You are on page 1of 19

PE NGARUH PERP UTARAN MODAL KERJA, LIKUIDIT AS,

SOLVABILITAS, SIZE DAN PERT UMBUHAN


PE NJUAL AN TERHADAP PRO FITABILITAS
PADA SEKTOR INDUSTRI
BARANG KONSUMSI

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian


Program Pendidikan Sarjana
Progaram Studi Manajemen

Oleh:

THALIA NAFILALITA JUVENTIA


2016210233

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2020
THE EFFECT OF WORKING CAPITAL TURNOVER, LIQUIDITY,
LEVERAGE, SIZE AND SALES
GROWTH ON THE PROFITABILITY
OF THE CONSUMER GOODS
INDUSTRY SECTOR

Thalia Nafilalita Juventia


STIE PERBANAS SURABAYA
Email: 2016210233@students.perbanas.ac.id

ABSTRACT
The study was aimed to know and to analyze the effect of Working Capital Turnover,
Liquidity, Leverage, Size and Sales Growth to Profitability. The independent variables in this
research include Working Capital Turnover (WCT), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio
(DER), size and sales growth, while the independent variable in this research include Return
on Assets (ROA). The type of research used was explanatory research with quantitative
approach. The population in this research was sector of consumer goods industry companies
listed on Indonesia Stock Exchange (IDX). The sampling technique used was purposive
sampling, (28 sample companies). Data analysis used were descriptive statistic, test of
classical assumption, and multiple linier regression analysis. The result shows that
simultaneously the variables of Working capital Turnover (WCT), Current Ratio (CR), Debt
to Equity Ratio (DER), size and sales growth have significant effect on Return on Assets
(ROA). Partiallt the variables of Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), size and
sales growth have significant effect on Return on Assets (ROA), while Working Capital
Turnover (WCT) has no significant effect on Return on Assets (ROA).
Keywords: Working Capital Turnover (WCT), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio
(DER), size, sales growth, Return on Assets (ROA).

PENDAHULUAN perusahaan tidak mampu untuk menjaga


Perusahaan merupakan suatu organisasi kelangsungan usahanya.
dimana sumber daya yang diproses untuk Profitabilitas adalah kemampuan
menghasilkan barang atau jasa bagi perusahaan untuk menghasilkan laba pada
pelanggan yang bertujuan untuk periode tertentu (Novita & Sofie, 2015).
mendapatkan keuntungan atau laba. Setiap Profitabilitas sebagai kemampuan
perusahaan harus memiliki kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
yang baik dalam mengelola manajemen hubungan dengan panjualan, total aktiva
keuangan sehingga dapat meningkatkan produktif maupun modal sendiri. Tingkat
nilai perusahaan, apabila nilai perusahaan profitabilitas yang tinggi pada suatu
baik maka perusahaan dapat memberikan perusahaan berarti tinggi pula efisiensi
kemakmuran bagi pemilik atau para penggunaan modal yang digunakan oleh
pemegang saham dan akan perpengaruh perusahaan tersebut. Ada beberapa alat
terhadap profitabilitas perusahaan. ukur yang dipergunakan untuk mengukur
Profitabilitas perusahaan yang relatif stabil profitabilitas, antara lain: return on assets
mampu menjaga kelangsungan usahanya, (ROA), return on investment (ROI) dan
dan sebaliknya jika profitabilitas return on equity (ROE). Profitabilitas pada
perusahaan relatif tidak stabil maka

1
penelitian ini diproksikan dengan Sariyana, Yudiaatmaja, & Suwendra
menggunakan return on assets (ROA). (2016) menyatakan likuiditas berpengaruh
Profitabilitas dapat dipengaruhi negatif signifikan terhadap profitabilitas,
oleh beberapa faktor diantaranya adalah sedangkan Ambarwati et al (2015)
perputaran modal kerja, likuiditas, menyatakan bahwa likuditas berpengaruh
solvabilitas, size dan pertumbuhan negatif namun tidak signifikan terhadap
penjualan. Modal kerja merupakan profitabilitas.
komponen penting dari keuangan Faktor ketiga yang diduga dapat
perusahaan karena secara langsung mempengaruhi profitabilitas adalah
mempengaruhi likuiditas dan profitabilitas solvabilitas. Solvabilitas merupakan
perusahaan (Akinlo, 2011). Menilai kemampuan perusahaan dalam membayar
keefektifan penggunaan modal kerja dari semua utang-utangnya, baik jangka pendek
aktivitas perusahaan digunakan rasio maupun jangka panjang. Suatu perusahaan
perputaran modal kerja (working capital yang solvable berati perusahaan tersebut
turnover) (Felany & Worokinasih, 2018). mempunyai aktiva dan kekayaan yang
Working Capital Turnover (WCT) selalu cukup untuk membayar semua utang-
dalam keadaan berputar selama perusahaan utangnya, tetapi tidak dengan sendirinya
yang bersangkutan masih beroperasi atau berarti bahwa perusahaan tersebut likuid.
menjalankan usahanya. Sebaliknya perusahaan yang insolvable
Penelitian yang dilakukan oleh tidak dengan sendirinya berarti bahwa
Warrad (2013) menyatakan bahwa perusahaan tersebut adalah juga tidak
perputaran modal kerja berpengaruh positif likuid (Supriyadi & Yuliani, 2015).
signifikan terhadap profitabilitas, karena Hasil penelitian yang dilakukan
semakin tinggi perputaran modal kerja oleh Akinlo (2011) solvabilitas
maka semakin tinggi pula tingkat berpengaruh negatif signifikan terhadap
profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian profitabilitas, karena semakin tinggi
berbeda dilakukan oleh Supriyadi & tingkat solvabilitas maka tingkat
Yuliani (2015) yang menyatakan profitabilitas perusahaan semakin rendah.
perputaran modal kerja berpengaruh positif Penelitian berbeda dilakukan oleh
tidak signifikan terhadap profitabilitas. Supriyadi & Yuliani (2015) menyatakan
Faktor kedua yang diduga dapat bahwa solvabilitas berpengaruh negatif
mempengaruhi profitabilitas adalah namun tidak signifikan. Hasil penelitian
likuiditas. Likuiditas mengacu pada berbeda dilakukan oleh Felany &
kemapuan perusahaan untuk memenuhi Worokinasih (2018) solvabilitas
kewajiban jangka pendeknya. Jangka berpengaruh positif dan signifikan
pendek secara konvensional dianggap terhadap profitabilias, karena semakin
periode hingga satu tahun. Hal ini tinggi solvabilitas semakin tinggi pula
dikaitkan dengan siklus operasi normal tingkat profitabilitas perusahaan.
perusahaan yaitu mencakup siklus Faktor keempat yang diduga dapat
pembelian-produksi-penjualan-penagihan. mempengaruhi profitabilitas adalah ukuran
Likuiditas merupakan salah satu faktor perusahaan (size). Ukuran perusahaan
yang menentukan sukses atau tidak suatu (size) menggambarkan besar kecilnya
perusahaan (Novita & Sofie, 2015). perusahaan. Besar kecilnya usaha tersebut
Penelitian yang dilakukan oleh ditinjau dari lapangan usaha yang
Novita & Sofie (2015) likuiditas dijalankan. Perusahaan-perusahaan yang
berpengaruh positif signifikan terhadap memiliki ukuran lebih besar memiliki
profitabilitas, karena semakin tinggi dorongan yang kuat untuk menyajikan
tingkat likuiditas maka semakin tinggi tingkat profitabilitas yang tinggi
pula tingkat profitabilitas perusahaan. dibandingkan dengan perusahaan-
Penelitian berbeda dilakukan oleh perusahaan yang lebih kecil karena

