You are on page 1of 9

324

ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman 324-331 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

PENGARUH LAMA PERENDAMAN BENANG TERHADAP KEKUATAN


MARLON SEBAGAI MATERIAL PEMBUAT JARING

(Effect of Long Immersion Yarn Strength Against Nets Record Marlon For Material)

Elyta Vivi Yanti


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Palangka Raya
Jl. Hiu Putih, Tjilik Riwut Km.7 Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tegah
Email : elytavivi@yahoo.com

ABSTRACT
Fishing methods increasingly progressing toward more progress with the progress of time. New
concepts have been introduced to improve the catch by exploiting fish behavior to aim arrest. Fishing
tools exist continuously developed and refined to obtain the maximum catch without forgetting the
preservation of aquatic resources are exploited.The purpose and usefulness of the research: to determine
the speed of sinking of yarn, absorption is the ability to absorb water during immersion, know the effect
of resistance of these materials before and after immersion in water because, to know the elasticity,
where elasticity is the ability of a material back to its original length after no change due to tensile force.
Usefulness of the research are: to be able to find the resistance of the material marlon as material webs.
And can provide information to fishermen about the type of netting material is best. As literature for
education and as an to fishing in the future.The method used in this study is completely randomized
design (RAL) to calculate the speed of sinking and repeated 12 repetitions, while absorption, elasticity
and resilience thread design was completely randomized in a factorial design form.F-test for the sinking
speed, absorption, elasticity and resilience yarn ari A factor (number of threads) provides a very real
difference. Factor B (soaking time) on the speed and absorption also showed highly significant, while
on the elasticity of the factor B (soaking time) was not significantly different, whereas for endurance
significantly different. This means that the effect of immersion in the number of different threads marlon
provide a very real difference to the strength marlon material in making nets

Keyword : Material Marlon, fishing methods

PENDAHULUAN hal yang berhubungan dengan konservasi


dan potensi ikan itu sendiri. Sehingga untuk
Metode penangkapan ikan semakin
membuat jenis alat penangkap ikan
mengalami perkembangan ke arah yang
diperlukan seleksi terhadap material yang
lebih maju seiring dengan kemajuan zaman.
akan digunakan untuk mendisain alat
Konsep-konsep baru telah diperkenalkan
tersebut sehingga akan diperoleh suatu alat
dalam meningkatkan hasil tangkapan
perlu adanya penelitihan sifat-sifat fisik
dengan cara memanfaatkan tingkah laku
material yang digunakan untuk pembuatan
ikan yang dijadikan tujuan penngkapan.
suatu jaring sehingga dapat
Alat-alat tangkap yang ada terus di
direkomendasikan delam penggunaannya
kembangkan dan disempurnakan untuk
seperti gill net ini memerlukan syarat-
memperoleh hasil tangkapan yang
syarat.
maksimal tanpa melupakan kelestarian
Penggunaan jaring sebagai alat
sumberdaya perairan yang dieksploitasi.
penangkapan ikan di Indonesia terasa benar
Menurut Aziz didalam Lidiana
mengingkat dari tahun ke tahun, apalagi
(2004), penangkapan ikan memberikan
setelah dikenalkannya alat-alat
pengaruh pada kelestarian sumberdaya
penangkapan ikan seperti jaring insang,
perikanan kalau tidak memperhatikan hal-
lampara, dan jaring lingkar. Bahkan
325
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman 324-331 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

