You are on page 1of 10

Jurnal Penyuluhan, Maret 2016 Vol. 12 No.

Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) Gula Aren di Kabupaten Lombok Barat

The Effect of Entrepreneurial Characteristics towards The Business Performance of Palm Sugar
Micro, Small and Medium Entreprises in West Lombok Regency

Ni Made Wirastika Sari1, Heny K. Suwarsinah2 , Lukman M. Baga 2


1)
Departemen Agribisnis, FEM, SPS IPB
2)
Staf Pengajar Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Manajemen IPB

Abstract

Entrepreneurs are inovators and drivers of development. Entrepreneurs play an important role in improving national growth.
The palm sugar MSMEs also absorbs much labor. This research aims analyze the effect of entreperenurial characteristics to-
wards the business performance of palm sugar MSMEs in the West Lombok Regency. In this research, entrepreneurial character-
istics consist of individual and psicological characteristics; whereas entrepreneurial competencies consist of managerial skill,
conceptual skill, social skill, decision making skill and time managerial skill; finally, business performance indicators consist
of profit and sales volume. This research used 120 data samples of palm sugar MSMEs that were collected through propotional
cluster sampling in the West Lombok regency from June 2015 until August 2015. The data were analyzed by SEM analysis with
LISREL 8,30 sofware. The result showed that both individual and psychological entrepreneurial characteristics significantly and
positively influenced business performace. However, these characteristics also significantly and negatively influenced entrepre-
neurial competencies, which reduced the positive impact in business performance.

Keywords: Business performace, characteristics, entrepreneurial, micro small and medium enterprises (MSMEs), palm sugar

Abstrak

Wirausahawan adalah inovator dan penggerak pembangunan. Wirausahawan memiliki peranan penting dalam meningkatkan
pembangunan suatu negara. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kin-
erja usaha pada unit UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat. Karakteristik kewirausahaan dalam penelitian ini dibedakan
menjadi karakteristik individual dan karakteristik psikologis, selanjutnya kompetensi kewirausahaan dilihat dari inidkator ke-
mampuan manajerial, kemampuan konseptual, kemampuan sosial, kemampuan membuat keputusan dan kemampuan mengatur
waktu. Kinerja usaha dilihat dari indikator keuntungan dan volume penjualan. Penelitian ini di lakukan pada bulan Juni 2015
hingga bulan Agustus 2015 di Kabupaten Lombok Barat. Data yang digunakan diperoleh dari hasil wawancara menggunakan
kuesioner. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 120 unit UMKM yang dipilih dengan teknik probability sampling secara
cluster sampling. Analisis data dilakukan menggunakan metode SEM dengan bantuan software LISREL 8,30. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa karakteristik kewirausahaan berpengaruh secara nyata dan positif terhadap kompetensi kewirausahaan
maupun kinerja usaha, namun karakteristik kewirausahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja usaha melalui
kompetensi kewirausahaan.

Kata kunci: Karakteristik, Kewirausahaan, kinerja usaha, usaha mikro kecil menengah (UMKM), gula aren

Pendahuluan ada dan mendorong tumbuhnya pengembangan


kewirausahaan. Peranan UMKM di Indonesia yaitu
Usaha mikro, kecil dan menengah (1) peningkatan kesempatan kerja, (2) pemerataan
(UMKM) merupakan bagian dari usaha nasional pendapatan, (3) pembangunan ekonomi pedesaan, (4)
yang berperan penting dalam mewujudkan tujuan peningkatan ekspor nonmigas dan (5) berkontribusi
pembangunan nasional. UMKM juga dapat terhadap peningkatan PDB (Tambunan, 2009).
dianggap sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi Tambunan (2009) menyebutkan karakteristik
nasional dan regional (daerah), karena berpotensi UMKM di Indonesia yaitu (1) jumlahnya sangat
dalam memberdayakan semua sumber daya yang banyak melebihi jumlah usaha besar dan tersebar
Korespondensi Penulis 51
E-mail: wirastikasari@gmail.com
Jurnal Penyuluhan, Maret 2016 Vol. 12 No. 1

