You are on page 1of 9

Kalbisocio,Volume 6 No.

1 Februari 2019
ISSN 2356 - 4385

Strategi Komunikasi Persuasif Dinas Kesehatan


Kabupaten Bogor Dalam Penyuluhan Penyakit Kaki Gajah
Satya Candrasari1), Salman Naning2)
Program Studi Ilmu Komunikasi, Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis
1)
Email: satya.candrasari@kalbis.ac.id
2)
Email: salman.naning@kalbis.ac.id

Abstract: Control of various infectious diseases is still facing obstacles, one of which is the control
and eradication of Elephantiasis or Filariasis which must be carried out in the district / city. For the
control of this disease the Ministry of Health plans elephantiasis disease counseling activities in each
district / city, one of which is an endemic area of ​​Elephant Leg disease, namely the Bogor Regency. It is
expected that this activity can provide knowledge and understanding of the community so that they are
aware of themselves to pattern healthy life and the spread of Elephantiasis disease can be prevented.
This study aims to examine more deeply how persuasive communication strategies for elephantiasis or
filariasis disease in the neighborhood of Mutiara Sentul Housing, Nanggewer Village, Bogor Regency.
From this study it was concluded that persuasive communication strategies used in health education /
promotion of elephantiasis disease in the Posyandu of Mutiara Sentul Housing in Nanggewer District,
Bogor Regency were carried out by means of community empowerment, atmosphere building, advocacy
and partnership. The implementation of persuasive communication strategies cannot yet be done
maximally due to several obstacles, namely the lack of enthusiasm of the residents of Mutiara Sentul
housing in participating in counseling, lack of use of promotional media. The paradigm used in this
study is post positivism, with descriptive quantitative approaches and using case study methods.
Keywords: persuasive, health, counseling, filariasis

Abstrak: Pengendalian berbagai penyakit menular sampai saat ini masih menemui kendala, salah
satunya adalah pengendalian dan pemberantasan penyakit Kaki Gajah atau Filariasis yang harus
dilakukan di wilayah kabupaten/kota. Untuk pengendalian penyakit ini Kementerian Kesehatan
merencanakan kegiatan penyuluhan penyakit Kaki Gajah di setiap kabupaten/kota, salah satunya daerah
endemis penyakit Kaki Gajah yaitu Kabupaten Bogor. Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan
pengetahuan dan pemahaman masyarakat sehingga mereka sadar dengan sendirinya untuk berpola
hidup sehat dan penyebaran penyakit Kaki Gajah dapat dicegah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji lebih dalam bagaimana strategi komunikasi persiasif penyuluhan penyakit Kaki Gajah atau
Filariasis di lingkungan Perumahan Mutiara Sentul, Kelurahan Nanggewer Kabupaten Bogor. Dari
penelitian ini disimpulkan bahwa strategi komunikasi persuasif yang digunakan dalam penyuluhan/
promosi kesehatan penyakit Kaki Gajah di Posyandu Perumahan Mutiara Sentul Kelurahan Nanggewer
Kabupaten Bogor dilakukan dengan cara pemberdayaan masyarakat, bina suasana, advokasi serta
kemitraan. Implementasi strategi komunikasi persuasif belum bisa dilakukan secara maksimal karena
beberapa kendala, yakni kurangnya antusias warga perumahan Mutiara Sentul dalam mengikuti
penyuluhan, kurangnya penggunaan media promosi. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini
adalah post positivisme, dengan pendekatan kulaitatif deskriptif dan menggunakan metode studi kasus.
Kata kunci: persiasif, kesehatan, penyuluhan, filariasis

I. PENDAHULUAN di lebih dari 83 negara dan 60% kasus berada di


Asia Tenggara. Penyakit kaki gajah merupakan
Penyakit Kaki Gajah atau filariasis atau elephantiasis, salah satu penyakit yang sebelumnya terabaikan.
adalah penyakit yang disebabkan infeksi cacing Dapat menyebabkan kecacatan, stigma, psikososial
filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. dan penurunan produktivitas penderitanya dan
Penyakit ini tersebar luas di pedesaan dan perkotaan. lingkungannya. Diperkirakan kerugian ekonomi
Dapat menyerang semua golongan tanpa mengenal mencapai 43 trilyun rupiah (Kementerian Kesehatan,
usia dan jenis kelamin. Di dunia terdapat 1,3 miliar 2009), jika tidak dilakukan Pemberian Obat Massal
penduduk yang berisiko tertular penyakit kaki gajah Pencegahan filariasis.
80
Satya Candrasari, Strategi Komunikasi Persuasif Dinas Kesehatan ...

