You are on page 1of 14

Hal: 15–28

PERBANDINGAN ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN


MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN PERTAMA, ALTMAN
REVISI, DAN ALTMAN MODIFIKASI DENGAN UKURAN
DAN UMUR PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL
PENJELAS (STUDI PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA)
Ayu Suci Ramadhani
Governance Research Program (GRP)
Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas
e-mail: a_aykeygirl@yahoo.com
Niki Lukviarman
Governance Research Program (GRP)
Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas
e-mail: Lukviarman@yahoo.com

Abstract
This study observes the bankruptcy prediction models introduced by Altman; the First
Altman model, the Revised Altman model, and the Modified Altman model to predict bankruptcy
for manufacturing companies listed in the Indonesian Stock Exchange. The research was
conducted for forty-two manufacturing companies that matched criteria in the selection of the
sample over the years 2004-2007 based on published data for the same period. To accommodate
various Almant models, the data was then calculated based on financial ratio and the data have
been processed further to find the bancruptcy index as suggested by the models. The results of the
three models are then compared with the use of company’s age and size as descriptive
information to predict the company’s bankruptcy potential. The result of comparative data in
bankruptcy prediction is that; the first Altman provides the highest percentage in predicting the
bankruptcy. The research also found that the company categorized under small groups and under
the age of 30 were likely to go bankcrupt in compare to the other groups.
Keywords: financial distress, bankruptcy Index, bankruptcy prediction model, size of the
company, age of the company.

PENDAHULUAN catatan BPS, yang mengalami pertumbuhan


Krisis ekonomi yang melanda Indo- positif hanyalah sektor pertanian, sektor gas,
nesia sejak tahun 1998 telah mengakibatkan listrik dan air bersih, dan pengangkutan dan
kesulitan keuangan yang buruk. Hal ini di- komunikasi. Sementara sektor manufaktur
tandainya dengan banyaknya perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang sangat
yang ditutup, perbankan yang dilikuidasi buruk (data BPS mencatat hampir 13% dari
dan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang sektor ini mengalami kepailitan).
menganggur. Pada saat krisis ini pula Industri manufaktur Indonesia se-
kondisi industri Indonesia mengalami ke- makin memburuk ditambah dengan kondisi
sulitan keuangan yang buruk. Menurut krisis ekonomi global yang terjadi mulai

15
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1, April 2009 Hal: 15–28

tahun 2008. Daniri (2008) menyatakan kinerja kebangkrutan dan resiko obligasi
bahwa krisis ini merupakan Krisis ekonomi tidak stagnan atau tetap, melainkan
global yang terjadi paling buruk setelah se- berkembang dari waktu kewaktu, seiring
kitar 80 tahun terakhir juga di alami krisis dari kondisi perusahaan dan kondisi dimana
yang sama secara global. Krisis ini terjadi metode tersebut diterapkan.
karena krisis keuangan di Amerika Serikat, Perkembangan Model Altman ini
krisis keuangan di Amerika Serikat ini dapat dilihat mulai dari yang pertama yaitu
dipicu oleh krisis subprime mortgage pada model Altman Z-score pertama yang
medio 2006 yang memberikan dampak yang ditujukan untuk memprediksi kebangkrutan
sangat besar terhadap perekonomian dunia dari sebuah perusahaan publik manufaktur.
termasuk Indonesia. Hal inilah yang menye- Setelah menemukan model kebangkrutan
babkan banyak perusahaan di sektor manu- yang pertama Altman kemudian merevisi
faktur mengalami kesulitan keuangan model kebangkrutan menjadi sebuah model
(financial distress) dan diprediksikan akan yang dapat digunakan untuk memprediksi
bangkrut. kemungkinan kebangkrutan bagi perusahaan
Financial distress merupakan taha- manufaktur privat dan publik, model ini
pan penurunan kondisi keuangan suatu pe- disebut sebagai model Altman revisi atau
rusahaan sebelum terjadinya kebangkrutan Z’-score. Selanjutnya Altman memodifikasi
ataupun likuidasi. Kebangkrutan juga sering modelnya agar dapat diterapkan pada semua
disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan seperti manufaktur, non
perusahaan atau insolvensi. Kebangkrutan manufaktur dan perusahaan penerbit
sebagai kegagalan diartikan sebagai kega- obligasi. Model ini disebut sebagai model
galan keuangan (financial failure) dan Altman modifikasi atau Z’-Score.
kegagalan ekonomi (economic failure). Berdasarkan latar belakang diatas
Untuk mengatasi dan meminimalisir penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
terjadinya kebangkrutan, perusahaan dapat perbandingan antara model-model Altman
mengawasi kondisi keuangan dengan meng- dalam memprediksi kebangkrutan serta
gunakan teknik-teknik analisis laporan bagaimana ukuran dan umur perusahaan
keuangan. Analisis laporan keuangan meru- menjelaskan prediksi kebangkrutan pada
pakan alat yang penting untuk memperoleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di
informasi yang berkaitan dengan posisi Bursa Efek Indonesia. Model prediksi yang
keuangan perusahaan serta hasil yang telah digunakan adalah model Altman yaitu
dicapai sehubungan dengan pemilihan model Altman pertama, Altman revisi dan
strategi perusahaan yang telah diterapkan. Altman modifikasi.
Dengan melakukan analisis laporan ke-
uangan perusahaan, maka dapat diketahui TINJAUAN PUSTAKA
kondisi dan perkembangan financial pe- Kesulitan Keuangan dan Kebangkrutan
rusahaan. Selain itu, juga dapat diketahui Financial distress (kesulitasn
kelemahan serta hasil yang dianggap cukup keuangan) terjadi sebelum kebangkrutan
baik dan potensi kebangkrutan perusahaan benar-benar dialami oleh perusahaan. Plat
tersebut. dan Plat (2002) mendefinisikan financial
Altman (2002) mengembangkan distress sebagai tahap penurunan kondisi
metode kebangkrutan dengan tingkat keuangan yang terjadi sebelum terjadinya
keakuratan yang dapat dipercaya dalam kebangkrutan ataupun likuidasi. Sedangkan
memprediksi kebangkrutan. Model Altman Foster (1988) mendefinisikan financial
Z-score sebagai salah satu pengukuran distress sebagai: “Financial distress is used

