You are on page 1of 8

Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5,Anggraeni,

Livana, No. 2, Agustus 2018Kesehatan tentang©Perkembangan


Pendidikan 2018 Jurnal Psikososial...
Ners dan Kebidanan
97
DOI: 10.26699/jnk.v5i2.ART.p097–104
This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERKEMBANGAN


PSIKOSOSIAL SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEKERASAN
FISIK DAN VERBALPADA ANAK USIA SEKOLAH DI KOTA
KENDAL (Health Education O Psychososial Development As
An Effort Of To Prevent Physical And Verbal Violence
Of School Aged Children In Kendal City)

Livana PH, Rina Anggraeni


Program studi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
email: livana.ph@gmail.com

Abstract: The psychosocial development of children is influenced by the family environment including
the role of parents in parenting, so parents should educate children well in order for children to develop
optimally achieve development tasks, but the current phenomenon there are parents educating children
using physical and verbal violence. The impact of violence on children is a disorder of psychosocial
development. Actions that can be taken are providing health education about psychosocial develop-
ment of normal and deviant school-age children. This study aimed to identify the influence of health
education on psychosocial development against physical and verbal violence of school-aged children
in Kendal City. The design used pre and post test without control group. The sample was 1320 school-
age children of 4th, 5th, and 6th grade in 20 public elementary schools in Kendal city which was chosen
by purposive sampling. The data were analyzed using Chisquare test. The results showed that there was
an influence of health education on psychosocial development of school-age children with verbal and
physical violence. It is suggested to parents to discipline children in the family environment, it requires
understanding and knowledge of parents in educating children, without verbal and physical violence
so that the child’s psychosocial development according to the task of development.

Keywords: Health education on psychosocial development, physical and verbal violence, school age
children.

Abstrak: Perkembangan psikososial anak dipengaruhi lingkungan keluarga termasuk peran orang tua
dalam mengasuh anak, sehingga orang tua harus mendidik anak secara baik agar anak berkembang optimal
mencapai tugas perkembangan, tetapi fenomena saat ini ada orang tua mendidik anak menggunakan
kekerasan fisik dan verbal. Dampak kekerasan pada anak yaitu gangguan perkembangan psikososial.
Tindakan yang dapat dilakukan yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang perkembangan psikososial
anak usia sekolah yang normal dan yang menyimpang. Penelitian ini bertujuan untuk pengidentifikasi
pengaruh pendidikan kesehatan tentang perkembangan psikososial terhadap kekerasan fisik dan verbal
pada anak usia sekolah di Kota Kendal.Desain penelitiannya menggunakan pre and post test without
control group. Sampel penelitian ini sebanyak 1320 anak usia sekolah yang menduduki kelas 4, 5, dan 6 di
20 SD Negeri di Kota Kendal yang dipilih dengan cara purposive sampling. Data dianalisis menggunakan
uji Chisquare. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang perkembangan
psikososial anak usia sekolah dengan kekerasan verbal dan fisik. Disarankan kepada orang tua
untukmendisiplinkan anak di lingkungan keluarga, diperlukan pemahaman dan pengetahuanorang tua
dalam mendidik anak, tanpa melakukan kekerasan verbal dan fisik agar perkembangan psikososial anak
sesuai tugas perkembangan.

Kata kunci: Pendidikan kesehatan tentang perkembangan psikososial, kekerasan fisik dan verbal,
anak usia sekolah.
97
98 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2018, hlm. 97–104

PENDAHULUAN an berikutnya (Maulana, 2007).