Dengan berbagai akibat tersebut, saat ini dan pemahaman tentang penyakit Kaki Gajah
penyakit kaki gajah telah menjadi salah satu penyakit sehingga masyarakat sadar dengan sendirinya
yang diprioritaskan untuk dieliminasi, Di prakarsai untuk berpola hidup sehat dan penyebaran penyakit
oleh WHO sejak 1999, pada tahun 2000 diperkuat Kaki Gajah dapat dicegah. Untuk tercapainya hal
dengan keputusan WHO dengan mendeklarasikan tersebut, tentunya diperlukan strategi komunikasi
“The Global Goal of Elimination of Lymphatic yang dirancang, dirumuskan, dan dipilih sebelum
Filariasis as a Public Health Problem by the Year pelaksanaan sosialisasi. Oleh sebab itu, penulis
2020”. Indonesia sepakat untuk memberantas ingin mengetahui strategi komunikasi persuasif yang
filariasis sebagai bagian dari eliminasi filariasis digunakan penyuluh dalam melakukan sosialisasi
global (Kementrian Kesehatan, 2010). atau penyuluhan tentang penyakit Kaki Gajah di
Melihat fenomena di atas maka perlu lingkungan Kelurahan Nanggewer Kabupaten Bogor.
dibutuhkannya suatu strategi komunikasi persuasif Mengingat, strategi komunikasi persuasif memegang
yang harus dilakukan oleh Dinas Kesehatan. peranan penting dalam upaya penyampaian informasi
Komunikasi dilakukan untuk menyebarluaskan saat melakukan sosialisasi. Nantinya dapat dilihat
pesan kepada publik sehingga dapat mempengaruhi apakah strategi komunikasi persuasif yang digunakan
khalayak dan dapat menggambarkan kebudayaan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor telah tepat
pada masyarakat. Komunikasi kepada publik ini sasaran atau tidak untuk mampu menyampaikan
salah satunya adalah penyuluhan masyarakat, informasi pengetahuan tentang penyakit Kaki
karena hakekatnya penyuluhan adalah suatu Gajah kepada masyarakat lingkungan Kelurahan
kegiatan komunikasi. Proses komunikasi persuasif Nanggewer Kabupaten Bogor dan apa saja hambatan
yang terjadi setelah dilakukan penyuluhan adalah dalam proses penyampaian informasi tersebut.
mulai dari mengetahui, memahami, meminati, dan Hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan tolok
kemudian menerapkannya dalam kehidupan yang ukur oleh pihak penyuluh untuk merancang strategi
nyata. Jadi untuk tercapainya hasil penyuluhan yang komunikasi persuasif yang lebih tepat sasaran dimasa
baik, sangat dibutuhkan komunikasi yang baik dan yang akan datang. Berdasarkan latar belakang yang
efektif. Komunikasi dapat diartikan efektif apabila telah disampaikan maka penulis mengambil judul
informasi tersampaikan dan diterima dengan baik penelitian: “Strategi Komunikasi Pesuasif Dinas
oleh komunikan, selain itu komunikator harus dapat Kesehatan Kabupaten Bogor Dalam Penyuluhan
menentukan strategi komunikasi apa yang akan Penyakit Kaki Gajah (Filariasis)”.
dilakukan untuk mendukungnya.
di Indonesia saat ini di bidang kesehatan II. METODE PENELITIAN
masyarakat adalah permasalahan pengendalian
penyakit menular di masyarakat. Pengendalian A. Paradigma Penelitian
berbagai penyakit menular sampai saat ini masih Paradigma adalah suatu cara pandang untuk
menemui kendala, salah satunya adalah pengendalian memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma
dan pemberantasan penyakit filariasis atau kaki gajah tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan
yang harus dilakukan seluas wilayah kabupaten/kota. praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa
WHO menetepkan penyakit ini untuk dieliminasi yang penting, absah, dan masuk akal. Paradigma juga
didunia, oleh karena itu Indonesia pun melakukan bersifat normatif, menunjukkan kepada praktisinya
akselerasi upaya penegendalian penyakit filariasis. apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan
Kegiatan sosialisasi penyakit Kaki Gajah ini pertimbangan eksistensial atau epitemologis yang
telah direncanakan oleh Kementrian Kesehatan, panjang (Mulyana, 2003: 9). Paradigma yang
sebagai buktinya Kementrian Kesehatan telah digunakan di dalam penelitian ini adalah paradigma
membuat rancangan strategi program eliminasi post positivisme. Secara ontologis, cara pandang
filariasis selama lima tahun ke depan. Kabupaten aliran ini bersifat critical realism. Sebagaimana cara
Bogor telah melakukan sosialisasi pada Hari Jadi pandang kaum realis, aliran ini juga melihat realitas
Bogor dan dikirimnya beberapa anggota Dinas sebagai hal yang memandang ada dalam kenyataan
Kesehatan ke Posyandu dan Puskesmas di wilayah yang sesuai dengan hukum alam, namun menurut
Kota dan Kabupaten Bogor agar informasi dapat aliran ini, adalah mustahil bagi manusia (peneliti)
diterima oleh seluruh warga. untuk melihat realitas secara benar. Oleh karena
Diharapkan dengan kegiatan sosialisasi yang itu, secara metodologis pendekatan eksperimental
dilakukan, mampu memberikan pengetahuan melalui observasi dipandang tidak mencukupi, tetapi

