You are on page 1of 6

Volume: 5 | Nomor: 2 | Oktober 2016 | ISSN: 1907-4247 (Print) | ISSN: 2477-4863 (Online) | Website: http://cantilever.unsri.ac.

id

ANALISA RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI


JEMBATAN MUSI VI PALEMBANG

Suparman1 dan Heni Fitriani2,*


1)
PT Pile Indonesia Konstruksi, (Jl. Kapuk Raya, Cengkareng – Jakarta Barat)
2)
Jurusan Teknik Sipil FT UNSRI, (Jl. Raya Prabumulih – Indralaya Km 32, Ogan Ilir, Sumsel)

Abstract
Occupational Safety and Health (K3) issues in Indonesia are still often neglected. This is because all parties involved
in the construction project from the highest level of project leader to the lowest level such as rough labor, still pay less
attention on the Occupational Safety and Health (K3) in every stage of construction work. In this research will be
investigated the occupational accident risk, occupational accident risk assessment, and occupational accident risk
management, so it can be proposed mechanism of occupational accident risk control at construction project of Musi
Bridge VI Palembang. Occupational accident risk identified through interviews and observation. Risk assessment is
determined by questionnaire. Risk assessment refers to a method of AS / NZS 4360: 2004 to determine the level of risk.
Risk control using Job Safety Analysis (JSA). Data processing shows that there are 64 occupational injury risks, i.e., 13
low risk, 47 medium risk, and 4 high risk. It can be concluded that the highest risk factor for the workers is inhaled the
welding smoke with the risk index of 16. Workers are required to use PPE in accordance with the type of work, strict
supervision of workers in the usage of PPE, checking the work environment (safety patrol) on a regular basis, safety talk
every week, installation of safety signs and worker’s health inspection.

Key Words: AS/NZS 4360:2004, construction projects, job safety analysis, occupational risk

Paper 1
1. PENDAHULUAN Kecelakaan kerja tidak mesti berjalan paralel
Konstruksi merupakan sektor industri dengan banyaknya jumlah proyek konstruksi.
penyumbang terbesar dalam hal angka kecelakaan Kecelakaan kerja bisa dicegah, apabila semua pihak
kerja di Indonesia. Bahkan, merujuk data Badan yang terlibat dalam proyek konstruksi mulai dari
Penyelenggara Jasa Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, level tertinggi yaitu pimpinan hingga level terbawah
konstruksi tercatat sebagai jawara nasional seperti tenaga kasar, memperhatikan dan
kecelakaan kerja dari tahun ke tahun. mengedepankan aspek K3 (keselamatan dan
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) kesehatan kerja) dalam setiap tahapan pekerjaan
secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. konstruksi yang dilakukannya. Pertanyaannya,
Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka apakah semua pihak sudah mengedepankan K3?
kecelakaan kerja. Secara nasional, angka kecelakaan Belum. K3 masih dipandang sebagai
kerja sektor konstruksi versi BPJS Ketenagakerjaan, tanggungjawabnya petugas K3, yang di lapangan
selalu bertengger di angka 32 persen, bersaing ketat mengenakan baju merah.
dengan industri manufaktur yang juga selalu Manajemen risiko K3 adalah suatu upaya
bertengger di kisaran angka 31 persen. Merujuk data mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya
BPJS Ketenagakerjaan, kasus kecelakaan kerja yang kecelakaan yang tidak diinginkan secara
terjadi pada 2016 (hingga November) tercatat komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu
101.367 kejadian dengan korban meninggal dunia kesisteman yang baik (Ramli, 2010).
2.382 orang, sedangkan pada 2015 tercatat 110.285 Proyek pembangunan Jembatan Musi VI
dengan korban meninggal dunia 2.375 orang Palembang merupakan salah satu proyek konstruksi
(Redaksi ISafetynews, 2017). yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi.
Kecelakaan kerja di sektor konstruksi, masih tetap Penggunaan teknologi tinggi dan metode
akan terjadi di tahun 2017. Salah satu faktor yang pelaksanaan yang tidak akurat serta kurang teliti
menjadi penyebabnya, antara lain karena konstruksi dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Terbukti dari
merupakan pekerjaan yang padat karya dan bukan data yang didapatkan sampai April 2017 pelaksanaan
padat alat, waktu pengerjaan terbatas, dan intensitas terdapat 8 kejadian kecelakaan kerja (Health Safety
kerja tinggi. Environment, PT. Nindya Karya). Oleh karena itu,
*) Corresponding Author : henifitriani79@yahoo.com 31 Cantilever – Jurnal Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil
Suparman, dkk | Analisa Risiko Kecelakaan Kerja Pada Proyek Konstruksi Jembatan Musi VI Palembang
Cantilever | Volume: 5 | Nomor: 2 | Oktober 2016 | Hal. 31-36 | ISSN: 1907-4247 (Print) | ISSN: 2477-4863 (Online) | Website: http://cantilever.unsri.ac.id

