Professional Documents
Culture Documents
1 (2019) Page 44 - 51
ABSTRAK
Sport Decision merupakan proses pengambilan keputusan berolahraga Kata Kunci:
yang menjadi dasar dari konsumsi partisipan, khususnya pada pariwisata Hiking Attributes, Sport
olahraga. TNGR merupakan salah satu penyedia jasa wisata pendakian Decision, Taman Nasional
yang sedang mengalami penurunan jumlah kunjungan partisipan Gunung Rinjani.
pendakian. Pada penelitian ini, variabel bebas (X) yang digunakan yaitu
Hiking Attributes yang terdiri dari physical benefit, mental benefit,
facilitation of trail dan information. Variabel terikat (Y) yaitu Sport
Decision. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan
verifikatif dengan metode explanatory survey dengan sampel sebanyak
109. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Hiking Attributes memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap Sport Decision. Faktor yang paling
mempengaruhi adalah Mental Benefit, TNGR berhasil membuat
partisipan pendakian dapat mengurangi kepenatan rutinitas sehari hari
yang di kalukan oleh partisapan, sehingga membuat para partisipan
merasakan kenyamanan dan kesenangan saat melakukan pendakian di
TNGR. Faktor yang memberikan pengaruh paling rendah adalah
Facilitation Of Trail, aspek ini perlu lebih diperhatikan dari segi
kebersihan seperti diadakannya pengarahan tentang lingkungan kepada
para partisipan yang akan mendaki Gunung Rijani, selain itu pihak
45 | Strategic Volume 19 No.1 (2019) Page 44 - 51
attributes yang terdapat di TNGR; (2) rual area, tujuannya adalah untuk kesenangan,
gambaran sport decision yang terdapat di olahraga, perenungan atau pengalaman
TNGR; (3) pengaruh hiking attributes terhadap lainnya. Menurut (Nordbø and Prebensen, K.,
sport decision di TNGR 2016) hiking attributes adalah unsur unsur
hiking yang di anggap penting dan di jadikan
KAJIAN PUSTAKA sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Wisata olahraga terjadi ketika individu Terdapat beberapa dimensi dari Hiking
meninggalkan lingkungan sehari-harinya dan Attributes yang dicapai beberapa penelitian
melakukan perjalanan menuju suatu tempat terdahulu berikut ini beberapa penelitian
menyelidiki hiking attributes dalam beberapa
dengan tujuan berlibur. Dalam liburannya, dia
konteks. Menurut (Nordbø and Prebensen, K.,
terlibat langsung dalam kegiatan olahraga atau
2016) hiking attribute terdiri dari beberapa
sekedar menyaksikan kompetisi olahraga dimensi, yaitu: Walking, Berjalan lebih dari
Gibson (2003). Senada dengan apa yang satu jam atau lebih dari satu hari yang bertujan
dikatakan Stendeven & De Knopp (1999: 12) untuk refresing. Trekking, Kondisi jalur
dalam Weed (2008: 15) Semua bentuk pendakian yang akan dilalui partisipan.
keterlibatan aktif atau pasif dalam kegiatan Rembling, Jalur pendakian yang berliku-liku,
olahraga, berpartisipasi dengan cara kasual Bushwalking, Jalur pendakian yang penuh
atau terorganisir untuk alasan non komersial dengan semak-semak.
atau bisnis/komersial, yang memerlukan Dimensi hiking attribute menurut (Nordbø
perjalanan jauh dari rumah dan pekerjaan. and Prebensen, K., 2016)diantaranya sebagai
Menurut Kurtzman (2000) dalam Ritchie berikut : (1) Physical benefits ( Manfaat Fisik),
(2004: 8) ada lima kategori utama dari sport kegiatan mendaki gunung merupakan
kekuatan fisik yang optimal. Manfaat fisik
tourism, diantaranya sport tourism attractions,
sebagai dimensi untuk mendaki, para
sport tourism resort, sport tourism cruises, penelitian telah menemukan manfaat fisik
sport tourism tours, sport events tourism dan sebagai hiking attributs untuk wisata olahraga
sport adventure tourism. Sedangkan menurut juga menemukan sensasi sebagai kebutuhan
Weed & Bull (2004: 136) terdapat 5 jenis penting untuk mendaki gunung. (2) Mental
pariwisata olahraga, yaitu sport training, benefits (Manfaat Mental) adalah faktor
tourism with sport content, luxury sport penting dari hiking attributs, faktanya faktor
tourism, sport participation tourism dan sport mental adalah tantangan bagi partisipan yang
event. Ada pula tiga jenis wisata olahraga menjadi daya tarik dari aktifitas hiking itu
menurut Gibson (2003: 207) yaitu event sport sendiri, menjadikan partisipan lebih peduli
tourism (perjalanan untuk menonton acara terhdap lingkungan, menjadikan partisipan
olahraga), nostalgia sport tourism (perjalanan menjadi lebih dewasa dan bisa lebih displin
waktu. (3) facilitation of trail ( Fasilitas Jalur),
mengunjungi tempat-tempat terdahulu), dan
menggambarkan bagai mana fasilitas mendaki
active sport tourism (perjalanan untuk
telah memaikan peran sentral dalam proses
mengikuti acara olahraga). pemilihan tujuan partisipasi. Beberapa item
Menurut Svarsttad (2010) dan Nordbho et al yang harus di perhatikan adalah kondisi
(2014), hiking dapat di artikan sebagai medan, kualitas akomodasi, fasilitas resort,
kegiatan luar ruangan yang terdiri dari aksesibilitas dan kenyamanan. (4) Information
perjalanan pendek dan panjang (kurang dari (Informasi), Informasi yang tersedia di dalam
satu jam dan lebih dari beberapa hari) dalam website memudahkan partisipan untuk
pemandangan alam dan budaya, serta sering di mengetahui fasilitas di TNGR ketika sebelum
47 | Strategic Volume 19 No.1 (2019) Page 44 - 51
Hasil penelitian yang telah dilakukan menarik partisipan untuk datang ke TNGR
dengan analisis deskriptif serta menggunakan yang berada di ketinggian dua ribu mdpl diatas
teknik analisis regresi berganda dengan permukaan laut, di Danau Segara Anak juga
menyebarkan 109 angket atau kuesioner partisipan dapat melakukan aktifitas seperti
kepada dapat diambil kesimpulan bahwa memancing dan menikmati pemandian air
mental benefit mendapatkan penilaian tertinggi panas.
