Professional Documents
Culture Documents
343 897 1 PB PDF
343 897 1 PB PDF
ABSTRACT
Background: Toddler and pre-school coverage of Stimulation of Early Detection and Early Growth and
Development (SDIDTK) in Keramasan Public Health Centre Kertapati-District in 2 the last year (2013 and
2014) didn’t reach a target for strategic planning of Palembang Health Department. The level of activeness
the SDIDTK implementing officers in working area Keramasan Public Health Centre only reached 78%.
This study aimed to determine the factors that influence the implementing officers performance in the
implementation of SDIDTK in Keramasan Public Health Centre Kertapati-District 2015.
Method: This study used a cross-sectional. The Samples are implementing officers of SDIDTK, totaling 88
persons selected by simple random sampling. Taking data was done in Keramasan Public Health Centre
2015 using questionnaire. The analysis were performed using chi-square test and multiple logistic regression
test.
Result: Bivariate analysis results showed knowledge (p=0,000), motivation (p=0,016), infranstructures
(p=0,000), funding (p=0,001), and monitoring system (p=0,02) correlated with the performance of SDIDTK
implementing officers. Reward (p=0,599) didn’t have correlation with it. Multivariate analysis results
showed that the most dominant factor with it was knowledge (Exp(B)=76,262).
Conclusion: The performance of the implementing officers in implementation of the SDIDTK didn’t reach a
target which targeted by Indonesian Health Ministry 2008 is influenced by knowledge, motivation,
infrastructures, funding, and monitoring system. Be expected to goverments, it is Keramasan Public Health
Centre and Palembang Health Department as a stakeholders to take measures to improve the performance of
the implementing officers in implementation of SDIDTK.
Keywords: performance, SDIDTK, the activeness
ABSTRAK
Latar Belakang: Cakupan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) balita dan anak
prasekolah di Puskesmas Keramasan Kecamatan Kertapati dalam kurun waktu 2 tahun terakhir (tahun 2013
dan 2014) belum mencapai target Rencana Strategi Dinas Kesehatan Kota Palembang. Tingkat keaktifan
petugas pelaksana SDIDTK di wilayah kerja Puskesmas Keramasan yaitu 78%. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas pelaksana SDIDTK balita dan anak
prasekolah di wilayah kerja Puskesmas Keramasan Kecamatan Kertapati tahun 2015.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel adalah petugas pelaksana SDIDTK,
berjumlah 88 orang yang dipilih secara simple random sampling. Pengambilan data dilakukan di wilayah
Puskesmas Keramasan pada tahun 2015 menggunakan kuesioner. Analisis dilakukan dengan menggunakan
uji chi-square dan uji regresi logistik berganda.
Hasil Penelitian: Ada hubungan pengetahuan (p=0,000), motivasi (p=0,016), sarana prasarana (p=0,000),
dana (p=0,001), dan sistem pengawasan (p=0,002) dengan kinerja petugas pelaksana SDIDTK. Tidak ada
hubungan imbalan (p=0,599) dengan kinerja petugas pelaksana SDIDTK. Faktor yang paling berhubungan
dengan kinerja petugas pelaksana SDIDTK adalah pengetahuan (Exp(B) = 76,262).
Kesimpulan: Kinerja petugas pelaksana dalam pelaksanaan SDIDTK belum mencapai target yang
ditetapkan Kementerian Kesehatan RI tahun 2008 dan hal ini dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, motivasi,
sarana prasarana, dana dan sistem pengawasan. Diharapkan kepada pemerintah dalam hal ini Puskesmas
Keramasan dan Dinas Kesehatan Kota Palembang sebagai pemegang kebijakan untuk melakukan berbagai
upaya dalam meningkatkan kinerja petugas pelaksana dalam pelaksanaan SDIDTK.
Alamat Korespondensi: Muhammad Rizki, Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar, e-mail: mrizki262@yahoo.com
Tabel 3.
