Professional Documents
Culture Documents
e-mail : 1)nursiahtita@gmail.com
ABSTRACT
Micro and small enterprises (MSE) is a dominant business form in Indonesia with the percentage up to
90%. However, there is a tendency that the entrepreneur is identified to large scale of business. The purpose
of this study were (1) identify the characteristics of entrepreneurs in MSE industry (2) analyze the effect
of entrepreneurial characteristics and the business climate for entrepreneurial behavior (3) analyze the effect
of entrepreneurial behavior on its performance. Purposive sampling technique was applied to select 121
respondent. Structural Equation Modelling (SEM) was used to estimate entrepreneurial behavior. The
results of this study showed that entrepreneurial characteristics was found on the MSE, furthermore
stronger entrepreneurial characteristics was found on the large scale production. There is a positive and
significant relationship between entrepreneurial characteristics and the business climate for
entrepreneurial behavior. Entrepreneurial characteristics was influencing the most on the behavior of
entrepreneurs. In addition entrepreneurial behavior was also positive and significant influence on its
business performance. Thus, this study confirmed that entrepreneurial behavior was also found in small
businesses, not only in large enterprises.
Keywords: small micro enterprises (MSEs), structural equation models, tempe industry.
Perilaku Kewirausahaan pada Usaha Mikro Kecil… Tita Nursiah, Nunung Kusnadi, dan Burhanuddin
146 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 3 No 2, Desember 2015); halaman 145-158
Tabel 1. Perkembangan Jumlah Usaha UMKM dan Besar, PDB RI Tahun 2010-2012
2010 2011* PDB 2012* PDB
Indikator
Jml unit Jml unit (%) Jml unit (%)
Unit usaha 53,828,569 55,211,396 56,539,560
UMKM 53,823,732 55,206,444 50.04 56,534,592 54.77
Usaha besar 4,837 4,952 49.96 4,968 45.23
Sumber: Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, 2013 (diolah) . (*) = Data sementara
Tita Nursiah, Nunung Kusnadi, dan Burhanuddin Perilaku Kewirausahaan pada Usaha Mikro Kecil…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 3 No 2, Desember 2015); halaman 145-158 147
meskipun perkembangan usaha tersebut jumlah IKM terbesar ketiga se-Jawa Barat
tidak signifikan. dengan jumlah 22.337 unit. Pemilihan industri
Oleh karena itu, perilaku tersebut di atas tempe untuk diteliti dikarenakan ada
menjadi dasar yang melatarbelakangi dari karakteristik yang unik pada usaha ini.
penelitian perilaku kewirausahaan pada Keunikan usaha ini adalah tempe merupakan
UMK ini. Penelitian ini difokuskan pada makanan khas asli Indonesia yang banyak
perilaku kewirausahaan pada UMK diminati masyarakat dari kalangan bawah
dikarenakan adanya sifat dan ciri yang unik hingga atas. Selain itu industri ini sebagian
dari UMK yang tidak dimiliki oleh usaha besar berskala kecil, turun temurun, dengan
besar. Sulitnya bahan baku, kenaikan harga teknologi yang masih sederhana dan
bahan baku, tidak adanya tempat yang layak terkendala oleh bahan baku. Keterbatasan
untuk membuka usaha, serta keterbatasan bahan baku dalam negeri sehingga meng-
modal tidak menjadi penghalang usaha ini haruskan impor. Adanya kenaikan harga
tetap berjalan. Ciri lain UMK adalah lemah kedelai yang terus meningkat menjadi salah
dalam perencanaan, lemah dalam bekerja satu kendala yang besar dalam usaha ini,
sama dengan individu lain baik pemasok, tetapi industri ini masih mampu bertahan.
pemodal, maupun dengan pengusaha lain, Selain itu juga dikarenakan terdapat beberapa
serta pengusaha mikro belum dapat sentra industri pembuatan tempe yang
memposisikan diri sebagai pengusaha yang berkembang di Bogor menurut data dari
berkualitas dan subsisten (Riyanti, 2006). KOPTI Bogor tahun 2012 yaitu di Citereup,
Namun demikian, pelaku UMK mampu Cimanggu, Cilendek, Cibinong, dan Ciseeng.
bertahan menjalankan usaha hingga
bertahun-tahun meskipun tidak diikuti oleh JENIS DAN SUMBER DATA
perkembangan usaha yang signifikan.
