You are on page 1of 9

PREDIKSI KEBANGKRUTAN

MENGGUNAKAN ANALISIS MODEL Z-SCORE


(Studi Pada Subsektor Textile Mill Products
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)

Muhammad Zaim Thohari


Nengah Sudjana
Zahroh Z. A.
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email: zaimthohari@gmail.com

ABSTRACT

This research has the objective as the first step to knowing the company’s bankruptcy signal. Before we
knowing it is certainly a company will meet bad financial health condition, so the chosen method is to use the
model analysis of Altman Z-Score because uses data obtained from the financial reports and processed as a
measure of the financial health of the company. Research done on the subsector Textile Mill Products were
listed on the Indonesia Stock Exchange for periods 2009-2013 with purposive sampling technique and uses
retrieved eight of the eleven companies listed. This research uses descriptive quantitative research and use
the documentation to collecting data. This research to made to fruition with details that the six companies are
predicted to go bankrupt with unhealthy financial conditions, one company predicted on a grey area or
bankrupt-prone which allows this company into bankruptcy or could not bankruptcy due to the fluctuating
financial conditions create ever encountered the unhealthy financial conditions, financial conditions are
prone, and to have once been a healthy financial were conditioned while one company predicted not bankrupt
with very healthy financial condition. This research will support high-level accuracy by using the Z-Score
model analysby Altman.

Keywords: Company, Bankruptcy, Z-Score Model

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan sebagai langkah awal dalam mengetahui sinyal kebangkrutan perusahaan secara dini.
Sebelum mengetahui risiko kebangkrutan tentunya perusahaan akan mengalami kondisi kesehatan keuangan
yang kurang baik, sehingga metode yang dipilih adalah dengan menggunakan analisis model Altman Z-Score
karena menggunakan data yang didapat dari laporan keuangan dan diolah sebagai ukuran kesehatan keuangan
perusahaan. Penelitian dilakukan pada subsektor Textile Mill Products yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2009-2013 dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan diperoleh
delapan dari sebelas perusahaan yang terdaftar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif dan menggunakan dokumentasi pada metode pengumpulan datanya. Penelitian ini membuahkan
hasil dengan rincian bahwa enam perusahaan diprediksikan bangkrut dengan kondisi keuangan yang tidak
sehat, satu perusahaan diprediksikan pada grey areaatau rawan bangkrut yang memungkinkan perusahaan ini
bisa mengalami kebangkrutan bahkan tidak mengalami kebangkrutandikarenakan dengan kondisi keuangan
yang fluktuatif membuat pernah mengalami kondisi keuangan yang tidak sehat, berada pada kondisi keuangan
yang rawan, dan pernah berada dikondisi keuangan yang sehat, sedangkan satu perusahaan lagi diprediksikan
tidak bangkrut dengan kondisi keuangan yang sangat sehat. Sehingga proses penelitian ini mendukung akan
tingkat keakuratan yang tinggi dengan menggunakan analisis model Z-Score milik Altman.

Kata kunci: Perusahaan, Kebangkrutan, Model Z-Score

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 28 No. 1 November 2015| 149