Hubungan Pengetahuan, Motivasi, Sumber Daya (Sarana Prasarana, Dana),
Imbalan, dan Pengawasan terhadap Kinerja Petugas Pelaksana SDIDTK
Kinerja Responden
Total
Variabel Rendah Tinggi P Value PR 95% CI
n % n % n %
Pengetahuan
10,500
Kurang 35 87,5 5 12,5 40 100 0,000
(4,079-27,029
Baik 4 8,3 44 91,7 48 100
Motivasi
1,869
Rendah 22 61,1 14 38,9 36 100 0,016
(1,169-2,988)
Tinggi 17 32,7 35 67,3 52 100
Sarana Prasarana
3,488
Tidak Lengkap 30 69,8 13 30,2 43 100 0,000
(1,883-6,463)
Lengkap 9 20,0 36 80,0 45 100
Dana
3,173
Tidak Cukup 34 56,7 26 43,3 60 100 0,001
(1,391-7,239)
Cukup 5 17,9 23 82,1 28 100
Imbalan
0,838
Kurang 20 40,8 29 59,2 49 100 0,599
(0,526-1,335)
Baik 19 48,7 20 51,3 39 100
Pengawasan
2,244
Kurang 25 64,1 14 35,9 39 100 0,002
(1,359-3,703)
Baik 14 28,6 35 71,4 49 100
Tabel 4.
Model Akhir Hasil Analisis Multivariat Variabel Independen
dengan Kinerja Petugas Pelaksana SDIDTK
wilayah kerja Puskesmas Keramasan sistem pengawasan yang kurang (44,3%). Hal
Kecamatan Kertapati adalah variabel ini terlihat dari pengetahuan yang kurang
pengetahuan setelah dilakukan kontrol oleh menurunkan kinerja petugas pelaksana
variabel dana. Perolehan nilai PR=76,262 SDIDTK (87,5%), motivasi kerja rendah dan
(95% CI; 13,420-433,365) diartikan bahwa menurunkan kinerja petugas pelaksana
petugas pelaksana SDIDTK dengan SDIDTK (61,1%), sarana prasarana tidak
pengetahuan kurang berisiko 76 kali lebih lengkap dan menurunkan kinerja dari petugas
besar untuk memiliki kinerja rendah pelaksana (69,8%), dana yang tidak cukup dan
dibandingkan petugas pelaksana yang menurunkan kinerja dari petugas pelaksana
mempunyai pengetahuan baik pada interval SDIDTK (56,7%) serta sistem pengawasan
kepercayaan (95% CI; 13,420-433,365) dalam yang kurang dan menurunkan kinerja dari
populasi, pengetahuan petugas pelaksana petugas pelaksana SDIDTK (64,1%).
SDIDTK yang kurang meningkatkan risiko Dalam penelitian ini kinerja dari
untuk memiliki kinerja rendah 13,420 kali petugas pelaksana SDIDTK mempunyai
sampai 433,365 kali dibandingkan petugas pengaruh untuk penentu keberhasilan dari
pelaksana SDIDTK yang memiliki program SDIDTK. Widjanarko dalam
pengetahuan baik. Pada penelitian ini terlihat penelitiannya menyebutkan bahwa proses-
jika rentang nilai confidence limit pada proses dari kegiatan dalam program SDIDTK
variabel yang paling dominan terlalu lebar, akan berhasil apabila optimalnya kinerja dari
hal ini disebabkan karena jumlah sampel petugas pelaksana SDIDTK.12
terlalu minim sehingga untuk memperkecilnya Sebagian besar responden masih
dilakukan dengan memperbesar jumlah memiliki pengetahuan yang kurang (45,5%)
sampel. yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja
dari petugas pelaksana dalam pelaksanaan
PEMBAHASAN SDIDTK. Dalam penelitian ini didapatkan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui juga bahwa sebagian responden adalah
bahwa kinerja petugas pelaksana dalam sebagai ibu rumah tangga atau tidak bekerja
pelaksanaan SDIDTK balita dan anak (81,8%). Yolanda dalam penelitiannya14
prasekolah tidak terdapat perbedaan yang menyebutkan bahwa ibu rumah tangga
signifikan antara kinerja rendah (44,3%) dan memiliki pengalaman dan informasi yang
kinerja tinggi (55,7%). Kementerian lebih sedikit dari pada ibu yang bekerja. Hasil
Kesehatan RI menargetkan cakupan keaktifan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
kader (kinerja) sebesar 80%, dan hal ini belum yang dilakukan oleh Wahyutomo12 yang
mencapai angka yang belum ditargetkan.10 menunjukkan bahwa rendahnya pengetahuan
Beberapa penelitian serupa yang dilakukan dapat berpengaruh negatif terhadap kinerja
oleh Wahyutomo dan Sistriani menunjukkan petugas pelaksana SDIDTK (p value=0,001).
