You are on page 1of 10

PENERAPAN MODEL ALTMAN (Z-SCORE) UNTUK MEMPREDIKSI

KEBANGKRUTAN PADA INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL YANG


TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2011

Aswinda Salatin
Darminto
Nengah Sudjana
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
E-mail: asap_salatin@yahoo.com

Abstract
This study aims to determine the company's financial performance that will be used to predict the
possibility of bankruptcy at a company. Research using bankruptcy prediction models Altman (Z-Score).
This research is descriptive quantitative approach. Altman developed a model allowing to predict
bankruptcy for up to two years before it was time. Five ratios used are working capital to total assets,
retained earnings to total assets, earnings before interest and taxes to total assets, market value of equity to
book value of total debts, and sales to total assets.The study population was Textiles and Textile Products
industry of Indonesia Go-Public and still listing. The sample used in this study were six Textiles and Textile
Products industry (TPT) are always listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in the year 2009-2011.
The results of a study of six textile industry listed on the Stock Exchange showed that six companies are
predicted to bankruptcy.Of the five variables used to predict bankruptcy, X3 variables that most influence
the bankruptcies. The management should immediately take the necessary measures to correct and prevent
the condition of the company so that the company can continue its business and generating profits.

Key Words: Application of Altman Model (Z-Score), Bankruptcy Prediction in TPT Industry.

