You are on page 1of 14

Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 123-136 123

KARAKTER WANITA WIRAUSAHA PADA INDUSTRI KECIL


KERUPUK KEMPLANG DI KABUPATEN OGAN ILIR

Oktaviana Miftakhuljanah1, Wahyu Budi Priatna2, dan Suharno2


1)Universitas Wahid Hasyim Semarang, dan Alumni Magister Sains Agribisnis, Departemen Agribisnis,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
2)Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

e-mail : 1)oktaviana.mj19@yahoo.com

ABSTRACT
Characters that exist in person of self-employment is one of the effort to improve the individual quality so
they can improve their business performance. Unique character in entrepreneurial women make them more
involved in the processing industry, though the business performance which they run have not increased.
The purpose of this study were to identify indicators that determine the psychological character of women
entrepreneurs, identify indicators that determine the individual character of women, and analyze the effect
of psychological character and the individual character of women entrepreneurs for business performance
in small-scale crackers kemplang industry in Ogan Ilir. Data were collected from 120 respondent, which
was taken through purposive sampling method. Data were analyzed using the approach of Structural
Equation Modeling (SEM). The results showed that psychological character has significant positive effect
on business performance. This suggests that the increased on character hardworking, disciplined, risk taker,
a visionary, innovative, confident and responsible will improve business performance on a small-scale
crackers kemplang industry in Ogan Ilir. So it is necessary to build of character with the involvement of
government through policy, training or school of character, as well as capital and facilities, and other
infrastructure that support this business activities.

Keywords: women entrepreneur, character of entrepreneur, fish crachers industry.

PENDAHULUAN melalui kewirausahaan Adanya karakter yang


unik dan khas dari seorang wanita, membuat
Kewirausahaan memiliki peranan yang
banyak wanita yang menjalankan kewira-
penting dalam penggerak pertumbuhan
usahaan. Menurut data Kementerian Koperasi
ekonomi. Indonesia adalah salah satu negara
dan UKM (2012), dari total kegiatan usaha
di Asia yang memiliki potensi untuk
mikro, kecil dan menengah (UMKM) di
meningkatkan kinerja usaha, terutama yang
Indonesia, 60,00% dikelola oleh wanita
berkaitan dalam bidang agribisnis. Karakter
wirausaha. Industri pengolahan makanan
yang ada pada diri wirausaha merupakan
adalah industri yang banyak dipilih wanita
salah satu upaya untuk meningkatkan kua-
wirausaha. Berdasarkan data Badan Pusat
litas individu sehingga mampu memperbaiki
Statistik (2014) industri pengolahan yang ada
kinerja usahanya. Adanya kesepakatan AEC
di luar Jawa masih tergolong rendah, meski-
(ASEAN Economic Community) membuat
pun pada tahun 2013 terjadi peningkatan
usaha maupun industri dalam bidang
yaitu sebanyak 4.168 usaha sedangkan di
agribisnis dituntut untuk berkarakter wira-
pulau jawa sebanyak 19.773 usaha.
usaha. Banyak orang yang mampu dan me-
Hal ini mendorong untuk dilakukannya
miliki keinginan untuk menjadi wirausaha,
peningkatan industri pengolahan di luar jawa
akan tetapi belum memiliki karakter wira-
yang bisa menjadikan wanita sebagai pelaku
usaha.
usahanya. Pulau sumatera menjadi salah satu
Wanita sebagai salah satu sumber daya
terget pemerintah dalam pengembangan
manusia yang dimiliki setiap negara, seharus-
industri pengolahan. Berdasarkan Badan
nya dijadikan sebagai salah satu mediator
Pusat Statistik (2014) Sumatera Utara menjadi
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
urutan pertama yang memiliki banyak wanita

Karakter Wanita Wirausaha pada Indutri Kecil… Oktaviana Miftakhuljanah, Wahyu Budi Priatna, dan Suharno
124 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 123-136

Tabel 1. Jumlah Wanita Berwirausaha Sendiri dan dibantu Buruh Tetap di Sumatera Tahun
2014
Berwirausaha Berwirausaha dibantu
Tahun Total (org)
sendiri (org) buruh tetap (org)
Aceh 1.214.151 13.499 137.650
Sumatera Utara 456.456 42.434 498.890
Sumatera Barat 186.003 20.049 206.052
Riau 172.299 13.373 185.672
Jambi 81.106 10.024 91.130
Sumatera Selatan 248.460 12.037 260.497
Bengkulu 53.326 9.975 63.301
Lampung 218.443 15.915 234.358
Sumber : BPS Indonesia, 2014

yang berwirausaha, sedangkan Sumatera salah satu industri rumah tangga yang
Selatan merupakan daerah terbesar kedua menjadi andalan bagi wanita wirausaha di
secara jelas dapat dilihat pada Tabel 1. Kabupaten Ogan ilir sebagai penumpu per-
Sumatera Selatan merupakan daerah ekonomian keluarga. Wanita diberbagai
yang terkenal sebagai penghasil produk negara memang memiliki potensi yang baik
pangan tradisional hasil pengolahan makanan dalam usaha di bidang pengolahan makanan.
berbasis ikan. Industri kerupuk kemplang Wanita memiliki bakat dan naluri yang alami
merupakan salah satu usaha yang telah untuk pengolahan makanan. Perkembangan
berkembang sejak lama di Provinsi Sumatera Industri Kecil Menengah (IKM) di Kabupaten
Selatan dengan kebanyakan skala usaha Ogan Ilir dalam beberapa tahun mampu
rumah tangga dan dilakukan oleh wanita bertahan dan dapat membantu pertumbuhan
wirausaha. perekonomian rakyat ditengah krisis ekonomi
Berkembangnya industri kecil ini meng- Berdasarkan data pada Tabel 2 terlihat
hasilkan penyerapan tenaga kerja yang cukup bahwa ada peningkatan total wirausaha, total
besar. Sebagai salah satu kabupaten yang ada produksi kerupuk kemplang dan wanita
di Sumatera Selatan, Kabupaten Ogan Ilir wirausaha yang melakukan industri kecil
menjadi salah satu kabupaten dengan potensi kerupuk kemplang. Industri kerupuk kem-
dalam menjalankan industri kecil kerupuk plang merupakan salah satu industri rumah
kemplang. Kabupaten Ogan Ilir menjadi tangga yang menjadi andalan bagi wanita
sentra pembuatan kerupuk kemplang selain wirausaha di Kabupaten Ogan ilir sebagai
di Palembang. Industri kerupuk kemplang penumpu perekonomian keluarga. Namun
yang dijalankan oleh wanita wirausaha Kementrian Pemberdayan Wanita dan
sebanyak 49,78% (Diskoperindag 2014). Perlindungan Anak (2012) menyatakan
Wanita wirausaha yang menjalankan kondisi wanita wirausaha mikro dan kecil saat
industri kecil kerupuk kemplang ini merupa- ini masih belum menggembirakan. Pada
kan wanita yang berasal dari suku asli Ogan industri di Kabupaten Ogan Ilir telah
Ilir. Industri kerupuk kemplang merupakan menjalankan usahanya bertahun-tahun, ada

