This document discusses using the Altman Z-score method to predict bankruptcy among food and beverage companies listed on the Indonesian Stock Exchange in 2014-2015. The researcher examined 13 companies using 5 financial ratios in the Altman Z-score formula to calculate a Z-score for each company. Companies were then categorized as healthy, grey area, or bankrupt based on their Z-score. The results found some companies in each category for both 2014 and 2015.
This document discusses using the Altman Z-score method to predict bankruptcy among food and beverage companies listed on the Indonesian Stock Exchange in 2014-2015. The researcher examined 13 companies using 5 financial ratios in the Altman Z-score formula to calculate a Z-score for each company. Companies were then categorized as healthy, grey area, or bankrupt based on their Z-score. The results found some companies in each category for both 2014 and 2015.
This document discusses using the Altman Z-score method to predict bankruptcy among food and beverage companies listed on the Indonesian Stock Exchange in 2014-2015. The researcher examined 13 companies using 5 financial ratios in the Altman Z-score formula to calculate a Z-score for each company. Companies were then categorized as healthy, grey area, or bankrupt based on their Z-score. The results found some companies in each category for both 2014 and 2015.
PENGGUNAAN METODE ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI
KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INIDONESIA Tri Muflifah Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Yogyakarta
Bankruptcy is a phenomena which is avoided by any companies. This research was
conducted to predict the food and beverage companies that enlisted in the Indonesian Stock Exchange year 2014-2015 using the Altman Z-score method model. This research examined 13 food and beverage companies. The research analysis was using the Altman Z-score technique method with 5 ratios. The 5 ratios used were working capital to total asset (X₁), retained earnings to total asset (X ₂), earnings before interest and tax to total asset (X₃), market value of equity to total debt ratio (X ₄), and sales to total asset (X₅). The formula of Altman Z-score method model was Z-score = 1, 2X₁ + 1, 4X₂ + 3, 3X₃ + 0,6X₄ + 0,999X₅ that used to calculate the level of health for the companies. The indicator of Altman Z-score method model to determine the bankruptcy was grouped into the Healthy category (Z-score > 2, 99), Grey area (between 1, 81 and 2, 9), and Bankrupt (Z-score < 1, 81). The result of this research found that in 2014 there were five companies in the Healthy category, seven companies in the Grey Area category, and twocompany in the Bankrupt category. However, in 2015 there were three companies in the Healthy category, eight companies in the Grey Area category, and two companies in the Bankrupt category.
Keywods: Bankcruptycy, Alman Z-Score method
Kebangkrutan merupakan fenomena yang dihindari oleh perusahaan manapun.
Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi kebangkrutan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2015 dengan menggunakan metode Z-Scoremodel Altman. Perusahaan makanan dan minuman yang di teliti sejumlah 13 perusahaan. Teknik analisis dalam penelitian ini adalah dengan metode Z-Score model Altman menggunakan 5 rasio yaitu working capital to total asset (X1), retained earning to total asset (X2), earning before interest and tax to total asset (X3), market value of equity to total debt ratio (X4), dan sales to total asset (X5). Rumus dari metode Z-Score model Altman untuk menghitung tingkat kesehatan perusahaan yaitu Z-Score= 1, 2X1 + 1, 4X2 + 3, 3X3 + 0,6X4 + 0,999X5. Indikator Z-Scoreuntuk menentukan kebangkrutan perusahaan dikelompokkan ke dalam kategori sehat (Z-Score>2,99), grey area (Z-Score antara 1,81 sampe 2,99) dan bangkrut (Z- Score<1,81). Hasil dari penelitian ini adalah pada tahun 2014 terdapat lima perusahaan berada pada kategori sehat, tujuh perusahaan berada pada kategori grey areadan satu perusahaan berada pada kategori bangkrut. Pada tahun 2015 terdapat tiga perusahaan dalam kategori sehat, delapan perusahaan dalam kategori grey areadan dua perusahaan berada pada kategori bangkrut.
