You are on page 1of 11

10

ZIRAA’AH, Volume 45 Nomor 1, Pebruari 2020 Halaman 10-20 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia


MERR.) TERHADAP MORFOMETRIK ORGAN DALAM DAN
KADAR LEMAK AYAM BROILER

(The Effect Of Giving Dayak Union Flour (Eleutherine palmifolia Merr.) On Organs
Morphometric And Meat Fat Of Broiler Chicken)

Lisnawaty Silitonga1, Satrio Wibowo1, Efrain Benediktus Bangun2


1)Dosen Program Studi Peternakan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Palangka Raya
2) Mahasiswa Program Studi Peternakan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Palangka Raya


Email:lisnawaty@pet.upr.ac.id

Article Submitted : 18-09-2019


Article Accepted : 05-02-2020

ABSTRACT
This research was conduted to determine the effect of giving Dayak Onion flour in feed on
organs morphometric and fat level of broiler chicken. This research used Completely randomized
design (CRD) with four treatments and five replications. Each unit of experiment consisted of three
broiler chickens. The treatments were P0 = feed without Dayak Onion flour, P1 = feed + 5 % Dayak
Onion flour, P2 = feed + 10 % Dayak Onion flour and P3 = feed + 15 % Dayak Onion flours. This
research was conducted in the experimental cage of livestock study program in May to June 2019.
The autcomes showed that the requrement of Dayak Onion flour with a higher level to the lower
final weight of broiler chickens, but the administration of Dayak Onion flour at the 5% level in the
ration could increase the weight of broiler chicken carcasses. Dayak Onion flour with a higher
level causes a higher percentage of the weight of proventriculus, gizzard and liver, but the small
intestine gets shorter as the level of Dayak Onion is given in the ration. Giving Dayak Onion flour
with a higher level of giving in the ration can reduce the fat contents of broiler chicken meat.

Keyword : Dayak Onion, organs morphometric, meat fat, broiler.

PENDAHULUAN 1,5–2 kg dan secara umum daging yang


dihasilkan dapat memenuhi selera konsumen
Daging ayam ras (broiler)
(Murtidjo, 1993).
memberikan sumbangan yang cukup besar
Produktivitas ayam broiler yang
bagi terpenuhinya kebutuhan protein hewani
tinggi harus diimbangi dengan beberapa
masyarakat (Prayitno, 1997). Ayam broiler
faktor, salah satu faktor yang paling penting
atau ayam ras hingga saat ini masih menjadi
adalah kesehatan saluran pencernaan, tanpa
prioritas utama untuk memenuhi kebutuhan
saluran pencernaan yang sehat, ayam broiler
protein hewani mengingat sifat-sifat
tidak dapat memaksimalkan potensi genetik
unggulnya yaitu pertumbuhannya cepat,
yang dimilikinya. Saluran pencernaan dan
konversi pakan baik dan tidak memerlukan
nutrisi saling berkaitan satu sama lain,
tempat yang luas dalam pemeliharaan, dalam
dengan saluran pencernaan yang sehat proses
jangka waktu yang singkat (6–8 minggu)
pencernaan serta penyerapan nutrisi pakan
ayam broiler dapat mencapai bobot hidup
11
ZIRAA’AH, Volume 45 Nomor 1, Pebruari 2020 Halaman 10-20 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