Anak usia sekolah merupakan anak berusia 6 Tahap perkembangan psikososial anakusia
sampai 12 tahun.Periode ini merupakan periode sekolah menurut Erick Erikson (1963) (dalam
dimana anak-anak dianggap mulai bertanggung- Sumanto, 2014) adalah industry vs inferiority,
jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dimana pada tahap ini anak mempunyai kemampuan
dengan orang tua, teman sebaya, dan orang lain. menghasilkan karya, berinteraksi, dan berprestasi
Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dalam belajar. Karakteristik perilaku anak usia
dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penye- sekolah yang normal atau produktif adalah menyele-
suaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh saikan tugas yang diberikan, mempunyai rasa
keterampilan tertentu (Wong, 2009). bersaing, senang berkelompok dengan teman sebaya
Upaya orang tua agar anak usia sekolah dapat dan mempunyai sahabat, serta berperan dalam ke-
menyelesaikan tugas perkembangan secara optimal giatan kelompok. Perkembangan psikososial akan
yaitu mendidik dan mendisiplinkan anak, kadang terganggu apabila orang tua salah dalam mendidik
metode kekerasan sebagai upaya yang dipilih. Orang anak. Karakteristik perilaku anak yang menyimpang
tua menganggap bahwa kekerasan fisik dan verbal antara lain, anak menarik diri, suka menggangu, sulit
adalah hal yang wajar, terutama pada anak yang berkonsentrasi, tingkah laku mundur dari tahap
nakal (Bagong, 2013).Angka kekerasan terhadap usianya, misalnya menghisap ibu jari, mengompol,
anak di Indonesia setiap tahun cenderung meningkat mimpi buruk, sulit tidur, ketakutan yang tidak masuk
bahkan mencapai 3.700 kasus atau rata-rata terjadi akal, mudah tersinggung, menolak masuk sekolah,
15 kasus setiap harinya. Sekitar 70% pelaku keke- suka marah-marah, dan berkelahi (Sumarno, 2013).
rasan pada anak adalah orang tuanya sendiri (KPAI, Penelitian Afidatunisak et al (2017) menunjuk-
2015). Menurut Badan Pemberdayaan Perempuan kan hasil bahwa ada hubungan antara kekerasan
dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kendal (2015), fisik dan verbal dengan perkembangan psikososial
angka kekerasan anak di Kota Kendal meningkat anak sekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan
setiap tahun, yaitu 84 kasus kekerasanPada tahun bahwa kekerasan fisik dan verbalyang dilakukan
2016, sebanyak 27 kasus kekerasan, hal ini menun- orangtua atau caregiver anak, mempengaruhi per-
jukan bahwa ada orangtua dalam mengasuh anak kembangan psikososial anak usia sekolah. Upaya
menggunakan kekerasan (Dyah, 2016). yang dapat dilakukan oleh perawat jiwa untuk
Kekerasan verbal merupakan kekerasan dalam mencegah terjadinya kekerasan fisik dan verbal,
bentuk ucapan atau kata-kata yang bersifat meng- yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan
hina atau mempermalukan anak, menolak anak, pada anak usia sekolah tentang perkembangan
membentak, menacaci maki, dan menakuti dengan psikososial anak yang normal dan yang menyim-
mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas terhadap pang. Pendidikan kesehatan yang diberikan pada
anak (Lestari, 2015). Kekerasan fisik merupakan anak usia sekolah diharapkan dapat meningkatkan
tindakan kekerasan yang berupa tindakan fisik kognitif anak, sehingga anak usia sekolah dapat
seperti memukul, mencubit, menjewer, menampar, berperilaku sesuai dengan tahapan perkembangan
menendang, membakar, menggigit, memotong, me- psikososial yang normal. Perilaku yang normal sesuai
ninju atau bahkan menyiram dengan air panas. Ke- usia dapat mendisiplinkan anak melakukan kegiatan
kerasan terhadap anak dapat mempengaruhi kondisi sehari-hari sehingga mencegah orangtua atau
mental dan tumbuh kembang anak (Hetherington, caregiver melakukan kekerasan fisik dan verbal
2006). kepada anak.
Perkembangan anak usia sekolah disebut juga Hasil wawancara di SD Negeri 1 dan 2 Ban-
perkembangan masa pertengahan.Masa perte- dengan didapatkan 6 dari 10 anak mengalami keke-
ngahan ini ditandai dengan terjadinya perkembangan rasan verbal dari orangtuanya yaitu dengan diben-
fisik, kognitif dan psikososial (Federika, 2009). Anak tak, dimarahi, dan kata-kata kasar, juga kekerasan
usia sekolah untuk mencapai perkembangan yang fisik yaitu dicubit, dijewer dan dipuku. Alasan
optimal harus dapat menyelesaikan tugas perkem- orangtua melakukan kekerasan fisik dan verbal
bangan sesuai tahap perkembangannnya, termasuk karena anak membangkang ketika dianjurkan ma-
perkembangan psikososial. Hambatan mencapai kan, tidur siang, dan mengerjakan tugas sekolah.
tugas perkembangan psikososial pada satu tahap, Berdasarkan latar belakang diatas perlu dilaku-
dapat menghambat keberhasilan tahap perkembang- kan penelitian tentang “Pengaruh pendidikan kese-
Livana, Anggraeni, Pendidikan Kesehatan tentang Perkembangan Psikososial... 99

