You are on page 1of 13

258

Journal of Business Administration Vol 3, No 2, September 2019, hlm, 258-270 e-ISSN:2548-9909

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL SPRINGATE,


ZMIJEWSKI, DAN ALTMAN DALAM MEMPREDIKSI
FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Diana Supriati¹, Icuk Rangga Bawono ²,
Kusriyadi Choirul Anam3

¹STEI Indonesia
Email : diana.zulham@gmail.com
2
Public Sector Accounting Specialist
Visiting Academic
University of Canterbury
Christchurch New zealand
Accounting Department Faculty of Economic and Business
Jenderal Soedirman University
HR Boenyamin 708nPurwokerto
Central Java indonesia
Email: cukycutes@yahoo.com
3 ProgramStudi Akuntansi, STEI Indonesia
Email : choirulanam.kusriyadi40@gmail.com

Abstract
Financial Distress can be interpreted as a phase of the decline in financial conditions
experienced by a company. One of the indicators is the inability of the company to pay off its
debts that are due, which is caused by losses suffered by the company in several years. This
study aims to analyze and predict financial distress in companies listed on the Indonesia Stock
Exchange that have suffered for several years and to find out which prediction models can
indicated the best financial distress. The populations in this study are manufacturing companies
listed on the Indonesia Stock Exchange in 2015-2017. The sample in this study was determined
based on the purposive sampling method and obtained a sample of 16 companies, the final
observation in this study were 48 observations. The data in this study were analyzed using the
Springate, Zmijewski, and Altman models. This study concludes that for sample analyzed by the
Springate and Altman models, the majority are classified as having indicated financial distress
and for those analyzed by the Zmijewski model only a small proportion classified as having
financial distress. Furthemore, for the best predictive model in indicating financial distress is
the Springate model.

Keywords:Financial Distress, Springate Model, Zmijewski Model, and Altman Model


259

Diana S, Icuk RB & Kusriyadi CA, Analisis Perbandingan Model Springate...

PENDAHULUAN kas yang negatif, dimana beban


Ulfa Arieza (2018), Fenomena operasional melebihi dari pendapatan
beberapa perusahaan yang dinyatakan yang diperoleh (Agusti. 2013).
pailit oleh pengadilan dan beberapa Financial distress merupakan
perusahaan yang dikeluarkan kondisi kesulitan keuangan yang
(delisting) oleh Bursa Efek Indonesia sedang dihadapi oleh suatu
(BEI) di tahun 2018 perusahaan.Financial distress juga
(www.okezone.com), ini cukup dapat diartikan sebagai fase
menyita perhatian para pelaku pasar. penurunan kondisi keuangan yang
Kepailitan dan delisting mempunyai terjadi sebelum kebangkrutan ataupun
kemiripan jika dilihat dari likuidasi (Plat dan Plat, 2012)
penyebabnya, dimana kepailitan Financial distress dapat diawali
disebabkan oleh kesulitan keuangan dengan ketidakmampuan perusahaan
yang dialami debitur dalam dalam membayar hutang jangka
memenuhi kewajibannya baik atas pendek dan sekaligus jangka
permohonan para kreditur maupun panjangnya. Bilamana kondisi
atas permohonan sendiri.Adapun financial distress diketahui sejak
delisting perusahaan oleh Bursa Efek awal, tentu dapat dilaksanakan
Indonesia (BEI) dapat dilakukan jika tindakan perbaikan sehingga
perusahaan yang tercatat mengalami perusahaan akan terhindar dari
sekurang-kurangnya satu dari dua kondisi kesulitan keuangan yang
kondisi yang ada.Dua kondisi tersebut sangat berat seperti kebangkrutan.
adalah mengalami kondisi atau Salah satu metode yang dapat
peristiwa yang secara signifikan digunakan untuk memprediksi
berpengaruh negatif terhadap kondisi financial distress adalah
kelangsungan usaha perusahaan melalui analisis keuangan. Drake
tercatat baik secara finansial atau (2007) analisis keuangan sebagai
secara hukum atau terhadap suatu seleksi (selection), evaluasi
kelangsungan status perusahaan (evaluation), dan intepretasi
tercatat dan tidak menunjukkan (interpretation) atas data keuangan,
indikasi pemulihan yang memadai. serta menghubungkan dengan
Fenomena lain yang juga informasi lain yang dimaksudkan
sedang menerpa perusahaan di untuk membantu keputusan investasi
Indonesia adalah kerugian usaha. dan keuangan. Salah satu informasi
Fenomena kerugian usaha ini paling yang dihasilkan dari analisis
dirasakan oleh perusahaan pada keuangan adalah didapatkannya rasio-
sektor manufaktur. Jika dirinci, rasio keuangan.Rasio keuangan
perusahaan yang melaporkan menurut Aksoy dan Ugurlu (2016)
kerugian di tahun 2015 sebanyak 30 dapat menggambarkan kinerja
perusahaan, di tahun 2016 sebanyak keuangan perusahaan yang
28 perusahaan, dan di tahun 2017 sesungguhnya terjadi.
sebanyak 34 perusahaan. Salah satu Terdapat beberapa model
faktor utama penyebab financial untuk memprediksi financial distress
distress adalah kerugian yang dialami suatu perusahaan. Yang pertama
suatu perusahaan. Kerugian tahun adalah model Springate atau disebut
sebelumnya dari aktivitas operasional juga S-score. Springate menggunakan
perusahaan akan menimbulkan arus metode yang sama dengan Altman
260

