Professional Documents
Culture Documents
3 Alk 3 PDF
3 Alk 3 PDF
Abstract
This study observes the bankruptcy prediction models introduced by Altman; the First
Altman model, the Revised Altman model, and the Modified Altman model to predict bankruptcy
for manufacturing companies listed in the Indonesian Stock Exchange. The research was
conducted for forty-two manufacturing companies that matched criteria in the selection of the
sample over the years 2004-2007 based on published data for the same period. To accommodate
various Almant models, the data was then calculated based on financial ratio and the data have
been processed further to find the bancruptcy index as suggested by the models. The results of the
three models are then compared with the use of company’s age and size as descriptive
information to predict the company’s bankruptcy potential. The result of comparative data in
bankruptcy prediction is that; the first Altman provides the highest percentage in predicting the
bankruptcy. The research also found that the company categorized under small groups and under
the age of 30 were likely to go bankcrupt in compare to the other groups.
Keywords: financial distress, bankruptcy Index, bankruptcy prediction model, size of the
company, age of the company.
15
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1, April 2009 Hal: 15–28
tahun 2008. Daniri (2008) menyatakan kinerja kebangkrutan dan resiko obligasi
bahwa krisis ini merupakan Krisis ekonomi tidak stagnan atau tetap, melainkan
global yang terjadi paling buruk setelah se- berkembang dari waktu kewaktu, seiring
kitar 80 tahun terakhir juga di alami krisis dari kondisi perusahaan dan kondisi dimana
yang sama secara global. Krisis ini terjadi metode tersebut diterapkan.
karena krisis keuangan di Amerika Serikat, Perkembangan Model Altman ini
krisis keuangan di Amerika Serikat ini dapat dilihat mulai dari yang pertama yaitu
dipicu oleh krisis subprime mortgage pada model Altman Z-score pertama yang
medio 2006 yang memberikan dampak yang ditujukan untuk memprediksi kebangkrutan
sangat besar terhadap perekonomian dunia dari sebuah perusahaan publik manufaktur.
termasuk Indonesia. Hal inilah yang menye- Setelah menemukan model kebangkrutan
babkan banyak perusahaan di sektor manu- yang pertama Altman kemudian merevisi
faktur mengalami kesulitan keuangan model kebangkrutan menjadi sebuah model
(financial distress) dan diprediksikan akan yang dapat digunakan untuk memprediksi
bangkrut. kemungkinan kebangkrutan bagi perusahaan
Financial distress merupakan taha- manufaktur privat dan publik, model ini
pan penurunan kondisi keuangan suatu pe- disebut sebagai model Altman revisi atau
rusahaan sebelum terjadinya kebangkrutan Z’-score. Selanjutnya Altman memodifikasi
ataupun likuidasi. Kebangkrutan juga sering modelnya agar dapat diterapkan pada semua
disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan seperti manufaktur, non
perusahaan atau insolvensi. Kebangkrutan manufaktur dan perusahaan penerbit
sebagai kegagalan diartikan sebagai kega- obligasi. Model ini disebut sebagai model
galan keuangan (financial failure) dan Altman modifikasi atau Z’-Score.
kegagalan ekonomi (economic failure). Berdasarkan latar belakang diatas
Untuk mengatasi dan meminimalisir penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
terjadinya kebangkrutan, perusahaan dapat perbandingan antara model-model Altman
mengawasi kondisi keuangan dengan meng- dalam memprediksi kebangkrutan serta
gunakan teknik-teknik analisis laporan bagaimana ukuran dan umur perusahaan
keuangan. Analisis laporan keuangan meru- menjelaskan prediksi kebangkrutan pada
pakan alat yang penting untuk memperoleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di
informasi yang berkaitan dengan posisi Bursa Efek Indonesia. Model prediksi yang
keuangan perusahaan serta hasil yang telah digunakan adalah model Altman yaitu
dicapai sehubungan dengan pemilihan model Altman pertama, Altman revisi dan
strategi perusahaan yang telah diterapkan. Altman modifikasi.
