You are on page 1of 11

Standar Operasional Prosedur Bidang K3 pada Unit Sarana PT.

Kereta Api Indonesia (Widodo Hariyono)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BIDANG “K3”


PADA UNIT SARANA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
DAERAH OPERASI 6 YOGYAKARTA

Widodo Hariyono

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Pusat Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta
E-mail: widodohariyono@yahoo.com

ABSTRACT

One of the important programs of PT Kereta Api (Persero) in creating a quality product, both
locomotives and railway carriages was to realize standard working system. Facility unit of Regional
Operations (Daop) 6 Yogyakarta, had a very important role in determining the feasibility and
readiness of locomotives and carriages before leaving, which indirectly determined the safety and
comfort of passengers. Care of locomotives and carriages on a regular basis to maintain locomotives
and carriages were always in optimal condition. Each worker of Unit Facility should understand and
implement the SOP OHS that had been determined. SOP OHS could provide information to workers in
order to carry out their duties and responsibilities with the safe and sound, so accidents and
occupational diseases could be avoided, as well as to achieve the goals set by PT Kereta Api
(Persero). Objective : This study aimed to determine the application of SOP OHS in Facility Unit of
PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta. Methods : The method used in this study was
descriptive qualitative. The subjects of this study included junior managers, supervisors, and workers
carriage depot Yogyakarta, junior managers, supervisors, and workers locomotive depot Yogyakarta.
Data were collected through interviews and direct observation. The data were analyzed descriptively
by using triangulation of sources and methods. Results : The results showed that the policy of SOP
OHS in the facility Unit of PT Kereta Api Indonesia (Persero) was created by team of Safety, Health,
and Environment (SHE) which has been reviewed and adjusted to Occupational Health and Safety
Management System and ISO 9001: 2008. The SOP OHS Policy in the Facility Unit included (1)
Personal Protective Equipment (PPE), (2) the reporting and investigation of incidents, accidents and
occupational diseases, (3) inspection of work, (4) signs of K3, (5) maintenance (6) emergencies.
Worker’s understanding on the facility unit in the SOP OHS was good, but the worker’s adherence to
SOP OHS should be improved. Conclusions: Application of SOP OHS in the facility unit of PT Kereta
Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta has met the requirements, but there were some things that
must be addressed and completed.

Keywords : SOP, K3, Railways.

1. PENDAHULUAN biasanya dituangkan dalam bentuk Standar


Prosedur kerja yang sistematis dalam Operasional Prosedur (SOP) (Suci, R. dkk).
pelaksanaan tugas di tempat kerja Standar Operasional Prosedur (SOP)
merupakan faktor yang terpenting dalam dapat memberikan kemudahan kepada setiap
sistem manajemen keselamatan dan pekerja dalam melaksanakan tugasnya
kesehatan kerja secara menyeluruh. Suatu sehingga dapat memberikan hasil pekerjaan
pekerjaan membutuhkan adanya suatu yang bermutu dan berkualitas, disamping
petunjuk sebagai pegangan bagi petugas terhindar dari risiko terpajan atau tertular
untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit. Pemahaman, sikap serta kesadaran
kecelakaan. Setiap pekerja perlu mengikuti adalah hal yang penting, yang harus dimiliki
prosedur kerja yang ditetapkan. Hal ini oleh setiap pekerja dalam menerapkan dan
penting untuk menjamin keselamatan dan mematuhi SOP tersebut sehingga setiap
kesehatan pekerja tersebut. Prosedur tersebut pekerja melakukan pekerjaannya dengan
baik dan benar.

540
Teknoin Vol. 22 No 7 Desember 2016 : 540-550

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Standar Operasional Prosedur (SOP)