81
Kalbisocio,Volume 6 No. 1 Februari 2019

harus dilengkapi dengan metode trianggulasi, yaitu menanyakan perencanaan strategi komunikasi
penggunaan beragam metode, sumber data, periset penyuluhan yang dilakukan dalam rangka
dan teori. memberikan pemahaman yang benar terhadap warga
Aliran ini juga memandang bahwa secara masyarakat Perum Mutiara Sentul tentang penyakit
epistimologis hubungan antara periset dan objek Kaki Gajah.Setelah itu peneliti juga mewawancarai
yang diteliti tidak dapat dipisahkan. Namun, aliran ini Informan sekunder yaitu Ketua Posyandu “Amalyris”
menambahkan pendapatnya bahwa suatu kebenaran Perum Mutiara Sentul yang melakukan interaksi
tidak mungkin bisa ditangkap apabila periset ada di langsung dengan para penyuluh kesehatan dalam
belakang layar, tanpa terlibat dengan objeknya secara memberikan penyuluhan/sosialisasi tentang penyakit
langsung. Aliran ini menegaskan tentang arti penting Kaki Gajah dan yang bertanggung jawab atas
dari hubungan interaktif antara periset dengan lancarnya penyelenggaraan penyuluhan/sosialisasi di
objek yang diteliti, sepanjang dalam hubungan wilayahnya tersebut. Data Sekunder yang dilakukan
tersebut periset bisa bersifat netral. Dengan cara ini, pada penelitian ini didapat melalui literatur dan media
tingkat subjektivitas setidaknya dapat dikurangi. antara lain website kementrian kesehatan, dinas
(Salim.2016: 70) kesehatan Kabupaten Bogor, serta data-data yang
berasal dari artikel-artikel dan pemberitaan tentang
B. Pendekatan Penelitian
penyakit Kaki Gajah.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus,
dengan pendekatan kualitatif dengan deskriptif. D. Teknik Analisis Data
Menurut Schramm dalam Salim (2006: 118), studi Penelitian ini menggunakan teknik analisis
kasus dapat diartikan sebagai metode atau strategi data melalui model analisis data interaktif Miles dan
penelitian dan sekaligus hasil suatu penelitian pada Huberman, dengan aktivitas sebagai berikut:
kasus tertentu. Studi kasus lebih dipahami sebagai Data display: Pada tahap ini peneliti melakukan
pendekatanuntuk mempelajari, meneranngkan atau aktivitas pengumpulan data primer dengan cara
menginterpretassi suatu ‘kasus’ dalam konteksnya melakukan wawancara mendalam dengan informan-
yang alamiah tanpa ada intervensi pihak luar. Di informan pada penelitian ini yakni Penyuluh
antara semua ragam studi kasus, kecenderungan kesehatan, dan Ketua Posyandu “Amalyris” Perum
yang paling menonjol adalah upaya untuk menyoroti Mutiara Sentul Kelurahan Nanggewer. Pada
suatu keputusan atau seperangkat keputusan, yakni wawancara tersebut peneliti mengajukan pertanyaan
mengapa keputusan itu diambil, bagaimana ia yang sifatnya mendalam mengenai bentuk tindakan
diterapkan, dan apapula hasilnya. yang dilakukan oleh para penyuluh kesehatan dalam
Sugiyono (2007: 1) mendefinisikan metode merencanakan serta menerapkan strategi komunikasi
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang dalam memberikan penyuluhan kepada warga.
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang Reduction: Setelah data-data berdasarkan
alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen hasil wawancara mendalam dengan beberapa
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara narasumber yang dilakukan tersebut dikumpulkan
trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat dalam bentuk transkrip wawancara tahap selanjutnya
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih adalah melakukan reduksi atau penyortiran data,
menekankan makna dari pada generalisasi. Dengan dengan cara memilih hasil wawancara dan membuat
digunakan metode kualitatif, maka data yang didapat mapping sesuai dengan topik kajian yang diangkat
akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan peneliti, melihat temuan-temuan yang didapat dari
bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. hasil wawancara, terkait konsep-konsep dan proses
Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini adalah perencanaan strategi komunikasi penyuluhan
Dinas Kesehatan dan Ketua Posyandu “Amalyris” yang dilakukan oleh penyuluh kesehatan untuk
Perum Mutiara Sentul. mencosialisasikan penyakit Kaki Gajah.
Conclusion drawing/ferification: Setelah
C. Teknik Pengumpulan Data mendapatkan temuan-temuan dari hasil wawancara
Data primer yang dilakukan pada penelitian mendalam dan juga membuat mapping yang
ini menggunakan wawancara mendalam (indepth disesuaikan dengan topik kajian penelitian yang
interview) yang dilakukan kepada subjek penelitian. diangkat oleh peneliti, barulah peneliti membuat
Peneliti melakukan wawancara mendalam kepada gambaran atas strategi komunikasi yang dilakukan
Informan Utama yaitu Penyuluh Kesehatan untuk oleh penyuluh kesehatan (Sugiyono, 2009: 244).

82
Satya Candrasari, Strategi Komunikasi Persuasif Dinas Kesehatan ...

E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Menurut Erwin P. Betinghaus  dalam bukunya


Penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaaan yang berjudul “Persuasif Communication” (1973:
keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. 10), dijelaskan bahwa komunikasi persuasif ini dapat
Teknik triangulasi sumber dilakukan karena sumber mempengaruhi pemikiran dan perbuatan seseorang,
data primer yang ditemui pada penelitian ini adalah hubungan aktivitas antara pembicara dan pendengar
orang-orang yang memiliki kompetensi langsung dimana pembicara berusaha mempengaruhi tingkah
terkait penelitian yakni para penyuluh kesehatan laku pendengar melalui perantara pendengaran dan
yang aktif ikut serta melakukan kegiatan-kegiatan penglihatan.
yang bertujuan mensosialisasikan penyakit Kaki B. Strategi Komunikasi
Gajah. Beberapa sumber data yang dilakukan
Rogers (1982), dalam Cangara (2013: 61)
pemeriksaan keabsahan datanya antara lain: Sumber
memberikan batasan pengertian strategi komunikasi
data 1 : Penyuluh Kesehatan; dan Sumber data 2:
sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk
Ketua Posyandu “Amalyris” Perum Mutiara Sentul
mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang
Proses pemeriksaaan keabsahan data yang
lebih besar melalui transfer ide-ide baru. Seorang
dilakukan dengan cara membandingkan hasil
pakar perencanaan komunikasi Middleton (1980)
wawancara yang dilakukan antara sumber primer
dalam Cangara (2013: 61) membuat definisi dengan
dan sumber sekunder dan dikaitkan dengan strategi
menyatakan “Strategi Komunikasi adalah kombinasi
komunikasi penyuluhan kesehatan.
yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai
dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk
A. Komunikasi Persuasi mencapai tujuan komunikasi yang optimal.”
Everett Rogers mendefinisikan komunikasi Pemilihan strategi merupakan langkah krusial
sebagai “proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber yang memerlukan penanganan secara hati-hati dalam
kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk perencanaan komunikasi, sebab jika pemilihan
merubah tingkah laku mereka”. Sedangkan menurut strategi salah atau keliru maka hasil yang diperoleh
Lauwrence D. Kincaid “Komunikasi adalah suatu bisa fatal, terutama kerugian dari segi waktu, materi,
proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau dan tenaga.
melakukan pertukaran informasi dengan satu sama
C. Strategi Promosi Kesehatan
lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling
pengertian yang sangat mendalam” (Cangara, 2013: Sebagaimana tercantum dalam Keputusan
33). Masalah komunikasi adalah masalah bagaimana Menteri Kesehatan Nomor 1114/MENKES/SK/
cara komunikator mempengaruhi pilihan komunikan. VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Dan masalah itu hanya dapat dijawab dengan persuasi Kesehatan di Daerah, promosi kesehatan adalah
dari komunikator. Salah satu fungsi dari komunikasi upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
adalah persuasi, fungsi persuasi disebut juga fungsi melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
mempengaruhi. Fungsi persuasi adalah fungsi masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri,
komunikasi yang menyebarkan informasi yang dapat serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
mempengaruhi (mengubah) sikap penerima agar dia daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat
menentukan sikap dan perilaku yang sesuai dengan dan didukung kebijakan publik yang berwawasan
kehendak pengirim. (Liliweri, 2013:19) kesehatan. Menyadari rumitnya hakikat dari perilaku,
Menurut Liliweri (2013: 77) ada banyak definisi maka perlu dilaksanakan strategi promosi kesehatan
mengenai persuasi, namun persuasi dapat diartikan paripurna yang terdiri dari (1) pemberdayaan, yang
sebagai: (1) Suatu kemauan yang disadari dari didukung oleh (2) bina suasana dan (3) advokasi,
seorang komunikator untuk memodifikasi pikiran dan serta dilandasi oleh semangat (4) kemitraan.
tindakan komunikan melalui manipulasi motif dari
D. Komunikasi Penyuluhan
komunikan agar komunikan dapat berubah pikiran
dan tindakan sebagaimana yang dikehendaki oleh Dalam melakukan penyuluhan, faktor
sumber; (2) Seni yang digunakan oleh komunikator penyampaian hal-hal yang disuluhkan adalah
untuk mempengaruhi komunikan; dan (3) Proses amat penting. Karena itu, penyuluhan menuntut
untuk menubah sikap, kepercayaan, pendapat atau dipersiapkannya lebih dahulu suatu desain, yang
perilaku komunikan. secara terperinci dan spesifik menggambarkan hal-

