You are on page 1of 8

PENGGUNAAN METODE ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI

KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES


YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INIDONESIA
Tri Muflifah
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas PGRI Yogyakarta

Bankruptcy is a phenomena which is avoided by any companies. This research was


conducted to predict the food and beverage companies that enlisted in the Indonesian Stock
Exchange year 2014-2015 using the Altman Z-score method model.
This research examined 13 food and beverage companies. The research analysis was
using the Altman Z-score technique method with 5 ratios. The 5 ratios used were working
capital to total asset (X₁), retained earnings to total asset (X ₂), earnings before interest and
tax to total asset (X₃), market value of equity to total debt ratio (X ₄), and sales to total asset
(X₅). The formula of Altman Z-score method model was Z-score = 1, 2X₁ + 1, 4X₂ + 3, 3X₃ +
0,6X₄ + 0,999X₅ that used to calculate the level of health for the companies. The indicator of
Altman Z-score method model to determine the bankruptcy was grouped into the Healthy
category (Z-score > 2, 99), Grey area (between 1, 81 and 2, 9), and Bankrupt (Z-score < 1,
81).
The result of this research found that in 2014 there were five companies in the
Healthy category, seven companies in the Grey Area category, and twocompany in the
Bankrupt category. However, in 2015 there were three companies in the Healthy category,
eight companies in the Grey Area category, and two companies in the Bankrupt category.

Keywods: Bankcruptycy, Alman Z-Score method

Kebangkrutan merupakan fenomena yang dihindari oleh perusahaan manapun.


Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi kebangkrutan pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2015 dengan menggunakan
metode Z-Scoremodel Altman.
Perusahaan makanan dan minuman yang di teliti sejumlah 13 perusahaan. Teknik
analisis dalam penelitian ini adalah dengan metode Z-Score model Altman menggunakan 5
rasio yaitu working capital to total asset (X1), retained earning to total asset (X2), earning
before interest and tax to total asset (X3), market value of equity to total debt ratio (X4), dan
sales to total asset (X5). Rumus dari metode Z-Score model Altman untuk menghitung
tingkat kesehatan perusahaan yaitu Z-Score= 1, 2X1 + 1, 4X2 + 3, 3X3 + 0,6X4 + 0,999X5.
Indikator Z-Scoreuntuk menentukan kebangkrutan perusahaan dikelompokkan ke dalam
kategori sehat (Z-Score>2,99), grey area (Z-Score antara 1,81 sampe 2,99) dan bangkrut (Z-
Score<1,81).
Hasil dari penelitian ini adalah pada tahun 2014 terdapat lima perusahaan berada pada
kategori sehat, tujuh perusahaan berada pada kategori grey areadan satu perusahaan berada
pada kategori bangkrut. Pada tahun 2015 terdapat tiga perusahaan dalam kategori sehat,
delapan perusahaan dalam kategori grey areadan dua perusahaan berada pada kategori
bangkrut.