merupakan salah satu Badan Usaha Milik Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Negara (BUMN) yang diberi tugas dan memiliki peranan yang sangat penting dalam
tanggung jawab untuk menyelenggarakan sebuah perusahan. SOP K3 dapat menjamin
jasa angkutan kereta api. PT Kereta Api hak dari setiap karyawan. Kerugian yang
Indonesia (Persero) selalu mengutamakan disebabkan oleh kecelakaan sangatlah besar
kualitas, kepuasan dan keselamatan sehingga semua pihak yang terlibat baik
penumpang. Unit sarana yang terdiri dari pekerja, pimpinan perusahan dan penentu
dipo kereta dan lokomotif memiliki peran kebijakan harus memahami dan menerapkan
yang sangat penting dalam menentukan program-program tentang K3 sehingga
kelayakan dan kesiapan lokomotif dan kereta tercipta lingkungan kerja yang aman,
sebelum berangkat yang secara tidak nyaman dan sehat. Maka dengan demikian
langsung menentukan keselamatan orang jumlah kecelakaan kerja dapat ditekan dan
banyak sebagai penumpang. Perawatan perusahan tidak akan mengalami suatu
terhadap lokomotif dan kereta secara berkala kerugian.
menjaga lokomotif dan kereta selalu dalam Berdasarkan hasil observasi awal yang
keadaan optimal. Setiap pekerja unit sarana dilakukan pada bulan Februari 2016 di Unit
wajib memahami dan melaksanakan SOP K3 Sarana PT Kereta Api Indonesia (Persero)
yang sudah ditentukan Setiap kegiatan di unit Daerah Operasi VI Yogyakarta diperoleh
sarana baik di dipo lokomotif maupun dipo hasil berupa (1) PT Kereta Api Indonesia
kereta Yogyakarta telah diatur oleh SOP (Persero) memiliki Sistem Manajemen
yang wajib dipahami dan dilaksanakan oleh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
setiap pekerja. SOP K3 di unit sarana dibuat ISO 9001 : 2008 (2). PT Kereta Api
oleh team Safety, Health & Environment Indonesia (Persero) memiliki tim Safety
(SHE). Keberhasilan pelaksanaan SOP K3 di Health and Environment (SHE) secara
perusahaan tidak lepas dari sikap kepatuhan terpusat, (3). Terdapat SOP K3 yang
personal baik dari pihak karyawan maupun mengatur setiap kegiatan yang ada di unit
pihak manajerial dalam melaksanakan sarana. Hasil wawancara pada assistan
peraturan kebijakan K3. Penerapan SOP K3 manager unit sarana menyebutkan bahwa
di unit sarana sangat penting tapi sulit untuk SOP K3 sangat penting untuk selalu dipatuhi
diterapkan secara merata (PT Kereta Api dan dilaksanakan setiap pekerja PT Kereta
Indonesia, 2014). Api Indonesia (Persero). Assistan manager
Setiap proses pekerjaan di unit sarana unit sarana juga menambahkan bahwa setiap
banyak menggunakan bahan-bahan yang pekerja harus dan wajib memahami serta
dapat menimbulkan potensi bahaya kerja. melaksanakan SOP K3 yang sudah
Dibandingkan unit lain yang ada di PT ditetapkan.
Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Masalah yang ada di Unit Sarana PT
Operasi VI Yogyakarta, unit sarana memiliki Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah
risiko terjadinya kecelakaan paling tinggi. Operasi VI Yogyakarta yaitu (1). Kurangnya
Jika para karyawan tidak melaksanakan penyediaan alat pelindung diri, (2).
proses pekerjaan sesuai dengan SOP K3 Pengadaan alat pelindung diri telat, (3).
yang telah ditetapkan dengan baik maka Terdapat karyawan yang tidak menggunakan
akan timbul potensi bahaya kerja yang dapat alat pelindung diri pada saat berada di
membahayakan pekerja itu sendiri. tempat kerja dan (4). Tidak semua
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dilaporkan dan dicatat. Berdasarkan uraian
tersebut peneliti tertarik menganalisis
penerapan SOP K3 di Unit Sarana PT Kereta
Api Indonesia Daerah Operasi VI
Yogyakarta.

541
Standar Operasional Prosedur Bidang K3 pada Unit Sarana PT. Kereta Api Indonesia (Widodo Hariyono)

2. METODE PENELITIAN 2) Penerapan SOP K3 di Unit Sarana PT


Jenis penelitian ini adalah deskriptif Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah
kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis Operasi VI Yogyakarta.
penelitian yang memberikan gambaran atau Setelah melakukan observasi dan
uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin wawancara pada junior manager, supervisor
tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang dan pekerja dipo lokomotif dan dipo kereta
diteliti3. Penelitian ini dilaksanakan di unit Yogyakarta, maka hasil dikelompokkan
sarana PT Kereta Api Indonesia (Persero) berdasarkan variabel yang diteliti dalam
Daerah Operasi VI Yogyakarta, tepatnya penelitian ini, diantaranya adalah sebagai
pada unit kerja di Stasiun Tugu yaitu di dipo berikut :
kereta Yogyakarta dan dipo lokomotif
Yogyakarta. Waktu penelitian dilaksanakan a) Kebijakan SOP K3
pada bulan Maret 2016. Subyek dalam Kebijakan SOP K3 di unit sarana dibuat
penelitian ini adalah Junior Manager dipo oleh team Safety, Health & Environment
kereta dan dipo lokomotif Yogyakarta, (SHE) yang telah dikaji dan disesuaikan
supervisor dipo kereta dan dipo lokomotif dengan SMK3 dan ISO 9001 : 2008 serta
Yogyakarta dan pekerja dipo kereta dan dipo peraturan perkeretaapian nasional. Team
lokomotif Yogyakarta. SHE berada di kantor pusat PT Kereta Api
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Indonesia (Persero) yang terletak di Jl.
3.1. Hasil Penelitian Perintis Kemerdekaan No. 1 Bandung.
1) Deskripsi Subyek Penelitian Berikut adalah kutipan hasil wawancara
Jumlah subyek dalam penelitian ini dengan junior manager dipo lokomotif
sebanyak 10 orang yang dianggap dapat Yogyakarta.
memberikan informasi yang lengkap
dan akurat. Subyek tersebut terdiri dari 2 “Ada mas, untuk kebijakan SOP K3 disini
junior manager, 2 supervisor dan 6 dibuat oleh SHE nya mas. SHE nya di
pekerja di dipo lokomotif dan dipo kantor pusat sana, di Bandung”
kereta Yogyakarta. Junior manager (Responden R1).
dipilih karena junior manager yang
lebih mengerti tentang SOP K3, Kebijakan SOP K3 di unit sarana PT
supervisor dipilih karena supervisor Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah
yang mengawasi SOP K3 dan pekerja Operasi VI Yogyakarta sama dengan unit
adalah orang yang menjalankan dan sarana di daerah operasi lainnya di
menggunakan SOP K3. Indonesia. Pernyataan ini diungkapkan oleh
junior manager dipo kereta Yogyakarta.