83
Kalbisocio,Volume 6 No. 1 Februari 2019

hal pokok berikut ini: Masalah yang dihadapi; Siapa menyebabkan kecacatan, stigma, psikososial
yang akan disuluh; Apa tujuan (objectivites) yang dan penurunan produktivitas penderitanya dan
hendak dicapai dari setiap kegiatan penyuluhan; lingkungannya. Diperkirakan kerugian ekonomi
Pengembangan pesan; Metoda atau saluran yang mencapai 43 trilyun rupiah (Kementerian Kesehatan,
digunakan; dan Sistem evaluasi “telah terpasang” atau 2009), jika tidak dilakukan Pemberian Obat
“built-in” di dalam rencana keseluruhan kegiatan Massal Pencegahan filariasis. Dengan berbagai
dimaksud (Nasution, 1990: 7-11). akibat tersebut, saat ini penyakit kaki gajah telah
Materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang menjadi salah satu penyakit yang diprioritaskan
disampaikan dalam kegiatan penyuluhan berupa untuk dieliminasi, Di prakarsai oleh WHO sejak
informasi-informasi atau pesan. Pesan merupakan 1999, pada tahun 2000 diperkuat dengan keputusan
seperangkat symbol verbal dan nonverbal yang WHO dengan mendeklarasikan “The Global Goal
mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud. of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public
Selanjutnya Lasswell (Mulyana, 2005: 63) Health Problem by the Year 2020”. Indonesia sepakat
mengatakan pesan mempunyai tiga komponen untuk memberantas filariasis sebagai bagian dari
yaitu makna (gagasan, ide, dan nilai), simbol yang eliminasi filariasis global.
digunakan (bahasa atau kata-kata) dan bentuk pesan Filariasis dilaporkan pertama kali di Indonesia
(verbal dan nonverbal). Materi dalam penyuluhan oleh Haga dan Van Eecke pada tahun 1889. Dari
adalah yang sesuai dengan kebutuhan sasaran dan ketiga jenis cacing filaria penyebab filariasis,
dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapai Brugia malayi mempunyai penyebaran paling
oleh sasaran penyuluhan. luas di Indonesia. Brugia timori hanya terdapat di
Penyuluhan pertama-tama harus berfungsi Indonesia Timur yaitu di Pulau Timor, Flores, Rote,
memberikan jalan kepada para objek penyuluhan Alor dan beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara
untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhannya Timur. Sedangkan Wuchereria bancrofti terdapat di
itu: (1) Fungsi penyuluhan dengan demikian Pulau Jawa, Bali, NTB dan Papua. Distribusi spesies
menimbulkan dan merangsang kesadaran para cacing filaria di Indonesia tampak pada gambar 1.
peserta penyuluhan agar dengan kemauan sendiri Dalam perkembangannya, saat ini di Indonesia telah
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya itu; teridentifikasi ada 23 spesies nyamuk dari 5 genus
(2) Menjembatani gap antara praktek yang harus yaitu : Mansonia, Anopheles, Culex, Aedes dan
atau biasa dijalankan oleh para objek yang disuluh Armigeres yang menjadi vektor filariasis. Distribusi
dengan pengetahuan teknologi atau umum yang vektor filariasis menurut lokasi spesies mikrofilaria
selalu berkembang menjadi kebutuhan sehari-hari; ditemukan di wilayah seperti pada Gambar 1.
(3) sebagai penyampai, pengusaha, dan penyesuai
program nasional dan regional agar dapat diikuti dan
dilaksanakan oleh objek yang disuluh; (4) sebagai
pemberian pendidikan dan bimbingan yang kontinyu,
yang artinya penyuluhan tidak akan berhenti karena
yang dikehendakinya, keadaan yang berkembang,
lebih baik dan lebih maju dengan perkembangan
zaman. (Kartasapoetra, 1987: 7-13)

E. Penyakit Kaki Gajah


Filariasis atau elephantiasis atau penyakit Gambar 1 Distribusi Spesies Cacing
kaki gajah, adalah penyakit yang disebabkan infeksi Filaria di Indonesia
cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Berikut kajian pustaka yang berisi beberapa
. Penyakit ini tersebar luas di pedesaan dan perkotaan. penelitian sebelumnya dengan topik bahasan
Dapat dan menyerang semua golongan tanpa yang menjadi acuan untuk penelitian yang akan
mengenal usia dan jenis kelamin. Di dunia terdapat dilakukan oleh penulis antara lain: Ariny Sartika
1,3 miliar penduduk yang berisiko tertular penyakit (2015: 75), dengan judul penelitian “Strategi
kaki gajah di lebih dari 83 negara dan 60% kasus Komunikasi Komisi penganggulangan AIDS
berada di Asia Tenggara. (KPA) Dalam Melakukan Sosialisasi HIV/AIDS
Penyakit kaki gajah merupakan salah satu di Kota Samarinda”. Tujuan dari penelitian ini
penyakit yang sebelumnya terabaikan. Dapat untuk mengetahui strategi komunikasi dalam

