Professional Documents
Culture Documents
Sosiologi: Analisis Persepsi Masyarakat Kawasan Adat Amma Toa Kajang Terhadap Muhammadiyah
Sosiologi: Analisis Persepsi Masyarakat Kawasan Adat Amma Toa Kajang Terhadap Muhammadiyah
Sosiologi
www.unismuh.ac.id http://journal.unismuh.ac.id/index.php/equilibrium
Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosiologi
Vol V Desember No. 2 2017
Hasmiati
IAIM Sinjai
miaelbugis@gmail.com
Abstract. This research uses field research (field research) with qualitative method. The subject of this research is
with Indigenous Stakeholder, Village Apparatus, Community Leader, Religious Leader, Youth Leader, Academician
and Kader Muhammadiyah who are domiciled in Adat area. Data collection by observation method, data writing
method, technical data, data presentation and data recall. Triangulation is done to explain the validity of the data
by using source and method triangulation. The results showed that the interaction of cadres and indigenous
peoples is a positive and harmonious relationship, primary and secondary social contact because both parties are
mutually understanding, profitable and long-standing cooperation. Conflicts that occur between the cadres and
indigenous communities are still entangled lightly and only temporary. Indigenous people's perception of Amma
Toa to Muhammadiyah is positive and negative, but still tend to Negative. It is caused by perceptions based on
experience, efaluatif, contextual, selective and care. The perception of Amma Toa to Muahammadiyah is caused by
internal and external factors. Factors factors that make individual perceptions different from each other and will be
oriented to the individual in perceiving an object.
Keywords: Pasang Rikajang, Gender, Social Culture
Abstrak. Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research) dengan metode kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah dengan informan Pemangku Adat, Aparat Desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh
Pemuda, Akademisi dan Kader Muhammadiyah yang berdomisili kawasan Adat. Pengumpulan data dilakukan
dengan metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi, Teknik yang digunakan dalam analisis
data adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Trianggulasi yang
dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data dengan menggunakan trianggulasi sumber dan metode. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa, Interaksi kader dan masyarakat adat merupakan interaksi positif dan harmonis,
kontak sosial secara primer maupun sekunder karena kedua pihak terdapat saling pengertian, kerjasama yang
menguntungkan dan sudah berlangsung lama. Konflik yang terjadi antara kader dan masyarakat adat yaitu masih
berupa konflik ringan dan hanya bersifat sementara. Persepsi masyarakat adat Amma Toa terhadap
Muhammadiyah bersifat Positif dan Negatif, tapi masih cenderung Negatif. Hal itu disebabkan oleh persepsi
berdasarkan pengalaman, efaluatif, kontekstual, selektif dan bersifat dugaan. Persepsi masyarakat adat Amma Toa
terhadap Muahammadiyah dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Sehingga faktor-faktor tersebut
menjadikan persepsi individu berbeda satu sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi
suatu objek.
Kata Kunci: Pasang Rikajang, Gender, Sosial Budaya.
Pesta untuk memohon keselamatan. (k) Sumaja, tempat penyimpanan pangan di atas Flafon rumah
yaitu pesta nazar kecil dan dalam skala besar yang disediakan.