Kata kunci: Kebangkruta, Z-Score model Altman


A. Pendahuluan menghubungkan beberapa sekaligus
Perusahaan didirikan untuk menilai kondisi keuangan
dengan harapan dapat menghasilkan perusahaan. (Febrianasari, 2012)
profit, dapat berkembang dan dapat Analisis kebangkrutan yang
bertahan. Kondisi ekonomi yang sering digunakan adalah analisis Z-
berubah- ubah mempengaruhi Sore model Altman, model Springate,
kegiatan dan kinerja perusahaan. dan model Zmijewski. Analisis
Masuknya perdagangan bebas di kebangkrutan tersebut dikenal selain
ASEAN menyebabkan persaingan caranya yang mudah keakuratan
perusahaan semakin ketat dan dalam menentukan prediksi
banyaknya perusahaan-perusahaan kebangkrutanpun cukup akurat.
asing yang masuk ke Indonesia Analisis kebangkrutan tersebut
menyebabkan persaingan antar dilakukan untuk untuk memprediksi
perusahaan semakin meningkat. suatu perusahaan sebagai penilai dan
Dalam menghadapi pertimbangan suatu kondisi
persaingan setiap perusahaan dituntut perusahaan. (Peter dan Yoseph, 2011)
untuk terus meningkatkan efektifitas B. Landasan Teori
dan efisiensi pengelolaan perusahaan Kebangkrutan
dengan melakukakn evaluasi Menurut Undang-Undang
mengenai strategi dan kebijakan No. 37 Tahun 2004 pasal 2 ayat (1)
perusahaan. Tidak ada suatu bahwa apabila debitor yang
perusahaan yang terhindar dari resiko mempunyai dua atau lebih kreditor
kebangkrutan. Tidak ada bisnis yang dan tidak membayar lunas sedikitnya
bisa berjaya selamanya. Kombinasi satu utang yang telah jatuh waktu dan
dari melemahnya prospek industri ke dapat ditagih, baik atas
depan digabungkan dengan lemahnya permohonannya sendiri maupun atas
manajemen perusahaan dapat permohonanan satu atau lebih
berakibat fatal bagi suatu perusahaan. kreditornya.
Melemahnya daya beli masyarakat Weston & Copeland
akan menguji kokohnya suatu (1997:510) yang di kutip oleh
perusahaan. Tambunan, dkk (2015) menyebutkan
Untuk mendapatkan sumber bahwa kebangkrutan adalah suatu
dana atau pembiayaan alternatif pada kegagalan yang terjadi dalam
umumnya perusahaan Go Public perusahaan, apabila perusahaan
memanfaatkan keberadaan pasar tersebut mengalami:
modal. Adanya pasar modal dapat a. Kegagalan Ekonomi (Economic
dijadikan sebagai alat untuk Distressed)
mencerminkan kinerja dan kondisi Kegagalan dalam arti ekonomis
keuangan perusahaan. (Fatmawati, bahwa pendapatan perusahaan
2012) Laporan keuangan yang tidak mampu lagi menutup
diterbitkan oleh perusahaan biayanya, yang berarti bahwa
merupakan salah satu sumber tingkat labanya lebih kecil dari
informasi mengenai posisi keuangan pada biaya modalnya.
perusahaan, kinerja serta perubahan b. Kegagalan Keuangan (Financial
posisi keuangan yang sangat berguna Distressed)
untuk mendukung pengambilan Insolvensi memiliki dua bentuk
keputusan yang tepat sehingga yakni Default teknis yang terjadi
diperlukan alat anlisis yang bila suatu perusahaan gagal
memenuhi salah satu atau lebih Tujuan laporan keuangan
kondisi didalam ketentuan adalah menyediakan informasi yang
hutangnya, seperti rasio aktiva menyangkut posisi keuangan, kinerja,
lancar dengan hutang lancar yang serta perubahan posisi keuangan suatu
ditetapkan, serta kegagalan entitas yang bermanfaat bagi sejumlah
keuangan atau ketidak mampuan besar pengguna dalam pengambilan
teknik (technical insolvency) yang keputusan ekonomik. Disini diartikan