Tabel 2. Total Wirausaha, Total Produksi Kerupuk Kemplang dan Total Wanita Wirausaha
Tahun 2011-2013 di Kabupaten Ogan Ilir
Berwirausaha sendiri Berwirausaha dibantu
Daerah Total (org)
(org) buruh tetap (org)
2010 207 308.000 105
2011 284 385.000 120
2012 357 495.000 155
2013 448 896.000 233
Sumber : Dinas Koperasi, UMKM, Industrian dan Perdagangan Kabupaten Ogan Ilir, 2014

Oktaviana Miftakhuljanah, Wahyu Budi Priatna, dan Suharno Karakter Wanita Wirausaha pada Indutri Kecil…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 123-136 125

beberapa kinerja usaha yang cenderung lahan merupakan downstream industry yang
stagnan. memiliki multiplier income sangat tinggi.
Maka untuk meningkatkan kinerja usaha Kebanyakan wanita wirausaha di
maupun mempertahankan kinerja usaha yang UMKM memilih industri manufaktur
telah baik, maka diketahui terlebih dahulu hal terdapat di kelompok-kelompok industri
yang mendasar sebelum melakukan usaha makanan dan minuman, tembakau, tekstil
yaitu karakter wirausaha. Fuad dan Bohari dan pakaian jadi, kulit dan produk-produk
(2011) serta Islam (2011) dalam penelitiannya mineral non logam. Hal ini dikarenakan
menunjukkan bahwa ada hubungan positif wirausaha pada industri manufaktur tidak
yang signifikan antara karakter psikologis memerlukan pendidikan yang tinggi atau
dan karakter individu dengan keberhasilan keahlian-keahlian khusus (Tambunan 2009).
kewirausahaan dalam kasus wanita wira- Wanita dimotivasi untuk membuka usaha
usaha Melayu pada Usaha Kecil dan karena ingin berprestasi dan adanya frustasi
Menengah di Malaysia. Kaur dan Singh (2013) dalam pekerjaan sebelumnya.
juga membagi karakter menjadi psikologis Karakter merupakan (Suryana 2013)
dna individu. suatu sifat khas yang melekat pada diri
Maka dari itu berdasarkan penjabaran seseorang atau objek. Karakter pada
tersebut pada penelitian ini akan meng- umumnya terlihat pada saaat wirausaha
identifikasi indikator yang menentukan melakukan komunikasi dengan relasi
karakter psikologis wanita wirausaha pada usahanya. Kuratko dan Hodgetts (2004)
industri kecil kerupuk kemplang di menjelaskan bahwa karakter terdiri dari
Kabupaten Ogan Ilir, mengidentifikasi indi- karakter personal (individu) dan karakter
kator yang menentukan karakter individu psikologis. Berdasarkan karakter kepribadian
wanita wirausaha pada industri kecil kerupuk pria memiliki keinginan yang lebih besar
kemplang di Kabupaten Ogan Ilir dan untuk merencanakan dan menetapkan tujuan
menganalisis pengaruh karakter psikologis untuk masa depan. Karakter antara pria dan
dan karakter individu wanita wirausaha wanita berisi semua perbedaan yang
terhadap kinerja usaha pada industri kecil signifikan dalam hal meraih prestasi pribadi
kerupuk kemplang di Kabupaten Ogan Ilir. (Miner 1997).
Basrowi (2011) serta Hasbullah dan
Sulaeman (2012) menjelaskan karakter
KERANGKA PEMIKIRAN psikologis wanita wirausaha yang penting
TEORITIS yaitu pekerja keras, mandiri, visioner,
bertanggung jawab, dan berpikir positif.
Wanita wirausaha adalah orang yang
Kuratko dan Hodgetts (2004) menambahkan
menerima peran yang menantang untuk
kreatif, kepemimpinan dan optimis. Karakter
memenuhi kebutuhan pribadinya dan
demografi menurut Cason et al. (2006) terdiri
menjadi mandiri secara ekonomi. Wanita
dari umur, pendidikan dan pengalaman.
wirausaha pada industri kecil kerupuk
Keberhasilan usaha adalah tujuan utama
kemlpang melakukan kegiatan usaha dari
dalam menjalankan sebuah usaha. Salah satu
sistem hulu, hilir, dan pemasaran. Akan tetapi
langkah untuk mengukurnya adalah dengan
penelitian ini lebih fokus pada kegiatan
melakukan penilaian kinerja. Penilaian kinerja
wanita wirausaha pada sub sistem hilir. Hal
sangat penting sebab selain digunakan
ini karena menurut Saragih (2010), sub sistem
sebagai ukuran keberhasilan, hal ini juga
ini merupakan sub sistem yang menjadi
dapat menjadi masukan untuk perbaikan atau
bagian besar dari dunia usaha di Indonesia
peningkatan kinerja suatau organisasi
mulai dari usaha mikro, rumah tangga, kecil-
(Riyanti 2003). Perbedaan dimensi yang
menengah, koperasi maupun usaha kor-
berbeda dari sumber daya manusia juga
porasi. Kegiatan pasca panen atau pengelo-
menjadi sangat penting ketika mencoba untuk

Karakter Wanita Wirausaha pada Indutri Kecil… Oktaviana Miftakhuljanah, Wahyu Budi Priatna, dan Suharno
126 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 123-136

menjelaskan kinerja wirausaha dalam hal karakter wirausaha terhadap kinerja usaha
kelangsungan hidup usaha (Cason et al., 2006). pada Gambar 2.
Kinerja adalah implementasi dari
rencana yang telah disusun sebelumnya. Kinerja
Implementasi kinerja ini akan dilakukan oleh
sumberdaya manusia yang memiliki Karakteristik
kemmapuan kompetensi, motivasi dan Lingkungan usaha
kepentingan (Wibowo 2012). Faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja dapat dilihat Proses
pada Gambar 1. pendirian