Dengan melakukan analisis laporan ke-
uangan perusahaan, maka dapat diketahui TINJAUAN PUSTAKA
kondisi dan perkembangan financial pe- Kesulitan Keuangan dan Kebangkrutan
rusahaan. Selain itu, juga dapat diketahui Financial distress (kesulitasn
kelemahan serta hasil yang dianggap cukup keuangan) terjadi sebelum kebangkrutan
baik dan potensi kebangkrutan perusahaan benar-benar dialami oleh perusahaan. Plat
tersebut. dan Plat (2002) mendefinisikan financial
Altman (2002) mengembangkan distress sebagai tahap penurunan kondisi
metode kebangkrutan dengan tingkat keuangan yang terjadi sebelum terjadinya
keakuratan yang dapat dipercaya dalam kebangkrutan ataupun likuidasi. Sedangkan
memprediksi kebangkrutan. Model Altman Foster (1988) mendefinisikan financial
Z-score sebagai salah satu pengukuran distress sebagai: “Financial distress is used
16
Perbandingan Analisis Prediksi …(Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman)
to mean severe liquidity problems that kegagalan juga bisa berarti bahwa tingkat
cannot be resolved without a sizable pendapatan dari biaya historis atau
rescaling of the entity’s operations or investasinya lebih kecil daripada biaya
structure”. modal perusahaan.
Berdasarkan kedua pengertian di atas Kegagalan keuangan bisa diartikan
dapat disimpulkan bahwa kesulitan ke- sebagai insolvensi yang membedakan antara
uangan adalah suatu situasi dimana arus kas arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas
operasi perusahaan tidak memadai untuk dasar arus kas ada dua bentuk yaitu insol-
melunasi kewajiban-kewajiban lancar vensi teknik dan insolvensi dalam penger-
(seperti hutang dagang atau beban bunga) tian kebangkrutan. Insolvensi teknik meru-
dan perusahaan terpaksa melakukan tindak- pakaan keadaan dimana perusahaan di-
an perbaikan. Dan kesulitan keuangan anggap tidak dapat memenuhi kewajibannya
adalah masalah likuiditas yang sangat parah pada saat jatuh tempo. Walaupun total
yang tidak bisa dipecahkan tanpa perubahan aktiva melebihi total utang atau terjadi bila
ukuran dari operasi atau struktur perusahaan. suatu perusahaan gagal memenuhi salah satu
Informasi Financial distress ini dapat di- atau lebih kondisi dalam ketentuan hutang-
jadikan sebagai peringatan dini atas ke- nya seperti rasio aktiva lancar terhadap ke-
bangkrutan sehingga menajemen dapat me- wajiban lancar yang telah ditetapkan atau
lakukan tindakan secara cepat untuk total kekayaan bersih terhadap total aktiva
mencegah masalah sebelum terjadinya ke- yang disyaratkan. Insolvensi teknik juga
bangkrutan. terjadi bila arus kas tidak cukup untuk me-
Kebangkrutan suatu perusahaan di- menuhi pembayaran pokok pada tanggal
tandai dengan financial distress, yaitu tertentu. Insolvensi dalam pengertian ke-
keadaan dimana perusahaan lemah dalam bangkrutan didefenisikan dalam ukuran se-
menghasilkan laba atau perusahaan bagai kekayaan bersih negatif dalam neraca
cenderung mengalami defisit. Dengan kata konvensional atau nilai sekarang dari arus
lain, kebangkrutan dapat diartikan sebagai kas yang diharapkan lebih kecil dari
kegagalan perusahaan dalam menjalankan kewajiban.