disebut Taraba'goro, atau biasa masyarakat yang
bersangkutan mendatangi tempat yang dianggap Interaksi Sosial Kader Muhammadiyah terhadap
sakrai untuk melakukan ritual. (l) Akkaharu, yaitu Masyarakat Adat Amma Toa Kajang
Pesta yang berhubungan dengan dunia pertanian Kajian interaksi sosial bermula dari
terutama tanaman padi dan jagung, mulai dari pandangan Max Weber yang dikenal dengan kajian
pemilihan bibit, penanaman dan penyimpanan. tindakan sosial. Tindakan sosial Sesuai dengan
Kondisi dianggap khusus bila terjadi serangan hama pemahaman yang disampaikan oleh Max Weber
dan penyakit pada tanaman, apalagi jika hamanya bahwa; “Tidak semua tindakan manusia dapat
adalah hama tikus. (m) Tompang, yaitu Pesta yang dianggap sebagai tindakan sosial. Suatu tindakana
berhubungan dengan dunia peternakan. Pesta ini hanya dapat disebut tindakan sosial apabila
dilaksanakan untuk mengusir penyakit yang tindakan tersebut dilakukan dengan
menyerang hewan ternak. (n) Angnganro ri Sapo, mempertimbangkan prilaku orang lain dan
yaitu Pesta yang dilakukan di rumah (sapo), skala beriorentasi pada prilaku orang lain” .Tindakan
acara ini cukup besar, dilaksanakan bila ada sosial adalah prilaku manusia yang mempunyai
musibah di bidang pertanian atau panen berhasil. makna subjektif bagi pelakunya. Terjadinya
Biasanya Pesta ini dilaksanakan di Possi Tana Desa Tindakan manusia yang mempunyai makna
Mattuanging. (o) Pangnganroang, yaitu Pesta subjektif dan sering terjadi ditempat lain dan
untuk memanjatkan doa dan memohon kepada mempengaruhi orang lain secara sosiologis
Tuhan untuk diberi keselamatan dan terhindar dari dinamakan dengan Interaksi sosial (Weberdalam
wabah penyakit. Selain itu Pesta ini biasa juga Kamanto,2000;12)
dilakukan untuk memohon turunnya hujan. (p) Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat
Paruntu'Panganro Sibatu Lino¸yaitu Pesta ritual hidup tanpa bantuan dari orang lain. Adanya rasa
untuk keselamatan alam semesta dengan segala memerlukan bantuan dari orang lain, maka
isinya. Pesta ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: manusia akan melakukan kontak ataupun
(Paruntu'Panganro Cucu Bola: Pesta ini komunikasi satu sama lainnya, dari itu terjadilah
dilaksanakan setiap tahun dan diikuti oleh seluruh suatu interaksi sosial dimana dalam interaksi
masyarakat Ilalang Embayya. Paruntu' Panganro tersebut terjadi suatu kontak sosial baik secara
Pa'rasangang: Pesta ini dilaksanakan setiap langsung maupun tidak langsung, dengan interaksi
sepuluh tahun sekali dan diikuti oleh masyarakat tersebut semua manusia hidup sebagai makhluk
Ilalang Embayya dan Ipantarang Embayya. sosial. Dalam pembahasan ini akan dikemukakan
Paruntu' Panganro Sibatu Lino: Pesta ini mengenai interaksi sosial yang terjadi antara kader
dilaksanakan setiap seratus tahun sekali dan diikuti dan masyarakat adat, baik interaksi yang
oleh seluruh masyarakat baik Ilalang Embayya menunjukkan hubungan yang harmoni ke arah
maupun Ipantarang Embayya. (q) Allisa' Ere positif maupun interaksi yang menunjukkan konflik
Tallasa: yaitu Pesta pada waktu seorang anak atau pertentangan. Dalam proses sosial, baru dapat
pertama kali menginjakkan kakinya di tanah. Pesta dikatakan terjadi interaksi sosial, apabila telah
ini dilaksanakan untuk memohon berkah agar memenuhi persyaratan sebagai aspek kehidupan
langkah anak-anak mereka di kemudian hari bersama, yaitu kontak sosial dan komunikasi sosial.
menjadi langkah-langkah yang berguna bagi (Abdul syani. 2007:154).
keluarga dan masyarakat. (r) Appanganro Akkatto: Kontak sosial adalah hubungan antara satu
yaitu Pesta ritual yang dilakukan. Ammatoa untuk orang atau lebih, melalui percakapan dengan saling
menyambut yang kuasa memeberi berkah padi mengerti tentang maksuddantujuan masing-masing
Sangiasserri dari peraduannya menuju ke istananya dalam masyarakat. Kontak sosial dapat
yaitu di lumbung penyimpanan (Para Bola). Suatu terjadi secara langsung ataupun tidak langsung
antara satu pihak dengan pihak yang lainnya, pertentangan atau konflik antar individu ataupun
begitupun dengan komunikasi sosial yang kelompok. Ada beberapa penyebab terjadinya
merupakan syarat daripada proses sosial. suatu konflik, antara lain: (Soerjono:99) (a)
Persyaratan tersebut dapat kita lihat dalam Perbedaan antar individu, perbedaan pendirian dan
interaksi sosial kader Muhammadiyah terhadap perasaan dapat juga menimbulkan konflik atau
masyarakat adat Amma Toa Kajang. Berdasarkan pertentangan. (b) Perbedaan kebudayaan,
hasil observasi peneliti, kader Muhammadiyah yang perbedaan kepribadian juga tergantung pada pola
bermukim di Desa Tana Toa mereka aktif dalam kebudayaan yang melatarbelakangi pembentukan
interkasi dengan masyarakat adat Amma Toa. serta perkembangan kepribadian itu sendiri. Sedikit
Kader Muhammadiyah menyadari betul banyaknya indivdu akan terpengaruh oleh polapikir
bagaimana bermasyarakat atau berinteraksi dan pendirian dari kelompok dimana dia berada.