1. PENDAHULUAN biaya-biaya industri non-migas, ditambah upah


Krisis moneter 1998 dan krisis ekonomi yang pekerja yang naik secara periodik tahunan akibat
menimpa Amerika Serikat pada tahun 2008 sangat harga barang kebutuhan yang naik ini akan bermuara
mempengaruhi keadaan perekonomian global. pada industri tekstil. Kenaikan Tarif Tenaga Listrik
Kondisi ekonomi makro yang buruk, merosotnya (TTL) juga semakin memperberat biaya produksi.
nilai tukar mata uang, dan meningkatnya inflasi Perpajakan juga menjadi salah satu faktor
akibat tingginya suku bunga menyebabkan sektor yang menyebabkan rendahnya daya saing produk
industri Indonesia mengalami kesulitan TPT lokal. Produk impor ilegal juga menjadi
mempertahankan going concern. Inti going concern masalah industri TPT Indonesia. Masalah
terdapat pada balance sheet perusahaan yang harus transportasi, restrukturisasi mesin dan stabilitas
menggambarkan nilai perusahaan untuk ekonomi juga mempengaruhi perekonomian.
menentukan eksistensi perusahaan di masa yang Masalah keuangan industri TPT Indonesia
akan datang. Salah satu industri di Indonesia yang yang paling menyebabkan kebangkrutan adalah
menghadapi tantangan dalam mempertahankan rendahnya kemampuan manajemen perusahaan
going concern-nya adalah sektor industri Tekstil dalam mengelola hutang. Pembiayaan produksi
dan Produk Tekstil (TPT). sebagian berasal dari hutang, restrukturisasi
Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) peralatan dan mesin juga menggunaan hutang yang
Indonesia masih mengalami tantangan berat dalam sangat besar jumlahnya. Menanggung hutang yang
mempertahankan going concern. Beberapa masalah besar, tetapi penjualan tidak mampu menghasilkan
serius yang menyebabkan stagnasi atau penurunan laba yang maksimal sehingga perusahaan selalu
kualitas dan kuantitas industri TPT Indonesia mengalami defisit terus-menerus. Hal ini
membuat banyak industri TPT Indonesia mengalami menyebabkan tingkat likuiditas dan profitabilitas
kebangkrutan. Pada tahun 2005 aturan pembatasan bernilai negatif. Perusahaan hanya bisa
kuota ditiadakan menyebabkan order berkurang. mengharapkan bantuan dari pemerintah untuk
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mengurangi beban hutang dengan cara pengalihan
bersubsidi per April 2012 juga diikuti kenaikan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
hutang, dan bantuan untuk biaya restrukturisasi untuk mengambil keputusan investasi atau divestasi
(www.kemenperin.go.id). yang lebih baik.
Berdasarkan penjelasan tersebut, apabila Berdasarkan latar belakang yang telah
masalah-masalah ini terus terjadi dan tidak diuraikan tersebut, maka rumusan masalah dalam
mempunyai jalan keluar atau perbaikan maka cepat penelitian ini adalah bagaimanakah kinerja keuangan
atau lambat industri TPT Indonesia akan mengalami Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang
kesulitan keuangan (financial distress). Menurut terdaftar di BEI periode 2009-2011 dengan
Dermawan (2007: 453) financial distress merupakan menerapkan model analisis Altman (Z-Score)?
suatu situasi dimana aliran kas operasi sebuah Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perusahaan tidak cukup memuaskan kewajiban- kinerja keuangan Industri Tekstil dan Produk Tekstil
kewajiban yang sekarang dan perusahaan dipakai (TPT) yang terdaftar di BEI 2009-2011 dengan
untuk melakukan tindakan korektif. menerapkan model analisis Altman (Z-Score).
Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan
kondisi financial distress perusahaan pada 2. TINJAUAN PUSTAKA
umumnya menggunakan rasio keuangan perusahaan. 2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Model prediksi yang digunakan untuk menghitung Laporan keuangan merupakan kewajiban
rasio keuangan perusahaan yang akan diteliti adalah setiap perusahaan untuk membuat dan
model analisis Altman (Z-Score). Model Altman melaporkannya pada suatu periode tertentu.
dipilih karena dianggap paling akurat memprediksi Menurut Kasmir (2010: 66), laporan keuangan
kebangkrutan. Hasil penelitian Hadi dan Anggareni adalah laporan yang menunjukkan kondisi
(2008) dalam jurnal yang berjudul “Pemilihan keuangan perusahaan.
prediktor delisting terbaik (Perbandingan antara The
Zmijewski Model, The Altman Model, dan The 2.2 Tujuan Laporan Keuangan
Springate Model) menujukkan bahwa model Secara umum tujuan laporan keuangan
Zmijewski tidak bisa memprediksi delisting adalah untuk memberikan informasi yang
perusahaan manufaktur. Sedangkan model Altman menyangkut posisi keuangan, kinerja dan
dan model Springate cukup mampu memprediksi perubahan keuangan perusahaan yang
delisting, penelitian ini menunjukkan bahwa model bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
Altman merupakan prediktor terbaik. Model Altman dalam pengambilan keputusan ekonomi.
mampu memperoleh tingkat ketepatan prediksi Menurut Kasmir (2010: 87), berikut ini,