Kata kunci: Kebangkruta, Z-Score model Altman
A. Pendahuluan menghubungkan beberapa sekaligus Perusahaan didirikan untuk menilai kondisi keuangan dengan harapan dapat menghasilkan perusahaan. (Febrianasari, 2012) profit, dapat berkembang dan dapat Analisis kebangkrutan yang bertahan. Kondisi ekonomi yang sering digunakan adalah analisis Z- berubah- ubah mempengaruhi Sore model Altman, model Springate, kegiatan dan kinerja perusahaan. dan model Zmijewski. Analisis Masuknya perdagangan bebas di kebangkrutan tersebut dikenal selain ASEAN menyebabkan persaingan caranya yang mudah keakuratan perusahaan semakin ketat dan dalam menentukan prediksi banyaknya perusahaan-perusahaan kebangkrutanpun cukup akurat. asing yang masuk ke Indonesia Analisis kebangkrutan tersebut menyebabkan persaingan antar dilakukan untuk untuk memprediksi perusahaan semakin meningkat. suatu perusahaan sebagai penilai dan Dalam menghadapi pertimbangan suatu kondisi persaingan setiap perusahaan dituntut perusahaan. (Peter dan Yoseph, 2011) untuk terus meningkatkan efektifitas B. Landasan Teori dan efisiensi pengelolaan perusahaan Kebangkrutan dengan melakukakn evaluasi Menurut Undang-Undang mengenai strategi dan kebijakan No. 37 Tahun 2004 pasal 2 ayat (1) perusahaan. Tidak ada suatu bahwa apabila debitor yang perusahaan yang terhindar dari resiko mempunyai dua atau lebih kreditor kebangkrutan. Tidak ada bisnis yang dan tidak membayar lunas sedikitnya bisa berjaya selamanya. Kombinasi satu utang yang telah jatuh waktu dan dari melemahnya prospek industri ke dapat ditagih, baik atas depan digabungkan dengan lemahnya permohonannya sendiri maupun atas manajemen perusahaan dapat permohonanan satu atau lebih berakibat fatal bagi suatu perusahaan. kreditornya. Melemahnya daya beli masyarakat Weston & Copeland akan menguji kokohnya suatu (1997:510) yang di kutip oleh perusahaan. Tambunan, dkk (2015) menyebutkan Untuk mendapatkan sumber bahwa kebangkrutan adalah suatu dana atau pembiayaan alternatif pada kegagalan yang terjadi dalam umumnya perusahaan Go Public perusahaan, apabila perusahaan memanfaatkan keberadaan pasar tersebut mengalami: modal. Adanya pasar modal dapat a. Kegagalan Ekonomi (Economic dijadikan sebagai alat untuk Distressed) mencerminkan kinerja dan kondisi Kegagalan dalam arti ekonomis keuangan perusahaan. (Fatmawati, bahwa pendapatan perusahaan 2012) Laporan keuangan yang tidak mampu lagi menutup diterbitkan oleh perusahaan biayanya, yang berarti bahwa merupakan salah satu sumber tingkat labanya lebih kecil dari informasi mengenai posisi keuangan pada biaya modalnya. perusahaan, kinerja serta perubahan b. Kegagalan Keuangan (Financial posisi keuangan yang sangat berguna Distressed) untuk mendukung pengambilan Insolvensi memiliki dua bentuk keputusan yang tepat sehingga yakni Default teknis yang terjadi diperlukan alat anlisis yang bila suatu perusahaan gagal memenuhi salah satu atau lebih Tujuan laporan keuangan kondisi didalam ketentuan adalah menyediakan informasi yang hutangnya, seperti rasio aktiva menyangkut posisi keuangan, kinerja, lancar dengan hutang lancar yang serta perubahan posisi keuangan suatu ditetapkan, serta kegagalan entitas yang bermanfaat bagi sejumlah keuangan atau ketidak mampuan besar pengguna dalam pengambilan teknik (technical insolvency) yang keputusan ekonomik. Disini diartikan terjadi apabila perusahaan tidak bahwa laporan keuangan tidak mampu memenuhi kewajibannya