16
Perbandingan Analisis Prediksi …(Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman)

to mean severe liquidity problems that kegagalan juga bisa berarti bahwa tingkat
cannot be resolved without a sizable pendapatan dari biaya historis atau
rescaling of the entity’s operations or investasinya lebih kecil daripada biaya
structure”. modal perusahaan.
Berdasarkan kedua pengertian di atas Kegagalan keuangan bisa diartikan
dapat disimpulkan bahwa kesulitan ke- sebagai insolvensi yang membedakan antara
uangan adalah suatu situasi dimana arus kas arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas
operasi perusahaan tidak memadai untuk dasar arus kas ada dua bentuk yaitu insol-
melunasi kewajiban-kewajiban lancar vensi teknik dan insolvensi dalam penger-
(seperti hutang dagang atau beban bunga) tian kebangkrutan. Insolvensi teknik meru-
dan perusahaan terpaksa melakukan tindak- pakaan keadaan dimana perusahaan di-
an perbaikan. Dan kesulitan keuangan anggap tidak dapat memenuhi kewajibannya
adalah masalah likuiditas yang sangat parah pada saat jatuh tempo. Walaupun total
yang tidak bisa dipecahkan tanpa perubahan aktiva melebihi total utang atau terjadi bila
ukuran dari operasi atau struktur perusahaan. suatu perusahaan gagal memenuhi salah satu
Informasi Financial distress ini dapat di- atau lebih kondisi dalam ketentuan hutang-
jadikan sebagai peringatan dini atas ke- nya seperti rasio aktiva lancar terhadap ke-
bangkrutan sehingga menajemen dapat me- wajiban lancar yang telah ditetapkan atau
lakukan tindakan secara cepat untuk total kekayaan bersih terhadap total aktiva
mencegah masalah sebelum terjadinya ke- yang disyaratkan. Insolvensi teknik juga
bangkrutan. terjadi bila arus kas tidak cukup untuk me-
Kebangkrutan suatu perusahaan di- menuhi pembayaran pokok pada tanggal
tandai dengan financial distress, yaitu tertentu. Insolvensi dalam pengertian ke-
keadaan dimana perusahaan lemah dalam bangkrutan didefenisikan dalam ukuran se-
menghasilkan laba atau perusahaan bagai kekayaan bersih negatif dalam neraca
cenderung mengalami defisit. Dengan kata konvensional atau nilai sekarang dari arus
lain, kebangkrutan dapat diartikan sebagai kas yang diharapkan lebih kecil dari
kegagalan perusahaan dalam menjalankan kewajiban.
operasi perusahaan untuk memperoleh laba. Kebangkrutan dapat disimpulkan se-
Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi bagai suatu keadaan atau situasi dalam hal
perusahaan atau penutupan perusahaan atau ini perusahaan gagal atau tidak mampu lagi
insolvensi. Kebangkrutan sebagai kegagalan memenuhi kewajiban-kewajiban kepada
diartikan sebagai kegagalan keuangan atau debitur karena perusahaan mengalami ke-
financial failure dan kegagalan ekonomi kurangan dan ketidakcukupan dana untuk
atau economic failure (Adnan dan menjalankan atau melanjutkan usahanya
Kurniasih, 2000; 137). sehingga tujuan ekonomi yang ingin dicapai
Kegagalan dalam arti ekonomi oleh perusahaan tidak dapat dicapai yaitu
merupakan keadaan dimana perusahaan profit, sebab dengan laba yang diperoleh
kehilangan uang atau pendapatan perusahaan bisa digunakan untuk mengem-
perusahaan tidak bisa menutupi biayanya balikan pinjaman, membiayai operasi peru-
sendiri. Ini berarti bahwa nilai sekarang dari sahan dan kewajiban-kewajiban yang harus
arus kas sebenarnya lebih kecil dari dipenuhi bisa ditutup dengan laba atau ak-
kewajiban atau laba lebih kecil dari modal tiva yang dimiliki. Salah satu dampak dari
kerja. Kegagalan terjadi bila arus kas yang kebangkrutan ini adalah terjadinya pengura-
sebenarnya dari perusahaan tersebut jauh di ngan karyawan dalam jumlah besar pada
bawah arus kas yang diharapkan. Bahkan, beberapa periode waktu sebagai suatu kebi-