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
1. PENDAHULUAN yang akan terjadi ketika nilai pasar yang wajar dari
Seiring ketatnya persaingan pada aktiva-aktivanya lebih kecil disbandingkan dengan
perekonomian global, terjadi beberapa fenomena kewajiban atau hutang-hutang perusahaan.
yang menyebabkan turunnya pendapatan dan Beberapa model prediksi kebangkrutan yang
belanja Negara yang dijelaskan oleh Menteri sering digunakan ialah analisis model Z-Score oleh
Keuangan Bambang P. S. Brodjonegoro yaitu Altman. Analisis model Z-Score dipilih sebagai
tercatat hanya mencapai angka Rp1.537,2 triliun metode yang dapat digunakan dalam prediksi
dari Rp1.635,4 trililun atau sebesar 94 persen dari kebangkrutan karena model ini mudah digunakan
rencana APBN-P (www.kemenkeu.go.id). Kondisi dengan diimbangi tingkat keakuratan yang tinggi
ini nampaknhya juga membawa dampak pada dan menggunakan rasio yang merupakan
segala sektor industri termasuk industri tekstil, perpaduan keadaan internal dan eksternal
bahkan menyebabkan jumlah industri tekstil perusahaan.Variabel yang digunakan dalam
golongan besar dan sedang di Indonesia semakin metode ini adalah rasio-rasio keuangan antara lain:
tahun mengalami penurunan semenjak tahun 2008 Pertama, rasio modal kerja bersih (Working
yang berjumlah 2.450 perusahaan menjadi 2.232 Capital) terhadap total aktiva (Total Assets).
perusahaan di tahun 2013 (www.bps.go.id). Kedua, rasio sisa laba ditahan (Retained Earnings)
Sedangkan di sisi lain produk tekstil merupakan terhadap total aktiva (Total Assets).Ketiga, rasio
salah satu komiditi ekspor unggulan nonmigas laba sebelum bunga dan atau pajak (EBIT/Earnings
Indonesia menduduki peringkat sepuluh kelompok Before Interest and Taxes) terhadap total aktiva
hasil industri dengan nilai ekspor terbesar di (Total Assets). Keempat, rasio nilai pasar saham
Indonesia (www.kemenperin.go.id). (Market Value Equity) terhadap total hutang (Book
Harian Kompas (www.bisniskeuangan. Value Liability). Dan terakhir mengenai rasio
kompas.com) menyebutkan bahwa juga ada penjualan (Net Sales) terhadap total aktiva (Total
kekhawatiran yang diutarakan oleh Ade Sudrajat Assets) (Wardhani: 2007).
selaku Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Prediksi kebangkrutan perusahaan ini
akan ancaman perubahan-perubahan kondisi dilakukan pada subsektor Textile Mill Products
terutama pada kebijakan pemerintah dengan yang terdaftar di BEI dengan situasi rentan
kenaikan tarif TDL sebesar 38,9% hingga 64,7% terhadap kebangkrutan. Kondisi rentan tersebut
yang dipastikan berpengaruh pada kenaikan biaya dilihat dari laporan laba/rugi periode 2009-2013
produksi sebesar 15% membuat perusahaan- yang berindikasi mengalami kegagalan keuangan
perusahaan takstil terancam gulung tikar. atau kerap disebut financial distressed. Kegagalan
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh industri tekstil keuangan mempunyai makna kesulitan dana baik
yang diharapkan selalu memperhatikan kesehatan dalam arti dana dalam pengertian kas ataupun
perusahaan dari berbagai aspek untuk mencegah dalam pengertian modal kerja. Mengacu pada
terjadinya kebangkrutan.Tingkat kesehatan uraian diatas, menjadi ketertarikan dalam
perusahaan dapat ditinjau dari kondisi keuangan melakukan penelitian kali ini. Maka judul
perusahaan dengan menggunakan laporan keungan penelitian yang diambil adalah “Prediksi
untuk dilakukan analisis sehingga ditemukan Kebangkrutan Menggunakan Analisis Model Z-
prediksi kebangkrutannya. Score” (Studi Pada Subsektor Textile Mill Products
Analisis laporan keuangan yang dilakukan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
pada perusahaan terkait memiliki tujuan untuk 2009-2013).
menilai keadaan keuangan perusahaan di
kemungkinan masa depan saat ini atau bahkan di 2. KAJIAN PUSTAKA
masa lalu dengan melakukan perhitungan rasio- Laporan Keuangan
rasio (Syamsuddin 2009:37).Keadaaan perusahaan Darsono dan Ashari (2005:4) memberikan
mengenai sehat atau buruk dalam kondisi pengertian mengenai laporan keuangan yang
keuangannya dapat dilihat melalui perhitungan merupakan proses akuntansi diikuti dengan siklus
rasio-rasio keuangan. Apabila kinerja perusahaan akuntansi sehingga berbuah suatu hasil. Laporan
terus dibiarkan dalam performa yang buruk, maka keuangan tersebut semakin memperjelasakan
tidak melepas kemungkinan akan terjadinya kepemilikan perusahaan mengenai posisi sumber
