You are on page 1of 14

1

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MAKROSOMIA


DI RSUD SAWERIGADING PALOPO

Factors Associated with Macrosomia Incidences at General Public Hospital


of Sawerigading Palopo

Susianti
Susianti.asry@gmail.com

Abstract

Background: infant with macrosomia is a baby weighing more than 4,500 grams
or for Indonesia if the baby weighs 4,000 grams, or more than two standard
deviations or above 90 years of normal weight percentile. Objective: to find out
the factors associated with macrosomia occurrences at Sawerigading Regional
Hospital of Palopo City in 2017. Method: This study used an analytical survey
using Cross Sectional Study approach. The population of this study was all
maternal mothers who gave birth with baby’s weight more than 4000 grams
recorded in register book of Sawerigading Regional Hospital of Palopo City from
January to March 2017 accounting for 30 babies. The samples of this study was
maternal mothers who gave birth with baby’s weight more than 4000 grams in
whcih accounting for 30 respondents using total sampling technique. Data
collection was through primary data (questionnaires) and secondary data. The data
were processed using statistical product and service solution (SPSS) 20 and
analyzed using univariate and bivariate with Chi-square statistical test and
presented in the tabular form of frequency distribution. Result: there was a
relationship between diabetes melitus and macrosomia incidences (p Value =
0,005 ˂,034), there was a relationship between heredity and macrosomia
occurrences (p Value = ,034 <0,05), and there was a relationship between
multiparity and macrosomia (p Value = ,011 <0,05). Conclusion: there was a
relationship between heredity, multiparity and diabetes mellitus with macrosomia
occurrences at Sawerigading Palopo General Hospital in 2017.

Keywords: Incidence of Macrosomia, diabetes melitus, Heredity, Multiparity.


2

PENDAHULUAN

Bayi makrosomia adalah kebidanan dan kandungan tersebut,


bayi dengan berat badan lebih dari peneliti melibatkan partisipan lebih
4.500 gram atau untuk Indonesia jika dari 40.000 wanita Amerika dan
berat badan bayi 4.000 gram, atau bayinya. Setelah dianalisis, diperoleh
lebih dari dua standar devisi atau data bahwa satu dari lima wanita
diatas 90 tahun persentil dari berat mengalami peningkatan bobot
badan normal. Morbiditas dan berlebih semasa hamil, yang
mortalitas bayi makrosomia lebih membuatnya beresiko dua kali lipat
tinggi dari berat badan normal. melahirkan bayi besar. Penyebab lain
Sekitar 3.000-3.500 gram, karena dari makrosomia yaitu multiparitas
proses persalinannya memerlukan dimana bila bumil punya riwayat
tindakan intervensi medis (I.B.G melahirkan bayi makrosomia
Manuaba, 2015). sebelumnya maka ia beresiko 5-10
Makrosomia didefinisikan kali lebih tinggi untuk kembali
sebagai berat janin >4000 gram dan melahirkan bayi makrosomia
terjadi pada kira-kira 5% kelahiran. dibandingkan dengan wanita yang
Makrosomia dapat disertai dengan belum pernah melahirkan bayi
distosia bahu. Janin besar untuk masa makrosomia karena umumnya berat
kehamilan dapat berkaitan dengan seorang bayi yang akan lahir
ibu penderita diabetes melitus atau berikutnya bertambah sekitar 80
obesitas berat. Diagnosis banding sampai 120 g (Ai Yeyeh Rukiyah,
harus meliputi perhitungan umur 2015).
kehamilan yang kurang tepat, Diabetesmellitus mengakibatkan ibu
kehamilan multipel, hidramnion atau melahirkan bayi besar (makrosomia)
tumor uterus. (Ralph C. Benson, dengan berat lahir mencapai 4000-
2008). 5000 gram atau lebih. Namun bisa
Bayi besar atau istilah latin juga sebaliknya, bayi lahir dengan
dikenal makrosomia (bayi raksasa) berat lahir rendah, yakni di bawah
adalah bayi dengan berat badan 2000-2500 gram. Dampak yang lebih
diatas 4 kilogram. Kejadian sangat parah yaitu mungkin janin meninggal
bervariasi antara 8 sampai 10 persen dalam kandungan karena mengalami
total kelahiran (Ai Yeyeh Rukiyah, keracunan. Kehamilan merupakan
2015). sesuatu keadaan diabetogenik dengan
Ada beberapa penyebab resistensi insulin yang meningkat
bayi mengalami makrosomia yaitu dan ambilan glukosa perifer yang
keturunan dimana seorang ibu hamil menurun akibat hormon plasenta
gemuk beresiko 4 sampai 12 kali yang memiliki aktifitas anti-insulin.
untuk melahirkan bayi besar. Bayi Dengan cara ini janin dapat
besar dapat disebabkan berat badan menerima pasokan glukosa secara
ibu yang berlebihan baik sebelum kontinu. Insidensinya 3-5% dari
hamil (obesitas) maupun seluruh kehamilan (Ai Yeyeh
kenaikannya selama hamil lebih dari Rukiyah, 2015).
15 kg. Dalam penelitian yang Melalui difusi terfasilitasi
dipublikasikan dalam jurnal dalam membran plasenta, dimana
3

