You are on page 1of 4

Mandala of Health.

Volume 8, Nomor 3, September 2015 Rosanti, Deskripsi Alasan Ketidakpatuhan Minum Obat …

DESKRIPSI ALASAN KETIDAKPATUHAN MINUM OBAT PADA PROGRAM

PEMBERIAN OBAT MASSAL PENCEGAHAN (POMP) FILARIA TAHUN 2015

DI KELURAHAN PABEAN PEKALONGAN UTARA KOTA PEKALONGAN


1*
Tutik Ida Rosanti, 2Aswina Azis
1
Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Unsoed Purwokerto
2
Kepala Puskesmas Dukuh Pekalongan Utara Kota Pekalongan

ABSTRACT

Pabean village of Pekalongan Utara subdistrict of Pekalongan is an endemic filariasis region, in


regional work of Puskesmas Dukuh, Pekalongan. And caused of that endemic status then in 2011 in
Pabean village has been held a program called POMP that purposed to eliminate filariasis by
eradicating case transmission of filariasis from the sufferer to the others. The coverage and level of
adherence were indicators the success of POMP. Since it held in 2011, the coverage and level of
adherence always under 100%. The level of adherence of Pabean village in POMP program in 5th
year 2015 about 74,7%. This study is proposed for knowing description of the reason why do the
people there is not adhere in taking medicine of filariasis in POMP program. This study has been
held in August 2015 is a descriptive with crossectional approach. Sample of this study is 90 family
counted by the sample formula of Lameshow. The sample taking using cluster random sampling
propotionally. The number of sample in each RT determined by the formula from Sugiyono. The
reason why do they dont take a medicine, measured by using quitionare. The result show that the
reason of not adhere to take a medicine were 39.1% the fear of side effects, 26.1% caused not feeling
ill, 13% caused forgot to take, 8.7% caused haven’t yet accept the medicine, and 4.3% is reluctant.

Key words: filariasis, reasons of not adherence, the mass medicine prevention program

PENDAHULUAN

Kelurahan Pabean yang termasuk wilayah Culex quinquefasciatus sebagi vektor filariasis
kerja Puskesmas Dukuh merupakan salah satu dan lingkungan berupa genangan air rob dan
wilayah endemis filariasis di Kota Pekalongan. limbah pabrik batik cocok sebagai tempat
Sejak pertama kali dilakukan SDJ pada tahun perindukan nyamuk Cx.quinquefasciatus.
2008 sampai dengan yang terakhir pada bulan Upaya eliminasi filariasis di Kota Pekalongan
November 2014 selalu mempunyai angka mf khususnya di Kelurahan Pabean tentunya
rate diatas 1% (data primer). Batas penentuan ditujukan kepada ketiga faktor tersebut.
suatu wilayah merupakan wilayah endemis Namun upaya memodifikasi dan mengelola
filariasis adalah pada angka mf rate 1% atau lingkungan sangat sulit dilakukan karena
lebih. Dapat dipahami mengapa Kelurahan secara geografis, Kelurahan Pabean
Pabean sampai saat ini masih merupakan merupakan wilayah terendah di Kota
wilayah endemis filariasis karena faktor inang, Pekalongan yang berada 1 meter sampai
parasit, vektor dan lingkungan yang dengan 0 meter diatas permukaan laut
merupakan faktor risiko filariasis ada di sehingga daerah ini merupakan daerah
Kelurahan Pabean. Faktor-faktor risiko cekungan diataran wilayah di Kota
tersebut yaitu keberadaan parasit di dalam Pekalongan. Kondisi lingkunga seperti ini
darah penderita, kepadatan tinggi nyamuk menyebabkan air rob yang masuk ke