pembuatan jaring ini ada yang berasal dari dari benang marlon. Daya serap adalah
serat alami dan serat sintesis. Serat alami ini kemampuan untuk menyerap air selama
berasal dari tumbuhan dan hewan, serat- perendaman, Mengetahui pengaruh
serat alami yang berasal dari tumbuhan ini ketahanan dari bahan-bahan tersebut
bisa berasal dari biji-bijian contohnya sebelum dan sesudah di rendam dalam air
kapas, dari buah contohnya serabut kelapa, karena apabila bahan material tersebut
dari batang contohnya rami, ijuk dan dari mempunyai ketahanan yang tinggi dapat
daun contohnya manila, agel. Sedangkan menahan jaring dari benda-benda yang
yang berasal dari dari hewan itu contohnya terdapat didalam air. Ketahanan ini
woll. Keuntungan-keuntungan bila terhadap perubahan bentuk serabut, tali
menggunakan bahan dari serat alami untuk (rope) sehubungan dengan tegangan satu
membuat jaring antara lain : Bahan tersebut arah sampai putus. Untuk mengetahui
mudah didapat dan harganya murah. elastisitas, dimana elastisitas adalah
Kelemahan dari pembuatan jaring kemampuan yang dimiliki suatu material
yang berasal dari serat-serat alami (natural kembali kepada panjang semula sesudah
fibre) sebagai besar terdiri dari selulosa, ada perubahan karena gaya regang.
sehingga apabila keadaan lingkungan Kegunaan penelitian adalah : untuk dapat
lembab atau basah kena air, maka serat- mengetahui ketahanan bahan marlon
serat tersebut akan membusuk karena sebagai bahan pembuat jaring. Dan dapat
diserang oleh adanya jasad-jasad renik memberikan informasi kepada nelayan
pemakan selulosa terutama bakteri tentang jenis bahan jaring yang paling baik.
akibatnya bahan dari serat alami tidak Sebagai literatur bagi dunia pendidikan dan
tahan lama, sedangkan serat hewan (sutera) sebagai alternatif pengembangan
harganya sangat mahal sehingga tidak penangkapan ikan dimasa mendatang.
mampu para nelayan untuk membelinya.
Melalui penelitian ini salah satu
METODE PENELITIAN
permasalahan yang harus dicermati adalah
daya serap, elastisitas dan ketahanan pada Bahan-bahan yang digunakan
bahan meterial marlon. Dimana para dalam penelitian ini adalah : Benang
nelayan banyak menggunakan bahan marlon dengan nomor 3, nomor 6, nomor
sintetis tetapi tidak tahu kekuatan dari 12, air laut yang digunakan untuk
bahan tersebut. Sehingga peneliti ingin merendam. Alat yang digunakan dalam
melakukan uji coba terhadap daya serap, penelitian ini adalah sebagai berikut :
elastisitas dan ketahanan jaring dengan Timbangan digital, gelas aqua, gunting,
nomor benang yang berbeda dan lamanya kamera, alat tulis, batu yang digunakan
perendaman yang berbeda, maka penulis sebagai beban dan stopwatch.
perlu untuk melakukan sebuah penelitian Metode penelitian yang digunakan
tentang “Pengaruh Lama Perendaman dalam penelitian ini adalah rancangan acak
Benang Terhadap Kekuatan Marlon lengkap (RAL) untuk menghitung
Sebagai Material Pembuat Jaring “. Apakah kecepatan tenggelam dan diulang sebanyak
dengan nomor benang yang berbeda dan 12 kali ulangan, sedangkan daya serap,
lamanya perendaman yang berbeda dapat elastisitas, dan ketahanan benang
memberikan pengaruh daya serap bahan menggunakan rancangan acak lengkap
terhadap air, kecepatan tenggelam di dalam dalam bentuk Rancangan Faktorial.
air, elastisitas dan ketahanan terhadap Menurut Gaspersz (2004), Kedua perlakuan
jaring. itu diulang sebanyak 6 kali ulangan setiap
Tujuan dan kegunaan penelitian perlakuan. Tiap-tiap perlakuan terdiri atas
:Untuk mengetahui kecepatan tenggelam level-level sebagai berikut :
dari benang marlon tersebut, mengetahui A. Nomor benang terdiri atas :
daya serap air terhadap bahan yang terbuat - Benang marlon nomor 3 (A1)
326
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman 324-331 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