hatan tentang Perkembangan Psikososial sebagai tekkan dalam kehidupan sehari-hari. Analisis data
upaya pencegahan kekerasan fisik dan verbal pada menggunakan uji Chi-square.
anak usia sekolah”.
HASIL PENELITIAN
BAHAN DAN METODE Adapun karakteristik responden terkait usia
Desain penelitian yaitu pre and post test disajikan pada Tabel 1 dan karakteristik responden
without control group. Populasi penelitian adalah terkait jenis kelamin disajikan pada Tabel 2.
adalah semua subyek yang memenuhi kriteria Adapun pengaruh pendidikan kesehatan
pengamatan yang diteliti, yaitu semua anak usia perkembangan psikososial anak usiasekolah
sekolah yang menduduki kelas 4, 5, dan 6 di 20 SD terhadap kekerasan verbal dan fisikdisajikan pada
Negeri di Kota Kendal, yaitu sebesar 1677 siswa. tabel 3.
Sampel penelitian sebanyak 1320 anak mengguna-
kan teknik Purposive sampling. Variabel intervensi Tabel 1 Karakteristik responden terkait usia (n=1320)
penelitian ini adalah pendidikan Kesehatan tentang
perkembangan psikososial. Variabel dependen pene- Mean Median SD Min Max
litian ini adalah kekerasan fisik dan verbal sedang- 10,46 10 1,13 8 13
kan veriabel counfonding adalah usia dan jenis
kelamin. Data pre test dikumpulkan pada tanggal
22 Januari hingga 13 februari 2018 menggunakan Tabel 2 Karakteristik responden
kuesioner tentang kekerasan fisik dan verbal yang
Variabel f %
pernah dialami anak usia sekolah yang masing-
masing terdiri dari 8 pernyataan. Data post test Jenis Kelamin
dikumpulkan 6 (enam) bulan setelah diberikan pendi- Laki-laki 692 52,5
dikan kesehatan tentang perkembangan psikososial Perempuan 628 47,5
anak usia sekolah, dan diminta untuk memprak- Total 1320 100

Tabel 3 Pengaruh pendidikan kesehatan perkembangan psikososial anak usia sekolah terhadap kekerasan fisik
dan verbal

Pre test Post test


Variabel Ada Tidak ada Ada Tidak ada P value
f % f % f % f %
Kekerasan verbal 1178 89.2 142 10,8 116 8,8 1204 91,2 0,000
Kekerasan fisik 1313 99,5 7 0,5 142 10,8 1178 89,2 0,000

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kekerasan verbal dengan
perkembangan psikososial usia sekolah (p value= 0,000)

PEMBAHASAN dapat dengan Ridha (2014) bahwa anak usia sekolah


Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia mulai meninggalkan rumah orang tuanya dalam
responden rata-rata 10 tahun, dengan umur terendah waktu yang terbatas untuk melanjutkan sekolah atau
8 tahun dan tertinggi 13 tahun. Hasil penelitian ini mencari ilmu. Melalui proses pendidikan inilah anak
menunjukkan bahwa usia responden berada dalam akan belajar untuk bersaing yang bersifat kompetitif.
usia sekolah yaitu usia 6 hingga 12 tahun, dimana Anak juga memiliki sifat yang kooperatif dengan
anak memiliki kemampuan yang menghasilkan karya, orang lain, saling memberi dan menerima pendapat,
mampu berinteraksi dan berprestasi dalam belajar setia kawan serta mematuhi peraturan-peraturan
berdasarkan kemampuan diri sendiri (Keliat, yang berlaku. Anak mencoba memperoleh
Daulima, Farida. 2011). Hasil penelitian ini sepen- kompetensi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
berfungsi kelak pada usia dewasa.
100 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2018, hlm. 97–104

