Professional Documents
Culture Documents
Penelitian Hal
Analisis Parameter Oseanografi Hubungannya Dengan Hasil Tangkapan Ikan Tuna 1-9
Sirip Kuning Di Perairan Maluku Utara (The relationship analysis of oceanography
parameters with the ikan tuna sirip kuning catched in north molucas waters)
Umar Tangke, John W. Ch. Karuwal, Achmar Mallawa, Mukti Zainuddin
Profil Kondisi Oseanografi Daerah Penangkapan (Pasi) Ikan Kakap Merah Sub Famili 10-17
Etelinae di Kepulauan Lease (Oceanography profile condition in fishing ground (pasi) of
the red snapper, sub-family Etelinae at Lease Island)
Delly D. P. Matrutty
Rancang Bangun Perangkat Lunak Dalam Mendesain Jaring Insang Dengan Menggunakan 18-25
Netbeans (Design Software in Designing gill net using netbeans)
Jacobus B.Paillin, Stany R. Siahainenia, Jack Rahanra
Implementasi Pengelolaan Perikanan Karang Dengan Pendekatan Ekosistem Pada Program 26-34
Lumbung Ikan Nasional (Lin) Di Maluku (Implementation of Ecosystem Approach for Reef
Fisheries Management Into The Program Of Lumbung Ikan Nasional (Lin) in Maluku)
B. Grace Hutubessy; Jacobus W. Mosse; Gino V. Limmon
Kajian Perbedaan Warna Jigs Terhadap Hasil Tangkapan Cumi (Loligo Sp) (Studi of JIGS 35-42
color variation against The catch of squid (Loligo sp))
Etwin Tanjaya
Reaksi Ikan Epinephelus Fuscogutattus Terhadap Alat Tangkap Bubu Dengan Intensitas 43-49
Cahaya Berbeda (A different light intensity of Epinephelus fuscogutattus reacted to direct
into fish pots)
SR Siahainenia, JB Paillin, RHS Tawari, A Tupamahu
Karakteristik Nelayan Di Teluk Ambon (Characteristic of Fisherman in Ambon Bay) 50-58
Welem Waileruny
43
Jurnal “Amanisal” PSP FPIK Unpatti-Ambon Vol. 5. No. 1, Mei 2016 Hal 43-49. ISSN.2085-5109
peletakkan bubu pada poros tangki terhadap bubu dilakukan pada kondisi
kemudian dilakukan pengamatan reaksi intensitas cahaya dalam air 0,5–10 lux,
ikan terhadap bubu selama 1 (satu) jam 100–200 lux, dan 400–450 lux dan
dengan rekaman camcorder.Pengukuran diulang sebanyak 3 kali. Selain itu juga
intensitas cahaya dalam air, suhu dan diukur suhu dan salinitas air dalam tangki
salinitas air di tangki percobaan dilakukan selama pengamatan.
sebelum rekaman dan sesudah Data hasil pengamatan dianalisis
rekaman.Hasil rekaman reaksi ikan untuk mengetahui pola reaksi ikan
ditransef ke laptop, kemudian diamati mendekati, menjauhi dan masuk ke dalam
reaksi ikan terhadap bubu dengan bubu. Analisis reaksi ikan terhadap bubu
program GOM player. dilakukan secara deskriptif, sedangkan
Reaksi ikan yang diamati meliputi pengaruh kondisi intensitas cahaya
pergerakan menuju bagian-bagian bubu terhadap lama waktu pertama kali ikan
sampai masuk di dalam bubu dan masuk kedalam bubu dan jumlah ikan
reaksinya di dalam bubu, kecepatan yang masuk kedalam bubu dilakukan
renang ikan dan dicatat lama waktu dengan analisis ragam berdasarkan
bereaksi.Pengamatan reaksi ikan rancangan acak lengkap.
ikan terhadap bubu pada tiga kondisi
HASIL DAN PEMBAHASAN percobaan adalah 8,6 lux, 188,9 lux dan
443,8 lux, sedangkan sesudah
Intensitas cahaya rata-rata saat
pengamatan adalah 0,7 lux, 154,2 lux dan
sebelum dilakukan pengamatan reaksi
407,0 lux (Tabel 1)
Tabel 1. Kondisi intensitas cahaya, suhu, dan salinitas dalam tanki percobaan.
Intensitas Cahaya (Lux) Suhu Salinitas
0
Pengamatan ( C) (‰)
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
0,5-10 lux
1 7,4 0,5 27,0 27,0 29 29
2 8,9 0,8 27,0 27,0 28,3 28,3
3 9,6 0,9 26,5 26,7 27,0 27,0
Rata-rata 8,6 0,7 26,8 26,9 28,1 28,1
100-200 lux
1 199,8 152,5 26,5 26,5 28,5 28,5
2 178,0 155,8 26,0 26,0 27,3 27,3
3 187,2 166,0 26,0 26,0 27,0 27,0
Rata-rata 188,9 154,2 26,3 26,3 27,9 27,9
400-450 lux
1 447,0 400,3 27,3 27 26,5 26,5
2 450,0 413,4 27,5 27,4 26,0 26,0
3 443,8 407,0 27,5 27,4 26,0 26,0
Rata-rata 443,8 407,0 27,5 27,4 26,0 26,0
44
Jurnal “Amanisal” PSP FPIK Unpatti-Ambon Vol. 5. No. 1, Mei 2016 Hal 43-49. ISSN.2085-5109
45
Jurnal “Amanisal” PSP FPIK Unpatti-Ambon Vol. 5. No. 1, Mei 2016 Hal 43-49. ISSN.2085-5109
bubu, adapun seekor ikan yang lewat 32 detk ikan Caesio keluar dari
berenang di atas bubu selama 3 detik dalam bubu. Di menit ke 21, ikan E.