- Benang marlon nomor 6 (A2) sepanjang 2 meter, kemudian ujung


- Benang marlon nomor 12 (A3) benang yang satu dijepit dan ujung
B. Lama perendaman yang satunya lagi ditarik, terlebih
- Benang direndam 10 jam (B1) dahulu diberikan tanda panjangnya 0,5
- Benang direndam 20 jam (B2) meter, setelah itu ditarik dengan
Menurut Hanafiah (2003), model kencang maka perhatikan tanda yang
Rancangan Faktorial adalah dibuat tadi apa ada perubahan atau
sebagai berikut : tidak, kemudian dilakukan
Y = µ + K + T (α + β + αβ) + ε pengulangan lagi begitu pula setelah
Keterangan : benang direndam 10 jam dan 20 jam.
Y = total (T) 4. Untuk mengukur ketahanan digunakan
µ = Nilai tengah dari keseluruhan perlakuan meteran dan anak timbangan sebagai
K= Kelompok beban seperti pengukuran elastisitas
α = Faktor A maka pada ketahanan pun benang juga
β = Faktor B dipotong terlebih dahulu sepanjang 2
αβ= Interaksi AB meter, kemudian diberikan pada ujung
ε = Galat benang dengan menggunakan kekeran
Prosedur Penelitian benang, kita tarik kencang sampai
Ada beberapa langkah yang benang itu putus, setelah itu kita hitung
ditempuh dalam penelitian ini yaitu berapa berat beban yang diberikan tadi
sebagai berikut : sampai benang putus.
1. Untuk mengukur kecepatan tenggelam Data hasil pengamatan untuk uji
digunakan stopwatch. Dilakukan objektif diolah dengan cara uji homogenitas
pemotongan 3 macam benang dengan dengan menggunakan uji Barlett, bila data
panjang 10 meter dari masing-masing homogen maka dilakukan analisis
benang, kemudian dimasukan kedalam keragaman (Anova), kemudian dilakukan
tempat perendaman dan dihitung berapa analisis lanjutan.
kecepatan tenggelam dari masing-
masing benang tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Untuk mengukur daya serap benang 1. Kecepatan Tenggelam
terhadap air digunakan timbangan. Kecepatan tenggelam benang ini
Dilakukan pemotongan ke 3 benang sangat berbeda pada masing-masing
tersebut yang masing-masing dengan perlakuan dan ulangan. Dimana kecepatan
panjang 10 meter kemudian ditimbang tenggelam benang di dalam air secara nyata
setelah direndam dalam air dengan akan meningkat dengan densitas dari
waktu 10 jam dan 20 jam lalu benang tersebut.
ditimbang kembali dan diulang
sebanyak 6 kali.
3. Untuk mengukur elastisitas
dipergunakan meteran untuk hal ini
dilakukan pemotongan benang
327
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman 324-331 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

0.5

Rerata Kecepatan
0.4
0.3
0.2
0.1 Series1
0
1 2 3
Nomor Benang

Gambar 1. Kecepatan tenggelam benang marlon

Kecepatan tenggelam tersebut dpat digunakan adalah uji BNT dimana nilai KK
dilihat perlalukan untuk kecepatan (9,17%) dan didapatkan perlakuan A1-A3
tenggelam yang paling cepat tenggelam dan A1-A2 sangat berbeda nyata sedangkan
dengan nomor benang 6 (A2) dengan rerata A1-A2 tidak berbeda nyata.
kecepatan (0,095 m/det) dan nomor benang Kecepatan tenggelam untuk nomor
3 (A1) ini lebih lambat tenggelam dengan benanh kecil ini memiliki kecepatan
kecepatan tenggelam rata-rata (0,44 m/det) tenggelam yang lambat dibandingkan
sedangkan nomor benang 12 (A3) ini dengan benang yang bernomor besar,
memiliki kecepatan rata-rata (0,098 m/det). disebabkan karena benang yang berukuran
Untuk uji liliefors didapat Li max (0,371) < kecil ini memilki densitas atau kepadatan
Li tabel (0,1556) 5% jadi data normal. yang sangat kecil dibandingkan dengan
Hasil uji homogenitas menunjukkan ukuran benang yang bernomor besar.
bahwa X2 hiyung (-60,49) < X2 tabel 1% Dimana densitas atau kepadatan yang
(9,210) dan 5% (5,99) yang berarti data mempengaruhi kecepatan tenggelam ini
teresbut homogen. Hasil uji sidi ragam adanya udara, dan kondisi dari lingkungan
(ANOVA) menunjukan bahwa untuk yang dioperasikan dilaut yang bernomor
perlakuan kecepatan tenggelam besar.
memberikan pengaruh perbedaan yang 2. Daya Serap
sangat nyata terhadap kecepatan tenggelam, Daya serap adalah kemampuan
dimana F hitung (35,172) > F Tabel 5% benang untuk menyerap air selama
(3,32) dan F Tabel 1% (5,39). perendaman. Pada penelitian lama
Pada perlakuan tersebut perendaman yang berbeda terhadap nomor
menunjukkan berbeda sangat nyata, maka benang yang berbeda. Hasil pengamatan
dilanjutkan dengan uji lanjutan yang daya serap benang marlon.