Karakteristik
individu kinerja psikologis
wirausaha

Gambar 2. Elemen Mempengaruhi Kinerja


Sumber: Kuratko dan Hodgetts, 2004
organisasi

Gambar 1. Diagram Kematis Teori Kinerja


Sumber: Gibson (1987) METODE
Penelitian ini dilaksanakan di empat
Berdasarkan diagram skematis tersebut
kecamatan yang ada Kabupaten Ogan Ilir
menurut Gibson (1987) bahwa kinerja bisa
yaitu kecamatan Indralaya, Indralaya Selatan,
dipengaruhi oleh faktor individu, faktor
Kecamatan Indralaya Utara dan Kecamatan
psikologis dan variabel organisasi. Pada
Tanjung Raja. Pemilihan lokasi dilakukan
penelitian ini yang akan dilihat adalah
secara sengaja dilakukan di ogan ilir melihat
karakter wirausaha dari sisi individu dan
dari kondisi wanita wirausaha yang
psikologis. Karakter wirausaha sangat erat
menjalankan industri kerupuk kemplang
pengaruhnya terhadap kinerja usaha. Cason et
merupakan orang lokal, sedangkan di daerah
al. (2006) menggambarkan karakter wanita
lain kebanyakan wanita wirausaha yang
wirausaha dan usaha responden, dianggap
menjalankan industri tersebut berasal dari
sebagai faktor yang menyebabkan keber-
suku yang berbeda-beda. Empat kecamatan
hasilan dalam studi longitudinal pertama dan
tersebut dipilih karena merupakan lokasi
terbesar di Amerika Serikat.
industri kecil kerupuk kemplang yang telah
Maka dari itu sangat penting untuk
mendirikan usaha lebih dari 3 tahun dan
mengetahui peranan karakter dalam mem-
merupakan lokasi yang memiliki jumlah
buat kinerja seorang wanita wirausaha men-
wanita wirausaha kerupuk kemplang ter-
jadi lebih baik. Psikologi menurut Dubrin
banyak. Kegiatan pengumpulan data dilaku-
(2002) jika dilihat dari segi kepercayaan diri,
kan pada bulan April hingga Agustus 2015.
motivasi, kreativitas, kedisiplinan mampu
Data yang digunakan dalam penelitian
meningkatkan produktivitas personal yang
ini adalah data primer dan data sekunder.
mempengaruhi kinerja. Venkatraman dan
Data primer diperoleh melalui pengisian
Ramanujam (1986) menyatakan bahwa ada
kuisioner lewat wawancara dengan respon-
tiga variabel yang diukur dalam kinerja usaha
den secara langsung. Data sekunder diperoleh
yaitu pertumbuhan penjualan, profit, dan
dari buku-buku literatur, tesis, jurnal,
pendapatan bersih. Pengukuran kinerja usaha
internet, data produksi perikanan dari Badan
diklasifikasikan sebagai produktivitas, kua-
Pusat Statistik Sumatera Selatan, data
litas, ketepatan waktu, sumber daya manusia,
produksi perikanan dari Dinas Perternakan
dan keuangan (Wibowo 2012). Kuratko dan
dan Perikanan Kabupaten Ogan Ilir, data
Hodgetts (2004) menggambarkan pengaruh
jumlah wirausaha, data jumlah wanita
wirausaha, serta data jumlah produksi

Oktaviana Miftakhuljanah, Wahyu Budi Priatna, dan Suharno Karakter Wanita Wirausaha pada Indutri Kecil…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 123-136 127

kerupuk kemplang dari Dinas Koperasi, Analisis yang digunakan pada penelitian
UMKM, Industrian, dan Perdagangan ini adalah untuk menjabarkan gambaran
Kabupaten Ogan Ilir. Metode pengumpulan umum usaha, karakter wanita wirausaha
data primer pada penelitian dilakukan yang terdiri dari karakter psikologis dan
dengan teknik wawancara dan pengisian karakter individu serta kinerja dari usaha itu
kuisioner secara langsung. Menurut Nasution yang diukur dengan jumlah tenaga kerja,
(2007). Kuesioner merupakan suatu metode pendapatan dan volume penjualan. Data yang
atau cara pengumpulan data dengan dianalisis secara deskriptif disajikan dalam
menggunakan suatu pertanyaan yang bentuk uraian secara naratif. Pada penelitian
diberikan kepada responden yang digunakan ini menggunakan analisis data dengan SEM,
untuk diisi oleh responden. model menggunakan pengukuran variabel
Teknik pengambilan sampel wanita laten eksogen dan endogen. Penggunaan
wirausaha di Kabupaten Ogan ilir yang dikarenakan SEM dapat menggambarkan
melakukan kegiatan industri kecil kerupuk semua hubungan diantara konstruk yang
kemplang dilakukan dengan menggunakan membangun model dalam suatu analisis. SEM
teknik purposive sampling. Kriteria sampel menetapkan prediksi dari variabel laten
dalam penelitian ini yaitu wanita wirausaha endogen oleh variabel-variabel laten eksogen.
yang melakukan usaha kerupuk kemplang Model SEM mempunyai karakter yang
dan usaha tersebut paling tidak telah berbeda dengan regresi biasa. Regresi pada
beroperasi minimal 3 tahun. Kriteria ini umumnya menspesifikasikan hubungan
dipilih agar dapat diketahui kecenderungan antara variabel-variabel teramati, sedangkan
kinerjanya (Wibowo 2012). Jumlah sampel pada model SEM, hubungan terjadi di antara
yang diambil sebanyak 120 wanita wirausaha. variabel-variabel tidak teramati (variabel
Pemilihan teknik ini dikarenakan ukuran laten), karakter utama SEM adalah sebagai
sampel yang digunakan untuk analis dengan berikut:
Structural Equation Model (SEM) adalah antara 1. SEM merupakan kombinasi teknik
100-200 (Wijanto 2008). analisis data multivariate interdependensi
dan dependensi, yaitu analisis faktor
ANALISIS DATA konfirmatori dan analisis jalur.
2. Variabel yang dianalisis adalah variabel
Data yang telah dikumpulkan akan
laten (konstruk), yaitu variabel yang
diolah lebih lanjut untuk mendapatkan hasil
tidak dapat diobservasi langsung tetapi
yang dijadikan jawaban dari permasalahan
diukur melalui indikator-indikator
penelitian. Data diolah secara kualitatif mau-
terukur atau variabel manifest.
pun kuantitatif. Analisis kualitatif mengguna-
3. SEM bertujuan bukan untuk menghasil-
kan metode deskriptif melalui pembuatan
kan model melainkan menguji atau
tabulasi frekuensi sederhana berdasarkan
mengkonfirmasikan model berbasis
jawaban responden. Data serta informasi
teori, yaitu model pengukuran dan
mengenai karakteristik responden dikelom-
model struktural. Menurut Wijanto
pokkan berdasarkan jawaban responden,
(2008), SEM terdiri dari dua komponen
ditabulasikan, dan dipersentasekan. Data
yaitu (1) model pengukuran (measure-
kuantitatif diolah dengan metode analisis
ment model) yang mengukur hubungan
Structural Equation Modelling (SEM) dengan
antara variabel laten dengan variabel
menggunakan software Lisrel 8.3. Pengolahan
manifestnya, dan (2) model struktural
data untuk tabulasi dilakukan dengan meng-
(structural model) yang menunjukan
gunakan alat bantu software komputer
hubungan kausal diantara variabel laten.
Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 17 untuk
Menguji model terdiri dari dua hal, (1)
uji validitas dan uji reliabilitas kuisioner yang
menguji kesesuaian model secara ke-
digunakan.
seluruhan (overall model fit test), peng-

