Professional Documents
Culture Documents
Abstract.
Filariasis or elephantiasis disease in Indonesia is widespread throughout the province .
This disease does not cause death , but it can result in lifelong disability , social stigma , as well as
psychosocial barriers resulting in lower work productivity of patients , families and communities
who cause huge economic losses . Pekalongan is one of the endemic areas of filariasis cases the
number is increasing year by year with the number of microfilariae ( mf ) rate of 1 % or more .
Subdistrict Buaran is one of filariasis endemic areas with the highest rate Mf of 3.9 % . Filariasis
mass drug administration strategy is to break the chain of transmission of filariasis by mass
prevention approach to all residents of filariasis -endemic areas . And the Village Bligo ranks
lowest in drug delivery elephantiasis among Rural / Urban Village in the District Buaran . Based
on such information , the author is very interesting to do research on the factors associated with the
consumption of drinking drug elephantiasis ( filariasis ) in the Village Bligo Pekalongan .
This research is an explanation (explanatory research) through hypothesis testing with
survey method using questionnaires and interviews with a cross-sectional approach. Based on the
survey results revealed there are significant effect knowledge of drug consumption elephantiasis
with p-value of 0.001 , and there are significant effect health workers against elephantiasis drug
consumption in Sub Bligo Pekalongan with p -value of 0.011.
Suggestions in this research is to TPE officers are there in the Bligo Village expected to
increase the dissemination of elephantiasis drug that increases Bligo Village community
achievement elephantiasis drug consumption by always giving an understanding of the benefits of
the drug when distributing drugs elephantiasis elephantiasis.
Keywords: filariasis, mass elephantiasis drug consumption
Bibliography: 16 Books (years 1994-2010)
2
Berdasarkan hasil survei darah Puskesmas Buaran Kabupaten
jari yang dilakukan pada tahun 2007 Pekalongan telah melakukan
di Kecamatan Buaran khususnya pemberian obat kaki gajah secara
Kelurahan Simbang Kulon masal kepada masyarakat dimulai
didapatkan angka Mf rate yang sejak tahun 2008 sampai dengan
tertinggi adalah Kecamatan Buaran 2012. Berikut adalah tabel presentasi
dengan Mf rate 3,9%. Sehingga pada hasil pemberian masal obat kaki
tahun 2008 direncanakan untuk gajah:
melakukan pencegahan massal di
Kecamatan Buaran.
3
mencapai 49,30% dan pada tahun terhadap konsumsi minum obat kaki
2012 mencapai 50,77%. gajah (filariasis) di Kelurahan Bligo
Berdasarkan permasalahan Kabupaten Pekalongan.
tersebut maka penulis tertarik untuk TINJAUAN KEPUSTAKAAN
melakukan penelitian mengenai “ A. Filariasis
Pengaruh faktor pengetahuan dan
1. Definisi
petugas kesehatan terhadap konsumsi
Filariasis adalah
minum obat kaki gajah (filariasis) di
penyakit infeksi kronis
Kelurahan Bligo Kabupaten
menahun yang disebabkan
Pekalongan”.
oleh infeksi nematoda dari
RUMUSAN MASALAH
famili filariodeae, dimana
Berdasarkan uraian pada
cacing dewasanya hidup
latar belakang diatas, dapat
dalam kelenjar dan saluran
dirumuskan permasalahan penelitian
limfe. Cacing dewasa betina
yaitu adakah pengaruh faktor
mengeluarkan mikrofilaria
pengetahuan dan petugas kesehatan
yang dapat ditemukan dalam
terhadap konsumsi minum obat kaki
darah, cairan hidrokel dan
gajah (filariasis) di Kelurahan Bligo
ditularkan oleh berbagai jenis
Kabupaten Pekalongan.
nyamuk (Depkes RI, 2006).