Journal of Business Administration Vol 3, No 2, September 2019, hlm, 258-270

(1968) yaitu multiple discriminant keuangan dan kinerja keuangan suatu


analysis (MDA). Springate hanya entitas perusahaan.Laporan keuangan
memilih 4 rasio dari 19 rasio yang merupakan salah satu sumber
dipergunakan dalam pengujiannya informasi penting yang digunakan
yang mampu membedakan antara dalam pengambilan keputusan.
perusahaan yang mengalami financial Namun demikian, laporan keuangan
distress dan yang tidak mengalami (bersifat historis) menyajikan
financial distress (Wulandary dan informasi apa yang telah terjadi,
Nur, 2014). Dari hasil pengujiannya sehingga timbul kesejangan
model ini memiliki tingkat kebutuhan informasi. Analisis laporan
keakurasian sebesar 92% (Ida dan keuangan digunakan untuk membantu
Santoso.2011 dalam Kokyung dan mengatasi kesenjangan kebutuhan
Khairani. 2014:2). informasi tersebut dengan cara
Yang kedua adalah model mengolah kembali laporan keuangan,
Altman. Ditemukan oleh Edward L. sehingga dapat membantu para
Altman pada tahun 1968. Dalam pengambil keputusan melakukan
penelitiannya Altman memilih lima prediksi-prediksi.
rasio keuangan seperti likuiditas,
profitabilitas, leverage, solvabilitas, Rasio Keuangan
dan aktivitas. Pada model Altman ini Rasio keuangan merupakan
menemukan keakuratan pada tahun ukuran statistik terkait dengan dua
pertama dan tahun kedua sebelum angka dari laporan labarugi, neraca
kebangkrutan yaitu sebesar 95% dan atau keduanya (Halim, et al 2012
72%. dalam Mujani. 2012:3). Salah satu
Yang ketiga adalah model tujuan dilakukannya analisis rasio
Zmijewski. Model ini ditemukan oleh keuangan adalah sebagai alat analisis
Zmijewski pada tahun 1983 dengan untuk mengidentifikasi kekuatan dan
melakukan riset selama 20 tahun kelemahan suatu perusahaan
dengan sampel 75 perusahaan dimaksudkan untuk mengakses
bangkrut dan 73 perusahaan sehat kelangsungan hidup (viability) dan
dalam kurun waktu 1972 sampai menentukan return yang memuaskan
dengan 1978. Dari penelitiannya akan dihasilkan dari pengambilan
ditemukan bahwa indicator F-test risiko.
terhadap rasio rate of return, liquidity,
leverage turnover, fixed payment Financial Distress
coverage, trens, firm size, dan stock Financial distress merupakan
return volatility, menunjukkan bahwa kondisi kesulitan keuangan yang
adanya perbedaan signifikan antara dialami Kesulitan keuangan ini
perusahaan yang sehat dan tidak sehat meliputi keterbatasan kas untuk
(Setiawati. 2017 dalam Sari. 2014:38) aktivitas operasi normal perusahaan
hingga tertunda dan terhentinya
pembayaran kewajiban-kewajiban
KAJIAN LITERATUR perusahaan yang telah jatuh tempo
Landasan Teori maupun yang akan jatuh tempo.
Laporan Keuangan Beaver, et al (2011) dalam Dwijayanti
Menurut PSAK No. 1 (revisi (2010:103) mendefinisikan financial
2013) laporan keuangan merupakan distress sebagai ketidakmampuan
suatu penyajian terstruktur dari posisi perusahaan untuk membayar
261

Diana S, Icuk RB & Kusriyadi CA, Analisis Perbandingan Model Springate...