642
Mandala of Health. Volume 8, Nomor 3, September 2015 Rosanti, Deskripsi Alasan Ketidakpatuhan Minum Obat …

Kelurahan Pabean selalu tergenang dan tidak masih terdapat 25.3% penduduk yang
kembali ke laut. Oleh karena itu intervensi berpeluang menjadi penular atau tertular
pada faktor inang dan parasit lebih fiariasis. Penelitian ini bertujuan untuk
diutamakan. mengetahui distribusi alasan ketidakpatuhan
minum obat filaria pada program POMP filaria
POMP filariasis bertujuan untuk di Kelurahan Pabean Kecamatan Pekalongan
mengeliminasi filariasis dengan cara Utara Kota Pekalongan pada tahun 2015.
menghilangkan kejadian penularan dari
penderita kepada calon penderita filariasis. METODE PENELITIAN
Penularan akan menurun atau bahkan tidak
terjadi bila jumlah mikrofilaria yang beredar Penelitian ini merupakan penelitian
dalam masyarakat sangat rendah sehingga deskriptif dengan rancangan belah lintang.
meskipun ada nyamuk sebagai vektor tetapi Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
gigitannya tidak akan mampu menularkan Agustus 2015, 3 bulan pasca pelaksanaan
filariasis karena rendahya jumlah mikrofilaria POMP filaria. Populasi adalah seluruh kepala
dalam darah penderita (Purwantyastuti, 2010). keluarga (KK) berjumlah 1378 KK. Sampel
Pada tahun 2015 pelaksanaan POMP di Kota berjumlah 90 KK dihitung menggunakan
Pekalongan termasuk di Kelurahan Pabean rumus besar sampel minimal Lameshow
telah memasuki tahun ke-5. Namun hasil SDJ (1997). Pengambilan sampel menggunakan
pada November 2014 masih menunjukkan teknik Cluster Random Sampling yang
angka mf rate sebeser 1, 35% (Data primer) proporsional. Besar sampel masing-masing RT
dan berdasarkan Rosanti et al (2015) ditentukan dengan rumus Sugiyono (2007).
menyatakan bahwa tingkat kepatuhan minum Alasan ketidakpatuhan minum obat diukur
obat filaria pada POMP tahun ke-5 di menggunakan kuesioner.
Kelurahan Pabean sebesar 74.7%. Artinya

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel. Distribusi responden berdasarkan alasan ketidakpatuhan minum obat filaria pada program
POMP filaria tahun 2015 di Kelurahan Pabean Kec.Pekalongan Utara Kota Pekalongan

No Alasan tidak minum obat POMP filariasis tahun


2015
1 Takut efek samping obat 9 39,1
2 Malas 2 8,7
3 Tidak ada gunanya 1 4,3
4 Lupa 3 13,0
5 Belum menerima obat 2 8,7
6 Tidak mau 6 26,1
Total 23 100,0

Tabel diatas menunjukkan bahwa alasan mengalami efek samping obat filaria (39.1%)
paling banyak diutarakan oleh responden yang dan alasan lainnya yaitu 26.1% tidak mau
tidak patuh minum obat filaria pada program minum obat karena merasa tidak sakit, 13.0%
POMP filaria di Kelurahan Pabean Kecamatan karena lupa, 8.7% karena malas, 8.7% karena
Pekalongan Utara Kota Pekalongan yaitu takut