menyediakan semua informasi yang pada waktu yang telah ditentukan. mungkin dibutuhkan pengguna dalam Laporan Keuangan pengambilan keputusan ekonomik Pengertian laporan keuangan karena secara umum menggambarkan dalam Standar Akuntansi Keuangan pengaruh keuangan dari kejadian di menurut Ikatan Akuntan Indonesia masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk (2015:1) adalah suatu penyajian menyediakan informasi non keuangan. terstruktur dari posisi keuangan dan (IAI, 2015) kinerja keuangan suatu entitas. Model Altman Z-Score Kieso menyatakan bahwa Z-Score adalah sebuah sekor laporan keuangan merupakan sarana yang diberikan kepada perusahaan pengkomunikasian informasi dengan menggunakan perhitungan keuangan utama kepada pihak-pihak rasio- rasio keuangan. Pada model ini di luar perusahaan. Laporan ini Altman menggunakan lima rasio menampilkan sejarah perusahaan yang keuangan yang di dapat dari dikuantifikasi dalam nilai moneter. menyeleksi 7 rasio keuangan. Z- Informasi keuangan mengenai Scoremenggunakan formula aktivitas ekonomi dalam suatu multivariate discriminan analysisdan perusahaan tidak hanya dicatat dalam hasil dari formula tersebut akan di satu siklus akuntansi, tetapi juga interpretasikan kedalam beberapa diolah sedemikian rupa dan diringkas kategori yang telah di tetapkan. sehingga dapat memberikan informasi (Gamayun, 2011) finansial yang signifikan dalam Variabel-variabel ataurasio- pengambilan keputusan. (Sigal dan rasio keuangan yang digunakan dalam Pinatik, 2015) analisis diskriminan model Altman Menurut Weygandt, et al. adalah: (2008: 58) yang dikutip oleh Riswan a. X1 = Net Working Capital to Total dan Kesuma (2014), FASB Assets menyimpulkan bahwa tujuan dari Rasio ini menunjukkan pelaporan keuangan adalah untuk kemampuan perusahaan untuk menyediakan informasi yang: menghasilkan modal kerja bersih a. Berguna bagi mereka yang dari keseluruhan total aktiva yang membuat keputusan investasi dan dimilikinya. Rasio ini dihitung kredit. dengan membagi modal kerja b. Membantu dalam memperkirakan bersih dengan total aktiva. Modal arus kas di masa depan. kerja bersih diperoleh dengan cara c. Mengidentifikasi sumber daya aktiva lancar dikurangi dengan ekonomi (aset), klaim atas sumber kewajiban kancar. daya tersebut (kewajiban) serta b. X2 = Retained Earnings to Total perubahan pada sumber daya Assets tersebut. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari X2 = Retained Earnings/Total total aktiva perusahaan. Laba Assets ditahan merupakan laba yang tidak X3 = EBIT/Total Assets dibagikan kepada para pemegang X4 = MV of Equity/BV of Total saham. Liabilities c. X3 = Earning Before Interest and X5= Sales/Total Assets Tax to Total Assets Interpretasi nilaiZ-Score di atas Rasio ini menunjukkan 2,99sehat, Z-Score antara 1,81- kemampuan perusahaan untuk 2,99grey area,danZ-Score di menghasilkan laba dari aktiva bawah 1,81potensial bangkrut. perusahaan, sebelum pembayaran b. Model A Z-Score (for private bunga dan pajak. manufacturer) d. X4 = Market Value of Equity to Model ini dikembangkan Book Value of Debt pada tahun 1983 untuk private Rasio ini menunjukkan manufacturer. Variabel X4 pada kemampuan perusahaan untuk fungsi ini menggunakan nilai memenuhi kewajiban-kewajiban buku stockholder’s equity karena dari nilai pasar modal sendiri perusahaan private manufacturer (saham biasa). Nilai pasar ekuitas tidak memiliki market value of sendiri diperoleh dengan