sirkulasi janin juga ikut terjadi mellitus memiliki hubungan dengan


komposisi sumber energi abnormal kelahiran makrosomia (Elli Hidayati,
(menyebabkan kemungkinan terjadi 2016).
berbagai komplikasi). Selain itu Penelitian yang dilakukan
terjadi juga hiperinsulinemia Arlia Oroh tentang kaitan
sehingga janin juga mengalami makrosomia dengan diabetes melitus
gangguan metabolik (hipoglikemia, gestasional di bagian obgin BLU
hipomagnesemia, hipokalsemia, RSUP Prof. DR. R.D. Kandou
hiperbilirubinemia dan sebagainya). Manado tahun 2013 menunjukkan
Seorang ibu dengan riwayat sakit bahwa tidak terdapat kaitan antara
gula, bila hamil harus melakukan makrosomia dengan diabetes
pemeriksaan laboratorium tentang mellitus gestasional. Diabetes
kadar gula darah untuk mencegah mellitus gestasional merupakan
terjadinya komplikasi kematian bayi faktor resiko melahirkan bayi
di dalam rahim. Pemeriksaan kadar makrosomia. Faktor resiko diabetes
gula darah sebaiknya dilakukan saat mellitus gestasional dan makrosomia
usia kehamilan 24-28 minggu, bila juga banyak terdapat pada subjek
kadar gula darah tidak normal, nilai antara lain usia >35 tahun, obesitas
kadar gula harus diturunkan dalam dan multiparitas (Arliah Oroh, 2013).
batas aman atau normal dengan Penelitian yang dilakukan
menggunakan suntikan hormon oleh Heru Setiawan tentang
insulin karena penggunaan obat hubungan ibu hamil pengidap
penurun gula darah tablet tidak diabetes melitus dengan kelahiran
dibenarkan sebab bisa bayi makrosomia di RSAB Harapan
membahayakan bayi (Ai yeyeh Kita Jakarta tahun 2014
Rukiyah, 2015). menunjukkan bahwa tidak terdapat
Penelitian yang dilakukan hubungan antara diabetes mellitus
Frida Dwi Anggarini di RSUD Dr. gestational dengan makrosomia
Moewardi tahun 2012, menunjukkan (Heru Setiawan, 2011).
bahwa ada hubungan yang bermakna Laporan yang diperoleh dari
antara berat badan ibu hamil dan pegawai dinas kesehatan setempat
makrosomia dan terdapat perbedaan kota Palopo menyatakan bahwa di
rerata yang bermakna antara berat anjurkan untuk ke Rumah Sakit
badan ibu yang melahirkan bayi Sawerigading Palopo untuk
makrosomia dan ibu yang melakukan pengambilan data secara
melahirkan bayi tidak makrosomia langsung (Dinas Kesehatan Palopo).
(berat lahir normal) (Frida Dwi Data Rekam medik rumah
Anggarini, 2012). sakit Sawerigading Kota Palopo
Penelitian yang dilakukan didapatkan jumlah bayi lahir hidup
Elli Hidayati dan Retno pada tahun 2014 sebanyak 1421 bayi,
Mulyaningsih tahun 2013-2015 tahun 2015 sebanyak 1356 bayi dan
tentang hubungan faktor resiko pada tahun 2016 sebanyak 1412 bayi
dengan kelahiran makrosomia pada (Rekam medik Rumah Sakit
ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Sawerigading Palopo).
Daerah Koja Jakarta Utara Data Rekam medik rumah
menunjukkan bahwa faktor diabetes sakit Sawerigading Palopo
4