643
Mandala of Health. Volume 8, Nomor 3, September 2015 Rosanti, Deskripsi Alasan Ketidakpatuhan Minum Obat …

belum menerima obat dan 4.3% merasa tidak Pengalaman pengobatan massal
ada gunanya. menggunakan dosis tunggal DEC dan
Albendazol terhadap filariasis timori
Sampai dengan saat ini, obat yang menunjukkan bahwa besarnya reaksi pasca
digunakan untuk program POMP filaria pengobatan dalam suatu masyarakat
berdasarkan kesepakatan global adalah berbanding lurus dengan beban atau muatan
Dietilkarbamazin (DEC) ditambah Albendazol mikrofilira dalam darah penderitanya.
dan Parasetamol diberikan dalam dosis tunggal Kejadian ikutan pasca pengobatan masal
sekali setahun dan diulang sekali setiap tahun biasanya terjadi paling lama tiga sampai lima
selama lima tahun di daerah endemis filariasis. hari setelah menelan obat.
Obat DEC selalu digunakan karena obat ini
adalah obat pilihan untuk filariasis. DEC Ravish, et al.(2011) ; Sharma A &
membunuh mikrofilaria, Albendazole untuk Kasar PK(2013) ; Babu & Kar (2004)
membunuh cacing dewasa (Soeyoko, 1998). menyatakan bahwa kepatuhan dan cakupan
Penggunaan dosis tunggal dipilih agar orang pengobatan filaria pada program pengobatan
tidak harus menderita berhari-hari atau masal di berbagai daerah endemis di India
berminggu-minggu akibat kejadian ikutan lebih disebabkan oleh kurangnya informasi
pasca POMP filaria. Dosis tunggal per oral akan manfaat pengobatan masal untuk
adalah 6 mg/kgBB (300 mg yaitu 3 tablet filariasis.
@100 mg untuk berat badan 50 kg) efektif
untuk infeksi Whuchereria bancrofti, Brugia Kejadian ikutan pasca pengobatan
malayi dan Brugia timori. Cara ini praktis filaria pada program POMP filariasis di Kota
untuk terapi massal karena cukup menelan Pekalongan pada tahun 2013 terdiri dari
obat satu kali. Syarat obat yang baik untuk pusing (44%), mual (38%), muntah (9%), dan
terapi massal terpenuhi pada DEC dan keluhan lainnya adalah demam, nyeri otot,
Albendazol karena efektif dosis dan relatif BAB keluar cacing masing-masing 2%
aman. (Dinkes Kota Pekalongan, 2014). Berdasarkan
pengalaman menyaksikan dan mengetahui
Meskipun DEC dan Albendazol yang adanya kejadian ikutan pasca minum obat pada
digunakan untuk pengobatan masal program program POMP filariasis tahun sebelumnya
POMP filaria relatif aman, namun pada tersebut menjadikan alasan tingkat kepatuhan
pelaksanaanya dapat muncul kejadian ikutan minum obat filaria tidak mencapai 100%. Hal
pasca POMP filaria. Kejadian ikutan pasca ini karena lebih dari 80% penduduk
pengobatan yaitu reaksi tubuh terhadap hasil Kelurahan Pabean bekerja dan
pengobatan. Tubuh cacing dewasa dan bermatapencaharian sebagai buruh pabrik
mikrofilaria yang mati setelah pengobatan batik. Timbulnya keluhan setelah minum obat
adalah benda asing bagi tubuh filaria dikhawatirkan akan mengurangi jam
(Purwantyastuti, 2010). Kejadian ikutan pasca kerja sebagai buruh pabrik batik.
pengobatan berbeda dengan efek samping
obat, yang disebabkan karena reaksi terhadap KESIMPULAN
obatnya. Kejadian ikutan pasca pengobatan Kepatuhan minum obat filaria pada
filariasis yang pernah dilaporkan diseluruh program POMP filariasis di Kelurahan Pabean
dunia terdiri dari gejala umum dan gejala
Pekalongan Utara Kota Pekalongan tidak
lokal. Gejala umum berupa sakit kepala, mencapai 100%. Alasan ketidakpatuhan
demam, mual muntah, napsu makan turun dan minum obat terdiri dari takut mengalami efek
nyeri otot. Sedangkan gejala lokal berupa samping obat filaria (39.1%) dan alasan
limfadenitis, limfangitis,orchitis, abses dan lainnya yaitu 26.1% tidak mau minum obat
ulkus. karena merasa tidak sakit, 13.0% karena lupa,

644
Mandala of Health. Volume 8, Nomor 3, September 2015 Rosanti, Deskripsi Alasan Ketidakpatuhan Minum Obat …

8.7% karena malas, 8.7% karena belum Drug Administration for Elimination of
menerima obat dan 4.3% merasa tidak ada Lymphatic Filariasis in Endemic Areas of
gunanya. Bijapur Distric,Karnataka. International
Journal of Basic Medical Science.2(2):86-89

Rosanti TI, Mardihusodo SJ & Artama


DAFTAR PUSTAKA WT.2015.Filariasis Medical Compliance and
its Influence Factors in The 5th Year Filariasis
Babu BV & Kar SK. 2004.Coverage, Prevention Medication Implementation in
Compliance and some Operational Issues of Pabean Village Pekalongan Town Central
MDA during The Programme to Eliminate Java. Proceeding Workshop & Seminar APNI
2015 Yogyakarta.
Lymphatic Filariasis in Orissa India. Tropical
Medicine and International Health.9(6) : 702- Sherma A & Kasar PK.2013.Covare and
709 Compliance of Mass Drug Administration of
Lymphatic Filariasis in Endemic Area of Sagar
Dinkes Kota Pekalongan.2014.Laporan Hasil and Damoh District, Madya Prades. National
Kegiatan Seksi Pengendalian dan Journal of Community Medicine. 4(4):653-657
Penanggulangan Penyakit (P2P) tahun 2013.
Soeyoko.1998.Pengembangan Antibodi
Pekalongan Monoklonal Spesifik Terhadap Antigen
Beredar Brugia malayi untuk Dignosis
Purwantyastuti.2010. Pemberian obat massal Filariasis Malayi. Disertasi. Yogyakarta
pencegahan (POMP) filariasis. Buletin Jendela
Epidemiologi. 1(6) :15-19 Sugiyono.2007.Metode Penelitian Kuantitatif
dan R & D.Alfabeta.Bandung
Ravish KS, Ranganath TS, Riyaz Basha
S.2011.Coverage and Compliance of Mass

645

You might also like