equity. Mengingat bahwa tidak mengalikan jumlah lembar saham semua perusahaan melakukan go biasa yang beredar dengan harga public dan tidak memliki nilai pasar per lembar saham biasa. Nilai pasar, maka formula untuk buku hutang diperoleh dengan perusahaan yang tidak go public menjumlahkan kewajiban lancar diubah menjadi sebagai berikut: dengan kewajiban jangka panjang. Z= 0,717X1 + 0, 847X2 + 3,107X3 e. X5 = Sales to Total Assets + 0,420X4 + 0,998X5 Rasio ini menunjukkan Keterangan: apakah perusahaan menghasilkan X1 = Working Capital/Total volume bisnis yang cukup Assets dibandingkan investasi dalam total X2 = Retained Earnings/Total aktivanya. Rasio ini mencerminkan Assets efisiensi manajemen dalam X3 = EBIT/Total Assets menggunakan keseluruhan aktiva X4 = BV of Equity/BV of Total perusahaan untuk menghasilkan Liabilities penjualan dan mendapatkan laba. X5 = Sales/Total Assets (Altman, 1968) Interpretasi nilai Z-Score di atas Ada tiga macam fungsi 2,90 sehat, Z-Score antara 1,23- diskriminan dari model Altman Z- 2,90grey area, danZ-Score di Score, yaitu: bawah 1,23potensial bangkrut. a. Model Original Z-score (for public c. Model B Z-Score (for non manufacturer) manufacturing firms) Model ini dikembangkan Model ini digunakan untuk pada tahun 1968 yang ditunjukkan memprediksi terjadinya untuk perusahaan-perusahaan kebangkrutan pada perusahaan- manufaktur publik. perusahaan non-manufacturing Z= 1, 2X1 + 1, 4X2 + 3, 3X3 + seperti usaha-usaha kecil, 0,6X4 + 0,999X5 retail/whole sales dan sektor jasa. Keterangan: Pada model B Z-Score ini, nilai X5 X1 = Working Capital/Total Assets atau nilai sales to total assets tidak dihitung karena selalu berubah- No Kode IPO ubah secara signifikan dalam Perusahaan industri. 1. AISA 11 Juni 1997 Z= 0,717X1 + 0, 847X2 + 3,107X3 2. ALTO 10 Juli 2012 + 0,420X4 3. CEKA 9 Juli 1996 Keterangan: 4. DLTA 12 Februari 1984 X1 = Working Capital/Total Assets 5. ICPB 7 Oktober 2010 X2 = Retained Earnings/Total 6. INDF 14 Juli 1994 Assets 7. MLBI 17 Januari 1994 X3 = EBIT/Total Assets 8. MYOR 4 Juli 1990 X4= MV of Equity/BV of Total 9. PSDN 18 Oktober 1994 Liabilities 10. ROTI 28 Juni 2010 Interpretasi nilai Z-Score di atas 11. SKBM 5 Januari 1993 2,60sehat, Z-Score antara 1,10- Relisting: 28 2,60grey areadanZ-Score di bawah September 2012 1,10potensial bangkrut. (Altman, 12. SKLT 8 September 1993 2000) 13. STTP 16 Desember C. MetodePenelitian 1996 Subjek dan Objek Penelitian 14. ULTJ 2 Juli 1990 Subjek penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur subsektor Berdasarkan nilai Z- Food and Beverages yang terdaftar Scoreyang diperoleh masing- di Bursa Efek Indonesia periode masing perusahaan sesuai dengan 2014-2015. Sampel penelitian ini kriteria yang ditentukan dalam adalah laporan keuangan metode Z-Scoremodel Altman, perusahaan Food and Beverages maka akan diketahui kondisi yang telah di audit. kebangkrutan tiga belas perusahaan di industri Food and Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel Beveragesyang terdaftar di Bursa dalam penelitian ini menggunakan Efek Indonesia. teknik purposive sampling dengan No Kode 2014 2015 criteria perusahaan terdaftar di BEI 1. ALTO 1,026 1,324 padatahun 2014-2015 dan 2. CEKA 3,861 3,532 perusahaan mengeluarkan laporan 3. DLTA 5,357 2,322 keuangan yang telah di audit tahun 4. ICBP 2,400 2,454 2014-2015. 