TUJUAN PENELITIAN
2. Gejala Filariasis
Tujuan dari penelitian ini adalah
Gejala filariasis
untuk mengetahui pengaruh faktor
dibedakan menjadi dua yaitu
pengetahuan dan petugas kesehatan
gejala klinis akut dan gejala
4
kronis filariasis. Gejala klinis menjadi 3 tipe yaitu:
akut filariasis berupa nokturna (terdapat di dalam
limfadenitis, limfangitis, darah tepi pada malam hari),
adenolimfangitis, orkitis, sub periodik nokturna
epididimitis, funikulitis yang (ditemukan di darah tepi pada
disertai demam, sakit kepala, siang dan malam hari, tetapi
rasa lemah dan timbulnya lebih banyak ditemukan pada
abses. Gejala klinis kronis malam hari) dan non periodik
filariasis berupa limfadema, (ditemukan di darah tepi pada
lymph scrotum, kiluria dan siang maupun\ malam hari).
hidrokel. (Depkes RI, 2006). Secara epidemiologi cacing
5
larva infektif (L3) keluar dari Pengobatan massal
kelenjar ludah nyamuk dan filariasis adalah strategi
berada di kulit serta masuk ke memutus rantai penularan
tubuh melewati luka yang filariasis dengan pendekatan
telah dibuat oleh probosis pengobatan massal terhadap
nyamuk. Setelah masuk ke semua penduduk di daerah
dalam tubuh manusia, endemis filariasis, secara
larvalarva tersebut akan serentak bersamaan dalam
pindah ke sistem limfe. waktu tidak lebih dari dua
Dalam sistem limfe, larva bulan, setiap tahun selama
tumbuh menjadi cacing minimal lima tahun berturut-
dewasa jantan dan betina turut (Ullyartha, 2005).
kemudian kawin dalam Pengobatan massal
kelenjar limfe dan dilaksanakan di daerah
menghasilkan berjuta-juta endemis filariasis yaitu
mikrofilaria. Berjuta-juta daerah dengan microfilaria
mikrofilaria yang dihasilkan rate ≥ 1 % dengan unit
oleh cacing dewasa pindah ke pelaksananya kabupaten/kota.
peredaran darah tepi (Depkes Pengobatan massal bertujuan
RI, 2002). untuk mematikan mikrofilaria
6
memutus rantai penularan menurunkan mikrofilaria rate
filariasis (Depkes RI, 2006). menjadi < 1 % dan
Tujuan pengobatan menurunkan kepadatan rata-
massal adalah memutus rata mikrofilaria dalam darah
rantai penularan filariasis (Depkes RI, 2006).
dengan
7
Bloom ini dimodifikasi untuk
kesehatan, yakni :
1. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah
melakukan penginderaan
indra penglihatan,
8
pendengaran, penciuman, materi tersebut dengan
raba dan rasa. Tingkatan benar.
pengetahuan yaitu : 3) Aplikasi (Application).
1) Tahu (Know). Aplikasi diartikan
Diartikan sebagai sebagai kemampuan
mengingat suatu materi untuk menggunakan
yang telah dipelajari. materi yang telah
Termasuk ke dalam dipelajari pada situasi
pengetahuan tingkat ini atau kondisi real
adalah mengingat (sebenarnya).
kembali (recall) sesuatu 4) Analisis (Analysis).
yang spesifik dari seluruh Kemampuan
bahan yang dipelajari atau untuk menjabarkan materi
rangsangan yang atau suatu objek
diterima. komponen-komponen
2) Memahami tetapi masih di dalam
(Comprehension). suatu struktur organisasi
Suatu kemampuan dan masih ada kaitannya
untuk menjelaskan secara antara satu sama lain.
benar tentang objek yang 5) Sintesis (Synthesis).
diketahui, dan dapat Sintesis
menginterpretasikan menunjukkan kepada
9
meletakkan atau objek itu) serta aspek konatif
menghubungkan bagian- (kecenderungan bertindak),
bagian di dalam suatu sedangkan pengetahuan lebih
bentuk keseluruhan yang bersifat pengenalan suatu
baru. benda atau hal secara
6) Evaluasi (Evaluation). objektif. Selain bersifat
Kemampuan positif atau negatif, sikap
untuk melakukan memiliki tingkat kedalaman
justifikasi atau penilaian yang berbeda-beda (sangat
terhadap suatu materi atau benci, agak benci, dsb).