sebesar 95% untuk data satu tahun sebelum beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan
kebangkrutan, dan ketepatan prediksi sebesar 75% laporan keuangan yaitu:
untuk data dua tahun sebelum kebangrutan. a. Memberikan informasi tentang jenis dan
Altman (1968, 1983, 1984), secara konsisten jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
mengembangkan modelnya sehingga memungkinkan perusahaan pada saat ini.
untuk memprediksi kepailitan sampai dua tahun b. Memberikan informasi tentang jenis dan
sebelum tiba saatnya. Altman menggunakan analisis jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki
deskriminan dan mengambil suatu sampel yang perusahaan pada saat ini.
terdiri dari 66 perusahaan manufaktur, setengah c. Memberikan informasi tentang jenis dan
diantaranya mengalami bangkrut, dari laporan jumlah pendapatan yang diperoleh pada
keuangan, satu periode sebelum perusahaan suatu periode tertentu.
bangkrut, Altman memperoleh 22 rasio keuangan, d. Memberikan informasi tentang jumlah
dimana lima diantaranya ditemukan paling biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
berkontribusi pada model prediksi. Lima rasio yang perusahaan dalam suatu periode tertentu.
digunakan adalah working capital to total asset, e. Memberikan informasi tenteng perubahan
retained earning to total asset, earning before yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan
interest and taxes to total asset, market value of modal perusahaan.
equity to book value of total debts, dan sales to total f. Memberikan informasi tentang kinerja
asset. Model prediksi kebangkrutan digunakan untuk manajemen perusahaan dalam suatu
memprediksi keadaan keuangan perusahaan di masa periode.
yang akan datang, sehingga manajemen bisa g. Memberikan informasi tentang catatan atas
membuat dan mengambil keputusan tepat. Model laporan keuangan.
prediksi kebangkrutan juga digunakan oleh investor h. Informasi keuangan lainnya.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
2.3 Pemakai Laporan Keuangan
Pihak-pihak yang berkepentingan 2.5 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
terhadap posisi keuangan maupun Menurut Harahap (2007: 197) , tujuan
perkembangan suatu perusahaan adalah para dari Analisis Laporan keuangan adalah sebagai
pemilik perusahaan, manager perusahaan yang berikut:
bersangkutan, para kreditur, bankers, para a. Screening. Analisis dilakukan dengan
investor, dan pemerintah dimana perusahaan melihat secara analisis laporan keuangan
tersebut berdomisili, buruh serta pihak-pihak dengan tujuan untuk memilih kemungkinan
lainnya lagi (Munawir, 2000: 2). Berikut adalah investasi atau merger.
tujuan para pemakai laporan keuangan: b. Forecasting. Analisis dilakukan untuk
a. Pemilik perusahaan, laporan keuangan meramalkan kondisi keuangan perusahaan di
digunakan untuk menilai sukses atau masa yang akan datang.
tidaknya manager dalam memimpin c. Diagnosis. Analisis dimaksudkan untuk
perusahaannya dan kesuksesan perusahaan melihat kemungkinan adanya masalah-
yang biasanya diukur dengan perolehan laba. masalah yang terjadi baik dalam manajemen,
b. Manager atau pimpinan perusahaan, laporan operasi, keuangan, atau masalah lain.
keuangan periode yang sudah berlalu d. Evaluation. Analisis dilakukan untuk menilai
digunakan untuk menyusun rencana yang prestasi manajemen, operasional, efisiensi,
lebih baik, memperbaiki sistem dan dan lain-lain.
pengawasan dan menentukan kebijakan yang
lebih tepat. 2.6 Kelebihan Analisis Laporan Keuangan
c. Para kreditur dan bankers tertarik dengan Manfaat analisis laporan keuangan bagi
informasi keuangan yang memungkinkan manajer adalah untuk menganalisis,
mereka untuk memberi atau menolak mengendalikan, dan memperbaiki operasional
permintaan kredit suatu perusahaan. perusahaan. Manfaat bagi analis kredit
d. Para investor (penanam modal jangka digunakan untuk menentukan kemampuan
panjang), mereka berkepentingan terhadap perusahaan membayar hutangnya. Kelebihan
prospek keuntungan dimasa mendatang dan analisis rasio keuangan menurut Harahap (2007:
perkembangan perusahaan selanjutnya. 31):
Laporan keuangan digunakan untuk a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar
membantu memutuskan apakah harus statistik yang mudah dibaca dan ditafsirkan.
membeli, menjual, atau menahan investasi b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana
tersebut. dari informasi yang disajikan oleh laporan
e. Pemerintah, membutuhkan laporan keuangan keuangan yang rumit.
untuk menentukan besarnya pajak yang harus c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah
ditanggung perusahaan, serta untuk industri lain.
mengetahui kemampuan perusahaan untuk d. Sangat bermanfaat untuk mengambil bahan
memberikan upah dan jaminan sosial yang dalam mengisi model-model pengambilan
lebih baik. keputusan dari model prediksi (Z-Score).
f. Karyawan, untuk mengetahui stabilitas dan e. Menstandari ukuran perusahaan.
profitabilitas perusahaan. f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan
dengan perusahaan lain atau melihat
2.4 Pengertian Analisis Laporan Keuangan perkembangan perusahaan secara periodik
Analisa laporan keuangan pada dasarnya atau time series.
adalah mengkonversikan atau merubah data g. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta
yang berasal dari laporan keuangan menjadi melakukan prediksi di masa yang akan
informasi yang lebih beragam, lebih jelas dan datang.
akurat bagi pihak-pihak yang memerlukan
laporan keuangan untuk pengambilan 2.7 Pengertian Kebangkrutan
keputusan. Menurut Sihombing (2008: 27), Pada pasal 1 butir 1 UU No. 37 Tahun
analisis laporan keuangan dan interpretasinya 2004, “Kebangkrutan adalah sita umum atas
pada hakekatnya adalah mengadakan penilaian semua kekayaan debitur pailit yang pengurusan
atas keadaan keuangan dan potensi suatu dan pemberesannya dilakukan oleh kurator di
perusahaan melalui laporan keuangan tersebut.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
bawah pengawasan Hakim Pengawas perusahaan adalah aliran kas perusahaan,
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.” strategi perusahaan, laporan keuangan, trend
Pengertian kepailitan mengacu pada pejualan, kemampuan manajemen. Analisis ini
Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 ingin melihat kekuatan perusahaan relatif
tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU terhadap pesaingnya, sedangkan indikator
Kepailitan yang menyebutkan: eksternal bisa diambil dari pasar keuangan,
a. Debitur yang mempunyai 2 (dua) atau lebih informasi dari pihak yang berkaitan seperti
kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu pemasok dan konsumen.
utang yang jatuh tempo dan tidak dapat
ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan 2.10 Alternatif Perbaikan Kesulitan
pengadilan yang berwenang, baik atas Menurut Hanafi (2008: 641), beberapa
permohonannya sendiri, maupun atas alternatif perbaikan berdasarkan besar kecilnya
permintaan seorang atau lebih rediturnya. permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan.
b. Permohonan sebagaimana disebut dalam Tergantung tingkat keseriusan yang dialami oleh
butir diatas, dapat juga diajukan oleh perusahaan, pemecahan dapat dilakukan secara
kejaksaan untuk kepentingan umum. informal dan formal sebagai berikut:
Dalam Undang-Undang Nomor 37 a. Pemecahan secara informal:
Tahun 2004 juga dijelaskan Tentang Kepailitan 1. Dilakukan apabila masalah belum begitu
Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang. parah.
Undang-Undang kepailitan menyatakan 2. Masalah perusahaan hanya berisifat
bagaimana menyelesaikan sengketa yang sementara, prospek masa depan masih
muncul di kala satu perusahaan tidak bisa lagi bagus.
memenuhi kewajiban utang, juga bagaimana Cara:
menangani pertikaian antar individu yang 1. Perpanjangan (Extension): dilakukan
berkaitan dengan usaha atau bisnis yang dengann memperpanjang jatuh tempo
dijalankan. Perusahaan bisa dinyatakan utang-utang. Kreditor bersedia melakukan
pailit/bangkrut apabila dalam jangka waktu hal tersebut jika mereka menilai bahwa
tertentu tidak bisa melakukan pembayaran prospek perusahaan dimasa mendatang
pokok atau bunganya. Kepailitan juga bisa masih baik, sehingga nilai kredit mereka
diminta oleh pemilik perusahaan atau juga oleh meskipun ditunda jatuh temponya masih
para penagih utang. lebih besar jika perusahaan dilikuidasi.
Selain itu, kreditor dapat menghindari
2.8 Tanda-tanda Terjadinya Kebangkrutan penyelesaian melalui pengadilan yang
Indikasi yang ditemukan dalam tanda- memakan biaya dan waktu.
tanda kemungkinan kebangkrutan suatu 2. Komposisi (Compotition): dilakukan
perusahaan, Teng (2002: 13), tanda-tanda paling dengan mengurangi besarnya tagihan. Hal
jelas akan datangnya kegagalan sebuah ini lebih menguntungkan karena lebih
perusahaan adalah sebagai berikut: cepat, dapat menghindari penyelesaian
a. Profitabilitas yang negatif/menurun. yang bertele-tele jika dilakukan melalui
b. Merosotnya posisi pasar. penyelesaian formal pengadilan.
c. Posisi kas yang 3. Likuidasi: jika nilai likuiditas lebih besar
buruk/negatif/ketidakmampuan melunasi dibandingkan nilai going concern,
kewajiban-kewajiban kas. perusahaan bisa dilikuidasi secara
d. Tingginya perputaran karyawan/rendahnya informal. Likuidasi informal lebih cepat
moral. dan bisa menghemat biaya pengadilan,
e. Penurunan volume penjualan. sehingga nilai likuidasi yang diperoleh
f. Penurunan nilai penjualan. lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
g. Ketergantungan terhadap utang. yang diperoleh jika likuidasi di
h. Kerugian yang selalu diderita dari operasinya pengadilan.
b. Pemecahan secara formal.
2.9 Prediksi Kebangkrutan Dilakukan apabila masalah sudah parah,
Menurut Hanafi (2008: 654), indikator kreditor dan pemasok dana lainnya ingin
yang bisa dipakai untuk memprediksi jaminan keamanan dan keadilan. Pemecahan
kebangkrutan sebagai berikut indikator internal