84
Satya Candrasari, Strategi Komunikasi Persuasif Dinas Kesehatan ...

melakukan sosialisasi HIV/AIDS oleh KPA Penelitian yang dilakukan oleh Mulyanti (2014:
Kota Samarinda. Penelitian ini menggunakan 43). Dengan judul “Strategi Komunikasi Dalam
metode deskriptif kualitatif dengan teknik Sosialisasi Program Keluarga Berencana Untuk
analisis data Model Interaktif Matthew B. Miles Menekan Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kelurahan
dan A. Michael Huberman. Hasil penelitian ini Sangasanga Dalam di Kecamatan Sangasanga”.
menunjukkan bahwa bahwa KPA Kota Samarinda, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dalam melakukan sosialisasi HIV/AIDS sudah deskriptif kualitatif. Tujuannya untuk menganalisis
menggunakan strategi komunikasi yang baik. Strategi Sosialisasi yang digunakan pemerintah
Hal ini terlihat dari tanggapan komunikan yang khususnya pelaksana kerja program keluarga
bagus dan adanya penunjukan komunikator berencana dan pemberdayaan perempuan di kelurahan
sesuai kompetensinya, melakukan pembedaan Sangasanga Dalam. Metode pengumpulan data dalam
dalam mengemas pesan dan membuat media penelitian ini adalah dengan penelitian lapangan (field
serta membagikanya menurut tipe komunikan, research) dengan melakukan kegiatan wawancara
menggunakan frekuensi, menentukan waktu secara langsung kepada informan. Informan dalam
dan tempat kegiatan selama bersosialisasi serta penelitian ini adalah anggota pelaksana teknis
melakukan pendekatan psikologis dengan tokoh keluarga berencana dan masyarakat sekitar kelurahan
masyarakat. Adanya sedikit hambatan pada Sangasanga Dalam.
pelaksanaan sosialisasi masih bisa diatasi oleh Strategi sosialisasi yang digunakan pelaksana
KPA. Teori yang digunakan adalah teori divusi kerja keluarga berencana kelurahan Sangasanga Dalam
inovasi dan teori hubungan sosial. terdiri dari lima strategi utama yaitu menggerakkan
Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan dan memberdayakan masyarakat dalam program
oleh Siti Murni Kaddi (2014: 53), dengan judul keluarga berencana, menata kembali pengelolaan
“Strategi Penyuluhan Kesehatan masyarakat dalam program keluarga berencana, memperkuat sumber
Menanggulangi Bahaya Narkoba di Kabupaten daya manusia, meningkatkan ketahanan dan
Bone”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesejahteraan keluarga melalui pelayanan keluarga
strategi penyuluhan kesehatan masyarakat dalam berencana, meningkatkan pembiayaan keluarga
menanggulangi bahaya narkoba dan untuk berencana. Berdasarkan hasil penelitian sosialisasi
mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan yang dilakukan sukses memberikan informasi kepada
yang menghambat Strategi Penyuluhan Kesehatan masyarakat tentang sosialisasi program keluarga
Masyarakat Dalam Menaggulangi Bahaya Narkoba berencana guna menekan pertumbuhan jumlah
Di Kabupaten Bone.Untuk mencapai tujuan tersebut, penduduk , namun tidak dapat meningkatkan minat
peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif masyarakat untuk turut mensukseskan program
yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk pemerintah sehingga meningkatnya angka kelahiran
menggambarkan, memaparkan dan menganalisa di wilayah kelurahan Sangasanga Dalam.
obyek yang diteliti secara sistematis.
Teknik analisa yang digunakan adalah F. Hasil Analisis
wawancara, observasi dan kepustakaan, sedangkan Penyakit Kaki Gajah termasuk ke dalam
data sekunder diperoleh melalui literatur yang Kejadian Luar Biasa (KLB) yang terjadi di wilayah
relevan dengan masalah yang diteliti.Hasil penelitian Indonesia. Penyakit Kaki Gajah atau Filariasis adalah
menunjukkan bahwa strategi Penyuluhan Kesehatan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh
Masyarakat dalam menyebarkan informasi bahaya cacing filarial dan ditularkan oleh berbagai jenis
narkoba dititik beratkan pada kegiatan penyuluhan, nyamuk. Cacing ini merusak kelenjar getah bening
karena penyuluhan dianggap lebih efektif dan lebih dan akan mengganggu fungsinya. Sehingga dapat
efisien dalam upaya menanggulangi bahaya narkoba menimbulkan gejala peradangan kelenjar getah
di Kabupaten Bone. bening dan bila berlangsung lama akan menimbulkan
Faktor pendukung Strategi Penyuluhan pembesaran kaki dan tangan yang tidak bisa sembuh
Kesehatan Masyarakat adalah adanya animo seumur hidup.
masyarakat, adanya indikasi pengguna, dan dana Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten
operasional yang memadai, sedangkan faktor Bogor menyatakan bahwa sampai saat ini lebih dari
yang menghambat Strategi Penyuluhan Kesehatan 14.000 penderita penyakit Kaki Gajah ditemukan
Masyarakat adalah masalah kesesuaian waktu antara di 418 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, 235
pihak penyuluh dengan pihak yang disuluh. kabupaten/kota diantaranya merupakan kabupaten/