diseluruh pelosok pedesaan, termasuk di wilayah- gula aren terus meningkat (Depperin, 2009). Salah
wilayah yang relatif terisolasi, (2) UMKM sangat satu wilayah di Indonesia yang merupakan sentra
padat karya sehingga UMKM mempunyai potensi UMKM gula aren adalah Kabupaten Lombok Barat.
pertumbuhan kesempatan kerja yang sangat besar, Kabupaten Lombok Barat merupakan wilayah sentra
(3) umumnya berbasis pertanian, (4) UMKM UMKM gula aren di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
menggunakan teknologi-teknologi yang lebih sesuai Jumlah UMKM gula aren di Kabupaten Lombok
terhadap proporsi faktor-faktor produksi dan kondisi Barat sebanyak 282 unit. Jumlah tenaga kerja yang
lokal yang ada, dan (5) Tingkat fleksibilitas yang diserap sebanyak 614 orang dengan nilai produksi
tinggi. pada tahun 2013 mencapai 6 456 milyar rupiah
UMKM menyediakan kesempatan kerja (Disperindag NTB, 2013).
yang sangat besar, sehingga UMKM di Indonesia Karakteristik kewirausahaan secara
memerlukan perhatian khusus agar dapat terus umum menggambarkan keunikan personal atau
tumbuh dan mengembangkan usahanya. Pemerintah psikologis seseorang yang terdiri dari dimensi
Indonesia menunjukkan perhatian dalam wujud nilai sikap dan kebutuhan. Nurhayati et al.,
nyata terhadap UMKM dengan mengeluarkan (2011) dalam penelitiannya berhasil menemukan
undang-undang nomor 20 tahun 2008 tentang bahwa karakteristik psikologis kewirausahaan
usaha mikro, kecil dan menengah. Undang-undang berpengaruh secara nyata dan positif terhadap
ini menjabarkan kriteria usaha mikro, kecil dan kompetensi kewirausahaan maupun kinerja
menengah. Isi undang-undang ini menyebutkan usaha. Hal ini menujukan pentingnya membangun
bahwa pemerintah dan pemerintah daerah akan karakteristik kewirausahaan karena karakteristik
menumbuhkan iklim usaha dengan menetapkan kewirausahaan sangat menentukan keberhasilan
peraturan perundang-undangan dan kebijakan usaha. Karakteristik kewirausahaan merupakan kunci
yang meliputi aspek (1) pendanaan, (2) sarana untuk memaksimalkan efisiensi dari penggunaan
dan prasarana, (3) informasi usaha, (4) kemitraan, faktor-faktor pengembangan daya saing ekonomi,
(5) perijinan usaha, (6) kesempatan berusaha, (7) memungkinkan UMKM memiliki pola pikir (mind-
promosi dagang dan (8) dukungan kelembagaan, set) yang lebih positif, membangun kesensitifan
serta pemerintah akan memfasilitasi pengembangan terhadap pasar dan penciptaan daya pikir kreatif.
usaha dalam bidang (1) produksi, (2) pemasaran, (3) Oleh sebab itu penelitian mengenai pengaruh
sumberdaya manusia dan (4) desain dan teknologi. karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja usaha
UMKM di Indonesia banyak bergerak di pada UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat
sektor pertanian. Sektor pertanian berperan penting dianggap penting untuk dilakukan. Permasalahan
sebagai penyedia bahan pangan bagi masyarakat dan dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh
bahan baku bagi industri. Kewirausahaan menjadi karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja usaha
solusi agar usaha di sektor pertanian dapat terus UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat.
berjalan. UMKM gula aren dikelola dalam bentuk Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh
kluster atau sentra untuk meningkatkan daya saing karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja usaha
produk dengan menekan biaya produksi dan biaya pada unit UMKM gula aren di Kabupaten Lombok
pemasaran gula aren. Gula aren yang dihasilkan Barat.
diharapkan akan lebih kompetitif dipasaran dan Metode Penelitian
memiliki daya saing lebih tinggi dibandingkan
Penelitian ini dilakukan di dua kecamatan
dengan produk sejenis (Kemenkop, 2008). Gula
di Kabupaten Lombok Barat yaitu Kecamatan
aren digunakan oleh masyarakat dan untuk bahan
Gunung sari dan Kecamatan Lingsar pada tiga desa
baku industri sebagai bahan pemanis makanan dan
berdasarkan pertimbangan bahwa pada ketiga desa
minuman. Gula aren diminati karena rasanya yang
tersebut terdapat UMKM dengan jumlah unit usaha,
manis dan memiliki aroma yang khas, sehingga
tenaga kerja, nilai investasi, kapasitas produksi
dapat menambah cita rasa bila ditambahkan dalam
dan nilai produksi terbesar di dua kecamatan yang
setiap minuman atau makanan. Keunggulan yang
menjadi lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan
dimiliki gula aren membuat permintaan terhadap
52
Jurnal Penyuluhan, Maret 2016 Vol. 12 No. 1