Hasil penelitian ini juga mendukung pendapat asuh anak. Hal ini sejalan dengan pendapat Yulita
Hidayat (2011) bahwa perkembangan psikososial (2014) menyatakan bahwa jenis kelamin juga
anak usia sekolah merupakan tahap saat anak mulai mempengaruhi orang tua dalam memberikan
rajin dan rendah diri yang terjadi pada usia 6-12 hukuman fisik, khususnya anak laki-laki lebih sering
tahun. Perkembangan anak usia sekolah ditunjukkan menerima hukuman fisik dan kekerasan verbal
dengan sikap yang selalu berusaha untuk mencapai dibandingkan anak perempuan.Peneliti berasumsi
sesuatu yang diinginkan atau mencapai prestasinya, hal ini mungkin disebabkan karena anak laki-laki
sehingga anak pada usia sekolah rajin dalam melaku- cenderung lebih nakal, memiliki sifat emosional lebih
kan sesuatu, akan tetapi apabila harapan anak tidak tinggi dibandingkan perempuan. Beradasarkan hasil
tercapai kemungkinan besar anak akan merasa penelitian dari berbagai literatur dapat disimpulkan
rendah diri. Penelitian ini mendukung pendapat bahwa jenis kelamin laki-laki lebih sering mengalami
(Keliat dkk, 2015) bahwa anak usia sekolah mem- kekerasan oleh orang tua dibandingkan perempuan.
punyai perkembangan psikososial tang normal, Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
diantaranya mampu menyelesaikan tugas (sekolah responden mengalami kekerasan verbalsebanyak
atau rumah) yang diberikan, mempunyai rasa ber- 1178 anak (89,2%). Hasil sebaran pernyataan
saing (kompetisi), senang berkelompok dengan responden mayoritas responden mengalami keke-
teman sebaya dan mempunyai sahabat karib, rasan verbal oleh orang tua yaitu dengan menejelek-
berperan dalam kegiatan kelompok, mulai mengerti jelekan anak didepan umum dan mengucapakan
nilai mata uang dan satuannya, mampu menyele- kata-kata kasar. Menurut Naomi (2015) kekerasan
saikan pekerjaan rumah tangga sederhana misal adalah perilaku menyakiti sehingga korban meng-
merapikan tempat tidur,menyapu; memiliki hobby alami kerugian dan kerusakan, kekerasan verbal
tertentu, misal naik sepeda, membaca buku cerita, berdampak pada kondisi emosional anak dan
menggambar; tidak ada tanda bekas luka peng- perkembangan anak. Tidak semua kekerasan verbal
aniayaan bermaksud tidak baik tetapi untuk mendisiplinkan
Penelitian ini sependapat dengan Sani (2013) anak, namun terkadang orang tua saat kondisi lelah
seiiring dengan pertumbuhan fisiknya yang matang, atau stress orang tua tanpa sadar sering meng-
maka perkembangan motorik anak sudah dapat ucapkan kata-kata yang sebenarnya termasuk da-
terkoordinasi dengan baik, setiap gerakannya sudah lam kekerasan verbal. Hal ini mungkin dipengaruhi
selaras dengan kebutuhannya. Menurut oleh pengetahuan orang tua yang kurang tentang
Witherington dalam Budiman (2008), bahwa anak cara mendisiplinkan anak. Penelitian Yulisma (2016)
usia 6-9 tahun, pada tahapan ini anak berupaya tentang pengetahuan orang tua tentang kekerasan
semakin ingin mengenal siapa dirinya dengan verbal pada anak prasekolah di Gampong Lam-
membandingkan dirinya dengan teman sebayanya. peudaya Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh
Apabila proses tersebut tanpa ada bimbingan dari Besar, menunjukkan bahwa orang tua memiliki
orang tua, anak akan cenderung susah dalam ber- pengetahuan yang kurang tentang kekerasan verbal,
adaptasi dengan lingkungannya. Beradasarkan hasil orang tua beranggapan bahwa proses pembelajaran
penelitian dari berbagai literatur dapat disimpulkan kepada anak dilakukan oleh kekerasan agar anak
bahwa usia 10 tahun cenderung mengalami keke- patuh dan disiplin kepada orang tua sehingga ini dapat
rasan baik fisik maupun verbal yang dilakukan oleh mempengaruhi perkembangan anak di kemudian
orang tua, karena pada usia tersebut anak mulai hari.
nakal dan orang tua menggunakan metode keke- Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada penga-
rasan untuk mendisiplinkan anak supaya anak tidak ruh yang signifikan antara kekerasan verbal dengan
nakal. perkembangan psikososial usia sekolah (p value=
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas 0,000). Hasil penelitian diketahui bahwa anak yang
responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 692 mengalami kekerasan verbal sebelum pemberian
anak (52,5%). Menurut Pribudiarta, berdasarkan pendidikan kesehatan tentang perkembangan
survey kepada lebih dari 11.000 anak Indonesia ada psikososial anak sekolah (89,2%), ini terjadi karena
1 dari 3 anak laki-laki (8%) dan 6 anak perempuan adanya perlakuan keluarga terhadap anak usia
(3,5%) yang menjadi korban kekerasan fisik dan sekolah secara langsung mempengaruhi perkem-
psikologis. kondisi seperti ini sebaiknya dijadikan bangan psikososial anak yang tertanam sejak kecil
peringatan dini agar orang tua memperbaiki pola (dini). Penelitian ini sejalan dengan Lestari (2012)
Livana, Anggraeni, Pendidikan Kesehatan tentang Perkembangan Psikososial... 101