Karakter Wanita Wirausaha pada Indutri Kecil… Oktaviana Miftakhuljanah, Wahyu Budi Priatna, dan Suharno
128 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 123-136

Tabel 3. Variabel Laten dan Variabel Manifest


Variabel laten Variabel manifes Rujukan
Karakter psikologis (X1) Pekerja keras (X1.1) Kao (1991); Miner (1997);
(Laten eksogen) Kuratko dan Hodgetts
(2004); Basrowi (2011);
Daniarti (2012); Hasbullah
dan Sulaeman (2012); Kaur
dan Singh (2013); Taleghani
et al. (2013); Hasan et al.
(2014).
Karakter psikologis (X1) Disiplin (X1.2) Miner (1997); Kuratko dan
(Laten eksogen) Pengendalian diri (X1.3) Hodgetts (2004); Basrowi
Keberanian mengambil (2011); Hasbullah dan
resiko (X1.4) Sulaeman (2012); Kaur dan
Visioner (X1.5) Singh (2013).
Berpikir positif (X1.6)
Inovatif (X1.7)
Mandiri (X1.8)
Percaya diri (X1.9)
Bertanggung jawab (X1.10)
Karakter individu (X2) Usia (X2.1) Cason et al. 2006); Kaur dan
(Laten eksogen) Pengalaman (X2.2) Singh (2013)
Pendidikan (X2.3)
Pelatihan (X2.4)
Kinerja usaha (Y) Jumlah tenaga kerja (Y.1) Venkatramandan
Pendapatan (Y.2) Ramanujam (1986); Kuratko
Volume penjualan (Y.3) dan Hodgetts (2004);

ujian ini dilakukan dengan mengguna- baik untuk mengukur variabel latennya. Uji
kan ukuran Goodness of Fit Test (GFT) dan validitas adalah pengujian analisis faktor
(2) menguji secara individual keber- berdasarkan variabel-variabel yang ada
maknaan (test of significance) hasil dalam penelitian. Variabel manifes diindikasi-
estimasi parameter model, pengujian ini kan oleh pertanyaan dan diberi skal 1-5 pada
dilakukan dengan menggunakan skala likert 1= sangat tidak setuju, 2 = tidak
statistik uji t. setuju, 3= Netral, 4= Setuju, 5= sangat setuju.
Berikut identifikasi dan rujukan dalam
Uji yang akan digunakan pada penelitian penggunaan variabel laten (eksogen dan
ini adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Uji endogen) serta variabel manifesnya, dapat
validitas dan uji reliabilitas dilakukan untuk dilihat pada Tabel 3.
mengetahui kualitas item-item pertanyaan Secara matematis, formulasi model
dari kuesioner yang akan digunakan dalam persamaan struktural dirumuskan sebagai
suatu penelitian. Hasil uji validitas dan berikut:
reliabilitas dari item pertanyaan tersebut akan 1. Model persamaan struktural
menentukan kualitas instrumen penelitian, 1 = 11 + 22 + 1...................................(1)
sehingga uji validitas dan reliabillitas ter-
hadap instrumen penelitian (kuisioner). Uji 2. Model pengukuran variabel laten eksogen
reliabilitas akan menunjukkan bahwa X1.1 = x1.1 ξ1 + 1.1 ................................. (2)
indikator-indikator memiliki konsistensi yang X1.2 = x1.2 ξ1 + 1.2 ................................. (3) 

Oktaviana Miftakhuljanah, Wahyu Budi Priatna, dan Suharno Karakter Wanita Wirausaha pada Indutri Kecil…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 123-136 129

X1.3 = x1.3 ξ1 + 1.3 ................................. (4) 2   = variabel laten eksogen karakter


X1.4 = x1.4 ξ1 + 1.4 ................................. (5) individu wanita wirausaha
X1.5 = x1.5 ξ1 + 1.5 ................................. (6) X1,1,..n = variabel indikator pada laten
eksogen
X1.6 = x1.6 ξ1 + 1.6 ................................. (7) 
X2,1,...n = variabel indikator pada laten
X1.7 = x1.7 ξ1 + 1.7 ................................. (8)  eksogen
X1.8 = x1.8 ξ1 + 1.8 ................................. (9)  x.1.2,.n = muatan faktor variabel indikator
X1.9 = x1.9 ξ1 + 1.9 ................................. (10)  pada laten eksogen
X1.10 = x1.10 ξ1 + 1.10 ......................... (11) y1,2.,n = muatan faktor variabel indikator
pada laten endogen 
X2.1 = x2.1 ξ2 + 2.1 ............................... (12)
,  = error pada model hubungan variabel
X2.2 = x2.2 ξ2 + 2.2 ............................... (13) 
indikator
X2.3 = x2.3 ξ2 + 2.3 ............................... (14) 
X2.4 = x2.4 ξ2 + 2.4 ............................... (15) Berdasarkan uraian variabel-variabel
laten dan variabel manifes di atas, berikut
3. Model pengukuran variabel laten endogen adalah diagram lintas model persamaan
Y1.1 = y1.1 1 + 1.1 .............................. (16) struktural yang akan digunakan (Gambar 3)
Y1.2 = y1.2 1 + 1.2 .............................. (17)

Dimana : HASIL DAN PEMBAHASAN


1 =  variabel laten endogen kinerja usaha  INDIKATOR KARAKTER PSIKOLOGIS
1  =  koefisien hubungan
 = koefisien hubungan model persamaan Karakter merupakan salah satu untuk
struktural  melihat ciri-ciri dari kewirausahan yang
 = komponen error  terdapat dalam diri seseorang. Karakter
1   = variabel laten eksogen karakter hanya berlaku dalam lingkungan sosial,
psikologis wanita wirausaha  Karakter merupakan nilai yang membangun