5.000
Rerata daya serap

4.000
3.000
2.000
1.000
Series1
0.000
3 (A1) 6 (A2) 12 (A3) 3 (A1) 6 (A2) 12 (A3)
10 Jam 20 Jam
Nomor Benang

Gambar 2. Daya serat benang marlon


328
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman 324-331 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

Dari histograf rerata daya serap pengaruh yang berbeda nyata terhadap daya
dapat dilihat bahwa perlakuan yang serap, karena F hitung AB (4,36) > F tabel
menggunakan lama perendaman 10 jam (3,32) 5% dan F tabel (5,39) 1%.
yang memiliki rerat daya serap yang tinggi Daya serap pada benang marlon ini
pada perlakuakn benang 12 (A3) dengan memberikan pengaruh berbeda sangat
rerata daya serap (1,733 m/gram) dan nyata terhadap lama perendaman dan
benang nomor 3 (A1) memiliki rerata daya neomor benang yang berbeda maka dapat
serap yang rendah dengan rerata daya serap dilanjutkan uji lanjutan, diman nilai KK
(0,377 m/gram). Hadil uji liliefors Li max untuk daya serap (10,19 %) maka uji
(0,142) < Li tabel (0,1556) 5% data normal. lanjutan yang digunakan uji Duncan dan
Hasil uji homogenotas didapatkan bahwa perlakuan B2A3
menunjukkan bahwa X2 hitung (8,965) < X2 memberikan pengaruh daya serap yang
tabel 5% (43,7773) dan 1% (50,892) berarti tinggi dari hasil perlakuan B1A3, B2A2,
homogen. Hasil uji sidik ragam (ANOVA) B1A2 tetaoi untuk B2A1 dengan B1A1
bahwa daya serap pada perlakuan A (nomor hasilnya tidak begitu jauh berbeda. Untuk
benang) dan B (lama perendaman) berbeda interaksi AB itu menunjukkan pengaruh
sangat nyata dimana F hitung perlakuan nyata hal ini disebabkan selam 10 jam
(202,134711) > F tabel 5% (2,53) dan F perendaman itu benang marlon sudah
tabel 1% (3,70). Pada perlakuan A (nomor keadaan jenuh sehingga pada duni Duncan
benang) terjadi perbedaan yang sangat antara perlakuan B2A1 dan B1A1 tidak
nayat terhadap daya serap benang, dimana berbeda nyata.
F hitung A (480,33109) > F Tabel (3,32) 3. Elastisitas
5% dan (5,39) 1%. Pada perlakuan B (lama Elastisitas adalah kemampuan yang
perendaman) terhadi perbedaan yang dimiliki suatu material untuk kembali
sangat nyata terhadap daya serap, F hitung kepada panjang semula sesudah adanya
B (41,28) > F tabel (3,32) 5% dan (5,39) perubahan-perubahan karena suatu gaya
1%. Baik lama perendaman dan nomor regang, hasil pengamatan elastisitas benang
benang yang berbeda memberikan dapat dilihat pada Gambar 3.