bahwa orang tua yang tidak melakukan kekerasan Penelitian ini sependapat dengan Rahmawati (2006)
verbal atautindakan kasar dan selalu merespon bahwa lingkungan keluarga mempengaruhi perilaku
setiapkegiatan anak maka dapat berpengaruh kekerasan verbal pada anak, munculnya masalah
terhadap perkembangan psikososial anak yanglebih lingkungan yang mendadak seperti tekanan krisis
baik dan terarah dan orang tua yangsegera memberi ekonomi ikut berperan dalam timbulnnya kekerasan
stimulasi yang tepat, maka akan mempercepat verbal.Menurut Evans (2012) menyatakan bahwa
penguasaan terhadap tugas-tugas perkembangan kekerasan verbal sangat berpengaruh terhadap
pada usianya. Anak yang mengalami kekerasan masalah perilaku terhadap masalah perilaku anak
verbal sejumlah 1178 anak (89,2%), Hal ini terjadi daripada hukuman fisik. Kekerasan verbal yang
ketika anak memang telah mampu melakukan terlalu sering diterima anak dapat mempengaruhi
tugasnya melalui panca inderanya, walaupun anak peningkatan kenakalan anak. Hasil penelitian Santos
mengalami kekerasan verbal di rumahnya karena (2012) menunjukkan bahwa kekerasan verbal dapat
orangtuanya yang keras,sering membentakdengan menyebabkan anak menjadi tidak percaya diri dan
mengatakan “kamu rewel” atau “diam, menyam- perkembangan anak menjadi terganggu sehingga
paikan ancaman seperti “ kamu ibunanti kurung di berpengaruh terhadap konsep diri dan anak akan
kamar” dan sebagainya (Rakhmat, 2007). cenderung meniru kekerasan verbal seperti yang
Orang tua mengungkapkan kemarahan terha- dilakukan oleh orang tua mereka.
dap anakdengan kekerasan yang bersifat verbal Hasil penelitian dari berbagai literatur maka
disadariatau tidak, sengaja atau tidak sengaja dapat peneliti menyimpulkan bahwa ada pengaruh pem-
menimbulkan luka batin pada anak yang meng- berian pendidikan kesehatan tentang perkembangan
alaminya (Astuti, 2014). Orang tua sebagai penga- psikososial anak usia sekolah terhadap kekerasan
suh merupakan fasilitator yang memiliki dampak bagi verbal. Peranan orang tua sangatlah penting dalam
perkembangan anak, maka orang tua harus menge- membantu perkembangan psikososial anaknya.
tahui dan memahami tentang cara mengasuh anak Orang tua perlu memahami apa yang sedang terjadi
dengan baik, bukan dengan kekerasan karena dapat pada anak dan mengenali apa yang dibutuhkan anak
menghambat perkembangan anak (Lestari, 2012). untuk perkembangannya, serta hal apa saja yang
Penelitian ini didukung oleh penelitian dari harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan terse-
Putrawan (2015) tentang Hubungan verbal abuse but. Dengan demikian, orang tua dapat mengambil
dengan perkembangan emosi anak usia sekolah keputusan tindakan apa yang dapat mengoptimalkan
kelas 3-5 di SD N Genuk 01 Ungaran Kabupaten perkembangan anak.
Semarang, didapatkan hasil bahwa sebagian besar Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
anak mengalami kekerasan verbal kategori sedang, responden mengalami kekerasan fisik yaitu 1313
sedangkan sebagian besar anak memiliki perkem- anak (99,5%). Hasil sebaran pernyataan responden
bangan emosi kategori baik. Dari hasil penelitian mayoritas responden mengalami kekerasan fisik
orang tua diharapkan agar dalam mengasuh anak oleh orang tua yaitu dengan dicubit dan dipukul.Hasil
orang tua tidak melakukan tindakan kekerasan penelitian sependapat dengan Thoman (2016)
verbal seperti memarahi, membentak, dan mengan- bahwa kekerasan fisik yang paling sering dilakukan
cam anak, sehingga mampu mendukung perkem- oleh orang tua adalah dengan mencubit atau men-
bangan emosi anak yang baik demi masa depan jewer anak. Cara-cara kekerasan yang dilakukan
anak tersebut. orang tua dalam mendidik anak tersebut merupakan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari hal yang wajar menurut orang tua, karena hal
Astuti (2014) tentang hubungan tingkat verbal tersebut dapat membuat anak menjadi tidak nakal
abuse orang tua terhadap perkembangan kognitif dan nurut terhadap orang tua. Menurut Komisi
anak usia prasekolah di TK Atma Bhakti Desa Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada tahun
Pringapus Kecamatan Pringapus Kabupaten Sema- 2013 angka kekerasan anak setiap tahun cenderung
rang, bahwa anak yang mengalami Verbal Abuse meningkat, KPAI mencatat terjadi kasus kekerasan
kategori rendah dengan perkembangan kognitifbaik 1.620 kasus kekerasan pada anak, 490 kasus dianta-
sejumlah 17 orang anak (100,0%), initerjadi karena ranya adalah kekerasan fisik, sedangkan menurut
adanya perlakuan keluargaterhadap anak prasekolah Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan
secara langsungmempengaruhi perkembangan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Pro-
kognitif anakyang tertanam sejak kecil (dini). vinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa pada tahun
102 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2018, hlm. 97–104