didapatkan jumlah kasus dikarenakan faktor keturunan,


makrosomia pada tahun 2014 multiparitas dan diabetes mellitus
sebanyak 15 kasus, tahun 2015 (Ruang bayi Perinatalogi Rumah
sebanyak 5 kasus dan tahun 2016 Sakit Sawerigading Palopo).
sebanyak 40 kasus dan pada bulan Berdasarkan data yang
Januari sampai Maret sebanyak 30 diperoleh di ruang Rekam medik
kasus (Rekam medik Rumah Sakit sehingga peneliti tertarik meneliti
Sawerigading Palopo). “Faktor Yang Berhubungan Dengan
Menurut laporan yang Kejadian Makrosomia Di Rumah
diperoleh dari pegawai di ruangan Sakit Sawerigading Kota Palopo
bayi Perinatalogi bahwa yang Tahun 2017”.
menyebabkan terjadinya makrosomia

METODE PENELITIAN semua ibu bersalin yang melahirkan


Desain penelitian yang bayi dengan berat badan bayi > 4000
digunakan dalam penelitian ini gram di Rumah Sakit Sawerigading
adalah penelitian survey analitik Palopo Tahun 2017 .
menggunakan metode kuantitatif Sampel dalam penelitian ini
dengan desain cross sectional. adalah ibu bersalin yang melahirkan
Variabel independen yang terdiri dari bayi dengan berat badan bayi > 4000
diabetes melitus, keturunan dan gram berjumlah 16 responden yang
multiparitas yang diukur secara dijumpai selama penelitian pada
bersama-sama dalam waktu yang bulan Juni sampai Juli 2017.
sama dengan variabel dependennya Tehnik pengambilan sampel
yaitu kejadian makrosomia dimana pada penelitian ini adalah dengan
subjek dalam penelitian ini adalah menggunakan tehnik accidental
ibu bersalin yang melahirkan bayi sampling yaitu sampel yang di
dengan berat badan bayi >4000 gram peroleh dari klien atau responden
di Rumah Sakit Sawerigading Palopo yang dijumpai secara kebetulan di
tahun 2017. tempat penelitian khususnya ibu
Cross sectional dilakukan bersalin yang melahirkan bayi
dengan cara melakukan observasi dengan berat badan >4000 gram di
dan pengukuran variabel pada satu Rumah Sakit Sawerigading Palopo
saat tertentu saja. Penelitian ini Tahun 2017.
dilaksanakan di Rumah Sakit Instrumen dalam penelitian
Sawerigading Kota Palopo tahun ini adalah menggunakan lembar
2017. Penelitian ini dilaksanakan observasi yang di tujukan kepada
pada bulan Juni–Juli tahun 2017. responden
Populasi dalam penelitian ini adalah

HASIL kelompok ibu bersalin yang


Analisis Univariat melahirkan bayi dengan berat badan
Kejadian makrosomia bayi > 4000 gram berjumlah 9 ibu
Tabel 4.1 diatas menunjukan bersalin (56,2%), dan kelompok ibu
bahwa dari 16 responden, terdapat bersalin yang melahirkan bayi
5