Gambar 3. Model Persamaan Struktural


Sumber: Gibson 1987; Kuratko dan Hodgetts 2004; Kaur dan Singh 2013

Karakter Wanita Wirausaha pada Indutri Kecil… Oktaviana Miftakhuljanah, Wahyu Budi Priatna, dan Suharno
130 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 123-136

moral seseorang. Karakter wirausaha me- penjualan menjadi lama. Pengeringan keru-
rupakan karakter yang melekat pada diri puk kemplang rata-rata memang dilakukan
wirausaha yang mampu meningkatkan dengan cara yang masih manual, sehingga
kualitas pribadinya. Pada penelitian ini sangat bergantung pada sinar matahari.
karakter wirausaha dibangun oleh dua Pengendalian diri merupakan salah satu
variabel yaitu karakter individu dan karakter indikator penting dalam karakter psikologis.
psikologis. Penelitian ini akan melihat Sebanyak 28,54% menjawab sangat setuju,
bagaimana karakter wirausaha pada kinerja 43,75% menjawab setuju. Walaupun mayo-
usaha. Kinerja usaha dibangun dengan ritas menjawab setuju, ada sebanyak 5,83%
variabel indikator, volume penjualan, jumlah menjawab tidak setuju dan 3,75% menjawab
tenaga kerja dan pendapatan. Model sangat tidak setuju, serta 18,13% menjawab
hubungan ketiga variabel laten yaitu karakter netral. Hal ini berdasarkan yang terjadi di
psikologis (X1), karakter individu (X2) dan lapangan masih ada responden yang belum
kinerja usaha (Y) dianalisis menggunakan mampu mengontrol dan mengelola ke-
SEM (Structural Equation Modelling). marahan serta emosinya dengan baik,
Pekerja keras menunjukkan kecen- responden masih belum mampu menghadapi
derungan karakter psikologis. Hal ini dapat hal buruk dengan tenang dan logis. Sehingga
dilihat dengan banyaknya responden yang terkadang hubungan baik dengan pegawai
menjawab setuju sebanyak 30,63% dan sangat dan pelanggan menjadi rusak. Meskipun
setuju sebanyak 29,38%, dan sisanya 21,67% responden beranggapan bahwa telah baik
menjawab netral, 10,83% menjawab tidak dalam mengontrol emosi.
setuju dan 7,50% menjawab sangat tidak Pengambil resiko memiliki kecen-
setuju. Responden menganggap pekerja keras derungan dalam karakter psikologis, hal ini
merupukan salah satu karakter psikologis ditunjukkan berdasarkan gambar bahwa ada
yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja sebanyak 38,83% responden yang menyata-
usaha, seperti jam kerja, tekun dan kegigihan, kan setuju, 23,67% menyatakan sangat setuju.
keterlibatan dalam kegiatan usaha, serta Pengambil resiko diukur dengan pertanyaan
bagaimana wanita wirausaha tersebut ber- asal modal usaha, respon terhadap perubahan
juang dalam merintis usahanya. Berdasarkan harga, respon terhadap peningkatan kapasitas
hasil dilapangan, wanita wirausaha memiliki usaha, respon terhadap penurunan per-
rata-rata bekerja sebanyak 8-10 jam. Jam kerja mintaan, dan jalan keluar yang dimiliki jika
normal yang ada di Indonesia adalah 8 jam. terjadi kegagalan. Wanita wirausaha berani
Responden menunjukkan kecenderung- mengambil resiko untuk melakukan usaha
an bahwa disiplin merupakan salah satu hampir setiap hari dengan resiko modal yang
karakter psikologis. Hal ini dapat dilihat sebagian merupakan pinjaman dalam bentuk
dengan banyaknya responden yang men- sagu, menghadapi cuaca, harga yang sering
jawab setuju 35.83%, yang menjawab sangat berubah dan mengalami peningkatan,
setuju sebanyak 30,21%. Disiplin ditunjukkan sedangkan permintaan terhadap kerupuk
dengan banyak wirausaha yang memulai kemplang pada saat-saat tertentu mengalami
usahanya sebelum pukul 05.00 WIB. Atau penurunan
rata-rata pukul 04.00 WIB. Hal ini sesuai Visioner menunjukkan jawaban kecen-
dengan peraturan dan jadwal usaha. derungan dalam variabel karakter psikologis.
Meskipun responden kebanyakan belum Hal ini ditunjukkan dengan jawaban
membuat aturan khusus dalam membentuk responden yang menyatakan setuju sebanyak
kedisiplinan pada diri responden. Apabila 41,88%, sangat setuju sebanyak 17,08% dan
responden memulai kegiatan usaha cukup sisanya menjawab netral sebanyak 20,83%,
siang, maka dalam proses pengeringan tidak setuju sebanyak 14,38% dan sangat tidak
kemplang akan mengalami kesulitan yang setuju sebanyak 5,83%. Visioner diukur
akan mengakibatkan proses pengepakan serta dengan pertanyaan seberapa banyak me-

Oktaviana Miftakhuljanah, Wahyu Budi Priatna, dan Suharno Karakter Wanita Wirausaha pada Indutri Kecil…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 123-136 131

mikirkan masa depan usaha, bagaimana ambil keputusan, serta tanggungjawabnya


perspektif kedepan terhadap usaha, jika terjadi kegagalan usaha. Kemandirian
keyakinan terkait permintaan produk, dan seharusnya menjadi panduan dalam ber-
keyakinan terkait peningkatan pelanggan. wirausaha. Mandiri dalam banyak hal adalah
Wanita wirausaha kerupuk kemplang kunci penting agar kita dapat menghindarkan
memang memikirkan masa depan usaha, dan ketergantungan dari pihak atas usaha kita
memiliki perspektif bahwa usaha tersebut (Saiman 2009).
akan maju, meski terjadi secara perlahan. Percaya diri memiliki kecenderungan
Berpikir positif menunjukkan jawaban yang menunjukkan bahwa percaya diri
responden yang belum ada kecenderungan. merupakan indikator yang mencerminkan
Ada 39,00% menjawab setuju, 18,70% karakter psikologis. Hal ini ditunjukkan
menjawab sangat tidak setuju. Akan tetapi dengan jawaban responden yang menyatakan
ada 22,17% yang menjawab netral, 15,50% setuju sebanyak 35,21% dan sangat setuju
menjawab tidak setuju dan 4,67% menjawab sebanyak 22,21%, sedangkan 23,96%
sangat tidak setuju. Hal ini sesuai realita di menjawab netral, 13,96% menjawab tidak
lapangan karena masih belum percaya pada setuju dan 4,17% menjawab sangat tidak
pegawai. Kepercayaan ini misalnya dalam setuju. Percaya diri ditunjukkan lewat
proses pembuatan kemplang. Pelaku usaha pertanyaan seberapa sering responden tampil
tidak akan sepenuhnya mempercayai kepada dihadapan orang banyak, bagaimana res-
pegawai, sehingga ikut terlibat sambil ponden percaya akan kemampuan dirinya,
memantau proses pembuatan kemplang. kemauan dalam menjalankan usaha, dan
Indikator berpikir positif diukur dengan keyakinan terhadap perkembangan usaha.
pertanyaan keuntungan usaha, seberapa Pelaku usaha memang memiliki percaya diri
besar keyakinan bahwa harapan usaha dapat yang besar sebagai wanita wirausaha. Salah
terpenuhi (belum banyak yang yakin dan satunya dengan memilih bertahan menjalani
percaya), kepercayaan pada pelanggan, usaha ini dalam waktu bertahun-tahun.
kepercayaan akan memiliki modal sendiri Bertanggung jawab menunjukkan jawaban
yang besar dan memadahi. responden yang menyatakan setuju sebanyak
Inovatif salah satu indikator yang 43,61% dan sangat setuju sebanyak 15,00%.
mencerminkan karakter psikologis. Hal ini Responden memang memiliki tanggung
ditunjukkan dengan jawaban responden yang jawab yang tinggi atas usahanya. Ber-
menjawab setuju sebanyak 26,17% dan sangat tanggung jawab digambarkan lewat per-
setuju sebanyak 13,67%. Inovatif diukur tanyaan berapa banyak tanggung jawab yang
dengan pertanyaan produk kemplang jenis dipegang, bagaimana keterlibatan dalam
baru yang dihasilkan, penggunaan pewarna kegiatan usaha, penanggungan resiko dan
dan kecap, ukuran kerupuk kemplang, laporan keuangan yang meski belum rapi
penggunaan teknologi baru serta percobaan namun sudah ada.
produk sebelum dijual ke pasar.
Mandiri menunjukkan belum adanya KARAKTER INDIVIDU
kecenderungan jawaban responden. Ada
Karakter individu dalam penelitian ini
35,42% yang menyatakan setuju dan 25,96%
terdiri dari usia, pengalaman, pendidikan dan
yang menyatakan sangat setuju, akan tetapi
pelatihan. Usia memiliki kecenderungan
masih ada 14,79% yang menyatakan tidak
sebagai indikator dari karakter individu, hal
setuju dan 6,04% yang menyatakan sangat
ini ditunjukkan dengan yang menjawab
setuju, serta 19,79% sisanya menyatakan
sangat setuju sebanyak 40,00%, akan tetapi
netral. Mandiri diukur melalui pertanyaan
ada 10,23% yang menjawab tidak setuju dan
apakah wirausaha menjalankan usaha sendiri,
5,00% yang menjawab sangat tidak setuju. Hal
ketergantungan terhadap organisasi, keter-
ini terjadi karena kebanyakan yang menjalan-
gantungan terhadap keluarga dalam meng-