langsung berenang menjauhi bubu. E. fuscoguttatus telah berenang ke sisi
fuscoguttatus yang berenang keluar kanan badan bubu dan berdiam diri
dari tempat persembunyiannya dan kemudian berenang ke mulut bubu
berdiam diri pada jarak 35 cm. Selama dan tetap berada sampai menit ke 22,
17 detik ikan E.fuscoguttatus tersebut ikan kerapu macan E. fuscoguttatus
kembali ke shelter.di menit ke 12 masih berdiam diri di mulu bubu, akan
sampai 14, ikan-ikan berorientasi dari tetapi ikan kerapu yang telah
jarak 5-60 cm, ikan-ikan berenang terperangkap di dalam bubu pun
mengelilingi bubu adapula yang hanya bershasil menemukan pintu keluar
melewati bubu. Pada menit ke-13 sehingga berenang dan berdiam diri
sampai 15 1 (satu) ekor juga di mulut bubu. Selama 20 detik,
E.fuscoguttatus keluar dari shelter ikan E. fuscoguttatus yang berenang
berenang di sekitar badan bubu keluar dari mulut bubu. Pada menit ke
selama 11 detik, dan berenang 23 lewat 25 detik seekor ikan E.
meninggalkan bubu. Di menit ke 14 fuscoguttatus berenang mendekati
seekor ikan Caesio yang berenang bubu kemudian mengelilingi bubu
mendekati bubu dan terus menuju ke selama 25 detik dan berenang
mulut bubu selama 25 detik, dan di menjauhi bubu. Setelah ikan
detik ke 26 ikan tersebut masuk ke E.fuscoguttatus berenang menjauhi
dalam bubu sementara ikan yang lain bubu, 8 detik kemudian ikan
berdiam diri di di atas badan bubu. E.fuscoguttatus kembali berenang
Pada menit ke 15, ikan-ikan berenang mendekati bubu dan perlahan-lahan
di belakang bubu dengan jarak 15cm, menuju ke corong bubu dan masuk.
selain itu juga ada ikan yang masih Dimenit ke 24, 2 individu
berenang diatas bubu. Ikan yang telah E.fuscoguttatus berenang ke corong
terperangkap di dalam bubu berenang bubu dan berada didalam corong
ke seluruh sisi badan bubu untuk selama 50 detik, kemudian pada detik
mencari pintu keluar, sedangkan ikan- ke 51 seekor ikan E.fuscoguttatus
ikan yang tidak terperangkap berenang keluar menjauhi bubu. Pada
berenang melewati bubu. Setelah 28 menit ke 25, ikan-ikan berenang hanya
detik berlalu, seekor ikan Caesio melewati bubu, dan di corong bubu
kembali berenang langsung menuju masih ada seekor ikan E.fuscoguttatus
mulut bubu selama 2 detik ikan . Pada menit ke 26 seekor ikan
tersebut langsung masuk ke dalam E.fuscoguttatus keluar dari shelter
bubu di samping itu dari jarak 50 cm berenang mendekatai bubu dan
ikan E.fuscoguttatus berenang ke sisi masuk ke corong bubu dan bergabung
kanan bubu, berenang lagi menuju dengan ikan E.fuscoguttatus lainnya
bubu dan di menit ke 16 kemudian yang masih berdiam diri di corong.
masuk ke dalam bubu. Selanjutnya, 31 Pada menit ke 29, salah satu ikan E.
detik kemudian seekor ikan E.masuk fuscoguttatus yang masih berada
ke dalam bubu. dicorong bubu masuk kedalam bubu
3. Dimenit ke 17-30, ikan-ikan berenang dan pada menit ke 30 seekor ikan
dari jarak 5-30 cm, ada yang berenang E.fuscoguttatus yang masih berada di
diatas bubu, ikan-ikan yang telah corong bubu keluar meninggalkan
teperangkap berenang ke sudut-sudut bubu.