kebangkrutan.Menurut Sunarto (2006:37) daya diolah sepanjang satu periode. Laporan
Kebangkrutan atau pemilik nama lain kepailitan, keuangan juga diartikan sebagai alat untuk
ialah risiko hingga terjadinya kegagalan bisnis
]
berkomunikasi yang digunakan antara data
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 28 No. 1 November 2015| 150
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
(khususnya keuangan) dengan aktivitas yang c. Diagnosis: yaitu digunakan sebagai proses
dilakukan oleh pihak-pihak berkepentingan dengan diagnosa terhadap masalah-masalah dalam
data tersebut bahwa pada dasarnya diolah dari hasil bidang manajemen, operasional, atau masalah
dan proses akuntansi (Munawir, 2010:2). lainnya.
Sedangkan menurut Baridwan (2008:17), laporan d. Evaluasi: yaitu digunakan untuk mengetahui
keuangan itu bisa diartikan sebagai suatu proses bagian yang harus dibenahi dalam manajemen.
pencatatan yang berisi runtutan ringkasan-
ringkasan keuangan dimuli dari awal periode Munawir (2010:36) mengatakan bahwa
hingga akhir periode akuntansi.Dari seluruh terdapat dua metode analisis yang digunakan oleh
runtutan itulah dapat diambil satu hasil akhir. setiap analis laporan keuangan, yaitu horizontal
Menurut Harahap (2013:132) tujuan laporan analysis dan vertical analysis, dimana:
keuangan dapat dilakukan penjabaran berdasarkan a. Analisis Horisontal (horizontal analysis) adalah
Prinsip Akuntansi Indonesia(1984) dilihat dalam analisis yang berfokus pada perbandingan
fungsi yang bermanfaat seperti: laporan keuangan terhadap acuan periode
a. Mampu menginformasikan laporan keuangan tertentu untuk mengetahui seberapa besar
yang dapat dipercaya dimulai dari aktiva dan perkembangannya. Metode ini juga bisa
kewajiban perusahaan atau suatu modal dinamakaan dengan analisis dinamis.
perusahaan. b. Analisis vertikal (vertical analysis) adalah
b. Mampu menginformasikan dengan tingkat analisisdengan fokus analisa satu periode, yaitu
kepercayaan yang tinggi mengenai perubahan dengan melakukan perbandingan antara pos-pos
dalam aktiva yang bersih yakni aktiva dikurangi tertentu yang ada pada laporan keuangan
kewajiban dari suatu perusahaan,yang tersebut, sehingga akan diketahui kadaan
dimunculkan dari kegiatan bisnisnya atau keuangan beserta hasil operasi pada suatu
kegiatan dalam rangka mencapai laba. periode tersebut. Metode ini juga bisa
c. Mampu menginformasikan keuangan yang dinamakan dengan analisisstatis karena
membantu para pengguna laporan dalam kesimpulan yang diperoleh hanya satu periode.
menentukan potensi perubahan dalam
menghasilkan laba. Analisis Rasio Keuangan
d. Mampu menginformasikan hal penting lainnya Harahap (2013:297) menjelaskan pengertian
tentang perubahan dalam aktiva dan kewajiban rasio keuangan sebagai berikut, dimana rasio
suatu perusahaan, termasuk mampu keuangan dilakukan dalam membandingkan dari
menginformasikan mengenai aktivitas beberapa pos yang ada untuk mendapatkan angka
pembiayaan dan investasi. yang memiliki hubungan juga memiliki arti yang
e. Mampu mengungkapansecara jauh mengenai relevan dan signifikan. Analisis ini biasa
informasi lain yang ada hubungannya dengan digunakan sebagai alat analisa dengan ratio (rasio
laporan keuangan yang sesuai dalam kebutuhan yang menggambarkan beberapa hubungan juga
pengguna laporan tersebut, termasuk perimbangan antara suatu jumlah yang
mampumenginformasikan mengenai kebijakan dibandingkan degan jumlah yang lain) yang dapat
akuntansi perusahaan yang diterapkan. memberikan gambaran atau penjelasan kepada
pelaku analisa tentang prestasi keadaan atau posisi
Analisis Laporan Keuangan keuangan suatu perusahaan apakah mimiliki rapor
Menurut Syamsuddin (2009:37), dijelaskan baik atau buruk, terutama jika angka rasio tersebut
bahwa analisis terhadap laporan keuangan suatu dilakukan perbandingkan dengan angka rasio yang
perusahaan pada dasarnya untuk menghitung dan digunakan sebagai standar (Munawir, 2010:64).
menilai keadaan keuangan perusahaan di masa Alat utama untuk melakukan analisis
lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan. keuangan dan memiliki beberapa kegunaan ialah
Tujuan analisis laporan keuangan menurut rasio keuangan. Seperti yang dikemukakan oleh
Prastowo dan Rifka (2010:53), antara lain: Keown dkk. (2005:108),Rasio keuangan
a. Screening: yaitu digunakan untuk mengetahui digunakan untuk menjawab pertanyaan mutlak
gambaran awal dalam menentukan pilihan seperti 4 pertanyaan mengenai: satu, bagaimana