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
secara formal melibatkan pihak ketiga perusahaan akan mengalami kegagalan atau tidak
pengadilan. di masa mendatang. Altman membaginya
Cara: kedalam tiga kategori, yaitu:
1. Apabila nilai perusahaan>nilai perusahaan 1. Jika nilai Z < 1,81 maka termasuk perusahaan
dilikuidasi, dilakukan reorganisasi dengan yang bangkrut.
mengubah struktur modal menjadi struktur 2. Jika nilai 1,81 < Z < 2,99 maka termasuk grey
modal yang layak. Perubahan bisa area (tidak dapat ditentukan apakah
dilakukan melalui perpanjangan, perusahaan sehat atau mengalami
perubahan komposisi, atau keduanya. kebangkrutan).
2. Apabila nilai perusahaan<nilai perusahan 3. Jika nilai Z > 2,99 maka termasuk perusahaan
dilikuidasi, likuidasi akan lebih baik yang tidak bangkrut.
dilakukan. dilakukan Likuidasi dengan
menjual aset-aset perusahaan, kemudian 3. METODE PENELITIAN
didistribusikan ke pemasok modal 3.1 Jenis Penelitian
dibawah pengawasan pihak ketiga Penelitian yang dilakukan termasuk jenis
penelitian deskriptif dengan pendekatan
3. Model Analisis Altman (Z-Score) kuantitatif. Menurut Arikunto (2003: 309),
Altman adalah orang pertama yang penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
menerapkan Multiple Discriminant dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
Anaysis.Analisis diskriminan ini kemudian mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu
menghasilkan suatu dari beberapa keadaan gejala menurut apa adanya pada saat
pengelompokan yang bersifat apriori atau penelitian dilakukan. Penelitian ini
mendasarkan teori dari kenyataan yang menggunakan pendekatan kuantitatif karena
sebenarnya. Dalam menyusun model Z, Altman data yang ada berupa angka-angka atau simbol-
mengambil sampel 33 perusahaan manufaktur simbol matematik yang terdapat dalam laporan
yang bangkrut pada periode 1960 sampai 1965 keuangan dan dilakukan perhitungan-
dan 33 perusahaan yang tidak bangkrut dengan perhitungan terhadap data tersebut (Sugiyono,
lini industri dan ukuran yang sama. Dengan 2010: 12).
menggunakan data laporan keuangan dari 1
sampai 5 tahun sebelum kebangkrutan. Altman 3.2 Variabel Penelitian dan Pengukuran
menyusun 22 rasio keuangan yang paling Adapun variabel keuangan yang digunakan
memungkinkan dan mengelompokannya dalam 5 dalam analisis model Altman adalah
kategori yang mewakili empat rasio yaitu a. X1 = Modal Kerja Terhadap Total Aktiva
likuiditas, profitabilitas, leverage/solvabilitas, dan Modalkerja terhadap Total aktiva ini
kinerja. menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
Penelitian ini menggunakan model menghasilkan modal kerja bersih dari
Altman pertama karena yang diteliti adalah keseluruhan total aktiva yang dimilikinya.
perusahaan manufaktur. Model Altman yang Ukuran variabel X1 menggunakan persen (%).
pertama ditujukan untuk memprediksi sebuah b. X2 = Laba Yang Ditahan Terhadap Total
perusahaan publik manufaktur. Persamaan dari Aktiva
model Altman pertama adalah sebagai berikut: Laba yang ditahan terhadap Total aktiva
Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
Sumber: Hanafi (2008: 656) menghasilkan laba ditahan dari total aktiva
Keterangan: perusahaan. Laba ditahan merupakan laba
Z = indeks kebangkrutan yang tidak dibagikan kepada para pemegang
X1= modal kerja/total aktiva saham. Ukuran variabel X2 menggunakan
X2= laba yang ditahan/total aktiva persen (%).
X3= laba sebelum bunga dan pajak/total aktiva c. X3= Laba Sebelum Bunga dan Pajak Terhadap
X4= nilai pasar saham biasa dan saham Total Aktiva.
preferen/nilai buku total hutang Laba sebelum bunga dan pajak terhadap Total
X5= penjualan/total aktiva aktiva menunjukkan kemampuan perusahaan
Nilai Z merupakan indeks keseluruhan untuk menghasilkan laba dari aktiva
dari fungsi multiple discriminant analysis. perusahaan sebelum pembayaran bunga dan
Menurut Altman terdapat angka-angka cut off
nilai Z yang dapat menjelaskan apakah
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | 5
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
pajak. Ukuran variabel X3 menggunakan 3.6 Instrumen Penelitian
persen (%). Instrumen penelitian adalah suatu alat
d. X4= Nilai Pasar Saham Terhadap Nilai Buku yang digunakan mengukur fenomena alam
Total Hutang maupun sosial yang diamati. Secara spesifik
Nilai pasar saham terhadap Nilai buku total semua fenomena ini disebut variabel penelitian
hutang menunjukkan kemampuan perusahaan (Sugiyono, 2010: 146). Instrumen untuk metode
untuk memenuhi kewajiban dari nilai pasar dokumentasi adalah pedoman dokumentasi,
modal sendiri. Ukuran variabel X4 dalam melakukan metode dokumentasi, peneliti
menggunakan persen (%). menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku,
e. X5= Penjualan Terhadap Total Aktiva arsip dan dokumen yang akan dijadikan data
Penjualan terhadap Total aktiva menunjukkan penelitian.
apakah perusahaan menghasilkan volume
bisnis yang cukup dibandingkan investasi 3.7 Populasi dan Sampel
dalam total aktivanya. Ukuran variabel X5 a. Populasi
menggunakan persen (%). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan tekstil dan komponennya
3.3 Lokasi Penelitian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),
Penelitian dilakukan di Bursa Efek populasi penelitian mencakup data
Indonesia (BEI), tetapi pengambilan data perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil yang
dilakukan di Pojok BEI Fakultas Ekonomi dan terdaftar di BEI tahun 2009-2011. Yaitu
Bisnis Universitas Brawijaya, Jalan MT. sebanyak 19 perusahaan.
Haryono 165 Malang. Alasan pemilihan lokasi b. Sampel
ini adalah berdasarkan efisiensi biaya dan waktu Sampel adalah sebagian yang diambil
serta mudah dijangkau karena lokasi berada dari populasi dengan menggunakan cara-cara
dalam lingkungan Universitas Brawijaya. tertentu (Sudjana, 2002: 161). Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian
3.4 Sumber Data ini adalah dengan cara purposive sampling.
Sumber data yang digunakan dalam Menurut Arikunto (2003: 128), purposive
penelitian ini adalah sumber data sekunder. sampling yaitu teknik sampling yang
Menurut Kuncoro (2003: 127),“Data Sekunder digunakan oleh peneliti jika peneliti
merupakan data yang telah dikumpulkan oleh mempunyai pertimbangan-pertimbangan
lembaga pengumpul data dan dipublikasikan tertentu di dalam pengambilan sampelnya.
kepada masyarakat pengguna data.” Sumber Kriteria pengambilan sampel dalam
data yang digunakan adalah laporan keuangan penelitian ini adalah:
perusahaan yang masih aktif di bursa Efek 1. Perusahaan industri terdaftar 3 tahun
Indonesia (BEI). berturut-turut hingga periode 2009-2011.
2. Mengeluarkan laporan keuangan
3.5 Teknik Pengumpulan Data perusahaan.
Untuk memudahkan peneliti dalam 3. Perusahaan tekstil yang pernah mengalami
memperoleh data, maka diperlukan metode- operational loss pada periode 2009-2011.
metode pengumpulan data tertentu. Menurut Berikut ini 6 perusahaan yang
Arikunto (2003: 134), “Metode pengumpulan dijadikan sampel, disajikan dalam tabel 6
data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh sebagai berikut:
peneliti untuk mengumpulkan data.” Penelitian Tabel 1 Perusahaan Tekstil dan Produk
ini memakai data yang dikumpulkan Tekstil yang Dijadikan Sebagai Sampel
menggunakan metode dokumentasi, yaitu Nama Perusahaan Kode
dengan melihat dan melakukan analisis terhadap Eratex Djaja Tbk ERTX
laporan keuangan yang terdiri dari neraca, Panasia Filament Inti Tbk PAFI
laporan laba/rugi, dan arus kas. Data yang Unitex Tbk UNTX
digunakan dalam penelitian diperoleh dari pojok Ever Shine Textile Industry Tbk ESTI
BEI, dan website Indonesian Stock Exchange Karwell Indonesia Tbk KARW
(www.idx.co.id). Surya Intrindo Makmur Tbk SIMM
Sumber: Indonesian Capital Market Directory
2011