dengan baik, hal inilah kemudian yang dijaga oleh Hal ini pun dapat menyebabkan konflik antar
kader yang bermukim di kawasan adat Amma Toa, kelompok. (c) Perbedaan kepentingan, wujud
agar hidup berdampingan dan saling menghargai, kepentingan dapat berbagai macam. Kepentingan
satu sama lain. ini dapat berupa kepentingan ekonomi, politik, dan
Kader dan masyarakat adat terjadi interaksi lain sebagainya. (d) Perubahan sosial. Perubahan
sosial, dengan adanya kontak sosial dan komunikasi sosial yang cepat untuk sementara waktu akan
sosial sebagai syarat adanya interaksi sosial. Kontak mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
sosial yang terjadi adalah bersifat positif dan kontak Perubahan inipun dapat menimbulkan konflik bagi
sosial secara primer maupun sekunder karena mereka yang berbeda pendirian.
kedua pihak terdapat saling pengertian, kerjasama Banyaknya perbedaan diantara kader dan
yang menguntungkan dan sudah berlangsung lama. masyarat adat itulah menyebabakan timbulkan
Menurut teori interaksionisme simbolik yang sebuah konflik. konflik yang terjadi dalam sebuah
dikemukakan oleh Georg Simmel menyatakan kelompok dapat berupa konflik ringan ataupun
bahwa terbentuknya masyarakat konflik yang berskala berat. Konflik antar kader dan
(kelompok atau asosiasi) adalah akibat masyarakat adat terjadi dikarenakan beberapahal,
adanya interaksi timbal balik, melalui antara lain perbedaan pendapat ketika
proses sosiasi (proses dimana masyarakat itu musyawarah, kepercayaan yang berbeda diantara
terjadi) inilah individu saling berhubungan kader dan masyarakat adat.
dan saling mempengaruhi satu sama lain. Konflik yang terjadi antara kader dan
Sehingga tanpa adanya anggota- anggotanya atau masyarakat adat yaitu berupa konflik ringan yang
individu itu sendiri masyarakat tidak akan pernah hanya bersifat sementara. Berdasrkan teori
terbentuk. Berdasarkan teori tersebut bahwa suatu interaksi sosial, dari segi subjeknya maka Interaksi
masyarakat akan terbentuk bila adanya individu sosial antara kader dan masyarakat adat, yaitu
saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu antara orang perorangan dan antara orang dengan
sama lain. Inti dari teori interaksionisme simbolik sekelompoknya, dengan cara interaksi langsung
adalah suatu aktivitas yang merupakan dan interaksi simbolik. Dan jika dilihat dari
ciri khas manusia, yaitu komunikasi atau bentuknya, maka interaksi yang terjadi antara
pertukaran simbol yang diberi makna. Hal ini bisa kader dan masyarakat berupa kerjasama.