terjadi apabila perusahaan tidak bahwa laporan keuangan tidak
mampu memenuhi kewajibannya menyediakan semua informasi yang
pada waktu yang telah ditentukan. mungkin dibutuhkan pengguna dalam
Laporan Keuangan pengambilan keputusan ekonomik
Pengertian laporan keuangan karena secara umum menggambarkan
dalam Standar Akuntansi Keuangan pengaruh keuangan dari kejadian di
menurut Ikatan Akuntan Indonesia masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
(2015:1) adalah suatu penyajian menyediakan informasi non keuangan.
terstruktur dari posisi keuangan dan (IAI, 2015)
kinerja keuangan suatu entitas. Model Altman Z-Score
Kieso menyatakan bahwa Z-Score adalah sebuah sekor
laporan keuangan merupakan sarana yang diberikan kepada perusahaan
pengkomunikasian informasi dengan menggunakan perhitungan
keuangan utama kepada pihak-pihak rasio- rasio keuangan. Pada model ini
di luar perusahaan. Laporan ini Altman menggunakan lima rasio
menampilkan sejarah perusahaan yang keuangan yang di dapat dari
dikuantifikasi dalam nilai moneter. menyeleksi 7 rasio keuangan. Z-
Informasi keuangan mengenai Scoremenggunakan formula
aktivitas ekonomi dalam suatu multivariate discriminan analysisdan
perusahaan tidak hanya dicatat dalam hasil dari formula tersebut akan di
satu siklus akuntansi, tetapi juga interpretasikan kedalam beberapa
diolah sedemikian rupa dan diringkas kategori yang telah di tetapkan.
sehingga dapat memberikan informasi (Gamayun, 2011)
finansial yang signifikan dalam Variabel-variabel ataurasio-
pengambilan keputusan. (Sigal dan rasio keuangan yang digunakan dalam
Pinatik, 2015) analisis diskriminan model Altman
Menurut Weygandt, et al. adalah:
(2008: 58) yang dikutip oleh Riswan a. X1 = Net Working Capital to Total
dan Kesuma (2014), FASB Assets
menyimpulkan bahwa tujuan dari Rasio ini menunjukkan
pelaporan keuangan adalah untuk kemampuan perusahaan untuk
menyediakan informasi yang: menghasilkan modal kerja bersih
a. Berguna bagi mereka yang dari keseluruhan total aktiva yang
membuat keputusan investasi dan dimilikinya. Rasio ini dihitung
kredit. dengan membagi modal kerja
b. Membantu dalam memperkirakan bersih dengan total aktiva. Modal
arus kas di masa depan. kerja bersih diperoleh dengan cara
c. Mengidentifikasi sumber daya aktiva lancar dikurangi dengan
ekonomi (aset), klaim atas sumber kewajiban kancar.
daya tersebut (kewajiban) serta b. X2 = Retained Earnings to Total
perubahan pada sumber daya Assets
tersebut. Rasio ini menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba ditahan dari X2 = Retained Earnings/Total
total aktiva perusahaan. Laba Assets
ditahan merupakan laba yang tidak X3 = EBIT/Total Assets
dibagikan kepada para pemegang X4 = MV of Equity/BV of Total
saham. Liabilities
c. X3 = Earning Before Interest and X5= Sales/Total Assets
Tax to Total Assets Interpretasi nilaiZ-Score di atas
Rasio ini menunjukkan 2,99sehat, Z-Score antara 1,81-
kemampuan perusahaan untuk 2,99grey area,danZ-Score di
menghasilkan laba dari aktiva bawah 1,81potensial bangkrut.
perusahaan, sebelum pembayaran b. Model A Z-Score (for private
bunga dan pajak. manufacturer)
d. X4 = Market Value of Equity to Model ini dikembangkan
Book Value of Debt pada tahun 1983 untuk private
Rasio ini menunjukkan manufacturer. Variabel X4 pada
kemampuan perusahaan untuk fungsi ini menggunakan nilai
memenuhi kewajiban-kewajiban buku stockholder’s equity karena