akan optimal dan berakibat pada pencapaian senyawa bioaktif seperti alkaloid, steroid,
produksi yang maksimal. glikosida, flavonoid, fenolik, saponin,
Pemberian AGP (antibiotic growth triterpenoid, tanin (Galingging, 2007).
promotor) dengan dosis sekitar 2,5 – 50,0 Flavonoid mempunyai berbagai keaktifan
ppm salah satu cara memacu pertumbuhan biologis, antara lain sebagai obat, insektisida,
cepat ayam broiler (Hashemi dan Davoodi, antimikroba, antivirus, obat infeksi pada
2010). Dosis yang digunakan dalam luka, mengurangi pembekuan darah dalam
konsentrasi kecil, namun penggunaan tubuh, mempercepat pembekuan darah di luar
antibiotik telah mendapat perhatian khusus tubuh, antioksidan, antitumor dan antikanker
dari pemerintah dan konsumen. Tahun 2006 (Robinson, 1995).
tepatnya bulan Januari penggunaan antibiotik
sebagai pakan imbuhan di Eropa telah METODE PENELITIAN
dilarang, di Indonesia larangan penggunaan
Penelitian ini dilaksanakan pada
antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan
bulan Mei hingga Juni 2019 selama 35 hari di
berlaku efektif mulai 1 Januari 2018,
Kandang Ternak Program Studi Peternakan
larangan pemakaian AGP ini diatur dalam
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
UU No. 18/2009 juncto No. 41/2014 (Riady,
Pertanian Universitas Palangka Raya. Alat
2018), karena antibiotik berpotensi ikut
yang digunakan adalah mesin pelleting,
terserap pada produk hasil peternakan dan
timbangan digital, nampan, ember plastik,
secara tidak langsung konsumen akan
kandang baterai, bola lampu, tempat pakan
memperoleh antibiotik dalam konsentrasi
dan minum, plastik sampel, alat tulis kantor,
rendah yang mampu meningkatkan resistensi
kamera, blender, ayakan, pisau, mistar, dang-
bakteri serta residu kimia dan mampu
dang dan kompor gas.
menimbulkan efek alergi pada manusia
Bahan yang digunakan dalam
(Greathead, 2003; Kompiang, 2009).
penelitian ini adalah 60 ekor day old chick
Bawang Dayak (Eleutherine
(DOC) strain Hubbard produksi PT
palmifolia Merr.) merupakan tanaman khas
Wonokoyo Jaya Corporindo, dengan bobot
Kalimantan Tengah yang sering digunakan
rata-rata 51 g, tidak dibedakan jenis kelamin
oleh masyarakat Dayak sebagai tanaman
(unsex).
obat. Bawang Dayak mengandung beberapa

Tabel 1. Susunan Ransum Broiler Fase Starter (Umur 1-21 Hari)


Bahan Pakan R0 R1 R2 R3
(%) (%) (%) (%)
Jagung giling 60,00 60,00 60,00 60,00
Dedak halus 9,50 9,50 9,50 9,50
Ampas tahu 10,50 10,50 10,50 10,50
Tepung ikan 20,00 20,00 20,00 20,00
Bawang Dayak 0,00 5,00 10,00 15,00
Jumlah 100,00 105,00 110,00 115,00
Kandungan Nutrisi :
Protein Kasar (%) 21,86 21,86 21,86 21,86
Energi Metabolisme (kkal/kg) 3.488,97 3.488,97 3.488,97 3.488,97
Lemak Kasar (%) 5,83 5,83 5,83 5,83
Serat Kasar (%) 4,90 4,90 4,90 4,90
12
ZIRAA’AH, Volume 45 Nomor 1, Pebruari 2020 Halaman 10-20 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

Tabel 2. Susunan Ransum Broiler Fase Finisher (Umur 22-35 Hari)


Bahan Pakan R0 R1 R2 R3
(%) (%) (%) (%)
Jagung giling 60,00 60,00 60,00 60,00
Dedak halus 10,00 10,00 10,00 10,00
Ampas tahu 13,50 13,50 13,50 13,50
Tepung ikan 16,50 16,50 16,50 16,50
Bawang Dayak 0,00 5,00 10,00 15,00
Jumlah 100,00 105,00 110,00 115,00
Kandungan Nutrisi :
Protein Kasar (%) 20,62 20,62 20,62 20,62
Energi Metabolisme (kkal/kg) 3.526,12 3.526,12 3.526,12 3.526,12
Lemak Kasar (%) 5,80 5,80 5,80 5,80
Serat Kasar (%) 5,24 5,24 5,24 5,24

Pembuatan Tepung Bawang Dayak

Bawang Dayak dibersihkan dari daun, akarnya serta kotoran yang menempel

Pengirisan tipis-tipis

Pengeringan di bawah sinar matahari

Pemblenderan dan Pengayakan

Gambar 1. Pembuatan tepung Bawang Dayak

Penelitian ini menggunakan P3= Ransum Basal + 15 % Bawang Dayak


Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4
perlakuan dan 5 ulangan. Setiap unit Variabel yang diamati dalam penelitian
percobaan terdiri dari 3 ekor. ini adalah :
Perlakuan yang diberikan terdiri atas : 1. Bobot potong (g), diperoleh dari
P0 = Ransum Basal + 0 % Bawang Dayak penimbangan bobot badan ayam umur 35
P1= Ransum Basal + 5 % Bawang Dayak hari setelah dipuasakan 8 jam.
P2= Ransum Basal + 10 % Bawang Dayak
13
ZIRAA’AH, Volume 45 Nomor 1, Pebruari 2020 Halaman 10-20 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