17
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1, April 2009 Hal: 15–28

jakan untuk mengurangi biaya operasi pe- leverage, dan likuiditas suatu perusahaan
rusahaan dan banyaknya kegiatan ope- untuk model prediksinya. Zmijewski meng-
rasional yang vakum. gunakan probit analisis yang diterapkan
pada 40 perusahaan yang telah bangkrut dan
Model Prediksi Kebangkrutan 800 perusahaan yang masih bertahan saat
Untuk mengatasi dan meminimalisir itu. Model yang berhasil dikembangkan
terjadinya kebangkrutan, perusahaan dapat adalah sebagai berikut:
mengawasi kondisi keuangan dengan meng- X = −4.3 − 4.5X1 + 5.7X 2 − 0.004X 3
gunakan teknik-teknik analisis laporan
keuangan. Analisis laporan keuangan meru- Notasi:
pakan alat yang penting untuk memperoleh X1 = ROA (return on asset)
informasi yang berkaitan dengan posisi X2 = Leverage (debt ratio)
keuangan perusahaan serta hasil yang telah X3 = Likuiditas (current ratio)
dicapai sehubungan dengan pemilihan
strategi perusahaan yang telah diterapkan. Fanny dan Saputra (2005) melakukan
Dengan melakukan analisis laporan ke- penelitian mengenai pengaruh model
uangan perusahaan, maka dapat diketahui prediksi kebangkrutan terhadap opini audit
kondisi dan perkembangan financial pe- going concern. Model prediksi kebangkrut-
rusahaan. Selain itu, juga dapat diketahui an yang digunakan adalah model Altman,
kelemahan serta hasil yang dianggap cukup model Zmijeweski, dan model Springate.
baik dan potensi kebangkrutan perusahaan Dari hasil penelitian tersebut, mereka me-
tersebut. nemukan bahwa model prediksi Altman
merupakan model prediksi terbaik diantara
Model Springate ketiga model yang digunakan tersebut dalam
Model ini dikembangkan oleh Sprin- mempengaruhi ketepatan pemberian opini
gate (1978) dengan menggunakan analisis audit, selanjutnya diikuti oleh model Sprin-
multidiskriminan, dengan menggunakan 40 gate. Sedangkan penggunaan model
perusahaan sebagai sampelnya. Model ini Zmijewski memberikan performance
dapat digunakan untuk memprediksi terburuk dalam memprediksi kebangkrutan.
kebangkrutan dengan tingkat keakuratan Selanjutnya penelitian Hadi dan
92,5%. Model yang berhasil dikembangkan Anggraeni (2008) berupaya untuk
oleh Springate adalah: mengetahui model yang terbaik dari ketiga
Z = 1,03A + 3,07 B + 0,66C +0,4D model, yakni model zmijewski, model
Notasi: altman, dan model springate dalam mem-
A = working capital/total asset prediksi perusahaan yang akan delisting.
B = net profit before interest and taxes/total Berdasarkan analisis data dalam penelitian
asset ini dapat disimpulkan bahwa model prediksi
C = net profit before taxes/current liabilities Altman merupakan prediktor terbaik di
D = sales / total asset antara ketiga prediktor yang dianalisis.
Jika Z < 0,862 maka perusahaan Model Altman merupakan salah satu
diklasifikasikan “failed” metode dengan tingkat keakuratan yang
dapat dipercaya dalam memprediksi
Model Zmijewski kebangkrutan, seperti yang telah diungkap
Model Zmijewski (1984) mengguna- pada penelitian-penelitian sebelumnya
kan analisis rasio yang mengukur kinerja, diatas. Model Altman Z-score sebagai salah
satu pengukuran kinerja kebangkrutan dan

18
Perbandingan Analisis Prediksi …(Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman)

resiko obligasi tidak stagnan atau tetap, sekaligus merefleksikan prospek perusahaan
melainkan berkembang dari waktu ke waktu, dimasa mendatang.
seiring dari kondisi perusahaan dan kondisi Dalam menyusun model Z Altman
dimana metode tersebut diterapkan. mengambil sampel 33 perusahaan manu-
faktur yang bangkrut pada periode 1960
Model Altman sampai 1965 dan 33 perusahaan yang tidak
Altman (1968) adalah orang yang bangkrut dengan lini industri dan ukuran
pertama yang menerapkan Multiple Dis- yang sama. Dengan menggunakan data la-
criminant Analysis. Analisa diskriminan ini poran keuangan dari 1 sampai 5 tahun se-
merupakan suatu teknik statistik yang me- belum kebangkrutan, Altman menyusun 22
ngidentifikasikan beberapa macam rasio rasio keuangan yang paling memungkinkan
keuangan yang dianggap memiliki nilai dan mengelompokkannya dalam 5 kategori:
paling penting dalam mempengaruhi suatu likuiditas, profitabilitas, leverage, solva-
kejadian, lalu mengembangkannya dalam bilitas dan kinerja. Lima macam rasio dari
suatu model dengan maksud untuk memu- lima variabel yang terseleksi akan di kombi-
dahkan menarik kesimpulan dari suatu ke- nasikan bersama untuk memperoleh prediksi
jadian. Analisa diskriminan ini kemudian yang paling akurat tentang kebangkrutan.
menghasilkan suatu dari beberapa Penggunaan model Altman sebagai
pengelompokan yang bersifat apriori atau salah satu pengukuran kinerja kebangkrutan
mendasarkan teori dari kenyataan yang se- tidak bersifat tetap atau stagnan melainkan
benarnya. berkembang dari waktu kewaktu, dimana
Dasar pemikiran Altman mengguna- pengujian dan penemuan model terus
kan analisa diskriminan bermula dari keter- diperluas oleh Altman hingga penerapannya
batasan analisa rasio yaitu metodologinya tidak hanya pada perusahaan manufaktur
pada dasarnya bersifat suatu penyimpangan publik saja tapi sudah mencakup perusahaan
yang artinya setiap rasio diuji secara terpisah manufaktur non publik, perusahaan non
sehingga pengaruh kombinasi dari beberapa manufaktur, dan perusahaan obligasi korpo-
rasio hanya didasarkan pada pertimbangan rasi. Berikut perkembangan model Altman:
para analis keuangan. Oleh karena itu untuk
mengatasi kekurangan dari analisa rasio Model Altman Pertama
maka perlu kombinasikan berbagai rasio Setelah melakukan penelitian
agar menjadi suatu model prediksi yang terhadap variabel dan sampel yang dipilih,
berarti. Altman menghasilkan model kebangkrutan
Dengan berdasarkan penelitian yang pertama. Persamaan kebangkrutan
analisa diskriminan, Altman melakukan yang ditujukan untuk memprediksi sebuah
penelitian untuk mengembangkan model perusahaan publik manufaktur. Persamaan
baru untuk memprediksikan kebangkrutan dari model Altman pertama yaitu
perusahaan. Model yang dinamakan z-score Z = 1,2XI + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 +
dalam bentuk aslinya adalah model linier 0,999X5
dengan rasio keuangan yang diberi bobot Keterangan:
untuk memaksimalkan kemampuan model Z = bankrupcy index
tersebut dalam memprediksi. Model ini pada X1 = working capital / total asset
dasarnya hendak mencari nilai “Z” yaitu X2 = retained earnings / total asset
nilai yang menunjukkan kondisi perusahaan, X3 = earning before interest and
apakah dalam keadaan sehat atau tidak dan taxes/total asset
menunjukkan kinerja perusahaan yang

