
hasil perbaikan dan evaluasinya akan ditempel di Brawijaya, 28(2), pp. 206–213. Available at:
papan informasi tersebut dan diperbarui secara jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/download/9
periodik. 62/479.
Berdasarkan wawancara dengan ketua tim Humairoh, S. (2017) Platform e-Reporting
Manajemen Mutu Puskesmas X Kota Surabaya, Kemenkes; Mampukah Mengurangi
setiap standar upaya keselamatan pasien yang Hambatan Pelaporan Insiden Keselamatan
diterapkan di Puskesmas X Kota Surabaya telah Pasien Rumah Sakit?, Kompasiana.
diintergrasikan dengan penerapan upaya kesehatan Available at:
lainnya di seluruh aspek pelayanan kesehatan yang https://www.kompasiana.com/syifahumairoh/
ada di Puskesmas X Kota Surabaya dan 592a801db79373db5833a774/e-reporting-
dikoordinasikan dengan seluruh pihak yang terlibat kemenkes-mampukah-mengurangi-
dan berkepentingan guna mencapai tujuan yang hambatan-pelaporan-insiden-keselamatan-
diinginkan dalam peningkatan mutu pelayanan pasien-rumah-sakit (Accessed: 6 February
kesehatan di Puskesmas X Kota Surabaya. 2018).
Institute of Medicine (US) Committee on Quality of
SIMPULAN Health Care in America. (2001) Crossing the
Quality Chasm: A New Health System for the
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara 21st Century. Washington (DC): National
serta studi literatur terkait mutu pelayanan Academies Press (US). Available at:
kesehatan dan keselamatan pasien di Puskesmas X https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK222
Kota Surabaya, maka kesimpulan yang dapat 274/.
diambil adalah Puskesmas harus mampu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2009)
memberikan pelayanan yang aman dan bermutu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
agar dapat mencapai tujuan pembangunan yaitu 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
mewujudkan Kecamatan Sehat. Upaya Indonesia.
keselamatan pasien merupakan salah satu bentuk Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2014)
upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang Peraturan Menteri Kesehatan Republik
tercantum Permenkes No. 46 Tahun 2015 tentang Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Pusat Kesehatan Masyarakat. Indonesia.
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2015)
Dokter Gigi. Strategi monitoring yang diterapkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
dalam pelaksanaan upaya keselamatan pasien Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang

Meningkatkan Mutu Pelayanan… 154 Ulumiyah


Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 6 No 2 July-December 2018
Published by Universitas Airlangga

Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, dengan Mutu Pelayanan Pengobatan di Poli


Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Umum Puskesmas Kabupaten Bangkalan’,
Praktik Mandiri Dokter Gigi. Indonesia. Jurnal Penelitian Administrasi Publik, 2(2),
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2017) pp. 513–526. Available at: jurnal.untag-
Peraturan Menteri Kesehatan Republik sby.ac.id/index.php/jpap/article/download/10
Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang 06/898.
Keselamatan Pasien. Indonesia. Stephen P. Robbins, T. A. J. (2008) Perilaku
Maghfiroh, L. and Rochmah, T. N. (2017) ‘Analisis Organisasi. 12th edn. Jakarta: Salemba
Kesiapan Puskesmas Demangan Kota Empat.
Madiun Dalam Menghadapi Akreditasi’, Sumarni (2017) ‘Analisis Implementasi Patient
Jurnal MKMI, 13(4), pp. 329–336. Available Safety Terkait Peningkatan Mutu Pelayanan
at: Kesehatan di Rumah Sakit’, Jurnal Ners dan
http://journal.unhas.ac.id/index.php/mkmi/arti Kebidanan Indonesia, 5(2), pp. 91–99. doi:
cle/view/1665. http://dx.doi.org/10.21927/jnki.2017.5(2).91-
Puskesmas ‘X’ (2017) Rekapitulasi Monitoring dan 99.
Evaluasi Indikator Keselamatan Pasien Ulrich, B. and Kear, T. (2014) ‘Patient Safety and
Puskesmas ‘X’ tahun 2017. Surabaya. Patient Safety Culture: Foundations of
Samra, R. et al. (2016) ‘How to Monitor Patient Excellent Health Care Delivery.’, Nephrology
Safety in Primary Care? Healthcare Nursing Journal, 41(5), pp. 447–505.
Professionals’ Views’, Journal of the Royal Available at:
Society of Medicine Open, 7(8), pp. 1–8. doi: http://www.jointcommission.org/standards_in
10.1177/2054270416648045. formation/npsgs.aspx%0Ahttp://www.ncbi.nl
Shobirin (2016) ‘Hubungan Penerapan Manajemen m.nih.gov/pubmed/26295088.
Puskesmas dan Komitmen Kerja Petugas

Meningkatkan Mutu Pelayanan… 155 Ulumiyah

You might also like