2. Bobot karkas (g), diperoleh dari 8. Persentase usus besar (%), diperoleh dari
penimbangan ayam pasca penyembelihan, perbandingan bobot usus besar dengan
tanpa kepala, leher, bulu, kaki, jeroan dan bobot potong ayam.
darah. 9. Persentase karkas (%), diperoleh dari
3. Persentase hati (%), diperoleh dari perbandingan bobot karkas dengan bobot
perbandingan bobot hati dengan bobot potong ayam.
potong ayam. 10.Panjang usus halus (cm).
4. Persentase jantung (%), diperoleh dari
perbandingan bobot jantung dengan bobot HASIL DAN PEMBAHASAN
potong ayam.
Bobot Akhir dan Bobot Karkas Ayam
5. Persentase proventrikulus (%), diperoleh
Broiler Umur 35 Hari
dari perbandingan bobot proventrikulus
Pengaruh pemberian tepung bawang
dengan bobot potong ayam.
dayak terhadap bobot potong dan bobot
6. Persentase gizzard (%), diperoleh dari
karkas dapat dilihat pada Tabel 3.
perbandingan bobot gizzard dengan bobot
Bobot potong tertinggi dicapai pada
potong ayam.
perlakuan P0 (kontrol) yaitu 643,2 g/ekor dan
7. Persentase usus halus (%), diperoleh dari
bobot potong yang paling rendah dicapai
perbandingan bobot usus halus dengan
pada perlakuan P3 (15%) yaitu sebesar 509,3
bobot potong ayam.
g/ekor.

Tabel 3. Pengaruh Pemberian Tepung Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr.) Terhadap
Bobot Potong dan Bobot Karkas Ayam Broiler (g)
Variabel Penelitian
Perlakuan Bobot Karkas
Bobot Potong (g) Persentase karkas (%)
(g)
P0 643,2c 379,2b 58
P1 626,3 c 379,6b 60
P2 571,9bc 343,1ab 59
P3 509,3a 302,7a 59
Keterangan : Nilai rataan dengan huruf yang berbeda ke arah kolom menunjukkan berbeda nyata
(P < 0,05)

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan Bawang Dayak tinggi, menimbulkan rasa
pemberian tepung Bawang Dayak dalam sepat dan pahit, hal ini juga diperkuat oleh
ransum memberikan pengaruh sangat nyata Winarno (2004), mengemukakan bahwa rasa
(P<0,05). Wahju (2006), mengemukakan sepat atau pahit suatu produk dapat
bahwa bobot badan dipengaruhi oleh jumlah disebabkan oleh adanya tanin.
ransum yang dikonsumsi dan kualitas Tanin merupakan golongan senyawa
ransum. Rataan hasil penelitian ini aktif tumbuhan yang termasuk golongan
memperlihatkan bahwa semakin tinggi level flavonoid dan mempunyai rasa sepat
pemberian tepung Bawang Dayak maka akan (Robinson, 1995). Tanin akan membentuk
menurunkan bobot akhir dari ayam broiler, ikatan komplek protein-tanin yang tidak larut
hal ini diduga dengan semakin tingginya dalam air dan mengakibatkan kekeruhan,
persentase tepung Bawang Dayak dalam pengendapan dan menghambat aktivitas
ransum maka rasanya akan semakin sepat dan enzim protease (Swain, 1965 dan Djuwadi
pahit. Menurut Suroto dan Eldha (2007), dkk., 1987). Penurunan bobot badan pada
kandungan saponin dan tanin terdapat pada perlakuan P1 (5%), P2 (10%) dan P3 (15%)
14
ZIRAA’AH, Volume 45 Nomor 1, Pebruari 2020 Halaman 10-20 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

dikarenakan tingginya persentase tepung Kartadisastra (1997), menyatakan bahwa


Bawang Dayak dalam ransum sehingga pertambahan bobot badan ternak berbanding
menurunkan tingkat palatabilitas ransum. lurus dengan tingkat konsumsinya.