dengan berat badan bayi ≤ 4000 5 responden (31,2%), dimana yang


gram yang berjumlah 7 ibu bersalin mengalami kejadian makrosomia
(43,8%). dengan riwayat penyakit diabetes
Diabetes melitus melitus sejumlah 5 (31,2%) dan yang
Tabel 4.2 diatas mengalami kejadian makrosomia
Menunjukkan bahwa dari 16 tetapi tidak memiliki riwayat
responden, kelompok ibu terdiagnosa penyakit diabetes melitus sejumlah 0
memiliki riwayat penyakit diabetes (0,0%), Sedangkan, kelompok tidak
melitus yang berjumlah 5 ibu diabetes melitus sejumlah 11
bersalin (31,2%), dan kelompok ibu responden (68,8%), dimana yang
tidak terdiagnosa memiliki riwayat tidak memiliki riwayat diabetes
penyakit diabetes melitus berjumlah melitus tetapi mengalami kejadian
11 ibu bersalin (68,8%). makrosomia sejumlah 4 (25,0%) dan
Keturunan yang tidak memiliki riwayat diabetes
Tabel 4.2 diatas melitus sekaligus tidak mengalami
Menunjukkan bahwa dari 16 kejadian mkrosomia sejumlah 7
responden, kelompok ibu bersalin (43,8%),
yang pada saat hamil mengalami Berdasarkan hasil uji
kenaikan berat badan ≥15 kg yang statistik Chi-square diperoleh nilai
termasuk resiko tinggi berjumlah 5 ρ: 0,034 yang berarti ρ <0,05 yang
ibu bersalin (31,2%) dan kelompok berarti Ha diterima, Ho ditolak.
ibu bersalin yang pada saat hamil Analisis hubungan keturunan
mengalami kenaikan berat badan <15 dengan kejadian makrosomia
kg yang termasuk resiko rendah 11 Dari tabel 4.6 diatas
ibu bersalin (68,8%). dijelaskan Hubungan antara
Multiparitas keturunan dengan kejadian
Tabel 4.4 diatas makrosomia dari 16 responden
Menunjukkan bahwa dari 16 diketahui bahwa kelompok
responden, ibu yang punya riyawat keturunan resiko tinggi sejumlah 5
melahirkan bayi makrosomia dan responden (31,2%), dimana yang
multipara yang termasuk resiko mengalami kejadian makrosomia
tinggi berjumlah 6 ibu bersalin sejumlah 5 (31,2%) dan yang tidak
(37,5%), dan ibu yang tidak ada mengalami kejadian makrosomia
riwayat melahirkan bayi makrosomia sejumlah 0 (0,0%) Sedangkan,
yang termasuk resiko rendah kelompok keturunan resiko rendah
berjumlah 10 ibu bersalin (62,5%). sejumlah 11 responden (68,8%),
Analisis Bivariat dimana yang mengalami kejadian
Analisis Hubungan Diabetes makrosomia sejumlah 4 (25,0%) dan
Melitus Dengan Kejadian yang tidak mengalami kejadian
Makrosomia makrosomia sejumlah 7 (43,8%)
Berdasarkan hasil uji
Dari tabel 4.5 diatas statistik Chi-square diperoleh nilai
dijelaskan hubungan antara diabetes ρ: 0,034 yang berarti ρ <0,05 yang
melitus dengan kejadian makrosomia berarti Ha diterima, Ho ditolak.
dari 16 responden diketahui bahwa
kelompok diabetes melitus sejumlah
6

Analisis hubungan multiparitas sejumlah 0 (0,0%), Sedangkan,


dengan kejadian makrosomia kelompok multiparitas resiko rendah
Dari tabel 4.7 diatas sejumlah 10 responden (62,5%),
dijelaskan hubungan antara dimana yang mengalami kejadian
multiparitas dengan kejadian makrosomia resiko rendah sejumlah
makrosomia dari 16 responden 3 (18,8%) dan yang tidak mengalami
diketahui bahwa kelompok kejadian makrosomia resiko rendah
multiparitas resiko tinggi sejumlah 6 sejumlah 7 (43,8%),
responden (37,5%), dimana yang Berdasarkan hasil uji
mengalami kejadian makrosomia statistik Chi-square diperoleh nilai
resiko tinggi sejumlah 6 (37,5%) dan ρ: 0,011 yang berarti ρ <0,05 yang
yang tidak mengalami kejadian berarti Ha diterima, Ho ditolak
makrosomia kategori resiko tinggi

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Makrosomia terhadap Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Makrosomia diRumah Sakit Sawerigading
Palopo Tahun 2017
Kejadian Frekuensi (f) Persentase(%)
Makrosomia
Ya 9 56,2
Tidak 7 43,8

Jumlah 16 100,0
Sumber :Data primer RSUD Sawerigading Palopo, 2017

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Diabetes Melitus terhadap Faktor
Yang Berhubungan Dengan Kejadian Makrosomia diRumah Sakit Sawerigading
Palopo Tahun 2017
Diabetes melitus Frekuensi (f) Persentase(%)
Ya 5 31,2
Tidak 11 68,8