operasi perusahaan untuk memperoleh laba. Kebangkrutan dapat disimpulkan se-
Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi bagai suatu keadaan atau situasi dalam hal
perusahaan atau penutupan perusahaan atau ini perusahaan gagal atau tidak mampu lagi
insolvensi. Kebangkrutan sebagai kegagalan memenuhi kewajiban-kewajiban kepada
diartikan sebagai kegagalan keuangan atau debitur karena perusahaan mengalami ke-
financial failure dan kegagalan ekonomi kurangan dan ketidakcukupan dana untuk
atau economic failure (Adnan dan menjalankan atau melanjutkan usahanya
Kurniasih, 2000; 137). sehingga tujuan ekonomi yang ingin dicapai
Kegagalan dalam arti ekonomi oleh perusahaan tidak dapat dicapai yaitu
merupakan keadaan dimana perusahaan profit, sebab dengan laba yang diperoleh
kehilangan uang atau pendapatan perusahaan bisa digunakan untuk mengem-
perusahaan tidak bisa menutupi biayanya balikan pinjaman, membiayai operasi peru-
sendiri. Ini berarti bahwa nilai sekarang dari sahan dan kewajiban-kewajiban yang harus
arus kas sebenarnya lebih kecil dari dipenuhi bisa ditutup dengan laba atau ak-
kewajiban atau laba lebih kecil dari modal tiva yang dimiliki. Salah satu dampak dari
kerja. Kegagalan terjadi bila arus kas yang kebangkrutan ini adalah terjadinya pengura-
sebenarnya dari perusahaan tersebut jauh di ngan karyawan dalam jumlah besar pada
bawah arus kas yang diharapkan. Bahkan, beberapa periode waktu sebagai suatu kebi-
17
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1, April 2009 Hal: 15–28
jakan untuk mengurangi biaya operasi pe- leverage, dan likuiditas suatu perusahaan
rusahaan dan banyaknya kegiatan ope- untuk model prediksinya. Zmijewski meng-
rasional yang vakum. gunakan probit analisis yang diterapkan
pada 40 perusahaan yang telah bangkrut dan
Model Prediksi Kebangkrutan 800 perusahaan yang masih bertahan saat
Untuk mengatasi dan meminimalisir itu. Model yang berhasil dikembangkan
terjadinya kebangkrutan, perusahaan dapat adalah sebagai berikut:
mengawasi kondisi keuangan dengan meng- X = −4.3 − 4.5X1 + 5.7X 2 − 0.004X 3
gunakan teknik-teknik analisis laporan
keuangan. Analisis laporan keuangan meru- Notasi:
pakan alat yang penting untuk memperoleh X1 = ROA (return on asset)
informasi yang berkaitan dengan posisi X2 = Leverage (debt ratio)
keuangan perusahaan serta hasil yang telah X3 = Likuiditas (current ratio)
dicapai sehubungan dengan pemilihan
strategi perusahaan yang telah diterapkan. Fanny dan Saputra (2005) melakukan
Dengan melakukan analisis laporan ke- penelitian mengenai pengaruh model
uangan perusahaan, maka dapat diketahui prediksi kebangkrutan terhadap opini audit
kondisi dan perkembangan financial pe- going concern. Model prediksi kebangkrut-
rusahaan. Selain itu, juga dapat diketahui an yang digunakan adalah model Altman,
kelemahan serta hasil yang dianggap cukup model Zmijeweski, dan model Springate.
baik dan potensi kebangkrutan perusahaan Dari hasil penelitian tersebut, mereka me-
tersebut. nemukan bahwa model prediksi Altman
merupakan model prediksi terbaik diantara
Model Springate ketiga model yang digunakan tersebut dalam
Model ini dikembangkan oleh Sprin- mempengaruhi ketepatan pemberian opini
gate (1978) dengan menggunakan analisis audit, selanjutnya diikuti oleh model Sprin-
multidiskriminan, dengan menggunakan 40 gate. Sedangkan penggunaan model
perusahaan sebagai sampelnya. Model ini Zmijewski memberikan performance
dapat digunakan untuk memprediksi terburuk dalam memprediksi kebangkrutan.
kebangkrutan dengan tingkat keakuratan Selanjutnya penelitian Hadi dan
92,5%. Model yang berhasil dikembangkan Anggraeni (2008) berupaya untuk
oleh Springate adalah: mengetahui model yang terbaik dari ketiga
Z = 1,03A + 3,07 B + 0,66C +0,4D model, yakni model zmijewski, model
Notasi: altman, dan model springate dalam mem-
A = working capital/total asset prediksi perusahaan yang akan delisting.
B = net profit before interest and taxes/total Berdasarkan analisis data dalam penelitian
asset ini dapat disimpulkan bahwa model prediksi
C = net profit before taxes/current liabilities Altman merupakan prediktor terbaik di
D = sales / total asset antara ketiga prediktor yang dianalisis.