5.000
Rerata ketahanan benang

4.000
3.000
2.000
1.000 Series1
0.000
3 (A1) 6 (A2) 12 (A3) 3 (A1) 6 (A2) 12 (A3)
10 Jam 20 Jam
Nomor benang

Gambar 3. Elastisitas Benang marlon

Dari histograf rerata elastisitas perlakuan dengan lama perendaman 20 jam


benang marlon tersebut dapat dilihat bahwa yang memiliki rerata elastisitas yang tinggi
perlakuan dengan lama perendaman 10 jam nomor 6 (A2) dengan rerata (2,783) dan
yang memiliki elastisitas tinggi pada nomor nomor benang 12 (A3) memiliki rerata
benang 6 (A1) dengan rerata (3,867) dan elastisitas yang rendah (1,467) hasil uji
nomor benang 12 (A3) memiliki rerata liliefors Li max (0,131) < Li tabel (0,155)
elastisitas yang rendah. Sedangkan pada 5% data normal.
329
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman 324-331 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

Hasil uji homogenitas menunjukan didapatkan perlakuan B1A2 memberikan


bahwa X2 hitung (8,148) < X2 tabel pengaruh yang elastisitas yang lebih tinggi
(43,773) 5% dan (50,892) 1 % berarti data dari perlakuan B2A2, B2A1m B1A1, B1A3
homogen. Hasil uji analisis sidik ragam dan B2A3, karena makin besar penurunan
(ANOVA) menunjukkan elastisitas antara elastisitas dengan adanya beban pada
perlakuan A dan B berbeda sangat nyata, F pemakaian pertama atau pemakaian
hitung perlakuan A dan B (5,341) > F tabel berulang-ulang makin banyak daya kerja
(2,53) 5% dan (3,70) 1%. Pada Perlakuan A menurun, benang dengan pemanjang yang
(nomor benang) terjadi perbedaan yang besar bersama dengan elastisitas yang besar
sangat nyata terhadap elastisitas benang. dapat menyerap guncangan beban yang
Pada perlakuan B (lama perendaman) keras. Bahkan benang elastisitas yang
dimana F hitung (1,697) > F tabel (4,17) 5% tinggi demikian mempunyai kemampuan
dan (7,56) 1% sehingga pada perlakuan B kerja seperti yang diperlukan untuk
(lama perendaman) tidak terjadi perbedaan meregangkan.
terhadap elastisitas benang baik lama Menurut Gerhard Klust, pabila
perendaman maupun nomor benang tidak suatu benang elastisitas yang permanen
berpengaruh sangat nyata terhadap yang tidak dapat dikembalikan semula hal
elastisitas benang, dimana F hitung (1,465) ini menyebabkan benang mempunyai
< F tabel (3,32) 5% dan (5,39) 1%. tingkat elastisitas yang rendah.
Dengan adanya pengaruh yang 4. Ketahanan Benang
ditujukkan oleh perlakuan A (nomor Ketahanan terhadap perubahan
benang), B (lama perendaman) dan bentuk serabut, tali (rope) sehubungan
interaksi AB terhadap elastistas dilakukan dengan tegangan satu arah sampai titik
uji duncan karena nilai KK = 38,00% dan putus (breaking point).

5.000
Rerata ketahanan benang

4.000
3.000
2.000
1.000 Series1
0.000
3 (A1) 6 (A2) 12 (A3) 3 (A1) 6 (A2) 12 (A3)
10 Jam 20 Jam
Nomor benang