Jumlah 16 100,0
7

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keturunan terhadap Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Makrosomia di Rumah Sakit Sawerigading
Palopo Tahun 2017
Keturunan Frekuensi (f) Persentase(%)
Resiko tinggi 5 31,2
Resiko rendah 11 68,8

Jumlah 16 100,0

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Multiparitas Diabetes Melitus Terhadap Faktor
Yang Berhubungan Dengan Kejadian Makrosomiadi Rumah Sakit Sawerigading
PalopoTahun 2017
Multiparitas Frekuensi (f) Persentase (%)
Resiko tinggi 6 37,5
Resiko rendah 10 62,5

Jumlah 30 100,0

Tabel 4.5
Analisis Hubungan Diabetes Melitus Terhadap Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Makrosomia di Rumah Sakit Sawerigading Palopo Tahun 2017
Kejadian Makrosomia
Diabetes Ya Tidak Total Ρ
Melitus N % N % N %

Ya 5 31,2 0 0,0 5 31,2


Tidak 4 25,0 7 43,8 11 68,8 ,034
Jumlah 9 56,2 7 43,8 16 100,0
8

Tabel 4.6
Analisis Hubungan Keturunan Terhadap Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Makrosomia di Rumah Sakit Sawerigading Palopo Tahun 2017

Kejadian Makrosomia
Ya Tidak
Keturunan Total Ρ
N % N % N %
Resiko tinggi 5 31,2 0 0,0 5 31,2
Resiko rendah 4 25,0 7 43,8 11 68,8 ,034
Jumlah 9 56,2 7 43,8 16 100,0

Tabel 4.7
Analisis Hubungan Multiparitas Terhadap Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Makrosomia di Rumah Sakit Sawerigading Palopo Tahun 2017
Kejadian Makrosomia
Multiparitas Ya Tidak Total Ρ
N % N % N %
Resiko tinggi 6 37,5 0 0,0 6 37,5
Resiko rendah 3 18,8 7 43,8 10 62,5 ,011
Jumlah 9 56,2 7 43,8 16 100,0

Sumber : Data Primer 2017


9

PEMBAHASAN cara membagikan lembar instrumen


berupa lembar observasi kepada
Berdasarkan hasil tabel responden (ibu bersalin yang
4.5 hubungan diabetes melitus melahirkan bayi dengan berat badan
dengan kejadian makrosomia di >4000 gram). Setelah responden
Rumah Sakit Sawerigading Palopo menjawab semua pertanyaan dari
Tahun 2017 hasil analisis statistic lembar observasi selanjutnya peneliti
dengan uji chi-square di peroleh nilai melakukan wawancara terkait
Fisher Exacta Test yang diambil dengan jawaban yang diberikan.
dengan nilai p-value = 0.034 <α 0,05 Berdasarkan hasil
yang berarti Ha diterima, Ho ditolak. wawancara yang telah diperoleh
Berdasarkan 16 peneliti saat melakukan penelitian
responden yaitu ibu bersalin yang terhadap responden yaitu ibu bersalin
mengalami kejadian makrosomia mengatakan bayi mereka lahir
dengan riwayat penyakit diabetes dengan berat badan >4000 gram
melitus sejumlah 5 (31,2%) dan ibu karena ibu memiliki riwayat penyakit
bersalin yang tidak mengalami diabetes melitus.
kejadian makrosomia serta tidak ada Sejalan dengan teori Ai
riwayat penyakit diabetes melitus Yeyeh mengemukakan bahwa
sejumlah 11 (68,8%). Hal ini Diabetes mellitus mengakibatkan ibu
disebabkan masih banyak ibu yang melahirkan bayi besar (makrosomi)
pada saat sebelum maupun saat dengan berat lahir mencapai 4000-
hamil tidak melakukan pemeriksaan 5000 gram atau lebih. Namun bisa
laboratorium salah satunya juga sebaliknya, bayi lahir dengan
pemeriksaan kadar gula darah untuk berat lahir rendah, yakni di bawah
mencegah terjadinya komplikasi 2000-2500 gram. Dampak yang lebih
kematian bayi di dalam rahim yang parah yaitu mungkin janin meninggal
dimana seharusnya pemeriksaan dalam kandungan karena mengalami
kadar gula darah sebaiknya keracunan. Kehamilan merupakan
dilakukan saat usia kehamilan 24-28 sesuatu keadaan diabetogenik dengan
minggu. resistensi insulin yang meningkat dan
Penelitian ini sesuai ambilan glukosa perifer yang
dengan hasil penelitian yang menurun akibat hormon plasenta
dilakukan oleh Elli Hidayati dan yang memiliki aktifitas anti-insulin.
Retno Mulyaningsih tahun 2013- Dengan cara ini janin dapat
2015 tentang hubungan faktor resiko menerima pasokan glukosa secara
dengan kelahiran makrosomia pada kontinu. Insidensinya 3-5% dari
ibu bersalin di Rumah Sakit Umum seluruh kehamilan. Melalui difusi
Daerah Koja Jakarta Utara, nilai p- terfasilitasi dalam membran plasenta,
value =0,001 menunjukkan bahwa dimana sirkulasi janin juga ikut
faktor diabetes mellitus memiliki terjadi komposisi sumber energi
hubungan dengan kelahiran abnormal.(menyebabkan
makrosomia kemungkinan terjadi berbagai
Diabetes melitus yang komplikasi). Selain itu terjadi juga
diteliti pada kejadian makrosomia di hiperinsulinemia sehingga janin juga
Rumah Sakit Sawerigading dengan mengalami gangguan metabolik
10