Jika Z < 0,862 maka perusahaan Model Altman merupakan salah satu
diklasifikasikan “failed” metode dengan tingkat keakuratan yang
dapat dipercaya dalam memprediksi
Model Zmijewski kebangkrutan, seperti yang telah diungkap
Model Zmijewski (1984) mengguna- pada penelitian-penelitian sebelumnya
kan analisis rasio yang mengukur kinerja, diatas. Model Altman Z-score sebagai salah
satu pengukuran kinerja kebangkrutan dan
18
Perbandingan Analisis Prediksi …(Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman)
resiko obligasi tidak stagnan atau tetap, sekaligus merefleksikan prospek perusahaan
melainkan berkembang dari waktu ke waktu, dimasa mendatang.
seiring dari kondisi perusahaan dan kondisi Dalam menyusun model Z Altman
dimana metode tersebut diterapkan. mengambil sampel 33 perusahaan manu-
faktur yang bangkrut pada periode 1960
Model Altman sampai 1965 dan 33 perusahaan yang tidak
Altman (1968) adalah orang yang bangkrut dengan lini industri dan ukuran
pertama yang menerapkan Multiple Dis- yang sama. Dengan menggunakan data la-
criminant Analysis. Analisa diskriminan ini poran keuangan dari 1 sampai 5 tahun se-
merupakan suatu teknik statistik yang me- belum kebangkrutan, Altman menyusun 22
ngidentifikasikan beberapa macam rasio rasio keuangan yang paling memungkinkan
keuangan yang dianggap memiliki nilai dan mengelompokkannya dalam 5 kategori:
paling penting dalam mempengaruhi suatu likuiditas, profitabilitas, leverage, solva-
kejadian, lalu mengembangkannya dalam bilitas dan kinerja. Lima macam rasio dari
suatu model dengan maksud untuk memu- lima variabel yang terseleksi akan di kombi-
dahkan menarik kesimpulan dari suatu ke- nasikan bersama untuk memperoleh prediksi
jadian. Analisa diskriminan ini kemudian yang paling akurat tentang kebangkrutan.
menghasilkan suatu dari beberapa Penggunaan model Altman sebagai
pengelompokan yang bersifat apriori atau salah satu pengukuran kinerja kebangkrutan
mendasarkan teori dari kenyataan yang se- tidak bersifat tetap atau stagnan melainkan
benarnya. berkembang dari waktu kewaktu, dimana
Dasar pemikiran Altman mengguna- pengujian dan penemuan model terus
kan analisa diskriminan bermula dari keter- diperluas oleh Altman hingga penerapannya
batasan analisa rasio yaitu metodologinya tidak hanya pada perusahaan manufaktur
pada dasarnya bersifat suatu penyimpangan publik saja tapi sudah mencakup perusahaan
yang artinya setiap rasio diuji secara terpisah manufaktur non publik, perusahaan non
sehingga pengaruh kombinasi dari beberapa manufaktur, dan perusahaan obligasi korpo-
rasio hanya didasarkan pada pertimbangan rasi. Berikut perkembangan model Altman:
para analis keuangan. Oleh karena itu untuk
mengatasi kekurangan dari analisa rasio Model Altman Pertama
maka perlu kombinasikan berbagai rasio Setelah melakukan penelitian
agar menjadi suatu model prediksi yang terhadap variabel dan sampel yang dipilih,
berarti. Altman menghasilkan model kebangkrutan
Dengan berdasarkan penelitian yang pertama. Persamaan kebangkrutan
analisa diskriminan, Altman melakukan yang ditujukan untuk memprediksi sebuah
penelitian untuk mengembangkan model perusahaan publik manufaktur. Persamaan
baru untuk memprediksikan kebangkrutan dari model Altman pertama yaitu
perusahaan. Model yang dinamakan z-score Z = 1,2XI + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 +
dalam bentuk aslinya adalah model linier 0,999X5
dengan rasio keuangan yang diberi bobot Keterangan:
untuk memaksimalkan kemampuan model Z = bankrupcy index
tersebut dalam memprediksi. Model ini pada X1 = working capital / total asset
dasarnya hendak mencari nilai “Z” yaitu X2 = retained earnings / total asset
nilai yang menunjukkan kondisi perusahaan, X3 = earning before interest and
apakah dalam keadaan sehat atau tidak dan taxes/total asset
menunjukkan kinerja perusahaan yang
19
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1, April 2009 Hal: 15–28
20
Perbandingan Analisis Prediksi …(Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman)
21
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1, April 2009 Hal: 15–28
22