19
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1, April 2009 Hal: 15–28

X4 = market value of equity / book value of X5 = sales / total asset.


total debt
X5 = sales / total asset. Klasifikasi perusahaan yang sehat
dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score
Nilai Z adalah indeks keseluruhan model Altman (1983), yaitu:
fungsi multiple discriminant analysis. a. Jika nilai Z’ < 1,23 maka termasuk
Menurut Altman, terdapat angka-angka cut perusahaan yang bangkrut.
off nilai z yang dapat menjelaskan apakah b. Jika nilai 1,23 < Z’ < 2,9 maka termasuk
perusahaan akan mengalami kegagalan atau grey area (tidak dapat ditentukan apakah
tidak pada masa mendatang dan ia mem- perusahaan sehat ataupuan mengalami
baginya ke dalam tiga kategori, yaitu: kebangkrutan).
a. Jika nilai Z < 1,8 maka termasuk c. Jika nilai Z’ > 2,9 maka termasuk
perusahaan yang bangkrut. perusahaan yang tidak bangkrut.
b. Jika nilai 1,8 < Z < 2,99 maka termasuk
grey area (tidak dapat ditentukan apakah Altman Modifikasi
perusahaan sehat ataupun mengalami Seiring dengan berjalannnya waktu
kebangkrutan). dan penyesuaian terhadap berbagai jenis
c. Jika nilai Z > 2,99 maka termasuk perusahaan. Altman kemudian memodifikasi
perusahaan yang tidak bangkrut. modelnya supaya dapat diterapkan pada
semua perusahaan, sepeti manufaktur, non
Model Altman Revisi manufaktur, dan perusahaan penerbit obli-
Model yang dikembangkan oleh gasi di negara berkembang (emerging mar-
Altman ini mengalami suatu revisi. Revisi ket). Dalam Z-score modifikasi ini Altman
yang dilakukan oleh Altman merupakan mengeliminasi variable X5 (sales/total
penyesuaian yang dilakukan agar model asset.) karena rasio ini sangat bervariatif
prediksi kebangkrutan ini tidak hanya untuk pada industri dengan ukuran asset yang ber-
perusahaan manufaktur yang go publik beda-beda. Berikut persamaan Z-Score yang
melainkan juga dapat diaplikasikan untuk di Modifikasi Altman dkk (1995):
perusahaan-perusahaan di sektor swasta. Z” = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4
Model yang lama mengalami peruba- Keterangan:
han pada salah satu variabel yang diguna- Z” = bankrupcy index
kan. Altman mengubah pembilang Market X1 = working capital/total asset
Value Of Equity pada X4 menjadi book
value of equity karena perusahaan privat X2 = retained earnings / total asset
tidak memiliki harga pasar untuk ekuitasnya. X3 = earning before interest and
taxes/total asset
Z’= 0,717X1 + 0,847X2 + 3,108X3 + X4 = book value of equity/book value of
0,42X4 + 0,988X5 total debt
Keterangan:
Z’ = bankrupcy index Klasifikasi perusahaan yang sehat
X1 = working capital / total asset dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score
X2 = retained earnings / total asset model Altman Modifikasi yaitu:
X3 = earning before interest and a. Jika nilai Z” < 1,1 maka termasuk
taxes/total asset perusahaan yang bangkrut.
X4 = book value of equity / book value of b. Jika nilai 1,1 < Z” < 2,6 maka termasuk
total debt grey area (tidak dapat ditentukan apakah

20
Perbandingan Analisis Prediksi …(Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman)

perusahaan sehat ataupun mengalami 1. Menerbitkan laporan keuangan untuk


kebangkrutan). periode yang berakhir 31 Desember
c. Jika nilai Z” > 2,6 maka termasuk selama periode pengamatan 2004-2007.
perusahaan yang tidak bangkrut. 2. Mengalami penurunan ROE tiga tahun
berturut-turut dalam periode tersebut.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
deskriptif komparatif. Tujuan penelitian Hasil Prediksi Kebangkrutan Model
deskriptif ini adalah untuk menjelaskan tiga Altman Pertama
model prediksi financial distress dan me- Berdasarkan penelitian dengan model
nganalisis ukuran dan umur perusahaan Altman pertama terdapat 67,86% sampel
dalam menjelaskan kebangkrutan perusa- perusahaan manufaktur tahun 2004-2007
haan manufaktur yang terdaftar di Bursa yang diprediksi akan mengalami kebang-
Efek Indonesia. Model yang digunakan krutan, ini ditentukan dari Z-score perusaha-
dalam penelitian ini adalah model Altman an yang bernilai kecil dari 1,81. Perusahaan
pertama, Altman revisi, dan Altman yang diprediksi bangkrut pada tabel 1
modifikasi memilki Z-score berkisar antara -6,20 sam-
Selanjutnya, peneliti menggunakan pai dengan 1,806. Dan berdasarkan model
ukuran perusahaan dan umur perusahaan Altman pertama diperoleh 24 (dua puluh
sebagai variabel penjelas (Explanatory empat) perusahaan manufaktur yang selalu
Variabel) untuk menjelaskan kebangkrutan diprediksi bangkrut dari tahun 2004-2007.
pada perusahaan manufaktur. Sedangkan perusahaan manufaktur
1. Ukuran perusahaan yang diprediksikan berada pada posisi grey
Ukuran perusahaan terbagi dalam 2 area adalah sekitar 19,05% dari keseluruhan
kategori yaitu perusahaan besar dan sampel. Hal ini ditentukan dari Z score yang
perusahaan kecil (pengelompokkan bernilai diantara 1,81 sampai 2,99. Z-score
berdasarkan median split). Penentuan untuk perusahaan pada kondisi grey area
ukuran perusahaan ini didasarkan berkisar antara 1,83 sampai dengan 2,86.
kepada log total asset perusahaan. Sedangkan untuk perusahaan manufaktur
2. Umur perusahaan yang diprediksi tidak bangkrut adalah
Umur perusahaan dihitung dari awal 13,10% dari keseluruhan sampel, yang
mula perusahaan didirikan berdasarkan ditentukan dengan Z-score yang lebih besar
akte pendirian perusahaan sampai pada dari 2,99. Z-score untuk perusahaan yang
tahun perusahaan tersebut diteliti. Umur diprediksi tidak bangkrut berkisar antara 3,1
perusahaan terbagi kedalam 2 kategori sampai dengan 7,04.
yaitu perusahaan berumur diatas 30
tahun dan dibawah 30 tahun Hasil Prediksi Kebangkrutan Model
(pengelompokkan berdasarkan median Altman Revisi
split). Berdasarkan penelitian dengan model
Populasi yang digunakan dalam Altman revisi terdapat 50% sampel peru-
penelitian ini adalah semua perusahaan sahaan manufaktur tahun 2004-2007 yang
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek diprediksi akan mengalami kebangkrutan,
Indonesia (BEI) tahun 2004-2007. ini ditentukan dari Z-score perusahaan yang
Perusahaan yang menjadi sampel dipilih bernilai kecil dari 1,23. Perusahaan yang
berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut: diprediksi bangkrut pada tabel 2 diatas
memilki Z-score berkisar antara -3,8 sampai