5. INDF 1,547 1,319 TeknikPengumpulan Data 6. MLBI 3,231 3,711 Teknik pengumpulan data 7. MYOR 2,580 2,913 pada penelitian ini menggunakan 8. PSDN 2,333 1,852 teknik dokumentasi, yaitu melihat 10. ROTI 1,897 2,052 laporan keuangan secara langsung 11. SKBM 3,585 2,503 di www.idx.co.id. 12. SKLT 2,850 2,726 D. HasilPenelitian 13. STTP 2,534 2,894 Berikut adalah daftar 14. ULTJ 3,498 3,670 perusahaan Food and Pada tahun 2014 terdapat Beveragesyang terdaftar di Bursa lima perusahaan berada pada Efek Indonesia selama tahun 2014- kategori sehatyaitu CEKA, DLTA, 2015 MLBI, SKBM dan ULTJ. Tujuh perusahaan dalam kategori grey areayaitu ICBP, MYOR, PSDN, ROTI, SKLT, STTP DAN ULTJ. Tbk dan PT Ultrajaya Milk Dua perusahaan dikategorikan pada Industry and Trading Company perusahaan bangkrutyaitu ALTO Tbk. Berdasarkan hasil dan INDF. perhitungan yang diperoleh Pada tahun 2015 kinerja selama dua tahun terakhir beberapa perusahaan mengalami menunjukkan nilai Z-Scorelebih penurunan.Terdapat tiga dari 2,99. perusahaan berada pada kategori b. Perusahaan yang berada dalam sehatyaitu CEKA, MLBI dan kategori grey areadan diprediksi ULTJ. Delapan perusahaan berada akan mengalami kesulitan pada kategori grey areayaitu keuangan sehingga rawan DLTA, ICBP, MYOR, PSDN, terjadinya kebangkrutan ROTI, SKBM, SKLT dan STTP. sebanyak tujuh perusahaan. Dan dua perusahaan dikategorikan Perusahaan perusahaan tersebut pada perusahaan bangkrutyaitu yaitu PT Indofood CBP Sukses ALTO dan INDF. Makmur Tbk, Mayora Indah Hasil penglasifikasian Tbk, Prashida Aneka Niaga Tbk, kinerja perusahaan Food and Nippon Indosari Corporindo Beverages setelah diakumulasikan Tbk, PT Sekar Laut Tbk dan PT selama dua tahun dan kemudian Siantar Top Tbk. Berdasarkan dirata-ratakan, maka terlihat bahwa hasil perhitungan yang diperoleh kinerja perusahaan Food and selama dua tahun terakhir Beverageskurang baik. Dari tiga menunjukkan nilai Z- belas perusahaan terlihat enam Scoreantara 1,81 sampai 2,99. perusahaan pada kategori rawan c. Perusahaan yang diprediksi akan bangkrut (grey area) yaitu ICBP, mengalami kebangkrutan adalah MYOR, PSDN, ROTI SKLT, dan sebanyak dua perusahaan. STTP. Dua perusahaan pada Perusahaan tersebut yaitu PT Tri kategori bangkrut yaitu ALTO dan Bayan Tirta Tbk dan PT INDF. Terdapat lima perusahaan Indofood Sukses Makmur Tbk. pada kategori sehat yaitu CEKA, Berdasarkan hasil perhitungan DLTA, MLBI, SKBM, dan ULTJ. yang diperoleh selama dua tahun E. Penutup terakhir menunjukkan nilai Z- Kesimpulan Score kurang dari 1,81. Berdasarkan hasil analisis Saran terhadap data yang dikumpulkan, Adapun saran dari penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan adalah sebagai berikut. sebagai berikut. a. Bagi perusahaan yang berada a. Perusahaan yang diprediksi pada kategori bangkrut, pihak tidak mengalami kebangkrutan manajemen harus segera di masa yang akan datang mengambil tindakan untuk karena kinerja baik yang segera membenahi ditunjukan selama dua tahun perusahaannya baik secara terakhir adalah sebanyak lima finansial maupun non finansial. perusahaan. Perusahaan tersebut b. Bagi perusahaan yang berada yaitu PT Wilmar Cahaya pada kategori grey area, pihak Indonesia Tbk /PT (d.h Cahaya manajemen harus segera Kalbar Tbk), PT Delta Djakarta memperbaiki kinerja yang Tbk, PT Multi Bintang dianggap menjadi penyebab Indonesia Tbk, PT Sekar Bumi terjadinya rawan kebangkrutan. c. Bagi perusahaan yang berada Bankruptcy. Jurnal of Finance. pada kategori sehat, sebaiknya Vol XXII No. 4 terus memperhatikan, mempertahankan