bahwa persentase kinerja petugas pelaksana Begitu juga menurut Nurdiana dan Yolanda
dalam pelaksanaan SDIDTK masih rendah serta Muzakkir yang menyatakan bahwa
yakni dibawah 60%.12,13 pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap
Hasil penelitian ini memberikan kinerja petugas pelaksana SDIDTK (masing-
informasi bahwa kinerja dari petugas masing p value=0,000, dan 0,007 serta
pelaksana dipengaruhi oleh pengetahuan 0,02).15,14,16
petugas pelaksana SDIDTK kurang (45,5%), Berdasarkan hasil penelitian dan
motivasi kerja rendah (40,9%), sarana pendapat yang dikemukakan maka dapat
prasarana yang tidak memadai (48,9%), dilihat adanya keterkaitan antara pengetahuan
alokasi dana yang tidak cukup (68,2%) serta dengan kinerja petugas pelaksana dalam
pelaksanaan kegiatan SDIDTK. Rendahnya
pengetahuan dari petugas pelaksana SDIDTK penelitian yang dilakukan oleh Yolanda yang
akan berdampak negatif terhadap kinerja menunjukkan bahwa sarana prasarana
petugas pelaksana dalam pelaksanaan berpengaruh positif terhadap kinerja petugas
SDIDTK dan juga tentunya akan berdampak pelaksana SDIDTK (p value=0,014).14 Begitu
terhadap hasil capaian program SDIDTK. juga menurut Mukrimah dan Bahri serta
Sebagian besar responden masih Amatiria yang menyatakan bahwa terdapat
memiliki motivasi kerja yang rendah (40,9%) hubungan yang bermakna antara ketersediaan
yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja sarana prasarana dengan kinerja petugas
dari petugas pelaksana dalam pelaksanaan pelaksana dalam pelaksanaan SDIDTK
SDIDTK. Kontesa & Mistuti dalam (masing-masing p value=0,01 dan 0,041 serta
penelitiannya menyebutkan bahwa petugas 0,01).18,19,20
pelaksana SDIDTK yang memiliki motivasi Berdasarkan hasil penelitian dan
kerja rendah akan menyebabkan rendahnya pendapat yang dikemukakan maka dapat
kinerja petugas pelaksana dalam pelaksanaan dilihat adanya keterkaitan antara ketersediaan
SDIDTK.17 Hasil penelitian ini sejalan dengan sarana prasarana dengan kinerja petugas
hasil penelitian yang dilakukan oleh Kontesa pelaksana dalam pelaksanaan kegiatan
& Mistuti yang menunjukkan bahwa dengan SDIDTK. Tidak lengkapnya sarana prasarana
motivasi cukup akan berpengaruh positif dari petugas pelaksana SDIDTK akan
terhadap kinerja petugas pelaksana SDIDTK berdampak negatif terhadap kinerja petugas
(p value=0,004).17 Begitu juga menurut pelaksana dalam pelaksanaan SDIDTK dan
Nurdiana dan Mukrimah serta Bahri yang juga tentunya akan berdampak terhadap hasil
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang capaian program SDIDTK.
bermakna antara motivasi dengan kinerja Sebagian besar ketersediaan dana dalam
petugas pelaksana dalam pelaksanaan pelaksanaan kegiatan program SDIDTK yaitu
(masing-masing p value =0,001, dan 0,007 tidak cukup (68,2%). Beratha dalam
serta 0,01).15,18,19 penelitiannya menyebutkan bahwa petugas
Berdasarkan hasil penelitian dan pelaksana SDIDTK yang memiliki dana yang
pendapat yang dikemukakan, maka dapat tidak cukup akan menyebabkan rendahnya
dilihat adanya keterkaitan antara motivasi kinerja petugas pelaksana dalam pelaksanaan
dengan kinerja petugas pelaksana dalam SDIDTK.21 Hasil penelitian ini sejalan dengan
pelaksanaan kegiatan SDIDTK. Rendahnya penelitian yang dilakukan oleh Amatiria yang
motivasi dari petugas pelaksana SDIDTK menunjukkan bahwa ketersediaan dana
akan berdampak pada rendahnya kinerja berpengaruh positif terhadap kinerja petugas
petugas pelaksana dalam pelaksanaan pelaksana dalam pelaksanaan SDIDTK (p
SDIDTK. value=0,026).20 Begitu juga menurut Beratha
Berdasarkan hasil observasi, peneliti dan Wirapuspita yang menyatakan bahwa
mengamati bahwa masih adanya sarana terdapat hubungan yang bermakna antara
prasarana yang tidak tersedia secara optimal ketersediaan dana dengan kinerja petugas
(48,9%) yang memiliki pengaruh terhadap pelaksana dalam pelaksanaan SDIDTK
kinerja dari petugas pelaksana dalam (masing-masing p value=0,002 dan
21,22
pelaksanaan SDIDTK. Bahri dalam 0,035).