alternatif diantara pilihan investasi atau merger. tingkat likuiditas perusahaan. Dua, apakah
b. Forecasting: yaitu digunakan untuk manajemen efektif dalam menghasilkan laba
mendapatkan prediksi mengenai keadaan dan operasi atas aktiva yang dimiliki perusahaan. Tiga,
]
kinerja pada kondisi keuangan di masa datang. bagaimana perusahaan didanai. Dan empat, apakah
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 28 No. 1 November 2015| 151
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
pemegang saham bisa mendapat tingkat didefinisikan dalam berbagai pengertian yang
pengembalian yang cukup. dikemukakan oleh Weston & Copeland dalam
Adapula pengelompokan analisis rasio penelitian oleh Tambunan (2015:3) yaitu:
menurut Fraser dan Ormiston (2008:21) terdiri a. Kegagalan Ekonomi (Economic Distressed)
dari: Kegagalan dalam arti ekonomis bahwa
a. Rasio Likuiditas pendapatan perusahaan tidak mampu lagi
Rasio untuk mencari tahu ukuran kemampuan menutupi biayanya, yang berarti bahwa tingkat
perusahan ketika kebutuhan meningkat, sejauh labanya lebih kecil daripada biaya modalnya.
mana dalam memenuhi kebutuhan kas atau b. Kegagalan Keuangan (Financial Distressed)
sejauh mana perusahaan dalam memenuhi Insolvensi memiliki dua bentuk yakni default
kewajiban financial jangka pendeknya secara teknis yang terjadi bila suatu perusahaan gagal
dengan waktu yang telah ditentukan. memenuhi salah satu atau lebih kondisi di dalam
b. Rasio Aktivitas ketentuan hutangnya, seperti rasio aktiva lancar
Rasio untuk mengetahui ukuran efisiensi baik dengan hutang lancar ditetapkan, serta
dalam mengelola aktiva maupun dalam kegagalan keuangan atau ketidakmampuan
penggunaan asset dalam perolehan pinjaman teknik (technical insolvency) yang terjadi
perusahaan. apabila perusahaan tidak mampu memenuhi
c. Rasio Solvabilitas kewajibannya pada waktu yang ditetentukan.
Rasio untuk mengetahui ukuran pendanaan Berdasarkan beberapa pendapapat para ahli
perusahaan terhadap hutang relative dan dapat disimpulkan bahwa kebangkrutan adalah
ekuitas, juga ukuran kapasitas perusahaan kondisi perusahaan dimana dikatakan tidak sehat
dalam memenuhi kewajibannya (kewajiban (pada keuangan) sehingga menemui ketidakpastian
panjang juga kewajiban pendek). untuk bisa terus melanjutkan usahanya sehingga
d. Rasio Profitabilitas perusahaan kalah dalam bersaing dan
Rasio untuk mengetahui ukuran kinerja mengakibatkan penurunan profitabilitas.
keseluruhan, efisiensi pengelolaan aktiva,
perolehan laba yang didapat dari penjualan, Prediksi Kebangkrutan
asset, maupun modal sendiri. Menurut Hanafi (2013:264) kebangkrutan
e. Rasio Rentabilitas yang terjadi sebenarnya dapat diprediksi dengan
Rasio untuk mengetahui ukuran kemampuan melihat beberapa indikator-indikator yang ada,
perusahaan dalam perolehan laba, juga untuk yaitu:
ngetahui ukuran perusahaan dalam mewujudkan a. Dilihat dari aliran kas sekarang/untuk saat ini
perbandingan antara laba dengan aktiva dan atau di masa yang akan datang.
antara modal dalam menghasilkan laba tesebut. b. Strategi perusahaan, yaitu dilihat dari analisis
f. Rasio Penilaian yang dilakukan oleh perusahan dalam fokus
Rasio yang yang digunakan untuk menciptakan menghadapi persaingan.
nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya c. Kualitas dari manajemen perusahaan dalam
investasi dengan cara mengukur kemampuan operasional.
manajemen. Karena rasio ini mencerminkan d. Kemampuan manajemen dalam mengendalikan
rasio risiko dan rasio pengembalian, sehingga biaya.
rasio penilaian dianggap sebagai ukuran yang
paling lengkap dalam megngukur prestasi Lesmana dan Surjanto (2004:183) juga
perusahaan. mengatakan bahwa kesulitan bisnis yang dialami
perusahaan dapat diantisipasi dengan
Kebangkrutan memperhatikan poin-poin berikut:
Menurut Lesmana dan Surjanto (2004:174) a. Penurunan yang terjadi secara signifikan pada
dalam mendefinisikan kebangkrutan yakni, risiko penjualan/pendapatan.
kebangkrutan ini memiliki kaitan yang kuat dalam b. Penurunan yang terjadi pada operasi perusahaan
hubungannya mengenai ketidakpastian perusahaan baik laba atau arus kas.
dalam kemampuannya untuk melanjutkan kegiatan c. Penurunan yang terjadi pada total aktiva.
operasional apabila kondisi keuangannya terus d. Penurunan yang terjadi secara signifikan pada
mengalami penurunan yang tidak pasti. harga saham perusahaan.
Kebangkrutan yang menandakan suatu kegagalan
yang terjadi pada sebuah perusahaan juga
]