objek. Manifestasi sikap
2. Sikap (Attitude) tidak dapat langsung dilihat,
Secara umum sikap tatapi hanya dapat ditafsirkan
dapat dirumuskan sebagai terlebih dahulu dari perilaku
kecenderungan untuk yang tertutup. Sikap secara
berespons (secara positif atau nyata menunjukkan konotasi
negatif) terhadap orang, adanya kesesuaian reaksi
objek atau situasi tertentu. terhadap stimulus tertentu
Sikap mengandung suatu yang dalam kehidupan sehari-
penilaian emosional / efektif hari merupakan reaksi yang
(senang, benci, sedih, dsb), bersifat emosional terhadap
disamping komponen stimulus sosial. Newcomb
kognitif (pengetahuan tentang menyatakan bahwa sikap itu
10
merupakan kesiapan atau tingkat praktik yang
kesediaan untuk bertindak pertama.
dan bukan merupakan 2) Respon Terpimpin
pelaksanaan motif tertentu. (Guided Respon).
(Soekidjo, 2005) Dapat melakukan sesuai
3. Praktik (Pratice) dengan urutan yang benar
Suatu sikap belum sesuai dengan contoh. Ini
otomatis terwujud dalam merupakan tingkat
suatu tindakan (overt praktik yang kedua.
behavior). Untuk 3) Mekanisme (Mecanism).
terwujudnya sikap agar Apabila seseorang dapat
menjadi suatu perbuatan melakukan sesuatu
nyata diperlukan faktor dengan benar secara
pendukung atau suatu kondisi otomatis atau sesuai itu
yang memungkinkan antara sudah merupakan
lain adalah fasilitas. Tingkat- kebiasaan, maka ia sudah
tingkat praktik adalah : mencapai praktik tingkat
11
sudah dimodifikasi nilai dan sebagainya.
kebenaran tindakan
tersebut.
Terhadap Perilaku
Kesehatan
Green mencoba
menganalisis perilaku
manusia dari tingkat
kesehatan. Tingkat kesehatan
seseorang atau masyarakat
dipengaruhi oleh 2 faktor
pokok, yakni faktor perilaku
(behaviour causes) dan faktor
di luar perilaku (non
behaviour causes).
Selanjutnya perilaku itu
sendiri ditentukan dari 3
faktor.
Faktor–faktor
predisposisi (predisposing
pengetahuan, sikap,
12
faktor pendukung (enabling
kesehatan, misalnya
Faktor–faktor
pendorong (reinforcing
masyarakat.
Action)
TRA (Theory
13
teori ini lahir dari besarnya yaitu : faktor sikap, faktor
kegagalan dengan penelitian yang bersumber dari
sikap – perilaku kebanyakan masyarakat dan faktor norma
ditemui kelemahan hubungan sosial dari dalam keluarga
antara hubungan sikap dan dan kawan terdekat.
hasil kemauan berperilaku. D. Faktor-Faktor Yang Ber-
TRA berasumsi pengaruh Terhadap Perilaku
bahwa manusia berperilaku Minum Obat Kaki Gajah
dengan cara yang standar dan 1. Pengetahuan
mempertimbangkan segala Adalah hasil dari tau
informasi yang tersedia. Niat setelah orang melakukan
seseorang untuk melakukan pengindraan terhadap suatu
suatu perilaku menentukan obyek tertentu .
akan dilakukan atau tidak Pengetahuanatau kognitif
dilakukan dan pokok pikiran merupakan domain
utama TRA adalah perilaku yangnsangat penting untuk
itu dapat diperkirakan dari terbentuknya tindakan
intens (kehendak/niat). seseorang (oven behavior).
Isi teori TRA adalah Perilaku yang tidak didasari
perilaku seseorang ditentukan oleh pengetahuan dan
oleh niat melakukan perilaku kesadaran tidak akan
tersebut dengan perubahan berlangsung lama
perilaku melalui tiga faktor, (Notoatmojo , 2003)
14
2. Manfaat yang dirasakan adalah adanya efek samping
Manfaat keyakinan dari pengobatan tersebut.
