Professional Documents
Culture Documents
Identitas Nasional Di Tinjau Dari Undang-Undang Dasar 1945 Dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009
Identitas Nasional Di Tinjau Dari Undang-Undang Dasar 1945 Dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009
Hlm 187-198
Info Artikel:
| Diterima: 10 Desember 2018 | Disetujui: 28 Desember 2018 | Dipublikasikan: 31 Desember
2018
Abstract
National identity is a characteristic possessed by a nation as an introduction and explanation of personality from one
country to another. The Indonesian national identity can be formulated in three fields as follows: First, fundamental
identity, namely the Pancasila as a nation's philosophy, basic law, life view, political ethics, development paradigm.
Second, instrumental identity, which includes the 1945 Constitution as a state constitution, Indonesian as a united
language, Garuda Pancasila as a symbol of the state, Sang Saka Merah Putih as a state flag, Bhineka Tunggal Ika as
the country's motto, and Indonesia Raya as a national anthem. Third, the natural identity that includes Indonesia as
an archipelago and the diversity of its tribe, culture, religion. The 1945 Constitution regulates national identity in
chapter 15 which has received amendments or changes twice. Chapter 15 has 5 (five) articles that govern the national
identity symbol. As for Law Number 24 of 2009 concerning Flags, Languages, and National Symbols and National
Songs. At least there are three things the purpose of the establishment of Law no. 24 of 2009 is to, among others,
strengthen the unity and integrity of the nation and the Unitary State of the Republic of Indonesia; safeguard the honor
that shows the sovereignty of the nation and the Unitary State of the Republic of Indonesia; and creating order,
certainty, and standardizing the use of flags, languages, and national symbols, as well as national anthem.
Keywords: National Identity, Constitution, State Motto.
Abstrak
Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa sebagai pengenalan dan penjelas kepribadian dari satu
negara ke negara lain. Adapun Identitas nasional Indonesia dapat dirumuskan pembidangannya dalam tiga bidang sebagai
berikut: Pertama, identitas fundamental, yakni pancasila sebagai filsafat bangsa, hukum dasar, pandangan hidup, etika
politik, paradigma pembangunan. Kedua, identitas instrumental, yang meliputi UUD 1945 sebagai konstitusi negara,
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, Garuda Pancasila sebagai lambang negara, Sang Saka Merah Putih sebagai
bendera negara, Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara, dan Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan. Ketiga,
identitas alamiah yang meliputi Indonesia sebagai negara kepulauan dan kemajemukan terhadap sukunya, budayanya,
agamanya. Undang-Undang Dasar 1945 mengatur tentang Identitas nasional dalam bab 15 yang sudah mendapat
amandemen atau perubahan sebanyak dua kali. Bab 15 ini memiliki 5 (lima) pasal yang mengatur simbol jati diri bangsa.
Adapun Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
Setidaknya ada tiga hal tujuan dari dibentuknya UU no. 24 Tahun 2009 ini adalah untuk, antara lain memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; menjaga kehormatan yang menunjukkan
kedaulatan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan menciptakan ketertiban, kepastian, dan standarisasi
penggunaan bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan.
Kata Kunci : Identitas Nasional, Konstitusi, Semboyan Negara.
1 2
H. Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Srijanti, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Perguruan Tinggi, Paradigma, Yogyakarta, 2012, hlm. Mahasiswa, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009, hlm. 35.
42.
3 5
Kaelan dan Achmad Zubaidi, Pendidikan
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian
Hukum Normatif SuatuTinjauan Singkat, PT. Raja Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi,
Grafindo Persada: Jakarta, 2006, hlm. 13 Paradigma, Yogyakarta, 2012, hlm 49.
4
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI
Press: Jakarta, 2005, hlm. 10
8
6 Muhamad Erwin, Pendidikan Kewarganegaraan Kaelan dan Achmad Zubaidi, Pendidikan
Republik Indonesia, PT Refika Aditama, 2013, hlm 41. Kewarganegaraan Untuk Pendidikan Tinggi,
7
Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, Paradigma, Yogyakarta, hlm 43.