peneliti tertarik untuk menganalisa risiko kecelakaan b. Identifikasi Risiko


kerja yang terjadi pada proyek konstruksi jembatan Adapun kegunaan identifikasi risiko ini yaitu
Musi VI Palembang dan memberikan usulan mengetahui potensi bahaya, mengetahui lokasi
pengendalian risiko dengan menggunakan metode bahaya, menunjukan suatu bahaya pada pengendali,
JSA (Job Safety Analysis). menunjukan suatu bahaya tidak akan menimbulkan
akibat dan sebagai bahan analisa lebih lanjut.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Risiko c. Penilaian Risiko
Menurut OHSAS 18001 yang tercantum di dalam Setelah melakukan identifikasi bahaya
buku Pedoman Praktis Manajemen Risiko karangan dilanjutkan dengan penilaian risiko yang bertujuan
Soehatman Ramli, risiko K3 adalah kombinasi dari untuk mengevaluasi besarnya risiko serta skenario
kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya atau dampak yang akan ditimbulkan. Penilaian risiko
paparan dengan keparahan dari cedera atau gangguan digunakan sebagai langkah saringan untuk
kesehatan yang disebabkan oleh kejadian atau menentukan tingkat risiko ditinjau dari kemungkinan
paparan tersebut. kejadian (likelihood) dan keparahan yang dapat
ditimbulkan (severity).
2.2. Manajemen Risiko Penilaian Risiko menurut standar AS/NZS 4360,
Manajemen risiko adalah proses yang meliputi kemungkinan atau likelihood diberi rentang antara
perencanaan manajeman risiko, identifikasi risiko, suatu risiko yang jarang terjadi sampai dengan risiko
perencanaan respon dan pemantauan kontrol proyek. yang terjadi setiap saat. Skala penilaian risiko dapat
Penerapan manajemen risiko dengan sasaran untuk dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut.
meningkatkan probabilitas atau kemungkinan
kejadian-kejadian yang berdampak positif kepada Tabel 1. Ukuran Kualitatif Likehood
sasaran utama proyek dan mengurangi probabilitas Lvl Descriptor Uraian
kejadian-kejadian yang berdampak negatif kepada 5 Catastrophic
Fatal lebih satu orang, kerugian sangat
besar
sasaran proyek (Asmarantaka,N.S, 2014).
Cedera berat lebih satu orang,
Secara umum manajemen risiko didefinisikan 4 Major
kerugian besar, gangguan produksi
sebagai proses, mengidentifikasi, mengukur dan Cedera sedang, perlu penanganan
3 Moderate
memastikan risiko serta mengembangkan strategi medis, kerugian finansial besar
untuk mengelolah risiko tersebut (Soputan,G.E.M, Cedera ringan, kerugian finansial
2 Minor
sedang
2014). Tidak terjadi cedera, kerugian
1 Insignification
finansial sedikit

Tabel 2. Ukuran kualitatif severity


Lvl Descriptor Uraian
5 Almost Certain Dapat terjadi setiap saat
4 Likely Sering
3 Possible Dapat terjadi sekali-kali
2 Unlikely Jarang
Hampir tidak pernah, sangat jarang
1 Rare
terjadi