Tabel 4. Pemberian Tepung Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr.) Terhadap Konsumsi
Ayam Broiler (g)

Minggu Rataan
Perlakuan
I II III IV V (g)
P0 43,8 92,6 149,4 206,8 277,0 153,92
P1 38,0 77,4 137,4 192,0 260,0 140,96
P2 36,6 72,4 127,8 167,2 229,4 126,68
P3 30,8 67,2 123,2 157,6 209,8 117,72

Karkas adalah bagian tubuh ayam hidup. Semakin tinggi persentase


yang disembelih lalu dikeluarkan isi perut, penambahan tepung Bawang Dayak dalam
kaki, leher, kepala, bulu dan darah. Hasil ransum mengakibatkan semakin kecilnya
penelitian ini menunjukkan persentase karkas tingkat palatabilitas pakan sehingga
yang dihasilkan yaitu 58-60%, hasil yang berdampak pada bobot karkasnya, hal ini
didapat ini masih memenuhi standart. sesuai dengan pendapat Subeki dkk. (2012),
Menurut Suprayitno dan Indraji (2007), bahwa faktor yang mempengaruhi persentase
rataan persentase berat karkas ayam broiler karkas adalah bangsa, umur, jenis kelamin,
umur 5 minggu adalah 59-63% dari bobot pakan, kondisi fisik dan lemak abdominal.
Proventrikulus
Tabel 5. Pengaruh Pemberian Tepung Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr.) Terhadap
Bobot Proventrikulus Ayam Broiler (g)
Bobot Proventrikulus Persentase terhadap bobot potong
Perlakuan
(g) (%)
P0 4,40a 0,68
P1 3,90a 0,62
a
P2 3,80 0,66
P3 3,90a 0,76
Keterangan : Huruf yang sama ke arah kolom menunjukkan tidak berbeda nyata (P > 0,05)

Hasil penelian ini menunjukkan bahwa ikatan kompleks protein-tanin ini akan
pemberian tepung Bawang Dayak yang menghambat kinerja enzim pepsinogen dan
semakin tinggi pada ransum menyebabkan HCl yang diekskresikan oleh proventrikulus
terjadinya kenaikan persentase untuk memecah struktur tersier protein
proventrikulus terhadap bobot hidup, hal ini pakan, sehingga akibatnya kinerja
disebabkan oleh semakin tingginya kadar proventrikulus akan terhambat dan
tanin dalam ransum yang menyebabkan berdampak pada bobotnya (Elfiandra, 2007).
terbentuknya ikatan kompleks protein-tanin,
15
ZIRAA’AH, Volume 45 Nomor 1, Pebruari 2020 Halaman 10-20 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

Gizzard
Tabel 6. Pengaruh Pemberian Tepung Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr.) Terhadap
Bobot Gizzard Ayam Broiler (g)
Bobot Gizzard Persentase terhadap bobot potong
Perlakuan
(g) (%)
P0 18,80a 2,92
P1 17,60a 2,81
P2 15,90 a 2,78
P3 15,70a 3,08
Keterangan : Huruf yang sama pada kolom menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05)

Rataan persentase bobot gizzard broiler pada level pemberian 15% tepung
ayam broiler umur 35 hari yang diperoleh Bawang Dayak diduga tepung Bawang
pada penelitian berkisar pada 2,78 - 3,08% Dayak mengandung serat kasar yang cukup
hasil ini lebih tinggi dibanding hasil tinggi, sehingga untuk memaksimalkan
penelitian Ukim dkk. (2012) yang berkisar proses pencernaan diperlukan gizzard yang
antara 2,07-2,31%. Pemberian tepung lebih besar. Menurut Hetland dkk. (2005)
Bawang Dayak dalam ransum sampai dengan faktor utama yang dapat mempengaruhi
level 15% meningkatkan pesentase gizzard. bobot gizzard adalah bentuk dan serat kasar
Meningkatnya persentase gizzard ayam pakan.