di Desa Kekait, Desa Karang bayan dan Desa ini dianalisis dengan metode SEM (Structural
Langko. Populasi dalam penelitian ini adalah 165 Equation Model) dengan program LISREL 8,30.
unit UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat. Tahapan prosedur SEM diawali dengan tabulasi data
Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan teknik hasil pengisisan kuesioner dengan menggunakan
probability sampling secara cluster sampling di MS Exel 2007, kemudian di analisis dengan metode
Kecamatan Gunung sari dan Kecamatan Lingsar di SEM dengan tahapan (1) spesifikasi model; (2)
Kabupaten Lombok Barat karena kedua kecamatan identifikasi model; (3) estimasi model; (4) uji
ini memiliki jumlah UMKM gula aren sebanyak 165 validitas dan reliabilitas; (5) uji kecocokan model
UMKM, dan total jumlah sampel yang digunakan dan (6) respesifikasi model.
dalam penelitian ini sebanyak 120 unit UMKM gula
Uji validitas dan reliabiltas
aren. Jumlah sampel dalam penelitian ini dipilih
dengan teknik probability sampling secara cluster Validitas model pengukuran dilihat berdasarkan
sampling di Kabupaten Lombok Barat estimasi t-value. Jika suatu variabel manifest/
Jumlah sampel sebanyak 120 unit UMKM indikator memiliki nilai t-value < 1,96, maka variabel
gula aren dalam penelitian ini akan dianalisis secara manifest/indikator tersebut tidak signifikan dan
kuantitatif menggunakan metode SEM. Penelitian dapat dihapuskan dari model. Hasil analisis model
ini menggunakan data primer dan data sekunder. pengukuran menun jukkan bahwa variabel manifest/
Data primer diperoleh dari hasil wawancara indikator pengalaman (X1.3) dengan nilai t-value
dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder 1,26 tidak signifikan hubungannya dengan tiga
diperoleh dari BPS NTB, Dinas Perindustrian dan manifest/indikator lainnya dalam merepresentasikan
Perdagangan NTB serta literatur lainnya yang dapat karakteristik individu dan indikator tersebut dapat
dijadikan bahan rujukan. Variabel yang digunakan dihapuskan dalam model.
dalam penelitian ini terdiri dari variabel laten dan Reliabilitas konstruk pembentuk model
variabel manifest (Tabel 1). Data dalam penelitian pengukuran dianalisis dengan menggunakan kriteria
Tabel 1 Variabel laten dan indikator penelitian penelitian

No Variabel Laten Variabel manifest /Indikator Sumber Acuan


1 Karakteristik individu (KI) 1. Usia (X1.1) Cason et al.,(2006); Muhara-
(laten eksogen) 2. Pendidikan (X1.2) stri (2013); Sumantri (2013).
3. Pengalaman (X1.3)
4. Kekosmopolitan (X1.4)
2 Karakteristik Psikologis(KP) 1. Pekerja Keras (X2.1) Kao (1991); Miner (1997);
(laten eksogen) 2. Percaya diri (X2.2) Kuratko dan Hodgress (2007);
Basrowi (2011); Daniarti
3. Disiplin (X2.3)
(2012); Hasbullah dan
4. Berani mengambil risiko (X2.4) Sulaeman (2012);
5. Toleransi terhadap ketidakpastian (X2.5)
6. Innovatif (X2.6)
7. Mandiri (X2.7)
8. Bertanggung jawab (X2.8)
3 Kompetensi Kewirausahaan 1. Kemampuan manajerial (Y1.1) Suryana (2003); Moeheriono
(KK) 2. Kemampuan konseptual (Y1.2) (2009); Nurhayati et al.,
(laten endogen) (2011); Isa ( 2013).
3. Kemampuan sosial (Y1.3)
4. Kemampuan membuat keputusan (Y1.4)
5. Kemampuan mengatur waktu (Y1.5)
4 Kinerja Usaha (KU) 1. Keuntungan (Y2.1) Venkatraman dan Rajamunjam
(1986); Kuratko dan Hodgerss
(laten endogen) 2. Volume penjualan (Y2.2) (2007); Muharastri (2013).

53
Jurnal Penyuluhan, Maret 2016 Vol. 12 No. 1

Tabel 2 Pengujian reliabilitas model pengukuran berbeda, responden wirausahawan UMKM


Variabel laten CR Reli- VE Reli- agroindustri gula aren di Kabupaten Lombok Barat
abili- abili- akan memberikan jawaban yang reliabel/konsisten.
tas tas Uji kecocokan model
Karakteristik 0,91 ≥ Baik 0,82 ≥ Baik
Uji kecocokan keseluruhan model dilakukan
individu(KI) 0,70 0,50
untuk mengevaluasi secara umum derajat kecocokan
Karakteristik 0,87 ≥ Baik 0,46 ≤ Cuk- (goodness of fit). Uji kecocokan model dengan SEM
psikologis(KP) 0,70 0,50 up tidak dapat ditentukan hanya dengan satu kriteria
baik kesesuaian. Hasil kesesuaian model persamaan
Kompetensi ke- 0,93 ≥ Baik 0,81 ≥ Baik struktural dapat dilihat nilai hasil uji RMSEA
wirausahan(KK) 0,70 0,50 (Root Mean square Error of Approximation) model
Kinerja usa- 0,81 ≥ Baik 0,69 ≥ Baik untuk mengetahui rata-rata perbedaan per degree of
ha(KU) 0,70 0,50 freedom yang diharapkan terjadi dalam populasi dan
bukan pada sampel.
construct reliability (CR) ≥ 0,70 dan variance Nilai RMSEA ≤ 0,05 menandakan close
extracted (VE) ≥ 0,50. Berdasarkan pengujian fit, sedangkan 0,05 < RMSEA ≤ 0,08 menujukan
reliabilitas model pengukuran, pengujian reliabilitas good fit (Brown dan Cuedeck, 1993) dan Mc
model pengukuran (Tabel 2), seluruh variabel laten Callum (1996) menambahkan bahwa nilai RMSEA
memiliki nilai CR dan VE yang mendukung reliabitas antara 0,08 sampai 0,10 menujukan marginal fit.
yang baik. Nilai CR dan VE yang baik menunjukkan Nilai RMSEA dalam penelitian ini sebesar 0,081
bahwa indikator-indikator yang digunakan dalam mengindikasikan model cukup baik (marginal fit).
penelitian memiliki kekonsistenan tinggi, sehingga Nilai GFI (Goodness of Fit Index) merupakan
jika dilakukan penelitian ulang pada waktu yang suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar

Tabel 3 Hasil kesesuaian model persamaan struktural berdasarkan ukuran kecocokan absolut
Ukuran Goodness of Fit (GOF) Tingkat kecocokan yang Hasil Keterangan
bisa diterima
RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) RMSEA ≤ 0,08 RMSEA 0,081 Marginal fit
good fit ,
RMSEA < 0,05 adalah close
fit.
GFI (Goodness of Fit Index) GFI ≥ 0,90 good fit, se- 0,92 Good fit
dangkan 0,80 ≤ GFI < 0,90
marginal fit.
RMR (Root Mean Square Residual) RMR ≤ 0,05 adalah good fit. 0,12 Poor fit
NFI (Normed Fit Index) NFI ≥ 0,90 good fit, se- 0,86 Marginal fit
dangkan 0,80 ≤ NFI < 0,90
marginal fit.
AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) AGFI ≥ 0,90 good fit, 0,88 Marginal fit
sedangkan 0,80 ≤ AGFI <
0,90 marginal fit.
AIC (Akaike Information Criterion) Nilai positif lebih kecil 346,56 Good fit
menunjukkan parsimoni
lebih baik, dekat dengan
AIC saturated
CAIC (Consistent Akaike Information Criterion) Nilai positif lebih kecil 573,02 Good fit
menunjukkan parsimoni leb-
ih baik., dekat dengan CAIC
saturated

54
Jurnal Penyuluhan, Maret 2016 Vol. 12 No. 1

model mampu menerangkan keragaman data. Nilai UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat
GFI model telah sesuai dengan kriteria baik (good paling banyak dikelola dalam skala usaha mikro
fit) dengan nilai sebesar 0,91. Nilai hasil uji RMR (98.33%). UMKM dijalankan tanpa menggunakan
(Root Mean Square Residuan) adalah rata-rata antara tenaga kerja (98.33%) karena usaha yang dijalankan
matrik teramati dan hasil estimasi. Nilai RMR dalam dalam skala usaha mikro dengan kapasitas produksi
penelitian ini sebesar 0,12 ini menunjukkan kurang kecil. Responden dalam penelitian ini telah
baik (poor fit). Nilai NFI (Normed Fit Index) model menjalankan usaha selama 11-15 tahun (38.33%).
sebesar 0,84 termasuk dalam kategori cukup baik Hal ini menunjukkan responden telah berpengalaman
(marginal fit). Nilai AGFI (Adujusted Goodness-of- dalam menjalankan UMKM gula aren, baik dari
fit Index) adalah perluasan dari GFI yang disesuaikan proses pembuatan gula aren hingga pemasaran gula
dengan rasio antara degree of freedom dari null/ aren. Wirausaha gula aren di Kabupaten Lombok
independence model dengan degree of freedom dari Barat yang menjadi responden dalam penelitian ini
model yang dihipotesiskan atau diestimasi (Joreskog seluruhnya (100%) memulai usaha dengan modal
dan Sorbom 1989). Nilai AGFI dalam model ini sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa responden
sebesar 0,87 ini menujukan cukup baik (marginal dalam penelitian ini mandiri dalam menjalankan
fit). Nilai AIC (Akaike Information Criterion) model usahanya dan tidak ingin terikat dengan lembaga
sebesar 386,55 menunjukkan kategori baik (good pembiayaan atau pihak lain.
fit) dan nilai CAIC (Consistent Akaike Information Analisis Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan
Criterion) model menunjukkan kategori baik (good terhadap Kinerja Usaha
fit). Berdasarkan tujuh ukuran uji kecocokan model,
satu kriteria menunjukkan hasil kurang baik (poor Analisis SEM dalam penelitian ini dilakukan
fit), tiga kriteria menunjukkan hasil cukup baik dengan pendekatan one step, yaitu dengan
(marginal fit) dan tiga kriteria menunjukkan hasil membentuk model SEM full/hybrid. Model SEM
baik (good fit) dengan data yang ada maka dapat full/hybrid yaitu gabungan antara dua model
ditarik kesimpulan bahwa model dalam penelitian pengukuran dan model struktural. Gabungan model
ini relatif memiliki tingkat kecocokan yang baik pengukuran dan model struktural diestimasi secara
(good fit) (Tabel 3). simultan dalam sebuah analisis tunggal. Hal ini
sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis
Hasil dan Pembahasan pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap
kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok
Barat.
Karakteristik Responden
Model pengukuran menunjukkan hubungan
Responden dalam penelitian ini berjumlah 120
antara variabel laten dengan variabel manifest/
orang. Dari 120 orang tersebut, terdapat beberapa
karakteristik yang menonjol yaitu jenis kelamin
didominasi oleh laki-laki (96,67 %), usia responden Tabel 4 Hubungan antar variabel laten
terbanyak berada pada rentang usia 40-49 tahun Muatan
Hubungan antar variabel laten t-value
(39,17%) dan tingkat pendidikan terbanyak hingga faktor (γ,β)
setingkat SD (74.17%). Hal ini menunjukkan tingkat Karakteristik Kompetensi 0,06 2,23*
pendidikan responden termasuk kategori rendah. individu (KI) kewirausahaan
(KK)
Tingkat pendidikan yang rendah menggambarkan
Karakteristik Kompetensi 0,71 15,34*
tingkat kemajuan dan kemampuan sumber daya psikologis (KP) kewirausahaan
manusia yang relatif rendah. Wirausaha yang (KK)
pernah mengikuti pelatihan hanya 0.83%. Hal ini Karakteristik Kinerja usaha 0,10 2,66*
menujukkan masih kurangnya perhatian pemerintah individu (KI) (KU)
terhadap wirausaha UMKM gula aren di Kabupaten Karakteristik Kinerja usaha 0,27 3,01*
psikologis (KP) (KU)
Lombok Barat dengan cara memberikan pelatihan-
Kompetensi Kinerja usaha -0,20 -1,90
pelatihan yang dapat menunjang kompetensi (KU)
wirausaha untuk meningkatkan kinerja usahanya. Keterangan : *signifikan pada taraf 5%