2
perusahaan yang lebih besar diteliti dan sedangkan Putra & Badjra (2015)
dipandang dengan lebih kritis oleh para pertumbuhan penjualan berpengaruh
investor (Ambarwati et al., 2015). negatif namun tidak signifikan terhadap
Perusahaan yang lebih besar akan semakin profitabilitas.
mudah untuk mendapatkan dana eksternal Sektor industri barang konsumsi
berupa hutang dalam jumlah yang besar merupakan salah satu sektor industri yang
sehingga akan membantu kegiatan cukup menarik. Hal ini dikarena produk
operasional perusahaan dan menyebabkan barang konsumsi selalu dibutuhkan dalam
produktivitas perusahaan meningkat kehidupan manusia. Sadar atau tidak
sehingga profitabilitas juga akan manusia pasti membutuhkannya dalam
meningkat namun semakin besar ukuran kehidupan sehari-hari. Subsektor industri
perusahaan juga dapat berdampak negatif barang konsumsi yaitu industri makanan
bagi perusahaan karena perusahaan dan minuman, industri rokok, industri
membutuhkan biaya yang semakin besar farmasi, industri kosmetik dan barang
untuk menjalankan aktivitas keperluan rumah tangga, dan industri
operasionalnya (Putra & Badjra, 2015). peralatan rumah tangga. Memasuki hari
Hasil penelitian yang dilakukan terakhir perdagangan bulan November
oleh Ambarwati et al (2015) ukuran 2019, serta memasuki bulan terakhir tahun
perusahaan berpengaruh positif signifikan ini saham-saham unggulan di sektor
terhadap profitabilias, karena semakin konsumer tampak mulai bangkit. Pada
besar ukuran perusahaan maka semakin bulan Desember, biasanya konsumsi
tinggi pula tingkat profitabilitas masyarakat cenderung meningkat karena
perusahaan. Penelitian yang dilakukan adanya momen-momen penting seperti
Putra & Badjra (2015) menyatakan ukuran Hari Raya Natal, Tahun Baru serta liburan
perusahaan berpengaruh negatif dan tidak anak sekolah. (Muamar, 2019).
signifikan terhadap profitabilitas. Adanya perbedaan dari hasil
Terdapat faktor lain yang diduga penelitian yang terdahulu dan pentingnya
mempengaruhi profitabilitas yaitu profitabilitas bagi perusahaan memotivasi
pertumbuhan penjualan (growth). Setiap peneliti untuk menguji pengaruh
perusahaan harus memiliki strategi untuk perputaran modal kerja, likuiditas,
meningkatkan penjualannya, sehingga solvabilitas, size dan pertumbuhan
produk yang dihasilkan mampu menarik penjualan terhadap profitabilitas
minat konsumen guna meningkatkan perusahaan sektor industri barang
penjualan produk (Tarmizi & Kurniawati, konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
2017). Penjualan merupakan kriteria Indonesia.
penting untuk menilai profitabilitas RERANGKA TEORITIS YANG
perusahaan dan merupakan indikator DIPAKAI DAN HIPOTESIS
utama dalam aktivitas perusahaan. Profitabilitas
Hasil penelitian yang dilakukan Profitabilitas digunakan untuk
oleh Setyawan & Susilowati (2018) mengukur kemampuan perusahaan dalam
menyatakan bahwa pertumbuhan memperoleh laba manggunakan sumber-
penjualan berpengaruh positif signifikan sumber yang ada seperti aktiva, modal atau
terhadap profitabilitas. Penelitian berbeda penjualan perusahaan (Sudana, 2011:22-
dilakukan oleh Tarmizi & Kurniawati 23). Terdapat beberapa cara untuk
(2017) pertumbuhan penjualan mengukur besar kecilnya profitabilitas
berpengaruh positif namun tidak signifikan (Sudana, 2011:22-23) salah satunya adalah
terhadap profitabilitas, karena semakin Return On Assets (ROA). ROA
baik pertumbuhan penjualan yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dilakukan oleh perusahaan maka semakin dengan menggunakan seluruh aktiva yang
tinggi tingkat profitabilitas perusahaan, dimiliki untuk mengevaluasi efektivitas

3
dan efisiensi manajemen perusahaan dalam modal kerja. Perputaran modal kerja
mengelola seluruh aktiva perusahaan. dilakukan dengan membandingkan
Semakin besar ROA, berarti semakin penjualan dengan modal kerja atau dengan
efisien pengguna aktiva perusahaan modal kerja rata-rata. Perputaran modal
dengan kata lain dengan jumlah aktiva kerja (WCT) merupakan salah satu rasio
yang sama bisa dihasilkan laba yang besar, untuk mengukur atau menilai keefektifan
dan sebaliknya (Sudana, 2011:22-23). modal kerja perusahaan selama periode
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 tertentu. Semakin pendek periode
ROA = x 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 perputaran modal kerja maka semakin
Trade Off Theory cepat pula modal kerja suatu perusahaan
Trade off theory menyatakan bahwa berputar (Yolanda, 2017).
perusahaan menukar manfaat pajak dari Likuiditas
pendanaan utang dengan masalah yang Likuiditas adalah menunjukkan
ditimbulkan oleh potensi kebangkrutan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
(Brigham & Houston, 2011). Menurut kewajiban keuangannya yang harus segera
Myers (2001) perusahaan akan berhutang dipenuhi, atau kemampuan perusahaan
sampai pada tingkat hutang tertentu, untuk memenuhi kewajiban pada saat
dimana penghematan pajak (tax shileds) ditagih. Suatu perusahaan yang
dari tambahan hutang sama dengan biaya mempunyai kekuatan membayar
kesulitan keuangan (financial distress). sedemikian besarnya sehingga mampu
Perusahaan dengan tingkat memenuhi segala kewajiban finansialnya
profitabilitas yang tinggi akan berusaha yang harus segera dipenuhi, dikatakan
mengurangi bunga dan pajak dengan cara bahwa perusahaan tersebut adalah liquid,
meningkatkan rasio hutang. Semakin dan sebaliknya yang tidak mempunyai
tinggi hutang perusahaan, maka semakin kemampuan membayar adalah iliquid
tidak mampu membayar hutang tersebut. (Novita & Sofie, 2015). Rasio yang
Hutang perusahaan mampu meningkatkan digunakan dalam penelitian ini adalah
profitabilitas perusahaan, namun pada titik Current Ratio (CR). CR mengukur
tertentu hutang juga dapat menurunkan kemampuan perusahaan untuk membayar
profitabilitas perusahaaan. hutang lancar dengan aktiva lancar yang
Teori Skala Ekonomi dimiliki. Semakin besar rasio ini berarti
Teori skala ekonomi merupakan semakin likuid perusahaan, namun rasio
suatu teori yang menggambarkan ini memiliki kelemahan, karena tidak
fenomena menurunnya biaya produksi per semua komponen aktiva lancar memiliki
unit pada suatu perusahaan disertai dengan tingkat likuiditas yang sama (Sudana,
meningkatnya volume produksi (output) 2011:21)
perusahaan. Perusahaan besar tentu Solvabilitas
memiliki jumlah produksi yang lebih besar Solvabilitas merupakan
dibandingkan perusahaan kecil, sehingga kemampuan perusahaan untuk membayar
bahan baku yang dibutuhkan lebih besar semua utang-utangnya, baik jangka pendek
pula. Pembelian bahan baku dalam jumlah maupun jangka panjangnya. Solvabilitas
yang besar umumnya akan memperoleh dapat menjelaskan penggunaan utang
potongan harga dari pemasok, sehingga untuk membiayai sebagian daripada aktiva
dapat menekan biaya produksi per unit. perusahaan. Solvabilitas dapat
Perputaran Modal Kerja menunjukkan risiko yang dihadapi oleh
Modal kerja merupakan salah satu perusahaan, karena semakin besar risiko
dari rasio aktivitas yang dapat dihitung yang dihadapi oleh perusahaan maka
dengan working capital turnover yang ketikdakpastian untuk menghasilkan laba
menunjukkan banyaknya penjualan yang dimasa depan juga akan mengingkat
dapat diperoleh perusahaan untuk tiap (Wibowo & Wartini, 2012). Rasio yang