dari nilai pasar modal sendiri perusahaan private manufacturer
(saham biasa). Nilai pasar ekuitas tidak memiliki market value of
sendiri diperoleh dengan equity. Mengingat bahwa tidak
mengalikan jumlah lembar saham semua perusahaan melakukan go
biasa yang beredar dengan harga public dan tidak memliki nilai
pasar per lembar saham biasa. Nilai pasar, maka formula untuk
buku hutang diperoleh dengan perusahaan yang tidak go public
menjumlahkan kewajiban lancar diubah menjadi sebagai berikut:
dengan kewajiban jangka panjang. Z= 0,717X1 + 0, 847X2 + 3,107X3
e. X5 = Sales to Total Assets + 0,420X4 + 0,998X5
Rasio ini menunjukkan Keterangan:
apakah perusahaan menghasilkan X1 = Working Capital/Total
volume bisnis yang cukup Assets
dibandingkan investasi dalam total X2 = Retained Earnings/Total
aktivanya. Rasio ini mencerminkan Assets
efisiensi manajemen dalam X3 = EBIT/Total Assets
menggunakan keseluruhan aktiva X4 = BV of Equity/BV of Total
perusahaan untuk menghasilkan Liabilities
penjualan dan mendapatkan laba. X5 = Sales/Total Assets
(Altman, 1968) Interpretasi nilai Z-Score di atas
Ada tiga macam fungsi 2,90 sehat, Z-Score antara 1,23-
diskriminan dari model Altman Z- 2,90grey area, danZ-Score di
Score, yaitu: bawah 1,23potensial bangkrut.
a. Model Original Z-score (for public c. Model B Z-Score (for non
manufacturer) manufacturing firms)
Model ini dikembangkan Model ini digunakan untuk
pada tahun 1968 yang ditunjukkan memprediksi terjadinya
untuk perusahaan-perusahaan kebangkrutan pada perusahaan-
manufaktur publik. perusahaan non-manufacturing
Z= 1, 2X1 + 1, 4X2 + 3, 3X3 + seperti usaha-usaha kecil,
0,6X4 + 0,999X5 retail/whole sales dan sektor jasa.
Keterangan: Pada model B Z-Score ini, nilai X5
X1 = Working Capital/Total Assets atau nilai sales to total assets tidak
dihitung karena selalu berubah- No Kode IPO
ubah secara signifikan dalam Perusahaan
industri. 1. AISA 11 Juni 1997
Z= 0,717X1 + 0, 847X2 + 3,107X3 2. ALTO 10 Juli 2012
+ 0,420X4 3. CEKA 9 Juli 1996
Keterangan: 4. DLTA 12 Februari 1984
X1 = Working Capital/Total Assets 5. ICPB 7 Oktober 2010
X2 = Retained Earnings/Total 6. INDF 14 Juli 1994
Assets 7. MLBI 17 Januari 1994
X3 = EBIT/Total Assets 8. MYOR 4 Juli 1990
X4= MV of Equity/BV of Total 9. PSDN 18 Oktober 1994
Liabilities 10. ROTI 28 Juni 2010
Interpretasi nilai Z-Score di atas 11. SKBM 5 Januari 1993
2,60sehat, Z-Score antara 1,10- Relisting: 28
2,60grey areadanZ-Score di bawah
September 2012
1,10potensial bangkrut. (Altman,
12. SKLT 8 September 1993
2000)
13. STTP 16 Desember
C. MetodePenelitian
1996
Subjek dan Objek Penelitian
14. ULTJ 2 Juli 1990
Subjek penelitian ini adalah
perusahaan Manufaktur subsektor Berdasarkan nilai Z-
Food and Beverages yang terdaftar Scoreyang diperoleh masing-
di Bursa Efek Indonesia periode masing perusahaan sesuai dengan
2014-2015. Sampel penelitian ini kriteria yang ditentukan dalam
adalah laporan keuangan metode Z-Scoremodel Altman,
perusahaan Food and Beverages maka akan diketahui kondisi
yang telah di audit. kebangkrutan tiga belas perusahaan
di industri Food and
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel Beveragesyang terdaftar di Bursa
dalam penelitian ini menggunakan Efek Indonesia.
teknik purposive sampling dengan No Kode 2014 2015
criteria perusahaan terdaftar di BEI 1. ALTO 1,026 1,324
padatahun 2014-2015 dan 2. CEKA 3,861 3,532