(hipoglikemia, hipomagnesemia, antara berat badan ibu hamil dan


hipokalsemia, hiperbilirubinemia makrosomia dan terdapat perbedaan
dan sebagainya. rerata yang bermakna antara berat
Berdasarkan asumsi badan ibu yang melahirkan bayi
peneliti, bahwa jika ibu yang pada makrosomia dan ibu yang
saat sebelum hamil dan saat hamil melahirkan bayi tidak makrosomia
memiliki riwayat penyakit diabetes (berat lahir normal)
melitus maka berpotensi akan Keturunan yang diteliti
melahirkan bayi makrosomia namun pada kejadian makrosomia di Rumah
bisa juga sebaliknya ibu bisa Sakit Sawerigading dengan cara
melahirkan bayi dengan berat lahir membagikan lembar instrumen
rendah dan bahkan bisa berupa lembar observasi kepada
mengakibatkan kematian janin dalam responden (ibu bersalin yang
rahim jika tidak segera ditangani. melahirkan bayi dengan berat badan
Berdasarkan hasil tabel >4000 gram). Setelah responden
4.6 hubungan keturunan dengan menjawab semua pertanyaan dari
kejadian makrosomia di Rumah Sakit lembar observasi selanjutnya peneliti
Sawerigading Palopo Tahun 2017 melakukan wawancara terkait
hasil analisis statistic dengan uji chi- dengan jawaban yang diberikan.
square di peroleh nilai Fisher Exacta Berdasarkan hasil
Test yang diambil dengan nilai p- wawancara yang telah diperoleh
value = 0.034 <α 0,05 yang berarti peneliti saat melakukan penelitian
Ha diterima, Ho ditolak. Berdasarkan terhadap responden yaitu ibu bersalin
16 responden yaitu kelompok mengatakan bayi mereka lahir
keturunan resiko tinggi yang dengan berat badan >4000 gram
mengalami kejadian makrosomia karena ibu pada saat hamil maupun
sejumlah 5 (31,2%) dan kelompok sebelum hamil mengalami kenaikan
keturunan resiko rendah yang berat badan >15 kg dan merupakan
mengalami kejadian makrosomia faktor keturunan (orang tua besar).
sejumlah 11 (68,8%) hal ini Sejalan dengan teori Ai
disebabkan karena seorang ibu Yeyeh mengemukakan bahwa
bersalin yang sewaktu hamil berisiko seorang ibu hamil gemuk berisiko 4
4 sampai 12 kali melahirkan bayi sampai 12 kali untuk melahirkan
makrosomia yang dimana merupakan bayi besar. Bayi besar dapat
faktor keturunan (orang tuanya disebabkan berat badan ibu yang
besar) atau dengan kata lain berlebihan baik sebelum hamil
disebabkan kenaikan berat badan ibu (obesitas) maupun kenaikannya
yang berlebihan baik sebelum hamil selama hamil lebih dari 15 kg. Dalam
maupun kenaikannya selama hamil penelitian yang dipublikasikan dalam
lebih dari 15 kg. jurnal kebidanan dan kandungan
Penelitian ini sesuai tersebut, peneliti melibatkan
dengan hasil penelitian yang partisipan lebih dari 40.000 wanita
dilakukan oleh Frida Dwi Anggarini Amerika dan bayinya. Setelah
di RSUD Dr. Moewardi tahun 2012, dianalisis, diperoleh data bahwa satu
nilai p-value = 0,000 menunjukkan dari lima wanita mengalami
bahwa ada hubungan yang bermakna peningkatan bobot berlebih semasa
11

