Professional Documents
Culture Documents
Rinda Fithriyana
Dosen DII Kebidanan
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
rindafithriyana@gmail.com
ABSTRACT
People often equate dyspepsia with ulcer disease, because there are similarities
between the symptoms of both. Irregular eating patterns and lifestyles that tend to
be easily swept away are generally a problem that arises in society. In addition to
irregular eating patterns, the types of foods consumed also stimulate the increase
in stomach acid such as spicy foods, acids and alcoholic beverages, coffee. The
case of dyspepsia in the world reaches 13-14% every year, and cases in
Kab.Kampar 2016 by 7%. The purpose of this study was to look at factors related
to the incidence of dyspepsia in patients in the work area of Puskesmas
Bangkinang Kota in 2017. This study used Cross Sectional design, the sample in
this study were 133 outpatients in adult poly. The sampling technique used
purposive sampling technique. The measuring tool used is questionnaires with
research analysis used are univariate and bivariate. The results of the study found
that between diet, the use of AINs drugs and the consumption of food and
beverages that stimulate HCL associated with the incidence of dyspepsia in
patients in the Work Area Puskesmas Bangkinang City Year 2017 (p value =
0.000, 0.000, 0.000 <0.05). It is expected that the respondent can maintain the
diet, and not consume food that can stimulate HCL so that it will worsen the state
of dyspepsia by listening to information provided by health workers and
counseling during the poly treatment.
Keyword : dyspepsia, diet, drug AINs, consumption of food and drink that
stimulates HCL
makanan yang pedas serta bumbu faktor usia seperti atritis akan
yang merangsang, semua faktor semakin meningkat sehingga
pemicu tersebut dapat penggunaan obat Non Steroid Anti
mengakibatkan dispepsia (Warianto, Inflamatory Drugs (NSAID)
2011). meningkat. Hasil penelitian tersebut
sejalan dengan penelitian yang
Berdasarkan penelitian lain yang dilakukan oleh Christensen et al
dilakukan oleh Ervianti (2008) pada (2006) di Denmark, menunjukkan
48 orang tentang faktor yang bahwa ada hubungan yang signifikan
berhubungan dengan kejadian antara penggunaan obat NSAID
dispepsia, didapatkan salah satu kejadian dispepsia 2 kali dengan
faktor yang berhubungan dengan orang tidak mengkonsumsi NSAID
kejadian dispepsia adalah keteraturan (Masyuda, 2012, dalam Irawan, 2015
makan. Salah satu faktor yang ).
berperan pada kejadian dispepsia
diantaranya adalah pola makan. Selain pola makan yang tidak
Selain jenis-jenis makanan yang di teratur, jenis – jenis makanan yang
konsumsi oleh remaja, pola makan dikonsumsipun yang merangsang
yang tidak teratur seperti jadwal peningkatan asam lambung seperti
makan yang tidak sesuai serta makanan pedas, asam serta minuman
kebiasaan yang dilakukan dapat beralkohol, kopi dimana kafein yang
berpengaruh sehingga dapat terdapat pada kopi pada sistem
menyebabkan dispepsia. Hal ini gastrointestinal akan meningkatkan
dapat dilihat dari data penelitian sekresi gastrin sehingga akan
frekuensi makan yang tidak teratur 2 merangsang produksi asam lambung.
kali dalam sehari 48% dan kebiasaan Tingginya asam menyebabkan
yang kurang baik adalah olahraga peradangan serta erosi pada mukosa
dengan perut yang kosong sebanyak lambung sehingga dapat
20% remaja di Madrasah Aliyah memunculkan gangguan dispepsia.
Negeri Model Manado yang Penelitian yang dilakukan Putri et al,
menunjukkan pola makan yang tidak (2015) yang menunjukkan adanya
teratur (Susilawati, 2013). hubungan antara kebiasaan minum
kopi dengan kejadian dispepsia,
Menurut hasil studi morbiditas dalam penelitian tersebut didapatkan
pada Survei Kesehatan Rumah orang yang memiliki kebiasaan
Tangga (SKRT) sedang terjadi minum kopi dan mengalami
transisi epidemiologi dan demografi. dispepsia sebanyak 50,6% dari
Peningkatan urbanisasi, industri keseluruhan responden (Husna,
peningkatan penyakit kronis dan 2016).
meningkatnya penduduk lanjut usia
yang sakit, cacat degradasi maka Menurut data World Health
penyakit yang berhubungan dengan Organization (WHO) bahwa
kejadian dispepsia pada pasien rawat Sampel pada penelitian ini adalah
jalan di Poli Puskesmas Bangkinang pasien rawat jalan di poli dewasa
Kota Tahun 2017 Puskesmas Bangkinang Kota tahun
2017. Besar sampel dalam penelitian
METODE PENELITIAN ini adalah 133 orang. Teknik
Desain Penelitian
sampling yang digunakan adalah
Rancangan penelitian yang
digunakan adalah deskriptif dengan purposive sampling dimana
pendekatan cross sectional. pengambilan sampel dilakukan
Kelebihan dari penelitian dengan dengan cara memilih sampel di
menggunakan pendekatan cross antara populasi sesuai dengan yang
sectional adalah mudah untuk dikehendaki penelitian
dilakukan, murah karena tidak (tujuan/masalah dalam penelitian)
memerlukan follow up, serta dapat
sehingga sampel tersebut mewakili
digunakan untuk meneliti banyak
faktor risiko, penyakit dan waktu populasi (Nursalam, 2014).
yang digunakan singkat. Sedangkan
Alat Pengumpulan Data
kelemahan dari penelitian ini adalah
membutuhkan subyek penelitian Instrumen yang digunakan
yang relative banyak, tidak cocok
dalam penelitian ini adalah
dalam menentukan etiologi karena
responden tidak diketahui apakah kuesioner, yaitu daftar pertanyaan
telah lama atau baru terpapar oleh yang disusun secara tertulis dalam
faktor risiko saat penelitian, kurang rangka pengumpulkan data suatu
dapat menggambarkan proses penelitian. Pertanyaan kuesioner
perkembangan penyakit secara tepat tentang variabel independen
dan daya ramal pada penelitian ini
meliputi: pola makan, konsumsi
lemah atau kurang tepat.
obat AINs, minuman dan makanan
yang merangsang asam lambung.
Lokasi dan Waktu Penelitian Peneliti menggunakan kuesioner
yang telah dikembangkan dalam
Penelitian ini dilakukan di Poli peneliti Inluthfiani (2012) tentang
dewasa Puskesmas Bangkinang Kota dispepsia. Untuk pertanyaan variabel
pada tanggal 31 Agustus - 8 independen berjumlah 17 soal, untuk
September 2017. pertanyaan dispepsia jumlah soal 1
Populasi buah soal yang telah valid dan
reliabel.
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua pasien rawat jalan di Analisa Data
poli dewasa Puskesmas Bangkinang Analisa yang digunakan adalah
Kota dimana rata-rata kunjungan tiap analisa univariat dan analisa bivariat.
bulannya adalah 200 orang. Analisis bivariat menggunakan uji
Sampel chi-square dengan tingkat
kepercayaan 95% dan tingkat