Jenis data yang digunakan dalam
Namun demikian pelaku usaha ini belum
penelitian ini adalah data primer dan
semuanya dikategorikan sebagai wirausaha.
sekunder. Perolehan data primer dilakukan
Oleh karena itu pada penelitian ini juga ingin
dengan wawancara langsung dengan bantuan
menganalisis bagaimana karakteristik wira-
kuesioner. Sementara data sekunder
usaha pada UMK tempe. Tujuan dari
diperoleh dari berbagai instansi terkait,
penelitian ini adalah :
seperti Kementerian Koperasi dan UKM,
1. Mengidentifikasi karakteristik dan ciri
Badan Pusat Statistik, Pemprov Jabar, serta
wirausaha pada UMK
Kopti Bogor.
2. Menganalisis pengaruh faktor
karakteristik wirausaha (internal factor)
dan iklim bisnis (external factor) terhadap METODE PENENTUAN SAMPEL
perilaku kewirausahaan pada UMK, Pengambilan sampel dilakukan dengan
3. Menganalisis pengaruh perilaku teknik purposive sampling dengan sampel 121
kewirausahaan UMK terhadap kinerja orang pengrajin tempe. Penghitungan ini
usaha. didasarkan karena pada penelitian ini
menggunakan alat analisis SEM sehingga
ukuran sampel yang digunakan harus dalam
METODE jumlah yang besar. Jumlah sampel yang
LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN diambil banyak dikarenakan agar hasil
Penelitian dilakukan pada bulan analisis yang diperoleh dapat mendekati dan
Desember 2014 sampai Februari 2015 di menggambarkan faktor-faktor yang
wilayah Bogor, Jawa Barat. Lokasi penelitian mempengaruhi perilaku kewirausahaan pada
dipilih secara sengaja (purposive) dengan pengrajin tempe yang ada di Bogor.
pertimbangan bahwa di Bogor terdapat
Perilaku Kewirausahaan pada Usaha Mikro Kecil… Tita Nursiah, Nunung Kusnadi, dan Burhanuddin
148 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 3 No 2, Desember 2015); halaman 145-158
Tita Nursiah, Nunung Kusnadi, dan Burhanuddin Perilaku Kewirausahaan pada Usaha Mikro Kecil…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 3 No 2, Desember 2015); halaman 145-158 149
Expr
Risk
Inov
Afek Kog Mot
Ktkn KW
Lea
Prof
Motiv PK KU Kember
Pmsrn
Inpt
IB Sustain
Kompk
Kbjk
Kop
Perilaku Kewirausahaan pada Usaha Mikro Kecil… Tita Nursiah, Nunung Kusnadi, dan Burhanuddin
150 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 3 No 2, Desember 2015); halaman 145-158
Karakteristik Wirausaha
80
Jumlah responden
60
40 rendah
sedang
20
tinggi
0
skala kecil skala skala besar
menengah
Jumlah produksi
Karakteristik wirausaha ini akan mem- Wirausaha ini lebih berani dalam
pengaruhi perilaku wirausaha dalam men- mengambil risiko serta memiliki strategi yang
jalankan usahanya. Sebagian besar dari dijalankan agar usahanya berkembang.