Karakter Wanita Wirausaha pada Indutri Kecil… Oktaviana Miftakhuljanah, Wahyu Budi Priatna, dan Suharno
132 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 123-136

kan kegiatan usaha ini adalah bukan wira- jumlah tenaga kerja, pendapatan dan volume
usaha yang memiliki usia yang produktif, penjualan. umlah tenaga kerja menunjukkan
responden memiliki usia rata-rata di atas 40 jawaban responden yang setuju sebesar
tahun. Maka dengan usia yang sudah kurang 41,67% dan sangat setuju sebanyak 19,17%,
produktif lagi, maka akan sulit untuk sedangkan yang menjawab netral dan tidak
melakukan pembentukan karakter. setuju sebanyak 19,58% serta tidak ada yang
Pengalaman menunjukkan kecenderung- menjawab sangat tidak setuju. Tenaga kerja
an sebagai indikator karakter individu, hal ini terampil saat ini sulit untuk diperoleh dan
ditunjukkan dengan jawaban sangat setuju dipertahankan karena kurangnya pendidikan
sebanyak 40,42%, akan tetapi ada 9,58% yang dan pelatihan yang dapat menghasilkan
menjawab tidak setuju dan 10,83% yang tenaga terampil yang sesuai kebutuhan.
menjawab sangat tidak setuju. Maka artinya Pendapatan yang diperoleh oleh wira-
semakin lama usaha itu berjalan, maka akan usaha sifatnya naik turun tergantung jumlah
semakin sulit karakter dibentuk. Menurut pelangggan dan banyaknya yang dibuang.
Suryana dan Bayu (2013) kewirausahaan Meskipun begitu, besarnya pendapatan me-
bukan merupakan keahlian yang dilahirkan nunjukkan kecenderungan jawaban dengan
langsung melalui hasil dari lapangan. 53,33% respon menyatakan setuju dan 26,67%
Kewirausahaan memerlukan keahlian dan yang menyatakan sangat setuju, sedangkan
latihan selama bertahun-tahun. Pengalaman 17,08% lainnya menyatakan netral, terdapat
membentuk wirausaha menjadi pribadi yang 2.05% menjawab tidak setuju, dan 0,42%
lebih kuat terhadap segala resiko yang akan menjawab sangat tidak setuju. Volume pen-
dihadapi. Pendidikan memiliki kecenderung- jualan menunjukkan kecenderungan jawaban
an sebagai indikator karakter individu, dengan 41,25% menjawab setuju, 28,33%
dengan 32,08% menjawab setuju dan 29,17% menjawab sangat setuju, sedangkan yang
menjawab sangat setuju. Ada 30,00% yang menjawab netral sebanyak 24,58%, tidak
menjawab netral, 8,75% menjawab tidak setuju sebanyak 5.83% dan sangat tidak setuju
setuju dan 0,00% yang menjawab sangat tidak sebanyak 0,00%. Penurunan volume pen-
setuju. Hal ini menggambarkan bahwa jualan dialami sebagian wirausaha kerupuk
semakin tinggi pendidikan maka karakternya kemplang. Hal ini diakibatkan karena
akan semakin mudah dibentuk, sehingga kerupuk kemplang hanya menjadi kebutuhan
kinerja usahanya akan semakin baik. pangan tambahan.
Pelatihan memiliki kecenderungan jawaban
sebagai indikator karakter individu, dengan PENGARUH KARAKTER PSIKOLOGIS
jawaban setuju sebanyak 3,00% dan sangat DAN KARAKTER INDIVIDU TERHADAP
setuju sebanyak 12,92%, sedangkan yang KINERJA USAHA
menjawab netral sebanyak 37,08%, tidak Uji kecocokan model struktural di-
setuju sebanyak 15,00%, dan 0,00% menjawab lakukan dengan mengevaluasi kecocokan
sangat tidak setuju. Sehingga semakin sering keseluruhan model dengan ukuran Goodness
seorang wirausaha mengikuti pelatihan maka of Fit (GOF) antara data dengan model.
keahlian sumber daya manusia yang semakin Beberapa ukuran derajat kecocokan yang
baik. dapat digunakan secara saling mendukung
Kinerja usaha merupakan cerminan dari untuk memperlihatkan bahwa model secara
keberhasilan yang diperoleh oleh wirausaha keseluruhan sudah baik. Berdasarkan uji
dalam menjalankan usahanya. Salah satunya kecocokan diperoleh nilai yang menunjukkan
upaya yang dilakukan untuk meningkatkan uji validitas dan reliabilitas cukup baik (Tabel
kinerja adalah dengan memperbaiki diri 4). Reliabilitas konstruk pembentuk model
wirausaha tersebut, melalui karakter yang ada pengukuran dianalisis dengan menggunakan
di dalam diri wirausaha tersebut. Pada
penelitian ini kinerja dilihat berdasarkan

Oktaviana Miftakhuljanah, Wahyu Budi Priatna, dan Suharno Karakter Wanita Wirausaha pada Indutri Kecil…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 123-136 133