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Tahun
3.8 Metode Analisis Data Perusahaan
2009 2010 2011
Analisis data merupakan proses ERTX -1,03 -3,48 1,93
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang PAFI -0,34 -2,22 -1,28
lebih mudah dipahami sehingga berguna untuk UNTX -1,38 -2,77 -2,16
membantu memecahkan masalah. Analisis yang ESTI 1,54 1,36 1,63
digunakan adalah analisis deskriptif, dimana KARW -6,30 -7,49 -34,87
setelah data diperoleh dan diolah, data dianalisa SIMM -3,89 -5,20 -7,11
dan dibandingkan sehingga dapat bermanfaat Sumber: Data diolah
bagi penelitian. Langkah-langkah yang Keterangan :
dilakukan dalam analisis ini meliputi : : Perusahaan sedang dalam kondisi buruk
1. Melakukan perhitungan rasio perusahaan : Perusahaan rawan kebangkrutan
sesuai dengan variabel-variabel dalam model Hasil perhitungan menggunakan metode
yang digunakan. Dalam penelitian ini Altman (Z-Score) menunjukkan hanya ada satu
digunakan metode Altman (Z-Score) yang perusahaan yang menunjukkan perbaikan
khusus digunakan untuk memprediksi kinerja keuangan pada periode akuntansi tahun
kebangkrutan perusahaan manufaktur. 2011 yaitu PT. Eratex Djaja Tbk (ERTX),
Rumus Model Altman adalah sebagai sedangkan 5 perusahaan lain yaitu PT. Panasia
berikut: Filament Inti Tbk (PAFI) , PT. Unitex Tbk
Z= 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 (UNTX), PT. Ever Shine Textile Industry Tbk
Sumber: Hanafi (2008: 656) (ESTI), PT. Karwell Indonesia Tbk (KARW),
Keterangan: dan PT. Surya Intrindo Makmur Tbk (SIMM)
X1 = modal kerja (aktiva lancar-utang masih dalam kondisi yang buruk dan terancam
lancar)/total aktiva bangkrut karena nilai Z perusahaan berada
X2 = laba yang ditahan/total aktiva dibawah batas aman (titik cut – off) yaitu 2,99 .
X3 = laba sebelum bunga dan pajak/total Keadaan dari 6 perusahaan TPT yang djadikan
aktiva sampel akan disajikan dalam grafik berikut ini:
X4 = nilai pasar saham biasa dan saham Gambar 1 Perbandingan nilai Z berdasarkan
preferen/nilai buku total hutang perhitungan Model Altman
X5 = penjualan/total aktiva
2. Menghitung Z-score perusahaan berdasarkan Grafik Z-Score
persamaan model Altman.
3. Mengklasifikasikan kondisi perusahaan
sesuai dengan titik cut off yang telah SIMM
ditentukan.
KARW
4. Mengambil kesimpulan mengenai kinerja
keuangan perusahaan dan prediksi ESTI
kebangkrutan dari hasil analisis data yang
ada. UNTX