4
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan (Putra & Badjra, 2015). Proksi
Debt to Equity Ratio (DER). DER yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan perbandingan antara total adalah growth yaitu selisih antara jumlah
kewajiban (total utang) dengan modal penjualan periode ini dengan periode
sendiri (equity). Rasio ini menunjukkan sebelumnya dibandingkan dengan
jaminan yang diberikan modal sendiri atas penjualan periode sebelumnya.
utang yang diterima perusahaan. Rasio ini Pengaruh Perputaran Modal Kerja
juga dapat dibaca sebagai perbandingan terhadap Profitabilitas
antara dana pihak luar dengan dana milik Menentukan perputaran modal
perusahaan yang dimasukkan ke kerja merupakan suatu pekerjaan yang
perusahaan (Jusuf, 2014, hal. 60). sulit, dimana kesalahan dalam menentukan
Size tingkat persediaan dapat berakibat fatal.
Size atau ukuran perusahaan Felany & Worokinasih (2018) menyatakan
merupakan suatu penetapan besar kecilnya apabila perputaran modal kerja rendah
perusahaan. Semakin tinggi total aset yang dapat diartikan perusahaan sedang
menunjukkan harta yang dimiliki kelebihan modal kerja karena disebabkan
perusahaan mengindikasikan bahwa rendahnya perputaran persediaan,
perusahaan tersebut tergolong perusahaan sebaliknya jika perputaran modal kerja
besar, dan sebaliknya, semakin rendah tinggi dan perusahaan semakin efisien
total aset mengindikasikan bahwa dalam melakukan kegiatan usaha, maka
perusahaan tersebut tergolong perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas
kecil. Semakin besar total aset perusahaan.
menunjukkan bahwa semakin besar pula Hal ini didukung oleh penelitian
harta yang dimiliki perusahaan sehingga Akinlo (2011) menyatakan bahwa secara
investor akan semakin aman dalam parsial perputaran modal kerja
berinvestasi ke perusahaan tersebut. berpengaruh positif signifikan terhadap
Ukuran perusahaan merupakan jumlah dan profitabilitas. Hasil penelitian berbeda
variasi kapasitas produksi dan kemampuan dilakukan oleh Supriyadi & Yuliani (2015)
yang dimiliki perusahaan atau jumlah dan menyatakan perputaran modal kerja
variasi layanan yang dapat diberikan berpengaruh positif namun tidak signifikan
perusahaan secara bersamaan kepada terhadap profitabilitas.
pelanggannya (Niresh & Velnampy, 2014). H2: Perputaran modal kerja berpengaruh
Ukuran perusahaan mempengaruhi positif signifikan terhadap profitabilitas.
kemampuan perusahaan untuk Pengaruh Likuiditas terhadap
memperoleh tambahan modal eksternal Profitabilitas
untuk membiayai aktivitas operasional Likuiditas menunjukkan
perusahaan (Putra & Badjra, 2015). kemampuan perusahaan dalam memenuhi
Pertumbuhan Penjualan kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan
Pertumbuhan penjualan merupakan yang memiliki likuiditas yang tinggi akan
rasio yang dapat digunakan untuk berpengaruh terhadap profit yang
menggambarkan kenaikan penjualan diperoleh. Likuditas pada penelitian ini
perusahaan tahun ini dibandingkan dengan diproksikan dengan current ratio yang
penjualan tahun lalu. Pertumbuhan merupakan ukuran dari likuiditas jangka
penjualan memiliki pengaruh yang pendek, atau perbandingan antara aset
strategis bagi perusahaan karena lancar dengan kewajiban lancar. Semakin
pertumbuhan penjualan ditandai dengan tinggi current ratio maka semakin baik
peningkatan market share yang akan kemampuan perusahaan membayar
berdampak pada peningkatan penjualan kewajiban jangka pendeknya dengan
dari perusahaan sehingga akan menggunakan aset lancarnya. Hal tersebut
meningkatkan profitabilitas dari dipandang baik bagi kreditur karena

5
perusahaan memiliki aset lancar yang akan meningkat. Peningkatan sangat
likuid sehingga mampu membayar tergantung dengan kondisi ekonomi,
kewajiban dengan tepat waktu atau apabila kondisi ekonomi sedang baik
perusahaan memiliki posisi keuangan yang penggunaan utang yang semakin besar
baik. dapat meningkatkan profitabilitas dan
Perusahaan dengan tingkat apabila kondisi ekonomi sedang buruk
likuditas yang tinggi akan memperbesar maka dapat menurunkan profitabilitas
kemungkinan pembagian dividen dalam (Felany & Worokinasih, 2018).
bentuk cash, sehingga menarik minat Berdasarkan trade off theory perusahaan
investor menanamkan modalnya. Tingkat yang mampu meningkatkan profitabilitas
modal yang tinggi akan menekan angka apabila perusahaan mampu mengelola
hutang yang dimiliki perusahaan sehingga hutang dengan baik untuk memaksimalkan
beban bunga yang harus dibayar operasional perusahaan. Hal ini didukung
perusahaan akan semakin kecil yang akan oleh penelitian Felany & Worokinasih
menyebabkan semakin besarnya profit (2018) solvabilitas berpengaruh positif dan
yang diperoleh (Novita & Sofie, 2015). signifikan terhadap profitabilias.
Current ratio yang tinggi maka makin Semakin tinggi debt to equity ratio
baiklah posisi para kreditur karena terdapat maka profitabilitas dari sebuah perusahaan
kemungkinan yang lebih besar bahwa akan mengalami penurunan. Perusahaan
utang perusahaan itu akan dapat dibayar perlu memperhatikan jika nilai DER tinggi
pada waktunya. Hal ini didukung oleh sedangkan nilai profitabilitas turun atau
penelitian Novita & Sofie (2015) tidak berubah karena dikhawatirkan
menyatakan bahwa likuditas berpengaruh perusahaan tidak mampu melunasi utang-
positif signifikan terhadap profitabilitas. utangnya dengan modal yang dimiliki
Dilain pihak current ratio yang sehingga dapat menurunkan kinerja
berlebihan dapat berdampak negatif keuangan (Felany & Worokinasih, 2018).
terhadap profitabilitas perusahaan karena Hal ini didukung oleh trade off theory
jika current ratio terlalu banyak dapat yang menjelaskan besarnya rasio
menandakan manajemen tidak mampu solvabilitas membuat perusahaan harus
mengelola aset lancar dengan baik mengemban tingginya biaya bunga yang
sehingga dapat berdampak pada kerugian harus dipenuhi, sehingga hal ini
karena adanya aset yang tidak digunakan berdampak pada penurunan profitabilitas
secara optimal. Hal ini didukung oleh perusahaan. Hal ini didukung oleh
penelitian Ambarwati et al (2015) penelitian Akinlo (2011) solvabilitas
menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh berpengaruh negatif signifikan terhadap
negatif signifikan terhadap profitabilitas. profitabilitas dan Supriyadi & Yuliani
H3: Likuiditas berpengaruh signifikan (2015) solvabilitas berpengaruh negatif
terhadap profitabilitas. namun tidak signifikan.
Pengaruh Solvabilitas terhadap H4: Solvabilitas berpengaruh signifikan
Profitabilitas terhadap profitabilitas.
Solvabilitas diproksikan Pengaruh Size terhadap Profitabilitas
menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) Size atau ukuran perusahaan
yang didefinisikan sebagai ukuran yang berkaitan dengan besar kecilnya suatu
dipakai dalam menganalisa laporan perusahaan yang ditunjukkan oleh total
keuangan untuk memperlihatkan besarnya aktiva yang dimiliki. Ukuran perusahaan
jaminan yang tersedia untuk kreditor bisa dilihat dari total aset perusahaan.
(Supriyadi & Yuliani, 2015). Nilai hutang Semakin maksimal aktiva perusahaan
yang besar dan diimbangi dengan modal maka laba yang akan didapat menjadi
yang besar mampu menghasilkan laba maksimal pula, karena aktiva perusahaan
bersih yang besar, sehingga profitabilitas digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan

6
operasional perusahaan yang tujuannya kemampuan perusahaan menghasilkan
untuk menghasilkan laba (Ambarwati et pendapatan yang rendah dari periode
al., 2015). Berdasarkan teori skala sebelumnya (Setyawan & Susilowati,
ekonomi, ukuran perusahaan diharapkan 2018). Bila penjualan ditingkatkan, maka
memiliki hubungan yang positif dengan aktiva pun harus ditambah sedangkan di
profitabilitas. Hal ini karena barang dapat sisi lain, jika perusahaan tahu dengan pasti
diproduksi dengan biaya yang jauh lebih permintaan penjualannya di masa
rendah oleh perusahaan besar (Niresh & mendatang, hasil dari tagihan piutangnya,
Velnampy, 2014), sehingga dapat serta jadwal produknya, perusahaan akan
disimpulkan semakin besar ukuran dapat mengatur jadwal jatuh tempo
perusahaan maka akan dapat berdampak utangnya agar sesuai dengan arus kas
pada peningkatan profitabilitas bersih di masa mendatang. Akibatnya, laba
perusahaan. akan dapat dimaksimalkan (Tarmizi &
Hal ini didukung oleh penelitian Kurniawati, 2017). Kesimpulannya apabila
Ambarwati et al (2015) menyatakan pertumbuhan penjualan meningkat maka
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh akan berpengaruh positif terhadap
positif signifikan terhadap profitabilitas, profitabilitas perusahaan.
sedangkan Putra & Badjra (2015) Hal ini didukung oleh penelitian
menyatakan bahwa ukuran perusahaan Setyawan & Susilowati (2018) yang
berpengaruh negatif namun tidak menyatakan bahwa pertumbuhan
signifikan terhadap profitablitas. penjualan berpengaruh positif signifikan
H5: Size berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan Tarmizi
terhadap profitabilitas. & Kurniawati (2017) pertumbuhan
Pengaruh Pertumbuhan Penjualan penjualan berpengaruh positif namun tidak
terhadap Profitabilitas signifikan terhadap profitabilitas dan
Penjualan merupakan ujung penelitian berbeda dilakukan oleh Putra &
tombak dari sebuah perusahaan. Tingkat Badjra (2015) menyatakan bahwa ukuran
pertumbuhan penjualan yang tinggi perusahaan berpengaruh negatif namun
menandakan kemampuan perusahaan tidak signifikan terhadap profitabilitas.
menghasilkan pendapatan yang tinggi dari H6: Pertumbuhan penjualan berpengaruh
penjualan produk perusahaan, sebaliknya positif terhadap profitabilitas.
jika pertumbuhan rendah menandakan

Gambar 1
KERANGKA PEMIKIRAN
METODE PENELITIAN tahun 2014-2018. Teknik pengambilan
Klasifikasi Sampel sampel yang digunakan adalah purposive
Populasi dalam penelitian ini sampling, yaitu teknik pengambilan
adalah perusahaan-perusahaan yang sampel dengan menggunakan kriteria-
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada kriteria yang relevan. Adapun kriteria

7
pemilihan data perusahaan yang akan Perputaran Modal Kerja
dijadikan sampel dalam penelitian ini Modal kerja merupakan
adalah sebagai berikut: keseluruhan dana yang dimiliki oleh
1. Perusahaan sektor industri barang perusahaan untuk membiayai kegiatan
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek operasi sehari-hari. Menilai keefektifan
Indonesia (BEI) selama tahun 2014- penggunaan modal kerja dari aktivitas
2018. perusahaan digunakan rasio Working
2. Perusahaan sektor industri barang Capital Turnover (WCT).
konsumsi yang mempublikasikan 𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧
WCT=
laporan keuangan secara lengkap 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝐥𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫−𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫
selama tahun 2014-2018. Likuiditas
3. Perusahaan sektor industri barang Likuiditas adalah menunjukkan
konsumsi yang memiliki modal kerja kemampuan perusahaan untuk memenuhi
bersih positif pada tahun 2014-2018. kewajiban keuangnnya yang harus segera
4. Perusahaan sektor industri barang dipenuhi, atau kemampuan perusahaan
konsumsi yang memiliki ekuitas untuk memenuhi kewajiban pada saat
positif selama tahun 2014-2018. ditagih. Likuiditas dapat diukur
Data Penelitian menggunakan rasio current ratio.
Sampel penelitian yang digunakan 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫
CR = x 100%
adalah perusahaan sektor industri barang 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Solvabilitas
Indonesia pada periode 2014-2018. Data Solvabilitas merupakan
yang digunakan dalam penelitian ini kemampuan perusahaan untuk membayar
adalah data kuantitatif sekunder yang semua utang-utangnya, baik jangka pendek
diperoleh dengan teknik pengumpulan data maupun jangka panjangnya. Solvabilitas
dokumentasi yang didapat dari laporan dapat diukur menggunakan rasio Debt to
keuangan perusahaan industri barang Equity Ratio (DER).
konsumsi yang dapat diakses melalui 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠
DER = x 100%
website Bursa Efek Indonesia 𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬
(www.idx.co.id). Size
Variabel Penelitian Ukuran perusahaan merupakan
Variabel yang akan diteliti dalam suatu penetapan besar kecilnya
penelitian ini meliputi variabel dependen perusahaan. Ukuran perusahaan
yaitu profitabilitas dan variabel mempengaruhi kemampuan perusahaan
independen, yaitu perputaran modal kerja, untuk memperoleh tambahan modal
likuiditas, solvabilitas, size dan eksternl untuk membiayai aktivitas
pertumbuhan penjualan. operasional perusahaan (Putra & Badjra,
Definisi Operasional Variabel 2015). Indikator yang digunakan untuk
Profitabilitas mengukur ukuran perusahaan adalah
Profitabilitas adalah kemampuan Logarithm natural (ln) of Total Assets.
perusahaan dalam menghasilkan laba Size = logarithm natural (ln) of Total
dalam periode waktu tertentu. Assets
Profitabilitas dapat diukur menggunakan Pertumbuhan Penjualan
Return on Assets (ROA). ROA digunakan Pertumbuhan penjualan merupakan
untuk melihat sejauh mana investasi yang indikator permintaan dan daya saing
telah ditanamkan mampu memberikan perusahaan dalam suatu industri. Laju
pengembalian keuntungan sesuai dengan pertumbuhan suatu perusahaan akan
yang diharapkan. mempengaruhi kemampuan
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌 mempertahankan keuntungan dalam
ROA = x 100%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂

8
menandai kesempatan-kesempatan pada Inflation Factor (VIF) pada model regresi.
masa yang akan datang. Cara untuk mengetahui suatu model
Growth= regresi bebas dari multikolinearitas, yaitu
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒊𝒏𝒊−𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒍𝒂𝒍𝒖 mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒍𝒂𝒍𝒖 mempunyai angka Tolerance lebih dari 0,1
Alat Analisis (Priyatno, 2018, hal. 134).
Penelitian ini menggunakan teknik Uji Heteroskedastisitas
analisis data yang digunakan adalah teknik Uji Heteroskedastisitas merupakan
analisis deskriptif, uji asumsi klasik dan keadaan dimana dalam model regresi
analisis uji hipotesis menggunakan analisis terjadi ketidaksamaan varian dari residual
regresi linier berganda (MRA). Multiple pada satu pengamatan ke pengamatan yang
Regression Analysis (MRA), bertujuan lain. Model regresi yang baik adalah tidak
untuk menguji hubungan antar dua terjadi heteroskedastisitas. Jika nilai
variabel, yaitu variabel independen (X) signifikansi antara variabel independen
terhadap variabel dependen (Y). Penelitian dengan absolut residual > 0,05, tidak
ini menggunakan variabel independen (X) terjadi masalah heteroskedastisitas
lebih dari satu variabel maka penelitian ini (Priyatno, 2018, hal. 136).
menggunakan model regresi berganda Uji Autokorelasi
(Sudana & Setianto, 2018:146). Uji Autokorelasi bertujuan untuk
Perhitungan analisis ini akan menguji apakah model regresi linier ada
menggunakan SPSS (Statistical Product korelasi antara kesalahan penganggu pada
and Service Solution). periode t dengan kesalahan penganggu
Uji Asumsi Klasik pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
Uji Normalitas korelasi, maka dinamakan ada problem
Uji normalitas digunakan untuk autokorelasi. Model regresi yang baik
menguji apakah nilai residual yang seharusnya tidak terjadi gejala autokorelasi
dihasilkan dari regresi terdistribusi secara (Priyatno, 2018, hal. 96). Autokorelasi
normal atau tidak. Model regresi yang baik dapat dideteksi dengan melihat nilai
memiliki nilai residual yang terdistribusi Durbin Waston (DW) .
secara normal. Beberapa metode uji Uji Hipotesis
normalitas, yaitu dengan dengan uji One Uji F
Sample Kolmogrov Smirnov. One Sample Uji F atau uji koefisien regresi
Kolmogrov Smirnov digunakan untuk digunakan untuk mengetahui variabel
mengetahui distribusi data, apakah independen berpengaruh signifikan
mengikuti distibusi normal, oisson, terhadap variabel dependen. Layak disini
iniform, atau exponential. Residual maksudnya adalah model yang diestimasi
berdistribusi normal jika nilai signifikansi layak digunakan untuk menjelaskan
lebih dari 0,05 (Priyatno, 2018, hal. 113). pengaruh variabel-variabel bebas terhadap
Uji Multikoliniearitas variabel terikat.
Uji Multikolinearitas merupakan Uji t
keadaan pada model regresi ditentukan Uji t atau uji koefisien regresi
adanya korelasi yang sempurna atau parsial digunakan untuk mengetahui
mendekati sempurna antar variabel apakah secara parsial variabel independen
independen. Model regresi yang baik berpengaruh secara signifikan atau tidak
seharusnya tidak terjadi korelasi yang terhadap variabel dependen (Priyatno,
sempurna atau mendekati sempurna 2018: 135).
diantara variabel bebas (korelasinya 1 atau HASIL PENELITIAN DAN
mendekati 1). Metode uji multikolinearitas
PEMBAHASAN
yang umum digunakan, yaitu dengan
melihat nilai Tolerance dan Variabel

9
Analisis Deskriprif likuiditas (CR), solvabilitas (DER), ukuran
Analisis deskriptif digunakan untuk perusahaan (SIZE) dan pertumbuhan
memperoleh gambaran sampel umum data penjualan (GROWTH) sebagai variabel
dengan mendeskripsikan masing-masing bebas (X), sedangkan profitabilitas (ROA)
variabel yang digunakan dalam penelitian digunakan sebagai variabel terikat (Y).
ini, yaitu perputaran modal kerja (WCT), Berikut hasil pengolahan data:
Tabel 1
STATISTIK DESKRIPTIF
Variabel N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
ROA 140 -0,1760 0,3587 0,0800 0,0841
WCT 140 0,7286 165,6200 8,1362 16,5413
CR 140 1,0223 10,2540 3,0400 1,9634
DER 140 0,0709 1,8722 0,6786 0,4220
SIZE 140 25,3317 32,2010 28,5144 1,6879
GROWTH 140 -0,4370 0,5002 0,0591 0,1277
Sumber: Lampiran 9, data diolah
Pada penelitian ini Profitabilitas dengan penjualan sebesar Rp.
diukur menggunakan Return on 1.334.070.483.011 dan modal kerja bersih
Assets/ROA. Berdasarkan tabel 4.3 diatas sebesar Rp. 8.054.759.759.486. WCT
menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari terendah dicapai oleh PT. Delta Djakarta
variabel pada sektor industri barang Tbk sebesar 0,7286 pada tahun 2017
konsumsi sebesar 0,0800 dengan standar dengan penjualan sebesar Rp.
deviasi sebesar 0,0841, sehingga dapat 777.308.328.000 dan modal kerja bersih
diartikan bahwa data bersifat heterogen. sebesar Rp. 1.066.891.281.000.
ROA tertinggi dicapai oleh PT. Handjaya Berdasarkan tabel 4.3 diatas
Mandala Sampoerna Tbk sebesar 35,87% menunjukkan nilai rata-rata dari variabel
pada tahun 2014, dikarenakan perusahaan likuditas (current ratio/CR) pada sektor
memiliki tingkat laba sesudah pajak industri barang konsumsi sebesar 3,0400
sebesar Rp. 10.181.083.000.000 dengan dengan standar deviasi sebesar 1,9634,
aset sebesar Rp. 28.380.630.000.000. ROA sehingga dapat diartikan bahwa data
terendah dicapai oleh PT. Martina Berto bersifat homogen. CR tertinggi dicapai
Tbk sebesar -17,6% pada tahun 2018, oleh PT. Industri Jamu & Farmasi Sido
dikarenakan perusahaan memiliki tingkat Muncul Tbk sebesar 1025,4% pada tahun
laba sesudah pajak sebesar 2014 dan perusahaan dapat dikatakan
Rp.-114.131.026.847 dengan aset sebesar likuid, dikarenakan aset lancar sebesar Rp.
Rp. 648.016.880.325. Rugi yang dialami 1.860.438.000.000 dengan utang lancar
dikarenakan biaya beban operasi yang sebesar Rp. 181.431.000.000. CR terendah
terlalu tinggi. dicapai oleh PT. Prasidha Aneka Niaga
Berdasarkan tabel 4.3 diatas Tbk sebesar 102,23% pada tahun 2018,
menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari dikarenakan aset lancar sebesar Rp.
variabel perputaran modal kerja (working 369.067.844.907 dengan utang lancar
capital turnover/WCT) pada perusahaan sebesar Rp. 361.013.085.421.
sektor industri barang konsumsi sebesar Berdasarkan tabel 4.3 diatas
8,1362 dengan standar deviasi sebesar menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari
16,5413, sehingga dapat diartikan bahwa variabel solvabilitas (Debt to Equity
data bersifat heterogen. WCT tertinggi Ratio/DER) pada perusahaan sektor
dicapai oleh PT. Prasidha Aneka Niaga industri barang konsumsi sebesar 0,678609
Tbk sebesar 165,6200 pada tahun 2018 dengan standar deviasi sebesar 0,4220307,

10
sehingga dapat diartikan bahwa data 25,3317 pada tahun 2014, dikarenakan
bersifat homogen. DER tertinggi dicapai total aset sebesar Rp. 100.322.024.001.
oleh PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk Berdasarkan tabel 4.3 diatas
sebesar 187,22% pada tahun 2018 maka menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari
perusahaan dapat dikatakan solvable, variabel pertumbuhan penjualan/growth
dikarenakan total utang sebesar Rp. pada sektor industri barang konsumsi
454.760.270.998 dengan ekuitas sebesar sebesar 0,059167 dengan standar
Rp. 242.897.129.653. DER terendah deviasi sebesar 0,1277684, sehingga dapat
dicapai oleh PT. Industri Jamu & Farmasi diartikan bahwa data bersifat heterogen.
Sido Muncul Tbk sebesar 7,09% pada Growth tertinggi dicapai oleh PT. Prasidha
tahun 2014 maka perusahaan dikatakan Aneka Niaga Tbk sebesar 0,5002 pada
insolvable, dikarenakan total hutang tahun 2017, dikarenakan penjualan tahun
sebesar Rp. 186.740.000.000 dengan 2017 meningkat, sebesar Rp.
ekuitas sebesar Rp. 2.634.659.000.000. 1.399.580.416.996 sedangkan panjualan
Berdasarkan tabel 4.3 diatas tahun 2016 sebesar Rp. 932.905.806.441.
menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari Growth terendah dicapai oleh PT. Merck
variabel size/ukuran perusahaan pada Indonesia Tbk sebesar -0,4379 pada tahun
perusahaan sektor industri barang 2017, dikarenakan penjualan tahun 2017
konsumsi sebesar 28,514415 dengan menurun, sebesar Rp. 582.002.470.000
standar deviasi sebesar 1,6879582, sedangkan penjualan tahun 2016 sebesar
sehingga dapat diartikan bahwa data Rp. 1.034.806.890.000.
bersifat homogen. Size tertinggi dicapai Uji Asumsi Klasik
oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Uji asumsi klasik digunakan untuk
sebesar 32,2010 pada tahun 2018, mengetahui ketetapan model yang didasari
dikarenakan total aset sebesar Rp. dari model regresi. Penelitian ini
96.537.796.000.000. Size terendah dicapai menggunakan uji normalitas, uji
oleh PT. Kedaung Indah Can Tbk sebesar multikoloniearitas, uji autokorelasi dan uji
heteroskedastisitas.
Tabel 2
HASIL PENGOLAHAN DATA UJI ASUMSI KLASIK
Model Uji Multikolineritas Uji Uji
Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas
(1) (2)
Tolerance VIF Sig Sig
WCT 0,768 1,302 0,747 0,769
CR 0,474 2,108 0,323 0,294
DER 0,407 2,457 0,700 0,812
SIZE 0,937 1,068 0,823 0,767
GROWTH 0,904 1,106 0,013 0,362
Uji Normalitas Asymp. Sig. (2-tailed) 0,064
Uji Autokorelasi Durbin-Watson 1,112
Sumber: Lampiran 9, data diolah