Gambar 4. Ketahanan Benang marlon

Dari gambar histograf ketahanan benang yang tinggi (1,583 m/kg) dan nomor
benang tersebut dapat dilihat bahwa benang 3(A1) memiliki ketahanan yang
perlakuan dengan nomor benang 12 (A3) rendah (0,25m/kg) hasil uji liliefors Li max
dengan lama perendaman 10 jam memiliki (0,139) < Li tabel (0,1556) 5% data normal.
ketahanan yang tinggi dengan rerata Hasil uji homogenitas menunjukkan
(1,283m/kg), sedangkan nomor benang bahwa X2 hitung (38,388) < F tabel
3(A1) memiliki rerata ketahanan yang (43,773) 5% dan (50,892) 1% berarti data
rendah (0,083m/kg). Pada perlakuan homogen. Hasil uji analisis sidik ragam
dengan lama perendaman 20 jam nomor (ANOVA) menunjukkan bahwa perlakuan
benang 12(A3) memiliki rerata ketahanan A dan B memiliki F hitung (15,88) > F tabel
330
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman 324-331 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

(2,53) 5% dan (3,70) 1% sehingga 1. Pada kecepatan dimana untuk


ketahanan benang antara perlakuan A dan B perlakuan A1 nomor benang 3
berbeda sangat nyata. Pada perlakuan A memiliki kecepatan tenggelam 5,38
(nomor benang) terjadi perbedaan yang m/drt, perlakuan A2 nomor benang 6
sangat nyata terhadap ketahanan benang, memiliki kecepatan tenggelam 1,14
karena itu F hitung (35,87) > F tanel (3,32) m/det, sedangkan perlakukan A3
5% dan (5,39) 1%. Perlakuan B (lama nomor benang 12 memiliki kecepatan
perendaman) terjadi perbedaan yang sangat tenggelam 1,17 m/det.
nyata terhadap ketahanan benang, karena F 2. Daya serap pada perlakuan A (nomor
hitung (6,55) > F tabel (4,17) 5% dan (7,56) benang) yang memiliki daya serap
1%. Baik lama perendaman dan nomor yang paling tinggi adalah pada nomor
benang yang berbeda tidak berpengaruh benang 12 perlakuan A3 dengan daya
nyta terhadap ketahanan benang, karena F serap 1,733 m/gram dengan lama
hitung (0,55) < F tabel (3,32) 5% dan (5,39) perendaman 10 jam, sedangkan pada
1%. lama perendaman 20 jam ini pada
Dengan adanya pengaruh lama daya perlakuan A3 yaitu nomor benang 12
tahan atau ketahanan benang maka pad dengan daya serap 12,885 m/gram.
perlakuna A (nomor bennag) yang 3. Elastisitas yang paling tinggi pada
menunjukkan berbedaan sangat nyata maka nomor benang 6 perlakuan A2 dengan
dilanjutkan uji duncan karena nilai KK elastisitas 23,2 cm ini untuk yang 10
(50,03%) dan didapat bahwa faktor lama jam perendama. Sedangkan 20 jam
perendaman nomor benang memberikan yang paling tinggi pada nomor benang
perbedaan yang sangat nyata dimana B2A3 6 pada perlakuan A2 dengan elastisitas
berpengaruh sangat nyata dari pada 16,7 cm.
perlakuan B1A3, B2A2, B1A2, B2A1 dan 4. Ketahanan atau daya tahan benang
B1A1. yang paling tinggi pada lama
Pada benang marlon ini perendaman 10 jam pada nomor
menunjukkan bahwa nomor benang 3(A1) benang 12 perlakuan A3 dengan
pada lama perendaman 10 jam dan 20 jam ketahanan 7,7 kg dan perendaman 20
ini daya tahan kurang karena rendahnya jam juga pada nomor banang 12
daya tahan sangat ekstrim. Jumlah pilinan perlakuan A3 yang memiliki ketahanan
mempengaruhi kekuatan benang dalam sebesar 9,5 kg.
keadaan kering. Jadi nomor benang 12(A3) 5. Hasil uji F untuk kecepatan tenggelam,
ini memiliki daya tahan yang tinggi karena daya serap, elastisitas dan ketahanan
jumlah pilinan yang tinggi menyebabkan benang ari faktor A (nomor benang)
daya tahan yang tinggi sehingga kekuatan memberikan perbedaan yang sangat
dari benang untuk jaring tidak boleh nyata. Faktor B (lama perendaman)
diabaikan. Jika semakin besar nomor pada kecepatan dan daya serap juga
benang tersebut maka daya tahan atau menunjukkan berbeda sangat nyat,
ketahanan benang juga besar pula sedangkan pada elastisitas itu pada
sebaliknya jika nomor benang itu kecil faktor B (lama perendaman) tidak
maka ketahanan benag terhadap lama berbeda nyata, sedangkan untuk
perendaman juga makin kecil. ketahanan berbeda nyata. Ini berarti
bahwa pengaruh perendaman pada
KESIMPULAN nomor benang marlon yang berbeda
Adapun kesimpulan yang memberikan perbedaan yang sangat
nayat terhadap kekuatan marlon
didapatkan dari hasil penelitian tersebut
antara lain : sebagai material pembuat jaring.
331
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman 324-331 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