85
Kalbisocio,Volume 6 No. 1 Februari 2019

kota endemis dengan resiko penularan diantara kaki gajah, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor perlu
penduduknya yang tinggi, salah satunya adalah menentukan strategi komunikasi untuk penyuluhan
Kabupaten Bogor. Sejak tahun 2004 hingga bulan di daerah-daerah endemi penyakit kaki gajah agar
Mei 2015 di Kabupaten Bogor telah ditemukan 60 kegiatan ini dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
kasus penyakit kaki gajah (filariasis) yang tersebar Terkait dengan strategi komunikasi untuk
di 22 Kecamatan, salah satunya adalah di Kecamatan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit Kaki Gajah
Cibinong. Kabupaten Bogor sebagai salah satu daerah di Posyandu “Amalyris” mengacu pada Keputusan
endemis menetapkan pelaksanaan eliminasi penyakit Menteri Kesehatan Nomor 1114/MENKES/SK/
kaki gajah selama 5 (lima) tahun berturut-turut di VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
seluruh Kecamatan mulai tahun 2015 ningga 2019. Kesehatan di Daerah, yaitu:
Bulan Eliminasi Penyakit Kaki gajah adalah bulan
dimana setiap penduduk yang tinggal di seluruh 1. Pemberdayaan Masyarakat
wilayah Kabupaten Bogor serentak minum obat Pemberdayaan masyarakat adalah upaya
pencegahan penyakit kaki gajah/filariasis. untuk menumbuhkan dan meningkatkan
Bulan Eliminasi penyakit Kaki Gajah pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu,
dilaksanakan satu bulan penuh pada bulan Oktober keluarga dan masyarakat untuk mencegah
selama minimal 5 (lima) tahun berturut-turut, sebagai penyakit, meningkatkan kesehatannya,
upaya menghentikan penularan cacing filarial di menciptakan lingkungan sehat serta berperan
Kabupaten Bogor. Di wilayah Kecamatan Cibinong, aktif dalam penyelenggaraan setiap usaha
Bogor telah melakukan kegiatan promosi kesehatan kesehatan. Para Kader di Posyandu “Amalyris”
yang disebut BELKAGA (Bulan Eliminasi Penyakit turut berperan dalam memberikan informasi
Kaki Gajah) melalui Posyandu-posyandu di wilayah tentang bagaimana menciptakan lingkungan yang
Kecamatan Cibinong, salah satunya yaitu di Posyandu sehat agar terhindar dari penyakit, memantau
“Aamalyris” yang berada di Perumahan Mutiara lingkungan dengan melakukan “jumantik”
Sentul, Rt.05, Rw.10, Kelurahan Nanggewer, tempat (memberantas jentik-jentik nyamuk) sebagai
di mana penulis melakukan penelitian. upaya pembentukkan perilaku hidup bersih, sehat
Posyandu “Amalyris” telah melakukan (PHBS). Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
BELKAGA selama 3 (tiga) kali sejak tahun 2015 menerapkan strategi pertama dalam pelaksanaan
hingga 2017 setiap bulan Oktober. Yang menjadi kegiatan POPM filariasis di wilayah perumahan
sasaran dalam kegiatan tersebut adalah masyarakat Mutiara Sentul yaitu menggerakkan masyarakat
yang tinggal di Perumahan Mutiara Sentul. BELKAGA untuk datang ke kegiatan BELKAGA dan minum
bertujuan untuk terselenggaranya kegiatan Pemberian obat untuk pencegahan penyakit kaki gajah
Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis (Penyakit (mobilisasi masyarakat).
Kaki gajah) terhadap penduduk sasaran di Perumahan
Mutiara Sentul secara serentak dengan cakupan 2. Bina Suasana
pengobatan yang tinggi dan merata agar terhentinya Bina Suasana adalah upaya menciptakan
mata rantai penularan penyakit kaki gajah. Menurut suasana atau lingkungan sosial yang mendorong
informasi dari Ketua Posyandu “Amalyris” Ibu Wyta individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah
Anggraini bahwa di Perumahan Mutiara Sentul tidak penyakit dan meningkatkan kesehatannya serta
ada warga yang menderita penyakit Kaki Gajah, jadi menciptakan lingkungan sehat dan berperan aktif
kegiatan BELKAGA ini bertujuan untuk pencegahan dalam setiap upaya penyelenggaraan kesehatan.
penularan penyakit Kaki Gajah. Tepatnya setiap bulan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mendekatkan
Oktober seluruh warga perumahan Mutiara Sentul pelayanan ke masyarakat dengan mendirikan Pos-pos
diundang untuk mengikuti kegiatan BELKAGA Minum Obat di setiap desa dan lokasi-lokasi strategis
di posyandu untuk mengikuti penyuluhan tentang lainnya, contohnya di Puskesmas “Amalyris”.
bahaya penyakit Kaki Gajah dan Pemberian Obat Selain melakukan penyuluhan kepada warga, tim
Pencegahan Massal (POPM) Filariasis. Belkaga juga melakukan kunjungan ke rumah-
Penyuluhan Penyakit Kaki Gajah dilakukan rumah warga yang tidak hadir dalam penyuluhan
oleh petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten dan tidak mengambil obat pencegah penyakit kaki
Bogor yang didampingi oleh Ketua Puskesmas, gajah. Kegiatan semacam ini merupakan usaha dari
Ketua Posyandu dan dipantau oleh Pejabat Lurah Tim Belkaga dalam upaya menciptakan suasana atau
Nanggewer. Untuk melakukan eliminasi penyakit lingkungan sosial yang mendorong individu, keluarga