responden adalah pengrajin dengan skala Pengambilan risiko yang diambil seperti
usaha kecil dan hanya sedikit yang mampu memproduksi tempe yang lebih banyak
menjalankan usaha pada skala besar. Hal ini meskipun harga kedelai meningkat, wira-
juga tidak hanya dipengaruhi oleh karakter usaha ini tidak takut tempe yang
kuat wirausaha yang dimiliki individu, tetapi diproduksinya tidak laku. Selain itu
juga dipengaruhi oleh lingkungan yang akan wirausaha ini aktif mencari pasar baru untuk
membentuk perilaku wirausaha yang meluaskan wilayah pemasaran. Keberanian
dilakukan selama menjalankan usahanya. seseorang dalam mengambil risiko didukung
Menurut Nedler (Dirlanudin 2010), oleh pengetahuan, pengalaman, kekuatan
menyatakan bahwa perilaku adalah fungsi modal, serta kemampuan dalam menanggapi
dari interaksi antara individu dengan perubahan atau mengambil peluang, serta
lingkungannya. Hal ini dapat disimpulkan kreatif dan inovatif. Holt dan Drucker
bahwa seorang individu dengan lingkungan (Riyanti, 2003) menyatakan pentingnya
akan membentuk perilaku secara langsung, sebuah inovasi dan menegaskan bahwa
baik perilaku dalam berwirausaha atau bisnis. keberhasilan seorang wirausaha adalah harus
Begitu juga dengan perilaku kewirausahaan memiliki karakter kreatif dan inovatif.
pada pengrajin tempe, yang juga dipengaruhi Kreativitas adalah menghasilkan ide atau
dari keinginan individu sendiri dan didukung gagasan baru tanpa harus merealisasikan
oleh lingkungan. Perilaku pengrajin tempe gagasan tersebut atau merupakan prasyarat
yang memiliki karakteristik wirausaha kuat inovasi, sedangkan inovasi adalah aplikasi
lebih memiliki motivasi kuat dalam dari gagasan-gagasan kreatif. Suatu gagasan
menjalankan usaha, tidak hanya ingin baru memiliki nilai bila gagasan tersebut
usahanya berjalan lancar apa adanya tapi dapat diterapkan pada suatu produk.
menginginkan usahanya berkembang dan Sementara untuk pengrajin tempe yang
dapat berproduksi dengan skala yang lebih memiliki karakteristik wirausaha rendah,
besar. tidak berani dalam mengambil risiko.
Tita Nursiah, Nunung Kusnadi, dan Burhanuddin Perilaku Kewirausahaan pada Usaha Mikro Kecil…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 3 No 2, Desember 2015); halaman 145-158 151
Perilaku Kewirausahaan pada Usaha Mikro Kecil… Tita Nursiah, Nunung Kusnadi, dan Burhanuddin
152 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 3 No 2, Desember 2015); halaman 145-158
Tita Nursiah, Nunung Kusnadi, dan Burhanuddin Perilaku Kewirausahaan pada Usaha Mikro Kecil…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 3 No 2, Desember 2015); halaman 145-158 153
Perilaku Kewirausahaan pada Usaha Mikro Kecil… Tita Nursiah, Nunung Kusnadi, dan Burhanuddin
154 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 3 No 2, Desember 2015); halaman 145-158
impor dan selalu ada, namun yang menjadi mencirikan perilaku wirausaha dilihat dari
masalah adalah harga yang diterima oleh inovasi dan kreativitas yang dilakukan oleh
pengrajin yang tinggi. pengrajin tempe. Perilaku kewirausahaan
Kesuksesan suatu usaha tidak hanya dipengaruhi oleh faktor yang ada pada
ditentukan oleh satu faktor saja, tetapi terkait individu itu sendiri yang menjadikan sebagai
oleh beberapa faktor baik dari internal dan dorongan atau motivasi yang kemudian
ekternal. Rente (2010) menyatakan bahwa dicirikan oleh sikap dalam bertindak,
faktor penentu keberhasilan UKM terdiri dari pengetahuan dalam menjalankan usaha, serta
faktor internal dan eksternal. Faktor internal keterampilan dalam menciptakan produk.