DAFTAR PUSTAKA dipublikasikan) Program Studi


Pemanfaatan Sumberdaya
Anonim, 2012. Prospek Usaha Budidaya
Perikanan. Fakultas Perikanan
dan Pengembangan Ikan dalam PJP
Universitas Lambung Mangkurat.
II Seminar Sehari Mengenai
Banjarbaru. 84 halaman.
Peluang dan Tatangan Perikanan
Dalam PJP II Universitas
Narbulo C dan A. Achmadi. 2011. Metode
Brawijaya, Malang. 68 halaman.
Penelitihan. Penerbit Bumi Aksara.
Jakarta. 206 halaman.
Ayodhyoa, 1981. Metode Penangkapan
Ikan Penerbit Yayasan Dewi Sri.
Susimaryati Nunik, 1987, Hubungan
Bogor. 95 halaman.
Ukuran Benang Terhadap Sifat-sifat
Fisik Kuralon Sebagai Material
Fridman. A. L, 1992. Calculatoin For
Pembuat Jaring. Skripsi Program
Fishing Gear Designs. Published By
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Arragement With The Food And
Fakultas Perikanan Universitas
Agriculture. Organization of The
Lambung Mangkurat Banjarbaru. 30
United Nationas By Fishing New
halaman.
Book. 241 halaman.
Suhadjo Djodjo. 2009. Teori Penangkapan
Gaspersz, 1994. Metode Rancangan
Ikan 2. Departemen Pendidikan dan
Percobaan. Armico. Bandung. 472
Kebudayaan Direktorat Pendidikan
halaman.
Menengah Kejuruan. Jakarta. 151
halaman.
Hanafiah. 2003. Rancangan Percobaan
teori dan aplikasi. Fakultas
Pieris, J. 2001. Pengembangan
Pertanian Universitas Sriwijaya.
Sumberdaya Kelautan. Pustaka Sinar
Palembang Raja Gravindi. Jakarta.
Harapan Jakarta. 167 halaman.
260 halaman.
Rahmiyani. 2011. Sifat-sifat Fisika
Klust Gerhard. 2013. Bahan Jaring Untuk
Beberapa Materiak Pembuat Jaring.
Alat Penangkapan Ikan. Bagian
Skripsi (tidak dipublikasikan)
Proyek Pengembangan Teknik
Program Pemanfaatan Sumberdaya
Penangkapan Ikan. Balai
Perikanan Fakultas Perikanan
Pengembangan Penangkapan Ikan
Universitas Lambung Mangkurat.
Semarang. 183 halaman.
Banjarbaru. 31 halaman.
Lidiana. 2004. Pengaruh Perbedaan Mesh
Sudirman H dan Mallawa Achmar. 2004.
Size Pada Alat Tangkap Jaring
Teknik Penangkapan Ikan Penerbit
Insang Tetap (Gillnet) Terhadap
Rineka Cipta. Jakarta. 168 halaman.
Hasil Tangkapan. Skripsi (tidak
332
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman 324-331 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

You might also like