Perbandingan Analisis Prediksi …(Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman)
23
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1, April 2009 Hal: 15–28
24
Perbandingan Analisis Prediksi …(Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman)
kebangkrutan yang dapat digunakan untuk Sama halnya dengan ukuran per-
perusahaan manufaktur go public. usahaan, secara umum dari penelitian
Perusahaan manufaktur yang dengan menggunakan umur sebagai pen-
diprediksi bangkrut adalah perusahaan yang jelas, perusahaan yang berumur dibawah 30
memiliki kondisi keuangan yang tidak sehat. tahun memiliki kemungkinan bangkrut lebih
Perusahaan yang mengalami kondisi ke- besar dari pada perusahaan manufaktur
uangan yang tidak sehat ini karena adanya kelompok umur diatas 30 tahun, walaupun
faktor dari internal dan eksternal perusaha- demikian dari kedua pengelompokan ter-
an. Faktor internal tersebut adalah terlalu sebut untuk masing-masingnya ada per-
besarnya kredit yang diberikan kepada usahaan yang diprediksi bangkrut, dan
debitur atau pelanggan, manajemen yang perusahaan tidak bangkrut. Ini menunjukkan
tidak efisien serta penyalahgunaan wewe- bahwa perusahaan yang telah berdiri lama
nang yang dilakukan oleh karyawan dan hal ini tidak menjamin bahwa perusahaan
kadang oleh manajer puncak sangat merugi- tersebut tidak akan mengalami kebangkrutan
kan, apalagi kecurangan itu berhubungan atau selalu berada pada kondisi keuangan
dengan keuangan perusahaan. Sedangkan yang sehat. Jadi perusahaan dengan umur
faktor ekternal yaitu seperti ekonomi, sosial, berapapun dapat mengalami kondisi
kemajuan teknologi, peraturan pemerintah, keuangan yang kurang sehat atau dapat
pelanggan pemasok dan pesaing. diprediksi mengalami kebangkrutan dari
Selanjutnya secara umum dari hasil perhitungan ketiga model Altman. Hal
penelitian dengan menggunakan ukuran ini terjadi karena adanya faktor-faktor lain
sebagai penjelas, dari ketiga model Altman yang mempengaruhinya yaitu faktor internal
persentase perusahaan yang diprediksi dan eksternal.
bangkrut untuk perusahaan kecil memiliki Kebangkrutan dapat disimpulkan se-
persentase yang paling besar dari pada bagai suatu keadaan atau situasi dalam hal
kemungkinan kebangkrutan untuk kelompok ini perusahaan gagal atau tidak mampu lagi
perusahaan besar. Ini menunjukkan bahwa memenuhi kewajiban-kewajiban kepada
perusahaan kecil memiliki kemungkinan debitur karena perusahaan mengalami ke-
yang besar untuk mengalami kebangkrutan kurangan dan ketidakcukupan dana untuk
dari pada perusahaan besar. Walaupun menjalankan atau melanjutkan usahanya
demikian pada penelitian ini ada beberapa sehingga tujuan ekonomi yang ingin dicapai
perusahan kecil yang memiliki kondisi oleh perusahaan tidak dapat dicapai yaitu
keuangan yang sehat dan diprediksi tidak profit, sebab dengan laba yang diperoleh
bangkrut, kemungkinan bangkrut untuk perusahaan bisa digunakan untuk mengem-
perusahaan kecil lebih besar tapi hal tersebut balikan pinjaman, membiayai operasi peru-
juga tidak menutup kemungkinan untuk sahaan dan kewajiban-kewajiban yang harus
perusahaan besar diprediksi bangkrut seperti dipenuhi bisa ditutup dengan laba atau
yang diperoleh pada penelitian ini yaitu aktiva yang dimiliki.
perusahan besar ada yang diprediksi Berdasarkan penjabaran di atas, in-
bangkrut oleh ketiga model Altman. Jadi vestor, kreditor, auditor, pemerintah, dan
perusahaan yang diprediksi mengalami pemilik perusahaan dapat memperoleh gam-
kebangkrutan dapat dialami oleh perusahaan baran besar kecilnya kemungkinan perusa-
besar maupun kecil. Hal ini terjadi karena haan tersebut akan mengalami kebangkrutan
adanya faktor-faktor lain yang mempe- atau tidak berdasarkan pertimbangan pada
ngaruhinya yaitu faktor internal dan ketiga model pediksi kebangkrutan Altman
eksternal. pertama, revisi dan modifikasi. Prediksi ke-
25
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1, April 2009 Hal: 15–28
26
Perbandingan Analisis Prediksi …(Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman)
27
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1, April 2009 Hal: 15–28
28