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 28 No. 1 November 2015| 152


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
e. Kemungkinan kegagalan yangakan RETA memiliki fungsi dalam pengukuran
terjadisecara besar atau dengan risiko yang tingkat profitabilitas kumulatif atau untuk
tinggi pada industri. mengetahui posisi akumulasi laba perusahaan
f. Akibat posisi perusahaan yang masih muda yang dioperasikan.
(Young Company), dimana perusahaan secara c. Earning Before Interest and Taxes to Total
wajar mengalami kesulitan di awal karir Assets (X3) /EBITTA
perusahaan yang diakibatkan dari kondisi EBITTA memilliki fungsi untuk mengetahui
persaingan yang berat (kompetitif). tingkat produktivitas perusahaan yang
sebenarnya, dilihat dari aktiva perusahaan atau
Analisis Model Z-Score untuk mengetahui tingkat kemampuan
Altman (1968) adalah orang yang pertama perusahaan dalam posisi aktiva yang digunakan
yang menerapkan Multiple Dsicriminant analysis. untuk menghasilkan laba.
Analisis diskriminan yang dilakukan oleh Altman d. Market Value of Equity to Book Value of
dengan cara melakukan identifikasi dari beberapa Liabilities (X4) /MBEBVL
macam rasio keuangan dengan nilai yang memiliki MVEBVL memiliki fungsi untuk mengetahui
kepentingan dalam mempengaruhi kejadian, tingkat nilai aktiva perusahaah, seberapa banyak
setelah itu dikemmbangkannya dalam suatu model nilai itu akan turun sebelum total hutang berada
dengan bertujuan untuk memudahkan dalam pada posisi yang lebih besar daripada aktiva itu
menemukannya kesimpulan dari suatu kejadian. sendiri yang mengakibatkan perusahaan dapat
Analisis diskriminan ini selanjutnya menghasilkan pailit.
suatu kelompok dari beberapa pengelompokan e. Sales to Total Assets (X5) /STA
yang bersifat mendasarkan teori dari kenyataan STA digunakan untuk mengetahui ukuran
yang sebenarnya. kemampuan pihak manajamen perusahaan
Heyes dkk, dalam Prihatini (2013:421) dalam menghadapi dan mengeluarkan kebijakan
berpendapat bahwa model ini memiliki tingkat persaingan atau untuk mengetahui posisi
akurasi atau ketepatan yang tinggi yaitu diatas kemampuan pihak manajemen dalam
81%.Hanafi (2013:275) menjelaskan bahwa pada menghasilkan laba dan meningkatkan total
tahun 1983 dan 1984 model prediksi kebangkrutan aktiva dari hasil penjualan.
dikembangkan lagi oleh Altman untuk beberapa f. Zeta Score (Z)
negara. Dari penelitian tersebut ditemukan nilai Z Z-Score adalah skor yang ditentukan dari
yang baru untuk perusahaan yang go-public, dan hitungan standar dikalikan rasio-rasio keuangan
memiliki tingkat kevalidan 95%.Analisis rasio yang bertujuan menunjukkan tingkat
keuangan untuk memprediksi kebangkrutan kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Dari
perusahaan menjadi topik menarik setelah Altman hasil tersebut dapat diklasifikasikan dan
menemukan suatu formula untuk mendeteksi diketahui prediksi tingkat kebangkrutan
kebangkrutan perusahaan dengan istilah yang perusahaan.
sangat terkenal, yang disebut Z-Score. Z-Score
merupakan skor yang ditentukan dari hitungan Prediksi Kebangkrutan menggunakan Model
standar dikalikan rasio-rasio keuangan yang Z-Score
bertujuan menunjukkan tingkat kemungkinan a. Prediksi bangkrut/sakit: Z-Score≤ 1,8
kebangkrutan perusahaan. Sartono (2010: 115) b. Prediksi pada Grey area: 1,8 <(Z-Score) <3,0
mengungkapkan formula diskriminan Z (zeta) c. Prediksi tidak bangkrut/sehat: Z-Score≥ 3,0
yang diturunkan oleh Altman adalah:
3. METODE PENELITIAN
Z=1,2X1+1,4X2+3,3X3+0,6X4+1,0X5 Jenis penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif
Keterangan: dengan menggunakan laporan keuangan sebagai
a. Working Capital to Total Assets (X1) /WCTA alat analisis tanpa menghindari kemungkinan
WCTA memiliki fungsi untuk mengukur penggunaan angka-angka sebagai data kuantitatif.
kemampuan perusahaan dalam memenuhi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
kewajiban jangka pendeknya juga untuk berdasarkan klasifikasi industriICMD yakni
mengukur likuiditas pada aktiva perusahaan subsektor Textile Mill Products yang terdaftar di
relative terhadap posisi kapitalisasinya. BEI tahun 2009-2013.
b. Retained Earning to Total Assets (X2) /RETA
]