2013 Provinsi Jawa Tengah terjadi 209 kasus pada perkembangan psikososial anak, selain itu juga
kekerasan fisik, ini artinya angka kekerasan anak dapat mengakibatkan cedera fisik. Faktor-faktor
di jawa tengah relatif tinggi. yang yang menyebabkan terjadinya kekerasan fisik
Kekerasan fisik pada anak dapat menyebabkan yaitu faktor masyarakat dan faktor keluarga. Faktor
anak menjadi agresif karena orang tua berperilaku masyarakat misalnya kemiskinan, pengangguran,
tidak baik terhadap anak sehingga anak akan beru- sedangkan faktor keluarga misalnya kehidupan
saha melawan kepada orang tua, anak dapat me- keluarga yang kacau tidak saling mencinta dan
ngurung diri karena dengan mengurung diri anak menghargai satu sama lain. Hal ini sependapat
merasa aman dari kekerasan orang tua dan dam- dengan Suyanto (2010) bahwa faktor penyebab
paknya anak akan sulit bergaul, sulit berkomunikasi, kekerasan fisik yang lainnya yaitu faktor penga-
bahkan menutup diri untuk, harga dirinya rendah, laman orang tua, orang tua yang masa lalunya dididik
trauma karena anak cenderung mempunyai daya dengan melakukan kekerasan, maka akan cende-
ingat yang kuat terhadap apa yang dilkukakn oleh rung melakukan kekerasan terhadap anaknya, oleh
orang tua, stress sehingga anak sulit tidur dan ber- karena itu pengetahuan orang tua harus baik dalam
dampak pada gagal berprestasi dan kurangnya mendidik anak sehingga dapat mempengaruhi
konsentrasi (Gudang Kesehatan, 2016). perkembangan anak yang menjadi optimal.
Hasil penelitian menunnjukkan bahwa ada Hasil penelitian ini memperkuat penelitian
pengaruh yang signfikan antara pendidikan kese- Afidatunisak et al (2017) bahwa ada hubungan
hatan perkembangan psikososial usia sekolah dengan antara kekerasan fisik dan verbal dengan perkem-
kekerasan fisik (p value=0,000). Hasil ini dipengaruhi bangan psikososial anak sekolah.Intervensi yang
oleh lingkungan rumah dan sekolah yang sejalan diberikan dalam penelitian ini berupa pendidikan
dengan laporan United Nation’s Childern Fund kesehatan tentang perkembangan psikososial
(UNICEF) pada tahun 2007. UNICEF melaporkan terbukti mampu mencegah kekerasan fisik dan verbal
sekitar 275 juta anak di seluruh dunia yang menjadi pada anak usia sekolah.
korban kekerasan di lingkungan rumah dan 40 juta
anak berusia dibawah 15 tahun mengalami keke- SIMPULAN DAN SARAN
rasan dan penelantaran di lingkungan rumah, Simpulan
sekolah, komunitas, jalanan dan lingkungan kerja.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Berdasarkan beberapa literature dan beberapa
Radja et al (2016) bahwa mayoritas anak mengalami penelitian sebelumnya disimpulkan bahwa pendi-
kekerasan fisik (97,5%), dengan jenis perlakuan dikan kesehatan tentang perkembangan psikososial
terbanyak ialah dipukul. Hasil ini juga sebanding dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan keke-
dengan penelitian di Arab Saudi dan Kanada yang rasan fisik dan verbal pada anak usia sekolah.
meneliti tentang kekerasan yang paling banyak
adalah kekerasan fisik. Hasil ini berbanding terbalik Saran
dengan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat Disarankan kepada orang tua dalam mendisi-
dan India. Jenis kekerasan anak yang paling sering plinkan anaknya di dalam lingkungan keluarga,
adalah penelantaran dan yang paling sedikit adalah hendaknya diperlukan pemahaman dan pengetahuan
kekerasan emosional. Hal ini mungkin dapat terjadi orang tua dalam mendidik anak yang baik, tanpa
karena perbedaan budaya dan pola asuh orang tua melakukan kekerasan verbal dan fisik sehingga
pada masing-masing negara. Menurut WHO pada dapat membantu perkembangan psikososial anak
tahun 2014, sekitar 23 % anak di seluruh dunia yang untuk mempercepat penguasaan tugas-tugas per-
mengalami kekerasan fisik. kembangannya.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Huda
(2008) tentang kekerasan terhadap anak dan masa- DAFTAR RUJUKAN
lah sosial yang kronis, bahwa kekerasan fisik, terjadi Afidatunisak, PH. Livana, Hermanto. 2017. Hubungan
ketika orang tua/pengasuh dan pelindung anak kekerasan verbal dan fisik orang tua dengan
memukul dan mencubit anak ketika anak sebe- perkembangan psikososial usiasekolah di SDN
narnya memerlukan perhatian. Pukulan akan selalu Pagerdawung Kecamatan Ringinarum. Skripsi.
diingat anak jika kekerasan fisik itu berlangsung STIKES Kendal. Tidak dipublikasikan.
dalam periode tertentu sehingga dapat berdampak Astuti, W. 2014.Hubungan tingkat verbal abuse orang
Livana, Anggraeni, Pendidikan Kesehatan tentang Perkembangan Psikososial... 103