4. HASIL DAN PEMBAHASAN PAFI


4.1 Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan ERTX
Model Altman (Z-Score)
Pada tabel dibawah ini disajikan hasil -40 -30 -20 -10 0 10
penerapan model prediksi kebangkrutan dengan ERTX PAFI UNTX ESTI KARW SIMM
model Altman (Z-Score) pada perusahaan 2011 1,9 -1,2 -2,16 1,63 -34 -7,11
Tekstil dan Produk tekstil (TPT) yang terdiri 2010 -3,48 -2,22 -2,77 1,36 -7,49 -5,2
dari enam perusahaan yang terdaftar di Bursa 2009 -1,03 -0,34 -1,38 1,54 -6,3 -3,89
Efek Indonesia hingga periode 2009 sampai
tahun 2011, dari tabel tersebut dapat terlihat
kondisi perusahaan, apakah perusahaan dalam Sumber: Data Diolah
kondisi yang sehat, rawan bangkrut atau sedang
dalam kondisi yang buruk.
Tabel 2 Hasil Perhitungan Menggunakan
Metode Altman (Z-Score)
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | 7
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
4.2 Variabel Altman (Z-Score) yang Paling Tbk (ESTI), meskipun bernilai positif nilai
Mempengaruhi Kebangkrutan Industri TPT variabel X2 perusahaan bernilai paling rendah
Indonesia diantara lima variabel yang lainnya. Laba
Dari lima variabel yang dipakai untuk ditahan kelima perusahaan tersebut diatas selalu
memprediksi kebangkrutan dalam model mengalami defisit selama periode 2009 sampai
Altman (Z-Score), variabel yang paling 2011 dan paling dominan diantara lima variabel
mempengaruhi kondisi kebangkrutan adalah X3, lainnya. Sehingga variabel ini tidak bisa
yaitu rasio EBIT/total aktiva. Rasio ini menjalankan peran untuk menstabilkan
digunakan untuk mengukur kemampuan tingkat investasi, sehingga tidak bisa memperbaiki
pengembalian aktiva dan mengukur seberapa stuktur finansial yang memburuk.
besar produktiktifitas penggunaan dana yang
dipinjam untuk menghasilkan laba. Rasio ini 5. KESIMPULAN DAN SARAN
berfungsi sebagai alat pengaman jika 5.1 Kesimpulan
perusahaan mengalami kesulitan keuangan, a. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan
karena itu jika X3 perusahaan melemah maka Model Altman (Z-Score) menunjukkan
perusahaan terindikasi mengalami kesulitan bahwa hanya ada satu perusahaan yaitu PT.
keuangan. Eratex Djaja yang melakukan perbaikan
Berdasarkan hasil perhitungan Z skor (tabel signifikan. Hasil perhitungan menggunakan
2) diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan Model Altman (Z-Score) menunjukkan
sering mengalami kerugian operasional. Hanya ada kenaikan batas nilai Z dari potensial bangkrut
satu perusahaan yaitu PT. Evershine Textile Industry menjadi rawan kebangkrutan pada periode
Tbk (ESTI) yang mempunyai laba operasional 2011. Sedangkan nilai Z lima perusahaan
selama periode 2009 sampai 2011. Kerugian
lainnya masih berpotensi mengalami
operasional menyebabkan perusahaan tidak
mempunyai cadangan dana untuk menanggulangi kebangkrutan. Keadaan yang stabil atau tidak
kesulitan keuangan yang sewaktu-waktu dapat bernilai negatif dimiliki oleh PT. Ever Shine
menimpa perusahaan. Textile Industry Tbk, meskipun belum
Hasil penelitian terhadap industri TPT berhasil meningkatkan kinerja keuangan
Indonesia yang dijadikan sampel penelitian secara maksimal, setidaknya nilai Z bernilai
yaitu industri yang mengalami operational lost positif selama periode 2009 sampai 2011.
menunjukkan bahwa variabel X2 yang juga b. Model prediksi Altman (Z-Score) menpunyai
berpengaruh besar terhadap nilai Z kelebihan yaitu dapat mengkombinasikan
kebangkrutan. Variabel X2 diperoleh dari laba lima rasio keuangan yang paling dominan
ditahan/total aktiva. Laba ditahan merupakan dalam menentukan financial distress suatu
kumpulan laba tahun-tahun sebelumnya yang perusahaan, sehingga bisa diketahui skor
diinvestasikan kembali ke perusahaan (tidak secara keseluruhan untuk menilai kinerja
dibayarkan dalam bentuk dividen). Laba ditahan keuangan persahaan.
diperoleh dari laba setelah pajak yang dikurangi c. Keterbatasan yang dimiliki model Altman (Z-
dividen saham biasa. Semakin besar hasil dari Score) adalah tidak menghitung faktor-faktor
variabel ini menunjukkan semakin besarnya laba diluar rasio keuangan seperti kondisi
ditahan yang dapat digunakan untuk membiayai ekonomi (pertumbuhan ekonomi, tingkat
kebutuhan dana perusahaan dan mengurangi pengangguran, inflasi) serta parameter politik
sumber dana eksternal. tidak dapat diguakan dalam penelitian ini
Berdasarkan hasil perhitungan, lima dari karena cara pengukurannya yang sulit.
enam perusahaan yang dijadikan sampel Apabila faktor-faktor tersebut dapat
menunjukkan bahwa nilai X2 mempunyai nilai diperoleh dan dapat diukur dengan tepat,
negatif paling tinggi dari variabel lainnya, maka akan diperoleh prediksi financial
sehingga sangat mempengaruhi perhitungan Z- distress perusahaan manufaktur yang lebih
Score perusahaan. Lima perusahaan ini adalah akurat.
PT. Eratex Djaja Tbk (ERTX), PT. Panasia
Filament Inti Tbk (PAFI), PT. Unitex Tbk 5.2 Saran
(UNTX), PT. Karwell Indonesia Tbk (KARW), Berdasarkan kesimpulan tersebut,
PT. Surya Intrindo Makmur Tbk (SIMM). peneliti mencoba memberikan saran untuk dapat
Hanya satu perusahaan yang mempunyai nilai dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
X2 positif yaitu PT. Ever Shine Textile Industry pihak-pihak yang berkepentingan atas kinerja