55
Jurnal Penyuluhan, Maret 2016 Vol. 12 No. 1

Gambar 1 Diagram lintas model SEM berdasarkan estimasi T-value


(setelah direspesifikasi)

indikatornya dan seberapa kuat variabel

Gambar 2 Diagram lintas model SEM berdasarkan estimasi Standardized


Solution (setelah direspesifikasi)
56
Jurnal Penyuluhan, Maret 2016 Vol. 12 No. 1

manifest/indikator dalam mengukur setiap variabel bernilai negatif, diartikan adanya penurunan manfaat
latennya. Model struktural menunjukkan pengaruh terhadap kinerja usaha terhadap UMKM gula aren
variabel laten eksogen (karakteristik kewirausahaan) akibat adanya kompetensi kewirausahaan.
terhadap laten endogen (kompetensi kewiraushaan Kinerja usaha pada UMKM gula aren
dan kinerja usaha). Hubungan tersebut digambarkan di Kabupaten Lombok Barat secara signifikan
dalam path diagram. Nilai loading factor digunakan dipengaruhi oleh karakteristik individu dengan
untuk mengukur besarnya kemampuan variabel nilai muatan faktor yang positif (β= 0,10) dan
manifest/indikator dalam model SEM dan untuk karakteristik psikologis dengan nilai muatan faktor
mengukur keeratan hubungan antar variabel laten yang positif (β=0,27). Nilai muatan faktor hubungan
dalam model SEM dengan estimasi standardized karakteristik psikologis terhadap kinerja usaha lebih
solution. besar dan bernilai positif. Hal ini menunjukkan
Nilai loading factor berdasarkan hasil karakteristik psikologis lebih kuat mempengaruhi
kinerja usaha.
estimasi standardized solution (Gambar 1) dan
Kompetensi kewirausahaan pada UMKM
nilai loading factor berdasarkan hasil estimasi
gula aren di Kabupaten Lombok Barat secara
t-value (Gambar 2) yang dirangkum dalam Tabel 4
signifikan dipengaruhi oleh karakteristik individu
menunjukkan dari lima hubungan yang dianalisis dengan nilai muatan faktor yang positif (γ= 0,06)
terdapat empat hubungan yang siginifikan dan satu dan karakteristik psikologis dengan nilai muatan
hubungan yang tidak signifikan. Hal ini berarti faktor yang positif (γ=0,71) (Tabel 5). Nilai
tinggi rendahnya kinerja usaha wirausahawan dari muatan faktor hubungan karakteristik psikologis
UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat tidak terhadap kompetensi kewirausahaan lebih besar dan
dipengaruhi oleh kompetensi kewirausahaan (KK). bernilai positif. Hal ini menunjukkan karakteristik
Nilai muatan faktor hubungan antara kompetensi psikologis lebih kuat mempengaruhi kompetensi
kewirausahan (KK) dengan kinerja usaha (KU) kewirausahaan.