dari partisipan pendakian di TNGR. karena Hasil penelitian menunjukan bahwa
Gunung Rinjani memiliki pemandangan alam hiking attribute terdapat pengaruh yang
yang sangat indah yang dapat di nikmati oleh signifikan terhadap sport decision di TNGR,
para pendaki di TNGR dan dapat mengurangi tetapi ada beberapa yang tidak memiliki
kepenatan rutinitas sehari hari yang di kalukan pengaruh yang kuat pada sub variabel atau
oleh partisapan, sehingga membuat para dimensi hiking attribute yaitu pshyical benefit
partisipan merasakan kenyamanan dan tidak memiliki pengaruh terhadap sport
kesenangan saat melakukan pendakian di decision. Hal ini disebabkan karena track yang
TNGR. Pada variabel sport decision, Reasons sangat menanntang dan berat untuk di lalui
for Participation memperoleh penilaian sehingga menguras energy partisipan pada saat
tertinggi, Rata-rata para partisipan memiliki mendaki di TNGR. Dari hasil penelitian,
keinginan untuk mencapai puncak gunung disarankan untuk melakukan penelitian lebih
rinjani yang memiliki ketinggian tiga ribu lanjut mengenai hiking attribute dengan
tuhuh ratus dua puluh enam mdpl, karena menggunakan teori yang berbeda serta objek
memiliki keindahan alam yang dapat dinikmati penelitian yang digunakan tidak hanya pada
oleh partisipan. Selain keindahan alam yang satu objek saja melainkan dilakukan pada
terdapat pada puncak gunung rinjani, TNGR beberapa objek wisata alam yang lain.
juga memiliki danau Segara Anak yang dapat
51 | Strategic Volume 19 No.1 (2019) Page 44 - 51
Chul, Oh. H., Uysal, M., & Weaver, P. A. Ryan, C. (2000). Tourist experiences,
(1995). Product bundles and market phenomenographic analysis, post-
segments based on travel motivations: A positivism and neutral network
canonical correlation approach. software. International Journal of
International Journal of Hospitality Tourism Research, 2, 119_131.
Management, 14(2), 123-137. doi:10.1002/(SICI)1522-
1970(200003/04)<119::AID-
Crompton, J. L. (1979). Motivations of a JTR193>3.0.CO;2-G
pleasure vacation. Annals of Tourism
Research, 6, 408-424. Shank, M.D. & Lyberger, M.R. (2015). Sports
Marketing: A Strategic Perspective. 5th
Douglas, N. and Derrett, R. (2001) Special Edition. New York: Routledge.
interest tourism. John Wiley and Sons
Australia, Ltd. doi: 10.1016/0160- Svarstad, H. (2010). Why hiking? Rationality
7383(95)90097-7. and reflexivity within three categories of
meaning construction. Journal of
Fleischer, A., & Pizam, A. (1997). Rural Leisure Research, 42(1), 91-110.
tourism in Israel. Tourism Management,
18(6), 367-372. Tiyce, M. (2008). Healing through travel: Two
women’s experiences of loss and
Gibson, H.J. (2003). Sport Tourism: An adaptation. CAUTHE 2008 Conference
Introduction to The Special Issue. 1-13.
Journal of Sport Management, 17, 205-
213 Weed, M. (2008). Sport & Tourism: A Reader.
London: Routledge
Kozak, M. (2002). Comparative analysis of
tourist motivations by nationality and Weed, M. & Bull, C. (2004). Sport Tourism
destinations. Tourism Management, Participation, Policy and Providers.
23(June), 221-232. Burlingston: Elsevier.