Uji Normalitas dilakukan. Berdasarkan hasil uji


Uji normalitas digunakan untuk normalitas pada tabel 4.4 menunjukkan
menguji apakah dalam sebuah model bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar
regresi, variabel pengganggu atau residual 0,064 yang lebih besar dari 0,05 atau 0,064
mempunyai distribusi normal normal atau > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak, sehingga apabila data tersebut variabel pengganggu atau residual dalam
memiliki distribusi normsl maka uji t dapat

11
model regresi tersebut berdistribusi heteroskedastisitas ulang sehingga
normal. hasilnya pada variabel perputaran modal
Uji Multikolinieritas kerja (WCT), likuiditas (CR), solvabilitas
Uji multikolineritas digunakan (DER), ukuran perusahaan (size) dan
untuk menguji apakah terdapat korelasi pertumbuhan penjualan (growth) memiliki
diantara variabel independen yang nilai > 0,05 yang menunjukkan bahwa
dimasukkan ke dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.
(Ghozali, 2016, hal. 103). Berdasarkan Uji Autokorelasi
hasil uji multikolinieritas pada tabel 4.5 Uji autokorelasi digunakan untuk
menunjukkan bahwa hasil dari nilai mengetahui apakah dalam model regresi
tolerance pada seluruh variabel bebas terdapat korelasi yang sempurna antar
lebih besar dari 0,10 atau nilai tolerance > variabel. Autokorelasi dapat dideteksi
0,1 dan nilai variance inflation factor dengan cara uji Durbin-Watson (DW Test)
(VIF) pada seluruh variabel bebas lebih (Ghozali, 2016, hal. 108). Berdasarkan
kecil dari 10 atau nilai VIF < 10. Sehingga hasil uji autokorelasi pada tabel 4.4
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson
multikolineritas antar variabel bebas. sebesar 1,112, sedangkan DL= 1,6445 dan
Uji Heteroskedastisitas DU= 1,7967, sehingga dapat disimpulkan
Uji heteroskedastisitas digunakan bahwa hasil dari Durbin-Watson
untuk menguji apakah ada ketidaksamaan menunjukkan 0 < D < DL yang artinya
variance dari residual satu pengamatan ke tidak ada autokorelasi positif dalam model
pengamatan yang lain dalam satu model regresi.
regresi. Model regresi yang baik Analisis Regresi Linier Berganda
seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas Analisis uji hipotesis ini
atau nilai variance dan residual dari satu menggunakan teknik analisis regresi linier
periode dengan periode yang lain. berganda. Analisis uji hipotesis bertujuan
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas untuk mengetahui hubungan antara
(1) pada tabel 4.4 pertumbuhan penjualan variabel independen (X) yaitu perputaran
(growth) memiliki nilai < 0,05, sehingga modal kerja (WCT), likuiditas (CR),
hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi solvabilitas (DER), size dan pertumbuhan
heteroskedastisitas. Kemudian diatasi penjualan (growth) terhadap variabel
dengan uji heteroskedastisitas (2) dengan dependen (Y) yaitu profitabilitas (ROA).
memasukkan rumus ln pada semua Berikut adalah hasil dari analisis uji
variabel kemudian dilakukan pengujian hipotesis berdasarkan output spss 16.
Tabel 3
HASIL PERHITUNGAN PERSAMAAN REGRESI LINIER BERGANDA
Model B t hitung t tabel Sig Keterangan
(Constant) -0,485 -4,872
WCT 0,000 -0,401 1,645 0,689 H0 Diterima
CR 0,012 3,088 1,960 0,002 H0 Ditolak
DER -0,055 -2,740 1,960 0,007 H0 Ditolak
SIZE 0,020 5,961 1,645 0,000 H0 Ditolak
GROWTH 0,138 3,118 1,645 0,002 H0 Ditolak
R Square 0,447
Adjusted R Square 0,436
F hitung 22,521
F tabel 2,21
Sig F 0,000
Sumber: Lampiran 9, data diolah

12
Pengaruh Perputaran Modal Kerja perusahaan karena jika CR terlalu banyak
terhadap Profitabilitas dapat menandakan manajemen tidak
Perputaran modal kerja digunakan mampu mengelola aset lancar dengan baik
untuk mengukur atau menilai keefektifan sehingga dapat berdampak pada kerugian
modal kerja perusahaan selama periode karena adanya aset yang tidak digunakan
tertentu. Felany & Worokinasih (2018) secara optimal
menyatakan apabila perputaran modal Hasil analisis uji t menunjukkan
kerja rendah dapat diartikan perusahaan bahwa likuiditas berpengaruh positif
sedang kelebihan modal kerja karena signifikan terhadap profitabilitas. Artinya
disebabkan rendahnya perputaran semakin tinggi likuiditas maka semakin
persediaan, sebaliknya jika perputaran tinggi pula profitabilitas perusahaan. Hal
modal kerja tinggi dan perusahaan ini dikarenakan perusahaan sektor industri
semakin efisien dalam melakukan kegiatan barang konsumsi dengan tingkat likuiditas
usaha, maka dapat meningkatkan yang tinggi maka perusahaan memiliki
profitabilitas perusahaan. posisi keuangan yang baik dan perusahaan
Hasil analisis uji t menunjukkan dinilai dapat mengelola aset lancar yang
bahwa WCT menunjukkan arah negatif dimiliki dengan baik sehingga dapat
tidak signifikan atau tidak berpengaruh meningkatkan profitabilitas, selain itu
terhadap profitabilitas dikarenakan WCT kemampuan perusahaan dalam memenuhi
mayoritas memiliki nilai yang rendah. Hal kewajiban pada saat ditagih baik karena
ini terbukti dari nilai WCT lebih dari 50% perusahaan memiliki aset lancar yang
memiliki nilai di bawah 0,08 yang dapat likuid sehingga mampu membayar
diartikan bahwa perusahaan tidak terlalu kewajiban dengan tepat waktu dan dana
memperhatikan WCT untuk menentukan yang tersedia dapat digunakan untuk
tinggi rendahnya profitabilitas perusahaan. operasional perusahaan sehingga dapat
Hal ini didukung oleh penelitian Supriyadi meningkatkan profitabilitas perusahaan.
& Yuliani (2015) yang menyatakan bahwa Hal ini didukung oleh penelitian
perputaran modal kerja tidak berpengaruh Novita & Sofie (2015) yang menyatakan
signifikan terhadap profitabilitas. Namun, bahwa likuditas berpengaruh positif
hasil penelitian ini tidak mendukung hasil signifikan terhadap profitabilitas. Namun,
penelitian dari Linna Warrad (2013) yang hasil penelitian ini tidak mendukung hasil
menyatakan bahwa perputaran modal kerja penelitian dari Manghdahita et al (2016)
berpengaruh signifikan terhadap yang menyatakan bahwa likuiditas
profitabilitas. berpengaruh negatif signifikan terhadap
Pengaruh Likuiditas terhadap profitabilitas dan Ambarwati et al (2015)
Profitabilitas yang menyatakan likuiditas tidak
Likuiditas menunjukkan signifikan terhadap profitabilitas.
kemampuan perusahaan untuk memenuhi Pengaruh Solvabilitas terhadap
kewajiban keuangannya yang harus segera Profitabilitas
dipenuhi, atau kemampuan perusahaan Solvabilitas merupakan ukuran
untuk memenuhi kewajiban pada saat yang dipakai dalam menganalisa laporan
ditagih. Likuditas pada penelitian ini keuangan untuk memperlihatkan besarnya
diproksikan dengan current ratio (CR). jaminan yang tersedia untuk kreditor
Semakin tinggi CR maka semakin baik (Supriyadi & Yuliani, 2015). Solvabilitas
kemampuan perusahaan membayar pada penelitian ini diproksikan dengan
kewajiban jangka pendeknya dengan debt to equity ratio (DER). DER
menggunakan aset lancarnya sehingga hal digunakan untuk menunjukkan seberapa
tersebut dipandang baik bagi kreditur. besar hutang yang dimiliki oleh
Dilain pihak CR yang berlebihan dapat perusahaan dan bagaimana perusahaan
berdampak negatif terhadap profitabilitas mengolah hutangnya. Semakin tinggi DER