21
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1, April 2009 Hal: 15–28

dengan 1,20. Dan berdasarkan model Perusahaan manufaktur yang di-


Altman revisi diperoleh 16 (enam belas) prediksikan berada pada posisi grey area
perusahaan manufaktur yang selalu adalah sekitar 21,43% dari keseluruhan
diprediksi bangkrut dari tahun 2004-2007. sampel. Hal ini ditentukan dari Z”-score
Perusahaan manufaktur yang yang bernilai diantara 1,1 sampai 2,6.
diprediksikan berada pada posisi grey area Z”score untuk perusahaan pada grey area
adalah sekitar 39,88% dari keseluruhan diatas berkisar antara 1,29 sampai dengan
sampel. Hal ini ditentukan dari Z’-score 2,53. Perusahaan manufaktur yang di-
yang bernilai diantara 1,23 sampai 2,9. Z’- prediksi tidak bangkrut adalah 27,35% dari
score untuk perusahaan pada kondisi grey keseluruhan sampel, yang ditentukan dengan
area diatas berkisar antara 1,25 sampai Z”score yang lebih besar dari 2,6, dengan
dengan 2,88. Sedangkan perusahaan manu- Z”-score perusahaan yang diprediksi tidak
faktur yang diprediksi tidak bangkrut adalah bangkrut diatas berkisar antara 2,69 sampai
10,12% dari keseluruhan sampel, yang dengan 11,30.
ditentukan dengan Z’ score yang lebih besar
dari 2,99. Z’-score untuk perusahaan yang Perbandingan Z-Score Model-Model
diprediksi tidak bankrut berkisar antara 2,9 Prediksi Kebangkrutan Altman
sampai dengan 5,09. Setelah dilakukan perhitungan de-
ngan masing-masing model Altman dan
Hasil Prediksi Kebangkrutan Model telah diperoleh hasil prediksi kebang-
Altman Modifikasi krutannya. Selanjutnya dibandingkan antara
Berdasarkan penelitian dengan model hasil model Altman dengan tujuan untuk
model Altman modifikasi terdapat 51,19% melihat perbedaan dan kemampuan masing-
sampel perusahaan manufaktur tahun 2004- masing model dalam memprediksi kebang-
2007 yang diprediksi akan mengalami krutan.
kebangkrutan, ini ditentukan dari Z-score Berikut adalah perbandingan hasil
perusahaan yang bernilai kecil dari 1,1. prediksi kebangkrutan dari model Altman
Perusahaan yang diprediksi bangkrut pada pertama, revisi dan modifikasi. Tujuannya
tabel 3 diatas memilki Z-score berkisar adalah untuk mengetahui model manakah
antara -23,98 sampai dengan 0,96. Dan yang memprediksi kebangkrutan paling
berdasarkan model Altman revisi terdapat tinggi.
16 (enam belas) perusahaan manufaktur
yang selalu diprediksi bangkrut dari tahun
2004-2007.
Tabel 1:Perbandingan Persentase Kebangkrutan Tiga Model Altman Tahun 2004 – 2007
Tahun Persentase Kebangkrutan
Altman Pertama Altman Revisi Altman Modifikasi
2004 66,67% 47,62% 50%
2005 69,05% 50% 50%
2006 64,29% 50% 52,38%
2007 69,05% 52,38% 52,38%
Sumber: Data diolah