kewajiban-kewajiban financial yang 1. Volume penjualan yang terus


telah jatuh tempo. Sedangkan menurun
menurut Brigham dan Daves (2003) 2. Penurunan kemampuan
dalam Hidayat dan Meiranto (2014:2) perusahaan dalam
kesulitan keuangan (financial menghasilkan keuntungan
distress) terjadi akibat dari 3. Adanya ketergantungan
serangkaian pengambilan keputusan perusahaan terhadap hutang
yang kurang tepat, kurangnya dan jumlah hutang yang besar.
pengawasan kondisi keuangan dan Adapun tanda-tanda kesulitan
beberapa kelemahan yang saling keuangan yang terlihat dari pihak luar
terkait sehingga penggunaannya tidak perusahaan diantaranya:
sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
1. Penurunan jumlah dividen
Faktor Penyebab Financial Distress yang dibagikan kepada
Financial distress dapat pemegang saham selama
disebabkan oleh faktor internal dan beberapa periode.
faktor eksternal. Agusti (2013) dalam 2. Penurunan laba perusahaan
Muflihah (2017:257) menjelaskan yang terus-menerus selama
bahwa faktor utama penyebab beberapa periode
financial distress dari internal 3. Satu atau lebh unit usaha yang
perusahaan diantaranya: ditutup atau dijual perusahaan
4. Adanya PHK terhadap
1. Kerugian perusahaan
karyawan secara besar-
2. Besarnya jumlah hutang
besaran
3. Kesulitan arus kas
5. Penurunan harga pasar saham
Adapun faktor utama perusahaan yang terus-
penyebab financial distress dari menerus
eksternal perusahaan ini berupa Kebangkrutan
kebijakan pemerintah yang
Purnajaya dan Merkusiwati
menaikkan tarif pajak, kenaikan suku
(2014:49) mendefinisikan
bunga pinjaman, dan fluktuasi nilai
kebangkrutan adalah suatu kondisi
tukar mata uang terhadap mata uang
negara lain. Faktor-faktoreksternal disaat perusahaan mengalami
ketidakcukupan dana untuk
tersebut dapat menyebabkan
menjalankan usahanya. Selain itu
peningkatan beban usaha yang harus
ditanggung perusahaan. Model dasar Widara (2010) dalam Sondakh, et al
kebangkrutan atau trinitas penyebab (2014:366) menjelaskan bahwa istilah
bangkrut lebih mengutamakan pada
kesulitan keuangan menurut Lizal
usaha pencapaian tujuan dan aspek
(2002) dalam Dwijayanti (2010:197)
ekonomi perusahaan, yaitu berupa
terdiri dari neoclasical model,
kegagalan perusahaan dalam
financial model, dan corporate
menncapai tujuannya. Kegagalan
governance model.
tersebut menurut Gunardiansya
Tanda-Tanda Financial Distress (2009) dalam Purnajaya dan
Beberapa tanda-tanda Merkusiwati (2014:49-50) dapat
kesulitan keuangan yang terlihat oleh dirinci yaitu kegagalan ekonomi
internal perusahaan menurut Ratna (economic failure), kegagalan
dan Marwati (2018:55) diantaranya: keuangan (financial distressed),
262

Journal of Business Administration Vol 3, No 2, September 2019, hlm, 258-270

insolvensi teknis (technical 2. Apabila nilai indeks S


insolvency), insolvensi dalam kurang dari 0,862 (< 0,862),
pengertian kebangkrutan, dan legal maka perusahaan
bankruptcy. Tahapan kebangkrutan diklasifikasikan terindikasi
menurut Kordestani, et al (2011:278) mengalami financial
terdiri dari: distress.
1. Latency
2. Shortage of cash Model Zmijewski
3. Financial distress Model Zmijewski ditemukan
4. Bankruptcy oleh Zmijewski pada tahun 1983
Model Springate dengan melakukan riset selama 20
tahun dalam kurun waktu 1972
Model Springate
sampai dengan 1978 (Sari, 2014).
dikembangkan oleh Gorgon L.V.
Dalam penelitiannya Zmijewski
Springate pada tahun 1978.Model
mengunakan sampel 75 perusahaan
Springate merupakan model rasio
bangkrut dan 73 perusahaan sehat,
yang menggunakan MDA (multiple
dan diperoleh hasil yaitu ditemukan
discriminant analysis). Adapun
adanya perbedaan signifikan antara
model persamaan dari Springate
perusahaan yang sehat dan yang tidak
sebagai berikut:
sehat. Adapun model persamaan dari
Zmijewski sebagai berikut:
S = 1,03 A + 3,07 B + 0,66 C + 0,4 D
X = -4,3 – 4,5 X1 + 5,7 X2 – 0,004
Keterangan: X3
Keterangan:
S = Indeks Springate X1 = Net Income to Total Assets (ROA)
A = Modal Kerja / Total Harta X2 = Debt Ratio (TLTA)
(Working Capital to Total Assets) Modal
Kerja = Aset Lancar – Kewajiban Lancar X3 = Current Ratio ( CACL)

B = Pendapatan Sebelum Bunga dan Nilai cut off dari model Zmijewski
Pajak / Total Harta (Earning Before adalah 0, sehingga dapat diartikan
Interest and Taxes to Total Assets) sebagai berikut:
C = Pendapatan Sebelum Pajak / 1. Jika nilai indeks X lebih besar
Kewajiban Lancar (Earning Before Taxes atau sama dengan 0 (> / = 0)
to Current Liabilities) maka perusahaan tersebut
D = Penjualan / Total Aset (Sales to Total terindikasi mengalami financial
Assets) distress.
Nilai cut off dari model Springate 2. Jika nilai indeks X kurang dari
sebesar 0,862, sehingga dapat 0 (< 0) maka perusahaan
diartikan sebagai berikut: tersebut tidak terindikasi
mengalami Financial distress
1. Apabila nilai indeks S lebih
dari 0,862 (> 0,862), maka Model Altman
perusahaan diklasifikasikan Edward L. Altman melakukan
tidak terindikasi mengalami penelitian pada tahun 1968 dengan
financial distress. mengidentifikasi perusahaan
manufaktur go public yang bangkrut
263

Diana S, Icuk RB & Kusriyadi CA, Analisis Perbandingan Model Springate...