Tabel 4. Pengujian Reliabilitas Pengukuran


Variabel laten CR Reliabilitas VE Reliabilitas
Karakter psikologis 0,58 Cukup baik 0,40 Cukup baik
Karakter individu 0,43 Cukup baik 0,54 Baik
Kinerja usaha 0,39 Cukup baik 0,68 Baik

kriteria Construct reliability (CR) > 0,70 dan pada Gambar 4. Pada saat melakukan analisis
Variance extracted (VE) > 0,50. Structural Equation Model (SEM), adapun hal
Nilai loading factor yang lebih besar sama lain yang harus diperhatikan yakni nilai
dengan 0.50 untuk tiap indikator pada laten estimasi koefisien jalur atau biasa disebut
eksogen menunjukkan bahwa semua indi- sebagai loading factor. Loading factor merupa-
kator yang diujikan valid. Selain itu, setiap kan koefisien yang menunjukan kontibusi
variabel laten eksogen yang diujikan pada relatif dari setiap indikator dalam membentuk
desain analisis Structural Equation Model variabel laten eksogen (Wijanto 2008)
(SEM) memiliki tingkat reliabilitas yang Pengaruh antara indikator dan variabel
cukup baik. Hal tersebut dikarenakan nilai latennya atau antara variabel laten eksogen
construct reliability (CR) nya lebih dari sama dengan endogen dapat diketahui melalui uji-
dengan 0,70 atau mendekatinya, serta nilai t. Pada penelitian ini, uji-t yang dilakukan
variance extracted (VE) nya lebih dari sama adalah pengujian dengan tingkat signifikasi
dengan 0,50 atau mendekatinya. Berdasarkan 5,00 persen atau alpha sama dengan 0,05.
hasil pada tabel tersebut menunjukkan bahwa Suatu indikator ataupun variabel laten
validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan
sudah cukup baik. jika |t-hitung| > t-tabel (1,96). Hasil uji-t
Model struktural dalam analisis SEM untuk setiap indikator dan variabel laten
menjelaskan hubungan kausal antara variabel dalam desain analisis dapat dilihat pada
laten eksogen dan variabel laten endogen. Gambar 5. Nilai loading factor yang lebih besar
Dalam hal ini, model struktural yang sama dengan 0,50 untuk tiap indikator pada
diperoleh menjelaskan pengaruh antara laten eksogen menunjukkan bahwa semua
karakter psikologis dan karakter individu indikator yang diujikan valid. Variabel yang
terhadap kinerja usaha. Model struktural tidak valid dibuang kemudian dilakukan
berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat repisifikasi.

Gambar 4. Model Struktural dengan t-value

Karakter Wanita Wirausaha pada Indutri Kecil… Oktaviana Miftakhuljanah, Wahyu Budi Priatna, dan Suharno
134 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 123-136

Gambar 5. Struktur Model Estimasi

KONTRIBUSI INDIKATOR TERHADAP Keempat indikator tersebut antara lain usia,


VARIABEL KARAKTER PSIKOLOGIS pengalaman, pendidikan dan pelatihan.
Variabel karakter psikologis memiliki Diantara keempat indikator tersebut,
sepuluh indikator sebagai media pengukuran. pelatihan merupakan indikator yang memiliki
Kesepuluh indikator tersebut antara lain pengaruh terbesar dengan nila loading factor
pekerja keras, disiplin, pengendalian diri, yakni 0,92. Pelatihan meskipun jarang
pengambil resiko, visioner, berpikir positif, diadakan namun sangat mempengaruhi
inovatif, mandiri, percaya diri dan ber- bagaimana karakter seorang wirausaha dapat
tanggungjawab. Diantara kesepuluh indi- terbentuk dengan baik, karena dalam
kator tersebut, disiplin merupakan indikator melakukan kegiatan wirausaha tidak hanya
yang memiliki pengaruh terbesar dengan nilai dibutuhkan pendidikan secara normal namun
loading factor yakni 1,00. Disiplin memang satu terlebih keahlian (skill) yang harus dilatih
hal yang paling dipertimbangkan oleh wanita melalui pelatihan-pelatihan. Seluruh indi-
wirausaha dalam memperbaiki karakter kator memiliki pengaruh yang signifikan
psikologisnya. Hal ini ditunjukkan dengan terhadap variabel karakter individu. Hal itu
ketepatan para wanita wirausaha dalam dikarenakan |t-hitung|>t-tabel (1,96).
menjalankan kegiatan usahanya, yaitu rata- Namun ada indikator yang memilki pengaruh
rata di bawah pukul 05.00 WIB. Ada tiga yang negatif terhadap variabel karakter
indikator yang tidak memiliki pengaruh yang individu yaitu pengalaman.
signifikan terhadap karakter psikologis yaitu
pengendalian diri, berpikir positif dan PENGARUH KARAKTER WANITA
mandiri. Dan terdapat tujuh indikator yang WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA
memiliki pengaruh signifikan terhadap USAHA
variabel karakter psikologis. Hal itu Karakter wirausaha terdiri dari karakter
dikarenakan |t-hitung| > t-tabel (1,96). individu dan karakter psikologis, yang me-
rupakan konsep yang menjadi acuan dalam
KONTRIBUSI INDIKATOR TERHADAP menentukan variabel-variabel laten eksogen
VARIABEL KARAKTER INDIVIDU yang diujikan dalam desain analisis.
Variabel karakter individu memiliki Berdasarkan hasil terlihat bahwa terdapat
empat indikator sebagai media pengukuran. satu variabel laten eksogen yang memiliki

Oktaviana Miftakhuljanah, Wahyu Budi Priatna, dan Suharno Karakter Wanita Wirausaha pada Indutri Kecil…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 123-136 135