22
Perbandingan Analisis Prediksi …(Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman)

Dari perbandingan antara model persentase perusahaan yang diprediksi


Altman pertama, revisi dan modifikasi dapat bangkrut untuk perusahaan kecil memiliki
dilihat bahwa model Altman pertama yang persentase yang paling besar dari pada ke-
memprediksi kebangkrutan paling tinggi. bangkrutan untuk kelompok perusahaan
Hal ini dapat dilihat dari persentase perusa- besar. Ini menunjukkan bahwa perusahan
haan yang bangkrut dari tahun 2004 sampai kecil memiliki kemungkinan yang besar
dengan 2007 yang lebih besar dari prediksi untuk mengalami kebangkrutan dari pada
altman revisi dan modifikasi. Untuk model perusahaan besar. Walaupun demikian ber-
Altman revisi dan modifikasi memprediksi dasarkan penelitian ada beberapa perusahaan
kebangkrutan tidak jauh berbeda dilihat dari kecil yang berada pada kondisi grey area dan
persentasenya ditahun 2005 dan 2007 yang tidak bangkrut. Salah satunya yaitu PT
bernilai sama yaitu 50% dan 52,38%. Dita- Sepatu Bata Tbk yang diprediksi tidak
hun 2004 dan 2006 model Altman revisi bangkrut oleh ketiga model Altman dari
memprediksi kebangkrutan yang paling tahun 2004-2007.
rendah dari model prediksi lainnya. Jadi secara keseluruhan baik perusa-
Jadi secara keseluruhan dapat disim- haan besar, maupun kecil perusahaan terse-
pulkan bahwa prediksi kebangkrutan dengan but memiliki kemungkinan untuk diprediksi
ketiga model Altman yang dibandingkan bangkut oleh ketiga model Altman hal ini
setiap tahunnya menunjukkan bahwa model dapat diketahui dari hasil penelitian yang
Altman pertama memprediksi kebangkrutan menunjukkan bahwa adanya perusahaan
yang paling tinggi. Hal ini dinilai dari hasil besar, maupun kecil yang diprediksi
prediksi Altman pertama yang selalu mem- bangkrut. Walaupun perusahaan kecil
prediksi bangkrut lebih banyak setiap tahun- memiliki kemungkinan kebangkrutan yang
nya jika dibandingkan dengan model Altman lebih besar dari pada perusahaan besar.
revisi dan modifikasi. Sedangkan untuk umur perusahaan
manufaktur ini dihitung dari awal berdirinya
Ukuran dan Umur Perusahaan dalam perusahaan berdasarkan akta pendiriannya
Menjelaskan Prediksi Kebangkrutan sampai pada tahun 2007. Perusahaan
Ukuran perusahaan dinilai dari rata- diklasifikasikan atas perusahaan berumur
rata log total asset tahun 2004-2007. Berikut dibawah 30 tahun dan perusahaan berumur
adalah perbandingan hasil prediksi diatas 30 tahun, dimana untuk masing-
kebangkrutan dari model Altman pertama, masing kelompok terdiri dari 21 perusahaan.
revisi dan modifikasi dengan ukuran Berikut adalah perbandingan hasil prediksi
perusahaan, pada table 2. kebangkrutan dari model Altman pertama,
Pada table: 3 dapat dilihat bahwa revisi dan modifikasi dengan umur
dengan menggunakan ketiga model Altman perusahaan, table 3.
Tabel 2: Perbandingan Ukuran Perusahaan Dan Persentase Kebangkrutan Model
AltmanTahun 2004 – 2007
Ukuran Perusahaan Persentase Kebangkrutan
Altman pertama Altman revisi Altman Modifikasi
Perusahaan Besar 66,67% 48,81% 42,86%
Perusahaan Kecil 67,86% 46,43% 60,71%
Sumber: Data diolah

23
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1, April 2009 Hal: 15–28

Tabel 3: Perbandingan Umu Perusahaan Dan Persentase Kebangkrutan Model AltmanTahun


2004 – 2007
Kelompok Umur Persentase Kebangkrutan
Perusahaan
Altman Pertama Altman Revisi Altman Modifikasi
Perusahaan umur dibawah 30
tahun 77,38% 58,33% 59,52%
Perusahaan umur diatas 30
tahun 57,14% 41,67% 42,86%
Sumber: Data diolah
Berdasarkan penelitian perusahaan tahun juga terdapat beberapa perusahaan
manufaktur berumur dibawah 30 tahun manufaktur yang diprediksi bangkrut. Dapat
diprediksi bangkrut oleh Altman pertama disimpulkan bahwa baik perusahaan tersebut
yaitu 77,38%, Altman revisi 58,33%, Altman berumur masih muda ataupun berumur tua
modifikasi, 59,52% dari keseluruhan sampel perusahaan tersebut dapat diprediksi akan
perusahaan manufaktur kelompok umur di- mengalami kebangkrutan. Umur suatu peru-
bawah 30 tahun. Ini menunjukkan bahwa sahaan tidak selalu menjamin bahwa perusa-
model Altman pertama memprediksi haan tersebut merupakan perusahaan yang
bangkrut paling tinggi untuk perusahaan memiliki kondisi keuangan yang sehat. Se-
manufaktur berumur dibawah 30 tahun. Se- makin bertambahnya suatu umur perusahaan
lanjutnya perusahaan manufaktur berumur belum tentu perusahaan tersebut akan terbe-
diatas 30 tahun diprediksi bangkrut oleh bas dari kemungkinan kebangkrutan. Jadi
Altman pertama yaitu 57,14%, Altman revisi baik perusahaan tersebut berumur muda
41,67%, Altman modifikasi 42,86% dari ataupun tua perusahaan tersebut memiliki
keseluruhan sampel perusahaan manufaktur kemungkinan untuk diprediksi bangkrut
kelompok umur dibawah 30 tahun. Dari tergantung dari kondisi keuangan perusahaan
kedua kelompok umur tersebut model tersebut.
Altman revisi memprediksi bangkrut paling Penelitian ini hanya menggunakan
rendah. model Altman dalam memprediksi ke-
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa bangkrutan, tetapi berdasarkan hasil dari
dengan menggunakan ketiga model Altman ketiga model Altman untuk perusahaan
persentase perusahaan yang diprediksi manufaktur yang dijadikan sampel mengha-
bangkrut untuk perusahaan manufaktur silkan Z score dan hasil prediksi yang ber-
kelompok umur dibawah 30 tahun memiliki beda. Nilai Z yang berbeda ini dikarenakan
persentase kebangkrutan yang paling besar untuk masing-masing persamaan Altman
dari pada kelompok perusahaan manufaktur memiliki nilai koefisien, serta nilai pisah
berumur diatas 30 tahun. Ini menunjukkan batas untuk hasil prediksi kebangkrutan
bahwa perusahaan manufaktur kelompok yang berbeda.
umur dibawah 30 tahun memiliki kemungki- Berdasarkan penelitian dengan
nan yang besar untuk mengalami ke- menggunakan model Altman dari ketiga
bangkrutan. model tersebut model Altman pertama yang
Walaupun perusahaan pada kelompok memberikan tingkat prediksi kebangkrutan
umur dibawah 30 tahun memilki kemungki- yang paling tinggi selama periode penelitian.
nan bangkrut yang lebih besar pada peneli- Hal ini didasari karena model Altman
tian, tapi pada perusahaan diatas umur 30 pertama ini adalah model prediksi