Jika penilaian risiko didapatakan dari hasil


kuisioner dari beberapa orang, maka jawaban harus
dirata-ratakan. Hasil dari rata-rata kemungkinan dan
Gambar 1. Proses Manajemen Risiko rata-rata dampak dibulatkan untuk memudahkan
dalam perhitungan indeks risiko menggunakan
a. Penentuan Konteks matriks risiko standar AS/NZS 4360 : 2004 seperti
Manjemen risiko sangat luas dan dapat pada Tabel 2.3.
diaplikasikan untuk berbagai keperluan dan kegiatan. Berdasarkan standar AS/NZS 4360, indeks risiko
Karena itu langkah pertama adalah menetapkan diformulasikan sebagai fungsi dari kemungkinan
konteks penerapan manajemen risiko yang akan terjadi (likelihood) dan dampak negatif
dijalankan agar proses pengolahan risiko tidak salah (Consequence).
arah dan tepat sasaran. Penetapan konteks ini Indeks risiko = kemungkinan x dampak (1)
meliputi konteks strategis, konteks manajemen
∑౤
భ ୏ୣ୫ ୳୬୥୩୧୬ୟ୬
risiko, mengembangkan kriteria risiko, dan Rata-rata kemungkinan = (2)
୎୳୫ ୪ୟ୦ ୰ୣୱ୮୭୬ୢୣ୬ (୬)
menentukan struktur pengolahannya.
∑౤
భ ୈୟ୫ ୮ୟ୩
Rata-rata dampak = (3)
୎୳୫ ୪ୟ୦ ୰ୣୱ୮୭୬ୢୣ୬ (୬)

Cantilever – Jurnal Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil 32


Aztri YK., dkk | Efisiensi Rencana Pembangunan Fly Over Persimpangan Jl. Kol. Burlian – Jl. Tanjung Api Api Kota Palembang Untuk Mengatasi Kemacetan
Cantilever | Volume: 5 | Nomor: 2 | Oktober 2016 | Hal. 31-36 | ISSN: 1907-4247 (Print) | ISSN: 2477-4863 (Online) | Website: http://cantilever.unsri.ac.id

Tabel 3. Matriks Risiko AS/NZS 4360:2004 Dalam konsep K3, penggunaan APD merupakan
pilihan terakhir dalam pencegahan kecelakaan. Hal
ini disebabkan karena alat pelindung diri bukan untuk
mencegah kecelakaan namun hanya sekedar
mengurangi efek atau keparahan kecelakaan.