Usus Halus
Tabel 7. Pengaruh Pemberian Tepung Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr.) Terhadap
Bobot Usus Halus Ayam Broiler (g)
Bobot usus Persentase terhadap
Panjang usus halus
Perlakuan halus bobot potong
(cm)
(g) (%)
P0 24,80a 3,85 110,10a
P1 25,80 a 4,11 123,56a
P2 21,80 a 3,81 118,02a
P3 22,70a 4,45 117,04a
Keterangan : Huruf yang sama ke arah kolom menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05)

Hasil analisis ragam menunjukkan terjadi peningkatan panjang usus pada


bahwa semua perlakuan (P0, P1, P2 dan P3) perlakuan (P1) dan penurunan panjang usus
tidak memberikan pengaruh yang nyata dengah level pemberian tepung Bawang
(P>0,05) terhadap bobot usus halus ayam Dayak yang semakin tinggi dalam ransum.
broiler pada umur 35 hari. Persentase bobot Peningkatan ini diduga karena tingginya
usus halus pada penelitian ini 3,81-4,45% tanin dan saponin yang terkandung dalam
dari bobot hidup, sedangkan menurut Awad tepung Bawang Dayak menyebabkan
dkk. (2009) bobot usus halus ayam broiler terganggunya proses hidrolisis nutrisi pakan
umur 35 hari pada suhu 25-35 oC sebesar seperti pati, protein dan lemak, sehingga
2,89% dari bobot hidup. Panjang usus halus untuk memaksimalkan proses pencernaan
ayam broiler hasil penelitian berkisar antara maka usus memperluas dan memperpanjang
110,10 – 123,56 cm namun tidak berbeda daerah penyerapannya. Tanin dalam pakan
nyata secara statistik, meskipun terlihat akan membentuk ikatan kompoleks dengan
16
ZIRAA’AH, Volume 45 Nomor 1, Pebruari 2020 Halaman 10-20 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

zat nutrisi pakan, dimana terbentuknya ikatan dan enzim lipase untuk mencerna lemak,
ini akan menghambat kinerja enzim sehingga dengan adanya tanin dalam pakan
pencernaan yang disekresikan oleh usus maka dapat menurunkan pertambahan bobot
halus. seperti enzim tripsin untuk mencerna badan, kecernaan dan efisiensi pakan
protein, enzim amilase untuk mencerna pati (Cheeke, 1989).
Usus Besar
Tabel 8. Pengaruh Pemberian Tepung Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr.) Terhadap
Bobot Usus Besar Ayam Broiler (g)
Persentase terhadap
Bobot Usus Besar
Perlakuan bobot potong Panjang usus besar (cm)
(g)
(%)
P0 1,60 a 0,24 4,46a
P1 1,60 a 0,25 4,74a
P2 1,50 a 0,26 4,98a
P3 1,30 a 0,25 4,40a
Keterangan : Huruf yang sama ke arah kolom menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05)

Persentase bobot usus besar ayam menyatakan bahwa usus besar memiliki
broiler yang diperoleh pada penelitian ini peranan untuk menyerap air dan
berkisar antara 0,24-0,26% dari bobot hidup, meningkatkan kadar air di dalam sel tubuh
sedangkan menurut Tambunan (2007), rataan serta menjaga keseimbangan pada unggas,
persentase bobot usus besar pada ayam berdasarkan hasil penelitian ini rataan
broiler berkisar 0,14 -0,31% dari bobot panjang relatif usus besar ayam broiler yang
hidup. diberi perlakuan tepung Bawang Dayak
Rataan bobot usus besar keempat dalam ransum tidak berbeda berbeda secara
perlakuan pada penelitian ini tidak berbeda statistik. Rataan panjang usus besar ayam
nyata secara statistik (P>0,05). Pemberian broiler yang diperoleh dalam penelitian ini
tepung Bawang Dayak pada ransum tidak antara 4,40 – 4,90 cm, hasil tersebut relatif
mempengaruhi bobot maupun panjang usus tidak berbeda jauh dengan hasil penelitaian
besar, pada usus besar tidak terjadi proses Tambunan (2007), yang melaporkan bahwa
pencernaan pakan melainkan hanya terjadi panjang relatif usus besar ayam broiler
proses penyerapan air, hal ini sesuai dengan berkisar antara 5,0-8,7 cm.
pendapat Bell dan Weaver (2002), yang