86
Satya Candrasari, Strategi Komunikasi Persuasif Dinas Kesehatan ...

dan masyarakat peduli dengan program pemerintah seperti misalnya kelompok profesi, pemuka
khususnya Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. agama, LSM, media massa, dan lain-lain. Di
Posyandu Kelurahan Nanggewer, Perumahan
3. Advokasi.
Mutiara Sentul kemitraan masih sangat minim
Advokasi merupakan upaya atau proses dilakukan karena fungsional promosi kesehatan
yang terencana untuk mendapatkan komitmen dan masih fokus pada program-program rutin
dukungan dari pihak-pihak yang terkait (tokoh-tokoh yang ada di posyandu ataupun melaksanakan
masyarakat informal dan formal) agar masyarakat kebijakan tingkat atas dan relatif masih baru
di lingkungan puskesmas berdaya untuk mencegah menjabat fungsional promosi kesehatan.
serta meningkatkan kesehatannya serta menciptakan Diharapkan ke depan petugas promosi kesehatan
lingkungan sehat. Untuk mendukung lancarnya dapat bersinergi untuk mencapai tujuan bersama
program pemerintah (Pemberantasan Penyakit menciptakan masyarakat yang berperilaku hidup
Kaki Gajah di Kabupaten Bogor) Dinas Kesehataan bersih dan sehat.
Kabupaten Bogor bekerja sama dengan Puskesmas,
Kecamatan, Kelurahan, Posyandu dan beberapa IV. SIMPULAN
tokoh-tokoh masyarakat di lingkungan sekitar
tempat penyuluhan. Kerja sama ini dilakukan agar Pemberdayaan masyarakat oleh Pusyandu
mendapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait. “Amalyris” di Perumahan Mutiara Sentul,
Persiapan kegiatan BELKAGA ini diawali Cibinong, Kabupaten Bogor dilakukan berjenjang,
dengan Advokasi terhadap pemerintah daerah dengan mulai dari individu, kelompok dan masyarakat
menjelaskan dasar pelaksaan, tujuan dan rangkaian dengan cara pemberian informasi bagaimana
kegiatan Bulan Eliminasi Penyakit kaki Gajah. menciptakan lingkungan yang sehat dan aksi
Advokasi ditujukan agar Pemda berkomitmen untuk para kader posyandu untuk memberantas
melaksanakan program ini selama minimal lima jentik-jentik nyamuk (jumantik) di setiap rumah
tahun berturut-turut. warga dalam upaya pembentukkan perilaku
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan hidup bersih, sehat (PHBS). Pemberdayaan
sosialisasi secara bertahap, mulai dari sosialisasi masyarakat oleh Dinas Kesehaatan Kabupaten
tingkat Kabupaten dengan sasaran para camat dan Bogor di lingkungan Perumahan Mutiara
pimpinan SKPD di lingkup Pemda Kabupaten Bogor. Sentul melakukan kegiatan POPM filariasis yaitu
Untuk meningkatkan pemahaman teknis kegiatan menggerakkan masyarakat untuk datang ke kegiatan
BELKAGA ini Dinas Kesehatan juga melakukan BELKAGA dan minum obat untuk pencegahan
sosialisasi tingkat Puskesmas yang diikuti 101 kepala penyakit kaki gajah (mobilisasi masyarakat).
Puskesmas. Pelatihan terhadap petugas puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mendekatkan
bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan pelayanan ke masyarakat dengan mendirikan Pos-pos
teknis bagaimana melakukan sosialisasi hingga Minum Obat di setiap desa dan lokasi-lokasi strategis
menggerakkan masyarakat. lainnya, contohnya di Puskesmas “Amalyris”.
Penyuluhan tentang penyakit Kaki Gajah di Selain melakukan penyuluhan kepada warga, tim
wilayah Kecamatan Cibinong Kelurahan Nanggewer Belkaga juga melakukan kunjungan ke rumah-
khususnya Perumahan Mutiara Sentul difasilitasi rumah warga yang tidak hadir dalam penyuluhan
oleh Posyandu “Amalyris” dalam melakukan dan tidak mengambil obat pencegah penyakit kaki
advokasi dan sosialisasi (promosi) kesehatan kepada gajah. Kegiatan semacam ini merupakan usaha dari
warga Perumahan Mutiara Sentul. Tim Belkaga dalam upaya menciptakan suasana atau
lingkungan sosial yang mendorong individu, keluarga
4. Kemitraan dan masyarakat untuk dengan program pemerintah
Kemitraan dikembangkan antara petugas khususnya Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.
kesehatan dengan sasarannya (para pasien atau Advokasi melibatkan komitmen dan
pihak lain) dalam pelaksanaan pemberdayaan, dukungan Dinas Kesehataan Kabupaten Bogor
bina suasana, dan advokasi. Di samping itu bekerja sama dengan Puskesmas, Kecamatan,
kemitraan juga sebaiknya dikembangkan karena Kelurahan, Posyandu dan beberapa tokoh-tokoh
kesadaran bahwa untuk meningkatkan efektivitas masyarakat di lingkungan sekitar tempat penyuluhan.
promosi kesehatan, petugas kesehatan harus Kerja sama ini dilakukan agar mendapatkan dukungan
bekerjasama dengan berbagai pihak terkait, dari pihak-pihak terkait.

87
Kalbisocio,Volume 6 No. 1 Februari 2019

V. DAFTAR PUSTAKA Mulyana, D. (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya. hlm. 9
Bettinghaus, E. P. (1973). Persuasive communication. 2d ed. Mulyanti. (2014). Strategi Komunikasi Dalam Sosialisasi
New York : Holt, Rinehart and Winston. hlm. 10 Program Keluarga Berencana Untuk Menekan
Cangara, H. (2013). Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kelurahan
Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. hlm. 33 Sangasanga Dalam di Kecamatan Sangasanga.
Depkes RI, 2005. Surat Keputusan Menteri Kesehatan E-Journal Ilmu Komunikasi, 2014, 2(2): hlm. 132-144.
Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman ISSN 0000-0000. Ejournal.ikom.fisip-unmul.ac.id.
Pelaksanaan Promosi Kesehatan Daerah. Nasution, (1990), Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta,
Elvinaro, A & Bambang, A. Q (2011). Filsafat Ilmu Universitas Terbuka. hlm. 7-11
Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Sartika, A. (2015). Strategi Komunikasi Komisi
Hidayat, D. N. (2003). Paradigma dan Metodologi Penelitian Penanggulangan AIDS (KPA) Dalam Melakukan
Sosial Empirik Klasik. Departemen Ilmu Komunikasi Sosialisasi HIV?AIDS di Kota Samarinda. E-Journal
FISIP Universitas Indonesia. Jakarta. Ilmu Komunikasi, 2015, 3(1): 17-30. ISSN 0000-0000,
Kaddi, S. M.. (2014). Strategi Penyuluhan Kesehatan ejournal.ikom.fisip-unmul.org.
Masyarakat dalam Menanggulangi Bahaya Narkoba Salim, A. (2006). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial.
di Kabupaten Bone. Jurnal Academica Fisip Untad. Edisi Kedua. Yogyakarta: Tiara Wacana. hlm. 70
Vol.06. No.01. Februari 2014. ISSN: 1411-3341. hlm Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
53 CV Alfabeta. hlm. 224
Kartasapoetra. (1987). Pengantar Ekonomi Produksi
Pertanian. Buku. Bina Aksara.Jakarta. hlm. 7-13
Liliweri, A. (2013). Makna budaya dalam komunikasi
antarbudaya. Yogyakarta: LKiS., hlm 77

88

You might also like