kita lihat pada interaksi sosial kader Kerjasama yang terjalin antara kader dan
Muhammadiyah yang berinteraksi antara masyarakat adat dalam partisipasi kader dan
masyarakat adat Amma Toa. masyarakat pada kegiatan Desa, sebagai khatib,
Setiap individiu atau kelompok pasti memiliki pesta adat, pembina TK TPA, majelis taklim, dan
perbedaan baik berupa bentuk fisik, kebudayaan, berpartisipasi pada kegiatan masyarakat adat
pola piker dan sebagainya. Perbedaan-perbedaan lainnya. Berhasil atau tidaknya, interaksi sosial yang
tersebut yang sering memicu terjadinya sebuah terjalin antara kader dan masyarakat adat, terdapat
faktor yang mempengaruhi diantaranya: Situasi senantiasa bermanfaat bagi kemaslahatan ummat
sosial, Kekuasaan norma-norma kelompok, adanya dalam ber amar ma’ ruf nahi munkar mampu
tujuan kepribadian yang dimiliki masing- menunjukan integritas dan kompetensi dalam
masing individu sehingga berpengaruh terhadap keberagamaan, akademis dan Intelektual, serta
perilakunya, setiap individu berinteraksi sesuai sosial kemanusiaan. Seperti dalam kitab suci Qs:
dengan kedudukan dan kondisinya yang bersifat Ali-Imran ayat 104 yang mengilhami pendiri
sementara, adanya penafsiran situasi (Santoso, Muhammadiyah, (dan hendaklah ada di antara
2004 : 12). kamu segolongan umat yang menyeru kepada
Dalam hubungan-hubungan sosial yang lebih kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
luas setiap anggota Muhammadiyah baik sebagai mencegah dari yang munkar, merekalah orang-
individu, keluarga, maupun jama'ah (warga) dan orang yang beruntung).
jam'iyah (organisasi) haruslah menunjukkan sikap- Inilah yang menjadi sumber kekuatan
sikap sosial yang didasarkan atas prinsip seorang kader dalam menjalani aktifitas
menjunjung-tinggi nilai kehormatan manusia, kesehariannya ditengah masyarakat adat Amma
memupuk rasa persaudaraan dan kesatuan Toa. Berdasarkan hasil Observasi dan wawancara
kemanusiaan, mewujudkan kerjasama umat peneliti, bahwa Interaksi kader dan masyarakat
manusia menuju masyarakat sejahtera lahir dan adat merupakan interaksi positif dan harmonis, dan
batin, memupuk jiwa toleransi, menghormati bentuk konfliknya bersifat ringan.
kebebasan orang lain, menegakkan budi baik,
menegakkan amanat dan keadilan, perlakuan yang Analisis Persepsi Masyarakat Adat Amma Toa
sama, menepati janji, menanamkan kasih sayang Kajang terhadap Muhammadiyah
dan mencegah kerusakan, menjadikan masyarakat Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan
menjadi masyarakat yang shalih dan utama, penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang
bertanggung jawab atas baik dan buruknya identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam
masyarakat dengan melakukan amar ma'ruf dan proses komunikasi. Persepsilah yang menentukan
nahi munkar, berusaha untuk menyatu dan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan
berguna/ bermanfaat bagi masyarakat, lain. (Mulyana, 2000) Persepsi adalah pengalaman
memakmurkan masjid, menghormati dan tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan
mengasihi antara yang tua dan yang muda, tidak yang diperoleh dengan menyimpulkan
merendahkan sesama, tidak berprasangka buruk informasidan menafsirkan pesan (Rakhmat 2001).
kepada sesama, peduli kepada orang miskin dan Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli
yatim, tidak mengambil hak orang lain, berlomba indrawi (sensory stimuli).
dalam kebaikan, dan hubungan- hubungan sosial Rudolph F memberikan pengertian, “persepsi
lainnya yang bersifat ishlah menuju terwujudnya adalah proses menafsirkan informasi inderawi”.
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. (dikutip dari SurantoAw,2010, 197). ‘persepsi
Untuk memaksimalkan potensi kader dalam merupakan suatu proses menginterpretasikan atau
mensyiaarkan Islam demi mencapai tujuan menafsir informasi yang diperoleh melalui system
Muhammadiyah, maka seorang kader harus alat indera manusia’ (Suharman, 2005, 23).
bermanfaat bagi masyarakat. Kader harus pandai Menurutnya ada tiga aspek di dalam persepsi yang
menempatkan dirinya, terutama di tengah dianggap relevan dengan kognisi manusia, yaitu
masyarakat yang masih menjaga tradisi para pencatatan indera, pengenalan pola, dan perhatian.
leluhurnya dan tertutup dari modernisasi. Spirit Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu
K.H. Ahmad Dahlan dalam mendirikan kesamaan pendapat bahwa persepsi merupakan
Muhammadiyah menjadikan motivasi bagi kader suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga
Muhammadiyah dalam mensyiarkan Islam. terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri
Dimanapun seorang kader berada maka dia individu sehingga individu sadarakan segala sesuatu
dalam lingkungannya melalui indera-indera yang bersangkutan menyadari dan mengerti mengenai
dimilikinya. stimulus yang diinderanya.