nilai koefisien konstruk dengan nilai positif. KESIMPULAN DAN SARAN


Variabel tersebut yaitu karakter psikologis,
KESIMPULAN
tanda positif menunjukkan bahwa indikator
berpotensi memiliki pengaruh terhadap 1. Kedisiplin yang tinggi menjadi indikator
peningkatan kinerja usaha. Hal tersebut yang paling menguatkan karakter psiko-
didukung oleh hasil |t-hitung| untuk logis wanita wirausaha, hal ini dilihat
variabel karakter psikologis yang lebih besar dari kekonsistenan wanita dalam
dari t-tabel (1,96) dengan nilai sebesar 6,82 menjalankan peraturan usaha.
dengan koefisiensi konstruk sebesar 0,32. 2. Pelatihan menjadi indikator yang paling
Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel menguatkan karakter individu, wanita
memiliki pengaruh signifikan terhadap beranggapan pelatihan penting dilaku-
kinerja usaha, sedangkan variabel karakter kan dalam wirausaha meskipun
individu tidak berpengaruh secara signifikan keikutsertaannya masih jarang karena
terhadap kinerja usaha. Peningkatan pada keterbatasan informasi.
variabel karakter psikologis akan mening- 3. Karakter psikologis berpengaruh lang-
katkan kinerja usaha. sung dan signifikan dalam meningkat-
Karakter psikologis memiliki pengaruh kan kinerja terutama pendapatan pada
langsung terhadap kinerja usaha, dan pe- industri kerupuk kemplang, sedangkan
ngaruh yang positif serta signifikan. Karakter karakter individu tidak memiliki
psikologis diukur berdasarkan indikator pengaruh yang signifikan.
pekerja keras, disiplin, pengendalian diri,
visioner, pengambil resiko, berpikir positif, SARAN
inovatif, mandiri, percaya diri, dan ber- 1. Kedisiplinan dapat lebih ditingkatkan
tanggung jawab. Karakter psikologis akan melalui penguatan aturan usaha pada
meningkatkan kinerja usaha kerupuk indusrti kerupuk kemplang.
kemplang. Karakter individu tidak berpe- 2. Peningkatan karakter psikologis dengan
ngaruh signifikan dengan koefisien pengaruh membuat kebijakan serta penguatan
sebesar 0,04. Jika ditinjau dari kondisi data, hukum yang tegas terkait dengan
hal ini dikarenakan persepsi responden industri kerupuk kemplang sehingga
mengenai karakter individu dianggap tidak membuat wirausaha lebih taat aturan.
terlalu bisa memperbaiki kinerja usaha. Hal Pengadaaan kelembagaan yang men-
ini sesuai dengan teori yang dinyatakan dukung usaha kerupuk kemplang seperti
bahwasanya dalam menentukan kinerja koperasi, LKM dan lain sebagainya yang
usaha atau keberhasilan usaha. mambbu memberi arahan adalm aturan-
Berdasarkan penelitian Briantino (2004), aturan wirausaha.
juga menunjukkan bahwa karakter individu 3. Pengadaan pelatihan dalam pem-
seperti usia, memang merupakan karakter bentukan karakter psikologis bagi para
yang tidak memiliki pengaruh terhadap wanita wirausaha yang disertai dengan
kepuasan kerja usaha. Keberhasilan seorang pendampingan.
pengusaha dalam mengelola usaha memang
tidak hanya dipengaruhi oleh faktor
banyaknya modal atau fasilitas yang tersedia, DAFTAR PUSTAKA
namun bagimana seorang wirausaha tersebut
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2014. Jumlah
memiliki jiwa kewirauahaan yang tercermin
Industri Pengolahan di Indonesia tahun
dalam karakternya. Faktor yang berada di
2009-2014. Indonesia.
luar diri wirausaha belum dapat menjamin
bahwa usahanya akan berhasil dalam jangka Basrowi. 2011. Kewirausahaan untuk
panjang. Perguruan Tinggi. Bogor (ID). Ghalia
Indonesia.

Karakter Wanita Wirausaha pada Indutri Kecil… Oktaviana Miftakhuljanah, Wahyu Budi Priatna, dan Suharno
136 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 123-136

Briantino Y. 2004. Analisi Karakter dan Profil [DISKOPERINDAG]. Dinas Koperasi,


Individu Serta Implikasinya terhadap UMKM, Industrian dan Perdagangan
Kepuasan Tim Kerja. [tesis]. Bogor (ID) Kabupaten Ogan Ilir. 2014. Wirausaha,
: Institut Pertanian Bogor. Wanita Wirausaha dan Produksi
Kerupuk Kemplang. Ogan Ilir.
Dinas Koperasi, UMKM, Industrian dan
Perdagangan Kabupaten Ogan Ilir. Kementrian Pemberdayan Wanita dan
2014. Wirausaha, Wanita Wirausaha Perlindungan Anak. 2012. Kebijakan
dan Produksi Kerupuk Kemplang. dan Strategi Peningkatan Produktifitas
Ogan Ilir. Ekonomi Wanita (PPEP). Deputi
Bidang Pengarusutamaan Gender
Dubrin JA. 2002. Individual and Bidang Ekonomi. Indonesia.
Organizational Effectiveness. United
States of America (US). Prentice Hall. Miner BJ. 1997. A Psychological Typology of
Successful Entrepreneurs. London
Cason M, Yeung B, Basu A, Wadeson N. 2006. (LN). Quorum Books.
The Oxford Handbook of
Entrepreneurship. New York (US). Nasution. 2007. Metode Research (Penelitian
Oxford University Press. Ilmiah). Jakarta (ID). Bumi Aksara.

Fuad N dan Bohari AM. 2011. Malay Women Riyanti DBP. 2003. Kewirausahaan dari Sudut
Entrepreneurs in the Small and pandang Psikologi Kepribadian.
Medium Sized ICT-Related Business: A Jakarta (ID). PT Grasindo.
Study on Need for Achievement.
International Journal of Business and Saragih B. 2010. Suara Agriusaha: Kumpulan
Social Science. 2(13):272-278. Pemikiran Bungaran Saragih. Jakarta
(ID). Permata Wacana Lestari.
Gibson JL. 1987. Organisasi, Perilaku,
Struktur, dan Proses. Jakarta (ID). Bina Suryana. 2013. Kewirausahaan : Kiat dan
Rupa Aksara. Proses Menuju Sukses. Jakarta (ID).
Salemba Empat.
Hasbullah R dan Sulaeman E. 2012.
Pembinaan Karakter Wirausaha Tambunan TTH. 2009. UMKM di Indonesia.
Mahasiswa melalui Metode Pelatihan Jakarta (ID). Ghalia Indonesia.
Softskills di Fakultas Ekonomi Uniska. Venkatraman N, Ramanujam V. 1986.
Jurnal Manajemen. 9(2):559-576. Measurement of Business Economic
Islam A. 2011. Effect of Entrepreneur and Firm Performance An Examination of
Characteristics on the Business Success Method Convergence. Cambrige (US).
of Small and Medium Enterprises Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja Edisi
(SMEs) in Bangladesh. International Ketiga. Jakarta (ID). Raja Grafindo
Journal of Business and Management. Persada.
6(3):289-299.
Wijanto SH. 2008. Structural Equation
Kaur G dan Singh S. 2013. Women Modelling dengan LISREL 8.8.
Entrepreneurs in India: Problems and Yogyakarta (ID). Graha Ilmu.
Prospects. Journal of Humanities and
Social Science. 1(1):Februari.

Kuratko FD, Hodgetts MR. 2004.


Entrepreneurship: Theory, Process and
Practice: Six Edition. South Western
(US). Thomson.

Kementerian Koperasi dan UKM. 2012.


Potensi Wanita Wirausaha. [Internet]
[diunduh 2014 Desember 31];
http://www.depkop.go.id

Oktaviana Miftakhuljanah, Wahyu Budi Priatna, dan Suharno Karakter Wanita Wirausaha pada Indutri Kecil…

You might also like