adalah faktor dari dalam usaha seperti Beberapa sifat yang terkait dengan perilaku
sumber daya manusia, keuangan, serta proses wirausaha menurut Plotkin (Riyanti, 2003)
produksi. Sementara faktor penentu sukses yaitu adanya sifat kreatif, keingintahuan,
eksternal dapat berupa kebijakan pemerintah, keyakinan berhasil, serta kesabaran. Menurut
situasi pasar, serta informasi pasar. Puspita (2013), perilaku kewirausahaan dapat
ditumbuhkan dengan peningkatan motivasi
PENGARUH PERILAKU dalam mencapai kesuksesan dalam men-
KEWIRAUSAHAAN TERHADAP jalankan usaha. Dengan adanya motivasi
KINERJA USAHA MIKRO KECIL PADA yang kuat untuk sukses akan memunculkan
PENGRAJIN TEMPE ketekunan dan keberanian mengambil risiko
Hasil analisis SEM pada hasil penelitian dalam menjalankan usaha, sehingga me-
ini menunjukkan adanya hubungan perilaku ningkatkan keinginan untuk mendapatkan
kewirausahaan mempengaruhi kinerja usaha. penghasilan yang lebih besar. Adanya
Hubungan antara perilaku kewirausahaan perilaku kewirausahaan yang muncul pada
dengan kinerja usaha sebesar (β=0,86) diri seorang wirausaha akan berpengaruh
signifikan dengan nilai t-hitung sebesar 3.93. terhadap kinerja usaha yang dijalankan.
Perilaku kewirausahaan merupakan variabel Berdasarkan hasil analisis Structural
laten yang tidak dapat dilihat secara langsung Equation Models (SEM) dalam penelitian ini
pengaruhnya, tetapi melalui indikator- dapat dilihat faktor-faktor yang berpengaruh
indikator yang mencirikan atau merefleksi- terhadap perilaku kewirausahaan serta
kan. Perilaku kewirausahaan direfleksikan kinerja usaha (Gambar 2). Oleh karena itu
oleh tiga variabel indikator yaitu afektif (sikap) peningkatan perilaku kewirausahaan akan
(λ=0,46), kognitif (pengetahuan) (λ=0,48), serta meningkatkan kinerja usaha pengrajin tempe.
motorik (keterampilan) (λ=0,47). Kontribusi Hal ini dikuatkan oleh penelitian Dirlanudin
paling besar adalah kognitif (pengetahuan) (2010), serta Puspitasari (2013) yang
yang dapat mencerminkan perilaku menunjukkan bahwa perilaku kewirausahaan
kewirausahaan pada pengrajin tempe. berpengaruh langsung terhadap keberhasilan
Afektif (sikap) lebih kepada sikap yang usaha yaitu peningkatan keuntungan,
dilakukan pengrajin tempe dalam peningkatan jumlah dan loyalitas pelanggan,
menjalankan usaha, kedisiplinan (tepat peningkatan volume penjualan, peningkatan
waktu), kejujuran dalam penggunaan modal kualitas dan kuantitas produk, terjadinya
usaha, serta penggunaan bahan-bahan pada diversifikasi produk, perluasan pemasaran,
produk. Menurut Setiana (2005), afektif serta kemampuan bersaing. Berdasarkan
sebagai sikap seseorang terhadap gejala sosial penelitian ini, kinerja usaha dijelaskan oleh
yang dapat menyangkut banyak aspek yang peningkatan keuntungan (λ=0,68), ke-
berpengaruh terhadap perilaku suatu mampuan bersaing (λ=0,81), serta pemasaran
komunitas masyarakat. Tidak hanya sikap (perluasan wilayah pemasaran dan loyalitas
dan pengetahuan yang mencirikan perilaku pelanggan) dengan faktor loading (λ ) 0,79.
wirausaha, seorang wirausaha harus memiliki Kemampuan bersaing menyumbangkan
keterampilan. Keterampilan (motorik) yang faktor loading terbesar pada kinerja usaha.