Hati
Tabel 9. Pengaruh Pemberian Tepung Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr.) Terhadap
Bobot Hati Ayam Broiler (g)
Bobot hati Persentase terhadap bobot potong
Perlakuan
(g) (%)
P0 12,00a 1,86
P1 11,80a 1,88
P2 11,50 a 2,01
P3 10,50a 2,06
Keterangan : Huruf yang sama pada kolom menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05)
17
ZIRAA’AH, Volume 45 Nomor 1, Pebruari 2020 Halaman 10-20 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

Hasil analisis terhadap bobot hati ayam dapat menurunkan bobot hati, meskipun
broiler yang diberi tepung Bawang Dayak demikian fungsi hati tetap bekerja dengan
dalam ransum tidak menunjukkan perbedaan baik tanpa adanya kerusakan organ hati yang
yang nyata (P>0,05). Rata-rata persentase diakibatkan penambahan tepung Bawang
bobot hati pada penelitian ini antara 1,86- Dayak, hal ini dikarenakan kandungan
2,06% dari bobot hidup. Peneliti lain Bawang Dayak dapat digunakan sebagai
menunjukkan rataan persentase hati dari antimikroba, karena megandung flavonoid
bobot potong sebesar 1,70-2,80% (Putnam, yang mempunyai keaktifan biologis, salah
1991), 2,22-2,32% (Dewi, 2007) dan 2,35% satunya sebagai antimikroba (Robinson,
(Sinurat dkk., 2009), hal ini menunjukkan 1995
bahwa penggunaan tepung Bawang Dayak

Jantung
Tabel 10. Pengaruh Pemberian Tepung Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr.) Terhadap
Bobot Jantung Ayam Broiler
Bobot Jantung Persentase terhadap bobot hidup
Perlakuan
(g) (%)
P0 4,20b 0,65
P1 3,70ab 0,59
P2 3,60 a 0,62
P3 3,30a 0,64
Keterangan : Huruf yang berbeda ke arah kolom menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)

Hasil analisis data menunjukkan masing perlakuan, hal ini sesuai dengan
bahwa pemberian tepung Bawang Dayak pernyataan Ressang (1984), bahwa besar
dalam ransum menunjukkan perbedaan yang jantung tergantung dari jenis kelamin, umur,
nyata (P<0,05) terhadap bobot jantung ayam bobot badan dan aktivitas hewan.
broiler. Hasil penelitian menunjukkan rataan Pratikno (2011) menyatakan, bahwa
persentase bobot jantung yang diperoleh pada tubuh ayam, lemak terdapat pada lemak
selama penelitian yaitu 0,59-0,65%. abdomen/perut (lemak di sekitar gizzard,
Persentase bobot jantung yang didapatkan proventriculus, bursa of fabricius, cloaca dan
cukup memenuhi standart. Hal ini sesuai jaringan di sekitar wilayah tersebut), lemak
dengan pernyataan Sajidin (2000), bahwa sartorial (di sekitar paha), lemak leher dan
persentase jantung adalah sekitar 0,6% dari lemak mensentric (di sepanjang usus halus
bobot badan, dalam hal ini dapat dikatakan hingga kolon). Hasil penelitian ini
bahwa penambahan tepung Bawang Dayak menunjukkan bahwa pemberian tepung
dalam ransum tidak merusak struktrur Bawang Dayak dalam ransum sebanyak 15%
jantung dan tidak mempengaruhi kinerja (P3) mampu menurunkan kadar lemak pada
jantung. ayam broiler umur 35 hari. Menurut
Ayam yang diberi ransum basal Suprijatna dkk. (2005) dalam Sinurat, (2018),
tanpa penambahan tepung Bawang Dayak kadar lemak ayam broiler berkisar 17%.
menghasilkan bobot jantung yang lebih tinggi Penelitian ini sesuasi dengan penelitian Sirait
dibandingkan dengan ayam yang diberi (2018), dimana pemberian ekstrak Bawang
tepung Bawang Dayak pada ransum. Dayak dalam air minum 10% dan 15% nyata
Perbedaan yang terjadi diduga karena menurunkan kadar lemak dan kolesterol
perbedaan bobot badan ayam pada masing- ayam broiler.
18
ZIRAA’AH, Volume 45 Nomor 1, Pebruari 2020 Halaman 10-20 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

