Professional Documents
Culture Documents
46 79 1 PB PDF
46 79 1 PB PDF
id
Abstract
Occupational Safety and Health (K3) issues in Indonesia are still often neglected. This is because all parties involved
in the construction project from the highest level of project leader to the lowest level such as rough labor, still pay less
attention on the Occupational Safety and Health (K3) in every stage of construction work. In this research will be
investigated the occupational accident risk, occupational accident risk assessment, and occupational accident risk
management, so it can be proposed mechanism of occupational accident risk control at construction project of Musi
Bridge VI Palembang. Occupational accident risk identified through interviews and observation. Risk assessment is
determined by questionnaire. Risk assessment refers to a method of AS / NZS 4360: 2004 to determine the level of risk.
Risk control using Job Safety Analysis (JSA). Data processing shows that there are 64 occupational injury risks, i.e., 13
low risk, 47 medium risk, and 4 high risk. It can be concluded that the highest risk factor for the workers is inhaled the
welding smoke with the risk index of 16. Workers are required to use PPE in accordance with the type of work, strict
supervision of workers in the usage of PPE, checking the work environment (safety patrol) on a regular basis, safety talk
every week, installation of safety signs and worker’s health inspection.
Key Words: AS/NZS 4360:2004, construction projects, job safety analysis, occupational risk
Paper 1
1. PENDAHULUAN Kecelakaan kerja tidak mesti berjalan paralel
Konstruksi merupakan sektor industri dengan banyaknya jumlah proyek konstruksi.
penyumbang terbesar dalam hal angka kecelakaan Kecelakaan kerja bisa dicegah, apabila semua pihak
kerja di Indonesia. Bahkan, merujuk data Badan yang terlibat dalam proyek konstruksi mulai dari
Penyelenggara Jasa Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, level tertinggi yaitu pimpinan hingga level terbawah
konstruksi tercatat sebagai jawara nasional seperti tenaga kasar, memperhatikan dan
kecelakaan kerja dari tahun ke tahun. mengedepankan aspek K3 (keselamatan dan
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) kesehatan kerja) dalam setiap tahapan pekerjaan
secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. konstruksi yang dilakukannya. Pertanyaannya,
Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka apakah semua pihak sudah mengedepankan K3?
kecelakaan kerja. Secara nasional, angka kecelakaan Belum. K3 masih dipandang sebagai
kerja sektor konstruksi versi BPJS Ketenagakerjaan, tanggungjawabnya petugas K3, yang di lapangan
selalu bertengger di angka 32 persen, bersaing ketat mengenakan baju merah.
dengan industri manufaktur yang juga selalu Manajemen risiko K3 adalah suatu upaya
bertengger di kisaran angka 31 persen. Merujuk data mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya
BPJS Ketenagakerjaan, kasus kecelakaan kerja yang kecelakaan yang tidak diinginkan secara
terjadi pada 2016 (hingga November) tercatat komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu
101.367 kejadian dengan korban meninggal dunia kesisteman yang baik (Ramli, 2010).
2.382 orang, sedangkan pada 2015 tercatat 110.285 Proyek pembangunan Jembatan Musi VI
dengan korban meninggal dunia 2.375 orang Palembang merupakan salah satu proyek konstruksi
(Redaksi ISafetynews, 2017). yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi.
Kecelakaan kerja di sektor konstruksi, masih tetap Penggunaan teknologi tinggi dan metode
akan terjadi di tahun 2017. Salah satu faktor yang pelaksanaan yang tidak akurat serta kurang teliti
menjadi penyebabnya, antara lain karena konstruksi dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Terbukti dari
merupakan pekerjaan yang padat karya dan bukan data yang didapatkan sampai April 2017 pelaksanaan
padat alat, waktu pengerjaan terbatas, dan intensitas terdapat 8 kejadian kecelakaan kerja (Health Safety
kerja tinggi. Environment, PT. Nindya Karya). Oleh karena itu,
*) Corresponding Author : henifitriani79@yahoo.com 31 Cantilever – Jurnal Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil
Suparman, dkk | Analisa Risiko Kecelakaan Kerja Pada Proyek Konstruksi Jembatan Musi VI Palembang
Cantilever | Volume: 5 | Nomor: 2 | Oktober 2016 | Hal. 31-36 | ISSN: 1907-4247 (Print) | ISSN: 2477-4863 (Online) | Website: http://cantilever.unsri.ac.id
Tabel 3. Matriks Risiko AS/NZS 4360:2004 Dalam konsep K3, penggunaan APD merupakan
pilihan terakhir dalam pencegahan kecelakaan. Hal
ini disebabkan karena alat pelindung diri bukan untuk
mencegah kecelakaan namun hanya sekedar
mengurangi efek atau keparahan kecelakaan.