Tita Nursiah, Nunung Kusnadi, dan Burhanuddin Perilaku Kewirausahaan pada Usaha Mikro Kecil…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 3 No 2, Desember 2015); halaman 145-158 155
Persaingan antar pengrajin tempe sangat terhadap perilaku kewirausahaan. Hal ini
tinggi, karena jumlah pengrajin tempe yang menunjukkan bahwa peningkatan ino-
banyak dengan wilayah pemasaran yang vasi, keberanian mengambil risiko,
tidak terlalu banyak. Kemampuan bersaing kepemimpinan, motivasi berwirausaha,
antar pengrajin tempe ditunjukkan dengan kekompakan, serta kebijakan pemerintah
cara membuat tempe dengan kemasan yang dapat meningkatkan perilaku kewira-
beragam sesuai keinginan konsumen, usahaan.
menggunakan bahan baku yang aman untuk 3. Perilaku kewirausahaan berpengaruh
kesehatan, serta memberi merek pada produk positif dan signifikan terhadap kinerja
yang dijual. Secara keseluruhan, perilaku usaha. Hasil ini menunjukkan bahwa,
kewirausahaan pada pengrajin tempe peningkatan perilaku kewirausahaan
dipengaruhi paling besar oleh variabel akan meningkatkan kinerja usaha peng-
karakteristik individu pengrajin, hal ini rajin tempe
dilihat dari bagaimana para pengrajin tempe
menjalankan usaha dengan didasari
SARAN
karakteristik yang kuat seperti kemauan
dalam berinovasi, kemauan mengambil Berdasarkan hasil penelitian ini
risiko, motivasi untuk sukses, serta diperoleh saran bagi pengrajin tempe
kemampuan memimpin usaha. maupun pemerintah dan pihak lain yang
Karakteristik tersebut yang membentuk mendukung usaha ini agar dapat berkembang
perilaku wirausaha pengrajin tempe. Namun di masa yang akan datang yaitu:
dalam membentuk perilaku tidak hanya 1. Untuk meningkatkan keberhasilan usaha
dipengaruhi oleh satu faktor saja, ternyata pembuatan tempe diperlukan keberanian
faktor lingkungan yang pada penelitian ini dalam inovasi baik produk, teknologi,
adalah iklim bisnis memiliki pengaruh dalam maupun pemasaran. Pengrajin tempe
membentuk perilaku wirausaha. Variabel harus mampu mencari informasi dan
yang dominan merefleksikan iklim bisnis peluang pasar untuk meluaskan pe-
pada usaha pembuatan tempe adalah masaran tempenya agar tidak hanya
kekompakan yang terjalin antara pengrajin terfokus pada satu pasar, sehingga
tempe serta kebijakan yang dibuat oleh usahanya akan berkembang.
pemerintah yang berkaitan dengan regulasi 2. Perlu adanya dukungan pemerintah
usaha dalam penentuan input. Hal ini dalam penentuan harga kedelai impor
dikarenakan pada industri tempe input yang yang digunakan sebagai bahan baku
digunakan adalah kedelai impor sehingga pembuatan tempe. Dengan adanya
peran pemerintah sangat diperlukan untuk kestabilan harga kedelai dapat memicu
menunjang keberhasilan usaha industri ini. motivasi pengrajin tempe untuk
meningkatkan produksi.
3. Selain itu, perlu adanya pengaktifan
SIMPULAN DAN SARAN kembali anggota koperasi tahu tempe
SIMPULAN Indonesia. Hal untuk mempermudah
para pengrajin tempe dalam memperoleh
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
input, memperoleh pelatihan dan
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
penyuluhan mengenai pengembangan
1. Adanya karakteristik wirusaha pada
usaha dan pembuatan tempe dengan
pelaku usaha mikro kecil, dan semakin
standar keamanan pangan yang baik. Hal
besar skala produksi maka karakteristik
ini sangat diperlukan untuk mening-
wirausahanya semakin kuat.
katkan kreativitas dan inovasi guna
2. Karakteristik wirausaha dan iklim bisnis
peningkatan kualitas produk yang
berpengaruh positif dan siginifikan
diproduksi.