seseorang akan manfaat atau Efek samping yang tidak
kemanjuran dari tindakan menyenangkan yang
yang disarankan untuk dirasakan masyarakat sering
mengurangi risiko atau mengakibatkan mereka tidak
dampak keseriusan. Sulit mau melanjutkan obat
untuk meyakinkan seseorang filariasis pada tahun
untuk merubah perilaku jika berikutnya dan terkadang
tidak ada sesuatu di dalamnya menyebabkan trauma pada
yang bermanfaat bagi penderita filariasis. Reaksi
mereka. umum hanya terjadi pada tiga
3. Hambatan yang dirasakan hari pertama setelah
Masyarakat atau pengobatan masal dan dapat
responden tidak mau sembuh sendiri tanpa harus
mengonsumsi obat filariasis diobati. Reaksi lokal
karena masyarakat merasa disebabkan oleh matinya
tidak perlu mengonsumsi cacing dewasa yang dapat
obat jika tidak merasakan timbul sampai tiga minggu
gejala filariasis pada dirinya. setelah pengobatan masal,
Salah satu sebab terjadinya reaksinya antara lain : nodul,
penurunan cakupan limfadenitis, limfanitis,
pengobatan masal filariasis adenolimfanitis, funikulitis,
15
epididimitis, orkitis, orkalgia, Dan disisi lain,
abses, ulkus, limfadema. masyarakat mempunyai
(Subdit Filariasis & kepercayaan bahwa tidak
Schistosomiasis Departemen minum obat filariasispun
Kesehatan RI, 2006). tidak beresiko pada dirinya.
4. Kepercayaan terhadap 5. Petugas kesehatan
keberhasilan minum Petugas kesehatan
obat filariasis sebelum memberikan
Mengacu pada pengobatan massal,
keyakinan seseorang terhadap menjelang pengobatan
bagaimana dan apa yang kurang dari 1 bulan
dipikirkan masyarakat yang sebaiknya diadakan
dianggapnya penting dan sosialisasi kepada masyarakat
motifasi seseorang untuk untuk meningkatkan
mengikuti pikiran tersebut. pengetahuan tentang penyakit
Saran, nasehat dan filariasis. Sehingga
motivasi anggota keluarga masyarakat melaksanakan
ataupun teman dapat pengobatan dan menyikapi
mempengaruhi perilaku. dengan benar apabila terjadi
Sehingga pada akhirnya reaksi pengobatan dengan
masyarakat akan berpikir benar.
untuk melakukan tindakan Selanjutnya petugas
untuk minum obat filariasis. kesehatan mendistribusikan
16
obat filariasis ke orang-orang secara langsung
desa/kelurahan. Petugas tentang pentingnya minum
pemberi obat filariasis, harus obat filariasis, mereka juga
memastikan bahwa obat-obat yang akan menjawab
yang diberikan dalam pertanyaan masyarakat
pencegahan massal filariasis seputar filariasis dan
dikonsumsi penerima obat memastikan orang-orang
secara langsung didepan langsung meminum obat
petugas tersebut. filariasis tersebut. ( subdit
6. TPE ( Tugas Filariasis & Schistosomiasis
Pembantu Eliminasi ) Departemen Kesehatan RI,
Motifasi dari tenaga dkk., 2002 ).
pelaksana eliminasi filariasis BAHAN DAN METODE
atau kader dapat berhubungan PENELITIAN
dengan cakupan pengobatan Jenis penelitian ini adalah
massal filariasis dan penelitian penjelasan (Explanatory
periulaku minum obat Research) karena pengaruh antara
filariasis. TPE merupakan variabel-variabel dijelaskan melalui
penghubung antara fasilitas pengujian hipotesa. Sedangkan
kesehatan dan masyarakat metode penelitian adalah survei dan
umum. Mereka wawancara dengan menggunakan
bertanggungjawab untuk kuesioner. Pendekatan dalam
menginformasikan kepada penelitian ini adalah cross sectional
17
yakni variabel bebas dan variabel HASIL PENELITIAN DAN
terikat diukur secara bersamaan. PEMBAHASAN
Penelitian
objek dalam penelitian (Siti
Penelitian ini berlokasi
Nurhayati, 2009). Populasi dalam
di Kelurahan Bligo Kecamatan
penelitian ini adalah seluruh
Buaran Kabupaten Pekalongan
masyarakat Bligo yang berjumlah
yang memiliki luas wilayah
3736 orang. 27,544 ha/m2. Kelurahan Bligo
Sedangkan Sampel penelitian berbatasan dengan Desa
ini adalah sebagian atau wakil dari Sapugarut dan Desa Wonoyoso
18
penyakit kaki gajah
19
(filariasis), Hasil penelitian berikut :
didapatkan data sebagai
Tabel 3. Tabel Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Filariasis
Distribusi Frekuensi
No Kategori Frekuensi Prosentase (%)
1 Baik 59 62,8%
2 Kurang 35 37,2%
Jumlah 94 100%
20
mengabdikan diri dalam untuk melakukan upaya
bidang kesehatan serta kesehatan dalam hal
memiliki pengetahuan, pencegahan filariasis.