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 28 No. 1 November 2015| 153


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Dalam penelitian ini perusahaan yang 2. Perusahaan yang terdaftar dalam
dijadikan sampel adalah perusahaan yang subsektorTextill Mill Products berdasarkan
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, yaitu: klasifikasi ICMD.
1. Perusahaan terdaftardi Bursa Efek Indonesia 3. Perusahaan telah mempublikasikan laporan
tahun 2009 hingga 2013. keuangan yang lengkap dan telah diaudit pada
periode 31 Desember 2009 hingga 31 Desember
2013.

Tabel 1. TeknikPurposive Sampling


Kode Terdaftar Laporan Keuangan
No Terpilih
Saham 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
1 ARGO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 CNTX √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 ERTX √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 HDTX √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 RDTX √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 SRIL − − − − √ − − − − − −
7 SSTM √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 STAR − − √ √ √ − − − √ √ −
9 TFCO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10 TRIS − − − √ √ − − − − √ −
11 UNTX √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sumber: Data diolah

Perusahaan yang mampu memenuhi kriteria Nilai ini dapat dihitung dari posisi
tersebut dan menjadi sampel berjumlah 8 Penjualanperusahaan terhadap Total Aktiva
perusahaan adalah:PT Argo Pantes Tbk, PT perusahaan.
Century Textile Industry Tbk, PT Eratex Djaja f. Menghitung nilai Zeta/Z-Score dari nilai
Tbk, PT Panasia Indo Resources Tbk, PT Roda keseluruhan rasio yang ada, sesuai dengan
Vivatex Tbk, PT Sunson Textile Manufacturer rumus model Altman Z-Score, yaitu:
Tbk, PT Tifico Fiber Indonesia Tbk, PT Unitex Z = 1,2X1+1,4X2+3,3X3+0,6X4+1,0X5
Tbk.
Dengan melakukan prediksi milik Altman, didapat
Langkah-langkah yang dilakukan dalam hasil atas nilai Z-Score (Overall Indeks) adalah:
analisis ini adalah: a. Z-Score ≤ 1,8
Z-Score: Posisi ini memberikan sinyal awal bahwa
a. X1: Working Capital to Total Assets (WCTA). perusahaan terindikasi kebangkrutan, sehingga
Didapat dari Modal Kerja Bersih dibagi dengan apabila perusahaan tidak mendapat tindakan
Total Aktiva serius dari manajemen dalam melakukan
b. X2: Retained Earning to Total Assets (RETTA). perubahan untuk keluar dari posisi ini, maka
Dihitung berdasarkan jumlah Laba Ditahan perusahaan akan menghadapi ancaman
dibagi dengan posisi seluruh Aktivanya. kebangkrutan yang serius.
c. X3: Earning Before Interest and Taxes to Total b. 1,8 <(Z-Score) <3,0
Assets (EBITTA) Posisi ini memberikan sinyal awal dalam
Didapat dengan cara menghitung Laba Sebelum prediksi kebangkrutan bahwa perusahaan
Bunga dan Pajak terhadap posisi seluruh Aktiv berada dalam titik rawan, yang berarti
perusahaan. perusahaan masih belum cukup aman karena
d. X4: Market Value of Equity to Book Value of masih bisa keluar dari ancaman kebangkrutan
Liabilities (MVEBVL) atau bahkan justru akan menemui ancaman
Dari Nilai Pasar Modal milik Sendiri dibagi kebangkrutan, sehingga manajemen haru
dengan Nilai Buku Hutang perusahaan. berhati-hati dalam pengelolaan aset perusahaan
e. X5: Sales to Total Assets agar tidak terjadi kebangkrutan. (grey area)
]

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 28 No. 1 November 2015| 154


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
c. Z-Score ≥ 3,0 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Posisi ini memberikan sinyal positif terhadap Berdasarkan penerapan model Z-Score yang
prediksi kebangkrutan perusahaan, dimana telah dilakukan pada masing-masing perusahaan
prediksinya mencerminkan bahwa kondisi subsektor Textile Mill Products yang menjadi
keuangan perusahaan sangat sehat atau tidak sampel maka klasifikasi prediksi kebangkrutan
memiliki masalah yang cukup serius untuk seluruh perusahaan dapat diringkas dan disajikan
diatasi. (non-bankrupt company) dalam tabel berikut.