dan yang tidak bangkrut dan yang Rasio ini memperlihatkan


tidakdan bangkrut. Dalam penelitian kemampuan perusahaan dalam
itu Edward L. Altman memilih lima menghasilkan modal kerja bersih dari
rasio keuangan yaitu likuiditas, seluruh total aset yang dimiliki. Rasio
profitabilitas, leverage, solvabilitas, ini dihitung dengan cara modal kerja
dan aktivitas. Model Altman bersih dibagi dengan total aset. Modal
menemukan keakuratan pada tahun kerja dihitung dengan cara aset lancar
pertama dan tahun kedua sebelum dikurangi dengan kewajiban
kebangkrutan yaitu sebesar 95% dan (Sondakh, et al.2014:368).
72%. Adapun model persamaan dari Retained Earning to Total Assets
Altmansebagai berikut: Ratio
Rasio ini menunjukkan
Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1 X5
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba ditahan dari total
Keterangan: aset perusahaan. Laba ditahan dapat
X1 = Working Capital / Total Assets terbentuk dikarenakan para pemegang
Working Capital = Current Assets – saham biasa memberikan izin kepada
Current Liabilities
perusahaan untuk menginvestasikan
X2 = Retained Earning / Total Assets
X3 = Earning Before Interest and Taxes / kembali laba dengan tujuan tertentu
Total Assets dan tidak dibagikan dalam bentuk
X4 = Market Value of Equity / Book dividen.
Value of Earning Before Interest and Taxes to
Liabilities Total Assets Ratio
X5 = Sales / Total Assets
Rasio ini menggambarkan
Z = Overall Index
kemampuan perusahaan dalam
Nilai cut off yang digunakan Altman menghasilkan laba dari aset
adalah 1,8 dan 2,99, sehingga dapat perusahaan, sebelum pembayaran
diartikan sebagai berikut: bunga dan pajak (Endri, 2009). Rasio
1. Jika nilai indeks Z sebesar kurang ini bermanfaat dalam mengukur
dari 1,8 (< 1,8) maka perusahaan profitabilitas suatu usaha dengan
terindikasi mengalami financial tidak memandang berapa besar
distress. hutang dari perusahaan tersebut
2. Jika nilai indeks Z diantara 1,8 (Sugianto, 2017:31). Semakin kecil
sampai dengan 2,99 maka nilai rasio EBIT to TA ini
perusahaan diklasifikasikan mencerminkan bahwa kemampuan
berada pada zona rawan (grey) perusahaan untuk memperoleh laba
atau menuju kondisi terindikasi sebelum bunga dan pajak dari aset
mengalami financial distress. yang dimiliki semakin kecil, sehingga
3. Jika nilai indeks Z lebih besar dari kemungkinan perusahaan mengalami
2,99 (>2,99) maka dapat financial distress semakin tinggi
diklasifikasikan tidak terindikasi (Irfan. 2014 dalam Sugianto.
mengalami financial distress atau 2017:31).
dalam keadaan sehat (healty) Return On Assets (ROA)

Working Capital to Total Assets Merupakan rasio profitabilitas


Ratio yang menunjukkan persentase
keuntungan (laba bersih) yang
264

Journal of Business Administration Vol 3, No 2, September 2019, hlm, 258-270

diperoleh perusahaan sehubungan hutang yang dapat dipenuhi oleh


dengan keseluruhan sumber daya asetnya.Semakin kecil rasio hutang
(Kho. 2017 : 1). Rasio ini berguna perusahaan maka semakin aman
untuk mengukur seberapa efisiennya perusahaan tersebut dari kesulitan
suatu perusahaan untuk mengubah keuangan (Rohman. 2018:3).
uang yang digunakan untuk membeli
aset menjadi laba bersih. Current Ratio
Current ratio atau rasio lancar
Sales to Total Assets Ratio
merupakan rasio atas perbandingan
Merupakan rasio yang antara aset lancar dengan kewajiban
menujukkan apakah suatu perusahaan lancar. Likuiditas perusahaan
menghasilkan volume usaha yang dikatakan baik jika nilai rasionya
mencukupi dibandingkan dengan sama dengan 2 (Sondakh, et al.
investasi pada total asetnya (Sondakh, 2014:369). Sehingga semakin tinggi
et al (2014:368). Tingkat efisiensi rasio lancar suatu perusahaan, maka
manajemen dalam mempergunakan semakin tinggi pula kemampuan
seluruh aset perusahaan dalam perusahaan dalam memenuhi
menghasilkan penjualan dan laba kewajiban lancarnya
yang didapatkan tergambar pada rasio (Rohman.2018:2).
ini.
METODE PENELITIAN
Market Value of Equity to Book
Value Liabilities Ratio Jenis Penelitian
Rasio nilai pasar modal Strategi penelitian yang
sendiri terhadap nilai buku hutang digunakan dalam penelitian ini adalah
menujukkan kemampuan perusahaan deskriptif dimana digunakan untuk
dalam memenuhi beberapa kewajiban menggambarkan kejadian atau situasi
dari nilai pasar modal sendiri (saham yang ada dengan tujuan memberikan
biasa) (Sugianto. 2017:31).Nilai pasar gambaran yang akurat dari sebuah
modal sendiri diperoleh dengan data menggambarkan suatu proses,
mengalikan harga pasar per lembar mekanisme, atau hubungan antar
saham biasa dengan jumlah lembar kejadian (Hendryadi. 2018).
saham biasa yang beredar. Nilai buku
hutang diperoleh dengan cara
menjumlahkan hutang jangka pendek Populasi dan Sampel Penelitian
dengan hutang jangka panjang (Ulfa. Jumlah populasi dalam
2009 dalam Sugianto.2017:31). penelitian ini adalah 140 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Debt Ratio Efek Indonesia (BEI) untuk periode
2015 sampai dengan 2017. Teknik
Debt ratio atau rasio hutang pemilihan sampel menggunakan
merupakan rasio yang dapat
purposive sampling dimana sampel
dipergunakan dalam menghitung
diambil dengan kriteria, maksud
besarnya jumlah porsi dana yang tujuan tertentu. Sampel yang
berasal dari hutang, baik hutang
memenuhi kriteria dalam penelitian
lancar maupun hutang jangka panjang ini berjumlah 16 perusahaan dengan
(Rohman.2018:2). Rasio ini tahun pengamatan selama 3 tahun.
menggambarkan berapa jumlah
265