perusahaan mengeluarkan laporan 3. DLTA 5,357 2,322
keuangan yang telah di audit tahun 4. ICBP 2,400 2,454
2014-2015. 5. INDF 1,547 1,319
TeknikPengumpulan Data 6. MLBI 3,231 3,711
Teknik pengumpulan data 7. MYOR 2,580 2,913
pada penelitian ini menggunakan 8. PSDN 2,333 1,852
teknik dokumentasi, yaitu melihat 10. ROTI 1,897 2,052
laporan keuangan secara langsung 11. SKBM 3,585 2,503
di www.idx.co.id. 12. SKLT 2,850 2,726
D. HasilPenelitian 13. STTP 2,534 2,894
Berikut adalah daftar 14. ULTJ 3,498 3,670
perusahaan Food and Pada tahun 2014 terdapat
Beveragesyang terdaftar di Bursa lima perusahaan berada pada
Efek Indonesia selama tahun 2014- kategori sehatyaitu CEKA, DLTA,
2015 MLBI, SKBM dan ULTJ. Tujuh
perusahaan dalam kategori grey
areayaitu ICBP, MYOR, PSDN,
ROTI, SKLT, STTP DAN ULTJ. Tbk dan PT Ultrajaya Milk
Dua perusahaan dikategorikan pada Industry and Trading Company
perusahaan bangkrutyaitu ALTO Tbk. Berdasarkan hasil
dan INDF. perhitungan yang diperoleh
Pada tahun 2015 kinerja selama dua tahun terakhir
beberapa perusahaan mengalami menunjukkan nilai Z-Scorelebih
penurunan.Terdapat tiga dari 2,99.
perusahaan berada pada kategori b. Perusahaan yang berada dalam
sehatyaitu CEKA, MLBI dan kategori grey areadan diprediksi
ULTJ. Delapan perusahaan berada akan mengalami kesulitan
pada kategori grey areayaitu keuangan sehingga rawan
DLTA, ICBP, MYOR, PSDN, terjadinya kebangkrutan
ROTI, SKBM, SKLT dan STTP. sebanyak tujuh perusahaan.
Dan dua perusahaan dikategorikan Perusahaan perusahaan tersebut
pada perusahaan bangkrutyaitu yaitu PT Indofood CBP Sukses
ALTO dan INDF. Makmur Tbk, Mayora Indah
Hasil penglasifikasian Tbk, Prashida Aneka Niaga Tbk,
kinerja perusahaan Food and Nippon Indosari Corporindo
Beverages setelah diakumulasikan Tbk, PT Sekar Laut Tbk dan PT
selama dua tahun dan kemudian Siantar Top Tbk. Berdasarkan
dirata-ratakan, maka terlihat bahwa hasil perhitungan yang diperoleh
kinerja perusahaan Food and selama dua tahun terakhir
Beverageskurang baik. Dari tiga menunjukkan nilai Z-
belas perusahaan terlihat enam Scoreantara 1,81 sampai 2,99.
perusahaan pada kategori rawan c. Perusahaan yang diprediksi akan
bangkrut (grey area) yaitu ICBP, mengalami kebangkrutan adalah
MYOR, PSDN, ROTI SKLT, dan sebanyak dua perusahaan.
STTP. Dua perusahaan pada Perusahaan tersebut yaitu PT Tri
kategori bangkrut yaitu ALTO dan Bayan Tirta Tbk dan PT
INDF. Terdapat lima perusahaan Indofood Sukses Makmur Tbk.
pada kategori sehat yaitu CEKA, Berdasarkan hasil perhitungan
DLTA, MLBI, SKBM, dan ULTJ. yang diperoleh selama dua tahun
E. Penutup terakhir menunjukkan nilai Z-
Kesimpulan Score kurang dari 1,81.
Berdasarkan hasil analisis Saran
terhadap data yang dikumpulkan, Adapun saran dari penelitian ini
maka dapat diambil kesimpulan adalah sebagai berikut.
sebagai berikut. a. Bagi perusahaan yang berada
a. Perusahaan yang diprediksi pada kategori bangkrut, pihak
tidak mengalami kebangkrutan manajemen harus segera
di masa yang akan datang mengambil tindakan untuk
karena kinerja baik yang segera membenahi
ditunjukan selama dua tahun perusahaannya baik secara
terakhir adalah sebanyak lima finansial maupun non finansial.
perusahaan. Perusahaan tersebut b. Bagi perusahaan yang berada
yaitu PT Wilmar Cahaya pada kategori grey area, pihak
Indonesia Tbk /PT (d.h Cahaya manajemen harus segera
Kalbar Tbk), PT Delta Djakarta memperbaiki kinerja yang