Tabel 2. Klasifikasi Berdasarkan Hasil Perhitungan Model Z-Score pada Seluruh Sampel Periode 2009-2013

Tahun
Emiten Rata-rata
2009 2010 2011 2012 2013
ARGO -0,40717 0,06381 -0,12776 -0,15520 0,41335 -0,04299
CNTX -0,48884 0,10150 1,05371 -0,14489 -0,24319 0,05566
ERTX -2,03869 -3,52358 1,61905 1,23180 1,42696 -0,25689
HDTX 0,81759 0,76384 1,14470 1,65142 -0,05945 0,86362
RDTX 3,84402 4,59541 3,15230 3,75508 3,43562 3,75649
SSTM 0,99938 1,12014 0,78989 0,91921 0,73965 0,91366
TFCO -1,04422 1,87234 3,12956 3,43984 2,58978 1,99746
UNTX -1,38112 -2,77585 -2,70103 -3,76400 -3,01752 -2,72791

Sumber: Data diolah 5. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Keterangan: 1. Dari seluruh sampel yang diambil dapat
= Estimasi Perusahaan dalam Kondisi diterapkan perhitungan analisis model Z-Score
Bangkrut (Z-Score≤ 1,8) dengan mengambil beberapa elemen keuangan
dari laporan keuangan perusahaan yang telah
= Estimasi Perusahaan dalam Kondisi diaudit. Elemen yang digunakan dari neraca
Grey area atau Rawan (1,8 <Z- keuangan adalah aktiva lancar, total aktiva,
Score<3,0) hutang lancar, total hutang, lembar saham, dan
= Estimasi Perusahaan dalam Kondisi laba ditahan. Sedangkan elemen yang
Tidak Bangkrutatau Sehat (Z-Score≥ digunakan dari laporan laba rugi adalah
3,0) penjualan, laba sebelum bunga dan pajak, laba
bersih, dan harga penutupan saham. Dari
Rekomendasi yang bisa dilakukan pihak elemen-elemen yang telah diambil dapat diolah
perusahaan adalah hutang jangka panjang. Dengan dan digabungkan menjadi nilai Z perusahaan
pertimbangan bahwa merger dan akuisisi memiliki pertahunnya.
kendala untuk dijadikan rekomendasi karena pada 2. Perusahaan yang diprediksi bangkrut selama
subsektor ini yaitu Textile Mill Products hanya lima tahun periode penelitian adalah PT Argo
ditemukan satu perusahaan yang diprediksikan Pantes Tbk, PT Century Textile Industry Tbk,
sehat sehingga tidak mungkin untuk melakukan PT Eratex Djaja Tbk, PT Panasia Indo
meger atau akuisisi terhadap enam perusahaan lain Resources Tbk, PT Sunson Textile
yang diprediksi bangkrut dan satu perusahaan Manufacturer Tbk, dan PT Unitex Tbk, yang
diprediksi rawan bangkrut. artinya perusahaan yang diprediksikan bangkrut
harus melakukan perbaikan dan peningkatan
kinerja keuangan untuk bisa sedini mungkin
menghindari kenyataan kebangkrutan
perusahaan. Perusahaan dengan kondisi
keuangan yang cukup baik yang menandakan
]

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 28 No. 1 November 2015| 155