keterampilan melalui Berdasarkan pertanyaan
pendidikan di bidang dukungan petugas (TPE)
kesehatan jenis tertentu terhadap responden
memerlukan kewenangan didapatkan data sebagai
berikut :
21
Tabel 6. Tabel Distribusi Frekuensi Konsumsi Obat Kaki Gajah
Distribusi Frekuensi
No Kategori Frekuensi Prosentase (%)
1 Minum 58 61,7%
2 Tidak 36 38,3%
Jumlah 94 100%
22
responden yang memiliki Pengetahuan merupa-
pengetahuan kurang, tidak kan faktor predisposi atau
mengkonsumsi obat filariasis. pemudah seseorang untuk
23
coefisien contingency sebesar Sehingga masyarakat
0,253 yang berarti sifat melaksanakan pengobatan dan
hubungan antara variabel menyikapi dengan benar
dukungan petugas dengan apabila terjadi reaksi
konsumsi obat kaki gajah pengobatan dengan benar.
kurang erat. Sasaran dari kegiatan
24
Tabel 8. Hasil Crosstab Antara Dukungan TPE Dengan Konsumsi
Obat filariasis
Praktik Konsumsi
Dukungan kader Tidak minum Minum Total
TPE F % F % F %
Kurang 27 28,7 0 0 27 28,7
Baik 9 9,6 58 61,7 67 71,3
Total 36 38,3 58 61,7 94 100%
P Value = 0,000, CC = 0,627 .
25
bertanggungjawab untuk 2. Ada pengaruh dukungan petugas
menginformasikan kepada kesehatan terhadap konsumsi
orang-orang secara langsung obat kaki gajah di Kelurahan
tentang pentingnya minum Bligo Kabupaten Pekalongan
obat filariasis, mereka juga dengan p-value 0,011 dan
yang akan menjawab coefisien contingency sebesar
pertanyaan masyarakat seputar 0,253 yang berarti sifat
filariasis dan memastikan hubungan kurang erat.
orang-orang langsung 3. Ada pengaruh dukungan kader
meminum obat filariasis kesehatan (TPE) terhadap
tersebut. ( subdit Filariasis & konsumsi obat kaki gajah di
Schistosomiasis Departemen Kelurahan Bligo Kabupaten
Kesehatan RI, dkk., 2002 ). Pekalongan dengan p-value
KESIMPULAN 0,000 dan coefisien contingency
1. Ada pengaruh pengetahuan sebesar 0,627 yang berarti sifat
masyarakat tentang filariasis hubungan erat.
terhadap konsumsi obat kaki SARAN
gajah di Kelurahan Bligo 1. Kepada petugas kesehatan
Kabupaten Pekalongan dengan diharapkan memberikan
26
meningkatkan penyebaran
27
informasi tentang penyakit kaki A. Wawan dan Dewi M. Teori &
Pengukuran Pengetahuan,
gajah dan dapat meningkatkan Sikap, dan Perilaku
Manusia.
konsumsi masyarakat akan obat
28
Notoatmojo, Soekidjo. 2005, Minum Obat Filariasis pada
Promosi Kesehatan Teori Kegiatan Pengobatan
Dan Aplikasi. Rineka cipta, Massal Tahun 2010 di
Yogyakarta. Wilayah Kerja Puskesmas
Soreang Kabupaten
Nurhayati, Siti. 2009, Metodologi Bandung. Jurnal Tunas-
Penelitian Praktis. Fakultas Tunas Riset Kesehatan Vol II
Ekonomi Universitas Nomor 1 Februari 2012.
Pekalongan.
Sugiyono. 2005, Statistika Untuk
Sugiyanto,2010, Analisis Faktor- Penelitian, Alfabeta,
Faktor yang Berhubungan Bandung.
dengan Ketidakpatuhan
29