Gambar 1. Tabel Jumlah Junior Manager dan Pekerja Dipo Kereta Api di Yogyakarta.

542
Teknoin Vol. 22 No 7 Desember 2016 : 540-550

“Ada SOP K3 nya mas, untuk kebijakan ”Setiap pekerja harus dan wajib mas
SOP K3 nya dibuat oleh team SHE. memahami dan mematuhi SOP K3
Kebijakan SOP K3 di PT Kereta Api perusahaan, karena SOP K3 itu sangat
Indonesia dari daop satu sampai daop penting...nggak hanya bagi perusahaan,
sembilan sama mas. Baik dipo lokomotif tapi itu bagi pekerja sendiri juga mas...”
maupun dipo kereta sama saja, balai yasa (Responden R1).
juga sama kebijakan SOP K3 nya”
(Responden R2). “...sebelum bekerja kita apel dulu mas,
brifing dulu sebelum bekerja, berdoa dan
Kebijakan SOP K3 di unit sarana terdiri selalu memberikan instruksi kepada
dari 6 komponen utama yang terdiri dari: seluruh pekerja untuk selalu mentaati dan
Alat Pelindung Diri (APD); Pelaporan dan mematuhi peraturan yang ada termasuk
Penyelidikan Insiden, Kecelakaan dan SOP K3. Memang kita tekankan bagi
Penyakit Akibat Kerja; Inspeksi Kerja; para seluruh pekerja untuk selalu
Rambu-Rambu K3; Pemeliharaan dan melaksanakan pekerjaannya sesuai
Keadaan Darurat. dengan SOP K3. (Responden R2).

“Kebijakan SOP K3 nya yang utama ada Tidak ada team khusus yang memantau
6 kalau nggak salah mas, seperti alat kepatuhan pekerja unit sarana terhadap SOP
pelindung diri itu yang paling utama, K3. Setiap pekerja saling mengingatkan satu
kalau ada keadaan darurat, apar, sama lain jika terdapat pekerja yang tidak
pelaporan kecelakaan, hmmm.... rambu- mematuhi SOP K3. Serta tidak ada sanksi
rambu K3 mas, kayak itu mas” bagi pekerja yang melanggar SOP K3, sanksi
(Responden R3). hanya berupa teguran dari supervisor atau
junior manager. Pernyataan ini diungkapkan
Pernyataan senada juga disampaikan oleh salah satu pekerja dipo kereta
oleh responden lainnya dalam kutipan Yogyakarta dalam kutipan berikut :
wawancara berikut :
“hmmm... kalau team khusus yang
“Ada beberapa mas, SOP nya seperti memantau kepatuhan pekerja terhadap
APD mas, kalau masuk tempat kerja SOP K3 sepertinya nggak ada mas.
harus pakai helm, sepatu dan lain-lain, Karena kita bekerja sesuai kesadaran diri
terus SOP kalau ada kecelakaan di bahwa mematuhi SOP K3 itu penting
tempat kerja, hmmm... kalau dalam seperti memakai APD saat bekerja.
keadaan darurat seperti kebakaran mas, (Responden R8).
cara pakai apar” (Responden R7).
Pernyataan yang sama juga diungkapkan
3.2. Pemahaman dan Kepatuhan Pekerja oleh salah satu pekerja dipo lokomotif
Unit Sarana Terhadap SOP K3 Yogyakarta.
Setiap kegiatan di unit sarana baik di
dipo lokomotif maupun dipo kereta “tidak ada mas, paling cuma supervisor
Yogyakarta telah diatur oleh SOP K3 yang atau pak JM kalau misalnya mereka tau
wajib dipahami dan dilaksanakan oleh setiap kita kerja nggak sesuai sama prosedur
pekerja. Hal ini disampaikan oleh junior atau nggak pakai APD misalnya, ya
manager dipo lokomotif dan dipo kereta ditegur mas” (Responden R6).
Yogyakarta dalam kutipan wawancara
sebagai berikut : Kepatuhan pekerja unit sarana terhadap
SOP K3 sangat penting agar setiap pekerja
dapat melaksanakan tugas dan tanggung