Persepsi merupakan suatu proses yang
didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah Proses Terjadinya Persepsi Masyarakat
merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh a. Sensasi (penginderaan)
individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Semua indra yang ada pada manusia
Namun proses tersebut tidak berhenti di situ saja, mempunyai andil bagi berlangsungnya sebuah
pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh komunikasi. Seperti halnya penglihatan
syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan menyampaikan pesan non verbal ke otak untuk
proses selanjutnya merupakan proses persepsi. diinterpretasikan, pendengaran juga
Karena itu proses persepsi tidak lepas dari proses menyampaikan pesan verbal ke otak untuk
penginderaan, dan proses penginderaan ditafsirkan, begitupun sentuhan dan
merupakan proses yang mendahului terjadinya pengecapan memainkan peran penting dalam
persepsi. (Walgito, 2010:99). komunikasi, seperti lewat bau parfum dan
Dari data yang diperoleh dan dari hasil sampah yang menyengat. Maka dalam banyak
pengamatan penulis terkait persepsi masyarakat kasus, rangsangan yang menarik perhatian kita
adat Amma Toa Kajang terhadap Muhammadiyah, cenderung dianggap lebih penting daripada yang
kemudian membandingkannya dengan teori yang tidak menarik perhatian kita. Rangsangan
telah dikemukakan pada bab II. berdasarkan hasil seperti itu cenderung dianggap penyebab
penelitian di lapangan masyarakat adat Amma Toa kejadian-kejadian berikutnya. Ini juga berlaku
memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap untuk manusia: orang yang paling kita
Muhammadiyah. perhatikan cenderung dianggap paling
Bahwa setiap orang mempunyai berpengaruh.
kecenderungan dalam melihat benda yang sama b. Interpretasi
dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan Interpretasi adalah tahap terpenting dalam
tersebut bias dipengaruhi oleh banyak faktor, persepsi. Sebenarnya kita tidak
diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan dapat menginterpretasikan makna setiap
sudut pandangnya. Persepsi juga bertautan dengan obyek secara langsung, melainkan
cara pandang seseorang terhadap suatu objek menginterpretasi makna informasi yang kita
tertentu dengan cara yang berbeda-beda dengan percayai mewakili obyek tersebut. Jadi
menggunakan alati ndera yang dimiliki, kemudian pengetahuan yang kita proleh melalui persepsi
berusaha untuk menafsirkannya. Persepsi baik bukan pengetahuan mengenai obyek
positif maupun negative ibarat file yang sudah yang sebenarnya, melainkan pengetahuan
tersimpan rapi di dalam alam pikiran bawah sadar mengenai bagaimana bagaimana tampaknya
kita. File itu akan segera muncul ketika ada obyek tersebut. (Nurdin, 2013, 160). Dari
stimulus yang memicunya, ada kejadian yang persepsi masyarakat terhadap Muhammadiyah,
membukanya. Setiap orang mempunyai pendapat kemudian melahirkan interprestasi. Interpretasi
(persepsi) yang berbeda-beda terhadap obyek merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi
rangsang yang sama. Perbedaan persepsi antara yang sangat penting yaitu proses memberikan
individu dengan individu lainya terhadap obyek arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses
tertentu, tergantung pada kemampuan seseorang interpretasi tersebut bergantung pada cara
dalam menanggapi, mengorganisir, dan pendalaman, motivasi, dan kepribadian
menafsirkan informasi tersebut. seseorang.