9
Pendidikan Kewarganegaraan Paradigma Terbaru Koento Wibisono, sebagaimana dikutip dalam Srijanti
Untuk Mahasiswa, Alfabeta, 2011, hlm 66. dkk, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan di PT:
Mengembangkan Etika Berwarga Negara, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta hlm 39
10
Muhamad Erwin, hlm 46-48
tidak kurang dari 300-an dialek bahasa dengan semangatnya yang memerah
daerah. Bahasa-bahasa daerah tetap dan dilandasi dengan hati yang putih.
dipelihara sebagai kearifan lokal dan 6. Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya
bahasa Indonesia berperan sebagai Lagu kebangsaan “Indonesia Raya”
pemersatunya. buah karya Wage Rudolf Supratman ini
4. Lambang negara ialah Garuda begitu menggambarkan semangat cinta
Pancasila dengan semboyan Bhineka tanah air dan kegagahan serta
Tunggal Ika Garuda Pancasila sebagai kebenaran. Lagu ini pertama kali
lambang negara bangsa Indonesia diperdengarkan dalam forum resmi
melaambangkan kemegahan negara yakni pada saat sebelum Kongres
Indonesia. Adapun bentuk lambang Pemuda II (yang merumuskan Sumpah
Garuda Pancasila ini adalah buah karya Pemuda) ditutup pada tanggal 28
anak bangsa yaitu Sultan hamid II dari Oktober 1928. Pada peristiwa itu lagu
Kesultanan Pontianak. Seekor burung Indonesia Raya dimainkan dengan
Garuda yang berdiri tegak, yang biola tanpa sair. Lagu tersebut
kepalannya menghadap ke kanan disambut dengan tetesan airmata dan
dengan mengembangkan sayapnya ke semangat menggelora demi Indonesia
kanan dan ke ke kiri. Pada sayap kanan Merdeka.
dan sayap kirinya berelar 17 helai,
dengan ekor berelar 8 helai dan leher 2. Identitas Nasional Dalam Undang-
yang berelar 45 helai yang menunjuk Undang Dasar 1945
pada waktu kemerdekaan bangsa Undang-Undang Dasar 1945 mengatur
Indonesia 17-8-1945. Pada dadanya tentang Identitas nasional dalam bab 15 yang
digantung sebuah perisai yang dibagi sudah mendapat amandemen atau perubahan
menjadi lima ruang di tengah dan sebanyak dua kali. Bab 15 ini memiliki 5
empat di tepi. Bintang cemerlang atas (lima) pasal yang mengatur simbol jati diri
dasar hitam merupakan sinar bangsa. Pasal-pasal tersebut membahas
cemerlang abadi dari Ketuhanan Yang tentang Bendera, bahasa dan lambang negara,
Maha Esa. Rantai yang terdiri dari pada serta lagu kebangsaan yang terdiri dari pasal
gelang-gelang persegi dan bundar yang 35, 36, 36a, 36b, dan 36c. Adapun bunyi dari
bersambung satu sama lain dalam masing-masing pasal antara lain:
sambungan yang tiada putusnya adalah Pasal 35 : Bendera negara Indonesia
lambang perikemanusiaan. Pohon ialah sang merah putih
beringin adalah lambang kebangsaan. Pasal 36 : Bahasa negara ialah bahasa
Banteng merupakan lambang Indonesia
kedaulatan rakyat. Padi dan kapas Pasal 36 a : Lambang negara ialah
adalah lambang kecukupan. Kaki garuda pancasila dengan semboyan
burung mencengkram sebuah pita yang bhineka tunggal ika.
sedikit melengkung ke atas. Pada pita Pasal 36 b : Lagu kebangsaan ialah
itu tertulis Bhineka Tunggal Ika yang Indonesia raya
artinya berbeda-beda tetapi tetap satu Pasal 36 c : Ketentuan lebih lanjut
jua sebagai semboyan negara kita. mengenai bendera, bahasa, dan
5. Bendera negara Indonesia ialah Sang lambang negara, serta lagu kebangsaan
Merah Putih Bendera Sang Merah di atur dengan undang-undang
Putih bukan hanya sekedar simbol Adapun Penjelasan pasal 35 sampai pasal
keindahan belaka, akan tetapi lebih 36C. Berdasarkan bunyi pasal 35 bahwa
jauh dari situ Merah Putih adalah Bendera Merah Putih bukan sembarang
cerminan jiwa bangsa Indonesia Bendera, karena memiliki ukuran khusus.