dan Altman, E.I.2000.Predicting Financial meningkatkan kinerja Distress Of Companies Revisiting perusahaan sehingga dapat The Z-Score And Zeta Models. terhindar dari kemungkinan Jurnal of Finance. terjadinya kebangkrutan. d. Bagi investor dan kreditur, Fatmawati, Mia. 2012. Penggunaan The sebelum melakukakan Zmijwski Model, The Altman keputusan investasi dan Model dan The Springate Model memberikan pinjaman harus Sebagai Predktor Delisting. mempertimbangkan perusahaan Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). yang layak dijadikan sebagai Vol. 28 No. 1 lahan investasi dan layak dipinjami. Perusahaan tersebut Febrianasari, Hilda Nia. 2012. Analisis adalah perusahaan yang Penilaian Financial Distress menunjukkan peningkatan Menggunakan Model Alman (Z- kinerja keuangan atau Score) pada Perusahaan Kosmetik perusahaan yang mempunyai yang Tercatat di Bursa Efek kinerja yang baik. Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Implikasi Universitas Negri Surabaya. Vol Penelitian ini hanya 1 No. 1 merupakan prediksi yang tidak dapat meramalkan secara pasti kondisi Gamyun, Rindu Rika. 2011. Analisis perusahaan yang diteliti karena Ketepatan Model Altman Sebagai faktor-faktor di luar rasio keuangan Alat Untuk Memprediksi seperti kondisi ekonomi, sosial, Kebangkrutan (Studi Empiris teknologi, dan perubahan peraturan pada Perusahaan Manufaktur di pemerintah. Apabila faktor-faktor BEI). Jurnal Ilmiah Akuntansi tersebut diperoleh dan dapat diukur dan Keuangan Universitas dengan tepat, maka akan diperoleh Lampung. Vol 16 No. 2 tingkat prediksi kebangkrutan yang lebih akurat. Data yang digunakan Ikatan akuntan Indonesia (IAI). Standar dalam penelitian ini hanya dua Akuntansi Keuangan. Jakarta. tahun. Prediksi akan lebih baik apa 2015 bila menggunakan periode yang lebih panjang.Untuk penelitian Peter & Yoseph. 2011. Analisis selanjutnya dapat menggunakan Kebangkrutan dengan Metode Z- lebih dari satu metode kebangkrutan Score Altman, Springate dan untuk memperoleh hasil yang lebih Zmijewski pada PT. Indofood akurat dan menggunakan data atau Sukses Makmur Tbk Periode periode yang lebih panjang. 2005- 2009. Akurat Jurnal Ilmiah Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA Riswan, Kesuma, Yolanda Fatrecia. 2014. Altman, E.I. 1968. Financial Ratios, Analisis Laporan Keuangan Discriminant Analysis And The Sebagai Dasar Dalam Penilaian Prediction Of Corporate Kinerja Keuangan PT. Budi Satria Wahana Motor. Jurnal Akuntansi Listing dan Perusahaan Delisting dan Keuangan. Vol 5 No. 1 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 – 2013). Jurnal Singal, Rbubika Agustin, Pinatik, Sherly. Administrasi Bisnis (JAB) 2015. Evaluasi Penyusunan Universitas Brawijaya. Vol. 2 No. Laporan Laba Rugi dan Neraca 1 Berdasarkan SAK ETAP pada PT. Mutiguna Abadi. Jurnal Undang-Undang Republik Indonesia EMBA Universitas Sam Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Ratulangi. Vol 3 No. 4 Kepailitan dan Pendundaan kewajiban Pembayaran Utang. Tambunan, Rafles W., Dwiatmanto, N.P., M.G. Wi Endang. 2015. Analisis Prediksi Kebangkrutan Perusahaan dengan Menggunakan Metode Altman (Z-Score) (Studi Pada Subsektor Rokok yang
The Effect of Profitability, Leverage, Liquidity, Operating Capacity On The Altman Z Score Method in The Construction Industry Listed On The Indonesia Stock Exchange in 2015-2019
International Journal of Innovative Science and Research Technology