Tbk, PT Multi Bintang dianggap menjadi penyebab
Indonesia Tbk, PT Sekar Bumi terjadinya rawan kebangkrutan.
c. Bagi perusahaan yang berada Bankruptcy. Jurnal of Finance.
pada kategori sehat, sebaiknya Vol XXII No. 4
terus memperhatikan,
mempertahankan dan Altman, E.I.2000.Predicting Financial
meningkatkan kinerja Distress Of Companies Revisiting
perusahaan sehingga dapat The Z-Score And Zeta Models.
terhindar dari kemungkinan Jurnal of Finance.
terjadinya kebangkrutan.
d. Bagi investor dan kreditur, Fatmawati, Mia. 2012. Penggunaan The
sebelum melakukakan Zmijwski Model, The Altman
keputusan investasi dan Model dan The Springate Model
memberikan pinjaman harus Sebagai Predktor Delisting.
mempertimbangkan perusahaan Jurnal Administrasi Bisnis (JAB).
yang layak dijadikan sebagai Vol. 28 No. 1
lahan investasi dan layak
dipinjami. Perusahaan tersebut Febrianasari, Hilda Nia. 2012. Analisis
adalah perusahaan yang Penilaian Financial Distress
menunjukkan peningkatan Menggunakan Model Alman (Z-
kinerja keuangan atau Score) pada Perusahaan Kosmetik
perusahaan yang mempunyai yang Tercatat di Bursa Efek
kinerja yang baik. Indonesia. E-Jurnal Akuntansi
Implikasi Universitas Negri Surabaya. Vol
Penelitian ini hanya 1 No. 1
merupakan prediksi yang tidak dapat
meramalkan secara pasti kondisi Gamyun, Rindu Rika. 2011. Analisis
perusahaan yang diteliti karena Ketepatan Model Altman Sebagai
faktor-faktor di luar rasio keuangan Alat Untuk Memprediksi
seperti kondisi ekonomi, sosial, Kebangkrutan (Studi Empiris
teknologi, dan perubahan peraturan pada Perusahaan Manufaktur di
pemerintah. Apabila faktor-faktor BEI). Jurnal Ilmiah Akuntansi
tersebut diperoleh dan dapat diukur dan Keuangan Universitas
dengan tepat, maka akan diperoleh Lampung. Vol 16 No. 2
tingkat prediksi kebangkrutan yang
lebih akurat. Data yang digunakan Ikatan akuntan Indonesia (IAI). Standar
dalam penelitian ini hanya dua Akuntansi Keuangan. Jakarta.
tahun. Prediksi akan lebih baik apa 2015
bila menggunakan periode yang
lebih panjang.Untuk penelitian Peter & Yoseph. 2011. Analisis
selanjutnya dapat menggunakan Kebangkrutan dengan Metode Z-
lebih dari satu metode kebangkrutan Score Altman, Springate dan
untuk memperoleh hasil yang lebih Zmijewski pada PT. Indofood
akurat dan menggunakan data atau Sukses Makmur Tbk Periode
periode yang lebih panjang. 2005- 2009. Akurat Jurnal Ilmiah
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Riswan, Kesuma, Yolanda Fatrecia. 2014.
Altman, E.I. 1968. Financial Ratios, Analisis Laporan Keuangan
Discriminant Analysis And The Sebagai Dasar Dalam Penilaian
Prediction Of Corporate Kinerja Keuangan PT. Budi Satria
Wahana Motor. Jurnal Akuntansi Listing dan Perusahaan Delisting
dan Keuangan. Vol 5 No. 1 di Bursa Efek Indonesia Tahun
2009 – 2013). Jurnal
Singal, Rbubika Agustin, Pinatik, Sherly. Administrasi Bisnis (JAB)
2015. Evaluasi Penyusunan Universitas Brawijaya. Vol. 2 No.
Laporan Laba Rugi dan Neraca 1
Berdasarkan SAK ETAP pada
PT. Mutiguna Abadi. Jurnal Undang-Undang Republik Indonesia
EMBA Universitas Sam Nomor 37 Tahun 2004 Tentang
Ratulangi. Vol 3 No. 4 Kepailitan dan Pendundaan
kewajiban Pembayaran Utang.
Tambunan, Rafles W., Dwiatmanto, N.P.,
M.G. Wi Endang. 2015. Analisis
Prediksi Kebangkrutan
Perusahaan dengan Menggunakan
Metode Altman (Z-Score) (Studi
Pada Subsektor Rokok yang

You might also like