Perilaku Kewirausahaan pada Usaha Mikro Kecil… Tita Nursiah, Nunung Kusnadi, dan Burhanuddin
156 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 3 No 2, Desember 2015); halaman 145-158
4. Penelitian ini memiliki keterbatasan pada Kellermanns FW, Floyd SW. 2008.An
ruang lingkupnya, perilaku kewira- Exploratory Study of Family Member
usahaan yang diteliti hanya pada sektor Characteristics and Involvement:
Effects on Entrepreneurial Behavior in
usaha mikro kecil pada pengrajin tempe
the Family Firm. In: Eds S.Family
di Bogor, Jawa Barat dan tidak dapat Business Review 2008.
digeneralisasikan untuk usaha mikro kecil
lainnya. Oleh karena itu, masih di- Kementrian Koperasi dan UKM .2012. Jumlah
Unit Usaha UMKM.
perlukan penelitian lain mengenai
www.depkop.go.id [diunduh: 8
perilaku kewirausahaan pada sektor
Agustus 2014]
usaha lainnya.
Mazzarol T,Volery T, Doss N, danThein V.
1999. Factors influencing small business
DAFTAR PUSTAKA start-ups. International Journal of
Entrepreneurial Behaviour and
Alma B. 2010. Kewirausahaan Edisi Revisi. Research 5 (2): 48-63.
Bandung: Alfabeta
Meredith GG, RE Nelson, dan PA Nick. 1996.
Bosma N, Wennekers S, Amorós JE. 2011. Kewirausahaan Teori dan Praktek.
Extended Report: Entrepreneurs and Dialih bahasakan oleh Andre
Entrepreneurial Employees Across the Asparsayogi. Jakarta: Pustaka Binaman
Globe. London (GB): Global Pressindo
Entrepreneurship Research
Association. Munandar, Utami, 1999. Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT
Burhanuddin. 2014. Pengaruh Aktivitas
Kewirausahaan Peternakan Ayam Penerbit Rineka Cipta.
Broiler Terhadap Pertumbuhan Praag CM. 2005. Successful Entrepreneurship.
Ekonomi.Disertasi Doktor .Sekolah United Kingdom : Edward Elgar
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Publishing Limited.
Bogor.
Puspitasari. 2013. Pengaruh Perilaku
Casson M, Yeung B, Basu A, Wadeson N. Kewirausahaan Petani Anggrek
2006. The Oxford Handbook of Terhadap Kinerja Usaha : Kasus di
Entrepreneurship. New York : Oxford Kecamatan Gunung Sindur dan
University Press Inc. Parung, Kabupaten Bogor, dan
Delmar, F.1996. Entrepreneurial Behavior and Kecamatan Serpong, Kota Tangerang
Business Performance [Dissertation]. Selatan [Tesis]. Bogor: Institut
Stockholm : Ekonomiska Forknings Pertanian Bogor.
Institute. Rente, Yohanes. 2010. Pengaruh Budaya Etnis
Dirlanudin. 2010. Perilaku Wirausaha dan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap
Keberdayaan Pengusaha Kecil Industri Kinerja Usaha Mikro Kecil Agribisnis.
Agro: Kasus di Kabupaten Serang Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,
Provinsi Banten [Disertasi]. Bogor : Vol. 12, No.2. September 2010: 133-141.
Institut Pertanian Bogor. Jakarta.
Dwijanto. 2006. Definisi Kreativitas Menurut Riyanti BP .2003. Kewirausahaan Dari Sudut
Para Ahli. Pandang Psikologi Kepribadian.
http://definisiahli.blogspot.com Jakarta : PT.Grasindo.
[diunduh: 8 Mei 2015] Sapar. 2006. Faktor-Faktor yang Berhubungan
Fugate D,Kirk C, Heriot, and Raja B. 2005. Dengan Perilaku Kewirausahaan
Microenterprises in the Kingdom of Pedagang Kaki Lima [Tesis]. Bogor:
Nepal:On the Path to Economic Institut Pertanian Bogor.
Development. Journal of Business.
Tita Nursiah, Nunung Kusnadi, dan Burhanuddin Perilaku Kewirausahaan pada Usaha Mikro Kecil…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 3 No 2, Desember 2015); halaman 145-158 157
Perilaku Kewirausahaan pada Usaha Mikro Kecil… Tita Nursiah, Nunung Kusnadi, dan Burhanuddin
158 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 3 No 2, Desember 2015); halaman 145-158
Tita Nursiah, Nunung Kusnadi, dan Burhanuddin Perilaku Kewirausahaan pada Usaha Mikro Kecil…