tua terhadap perkembangan kognitif anak usia kelas 3-5 di SDN Genuk 01 Ungaran Kabupaten
pra sekolahdi tk atma bakti Desa Pringapus Semarang. http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/
Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. documents/4763.pdf
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/ Radja, Kaunang & Dundu.2016. Gambaran Kekerasan
3841.pdf pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Mala-
Bagong, S. 2013. Masalah sosial anak. Jakarta: Prenada layang Kota Manado.https://ejournal. unsrat.ac.id/
Media Group. index.php/eclinic/article/view/14598
Budiman, N. 2008. Memahami Perkembangan Anak Usia Rahmawati, Nurul. 2006. Faktor-Faktor Yang Mem-
Sekolah Dasar. Jakarta: Dediknas. pengaruhi Orang Tua Melakukan Verbal Abuse
Dyah, A. 2016. Anak di Kendal jadi Korban Kekerasan. pada Anaknya di Kelurahan Bulusan Kecamatan
http://regional.kompas.com/read/2016/05/18/ Tembalang Kabupaten Semarang. http://
17535991/27.anak.di.kendal.jadi.korban.kekerasan eprints.umpo.ac.id/2232/2/2.pdf
Evans, Simon. 2012 Virtual Selves, Real Relationships: Rakhmat, Jallaludin. 2007. SQ for Kids: Mengembangkan
An Exploration of the Context and Role for Social Kecerdasan Spiritual Anak Sejak Dini. Bandung :
Interactions in the Emergence of Self in Virtual PT Mizan Pustaka.
Enviroments. 46. p. 512-528. Sani, Amri. 2013. Tingkat Kesegaran Jasmanni Anak
Federika, A. 2009. Fundamental keperawatan. Jakarta: Usia 6-9 Tahun di SD Negeri Ngipik Kecamatan
Salemba Medika. Pringsurat Kabupaten Temanggung. Skripsi.
Gudang Kesehatan. 2016. Dampak Fatal Yang Diderita Universitas Negeri Yogyakarta.
Oleh Korban Kekerasan Anak. www.gudang Santos, et al 2009. Maternal antropometry and feeding
kesehatan.com. Jakarta. Diakses pada tanggal 1 behaviour toward preschool children: association
Maret 2017. with chilhood body mass index in an observational
Hetherington. 2006. Child Psychology. A Contemporary study of chilean families. International journal of
Viewpoint. International edition New York: McGraw behavioral nutrition and physicalactivity, 6:93.
Hils Companies. Sumanto. 2014. Fungsi dan teori. Psikologi perkem-
Hidayat, A. A. 2011. Riset Keperawatan dan Teknik bangan. Yogyakarta: jl. Cempaka Putih No.8
Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Sumarno.2013. Psikologi perkembangan. Yogyakarta:
Huda, Nurul. 2008. Kekerasan Terhadap Anak Dan Pustaka Pelajar.
Masalah Sosial Yang Kronis. Universitas Sumarno.2013. Psikologi perkembangan. Yogyakarta:
Pekalongan. http://journal.unikal.ac.id/index.php/ Pustaka Pelajar.
hukum/article/view/176 Sunarto, Keliat, B.A., Pujasari.2011. Pengaruh Terapi