Tabel 5 Koefisien pengaruh dan signifikansi variabel karakteristik kewirausahaan, kompetensi


kewirausahaan dan kinerja usaha (setelah direspesifikasi)
Indikator /indikator Variabel laten Loading Factor T-Hitung

Usia (X1.1) 0,83 11,79*


Karakterisitik
Pendidikan (X1.2) 0,96 15,47*
individu
Kekosmopolitan (X1.4) 0,85 12,69*
Pekerja keras (X2.1) 0,59 6,96*
Percaya diri (X2.2) 0,80 10,13*
Displin (X2.3) 0,63 9,05*
Berani mengambil risiko (X2.4) Karaktersitik 0,45 9,89*
Toleransi terhadap ketidakpastian (X2.5) Psikologis 0,86 14,24*
Innovatif (X2.6) 0,53 11,61*
Mandiri (X2.7) 0,65 14,88*
Bertanggung jawab (X2.8) 0,79 15,16*
Kemampuan manajerial (Y1.1) 0,79 13,52*
Kemampuan konseptual (Y1.2) Kompetensi 0,81 8,36*
kewirausahaan
Kemampuan sosial (Y1.3) 0,94 10,15*
Kemampuan membuat keputusan (Y1.4) 0,91 9,41*
Kemampuan mengatur waktu (Y1.5) 0,76 8,48*
Keuntungan (Y2.2) 0,95 3,77*
Kinerja usaha
Volume penjualan (Y2.3) 0,63 1,99*
Keterangan: * signifikan pada taraf 5 %

57
Jurnal Penyuluhan, Maret 2016 Vol. 12 No. 1

Koefisien hasil estimasi model menunjukkan pengusaha lain bila menghadapi masalah dalam
hubungan antar variabel yang diinterpretasikan bisnisnya. Wirausaha dengan kemampuan sosial
untuk menggambarkan keeratan hubungan antar yang tinggi mampu berkomunikasi dengan sesama
variabel. Jika nilai T hitung > T Tabel dengan taraf wirausaha UMKM gula aren untuk saling bertukar
5 persen (T Tabel= 1,96), artinya suatu variabel pikiran dan pengalaman dalam menjalankan
berpengaruh nyata atau signifikan terhadap variabel usaha. Kemampuan sosial yang tinggi juga dapat
lainnya. meningkatkan hubungan baik wirausaha dengan
Kontributor terbesar untuk variabel laten wirausaha lain dan pembeli, sehingga dapat
karakteristik individu adalah variabel manifest memperluas jaringan pertemanan wirausaha.
pendidikan (X1.2) dengan nilai loading factor Kinerja usaha merupakan suatu ukuran
sebesar λ=0,96. Tingkat pendidikan dalam penelitian usaha yang dijalankan oleh wirausaha berhasil atau
ini dilihat dari persepsi tertinggi responden pada sukses. Kinerja usaha terdiri dari variabel manifest
pernyataan seorang pengusaha harus bisa membaca keuntungan (Y2.1) dan volume penjualan (Y2.2)
dan menulis. Pengusaha yang mampu membaca dan keduanya berpengaruh terhadap kinerja usaha.
dan menulis dapat lebih mudah memperoleh Hal ini sesuai dengan pendapat Amstrong (2004)
informasi untuk meningkatkan usahanya dengan yang menyatakan bahwa kinerja usaha dapat diukur
banyak membaca. Kemampuan menulis berguna menggunakan indikator peningkatan keuntungan
untuk pengusaha dalam menulis catatan keuangan dan penjualan. Variabel manifest keuntungan
sederhana dalam menjalankan usaha yang dimiliki. berkontribusi paling besar terhadap kinerja
Variabel manifest karakteristik psikologis usaha (λ=0,95). Keuntungan dalam penelitian ini
seluruhnya signifikan berpengaruh terhadap dilihat dari persepsi tertinggi responden terhadap
karaktersitik psikologis dan keseluruhan dan pernyataan bahwa keuntungan bulan ini meningkat
signifikan berpengaruh terhadap variabel laten dibandingkan bulan lalu. Responden berpendapat
kinerja usaha. Kontributor terbesar untuk variabel seperti itu karena saat penelitian dilakukan bertepatan
laten karakteristik psikologis adalah variabel dengan bulan puasa. Saat bulan puasa terjadi
manifest toleransi terhadap ketidakpastian (X2.5) peningkatan permintaan gula aren oleh masyarakat
dengan nilai loading factor sebesar λ=0,86. untuk membuat berbagai makanan serta minuman
Toleransi terhadap ketidakpastian dalam penelitian berbahan dasar gula aren. Peningkatan permintaan
ini dilihat dari persepsi tertinggi responden ini tidak didukung dengan peningkatan bahan baku
pada pernyataan ciri pengusaha sukses adalah untuk membuat gula aren, sehingga wirausaha
yang mampu beradaptasi dengan situasi sulit. tidak dapat meningkatkan jumlah gula aren yang
Ketidakpastian merupakan sesuatu yang tidak diproduksi. Peningkatan permintaan gula aren yang
bisa diprediksi terjadinya. Seorang pengusaha tidak didukung dengan ketersediaan pasokan gula
dalam menjalankan usahannya selalu dekat dengan aren dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
ketidakpastian. Pengusaha yang sukses adalah seluruh permintaan pasar menyebabkan wirausaha
yang mampu bertahan, tidak mudah menyerah dan mengambil kesempatan dengan menaikan harga
mampu beradaptasi menghadapi situasi sulit dengan untuk meningkatkan keuntungan usahanya.
melakukan perubahan-perubahan dalam usahanya. Kesimpulan
Kompetensi kewirausahaan mencerminkan
pengetahuan, kemampuan, keterampilan yang relatif Karakteristik kewirausahaan UMKM gula
dapat dipelajari dan ditingkatkan serta relatif dapat aren di Kabupaten Lombok Barat dibedakan menjadi
lebih mudah diamati. Kontributor terbesar untuk karakteristik individu dan karakteristik psikologis.
variabel laten kompetensi kewirausahaan adalah Karakteristik kewirausahaan baik itu karaktersitik
variabel manifest kemampuan sosial dengan nilai individu maupun karakteristik psikologis berpengaruh
loading factor sebesar λ=0,94. Kemampuan sosial positif dan signifikan terhadap kinerja usaha. Hal
dalam penelitian ini dilihat dari persepsi tertinggi ini menunjukkan pentingnya untuk membangun
responden pada pernyataan ciri seorang wirausaha karakteristik kewirausahaan karena karakteristik
sukses yaitu seseorang yang berkonsultasi dengan kewirausahaan menentukan keberhasilan usaha.
58
psychological determinants. Inggris (GB):
Daftar Pustaka Journal of Economic Psychology.