24
Perbandingan Analisis Prediksi …(Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman)

kebangkrutan yang dapat digunakan untuk Sama halnya dengan ukuran per-
perusahaan manufaktur go public. usahaan, secara umum dari penelitian
Perusahaan manufaktur yang dengan menggunakan umur sebagai pen-
diprediksi bangkrut adalah perusahaan yang jelas, perusahaan yang berumur dibawah 30
memiliki kondisi keuangan yang tidak sehat. tahun memiliki kemungkinan bangkrut lebih
Perusahaan yang mengalami kondisi ke- besar dari pada perusahaan manufaktur
uangan yang tidak sehat ini karena adanya kelompok umur diatas 30 tahun, walaupun
faktor dari internal dan eksternal perusaha- demikian dari kedua pengelompokan ter-
an. Faktor internal tersebut adalah terlalu sebut untuk masing-masingnya ada per-
besarnya kredit yang diberikan kepada usahaan yang diprediksi bangkrut, dan
debitur atau pelanggan, manajemen yang perusahaan tidak bangkrut. Ini menunjukkan
tidak efisien serta penyalahgunaan wewe- bahwa perusahaan yang telah berdiri lama
nang yang dilakukan oleh karyawan dan hal ini tidak menjamin bahwa perusahaan
kadang oleh manajer puncak sangat merugi- tersebut tidak akan mengalami kebangkrutan
kan, apalagi kecurangan itu berhubungan atau selalu berada pada kondisi keuangan
dengan keuangan perusahaan. Sedangkan yang sehat. Jadi perusahaan dengan umur
faktor ekternal yaitu seperti ekonomi, sosial, berapapun dapat mengalami kondisi
kemajuan teknologi, peraturan pemerintah, keuangan yang kurang sehat atau dapat
pelanggan pemasok dan pesaing. diprediksi mengalami kebangkrutan dari
Selanjutnya secara umum dari hasil perhitungan ketiga model Altman. Hal
penelitian dengan menggunakan ukuran ini terjadi karena adanya faktor-faktor lain
sebagai penjelas, dari ketiga model Altman yang mempengaruhinya yaitu faktor internal
persentase perusahaan yang diprediksi dan eksternal.
bangkrut untuk perusahaan kecil memiliki Kebangkrutan dapat disimpulkan se-
persentase yang paling besar dari pada bagai suatu keadaan atau situasi dalam hal
kemungkinan kebangkrutan untuk kelompok ini perusahaan gagal atau tidak mampu lagi
perusahaan besar. Ini menunjukkan bahwa memenuhi kewajiban-kewajiban kepada
perusahaan kecil memiliki kemungkinan debitur karena perusahaan mengalami ke-
yang besar untuk mengalami kebangkrutan kurangan dan ketidakcukupan dana untuk
dari pada perusahaan besar. Walaupun menjalankan atau melanjutkan usahanya
demikian pada penelitian ini ada beberapa sehingga tujuan ekonomi yang ingin dicapai
perusahan kecil yang memiliki kondisi oleh perusahaan tidak dapat dicapai yaitu
keuangan yang sehat dan diprediksi tidak profit, sebab dengan laba yang diperoleh
bangkrut, kemungkinan bangkrut untuk perusahaan bisa digunakan untuk mengem-
perusahaan kecil lebih besar tapi hal tersebut balikan pinjaman, membiayai operasi peru-
juga tidak menutup kemungkinan untuk sahaan dan kewajiban-kewajiban yang harus
perusahaan besar diprediksi bangkrut seperti dipenuhi bisa ditutup dengan laba atau
yang diperoleh pada penelitian ini yaitu aktiva yang dimiliki.
perusahan besar ada yang diprediksi Berdasarkan penjabaran di atas, in-
bangkrut oleh ketiga model Altman. Jadi vestor, kreditor, auditor, pemerintah, dan
perusahaan yang diprediksi mengalami pemilik perusahaan dapat memperoleh gam-
kebangkrutan dapat dialami oleh perusahaan baran besar kecilnya kemungkinan perusa-
besar maupun kecil. Hal ini terjadi karena haan tersebut akan mengalami kebangkrutan
adanya faktor-faktor lain yang mempe- atau tidak berdasarkan pertimbangan pada
ngaruhinya yaitu faktor internal dan ketiga model pediksi kebangkrutan Altman
eksternal. pertama, revisi dan modifikasi. Prediksi ke-