Kadar Lemak
Tabel 11. Pengaruh Pemberian Tepung Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr.) Terhadap
Kadar Lemak Daging Paha Atas Ayam Broiler
Perlakuan Kadar Lemak (%)
P0 19,78
P1 19,32
P2 17,46
P3 12,56
Sumber : Labratorium Balai Penelitian Mutu dan Keamanan Pangan, Program Studi Teknologi
Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.
Keterangan : Data tidak dianalisis statistik

Hasil pengujian kadar flavonoid 2. Pemberian tepung Bawang Dayak


tepung Bawang Dayak yang dilakukan di dengan level yang semakin tinggi
laboratorium Balai Penelitian Mutu dan menyebabkan semakin tingginya
Keamanan Pangan, Program Studi Teknologi persentase bobot proventrikulus, gizzard
Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, dan hati, tetapi usus halus semakin
Universitas Katolik Soegijapranata pendek seiring dengan semakin
Semarang, didapatkan bahwa total flavonoid tingginya level pemberian tepung
per 100 gram tepung Bawang Dayak adalah Bawang Dayak dalam ransum.
431,98 mg. 3. Pemberian tepung Bawang Dayak
Flavonoid mempunyai sifat yang hingga level 15% mampu menurunkan
dapat mengaktifkan enzim lipase. Enzim kadar lemak daging ayam broiler.
lipase akan mengubah lemak yang berlebihan Saran
dalam tubuh menjadi asam lemak dan gliserol Perlu adanya penelitian lanjutan
sehingga tidak terjadi penimbunan lemak untuk mengetahui pengaruh pemberian
dalam tubuh ayam broiler. Senyawa aktif tepung Bawang Dayak pada level rendah
flavonoid dapat meningkatkan dalam ransum serta kandungan serat kasar
degradasi/peluruhan lemak melalui suatu dan persentase masing-masing fitokimia
peningkatan metabolisme dalam tubuh dalam tepung Bawang Dayak.
sehingga terjadi proses pembakaran
timbunan lemak (Robinson, 1995). DAFTAR PUSTAKA
Awad, W. A., K. Ghareeb, S. Abdel-Raheem,
KESIMPULAN DAN SARAN dan J. Böhm. 2009. Effects of Dietary
Kesimpulan Inclusion of Probiotic and Synbiotic On
Berdasarkan hasil yang diperoleh Growth Performance, Organ Weights,
pada penelitian ini, maka disimpulkan and Intestinal Histomorphology Of
bahwa : Broiler Chickens. Poultry Science. 88:
1. Pemberian tepung Bawang Dayak 4955.
dengan level yang semakin tinggi
menyebabkan semakin rendahnya bobot Bell, D. D., and W. D. Weaver, Jr. 2002.
akhir ayam broiler, akan tetapi Commercial Chicken Meat and Egg
pemberian tepung Bawang Dayak pada Production. 5th Edition. Springer
level 5% dalam ransum dapat Science and Business Media Inc. New
meningkatkan bobot karkas pada ayam York.
broiler.
19
ZIRAA’AH, Volume 45 Nomor 1, Pebruari 2020 Halaman 10-20 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

Cheeke, P. R. 1989. Toxicants of Plant Murtidjo, B.A. 1993. Pedoman Beternak


Origin. Volume III, Protein and Amino Ayam Broiler. Kanisius, Yogyakarta.
Acid. CRC Press, Inc., 2000 Corporate
Blvd., N. W., Boca Raton, Florida. Prayitno, M. 1997. Mendirikan Usaha
United Stated. Pemotongan Ayam. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Dewi, H. R. K. 2007. Evaluasi Beberapa
Ransum Komersil Terhadap Pratikno, H. 2011. Lemak Abdominal Ayam
Persentase Bobot Karkas, Lemak Broiler (Gallus sp) Karena Pengaruh
Abdomen dan Organ Dalam Ayam Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica
Broiler. Skripsi. Fakultas Peternakan, Vahl.). BIOMA. 13:1-8.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Putnam, P. A. 1991. Handbook of Animal
Djuwadi, H.I., B.S.L. Jenie dan A. Apriyanto. Science. Academy Press, San Diego.
1987. Kompleks protein-tanin; teori
dan Implikasinya Dalam Makanan. Ressang, A.A. 1984. Patologi Khusus
Media Teknologi Pangan. Vol 3 Veteriner. Edisi ke-2. Percetakan Bali,
(34):47-56. Denpasar.