bubu untuk mencari pintu keluar. Di Selama pengamatan pertama
menit ke 20 seekor ikan E. pada kondisi intensitas cahaya 100 – 200
fuscoguttatus keluar dari shelters lux, ikan yang masuk ke bubu sebanyak 5
berenang dari jarak 25 cm dari bubu ekor, pengamatan kedua 6 ekor dan
dan berdiam diri. Dimenit ke 20 lewat pengamatan ketiga 5 ekor. Waktu yang
28 detik, seekor ikan lalosi di dalam dibutuhkan untuk ikan pertama kali masuk
bubu terus berenang mencari pintu ke bubu pada pengamatan pertama
untuk keluar, dan pada menit ke 20
46
Jurnal “Amanisal” PSP FPIK Unpatti-Ambon Vol. 5. No. 1, Mei 2016 Hal 43-49. ISSN.2085-5109
47
Jurnal “Amanisal” PSP FPIK Unpatti-Ambon Vol. 5. No. 1, Mei 2016 Hal 43-49. ISSN.2085-5109
cahaya 0,5-10 dan 100-200 lux serta terdapat perbedaan jumlah ikan yang
kondisi 100-200 dan 400-450 lux tidak masuk kedalam bubu.
terdapat perbedaan waktu untuk ikan
pertama masuk kedalam bubu Tabel 5 .Analisis Ragam Pengaruh
Intensitas Cahaya Terhadap Jumlah Ikan
Tabel 3. Lama waktu ikan pertama
Yang Masuk ke Dalam Bubu.
masuk ke dalam bubu selama percobaan
berdasarkan kondisi intensitas cahaya. Sumber Nilai P-
keragaman JK db tengah Fhit value
Intensitas cahaya (lux) Intensitas
Ulangan 400- cahaya 20.2 2 10.1 18.2 0.002
0.5-10 100-200 Galat
450
percobaan 3.3 6 0.56
Total 23.5 8
1 12 12 14
2 10 16 20 Tabel 6 .Jumlah Ikan Yang Masuk ke
3 10 14 19 Dalam Bubu Selama Percobaan
Rata-rata 11 14 18 Berdasarkan Kondisi Intensitas Cahaya.
48
Jurnal “Amanisal” PSP FPIK Unpatti-Ambon Vol. 5. No. 1, Mei 2016 Hal 43-49. ISSN.2085-5109
demikian juga yang lebih dulu masuk bagian dalam yang tidak seperti leher
melalui corong kedalam bubu. kuda. Lucckhurst and Ward (1987)
Selama 1 (satu) jam pengamatan mengatakan diantara corong yang bagian
dan setelah ikan masuk kedalam bubu, dalam berbentuk leher kuda dan bentuk
ikan E. fuscoguttatus maupun ikan lurus, bentuk leher kuda lebih efektif untuk
Caesio melakukan pergerakan untuk mengurangi keluarnya ikan dari
mencari jalan keluar. Pergerakan yang bubu.Bubu merupakan alat tangkap pasif
dilakukan dengan cara mengelinding di sehingga dibutuhkan umpan agar ikan
dinding bubu, dan tingkah lakunya yang dijadikan target tangkapan mau
semakin agresif untuk mencari pintu memasuki bubu (Martasuganda 2003).
keluar.Ca Caesio melakukan pergerakan
untuk mencari jalan keluar. Pergerakan KESIMPULAN
yang dilakukan dengan cara mengelinding Dari hasil penelitian dapat
di dinding bubu, dan tingkah lakunya disimpulkan ikan kerapu macan
semakin agresif untuk mencari pintu (Epinephelus fuscoguttatus) mendekati
keluar. Pada percobaan ini, setelah ikan bubu sangat hati-hati. Setelah mendekati
berada di dalam bubu ada juga yang bubu, berdiam diri di dekat bubu beberapa
keluar melalui corong.Hal ini terjadi karena saat, dan selanjutnya menuju corong dan
desain dari corong belum memadai untuk langsung masuk. Kondisi intensitas
ikan tidak dapat keluar.Ikan bisa keluar cahaya berpengaruh terhadap lamanya
dari corong karena bentuk corong yang
ikan masuk ke dalam bubu dan Brandt AV. 1984. Fishing Catching
jumlah ikan masuk ke dalam bubu. Methods of the World. Fishing
Kondisi intensitas cahaya 0,5-200 lux News Books ltd. England. Pp: 66.
merupakan kondisi yang ideal dimana ikan High WL and Ellis IE. 1970. Underwater
E.fuscoguttatus dapat melihat bubu Obsevation of Fish Behavior In
sebagai tempat untuk bersembunyi atau Traps. Helgollander.
sebagai shelter. Disarankan untuk Luckhurst B and JA Ward. 1987.
dilakukan penelitian lanjutan tentang Behavioural Dynamics of Coral
respon ikan tersebut terhadap desain Reef Fishes in Antillen Fish Traps
bubu corong berbentuk leher kuda . at Bermuda. Proc.Gulf.Carib.Fish.
Inst.38:528-546
DAFTAR PUSTAKA Martasuganda, S. 2003. Bubu (Traps).
Baskoro MS dan A Effendy. 2005. Tingkah Fakultas Perikanan dan Ilmu
Laku Ikan (Hubungannya dengan Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Metode Pengoperasian Alat Bogor. 69 hlm.
Tangkap Ikan). Departemen Riyanto. M. 2008. Respon penciuman ikan
Pemanfaatan Sumberdaya Epinephelus fuscoguttatus macan
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, terhadap umpan buatan. Thesis
Bogor. Institut Pertanian Bogor.
49