Diana S, Icuk RB & Kusriyadi CA, Analisis Perbandingan Model Springate...

Metoda Analisis Data


Gambar 1
Dalam proses analisis data
Hasil Analisis Prediksi Financial
dalam penelitian ini, peneliti
Distress
mempergunakan model Springate,
Zmijewski dan Altman. Selanjutnya
menghitung jumlah hasil prediksi dari Hasil Analisis Prediksi
masing-masing model untuk 3 tahun
pengamatan yaitu 2015, 2016, 2017.
Financial Distress
Springate Zmijewski Altman
HASIL DAN PEMBAHASAN 1513 12 14 15
10 10 10 10
6 6
1 1 002 2 3 003 4 1 3 003
Dari hasil analisis prediksi
financial distress dari ketiga model ini

Distress

Distress

Distress
Non Distress

Non Distress

Non Distress
Grey

Grey

Grey
telah diklasifikasikan berdasarkan
nilai indeks dari masing-masing
model. Untuk model Springate
terdapat dua klasifikasi yaitu
terindikasi mengalami financial 2015 2016 2017
distress jika nilai indeks S < 0,862, Tahun
dan tidak terindikasi mengalami
financial distress jika nilai indeks S > Sumber: diolah oleh penulis (2019)
/ = 0,862. Untuk model Zmijewski
Berdasarkan data hasil analisi
terdapat dua klasifikasi yaitu
prediksi financial distress di atas
terindikasi mengalami financial
maka dapat diuraikan sebagai berikut:
distress jika nilai indeks X > / = 0, dan
tidak terindikasi mengalami financial Pada tahun 2015, terdapat 1
distress jika nilai indeks X < 0. Untuk perusahaan yang diklasifikasikan
model Altman terdapat tiga klasifikasi tidak terindikasi mengalami financial
yaitu klasifikasi terindikasi distress untuk model Springate,
mengalami financial distress jika nilai terdapat 10 perusahaan yang tidak
indeks Z < 1,8, klasifikasi berada pada terindikasi mengalami financial
zona rawan atau menuju kondisi distress untuk model Zmijewski dan
terindikasi mengalami financial terdapat 1 perusahaan yang tidak
distress jika nilai indeks Z > 1,8 dan < terindikasi mengalami financial
2,99, dan klasifikasi tidak terindikasi distressuntuk model Altman.Terdapat
mengalami financial distress jika nilai 2 perusahaan yang diklasifikasikan
indeks Z > 2,99. berada pada zona rawan (grey) atau
berada pada kondisi menuju
terindikasi mengalami financial
distress. Selanjutnya terdapat 15
perusahaan yang diklasifikasikan
terindikasi mengalami financial
ditress untuk model Springate,
terdapat 6 perusahaan yang
266

Journal of Business Administration Vol 3, No 2, September 2019, hlm, 258-270

diklasifikasikan terindikasi rawan (grey) atau menuju kondisi


mengalami financial distress untuk terindikasi mengalami financial
model Zmijewski, dan terdapat 13 distress. Selanjutnya terdapat 15
perusahaan yang diklasifikasikan perusahaan yang diklasifikasikan
terindikasi mengalami financial terindikasi mengalami financial
distress untuk model Altman. distress untuk model Springate,
terdapat 6 perusahaan yang
Pada tahun 2016, terdapat 2 diklasifikasikan terindikasi
perusahaan yang diklasifikasikan mengalami financial distress untuk
tidak terindikasi mengalami financial model Zmijewski dan terdapat 10
distress untuk model Springate, perusahaan yang terindikasi
terdapat 12 perusahaan yang mengalami financial distress untuk
diklasifikasikan tidak terindikasi model Altman.
mengalami financial distress untuk
model Zmijewski, dan terdapat 3 Total hasil analisis prediksi financial
perusahaan yang diklasifikasikan distress pada perusahaan manufaktur
tidak terindikasi mengalami financial dengan ketiga model tersebut sebagai
distress untuk model berikut:
Altman.Kemudian terdapat 3
perusahaan yang diklasifikasikan a. Model Springate
berada pada zona rawan (grey) atau mengklasifikasikan 44
menuju kondisi terindikasi perusahaan terindikasi
mengalami financial distress untuk mengalami financial
model Altman. Selanjutnya terdapat distress, dan 4 perusahaan
14 perusahaan yang diklasifikasikan tidak terindikasi mengalami
terindikasi mengalami financial financial distress.
distress untuk model Springate,
terdapat 4 perusahaan yang b. Model Zmijewski
diklasifikasikan terindikasi mengklasifikasikan 16
mengalami financial distress untuk perusahaan terindikasi
model Zmijewski, dan terdapat 10 mengalami financial
perusahaan yang diklasifikasikan distress, dan 32 perusahaan
terindikasi mengalami financial tidak terindikasi mengalami
distress untuk model Altman. financial distress.
c. Model Altman
Pada tahun 2017, terdapat 1 mengklasifikasikan 33
perusahaan yang diklasifikasikan perusahaan terindikasi
tidak terindikasi mengalami financial mengalami financial
distress untuk model Springate, distress, 8 perusahaan berada
terdapat 10 perusahaan yang pada zona rawan (grey) atau
diklasifikasikan tidak terindikasi menuju kondisi terindikasi
mengalami financial distress untuk mengalami financial
model Zmijewski, dan terdapat 3 distress, dan 7 perusahaan
perusahaan yang diklasifikasikan tidak terindikasi mengalami
tidak terindikasi mengalami financial financial distress.
distress untuk model Altman.
Kemudian terdapat 3 perusahaan yang
diklasifikasikan berada pada zona
267