penelitiannya menyebutkan bahwa petugas Berdasarkan hasil penelitian dan
pelaksana SDIDTK yang memiliki sarana pendapat yang dikemukakan maka dapat
prasarana yang tidak lengkap akan dilihat adanya keterkaitan antara ketersediaan
menyebabkan rendahnya kinerja petugas dana dengan kinerja petugas pelaksana dalam
pelaksana dalam pelaksanaan SDIDTK.19 pelaksanaan kegiatan SDIDTK. Oleh karena
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil itu peneliti berasumsi bahwa ketersediaan
dana dengan jumlah yang cukup, penyebaran SDIDTK yang mendapatkan pengawasan
dana yang sesuai serta pemanfaatan yang yang tidak baik akan menyebabkan rendahnya
efektif dan efisien akan sangat menunjang kinerja petugas pelaksana dalam pelaksanaan
keberhasilan dan kelancaran pelaksanaan SDIDTK.24 Hasil penelitian ini sejalan dengan
program SDIDTK akan tetapi ketersediaan penelitian yang dilakukan oleh Sandhi dan
dana yang tidak mencukupi maka Mulyono yang menyatakan bahwa terdapat
menyebabkan kegiatan program tidak bisa hubungan yang bermakna antara pengawasan
berjalan optimal. dengan kinerja petugas pelaksana dalam
Pemberian imbalan tidak berdampak pelaksanaan SDIDTK (masing-masing p
atau mempengaruhi kinerja petugas pelaksana value=0,039 dan 0,000).24, 25
dalam pelaksanaan SDIDTK. Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian dan
ini menunjukkan bahwa meskipun ada pendapat yang dikemukakan maka dapat
beberapa petugas pelaksana SDIDTK yang dilihat adanya keterkaitan antara pengawasan
masih belum menerima imbalan (imbalan dengan kinerja petugas pelaksana dalam
tidak baik) namun mereka merasa bahwa pelaksanaan kegiatan SDIDTK. Oleh karena
harus melaksanakan tugas dan tanggung itu peneliti berasumsi bahwa dengan sistem
jawab mereka sebagai petugas pelaksana pengawasan yang tidak baik akan berdampak
SDIDTK tidak semata karena imbalan. Hasil pada menurunnya kinerja petugas pelaksana
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dalam pelaksanaan SDIDTK karena tidak
dilakukan oleh Andira yang menyatakan mendapatkan pengarahan ataupun penilaian
bahwa tidak terdapat hubungan yang dari tim pengawas.
bermakna antara pemberian imbalan dengan Berdasarkan hasil penelitian dengan
kinerja petugas pelaksana dalam pelaksanaan menggunakan uji regresi logistik didapatkan
SDIDTK (p value=0,151).23 Hasil penelitian bahwa faktor yang paling dominan
ini tidak sejalan dengan penelitian yang mempengaruhi kinerja petugas pelaksana
dilakukan oleh Mukrimah yang menyatakan dalam pelaksanaan SDIDTK di wilayah kerja
bahwa terdapat hubungan yang bermakna Puskesmas Kecamatan Kertapati adalah
antara pemberian imbalan dengan kinerja dari pengetahuan dengan PR=76,262 (95% CI;
kader (p value=0,006).18 13,420-433,365).