13
maka profitabilitas dari sebuah perusahaan positif signifikan terhadap profitabilitas.
akan mengalami penurunan karena beban Artinya semakin besar ukuran perusahaan
yang ditanggung oleh perusahaan semakin maka semakin besar pula profitabilitas
besar. Hal ini sesuai dengan trade off perusahaan karena barang dapat diproduksi
theory yang menjelaskan besarnya rasio dengan biaya yang jauh lebih rendah oleh
solvabilitas membuat perusahaan harus perusahaan besar (Niresh & Velnampy,
mengemban tingginya biaya bunga yang 2014). Hal ini didukung oleh penelitian
harus dipenuhi, sehingga hal ini Ambarwati et al (2015) yang menyatakan
berdampak pada penurunan profitabilitas bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
perusahaan. Pada sektor industri barang positif signifikan terhadap profitabilitas.
konsumsi memiliki rata-rata 67% Namun, hasil penelitian ini tidak
solvabilitas tinggi, yang menunjukkan mendukung hasil penelitian dari Putra &
pada sektor ini perusahaan memiliki Badjra (2015) yang menyatakan ukuran
tingkat hutang tinggi sehingga beban yang perusahaan tidak signfikan terhadap
ditanggung juga tinggi. Hal ini dapat profitabilitas.
menurunkan profitabilitas. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan
Hasil analisis uji t menunjukkan terhadap Profitabilitas
bahwa solvabilitas berpengaruh negatif Penjualan merupakan ujung
signifikan terhadap profitabilitas. Artinya tombak dari sebuah perusahaan yang
semakin tinggi solvabilitas (DER) maka menunjukkan sejauh mana kenaikan
semakin rendah profitabilitas karena volume penjualan dari waktu ke waktu.
perusahaan dibebani dengan biaya bunga Tingkat pertumbuhan penjualan yang
dan pajak yang tinggi pula. Hal ini tinggi menandakan kemampuan
didukung oleh penelitian Akinlo (2011) perusahaan menghasilkan pendapatan yang
yang menyatakan solvabilitas berpengaruh tinggi dari penjualan produk perusahaan,
negatif signifikan terhadap profitabilitas. sebaliknya jika pertumbuhan rendah
Namun, hasil penelitian ini tidak menandakan kemampuan perusahaan
mendukung hasil penelitian dari Felany & menghasilkan pendapatan yang rendah dari
Saparila (2018) yang menyatakan periode sebelumnya (Setyawan &
solvabilitas berpengaruh positif signfikan Susilowati, 2018). Hal ini dapat
terhadap profitabilitas. disimpulkan bahwa semakin tinggi
Pengaruh Size terhadap Profitabilitas pertumbuhan penjualan maka profitabilitas
Size berkaitan dengan besar perusahaan untuk menghasilkan laba juga
kecilnya suatu perusahaan yang akan semakin tinggi, sehingga apabila
ditunjukkan oleh total aktiva yang pertumbuhan penjualan meningkat maka
dimiliki. Semakin maksimal aset profitabilitas juga meningkat.
perusahaan maka laba yang akan didapat Hasil analisis uji t menunjukkan
menjadi maksimal pula, karena aset bahwa pertumbuhan penjualan bepengaruh
perusahaan digunakan oleh perusahaan positif signifikan terhadap profitabilitas.
untuk kegiatan operasional perusahaan Artinya semakin tinggi pertumbuhan
yang tujuannya untuk menghasilkan laba penjualan perusahaan sektor industri
(Ambarwati et al., 2015). Berdasarkan barang konsumsi akan berpengaruh
teori skala ekonomi, ukuran perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan. Hal ini
diharapkan memiliki hubungan yang didukung oleh penelitian Setyawan &
positif dengan profitabilitas karena barang Susilowati (2018) yang menyatakan bahwa
dapat diproduksi dengan biaya yang jauh pertumbuhan penjualan berpengaruh
lebih rendah oleh perusahaan besar (Niresh positif signifikan terhadap profitabilitas.
& Velnampy, 2014). Namun, hasil penelitian ini tidak
Hasil analisis uji t menunjukkan mendukung hasil penelitian dari Putra &
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh Badjra (2015) dan Tarmizi & Kurniawati

14
(2017) yang menyatakan pertumbuhan positif signifikan terhadap
penjualan tidak signfikan terhadap profitabilitas.
profitabilitas. Keterbatasan Penelitian
KESIMPULAN, KETERBATASAN Penelitian ini memiliki beberapa
DAN SARAN keterbatasan yang mempengaruhi hasil
Kesimpulan penelitian sebagai berikut:
Penelitian ini bertujuan untuk 1. Terbatasnya sampel yang digunakan,
menguji pengaruh perputaran modal kerja, karena beberapa perusahaan tidak
likuiditas, solvabilitas, size dan memiliki kelengkapan laporan
pertumbuhan penjualan terhadap keuangan dan memiliki modal kerja
profitabilitas dengan periode penelitian bersih dan ekuitas negatif.
selama lima tahun mulai 2014-2018. 2. R square dari model penelitian hanya
Penelitian ini menggunakan data sekunder sebesar 43,6%, sehingga masih
yang diperoleh dari website Bursa Efek terdapat 56,4% yang mampu
Indonesia (www.idx.com). Jumlah mempengaruhi profitabilitas dengan
perusahaan sektor industri barang variabel lain.
konsumsi yang menjadi sampel dalam Saran
penelitian ini adalah 28 perusahaan. Berdasarkan keterbatasan dan hasil
Pengujian dalam penelitian ini penelitian ini, maka peneliti dapat
menggunakan uji deskriptif, uji asumsi memberikan saran-saran bagi penelitian
klasik dan uji regresi linier berganda. selanjutnya maupun pengambilan
Berdasarkan hasil penelitian dan keputusan bagi perusahaan yang
pembahasan dapat disimpulkan sebagai berhubungan dengan penelitian ini. Saran
berikut: tersebut adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan uji simultan (Uji F), 1. Bagi Perusahaan
dapat disimpulkan bahwa variabel Variabel-variabel yang secara
perputaran modal kerja, likuiditas, signifikan mempengaruhi
solvabilitas, size dan pertumbuhan profitabilitas yaitu likuditas,
secara simultan berpengaruh solvabilitas, size dan pertumbuhan
signifikan terhadap profitabilitas. penjualan sehingga variabel tersebut
2. Berdasarkan uji parsial (Uji t), dapat dijadikan sebagai pertimbangan
diperoleh hasil bahwa variabel bagi perusahaan dalam meningkatkan
perputaran modal kerja tidak profitabilitas.
berpengaruh signifikan terhadap 2. Bagi Peneliti selanjutnya
profitabilitas. R square dari variabel perputaran
3. Berdasarkan uji parsial (Uji t), modal kerja, likuiditas, solvabilitas,
diperoleh hasil bahwa variabel size dan pertumbuhan penjualan
likuiditas berpengaruh positif sebesar 43,6% sehingga diharapkan
signifikan terhadap profitabilitas. untuk menambah variabel dependen
4. Berdasarkan uji parsial (Uji t), lain diluar penelitian ini dan
diperoleh hasil bahwa variabel memperluas populasi penelitian guna
solvabilitas berpengaruh negatif dapat mendeskripsikan lebih jelas
terhadap profitabilitas. mengenai varibel-variabel yang dapat
5. Berdasarkan uji parsial (Uji t), mempengaruhi profitabilitas
diperoleh hasil bahwa variabel ukuran perusahaan.
perusahaan berpengaruh positif DAFTAR RUJUKAN
terhadap profitabilitas. Abbad, B., Khaled, & Ahmad-Zaluki, N.
6. Berdasarkan uji parsial (Uji t), A. 2012. The Determinants of
diperoleh hasil bahwa variabel Capital Structure of Qatari Listed
pertumbuhan penjualan berpengaruh Companies. International Journal