Diana S, Icuk RB & Kusriyadi CA, Analisis Perbandingan Model Springate...

KESIMPULAN 3. Kondisi keuangan perusahaan


manufaktur berdasarkan model
Dari hasil pembahasan pada
Altman, untuk tahun 2015
bab-bab sebelumnya, maka dapat
terdapat 13 perusahaan
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
diklasifikasikan terindikasi
1. Kondisi keuangan perusahaan mengalami financial distress dan
manufaktur berdasarkan model terdapat 2 perusahaan
Springate, untuk tahun 2015 diklasifikasikan berada zona
terdapat 15 perusahaan rawan (grey) untuk menuju
diklasifikasikan terindikasi kondisi terindikasi mengalami
mengalami financial distress dan financial distress serta terdapat 1
1 perusahaan diklasifikasikan perusahaan diklasifikasikan tidak
tidak terindikasi mengalami terindikasi mengalami financial
financial distress. Untuk tahun distress. Untuk tahun 2016,
2016 terdapat 14 perusahaan terdapat 10 perusahaan
diklasifikasikan terindikasi diklasifikasikan terindikasi
mengalami financial distress dan mengalami financial distress dan
2 perusahaan diklasifikasikan terdapat 3 perusahaan
tidak terindikasi mengalami diklasifikasikan berada pada zona
financial distress. Untuk tahun rawan (grey) untuk menuju
2017 terdapat 15 perusahaan kondisi terindikasi mengalami
diklasifikasikan tidak terindikasi financial distress serta terdapat 3
mengalami financial distress dan perusahaan diklasifikasikan tidak
1 perusahaan diklasifikasikan terindikasi mengalami financial
tidak terindikasi mengalami distress. Untuk tahun 2017
financial distress. terdapat 10 perusahaan
2. Kondisi keuangan perusahaan diklasifikasikan terindikasi
manufaktur berdasarkan model mengalami financial distress dan
Zmijewski, untuk tahun 2015 terdapat 3 perusahaan
terdapat 6 perusahaan diklasifikasikan berada pada zona
diklasifikasikan terindikasi rawan (grey) untuk menuju
mengalami financial distress dan kondisi terindikasi mengalami
10 perusahaan diklasifikasikan financial distress, serta terdapat 3
tidak terindikasi mengalami perusahaan diklasifikasikan tidak
financial distress. Untuk tahun terindikasi mengalami financial
2016, terdapat 4 perusahaan distress.
diklasifikasikan terindikasi 4. Jumlah hasil analisis prediksi
mengalami financial distress dan financial distress pada
12 perusahaan diklasifikasikan perusahaan manufaktur untuk
tidak terindikasi mengalami model Springate
financial distress. Untuk tahun mengklasifikasikan 44
2017 terdapat 6 perusahaan perusahaan yang terindikasi
diklasifikasikan terindikasi mengalami financial distress dan
mengalami financial distress dan mengklasifikasikan 4 perusahaan
10 perusahaan diklasifikasikan tidak terindikasi mengalami
tidak terindikasi mengalami financial distress. Untuk model
financial distress. Zmijewski mengklasifikasikan
268

Journal of Business Administration Vol 3, No 2, September 2019, hlm, 258-270

16 perusahaan yang terindikasi and Grover in Tehran Stock Exchange.