543
Standar Operasional Prosedur Bidang K3 pada Unit Sarana PT. Kereta Api Indonesia (Widodo Hariyono)

jawabnya dengan aman dan nyaman cukup baik untuk digunakan pada waktu
sehingga terhindar dari penyakit atau pekerjaan kecuali pada waktu - waktu
kecelakaan akibat kerja, serta agar tercapai tertentu saja atau dalam keadaan darurat saja.
tujuan yang telah ditetapkan oleh 3.3. Kesesuaian SOP K3
perusahaan. Kesesuaian SOP K3 yaitu kecocokan
atau keselarasan antara penerapan SOP K3
“saya selalu mematuhi prosedur yang di unit sarana dengan SOP K3 yang sudah
ada mas, sebelum bekerja apel dulu, ditetapkan oleh PT Kereta Api (Persero).
selalu ditekankan untuk mematuhi Penerapan SOP K3 di unit sarana PT Kereta
prosedur maupun peraturan perusahaan. Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI
Untuk APD pun saya selalu memakainya Yogyakarta sebagian besar telah sesuai
mas, seperti masker, helm, sepatu. kalau dengan SOP K3 yang sudah ditetapkan oleh
istirahat aja dilepas” (Responden R10). PT Kereta Api Indonesia (Persero), akan
tetapi ada beberapa hal yang perlu dibenahi
“oh selalu itu mas, pasti itu, wajib dan dilengkapi. Berikut ini adalah kutipan
soalnya mematuhi SOP yang ada. Saya wawancara dengan junior manager dipo
pribadi selalu pakai APD kalau bekerja, lokomotif Yogyakarta :
semua lengkap saya pakai, meskipun ada
beberapa teman-teman yang terkadang “kalau untuk sesuai tidak nya penerapan
nggak pakai mas. Ya namanya juga SOP K3 di sini dengan SOP K3 yang
kesadaran masing-masing sih mas, kita sudah ditetapkan sebagian besar sudah
cuma saling mengingatkan. Kalau ada sesuai mas. Mungkin ada beberapa yang
pak JM ya ditegur mas, kalau berkali-kali perlu dibenahi, seperti pengadaan APD
ya mungkin kena sanksi” (Responden yang telat, padahal itu kan penting, ini
R9). ada beberapa pegawai baru yang belum
dapat APD. Kalau untuk SOP K3 seperti
Salah satu aspek yang membentuk pengadaan APAR, rambu-rambu K3
kepatuhan adalah pengetahuan dari pekerja sepertinya sudah sesuai mas”
terhadap suatu obyek / meteri. Pengetahuan (Responden R1).
dalam hal ini mengenai SOP K3 yang
diterapkan oleh perusahaan. Berdasarkan Pernyataan serupa juga disampaikan
hasil wawancara peneliti dengan para oleh junior manager dipo kereta Yogyakarta,
responden bahwa pemahaman pekerja unit berikut kutipan pernyataan tersebut :
sarana pada SOP K3 sudah sangat baik, akan
tetapi kepatuhan pekerja unit sarana terhadap “hampir semua sesuai sih mas sama SOP
SOP K3 perlu ditingkatkan. K3 yang sudah ditetapkan, sudah ada
Pernyataan ini didukung oleh hasil APAR, rambu-rambu K3 juga ada,
pengamatan langsung yang dilakukan oleh pemeliharaan alat selalu dilakukan, APD
peneliti bahwa masih ada beberapa pekerja juga ada, setiap pekerja punya masing-
yang tidak memakai APD seperti helm dan masing APD meskipun pengadaannya
sarung tangan di tempat kerja, padahal di telat mas, kan kita cuma mengajukan mas
area tersebut sudah jelas terdapat rambu- kalau APD, setelah kita ajukan APD ke
rambu yang mewajibkan pekerja memakai atas baru diberi” (Responden R2).
APD.
Berdasarkan penjelasan di atas Pernyataan hampir sama juga
menunjukkan bahwa penggunaan alat disampaikan oleh supervisor dipo lokomotif
pelindung diri yang merupakan kewajiban Yogyakarta.
bagi setiap pekerja terutama di unit sarana
belum digunakan secara baik dikarenakan ”kalau untuk SOP K3 yang APAR,
kesadaran pekerja masing-masing belum rambu-rambu K3, terus keadaan darurat