[BPS] Badan Pusat Statistik NTB. 2013. Hasbullah R, Sulaeman E. 2012. Pembinaan
Pertumbuhan PDB UMKM 2009-2012. NTB Karakter Wirausaha Mahasiswa Melalui
(ID): BPS. Metode Pelatihan Soft skill di Fakultas
Ekonomi Uniska. Banjarmasin (ID): Jurnal
[Depperin] Departemen Perindustrian Jakarta. Manajemen.
2009. Roadmap Industri Gula. Jakarta (ID):
Departemen Perindustrian. Henderson J. 2002. Building The Rural Economy
with high-growth Entrepreneurs. Economic
[Kemenkop] Kementrian Koperasi dan UMKM. Review-Federal Reserve Bank of Kansas City
2008. Kajian Efektifitas Model Pertumbuhan 87 (3).
Klaster Bisnis UMKM Berbasis Agribisnis.
Jakarta (ID): Kementrian Koperasi dan UMKM Hofstede G. 1991. Culture and Organizations :
Software of the mind. New York (US): Mc-
Amstrong M. 2004. Performance Management. Graw Hill.
Yogyakarta (ID): Tugu Publisher.
Isa M. 2013. Analisis Kompetensi Kewirausahaan,
Basrowi. 2011. Kewirausahaan Untuk Perguruan orinetasi Kewirausahaan, Dan Kinerja Industri
Tinggi. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. Mebel. Surakarta (ID): BENEFIT Jurnal
Bloodgood JM, Spienza HJ., Carsrud A. 1995. Manajamen dan Bisnis.
The Dynamics of New Business Start-us. Kao. 1991. The Entrepreneur. USA (US): Harvad
Connecticut (US): Jurnal Agribisnis Indonesia business School.
Press.
Kaur G dan Singh S. 2013.Women Entrepreneurs in
Cassons M. 2006. The Oxford Handbook of India (IN): Problems and Prospects. Journal of
Entrepreneurship. New York (NY): Oxford Humanities and Social Science 1(1).
University Press.
Kirzner IM.1978. Competition and Entrepreneurship.
Chamorro TP. 2005. Personality and Intellectual Chicago (US): Chicago University Press.
Competence. New Jersey (US): Lawrence
Erlbaum Associates. Krisnamurthi B. 2001. Agribisnis. Bogor (ID):
Yayasan Pengembangan Sinar Tani
Danarti. 2012. Analisis Potensi dan Kebutuhan
Pengembangan Kewirausahaan di Pusat KTM Kuratko FD, Hogetts MR. 2007. Entrepreneurship:
Telang. Jakarta (ID): Kementrian Tenaga Kerja Theory, Process and Practice. Canada (US):
dan Transmigrasi. Thomson South-Western.