3. METODOLOGI
3.1. Umum
Pada bab ini akan membahas mengenai metode
Keterangan:
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini,
VH : Very High Risk (Risiko sangat tinggi)
H : High Risk (Risiko tinggi)
serta tahap-tahap yang digunakan dalam
M : Medium Risk (Risiko sedang) pengumpulan dan pengolahan data. Metodologi yang
L : Low Risk (Risiko rendah) berkaitan dengan cara pengumpulan dan pengolahan
data yang didapatkan diharapkan dapat menjawab
d. Pengendalian Risiko permasalahan serta tujuan penelitian yaitu
Pengendalian risiko dilakukan terhadap seluruh menganalisa risiko kecelakaan kerja pada proyek
konstruksi Jembatan Musi VI Palembang.
bahaya yang ditemukan dalam proses identifikasi
Metodologi penelitian yang akan dijelaskan pada
bahaya dan mempertimbangkan peringkat risiko bab ini meliputi persiapan penelitian, pengumpulan
untuk menentukan prioritas dan cara data, teknik pengolahan data dan teknik analisa data.
pengendaliannya. Persiapan penelitian yang dilakukan yaitu studi
Berkaitan dengan risiko K3, Menurut Soehatman literatur. Studi literatur dilakukan untuk
Ramli pengendalian risiko dilakukan dengan mendapatkan informasi mengenai risiko kecelakaan
mengurangi kemungkinan atau keparahan dengan kerja melalui buku-buku, laporan skripsi terdahulu,
jurnal, surat kabar atau artikel yang berhubungan
mengikuti hirarki sebagai berikut.
dengan risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
1) Eliminasi Dari hasil studi literatur ini diperoleh bahan
Eiminasi adalah teknik pengendalian dengan pembuatan angket kuisioner untuk pengumpulan data
menghilangkan sumber bahaya, misalnya lobang dilapangan sebagai bahan penelitian.
dijalan ditutup, ceceran minyak di lantai Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan
dibersihkan, mesin yang bising dimatikan. Cara cara penelitian langsung ke lokasi proyek konstruksi
ini sangat efektif karena sumber bahaya Jembatan Musi VI Palembang. Pengumpulan data
dieliminasi sehingga potensi risiko dapat dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan
dihilangkan. Karena itu, teknik ini menjadi penyebaran angket kuisioner mengenai risiko
pilihan utama dalam hirarki pengendalian risiko. kecelakaan kerja kepada pihak yang terlibat langsung
2) Substitusi dengan pekerjaan proyek, yaitu kontraktor dan
Substitusi adalah teknik pengendalian bahaya pekerja lapangan.
dengan mengganti alat, bahan, system, atau Objek dalam penelitian adalah proyek konstruksi
prosedur yang berbahaya dengan yang lebih aman Jembatan Musi VI Palembang dan responden dalam
atau lebih rendah bahayanya. penelitian adalah karyawan kontraktor dan pekerja
3) Pengendalian Teknis lapangan.
Sumber bahaya biasanya berasal dari peralatan
atau sarana teknis yang ada di lingkungan kerja. 3.2. Studi Literatur
Karena itu, pengendalian bahaya dapat dilakukan Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan
melalui perbaikan pada desain, penambahan informasi mengenai risiko kecelakaan kerja melalui
peralatan dan pemasangan peralatan pengaman buku, laporan skripsi terdahulu, jurnal, surat kabar,
4) Pengendalian Administratif atau artikel yang berhubungan dengan risiko K3.
Pengendalian bahaya juga dapat dilakukan secara Selanjutnya informasi tersebut dijadikan sebagai
administratif misalnya dengan mengatur jadwal bahan dalam menyusunan kuisioner untuk
kerja, istirahat, cara kerja atau prosedur kerja yang mendapatkan data.
lebih aman, rotasi atau pemeriksaan kesehatan.
5) Penggunaan Alat Pelindung Diri 3.3. Metode Pengumpulan Data
Pilihan terakhir untuk mengendalikan bahaya a. Data Primer
adalah dengan memakai alat pelindung diri Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari
misalnya pelindung kepala, sarung tangan, wawancara, penyebaran kuisioner, dan pengamatan
pelindung pernafasan (respirator atau masker), langsung di lapangan (observasi).
pelindung jatuh, dan pelindung kaki. b. Data Sekunder
33 Cantilever – Jurnal Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil
Suparman, dkk | Analisa Risiko Kecelakaan Kerja Pada Proyek Konstruksi Jembatan Musi VI Palembang
Cantilever | Volume: 5 | Nomor: 2 | Oktober 2016 | Hal. 31-36 | ISSN: 1907-4247 (Print) | ISSN: 2477-4863 (Online) | Website: http://cantilever.unsri.ac.id

Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini


adalah mengenai data perusahaan meliputi gambar 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
jembatan, data jumlah pekerja dan metode 4.1. Identifikasi Risiko Kecelakaan Kerja
pekasanaan proyek. Identifikasi risiko kecelakaan kerja dilkukan
dengan wawanncara dan teknik brainstorming yaitu
3.4. Teknik Analisis Data identifikasi risiko dilakukan secara berkala dalam
a. Uji Instrumen suatu lingkungan atau kelompok kerja. Pertemuan
Data hasil kuisioner akan diuji valid atau tidak. dapat dipimpin oleh seseorang senior, petugas K3,
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan atau pekerja lainnya. Masing-masing memberikan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. informasi dan pendapatnya mengenai kemungkinan
Pengujian validitas ini dilakukan dengan cara adanya bahaya di lingkungan kerja masing-masing.
pengujian validitas konstruksi yaitu dengan Risiko-risiko dari pekerjaan dapat dilihat pada Tabel
mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor 4 berikut:
total. Pengujian validitas menggunankan program
SPSS. Tabel 4. Risiko Aktivitas atau Pekerjaan Proyek Jembatan
Musi VI Palembang
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan
Nama
setelah uji validitas. Item yang dinyatakan valid akan No.
Pekerjaan
Kode Risiko Risiko Pekerjaan
diuji reliabilitas sedangkan item yang tidak valid 1 Aktivitas 1.A Kebakaran
dibuang dari pengujian. Pengujian reliabilitas akan penggunaan 1.B Tersengat listrik
dilakukan dengan menggunankan program SPSS. jaringan listrik Terjatuh akibat penataan kabel
kantor 1.C
listrik yang tidak rapi
Data hasil mengenai jawaban kemungkinan dan Pemakaian
Terjatuh lantai yang licin/
dampak risiko dari hasil kuisioner akan dirata- 2 sarana MCK 2.A
terpeleset
ratakan dengan persamaan 2.2 dan persamaan 2.3. Kantor
3 Pemakaian AC 3.A Terpeleset air odor AC
Selanjutnya dilakukan penilaian risiko untuk di kantor 3.B Tertimpa
menentukan level risiko menggunakan matriks risko 4 Penempatan
AS/NZS 4360 : 2004. dokumen &
benda / barang
Setelah dilakukan penilaian risiko dan didapat pada 4.A Kejatuhan benda/ material
level risiko menggunakan matriks risko AS/NZS ketinggian
4360 : 2004, selanjutnya dapat diidentifikasi strategi yang tidak
aman
untuk pengendalian risiko. 5 Tamu dan
Metodologi menjelaskan langkah-langkah dan karyawan yang
merokok di
metode yang digunakan dalam penelitian. area bebas asap
5.A Kebakaran
rokok di kantor
proyek
6 Pembuatan pos 6.A Tergores gergaji / alat potong
jaga dan pagar 6.B Terpukul palu
proyek 6.C Kejatuhan benda / material
6.D Terinjak / tertusuk benda tajam
6.E Terpeleset
6.F Tersengat arus listrik
7 Pekerjaan 7.A Cedera karena terpeleset
dalam gudang / 7.B Cedera karena kebakaran
Storage 7.C Cedera karena B3
Material Steel 7.D Cedera terjepit / tergores
Structure 7.E Cedera tertimpa bahan / material
(Gandus) 7.F Tersengat listrik
8 Lalu lintas 8.A Menabrak
kendaraan
8.B Tertabrak
proyek
9 Akses jalan ke Cedera karena terpeleset dan
9.A
proyek tersandung
Cedera karena kecelakaan
9.B
kendaraan
10 Pemancangan 10.A Terpeleset
Pipa Pancang 10.B Terjepit
10.C Terjatuh dari ketinggian
Gangguan pendengaran akibat
10.D
kebisingan
Material atau peralatan kerja
10.E
terjatuh
11 Pembesian 11.A Terjepit bar bender
(Pabrikasi) 11.B Tergores atau terpotong bar cutter
11.C Terpeleset atau tersandung
11.D Terjepit tumpukan besi
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

Cantilever – Jurnal Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil 34


Aztri YK., dkk | Efisiensi Rencana Pembangunan Fly Over Persimpangan Jl. Kol. Burlian – Jl. Tanjung Api Api Kota Palembang Untuk Mengatasi Kemacetan
Cantilever | Volume: 5 | Nomor: 2 | Oktober 2016 | Hal. 31-36 | ISSN: 1907-4247 (Print) | ISSN: 2477-4863 (Online) | Website: http://cantilever.unsri.ac.id