hamil, yang membuatnya berisiko menjawab semua pertanyaan dari


dua kali lipat melahirkan bayi besar. lembar observasi selanjutnya peneliti
Berdasarkan asumsi melakukan wawancara terkait
peneliti, semakin ibu bersalin dengan jawaban yang diberikan.
mengalami kenaikan berat badan Berdasarkan hasil
yang lebih dari 15 kg sebelum dan wawancara yang telah diperoleh
selama hamil dan merupakan faktor peneliti saat melakukan penelitian
keturunan (orang tuanya besar) maka terhadap responden yaitu ibu bersalin
semakin besar juga potensi terhadap mengatakan bayi mereka lahir
kejadian makrosomia sehingga ibu dengan berat badan >4000 gram
hamil perlu memantau dan karena ibu bersalin mempunyai
mengendalikan bobot tubuhnya riwayat melahirkan bayi makrosomia
karena wanita obesitas beresiko lebih sebelumnya dan multipara.
besar melahirkan bayi berbobot besar Sejalan dengan teori Ai
dan jika ibu hamil memiliki berat Yeyeh mengemukakan bahwa bila
lebih dari 150 kg, janinnya memiliki bumil punya riwayat melahirkan bayi
resiko 30% mengalami makrosomia makrosomia sebelumnya, maka ia
Berdasarkan hasil tabel beresiko 5-10 kali lebih tinggi untuk
4.7 hubungan multiparitas dengan kembali melahirkan bayi
kejadian makrosomia di Rumah Sakit makrosomia dibandingkan dengan
Sawerigading Palopo Tahun 2017 wanita yang belum pernah
hasil analisis statistic dengan uji chi- melahirkan bayi makrosomia karena
square di peroleh nilai Fisher Exacta umumnya berat seorang bayi yang
Test yang diambil dengan nilai p- akan lahir berikutnya bertambah
value = 0.011 <α 0,05 yang berarti sekitar 80 sampai 120 g. Bayi besar
Ha diterima, Ho ditolak. (bayi dengan berat badan lahir lebih
Berdasarkan 16 dari 4.000 gram) dan sering terjadi
responden yaitu kelompok pada ibu yang telah sering
multiparitas resiko tinggi sejumlah 6 melahirkan (multipara) dibandingkan
(37,5%) dan kelompok multiparitas dengan kehamilan pertama
resiko rendah sejumlah 10 (62,5%) Berdasarkan asumsi
hal ini disebabkan karena jika ibu peneliti, apabila sebelumnya ibu
hamil mempunyai riwayat bersalin pernah melahirkan bayi
melahirkan bayi makrosomia makrosomia atau memiliki riwayat
sebelumnya maka pada persalinan multipara maka potensi melahirkan
berikutnya atau multipara berisko 5- bayi makrosomia lebih besar
10 kali untuk kembali melahirkan dibandingkan dengan ibu bersalin
bayi makrosomia. yang belum pernah melahirkan bayi
Multiparitas yang diteliti makrosomia sebelumnya.
pada kejadian makrosomia di Rumah KESIMPULAN DAN SARAN
Sakit Sawerigading dengan cara
membagikan lembar instrumen Kesimpulan
berupa lembar observasi kepada
Berdasarkan Hasil
responden (ibu bersalin yang
penelitian yang ditemukan dan
melahirkan bayi dengan berat badan
Pembahasan yang dilakukan
>4000 gram). Setelah responden
mengenai Faktor Yang
12