Ukuran Bendera Merah Putih diatur dalam kini belum diatur secara lengkap dalam sebuah
Undang-undang nomor 24 tahun 2009 dalam Undang-Undang. Selama ini pengaturan
pasal 4 ayat 1 dan 3. Berdasarkan bunyi pasal tentang bendera, bahasa, lambang negara, serta
36 bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa lagu kebangsaan diatur dalam beragam
persatuan, karena bangsa Indonesia memiliki peraturan perundang-undangan antara lain
berbagai jenis bahasa. Berdasarkan bunyi pasal 1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
36A bahwa Burung Garuda sebagai simbol (KUHP) yang hanya mengatur tentang
ikatan persatuan dan menyatunya rakyat kejahatan (tindak pidana) yang
Indonesia yang heterogen. Berdasarkan bunyi menggunakan Bendera Sang Merah
pasal 36B bahwa Lagu Indonesia Raya dipilih Putih; penodaan terhadap bendera
karena sangat cocok dengan jati diri bangsa negara sahabat; penodaan terhadap
Indonesia. Bendera Sang Merah Putih dan
Lambang Negara Garuda Pancasila;
3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun serta pemakaian Bendera Sang Merah
2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Putih oleh mereka yang tidak memiliki
Lambang Negara serta Lagu hak menggunakannya seperti terdapat
Kebangsaan. pada Pasal 52a; Pasal 142a; Pasal
Undang-undang nomor 24 tahun 2009 154a; dan Pasal 473.;
tentang bendera, bahasa, dan lambang negara 2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun
serta lagu kebangsaan ini disahkan pada 9 Juli 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan
2009. UU 24/2009 ini secara umum memiliki dan Pengajaran di sekolah (Lembaran
9 Bab dan 74 pasal yang pada pokoknya Negara Tahun 1950 Nomor 550),
mengatur tentang praktik penetapan dan tata Undang-Undang Nomor 12 Tahun
cara penggunaan bendera, bahasa dan lambang 1954 tentang Pernyataan Berlakunya
negara, serta lagu kebangsaan berikut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950
ketentuan – ketentuan pidananya. Setidaknya dari Republik Indonesia dahulu
ada tiga hal tujuan dari dibentuknya UU no. 24 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan
Tahun 2009 ini adalah untuk : Pengajaran di Sekolah Untuk Seluruh
a) memperkuat persatuan dan kesatuan Indonesia (Lembaran Negara Tahun
bangsa dan Negara Kesatuan Republik 1954 Nomor 38, Tambahan Lembaran
Indonesia; Negara Nomor 550), Undang-Undang
b) menjaga kehormatan yang Nomor 22 Tahun 1961 tentang
menunjukkan kedaulatan bangsa dan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara
Negara Kesatuan Republik Indonesia; Tahun 1961 Nomor 302, Tambahan
dan Lembaran Negara Nomor 2361),
c) menciptakan ketertiban, kepastian, Undang- Undang Nomor 14 PRPS
dan standarisasi penggunaan bendera, Tahun 1965 Nomor 80), Undang-
bahasa, dan lambang negara, serta lagu Undang Nomor 19 PNPS Tahun 1965
kebangsaan. tentang Pokok-Pokok Sistem
UUD 1945 sudah mengatur berbagai hal Pendidikan Nasional (Lembaran
yang menyangkut tentang bendera, bahasa, dan Negara Tahun 1965 Nomor 81),
lambang negara, serta lagu kebangsaan, yaitu Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989
dalam Pasal 35, Pasal 36 , Pasal 36A , Pasal tentang Sistem Pendidikan Nasional
36B dan untuk implementasinya kedalam (Lembaran Negara Tahun 1989
Undang-Undang diperintahkan melalui Pasal Nomor 6, Tambahan Lembaran
36 C. Negara Nomor 3390) jo. Undang-
Namun demikian Bendera, bahasa, dan Undang Nomor 20 Tahun 2003
lambang negara serta lagu kebangsaan hingga tentang Sistem Pendidikan Nasional
mempunyai maksud yang baik namun tetap a) memperkuat persatuan dan kesatuan
masih sangat kental terhadap gejala over bangsa dan Negara Kesatuan Republik
kriminalisasi dan ketiadaan landasan filosofis Indonesia;
dalam perbedaan perumusan norma ancaman b) menjaga kehormatan yang
pidana. menunjukkan kedaulatan bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
E. KESIMPULAN dan
Bangsa Indonesia sebagai salah satu c) menciptakan ketertiban, kepastian,
bangsa dari mansyarakat internasional, dan standarisasi penggunaan bendera,
memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya bahasa, dan lambang negara, serta lagu
yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di kebangsaan.