544
Teknoin Vol. 22 No 7 Desember 2016 : 540-550

sudah sesuai semua mas. Mungkin cuma kecelakaan akibat kerja, serta agar tercapai
APD mas yang saya rasa kurang. tujuan yang telah ditetapkan oleh
Terkadang pengadaannya telat, padahal perusahaan. Kebijakan SOP K3 di unit
kita sudah mengajukan ke atas, kan sarana dibuat oleh tim SHE yang berada di
prosedurnya untuk APD kita yang kantor pusat PT Kereta Api Indonesia
mengajukan ke atas mas, minta APD apa, (Persero) yang berada di Jl. Perintis
misalnya ada yang sudah rusak. Terus Kemerdekaan No. 1 Bandung. Kebijakan
ada beberapa APD ini yang sudah SOP K3 di unit sarana telah dikaji dan
waktunya ganti sebenernya, ini juga ada disesuaikan dengan SMK3 dan ISO 9001 :
beberapa pegawai baru yang belum 2008 serta peraturan perkeretaapian nasional.
dapat APD mas. Padahal kan APD Kebijakan SOP K3 di unit sarana di setiap
sangat penting mas” (Responden R3). daerah operasi sama.
Kebijakan SOP K3 di unit sarana dibagi
“...sudah cukup mas, sudah sesuai. menjadi 6 komponen utama yaitu Alat
Mungkin APD nya ya mas, terkadang Pelindung Diri (APD); Inspeksi Kerja;
telat datangnya. Harusnya udah ganti Rambu - Rambu K3; Pelaporan dan
tapi belum dapat ganti. Beberapa temen Penyelidikan Insiden, Kecelakaan dan
pegawai baru juga belum dapat ini” Penyakit Akibat Kerja; Pemeliharaan dan
(Responden R9). Keadaan Darurat. Hal ini sesuai dengan
dokumen yang ditunjukkan oleh assistan
“....sama kalau misalnya ada insiden atau manager unit sarana bahwa terdapat 6 SOP
kecelakaan kecil seperti tergores atau K3 utama.
terjepit mereka tidak lapor, padahal kan Unit sarana mewajibkan setiap pekerja
semua insiden atau kecelakaan baik kecil memakai APD saat memasuki tempat kerja
atau fatal tetap harus dilaporkan dan sesuai dengan SOP K3 yang telah ditetapkan
dicatat” (Responden R4). seperti helm, safety shoes, pakaian kerja,
sarung tangan dan alat pelindug diri khusus
Hal ini menunjukkan bahwa SOP K3 seperti kacamata saat proses pengelasan dan
APD serta pelaporan dan penyelidikan ear muff atau ear plug saat melakukan
insiden, kecelakaan dan penyakit akibat maintenance atau pengecekan terhadap
kerja di unit sarana belum sesuai dengan lokomotif atau kereta. Unit sarana juga
SOP yang sudah ditentukan oleh unit sarana. memiliki rambu-rambu K3 seperti kewajiban
Pernyataan tersebut didukung dengan tidak memakai APD, rambu larangan, peringatan,
adanya dokumen atau catatan laporan informasi hingga jalur evakuasi. Rambu-
insiden atau kecelakaan kecil seperti rambu K3 di unit sarana juga sudah sesuai
tergores, terjepit, terpecik api dan sebagainya dengan SOP seperti penempatan, jumlah,
yang ada di unit sarana. Hasil pengamatan di bentuk, warna serta pemasangan. Salah satu
lapangan juga menunjukkan bahwa beberapa upaya perusahaan agar pekerjanya sadar
helm yang sudah rusak tetap dipakai dan akan pentingnya K3 dengan cara melakukan
beberapa pegawai baru yang belum himbauan-himbauan tentang K3 seperti
mendapatkan APD. pemakaian APD, melalui pemasangan
poster-poster K3 atau dengan sistem reward
3.4. Pembahasan and punishment (Tjakra, J., Sepang, B., dan
3.4.1. Kebijakan SOP K3 Walangitan).
Kebijakan SOP K3 merupakan suatu Pemeliharaan di unit sarana dibagi
standar atau prosedur yang dapat menjadi pemeliharaan harian dan
memberikan informasi kepada para pekerja pemeliharaan bulanan. Pemeliharaan
agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung bulanan dibagi menjadi pemeliharaan 1
jawabnya dengan aman dan nyaman bulan (P1), pemeliharaan 3 bulan (P3),
sehingga terhindar dari penyakit atau pemeliharaan 6 bulan (P6) dan pemeliharaan