Berdasarkan hasil penelitian dan Berdasarkan hasil observasi, peneliti
pendapat yang dikemukakan maka dapat mengamati bahwa pengetahuan yang kurang
dilihat tidak adanya keterkaitan antara disebabkan oleh kurangnya pengalaman yang
pemberian imbalan dengan kinerja petugas mendukung kualitas pengetahuannya dan
pelaksana dalam pelaksanaan kegiatan karena kurangnya informasi yang didapat dari
SDIDTK. Oleh karena itu peneliti berasumsi berbagai sumber. Hasil penelitian ini sejalan
bahwa seorang petugas pelaksana SDIDTK dengan penelitian Yolanda yang mengatakan
tidaklah mutlak untuk harus mendapatkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi
imbalan karena mereka tahu bahwa menjadi kinerja kader KIA dalam deteksi dini
seorang petugas pelaksana SDIDTK berarti perkembangan balita adalah pengetahuan
membantu pemerintah untuk menangani (r=0,732).14
masalah kesehatan. Ketika petugas pelaksana SDIDTK
Pengawasan yang dilakukan oleh tim kurang pengetahuan tentang perkembangan
pengawas masih tidak optimal (44,3%) yang balita, deteksi dini perkembangan pun tidak
mempunyai pengaruh terhadap kinerja dari mampu mereka lakukan dan juga tidak
petugas pelaksana dalam pelaksanaan dilaporkan ke tenaga kesehatan sehingga
SDIDTK. Sandhi dalam penelitiannya keterlambatan perkembangan pada balita tidak
menyebutkan bahwa petugas pelaksana diatasi dengan cepat. Maka dapat disimpulkan
bahwa jika pengetahuan petugas pelaksana dan anak prasekolah di wilayah kerja
SDIDTK baik maka akan melakukan deteksi Puskesmas Keramasan diantara variabel yang
dini perkembangan pada balita dengan baik diteliti adalah pengetahuan Exp (B)
dan berkesinambungan. (PR)=76,262 (95% CI; 13,420-433,365).
Peneliti menyarankan kepada
KESIMPULAN DAN SARAN Puskesmas Keramasan dan Dinas Kesehatan
Kota Palembang sebagai pemegang kebijakan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan
disimpulkan bahwa mayoritas petugas
keterampilan petugas pelaksana dalam
pelaksana memiliki kinerja baik (55,7%)
pelaksanaan stimulasi deteksi dini tumbuh
dalam pelaksanaan SDIDTK di wilayah kerja
kembang balita dan anak prasekolah
Puskesmas Keramasan Kecamatan Kertapati.
diantaranya dengan menyelenggarakan
Faktor yang berhubungan terhadap kinerja
kegiatan penyuluhan kesehatan, pembinaan,
petugas adalah pengetahuan (p value=0,000;
pembimbingan dan pelatihan mengenai cara
PR=10,500; 95% CI; 4,079-27,029), motivasi
pelaksanaan kegiatan, tugas dan peran petugas
(p value=0,016; PR=1,869; 95% CI; 1,169-
pelaksana. Selain itu sebagai masukan dan
2,988), sarana prasarana (p value=0,000;
dorongan bagi peneliti selanjutnya untuk
PR=3,488; 95% CI; 1,883-6,463), dana (p
meneliti lebih lanjut berdasarkan teori-teori
value=0,001; PR=3,173; 95% CI; 1,391-
yang mendukung dan mempunyai hubungan
7,239), pengawasan (p value=0,002;
mengenai variabel lain yang mempengaruhi
PR=2,244; 95% CI; 1,359-3,703), dan faktor
kinerja petugas pelaksana dalam pelaksanaan
yang tidak berhubungan terhadap kinerja
SDIDTK dengan menggunakan metode
petugas adalah imbalan (p value=0,599;
penelitian yang lebih baik lagi dan dengan
PR=0,838; 95% CI; 0,526-1,335), serta faktor
menggunakan sampel yang lebih besar yang
yang paling mempengaruhi kinerja petugas
belum dapat dianalisis pada penelitian ini.
pelaksana dalam pelaksanaan SDIDTK Balita
11. Widjanarko, Bagoes., dkk. Pengaruh 18. Mukrimah & Hamsinah. Faktor-Faktor
Karakteristik, Pengetahuan, dan Sikap Pendorong Kinerja Kader dalam
Petugas Pemegang Program Tuberkulosis Peningkatan Ibu dan Anak di Posyandu
Paru Puskesmas terhadap Penemuan Wilayah Kerja Puskesmas Camba
Suspek TB Paru di Kabupaten Blora. Kab.Maros. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, Diagnosis, Vol.5, No.3: ISSN: 2302-
Vol.1, No.1. Semarang: Fakultas 1721. Makassar: STIKES Nani
Kesehatan Masyarakat Undip, 2006. Hasanuddin, 2014.