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
perusahaan juga harus meningkatkan kinerja 6. DAFTAR PUSTAKA
keuangan namun tidak diprediksikan bangkrut
Anonim. 2015. Realisasi Pendapatan Negara
juga tidak dinyatakan sehat yang artinya Tahun 2014 Capai Rp1.537,2
perusahaan berada pada grey area atau rawan Triliun.http://www.kemenkeu.go.id/Berita/r
bangkrut adalah PT Tifico Fiber Indonesia. ealisasi-pendapatan-negara-tahun-2014-
Terdapat satu perusahaan yang diprediksikan capai-rp15372-triliun. Diakses pada 25
dalam kondisi sehat atau tidak bangkrut, yaitu Februari 2015
PT Roda Vivatex Tbk yang menandakan
kondisi keuangan selama periode 2009-2013 Arthur J. Keown, David F. Scott, Jr, John D.
sangat baik. Martin, J. William Petty. 2005. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba
Saran Empat.
1. Bagi Manajemen Baridwan, Zaki. 2008. Intermediate Accounting.
Sebaiknya segera mengadakan evaluasi Edisi 8. Yogyakarta: BPFE
perusahaan dan upaya peningkatkan kinerja
operasional dan keuangan perusahaan. Karena BPSI. 2013. Jumlah Perusahaan Industri Besar
tujuan utama dari prediksi kebangkrutan adalah Sedang Mennurut SubSektor, 2008-2013.
untuk mengetahui early-signal atau unsur-unsur http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tab
kebangkrutan secara dini agar manajemen el=1&daftar=1 &id_subyek=09&notab=2,
perusahaan segera mengupayakan tindakan diakses pada 20 Februari.
dalam menghindari kebangkrutan perusahaan Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis
secara dini juga. Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta:
2. Bagi Para Investor Penerbit Andi.
Hasil yang diperoleh dari analisis model Z-
Score ini bisa dijadikan gambaran perusahaan Fraser, Lyn. M. dan Aileen Ormiston. 2008.
yang akan diinvestasikan dan dijadikan Memahami Laporan Keuangan. Jakarta: PT.
pertimbangan untuk menentukan langkah dalam Indeks.
investasi ataupun keputusan investasi. Hanafi, Mamduh. 2013 Analisis Laporan
3. Bagi Pihak Pemerintah Keuangan. Yogyakarta: Penerbit UPP AMK.
Pemerintah hendaknya membantu membuat
Harahap. Sofyan Safri. 2013. Analisa Kritis atas
kebijakan untuk terus mendukung sektor ini.
Laporan Keuangan.. Jakarta: PT. Raja
Misalnya meberikan pembatasan jumlah impor
Grafindo Persada.
produk tekstil atau dengan memaksimalkan
perjanjian perdagangan dengan negara-negara Lesmana, Rico dan Rudy Surjanto. 2004. Financial
lain. Performance Analyzing. Jakarta: Elex Media
4. Bagi Pihak Akademis Komputindo.
Pihak akademis atau pihak peneliti selanjutnya Munawir, S. 2010. Analisa Laporan Keuangan.
tidak melepas kemungkinan akan meneruskan Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
penelitian ini sebagai referensi. Diharapkan
dengan penggunaan referensi penelitian ini Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty. 2010. Analisis
dapat ditemukan kelemahan dan semakin Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi
dilakukan penelitian yang lebih baik tentunya (Edisi 3). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
dalam penggunaan analisis yang paling tepat Prihatini, Ni Made Evi Dwi. 2013. Prediksi
dan akurat dalam memprediksi kebangkrutan. Kebangkrutan dengan Model Grover,
5. Bagi Produsen dalam Negeri Altman Z-Score, Springate dan Zmijewski
Masyarakat Indonesia yang juga sebagai pada Perusahaan Food and Baverage di
produsen dalam negeri harus bisa lebih Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi
melakukan inovasi produk dengan Universitas Udayana 5.2 (2013): 417-435.
mengunggulkan diferensiasi produk agar dapat
bersaing dengan produk lain baik dari dalam Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori
negeri atau luar negeri. dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta:
BPFE.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 28 No. 1 November 2015| 156


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Sukmana, Yoga. 2014. Hari ini TDL Naik, (Studi pada Subesktor Rokok yang Listing
Perusahaan Garmen Terancam Gulung dan Perusahaan Delisting di Bursa Efek
Tikar.http://bisniskeuangan.kompas.com/rea Indonesia). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
d/2014/07/01/0850408/Hari.Ini.TDL.Naik.P Vol. 2 No. 1 Februari 2015.
erusahaan.Garmen.Terancam.Gulung.Tikar Tim Pengelola Website Kemenperin. Peran Impor
Diakses pada 25 Februari 2015. Kelompok Industri Terhadap Total Impor
Sunarto. 2006. Bisnis. Yogyakarta: Amus. Hasil
Industri.http://www.kemenperin.go.id/statist
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen
ik/peran. php. Diakses pada 20 Februari
Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi
2015.
dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan
Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT. Raja Wardhani, Evi. 2007. Analisa Tingkat
Grafindo Persada Kebangkrutan Model Altman pada
Perusahaan Textile & Garment Go Public di
Tambunan, Rafles. 2015. Analisis Prediksi
Bursa Efek Jakarta. Semarang: Universitas
Kebangkrutan Perusahaan dengan
Negeri Semarang.
Menggunakan Metode Altman (Z-Score)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 28 No. 1 November 2015| 157


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like