Elfiandra. 2007. Pemberian Warna Lampu Riady, E. 2018. Pakan ternak agp dilarang,
Penerangan yang Berbeda Terhadap ayam di blitar diserang penyakit.
Pertumbuhan Badan Ayam Broiler. (www.detikNews.com) (11 Maret
Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut 2019).
Pertanian Bogor, Bogor.
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik
Galingging, R.Y. 2007. Potensi Plasma Tumbuhan Tinggi. Terjemahan.
Nutfah Tanaman Obat Sebagai Sunber Penerbit ITB, Bandung.
Biofarmaka di Kalimantan Tengah.
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Sajidin, M., 2000. Persentase Karkas, Berat
Teknologi Pertanian. Vol 10, 1: 76-83. Organ Dalam dan Lemak Abdominal
Greathead, H. 2003. Plants and Plant Ayam Pedaging yang Diberi
Extracts for Improving Animal Konsentrat Pakan Lisin dalam
Productivity. Proc. Nutr. Soc. 62 : 290- Peternakan. Skripsi. Fakultas
294. Peternakan, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Hashemi, S.R dan H. Davoodi 2010.
Phytogenics As New Class of Feed Sinurat, A.P., T. Purwadaria, I.A.K. Bintang,
Additive in Poultry Industry. J Anim P.P. Ketaren, N. Bermawie, M.
Vet Adv. 9 : 2295-2304. Raharjo dan M. Rizal. 2009.
Pemanfatan kunyit dan temulawak
Hetland, H. and B. Svihus and M. Chost. sebagai imbuhan pakan untuk ayam
2005. Role of Insoluble Fiber on broiler. JITV 14(2): 90-96.
Gizzard Activity in Layers. J. Appl.
Poult. Res., 14 : 38-46. Sirait, M.Y. 2018. Pengaruh Pemberian
Ekstrak Bawang Dayak (Eleutherine
Kartadisastra, H. R. 1997. Penyediaan dan palmifolia Merr.) Dalam Air Minum
Pengolahan Pakan Ternak terhadap Performa Produksi Ayam
Ruminansia. Kanisius, Yogyakarta. Broiler. Skripsi. Program Studi
20
ZIRAA’AH, Volume 45 Nomor 1, Pebruari 2020 Halaman 10-20 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

Peternakan Jurusan Budidaya Swain, T. 1965. The Tannin in Plant


Pertanian Universitas Palangka Raya, Biochemistry. Academic Press, New
Palangka Raya. York : 552-558.

Subeki K., H. Abbas dan K.A. Zura. 2012. Tambunan, I. R. 2007. Pengaruh Pemberian
Kualitas Karkas (Berat karkas, Tepung Kertas Koran pada Periode
Persentase karkas dan Lemak Grower Terhadap Persentase Karkas,
abdomen) Ayam Broiler yang Diberi Lemak Abdominal, Organ Dalam dan
Kombinasi CPO (Crude Palm Oil) dan Saluran Pencernaan Ayam Broiler.
Vitamin C (Ascorbic Acid) dalam Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut
Ransum Sebagai Anti Stress. Jurnal Pertanian Bogor, Bogor.
Peternakan Indonesia 14 (3): 447-453.
Ukim, C.I., G.S. Ojewola., C.O. Obun C.O
Suprayitno dan M. Indradji. 2007. Efektivitas dan E.N. Ndelekwute . 2012.
Pemberian Ekstrak Temulawak Performance and Carcass and Organ
(Curcumae xanthoriza) dan Kunyit Weights of Broiler Chicks Feed Graded
(Curcumae domestica) dan Sebagai Levels of Acha Grains (Digitaria
Immunostimulator Flu Burung pada exilis). Journal of Agriculture and
Ayam Niaga Pedaging. J. Animal Veterinary Science. Volume 1(2): 28-
Production 9: 178-183. 33.

Suroto., H.S dan S. Eldha. 2007. Analisa Wahju, J. 2006. Ilmu Nutrisi Unggas. Edisi
Kandungan Kimia Dan Pemanfaatan ke-5. Gadjah Mada University Press,
Bawang Tiwai (Eleutherine Americana Yogyakarta.
Merr) Untuk Bahan Baku Industri.
Jurnal Riset Teknologi Industri 1(2): Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan
22-27. Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka
Utama.

You might also like