dunia. Tatkala bangsa Indonesia berkembang UU No. 24/2009 merupakan implementasi
menuju fase nasionalisme modern, dari pasal Pasal 36 C UUD 1945, yang
diletakkanlah prinsip-prinsip dasar filsafat bertujuan untuk saling mendukung dan
sebagai suatu asas dalam filsafat hidup melengkapi.
berbangsa dan bernegara. Prinsip-prinsip dasar
itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang DAFTAR PUSTAKA
diangkat dari filsafat hidup bangsa Indonesia Erwin, Muhamad. 2013. Pendidikan
yang kemudian menjadi suatu prinsip dasar Kewarganegaraan Republik Indonesia.
filsafat negara yaitu Pancasila. Identitas Bandung : PT Refika Aditama.
Nasional merujuk pada suatu bangsa yang Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2012.
majemuk. Kemajemukan itu merupakan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
gabungan dari unsur-unsur pembentuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta :
identitas nasional yaitu bendera, bahasa, Paradigma.
lambang negara dan lagu kebangsaan yang Soekanto, Soerjono. 2005. Pengantar
tercantum dalam UUD 1945 dan UU NO. 24 Penelitian Hukum. Jakarta : UI Press.
Tahun 2009. Soekanto, Soerjono dan Sri Mamuji. 2006.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Penelitian Hukum Normatif Suatu
pengaturan tentang identitas nasional dalam Tinjauan Singkat, Jakarta : PT. Raja
bab 15 yang sudah mendapat amandemen atau Grafindo Persada.
perubahan sebanyak dua kali. Bab 15 ini Srijanti dkk. 2011. Pendidikan
memiliki 5 (lima) pasal yang mengatur simbol Kewarganegaraan Mengembangkan
jati diri bangsa. Pasal-pasal tersebut membahas Etika Berwarga Negara. Jakarta :
tentang Bendera, bahasa dan lambang negara, Salemba Empat.
serta lagu kebangsaan yang terdiri dari pasal Tim Nasional Dosen Pendidikan
35, 36, 36a, 36b, dan 36c Kewarganegaraan. 2011. Pendidikan
Sedangkan Undang-Undang Nomor 24 Kewarganegaraan Paradigma Terbaru
Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Untuk Mahasiswa. Jakarta : Alfabeta.
Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan ini Ubaedillah, Ahmad dan Abdul Rozak. 2003.
disahkan pada 9 Juli 2009. UU 24/2009 ini Pendidikan Kewarga(negara)an,
secara umum memiliki 9 Bab dan 74 pasal Pancasila, Demokrasi, HAM, dan
yang pada pokoknya mengatur tentang praktik Masyarakat Madani. Jakarta : ICCE
penetapan dan tata cara penggunaan bendera, UIN Syarif Hidayatullah.
bahasa dan lambang negara, serta lagu Winarno. 2011. Paradigma Baru Pendidikan
kebangsaan berikut ketentuan – ketentuan Kewarganegaraan. Jakarta : PT. Bumi
pidananya. Setidaknya ada tiga hal tujuan dari Aksara.
dibentuknya UU no. 24 Tahun 2009 ini adalah
untuk : Peraturan Perundang-Undangan