Proses persepsi merupakan stimulus yang
diinderakan oleh individu yang diorganisasikan,
kemudian diinterpretasikan sehingga individu yang
Jenis dan Faktor Yang Melatarbelakangi Persepsi individu terhadap objek yang menjadi sumber
Masyarakat Adat Terhadap Muhammadiyah persepsinya, adanya pengetahuan individu, serta
a. Jenis - Jenis Persepsi adanya pengalaman individu terhadap objek yang
Persepsi terbagi dua yaitupersepsi terhadap dipersepsikan.
objek (lingkungan fisik dan persepsi terhadap Kehidupan sosial budaya yang berbeda
manusia). Persepsi terhadap manusia lebih sulit dengan masyarakat pada ummunya dan ritual adat
dan kompleks, karena manusia bersifat dinamis. yang terjaga berdasarkan pasang ri kajang, hal ini
Perbedaan kedua tersebut yaitu: (1) Persepsi pula menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
terhadap objek melalui lambang - lambang fisik, persepsi masyarakat masih cenderung negatif
sedangkan persepsi terhadap manusia melalui terhadap Muhammadiyah.
lambang-lambangverbaldannon verbal.Orang lebih Persepsi sosial adalah sebagai berikut, proses
aktif dari pada kebanyakan objek dan lebih sulit menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-
diramalkan. (2) Persepsi terhadap objek kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita.
menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda
terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan mengenai realitas disekelilingnya. Beberapa prinsip
dalam (perasaan, motif, harapan dan sebagainya). mengenai persepsi sosial sebagaimana dikemukan
(Mulyana 2000, 171) oleh Mulyana (2000:75) yaitu persepsi berdasarkan
Rahmat (2005) menyebutkan persepsi dibagi pengalaman, bersifat dugaan, persepsi bersifat
menjadi dua bentuk yaitu positif dan negatif, evaluatif, bersifat selektif dan bersifat kontekstual.
apabila objek yang dipersepsi sesuai dengan Berdasarkan hasil pengamatan dan
penghayatan dan dapat diterima secara rasional wawancara selama penelitian, maka persepsi
dan emosional maka manusia akan masyarakat adat Tana Toa terhadap
mempersepsikan positif atau cenderung menyukai Muhammadiyah yaitu sebagai berikut:
dan menanggapi sesuai dengan objek yang 1. Persepsi berdasarkan pengalaman yaitu persepsi
dipersepsikan. Apabila tidak sesuai dengan manusia terhadap seseorang, objek atau
penghayatan maka persepsinya negatif atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal-hal itu
cenderung menjauhi, menolak dan menanggapinya berdasarkan pengalaman dan pembelajaran
secara berlawanan terhadap objek persepsi masa lalu mereka berkaitan dengan orang, objek
tersebut. Robbins (2002) menambahkan bahwa atau kejadian serupa.
persepsi positif merupakan penilaian individu 2. Persepsi bersifat dugaan. Persepsi bersifat
terhadap suatu objek atau informasi dengan dugaan terjadi oleh karena data yang kita
pandangan yang positif atau sesuai dengan yang peroleh mengenai objek lewat penginderaan
diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari tidak pernah lengkap.
aturan yang ada. Sedangkan, persepsi negatif 3. Persepsi bersifat evaluatif. Persepsi bersifat
merupakan persepsi individu terhadap objek atau evaluatif maksudnya adalah kadangkala orang
informasi tertentu dengan pandangan yang negatif, menafsirkan pesan sebagai suatu proses
berlawanan dengan yang diharapkan dari objek kebenaran, akan tetapi terkadang alat indera
yang dipersepsikan atau dari aturan yang ada. dan persepsi kita menipu kita, sehingga kita juga
Penyebab munculnya persepsi negatif ragu seberapa dekat persepsi kita dengan
seseorang dapat muncul karena adanya realitas yang sebenarnya.
ketidakpuasan individu terhadap objek yang
menjadi sumber persepsinya, adanya Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
ketidaktahuan individu serta tidak adanya Menurut Miftah Toha (2003: 154), faktor-
pengalaman inidvidu terhadap objek yang faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang
dipersepsikan dan sebaliknya, penyebab munculnya adalah sebagai berikut: (a) Faktor internal:
persepsi positif seseorang karena adanya kepuasan perasaan, sikap dan kepribadian individu,