3. METODOLOGI
3.1. Umum
Pada bab ini akan membahas mengenai metode
Keterangan:
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini,
VH : Very High Risk (Risiko sangat tinggi)
H : High Risk (Risiko tinggi)
serta tahap-tahap yang digunakan dalam
M : Medium Risk (Risiko sedang) pengumpulan dan pengolahan data. Metodologi yang
L : Low Risk (Risiko rendah) berkaitan dengan cara pengumpulan dan pengolahan
data yang didapatkan diharapkan dapat menjawab
d. Pengendalian Risiko permasalahan serta tujuan penelitian yaitu
Pengendalian risiko dilakukan terhadap seluruh menganalisa risiko kecelakaan kerja pada proyek
konstruksi Jembatan Musi VI Palembang.
bahaya yang ditemukan dalam proses identifikasi
Metodologi penelitian yang akan dijelaskan pada
bahaya dan mempertimbangkan peringkat risiko bab ini meliputi persiapan penelitian, pengumpulan
untuk menentukan prioritas dan cara data, teknik pengolahan data dan teknik analisa data.
pengendaliannya. Persiapan penelitian yang dilakukan yaitu studi
Berkaitan dengan risiko K3, Menurut Soehatman literatur. Studi literatur dilakukan untuk
Ramli pengendalian risiko dilakukan dengan mendapatkan informasi mengenai risiko kecelakaan
mengurangi kemungkinan atau keparahan dengan kerja melalui buku-buku, laporan skripsi terdahulu,
jurnal, surat kabar atau artikel yang berhubungan
mengikuti hirarki sebagai berikut.
dengan risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
1) Eliminasi Dari hasil studi literatur ini diperoleh bahan
Eiminasi adalah teknik pengendalian dengan pembuatan angket kuisioner untuk pengumpulan data
menghilangkan sumber bahaya, misalnya lobang dilapangan sebagai bahan penelitian.
dijalan ditutup, ceceran minyak di lantai Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan
dibersihkan, mesin yang bising dimatikan. Cara cara penelitian langsung ke lokasi proyek konstruksi
ini sangat efektif karena sumber bahaya Jembatan Musi VI Palembang. Pengumpulan data
dieliminasi sehingga potensi risiko dapat dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan
dihilangkan. Karena itu, teknik ini menjadi penyebaran angket kuisioner mengenai risiko
pilihan utama dalam hirarki pengendalian risiko. kecelakaan kerja kepada pihak yang terlibat langsung
2) Substitusi dengan pekerjaan proyek, yaitu kontraktor dan
Substitusi adalah teknik pengendalian bahaya pekerja lapangan.
dengan mengganti alat, bahan, system, atau Objek dalam penelitian adalah proyek konstruksi
prosedur yang berbahaya dengan yang lebih aman Jembatan Musi VI Palembang dan responden dalam
atau lebih rendah bahayanya. penelitian adalah karyawan kontraktor dan pekerja
3) Pengendalian Teknis lapangan.
Sumber bahaya biasanya berasal dari peralatan
atau sarana teknis yang ada di lingkungan kerja. 3.2. Studi Literatur
Karena itu, pengendalian bahaya dapat dilakukan Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan
melalui perbaikan pada desain, penambahan informasi mengenai risiko kecelakaan kerja melalui
peralatan dan pemasangan peralatan pengaman buku, laporan skripsi terdahulu, jurnal, surat kabar,
4) Pengendalian Administratif atau artikel yang berhubungan dengan risiko K3.
Pengendalian bahaya juga dapat dilakukan secara Selanjutnya informasi tersebut dijadikan sebagai
administratif misalnya dengan mengatur jadwal bahan dalam menyusunan kuisioner untuk
kerja, istirahat, cara kerja atau prosedur kerja yang mendapatkan data.
lebih aman, rotasi atau pemeriksaan kesehatan.
5) Penggunaan Alat Pelindung Diri 3.3. Metode Pengumpulan Data
Pilihan terakhir untuk mengendalikan bahaya a. Data Primer
adalah dengan memakai alat pelindung diri Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari
misalnya pelindung kepala, sarung tangan, wawancara, penyebaran kuisioner, dan pengamatan
pelindung pernafasan (respirator atau masker), langsung di lapangan (observasi).
pelindung jatuh, dan pelindung kaki. b. Data Sekunder
33 Cantilever – Jurnal Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil
Suparman, dkk | Analisa Risiko Kecelakaan Kerja Pada Proyek Konstruksi Jembatan Musi VI Palembang
Cantilever | Volume: 5 | Nomor: 2 | Oktober 2016 | Hal. 31-36 | ISSN: 1907-4247 (Print) | ISSN: 2477-4863 (Online) | Website: http://cantilever.unsri.ac.id