mengalami financial distress dan Mediterranean Journal of Social Sciences
mengklasifikasikan 32 Vol 7 No. 4
perusahaan tidak terindikasi Aprilyani, Jane. 2018. Truba Alam
mengalami financial distress. Delisting Investor Jual Cepat Sahamnya.
Untuk model Altman Kontan.co.id. Di unduh pada 9 Desember
mengklasifikasikan 33 2018
perusahaan yang terindikasi Arief, Tegar. 2018. Merger Jaya Pari
mengalami financial distress dan Steel Akan Delisting 8 Oktober 2018.
mengklasifikasikan 8 perusahaan Bisnis.com. Di unduh pada 9 Desember
berada pada zona rawan (grey) 2018
untuk menuju kondisi terindikasi Carolina, et al. 2017. Analisis Rasio
mengalami financial distress Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi
serta mengklasifikasikan 7 Financial Distress. Jurnal Akuntansi
perusahaan tidak terindikasi Maranatha Vol. 9 No. 2
mengalami financial Curry dan Banjarnahor. 2018. Financial
distress.Sehingga dapat ditarik Distress Pada Perusahaan Sektor Properti
kesimpulan bahwa model Go Public di Indonesia. Seminar
prediksi yang dapat Nasional Pakar ke 1
mengindikasikan financial
Dewi, Nur. Fajrina. 2014. Model Prediksi
distress yang lebih baik adalah Financial Distress Untuk Mendeteksi
model Springate. Potensi Kebankrutan Pada Industri
Saran-saran untuk penelitian Perbankan. Tugas Akhir
selanjutnya adalah dengan Dwijayanti, Febriana. Patricia. S. 2010.
mempergunakan sampel dari seluruh Penyebab, Dampak, Dan Prediksi Dari
perusahaan manufaktur yang terdafar Financial Distress Serta Solusi Untuk
di Bursa Efek Indonesia (BEI) agar Mengatasi Financial Distress. Jurnal
diperoleh hasil prediksi yang lebih Akuntansi Kontemporer. Vol. 2 No. 2
baik dan lebih menyeluruh. Fahreza. Dimas. 2017. Rasio Keuangan-
Keterbatasan dalam penelitian ini Arti Jenis dan Rumusnya.
https://zahiraccounting.com. Di unduh
adalah proses input data dan
pada 31 Desember 2018
perhitungan secara manual sehingga
berpeluang untuk terjadi kesalahan Hapsari, Indri. Evanny. 2012. Kekuatan
hitung dan hanya mempergunakan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
tiga model prediksi financial distress. Kondisi Financial Distress Perusahaan
Manufaktur di BEI. Jurnal Dinamika
Manajemen. JDM Vol 3. No.2
REFERENSI Hendryadi.2018.Metode Riset Untuk
Mahasiswa Bisnis dan Manajemen.
Alali, Musaed. S. 2018. Predicting
Jakarta.
Financial Distress For Mobile
Telecomunication Companies Listed In Hidayat dan Meiranto. 2014.
Kuwait Exchange Using Altman’s Model. PrediksiFinancial Distress Perusahaan
Journal of Economics, Finance and Manufaktur di Indonesia. Diponegoro
Accounting Volume 5 Journal of Accounting. Vol 3 Nomor 3
Aminian, et al. 2016. Investigate the https://www.sahamok.com/perusahaan-
Ability of Bankruptcy Prediction Models manufaktur-di-bei. Di unduh pada 10
of Altman and Springate and Zmijewski Desember 2018
269

Diana S, Icuk RB & Kusriyadi CA, Analisis Perbandingan Model Springate...

Ikatan Akuntan Indonesia. 2017. Standar Meiliawati, Anggi. 2016. Analisis


Akuntansi Keuangan Efektif Per 1 Perbandingan Model Springate Dan
Januari 2017. Di unduh tanggal 24 Altman Z-score Terhadap Potensi
November 2018. http://iaiglobal.or.id. Financial Distress (Studi Kasus Pada
Perusahaan Sektor Kosmetik Yang
Julius, Frans. P. S. 2017. Pengaruh
Terdaftar di BEI). Jurnal Akuntansi dan
Financial Leverage, Firm Growth, Laba
Pendidikan. Volume 5 Nomor 1
dan Arus Kas Terhadap Financial
Distress. JOM Fekon Vol.4 No. 1 Muflihah, Zakiyatul. Intan. 2017.
Analisis Financial Distress Perusahaan
Kho. Budi. 2017. Pengertian ROA
Manufaktur di Indonesia dengan Regresi
(Return On Assets).
Logistik. Majalah Ekonomi_ISSN
https://ilmumanajemenindutri.com. Di
No.1411-9501_Vol XXII. No.2
unduh pada 23 Desember 2018
Mujilan. 2012. Analisis Laporan
Kho. Budi. 2017. Pengertian Rasio
Keuangan dan Rasio Keuangan Edisi 1.
Lancar (Current Ratio) dan Rumus Rasio
Madiun. Universitas Widya Mandala
Lancar.
https://ilmumanajemenindutri.com. Di Munawir. S. 2014. Analisa Laporan
unduh pada 23 Desember 2018 Keuangan. Cetakan. 17. Jakarta. Liberty
Kho. Budi. 2017. Pengertian Rasio Nukmaningtyas dan Worokinasih. 2018.
Hutang (Debt Ratio) dan Rumus Rasio Penggunaan Rasio Profitabilitas,
Hutang. Likuiditas, Leverage dan Arus Kas Untuk
https://ilmumanajemenindutri.com. Di Memprediksi Financial Distress. Jurnal
unduh pada 23 Desember 2018 Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 61 No. 2
Kieso, Donald. E, et al. 2007.Akuntansi Nurhidayah dan Rizqiyah. 2017. Kinerja
Intermediate EdisiKeduaBelas.Jakarta. Keuangan Dalam Memprediksi Financial
Erlangga Distress. Jurnal JIBEKA Volume 11 No.
1
Kieso, E. Donald., Weygandt, J. Jerry dan
Warfield, D.Terry. 2008. Akuntansi Permana, et al. 2017. Prediksi Financial
Intermediate. Edisi 12. Jilid 1. Jakarta. Distress Pada Perusahaan Manufaktur di
Erlangga Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan
Manajemen. Vol 7 (2)
Kokyung dan Khairani. 2014. Analisis
Penggunaan Altman Z-score dan Prihanthini dan Sari. 2013. Prediksi
Springate Untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan Dengan Model Grover,
Kebangkrutan pada PT Bakrie Telecom Altman Z-score, Springate Dan
Tbk. Zmijewski Pada Perusahaan Food And
Beverage di Bursa Efek Indonesia. E-
Kordestani, et al. 2011. Ability Of
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Combinations Of Cash Flow Components
5.2 : 417-435
To Predict Financial Distress. Verslas :
Teorijair Praktika Business: Theory and Primasari, Savitri. Niken. 2017. Analisis
Practice. 277-285 Altman Z-score, Grover Score, Springate,
dan Zmijewski Sebagai Signaling
Mas’ud dan Srengga. 2015. Analisis
Financial Distress (Studi Empiris Industri
Rasio Keuangan Untuk Memprediksi
Barang-Barang Konsumsi di Indonesia).
Kondisi Financial Distress Perusahaan
Accounting and Management Journal,
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Vol. 1, No. 1
Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi
Universitas Jember, (S.1), V.10, No 2, P Purnajaya dan Merkusiwati. 2014.
139-154 Analisis Komparasi Potensi
Kebangkrutan Dengan Metode Z-score
270