Istiana, Keliat, B.A, Nuraini. 2010. Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik Anak Sekolah Pada Anak,
Kelompok Terapeutik Anak Usia Sekolah pada Orangtua, Guru Terhadap Perkembangan Mental
Anak-Orang Tua Dan Anak-Guru terhadap Per- Anak di Kelurahan Pancoranmas dan Depok Jaya.
kembangan Mental Anak Usia Sekolah. Surabaya: Surabaya: Universitas Aerlangga. Jurnal Ners
Universitas Aerlangga. Jurnal Ners Volume 6 No 1 Volume 6 No 1 April 2011. http://e-journal.unair.ac.id/
April 2011.. http://e-journal. unair.ac.id/index.php/ index.php/JNERS/article/view/2683.
JNERS/article/view/3971 Suyanto, B. 2010. Masalah sosial anak. Jakarta: Prenada
KPAI. 2015. jenis kekerasan anak. http://health. Media Group.
liputan6.com/read/2252930/14-jenis-kekerasan- Suyanto, Dr. Bagong. 2013. Sosiologi Ekonomi, Kapi-
anak- dari-keluarga talisme dan Konsumsi di Era Masyarakat Post-
KPAI.2015. Jenis kekerasan anak.http://health. Modernisme. Surabaya: Prenada Media Groupa
liputan6.com/read/2252930/14-jenis-kekerasan- Cipta.
anak- dari-keluarga. Thoman, P. 2016. Orang Tua Indonesia Masih Didik
Lestari, Titik. 2015. Kumpulan teori untuk kajian pusta- Anak Dengan Kekerasan. Republika.com. Jakarta.
ka penelitian kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika. Diakses pada tanggal 1 Maret 2018.
Maulana, M. 2007. Mendidik anak autis dan gangguan UNICEF. 2007. Progress For Children: A World Fit for
mental lainnya menuju anak cerdas dan sehat. Children. New York: UNICEF Division of
Yogyakarta: Katahati. Communication.
PKBI.2016. Nyala 1000 lilin untuk para korban.Jawa Walter, Keliat., B.A, Hastono, S.P. 2010. Pengaruh Terapi
Tengah _ PKBI.htm.Diakses tanggal 11 Oktober Kelompok Terapeutik terhadap Perkembangan
2016. Industri Anak Usia Sekolah di Panti Sosial Asuhan
Pribudiarta. 2016. Korban Kekerasan Anak Laki-Laki Anak Kota Bandung. http://ejournal.stikes-
Lebih Banyak Ketimbang Perempuan. Repu- ppni.ac.id/index.php/keperawatan-bina-sehat/
blika.com. Diakses Pada Tanggal 1 Maret 2018. article/view/334/334.
Putrawan, Umi, Zumrotul. 2016. Hubungan verbal abuse Wong. 2009. Buku Ajar Keperawatan pediatrik. Jakarta:
dengan perkembangan emosi anak usia sekolah EGC.
104 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2018, hlm. 97–104

Yulita, Refi. 2014. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Yusima, Afrina. 2016. Pengetahuan Orang Tua Tentang
Dengan Perkembangan Anak Balita Di Posyandu Kekerasan Verbal Pada Anak Prasekolah di
Sakura Ciputat Timur. Jakarta: Universitas Islam Gampong Lampeudaya Kecamatan Darussalam
Negeri Syarif Hidayatullah. Kabupaten Aceh Besar. Universitas Syiah Kuala.

You might also like