Darya P. 2012. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Kustiari T, Sumiardjo, Slamet M, Tjitropranoto.


dan Karakteristik Kewirausahaan terhadap 2012. Pengaruh Efektifitas Penyuluhan
Kompetensi Usaha dan Kinerja Usaha Mikro Terhadap kompetensi Pembudidaya Rumput
Kecil di Kota Balikpapan. Balikpapan (ID): laut Polikultur di Perairan Pantai Utara Pulau
Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. Jawa. Bogor (ID): Jurnal Sosek Kelautan dan
Perikanan.
Daryanto A. 2004. Keunggulan Daya Saing dan
Teknik Identifikasi Komoditas Unggulan dalam Mappigau DP. 2012. Entreprenurial Quality of
Mengembangkan Potensi Ekonomi Regional. Smale Scale (SMEs) Broiler Farming with
Bogor (ID): AGRIMEDIA. Manajemen Bisnis Independent Bussiness Model In Maros
IPB 2(9). District of South Sulawesi Provincy, Indonesia
(ID): Hasanuddin University.
Goethner MM, Obschonka RK., Silbereinsen,
and Cantner U. 2012. Scientist transition to Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis
academic entrepreneurship: Economic and Kompetensi. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.

59
Muatif K, Sugihen BG, Susanto D, Asngari PS. Kota Tangerang Selatan [Tesis]. Bogor (ID):
2008. Kompetensi kewirausahaan peternak sapi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
perah, kasus peternak sapi perah di Kabupaten Bogor.
Bandung Jawa Barat. Bandung (ID): Jurnal Richards ST, S.L. Bulkley. 2007. Agricultural
Penyuluhan. entrepreneurs: the first and the forgotten?.
Muharastri Y. 2013. Karakteristik Wirausaha, New York (GB): The Hudson Institute, Center
Kompetensi Kewirausahaan dan Kinerja for Employment Policy.
Usaha Peternakan Sapi Perah di KTTSP Kania Robbins L. 1932. The Nature and Significance of
Bogor. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Economic Science. London (GB): Macmillan.
Bogor.
Saragih B. 2010. Suara Agribisnis: Kumpulan
Nurhayati P, Heny KS., Tintin S., Yanti NM. Pemikiran Bungaran Saragih. Jakarta (ID):
2012. Analisis Pengaruh Karakteristik PT Permata Wacana Lestari.
Kewirausahaan terhadap Kinerja Wirausaha
pada Unit Usaha Kecil-Menengah (UMKM) Schumpeter JS. 1934. The Theory of Economic
di Provinsi Jawa Barat. Bogor (ID): Prosiding Development. Inggris (GB): Oxford
Seminar Hasil Penelitian Institut Pertanian Univercity press.
Bogor. Sekaran U. 2000. Research Methods for Business.
Nurhayati P, Tintin S., Heny KS., Yanti NM. 3rd ed. New York (NY): John Wiley & Sons.
2011. Analisis Pengaruh Karakteristik Snell SA, Kenneth NW. 2002. Mengenali
Kewirausahaan terhadap Kinerja Wirausaha Penyebab-Penyebab Kinerja Buruk. Jakarta
pada Unit Usaha Kecil Menengah (UMKM) (ID): PT Elex Media Kompotindo.
Agroindustri Di Kabupaten Bogor. Bogor (ID):
Prosiding Seminar Unggulan Departemen Sumantri B. 2013. Pengaruh Jiwa Kewirausahaan
Agribisnis. terhadap Kinerja Usaha Wirausaha Wanita
pada Industri Pangan Rumahan di Bogor.
Nurhayati P. 2011. Karakteristik dan Kinerja [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana
Wirausaha Wanita pada UMKM Agroindustri Institut Pertanian Bogor.
Perikanan di Kabupaten Sukabumi. Bogor
(ID): Prosiding Seminar Hasil Penelitian Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis
Institut Pertanian Bogor. Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta (ID):
Salemba Empat.
Pamela. 2013. “Kompetensi Kewirausahaan dengan
Keberhasilan Usaha Peternak Sapi Perah Tambunan TTH. 2009. UMKM di Indonesia. Bogor
Pujon, Malang”.[tesis]. Bogor (ID): Sekolah (ID): Ghalia Indonesia.
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Venkatraman N, Ramanujam V. 1986. Measurement
Praag CM. 2005. Successful Entrepreneurship. of Business Economic Performance An
United Kingdom (UK): Edward Elgar Examination of Method Convergence. Inggris
Publishing Limited. (GB): Cambrige.

Purwati E. 2012. Pengaruh Karakteristik Wirausaha, Wijanto SH. 2008. Structural Equation Modelling
Modal Usaha, Strategi Pemasarana terhadap dengan LISREL 8.30. Yogyakarta (ID): Graha
Perkembangan UMKM Di desa Dayaan dan Ilmu.
Kalillondo Salatiga. Salatiga (ID): Jurnal Wu WW. 2009. A competency based model for
Ilmiah Among Makarti 9(5). the success of entrepreneurial start up.
Puspitasari. 2013. Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Jurnal WSEAs transactions on business and
Petani Anggrek terhadap Kinerja Usaha: Kasus economics.
di Kecamatan Gunung Sindur dan Parung,
Kabupaten Bogor, dan Kecamatan Serpong,

60

You might also like