Journal of Business Administration Vol 3, No 2, September 2019, hlm, 258-270

Altman, Springate, Dan Zmijewski Pada 2009-2013. Jurnal EMBA, Vol. 2 No. 4 :
Industri Kosmetik Yang Terdaftar di 364-373.
Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal
Subramanyam, K.Rdan Wild, John.J.
Akuntansi Universitas Udayana 7.1 : 48-
2014. AnalisisLaporanKeuangan. Edisi
63
10.Jakarta.SalembaEmpat
Putera, et al. 2016. Perbandingan
Sugianto, Dewi. Wulansari. 2017.
Prediksi Financial Distress Dengan
Analisis Financial Distress Pada
Menggunakan Model Altman, Springate,
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
dan Ohlson. Jurnal Wawasan
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-
Manajemen, Vol 4, Nomor 3
2015. Skripsi
Rahayu, et al. 2016. Analisis Financial
Suprihatin dan Mansur. 2016. Pengaruh
Distress Dengan Menggunakan Metode
Rasio Keuangan dan Reputasi
Altman Z-score, Springate, Dan
Underwriter Terhadap Financial
Zmijewski Pada Perusahaan
Distress Pada Perusahaan Manufaktur
Telekomunikasi. E-Journal Bisma
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Universitas Pendidikan Ganesa Jurusan
(BEI) Periode 2005-2008. Jurnal
Manajemen Volume 4
Akuntansi Vol 3 No. 1
Ratna dan Marwati. 2018. Analisis
Tjahjono dan Novitasari. 2016. Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Rasio Keuangan Untuk Memprediksi
Kondisi Financial Distress Pada
Kondisi Financial Distress Perusahaan
Perusahaan Yang Delisting Dari Jakarta
Manufaktur. Jurnal Kajian Bisnis Vol.24
Islamic Index Tahun 2012-2016. Jurnal
No. 2
Tabarru, Islamic Banking and Finance.
V.1 Utami, Widya. Novia. 2018. Mengenal
dan Mencegah Terjadinya Financial
Rohman, Nur. 2018. Pengertian Analisis
Distress Dalam Perusahaan.
Rasio Keuangan, Macam-Macam Rasio
www.jurnal.id. Di unduh tanggal 31
dan Rumusnya. Akuntanonline.com. Di
Desember 2018
unduh 9 Desember 2018
Yollawan. H. 2018. BEI Delisting Sudah
Saham Delisting 2017 di BEI.
Ada Mekanisme Dan Aturan Yang
Sahamok.com. Di unduh pada 9
Berlaku. Kontan.co.id. Di unduh pada 9
Desember 2018
Desember 2018
Sari, Pradhita. Sari. 2017. Daftar
Yuliastary dan Wirakusuma. 2014.
Perusahaan Yang Pailit Sepanjang 2017.
Analisis Financial Distress Dengan
Bisnis.com. Di unduh pada 9 Desember
Metode Z-score Altman, Springate,
2018
Zmijewski.E-Jurnal Akuntansi
Septiadi, Anggar. 2018. PT Kertas Leces Universitas Udayana 6.3 : 379-389
Pailit Kurator Bereskan Aset.
www.okezone.com
Kompas.com. Di unduh pada 9 Desember
2018
Septiadi, Anggar. 2018. Tiga Pilar
Sejahtera Terancam Pailit. Kompas.com.
Di unduh pada 9 Desember 2018
Sondakh, et al. 2014. Analisis Potensi
Kebangkrutan Dengan Menggunakan
Metode Altman Z-score, Springate dan
Zmijewski Pada Industri Perdagangan
Ritel Yang Terdaftar di BEI Periode

You might also like