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Harahap, Sofyan S. 2007. Analisis Kritis Atas
Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut: Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja
a. Bagi manajemen perusahaan setelah Grafindo Persada.
mengetahui seberapa besar potensi
kebangkrutan yang dimiliki perusahaan, Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan.
sebaiknya segera mengadakan evaluasi dan Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.
meningkatkan kinerja dan produktifitas
Kuncoro, M. 2003. Metode riset untuk bisnis dan
perusahaan agar minimal dapat mengurangi
ekonomi : Bagaimana meneliti dan menulis
potensi kebangkrutan atau bahkan
tesis?. Jakarta: Erlangga.
menghindarinya.
b. Piham manajemen harus melakukan efisiensi Sihombing, Daulat. 2008. Peranan Analisis Rasio
biaya untuk menutup kekurangan, dan Keuangan dalam Memprediksi Kesehatan
mengambil tindakan restrukturisasi untuk Perusahaan Tekstil dan Alas Kaki yang
mengurangi beban hutang dan beban bunga. Terdaftar Di BEJ. TESIS. Medan:
c. Bagi para investor hasil analisis Universitas Sumatera Utara e-Repository.
menggunakan model Altman (Z-Score) bisa
digunakan untuk menentukan langkah Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung :
investasi atau divestasi yang lebih baik. Penerbit Tarsito
d. Bagi pihak pemerintah selaku pembuat
kebijakan, setelah mengetahui seberapa besar Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan
potensi kebangkrutan perusahaan manufaktur Ke-15. Bandung: Alfabeta.
TPT agar terus mengawasi dan membuat Teng, Michael. 2002. Corporate Turn Around,
kebijakan yang dapat membantu perusahaan Nursing A Sick Company Back to Health.
yang berada pada Grey Area agar tidak Diterjemahkan oleh Barlian Muhammad.
sampai mengalami kebangkrutan. Jakarta: Pearson Education Asia Pte Ltd dan
e. Bagi pihak yang akan meneliti selanjutnya, PT Prenhallindo.
agar menggunakan penelitian ini sebagai
referensi agar dapat memilih metode analisis Munawir, S. 2000. Analisa Laporan Keuangan.
kebangkrutan yang tepat untuk perusahaan Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
yang akan diteliti.
, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan.
Yogyakarta: Liberty.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia
No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Altman , Edward. 1968. Financial Ratios,
Penundaan Pembayaran Utang. Diakses
Discriminant analysis and The Prediction of
tanggal 29 April 2011. Sumber:
Corporate Bankcuptcy. Journal of Finance,
http://www.bpkp.go.id
23 (4): 189-209.
Anonim. 2007. Petunjuk Teknis Program
Anonim. 2004. Peraturan Pemerintah Pengganti
Revitalisasi Penumbuhan Industri Tekstil
Undang- Undang No.1 Tahun 1998 Tentang
Melalui Restrukturisasi Mesin Peralatan.
Kepailitan. No.87. 1998. Lembaran Negara
Diakses tanggal 15 Oktober 2012. Sumber:
RI.
http://www.kemenperin.go.id/artikel/2747/Pe
Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Penelitian. tunjuk-Teknis-Program-Revitalisasi-
Cetakan Keenam. Jakarta: Rineka Cipta. Penumbuhan-Industri-Melalui-
Restrukturisasi-MesinPeralatan-Industri-
Dermawan, Sjahrial. 2007. Manajemen Keuangan Tekstil-dan-Produk-Tekstil-serta-Industri-
Lanjutan. Edisi 1. Jakarta: Mitra Wacana Alas-Kaki
Media.
http://jurnal.pdii.lipi.go.id
Hanafi , Mamduh M. 2008. Manajemen Keuangan.
Edisi 1. Yogyakarta : BPFE. http://repository.ipb.ac.id

______, dan Abdul Halim. 2003. Analisa Laporan http://idx.co.id


Keuangan. Yogyakarta : UUP-AMP YKPN
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | 9
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013 | 10
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like