Berhubungan dengan Kejadian


Makrosomia di Rumah Sakit
Sawerigading Palopo Tahun 2017
dapat ditarik Kesimpulan bahwa
ada hubungan diabetes melitus
dengan kejadian makrosomia di
Rumah Sakit Sawerigading Kota
Palopo tahun 2017, ada hubungan
keturunan dengan kejadian
makrosomia di Rumah Sakit
Sawerigading Kota Palopo tahun
2017 ada hubungan multiparitas
dengan kejadian makrosomia di
Rumah Sakit Sawerigading Kota
Palopo
13

DAFTAR PUSTAKA

1. Ariani, A, P., (2014), Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan


Reproduksi, Nuha media:yogyakarta
2. Benson, R,C., Pernoll, M, L., (2008). Buku Saku Obstetri Dan Ginekologi,
EGC:Jakarta
3. Dinas Kesehatan Kota Palopo, 2017
4. Drg. Hendarti, Hesti, D., (2016). SOP Makrosomia, Halaman1/1, Nomor
Revisi 00:Jurnal Kedokteran Universitas Hasanuddin
5. Dr. Saryono, (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Dalam
Bidang Kesehatan, Nuha Media:Yogyakarta.
6. Dr. Zr, Arief., Kristiyanasari, W., (2009). Neonatus Dan Asuhan Keperawatan
Anak, Nuha Medika:Yogyakarta
7. Hidayati, Elli., Mulyaningsih, R., (2012). Hubungan Faktor Resiko Dengan
Kelahiran Makrosomia Pada Ibu Bersalin Di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Koja, Jakarta Utara Periode Tahun 2013-2015:Jurnal Kedokteran
Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016, ISSN 0216-3942.
8. Jitowiyono, Sugeng. (2011), Asuhan Keperawatan Neonatus Dan Anak, Nuha
medika:Yogyakarta
9. Leveno, Kenneth J., Cunningham, F, Gary., Gant, Norman, F., Dkk., (2009),
Obstetri Williams, EGC:Jakarta
10. Maryunani, Anik. (2012). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan, Trans Info
Media:Jakarta
11. Maternity, Dainty. (2016). Asuhan Kebidanan Patologis, Binarupa Aksara
Publisher:Pamulang.
12. Oroh, Arliah, Loho, M., Mongan, S., 2012-2013. Kaitan Makrosomia Dengan
Diabetes Melitus Gestasional Di Bagian Obgin BLU RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado Periode September 2012-September 2013:Jurnal E-Clinic
(Ecl), Volume 3, Nomor 2, Mei – Agustus 2015.
13. Prof. Dr. Manuaba., (2015). Pengantar Kuliah Obstetri, EGC:Jakarta
14. Prof. Dr. Sastrawinata, S., Marta, A, D., Wirakusumah, F, F., (2012), Obstetri
Patologi, EGC:Jakarta
15. Rekam Medik Rumah Sakit Sawerigading Palopo, 2014-2016
16. Rukiyah, A, Y., Yulianti, L., (2015). Asuhan Kebidanan 4 Patologi
Kebidanan, Trans Info Media:Jakarta.
17. Ruang Bayi Perinatalogi Rumah Sakit Sawerigading Palopo, 2017.
18. Setiawan, H, Fratidhina, Y., Ali, M., (2014), Hubungan Ibu Hamil Pengidap
Diabetes Mellitus Dengan Kelahiran Bayi Makrosomia Di RSAB Harapan
Kita Jakarta, Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, Vol I, Nomor 2 Maret
2014, Hlm:101-105
19. Sujianti, SST. (2010). Panduan Praktik Klinik Kebidanan.Nuha
Medika:Yogyakarta
20. Trisnasiwi, Agil, Dkk, (2012). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Makrosomia Dengan Pola Nutrisi Selama Hamil Tahun 2011, Bidan
Prada:Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 3 No.2, Edisi Desember 2012
14

21. Yasinta Wintry. Karya Tulis Ilmiah. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Hamil Tentang Bayi Makrosomia Di Rumah Bersalin Niar II Jl. Balai Desa
Kecamatan Medan Patumbak. 2011.

You might also like