545
Standar Operasional Prosedur Bidang K3 pada Unit Sarana PT. Kereta Api Indonesia (Widodo Hariyono)

12 bulan (P12). Pemeliharaan berupa jabatannya. Budaya K3 bukan sebatas


pemeliharaan lokomotif dan kereta. menjadi wacana tetapi harus menjadi
Pemeliharaan harian dilakukan sebelum dan tanggung jawab bersama tidak hanya
sesudah kereta beroperasi, sedangkan pimpinan atau Tim K3 (Salafudin, M.,
pemeliharaan bulanan dilakukan untuk Ananta, H., dan Subiyanto).
menjaga kondisi lokomotif dan kereta selalu
dalam keadaan optimal. 3.4.2. Pemahaman dan Kepatuhan
Dipo lokomotif dan dipo kereta Pekerja Unit Sarana Terhadap SOP
Yogyakarta masing-masing memiliki tim K3
P2K3. Sekretaris P2K3 baik dipo lokomotif Pemahaman dan kepatuhan yaitu
maupun dipo kereta Yogyakarta perilaku seseorang dalam memberikan
bertanggungjawab membentuk tim inspeksi tanggapan terhadap peraturan atau ketetapan
yang terdiri dari ketua, sekretaris dan yang ada dalam sebuah perusahaan.
anggota inpesksi. Tim inspeksi melakukan Pemahaman adalah bagaimana seseorang
tugasnya dan melaporkan hasil kegiatan mengetahui, mengerti, dapat membedakan
inspeksi, kemudian menindaklanjuti hasil dan dapat menerangkan peraturan yang
inspeksi. Inspeksi berupa observasi cara berlaku. Kepatuhan adalah sikap kesediaan
kerja, perilaku pekerja, peralatan, sarana K3 dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan
dan kondisi lingkungan kerja. Hasil inspeksi menaati norma-norma peraturan yang
dipublikasikan kepada seluruh karyawan dan berlaku disekitarnya.
hasil inspeksi dapat diakses oleh semua Pekerja unit sarana secara keseluruhan
karyawan. Inspeksi merupakan suatu memiliki pemahaman yang baik terhadap
program pencegahan yang sangat penting SOP K3, hal ini dibuktikan bahwa pekerja
yang dapat dilakukan untuk menjamin unit sarana mampu menjelaskan,
lingkungan kerja selalu aman, sehat dan membedakan dan menerangkan SOP K3
selamat (Pratomo, A. dan Widajati. N). yang ada di unit sarana. Para pekerja unit
Tim P2K3 bertanggung jawab terhadap sarana mampu menjelaskan dan
terlakasananya suatu investigasi di lokasi menerangkan tentang alat pelindung diri,
kerja. Dalam keadaan darurat di lokasi kerja prosedur keadaan darurat, perawatan,
diantaranya bencana alam, kebakaran, mampu membedakan dan menerangkan arti
ancaman bom, banjir dan sebagainya unit dari setiap rambu-rambu K3 yang ada di unit
sarana memiliki instruksi kerja termasuk sarana, selain itu para pekerja unit sarana
tindakan pencegahan seperti pengadaan Alat juga sadar dan mengerti potensi bahaya yang
Pemadam Api Ringan (APAR) di tempat ada di unit sarana.
kerja. Pemahaman pekerja unit sarana
Unit sarana memiliki potensi terjadinya terhadap SOP K3 sudah cukup baik, akan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Setiap tetapi kepatuhan pekerja unit sarana terhadap
terjadi insiden, kecelakaan dan penyakit SOP K3 perlu ditingkatkan. Hal ini dapat
akibat kerja di unit sarana terdapat prosedur dibuktikan dengan masih terdapat beberapa
pelaporan dan penyelidikannya. Semua pekerja yang merokok di tempat kerja, tidak
pekerja unit sarana wajib melaporkan kepada memakai APD saat di tempat kerja, dan
atasannya apabila melihat atau mengalami tidak melaporkan atau mencatat jika terjadi
suatu insiden, kecelakaan atau penyakit kecelakaan di tempat kerja seperti tergores,
akibat kerja. Pelaporan dilakukan kepada terjepit, tersayat, terpecik api dan
atasannya berupa laporan lisan terlebih sebagainya. Hal ini diperkuat dengan tidak
dahulu kemudian laporan secara tertulis. adanya data atau laporan kecelakaan akibat
Keselamatan dan kesehatan kerja kerja di unit sarana. Hanya kecelakaan kerja
menjadi kewajiban semua pihak sehingga yang berdampak fatal seperti terjatuh dari
semua wajib berperan aktif walaupun dalam ketinggian yang menyebabkan patah tulang
porsi yang berbeda-beda sesuai level yang dilaporkan dan dilakukan pencatatan.