12. Wahyutomo, Ahmad Hernowo. 19. Bahri, Nurul Azmi., dkk. Faktor-Faktor
Hubungan Karakteristik dan Peran Kader yang Berhubungan dengan Kinerja
Posyandu dengan Pemantauan Tumbuh Perawat di Puskesmas Cempa Kab.
Kembang Balita di Puskesmas Kalitidu- Pinrang. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 2,
Bojonegoro.[Tesis]. Surakarta: Program No. 4: ISSN : 2302-1721. Makassar :
Studi Kedokteran Keluarga Program STIKES Nani Hasanuddin, 2013.
Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret, 20. Amatiria, dkk. Determinan Kinerja Kader
2010. Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
13. Sistriani.,dkk. Faktor yang Titiwangi Kecamatan Candipuro. Jurnal
Mempengaruhi Peran Kader dalam Kesehatan, Vol. 8, No. 1: ISSN: 0216-
Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan 9630. Kestra Jurnal Kesehatan Mitra
Anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Lampung, 2013.
Vol.2, No.8. Semarang: Universitas 21. Beratha, Oka., dkk. Hubungan
Negeri Semarang, 2013. Karakteristik, Motivasi, dan Dana BOK
14. Yolanda., dkk. Faktor-Faktor yang dengan Kinerja Petugas KIA Puskesmas
Mempengaruhi Perilaku Kader KIA di Kabupaten Gianyar. Public Health and
dalam Deteksi Dini Perkembangan Balita Preventive Medicine Archive, Vol. 1, No.
di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas 1. Denpasar: Universitas Udayana, 2013.
Babat Lamongan. Indonesian Journal of 22. Wirapuspita, Ratih. Insentif dan Kinerja
Community Health Nursing, Vol.2, No.2: Kader Posyandu. Jurnal Kesehatan
ISSN:2355-3391. Surabaya: Universitas Masyarakat, Vol. 1, No. 9: ISSN: 1858-
Airlangga, 2014. 1196. Samarinda: Fakultas Kesehatan
15. Nurdiana.,dkk. Hubungan Antara Masyarakat Universitas Mulawarman,
Pengetahuan dan Motivasi Kader 2013.
Posyandu dengan Keaktifan Kader 23. Andira, Ratih Ayu., dkk. Faktor-Faktor
Posyandu di Desa Dukuh Tengah yang Berhubungan dengan Kinerja Kader
Kecamatan Ketanggungan Kabupaten dalam Kegiatan Posyandu di Kec.
Brebes, Vol.2, No.1. Semarang: Fakultas Bontobahari Kabupaten Bulukumba
Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Tahun 2012. Jurnal Kesehatan
Universitas Muhammadiyah, 2008. Masyarakat. Makassar: Universitas
16. Muzakkir, H. Faktor-Faktor yang Hasanuddin, 2012.
Berhubungan dengan Kinerja Kader 24. Sandhi., dkk. Pengaruh Faktor Motivasi
Posyandu di Wilayah Kerja UPTD terhadap Kinerja Juru Pemantau Jentik
Puskesmas Kaledupa Kecamatan dalam Pelaksanaan Pemberantasan
Kaledupa Kabupaten Wakatobi Provinsi Sarang Nyamuk di Kecamatan Denpasar
Sulawesi Tenggara. Jurnal Ilmiah Selatan Tahun 2013. Jurnal Community
Kasehatan, Vol.2, No.2: ISSN: 2302- Health, Vol. 2, No. 1, Hal 120-132.
1721. Makassar: STIKES Nani Denpasar: Fakultas Kedokteran, Program
Hasanuddin, 2013. Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2014.
17. Kontesa, Meria & Mistuti. Faktor-Faktor 25. Mulyono, M. Hadi., dkk. Faktor yang
yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Berpengaruh terhadap Kinerja Perawat di
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Rumah Sakit Tingkat III 16.06.01
Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Ambon. Jurnal AKK, Vol. 2, No. 1: Hal
Kota Padang Tahun 2013. Padang: 18-26. Makassar: Fakultas Kesehatan
STIKES Mercubaktijaya, 2013. Masyarakat, 2013.