15
Academic Research in Accounting, Muamar, Y. 2019. Akhir November,
Finance and Mangement Science, Saham-saham Barang Konsumsi
93-108. Unjuk Gigi. Jakarta, Jawa Barat.
Akinlo, O. O. 2011. The Effect of https://www.cnbcindonesia.com/m
Working Capital on Profitability of arket/20191129131023-17-
Firms in Nigeria: Evidance from 119036/akhir-november-saham-
General Method of Moments saham-barang-konsumsi-unjuk-gigi
(GMM). Asian Journal of Business [diakses pada 12 Desember 2019]
and Management Sciences, Vol. 1 Munawir, S. 2010. Analisa Laporan
No. 2, 130-135. Keuangan (Edisi 4 ed.).
Ambarwati, N. S., Yuniarta, G. A., & Yogyakarta: Liberty.
Sinarwati, N. K. 2015. Pengaruh Ni Putu Devi Andrayani, I. M. 2013.
Modal Kerja, Likuiditas, Aktivitas Pengaruh Pertumbuhan Penjualan,
dan Ukuran Perusahaan terhadap Ukuran Perusahaan dan
Profitabilitas pada Perusahaan Tangibillity Assets terhadap
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Stuktur Modal. 1197-1210.
Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, Niresh, J. A., & Velnampy, T. 2014. Firm
Vol. 3 No. 1. Size and Profitability: A Study of
Atika. 2016. Pengaruh Rasio Leverage dan Listed Manufacturing Firms in Sri
Aktivitas terhadap Profitabilitas Lanka. International Journal of
pada PT. Siantar TOP, Tbk yang Business and Management, 9(4),
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 57-64.
Jurnal Financial, 2(1), 8-14. Novita, B. A., & Sofie. 2015. Pengaruh
Brigham, E. F., & Houston, J. F. 2011. Struktur Modal dan Likuiditas
Dasar-dasar Manajemen terhadap Profitabilias. e-Journal
Keuangan Terjemahan. Jakarta: Akuntansi Trisakti, Vol. 2 No. 1,
Salemba Empat. 13-28.
Felany, I. A., & Worokinasih, S. 2018. Priyatno, D. 2018. SPSS Panduan Mudah
Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Olah Data bagi Mahasiswa Umum.
Leverage, dan Likuiditas terhadap Yogyakarta: Andi.
Profitabilitas. Jurnal Administrasi Putra, A. W., & Badjra, I. B. 2015.
Bisnis, Vol. 58 No. 2, 119-128. Pengaruh Leverage, Pertumbuhan
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Penjualan dan Ukuran Perusahaan
Multivariance dengan Program terhadap Profitabilitas. E-Jurnal
SPSS. Semarang: Badan Penerbit Manajemen Unud, Vol. 4 No.7,
Universitas Diponegoro. 2052-2067.
Hanafi, M. M. 2018. Manajemen Sadewo, I. B., Suparlinah, I., &
Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Widiningsih, R. 2015. Pengaruh
Horne, V., James, C., & Wachowich, J. M. Ukuran Perusahaan dan Keputusan
2009. Prinsip-prinsip Manajemen Pendanaan terhadap Nilai
Keuangan. Jakarta: Salemba Perusahaan dengan Profitabilitas
Empat. sebagai Variabel Mediasi. Seminar
Jusuf, J. 2014. Analisis Kredit untuk Credit Nasional dan The 4th Call for
(Account) Officer. Jakarta: PT Syariah Paper, 126-145.
Gramedia Pustaka Utama. Saleem, Q., & Rehman, R. U. 2011.
Khimat, W. B., & Rehman, M. U. 2014. Impacts of Liquidity Rations on
Impact of Liquidity & Solvency on Profitability. Journal of Research
Profitability Chemical Sector of in Business, Vol. 1(7), 95-98.
Pakistan. Economics Management Sariyana, B. M., Yudiaatmaja, F., &
Innovation, 1-13. Suwendra, I. W. 2016. Pengaruh

16
Perputaran Modal Kerja dan Profitabilitas PT. Tiga Sejahtera
Likuditas terhadap Profitabilitas Food Tbk Tahun 2012-2016.
(Studi pada Perusahaan Food and Jurnal Ilmu Akuntansi, Vol. 11 (1),
Beverage). e-Journal Bisma 147-158.
Universitas Pendidikan Ganesha, Tarmizi, R., & Kurniawati, R. 2017.
Vol. 4. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan
Setyawan, S., & Susilowati. 2018. Analisis dan Perputaran Total Asset
Pertumbuhan Penjualan dan terhadap Profitabilitas. Jurnal
Perputaran Modal Kerja terhadap Akuntansi & Keuangan, Vol. 8 No.
Profitabilitas PT. Tiga Pilar 2, 16-22.
Sejahtera Food, Tbk tahun 2012- Warrad, L. 2013. The Impact of Working
2016. Jurnal Ilmu Akuntansi, capital Turnover on Jordanian
11(1), 147-158. Chemical Indystries' Profitability.
Sudana, I. M. 2011. Manajemen Keuangan American Journal of Economics
Perusahaan Teori & Praktik . and Business Administration, Vol.
Jakarta: Erlangga. 5 (3), 116-119.
----------------- & Setianto, R. H. 2018. Wibowo, A., & Wartini, S. 2012. Efisiensi
Metode Penelitian Bisnis & Modal Kerja, Likuiditas, dan
Analisis Data dengan SPSS. Leverage terhadap Profitabilitas
Jakarta: Erlangga. pada Perusahaan Manufaktur di
Supriyadi, U., & Yuliani. 2015. Pengaruh BEI. Jurnal Dinamika Manajemen,
WTC, QR, dan DER terhadap Vol. 3 No. 1, 49-58.
ROA pada Industri Makanan dan Yolanda, J. R. 2017. Pengaruh Working
Minuman. Jurnal Manajemen Capital Turnover dan Debt to
Usahawan Indonesia, Vol. 44 No. Equity Ratio terhadap Return on
1, 13-22. Assets pada PT. Klbe Farma Tbk
Susilowati, S. S. 2018. Analisis dari Tahun 2003-2015. Jurnal
Pertumbuhan Penjualan dan Manajemen FE-UB, Vol. 5 No. 1,
Perputaran Modal Kerja terhadap 122-137.

17

You might also like