546
Teknoin Vol. 22 No 7 Desember 2016 : 540-550

Kepatuhan terhadap suatu peraturan darurat di unit sarana memiliki prosedur dan
yang diterapkan di lingkungan pekerjaan sudah sesuai dengan ketentuan yang
merupakan kehendak dan kesediaan pekerja ditetapkan oleh unit sarana, hal ini
untuk memenuhi dan mentaati segala dibuktikan dengan salah satu prosedurnya
prosedur dan ketentuan-ketentuan yang yaitu tentang pengadaan APAR yang sudah
berlaku, baik secara tertulis maupun tidak sesuai dengan ketentuan.
tertulis. Kepatuhan pekerja tidak akan Penerapan SOP K3 yang ada di unit
terbentuk dengan sendirinya tanpa disertai sarana hampir seluruhnya sudah sesuai
dengan upaya yang dilakukan oleh pimpinan dengan SOP K3 yang ditetapkan oleh unit
(Hasan, I. 2015). sarana. Hanya ada beberapa SOP K3 yang
belum sesuai dengan SOP K3 yang
3.4.3. Kesesuaian SOP K3 ditetapkan oleh unit sarana seperti APD dan
Kesesuaian SOP K3 yaitu kecocokan Pelaporan dan Penyelidikan Insiden,
atau keselarasan antara penerapan SOP K3 Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.
di unit sarana dengan SOP K3 yang sudah Pengadaan APD di unit sarana perlu
ditetapkan oleh unit sarana PT Kereta Api ditingkatkan. Terdapat beberapa pekerja baru
(Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta. unit sarana yang belum mendapatkan APD,
Unit sarana memiliki 6 SOP K3 utama yang beberapa APD yang sudah harus diganti dan
wajib untuk dipahami dan dilaksanakan oleh perawatan terhadap APD yang kurang.
setiap pekerja unit sarana. 6 SOP K3 tersebut Pengurus wajib menyediakan APD bagi
diantaranya adalah Alat Pelindung Diri pekerja di tempat kerja, APD diberikan oleh
(APD); Inspeksi Kerja; Rambu-Rambu K3; pengurus secara cuma - cuma sesuai
Pelaporan dan Penyelidikan Insiden, Keputusan Direksi PT Kereta Api Indonesia
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja; (Persero) No. KEP.U/LL.507/VI/1/KA-2012
Pemeliharaan dan Keadaan Darurat. tentang Alat Pelindung Diri di Lingkungan
Penerapan SOP K3 di unit sarana PT Kerja PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Pekerja unit sarana mengajukan APD sesuai
Operasi VI Yogyakarta sebagian besar telah dengan kebutuhan pekerjaannya kepada para
sesuai dengan SOP K3 yang sudah pengurus, kemudian pengurus menindak
ditetapkan oleh unit sarana PT Kereta Api lanjuti dengan memberi APD sesuai yang
Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI dibutuhkan oleh pekerja, tetapi pada
Yogyakarta, akan tetapi ada beberapa hal kenyataannya pengadaan APD di unit sarana
yang perlu dibenahi dan dilengkapi. dinilai telat.
Pemeliharaan yang ada di unit sarana Pelaporan dan Penyelidikan Insiden,
sudah sesuai dengan ketentuan yang Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja di
ditetapkan oleh unit sarana, dimana unit sarana juga perlu ditingkatkan. Sesuai
pemeliharan harian maupun bulanan dengan prosedur yang dikeluarkan PT Kereta
terlaksana dengan sangat baik. Rambu- Api Indonesia (Persero) jika terjadi insiden,
rambu K3 yang ada diunit saran sudah kecelakaan atau penyakit akibat kerja yang
memenuhi dan sesuai dengan ketentuan yang terjadi ditempat kerja maka pekerja baik
ditetapkan yang meliputi penempatan, yang mengalami atau melihat insiden,
jumlah, bentuk, warna serta pemasangan. kecelakaan atau penyakit akibat kerja wajib
Inspeksi kerja diunit sarana juga sudah melaporkan secara lisan dan tertulis.
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Kenyataan di lapangan bahwa pekerja hanya
oleh unit sarana, dibuktikan dengan inspeksi melaporkan insiden, kecelakaan atau
dilakukan sebulan sekali, hasil inspeksi yang penyakit akibat kerja yang berat seperti
ditemukan ditempat kerja dipublikasikan dan terjatuh dari ketinggian sampai patah tulang,
dapat diakses seluruh pekerja unit sarana, sedangkan untuk insiden, kecelakaan atau
hasil inspeksi kemudian ditindaklanjuti dan penyait akibat kerja ringan seperti tergores,
dilakukan perbaikan segera. Setiap keadaan tersayat, terpecik api, terjepit dan sebagainya

547
Standar Operasional Prosedur Bidang K3 pada Unit Sarana PT. Kereta Api Indonesia (Widodo Hariyono)

pekerja tidak melaporkannya. Hal ini 4.2. Saran


diperkuat dengan tidak adanya data atau Berdasarkan hasil kesimpulan penerapan
laporan insiden, kecelakaan atau penyakit Standar Operasional Prosedur (SOP)
akibat kerja kecil atau sedang diunit sarana. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
Keberhasilan suatu kebijakan di Unit Sarana PT Kereta Api Indonesia
perusahaan merupakan tanggung jawab (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta,
bersama antara perusahaan dan karyawan, maka saran yang diberikan adalah :
dimana keberhasilan dari kebijakan ini
sepenuhnya terletak pada keterlibatan dari 1) Bagi Manajemen Unit Sarana
semua karyawan dengan cara menjalankan
kebiasaan kerja yang terbaik dalam bidang a) Hendaknya membentuk tim khusus
kualitas lingkungan, kesehatan, dan yang memantau kepatuhan pekerja
keselamatan kerja (Zulyanti, 2013). terhadap SOP K3 seperti pemakaian
APD, Pelaporan dan Penyelidikan
4. KESIMPULAN DAN SARAN Insiden, Kecelakaan dan Penyakit
4.1. Kesimpulan Akibat Kerja serta mencatat semua
Berdasarkan hasil penelitian yang di insiden, kecelakaan dan penyakit
lakukan, maka penerapan Standar akibat kerja.
Operasional Prosedur (SOP) Keselamatan b) Memberikan sanksi yang tegas
dan Kesehatan Kerja (K3) di Unit Sarana PT apabila terdapat pekerja yang
Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah melanggar atau tidak mematuhi SOP
Operasi VI Yogyakarta dapat disimpulkan K3.
sebagai berikut :
2) Bagi Pekerja Unit Sarana
1) Kebijakan SOP K3 di unit sarana terdiri a) Agar lebih meningkatkan lagi
dari 6 komponen utama yang terdiri dari: kepatuhan terhadap SOP K3 terutama
Alat Pelindung Diri (APD); Pelaporan pemakaian APD di tempat kerja dan
dan Penyelidikan Insiden, Kecelakaan dan Pelaporan dan Penyelidikan Insiden,
Penyakit Akibat Kerja; Inspeksi Kerja; Kecelakaan dan Penyakit Akibat
Rambu-Rambu K3; Pemeliharaan dan Kerja.
Keadaan Darurat. b) Agar melaporkan dan mencatat jika
2) Pemahaman pekerja unit sarana terhadap terjadi insiden, kecelakaan dan
SOP K3 sudah cukup baik, akan tetapi penyakit akibat kerja sekecil apapun,
kepatuhan pekerja unit sarana terhadap tidak hanya insiden, kecelakaan dan
SOP K3 perlu ditingkatkan. penyakit akibat kerja yang berat saja
3) Penerapan SOP K3 seperti Inspeksi yang dilaporkan dan dicatat.
Kerja; Rambu-Rambu K3; Pemeliharaan
dan Keadaan Darurat sudah sesuai dengan
SOP K3 yang sudah ditetapkan oleh unit
sarana, sedangkan SOP K3 seperti Alat
Pelindung Diri (APD); Pelaporan dan
Penyelidikan Insiden, Kecelakaan dan
Penyakit Akibat Kerja belum sesuai
dengan SOP K3 yang sudah ditetapkan
oleh unit sarana.