25
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1, April 2009 Hal: 15–28

bangkrutan perusahaan dapat membantu paling tinggi untuk perusahaan manufaktur


pembuat keputusan untuk menentukan sikap kelompok umur dibawah 30 tahun ini.
terhadap perusahaan yang mengalami kesu- Walaupun demikian perusahaan manufaktur
litan keuangan. Hasil prediksi kebangkrutan yang diprediksi mengalami kebangkrutan
tidak hanya berguna untuk pihak internal dapat dialami perusahan yang telah lama
perusahaan dalam evaluasi kinerjanya, tapi berdiri maupun perusahaan baru.
juga dapat digunakan oleh pihak eksternal
seperti kreditor, investor, pemerintah, Saran
auditor, dimana prediksi kebangkrutan peru- Diharapkan penelitian-penelitian se-
sahaan dapat membantu pembuat keputusan lanjutnya dapat menggunakan model-model
untuk menentukan sikap terhadap perusa- prediksi kebangkrutan lainnya. Untuk dapat
haan yang mengalami kesulitan keuangan. dijadikan sebagai pembanding dalam mem-
prediksi kebangkrutan.
PENUTUP Keterbatasan dalam penelitian ini
Kesimpulan terkait dengan jumlah variabel yang diguna-
Model-model prediksi kebangkrutan kan hanya untuk penilaian kuantitatif saja,
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat
model Altman yaitu model Altman pertama, mempertimbangkan pula aspek kualitatif
revisi dan modifikasi. Dari ketiga model seperti faktor ekonomi, sosial, teknologi,
yang digunakan, model Altman pertama dan perubahan peraturan pemerintah yang
memberikan tingkat prediksi kebangkrutan menyebabkan kebangkrutan suatu
yang paling tinggi dibandingkan dengan perusahaan.
model Altman revisi dan Altman modifikasi.
Perusahaan manufaktur yang DAFTAR PUSTAKA
diprediksi bangkrut dengan menggunakan Adnan, Muhammad Akhyar dan
ketiga model Altman, untuk kelompok Kurnayasih, Eha. (2000). Analisis
perusahaan kecil memiliki persentase Tingkat Kesehatan Perusahaan
prediksi kebangkrutan yang paling tinggi Untuk Memprediksi Potensi
dari pada prediksi kebangkrutan untuk Kebangkrutan Pada Penekatan
kelompok perusahaan besar. Dimana model Altman (Kasus Pada Sepuluh
Altman pertama memprediksi kebangkrutan Perusahaan Di Indonesia), Jurnal
paling tinggi untuk kelompok perusahaan Akuntansi Dan Auditing Indonesia,
kecil ini. Walaupun demikian berdasarkan 4 (2), 131-149.
penelitian perusahaan manufaktur yang ________, dan Muhammad Imam Taufiq.
diprediksi mengalami kebangkrutan dapat (2001), Analisis Ketepatan Prediksi
dialami oleh kelompok perusahaan Metode Altman terhadap
manufaktur kecil, maupun perusahaan Terjadinya Likuidasi pada
manufaktur besar. Lembaga Perbankan (Kasus
Perusahaan yang diprediksi bangkrut Likuidasi Perbankan di Indonesia).
dengan menggunakan ketiga model Altman, Jurnal Akuntansi dan Auditing
untuk kelompok perusahaan berumur Indonesia, 5 (2), 181-201.
dibawah 30 tahun memiliki persentase
prediksi kebangkrutan yang paling tinggi Almilia, Lucia Spica. (2006). Prediksi
dari pada kelompok perusahaan manufaktur Kondisi FinancialDistress Pada
berumur diatas 30 tahun. Dimana model Perusahaango Publik Dengan
Altman pertama memprediksi kebangkrutan Menggunkan Analisis Multinomial

26
Perbandingan Analisis Prediksi …(Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman)

Logit. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, http://www.madani-


XII (1), Maret 2006. ri.com/2008/12/24/Bersiap
________, dan Kristijadi, Emanuel. (2003). Menghadapi Krisis Ekonomi 2009/.
Analisis Rasio Keuangan Untuk Diunduh pada tanggal 15 desember
Memprediksi Kondisi Financial 2008.
Distress Perusahaan Manufacture Fanny, Margareta dan Saputra, Sylvia.
yang Terdaftar Di Bursa Efek (2005). Opini Audit Going
Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Concern: Kajian Berdasarkan
Auditing Indonesia, 7 (2). Model Prediksi Kebangkrutan,
Pertumbuhan Perusahaan, dan
________, dan Meliza Silvy. (2003). Reputasi Kantor Akuntan Publik
Analisis Faktor-Faktor yang (Studi pada Emiten Bursa Efek
Mempengaruhi Status Perusahaan Jakarta). Makalah Simposium
Pasca IPO dengan Analisis Nasional Akuntansi VIII Solo, 15-
Multinomial Logit. Jurnal Ekonomi 16 September 2005.
dan Bisnis Indonesia (JEBI). 18.
(4). Foster G (1986). Financial Statement
Analysis. 2nd edition. USA:
Altman, E. (1968), Financial Ratios, Prentice Hall Int. Inc.
Discriminant Analysis and the
Prediction of Corporate Handayani, Wuri. (2008). Analisis Prediksi
Bankruptcy. Journal of Finance 23, Financial Distress (Study Kasus
September 1968, 589–609. Pada PT. Kereta Api (Persero)
Sumbar). Skripsi S1. Padang :
________, (2002). Corporate Financial Universitas Andalas.
Distress. New York: John Wiley &
Sons, 1983. Ohlson, James. (1980). Rasio Keuangan dan
Kemungkinan Prediksi Kebang-
________, J. Hartzell, and M. Peck, (1995). krutan. Terjemahan Firman.
Emerging Markets Corporate http://www.library.usu.ac.id/downl
Bonds: A Scoring System. New oad/fe/Akuntansi-Firman2.pdf. Di-
York: Salomon Brothers Inc. unduh pada tanggal 15 desember
Beaver, W. (1967). Financial Ratios as 2008.
Predictors of Failures. Empirical Platt, H., dan M. B. Platt. (2002). Predicting
Research in Accounting, selected Financial Distres. Journal of
studies, 1966, in supplement to the Financial Service Professionals,
Journal of Accounting Research. 56: 12-15.
January.
Brahmana, Rayendra. (2008). Identifying Sarjono, Hariyadi. (2006). Analisis Laporan
Keuangan Sebagai Alat Prediksi
Financial Distress Condition in Kemungkinan Kebangkrutan
Indonesia Manufacture Industry. Dengan Model Diskriminan Altman
http://ppiuk.files.wordpress.com/20 Pada Sepuluh Perusahaan Properti
07/06/jurnal-raye.pdf. Diunduh di Bursa Efek Jakarta.
pada tanggal 13 Oktober 2008. http://google.com//Analisis_Keban
Daniri, Achmad. (2008). Bersiap Meng- gkrutan_Perusahaan/Analisis_pdf.
hadapi Krisis Ekonomi 2009.

27
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1, April 2009 Hal: 15–28

Diunduh pada tanggal 15 desember krutan pada Perusahaan Yang


2008. Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
Yuliardi. (2007). Analisis Perbandingan (kasus Tiga Periode Sebelum Ke-
Metode Memprediksi Kebang- bangkrutan). Skripsi S1. Padang:
Universitas Andalas.

28

You might also like