548
Teknoin Vol. 22 No 7 Desember 2016 : 540-550

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, I.. Analisis Kepatuhan Karyawan Zulyanti, Komitmen Kebijakan Keselamatan


Bagian Produksi Pada Standar dan Kesehatan Kerja (K3) Sebagai
Operasional Prosedur (SOP) Upaya Perlindungan Terhadap tenaga
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kerja (Studi pada Mitra Produksi
di PT Polytama Propindo Indramayu Sigaret KUD Tani Mulyo Lamongan),
Jawa Barat, Skripsi, Fakultas Kesehatan Jurnal Administrasi Publik, Vol. 11, No.
Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, 2, Hal. 264 – 275, 2013.
Yogyakarta, 2015.
Kountur, R. Metode Penelitian Untuk Lampiran Pertanyaan Untuk Responden
Penulisan Skripsi dan Tesis. Penerbit
PPM, Jakarta, Hal. 53, 2004. A. Kebijakan SOP K3
Pratomo, A. dan Widajati. N. Tingkat 1. Apakah ada Standar Operasional
Pemenuhan Safety Inspection Menurut Prosedur (SOP) Keselamatan dan
International Safety Rating System di Kesehatan Kerja (K3) di unit sarana?
Bukit Tua, The Indonesian Journal of 2. Ada berapa SOP K3 di unit sarana?
Occupational Safety and Health, Vol. 2, 3. Seperti apa SOP K3 yang ada di unit
No.1, Hal.28-33, 2013. sarana?
PT Kereta Api Indonesia. Company Profile, B. Kepatuhan SOP K3
Bandung, Hal. 2, 4-5, 2014. 1. Apakah unit sarana mewajibkan
Salafudin, M., Ananta, H., dan Subiyanto. setiap pekerja untuk mamatuhi dan
Implementasi Sistem Manajemen melaksanakan SOP K3 saat bekerja?
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di 2. Apakah unit sarana memberikan
PT PLN (Persero) Area Pengatur instruksi dan penjelasan kepada
Distribusi Jawa Tengah & D.I. pekerja tentang SOP K3?
Yogyakarta dalam Upaya Peningkatan 3. Apakah ada team khusus yang
Mutu dan Produktivitas Kerja memantau kepatuhan pekerja unit
Karyawan, Jurnal Teknik Elektro, Vol. sarana terhadap SOP K3?
5, No. 1, Hal. 26-31, 2013. 4. Apakah ada sanksi terhadap pekerja
Suci, R., Restuatuti, T., Fatmawati. yang tidak mematuhi SOP K3 dalam
Hubungan Pengetahuan dan Sikap bekerja?
Petugas Laboratorium Patologi Klinik C. Pemahaman SOP K3
Terhadap Penerapan Standard 1. APD
Operating Procedure (SOP) a. APD apa saja yang terdapat di
Penanganan Bahan Infeksius di RSUD unit sarana?
Arifin Achmad Provinsi Riau, Jom b. Apakah anda selalu memakai
Fakultas Kedokteran, Vol. 1, No. 2, Hal. APD saat bekerja?
1-11, 2012. c. Apakah anda mengetahui fungsi
Tjakra, J., Sepang, B., dan Walangitan.. dari setiap APD tersebut?
Manajemen Risiko K3 pada Proyek 2. Pelaporan dan Penyelidikan
Pembangunan Ruko Orlens Fashion Insiden, Kecelakaan dan Penyakit
Manado, Jurnal Sipil Statik, Vol. 1, No. Akibat Kerja
4, Hal. 282-288, 2013. a. Bagaimana prosedur pelaporan
insiden, kecelakaan atau penyakit
akibat kerja di unit sarana?

549
Standar Operasional Prosedur Bidang K3 pada Unit Sarana PT. Kereta Api Indonesia (Widodo Hariyono)

3. Inspeksi Kerja
a. Bagaimana inspeksi kerja di unit
sarana?
b. Siapa yang melakukan inpseksi
kerja di unit sarana?
4. Rambu-Rambu K3
a. Seperti apa rambu-rambu K3
yang ada di unit sarana?
b. Apakah anda mengerti maksud
dari rambu-rambu K3 yang ada di
unit sarana?
5. Pemeliharaan
Bagaimana prosedur melakukan
pemeriksaan dan pemeliharaan sarana
dan peralatan di unit sarana?
6. Keadaan Darura
Bagaimana prosedur keadaan darurat
yang ada di unit sarana?

550

You might also like