Nama Rata-rata Rata-rata Indeks


No. Kode Risiko Risiko Pekerjaan Level
Pekerjaan Risiko Pekerjaan kemungkinan dampak Risiko
Risiko
(P) (C) (PxC)
Terkena pantulan cicin besi saat
11.E C. Kejatuhan benda /
dipukul
material 2 3 6 Medium
11.F Terinjak / tertusuk benda tajam
D. Terinjak / tertusuk
11.G Terpukul palu Medium
benda tajam 2 3 6
11.H Gangguan pernafasan E. Terpeleset 2 3 6 Medium
11.I Tersengat aliran listrik F. Tersengat arus
11.J Tertimpa benda / material Low
listrik 1 3 3
12 Pekerjaan 12.A Cedera karena gergaji 7. Pekerjaan dalam gudang/ Storage Matil Steel Structure (Gandus)
Bekisting 12.B Cedera karena palu A. Cedera karena
12.C Tertusuk paku 2 2 4 Low
terpeleset
12.D Terjepit bekisting B. Cedera karena
12.E Tertimpa bekisting 2 3 6 Medium
kebakaran
12.F Kejatuhan benda / material C. Cedera karena B3 2 2 4 Low
13 Pekerjaan 13.A Cedera terjepit, tergores, terpukul D. Cedera terjepit /
Beton 13.B Cedera karena tersandung 2 3 6
tergores Medium
13.C Terjatuh dari ketinggian E. Cedera tertimpa
13.D Cedera karena kejatuhan bahan bahan / 2 3 6 Medium
14 Pengecoran 14.A Terkena percikan beton material
dengan F. Tersengat listrik 1 4 4 Low
concerete 14.B Terhisap debu 8. Lalu lintas kendaraan proyek
pump A. Menabrak 2 3 6 Medium
15 Pemakaian 15.A Tersetrum B. Tertabrak 2 3 6 Medium
peralatan 9. Akses jalan ke proyek
(stamper, 15.B Terjepit alat akibat getaran A. Cedera karena
vibrator dll) terpeleset dan 2 2 4 Low
16 Pemakaian alat 16.A Terkena benturan bucket tersandung
berat 16.B Kebakaran B. Cedera karena
Terpeleset/ terjatuh akibat ceceran kecelakaan 2 3 6 Medium
16.C
BBM kendaraan
17 Pekerjaan 17.A Terkena percikan api 10. Pemancangan Pipa Pancang
pengelasan 17.B Kebakaran A. Terpeleset 2 3 6 Medium
17.C Tabung gas meledak B. Terjepit 2 3 6 Medium
17.D Tersandung selang gas C. Terjatuh dari
17.E Terhisap asap las 2 4 8 Medium
ketinggian
Gangguan penglihatan karena D. Gangguan
17.F
cahaya api las pendengaran akibat 3 4 12 High
18 Pekerjaan di 18.A Terseret arus kebisingan
atas sungai 18.B Tenggelam E. Material terjatuh 2 3 6 Medium
11. Pembesian (Pabrikasi)
A. Terjepit bar
4.2. Analisa Indeks dan Level Risiko 3 3 9 Medium
bender
Tabel 5. Indeks dan Level Risiko Pekerjaan Proyek Jembatan B. Tergores atau
Musi VI Palembang terpotong bar 2 4 8 Medium
cutter
Rata-rataRata-rata Indeks C. Terpeleset atau
Level 2 3 6 Medium
Risiko Pekerjaan kemungkinan dampak Risiko tersandung
Risiko
(P) (C) (PxC) D. Terjepit tumpukan
1. Aktivitas penggunaan jaringan listrik kantor 2 3 6 Medium
besi
A. Kebakaran 1 4 4 Low E. Terkena pantulan
B. Tersengat listrik 1 4 4 Low cicin besi 2 3 6 Medium
C. Terjatuh akibat saat dipukul
penataan kabel listrik 2 3 6 Medium F. Terinjak / tertusuk
yang tidak rapi 2 3 6 Medium
benda tajam
2. Pemakaian sarana MCK Kantor G. Terpukul palu 2 3 6 Medium
A. Terjatuh lantai H. Gangguan
yang licin/ 2 2 4 Low 2 3 6 Medium
pernafasan
terpeleset I. Tersengat aliran
3. Pemakaian AC di kantor 1 4 4 Low
listrik
A. Terpeleset air odor J. Tertimpa benda /
1 2 2 2 4 8 Medium
AC Low material
B. Tertimpa 1 3 3 Low 12. Pekerjaan Bekisting
4. Penempatan dokumen & benda / barang pada ketinggian yang A. Cedera karena
tidak aman 2 2 4 Low
gergaji
A. Kejatuhan benda/ B. Cedera karena palu 2 2 4 Low
2 3 6 Medium
material C. Tertusuk paku 2 3 6 Medium
5. Tamu dan karyawan yang merokok di area bebas asap rokok di D. Terjepit bekisting 2 3 6 Medium
kantor proyek E. Tertimpa bekisting 2 4 8 Medium
A. Kebakaran 2 4 8 Medium F. Kejatuhan benda /
6. Pembuatan pos jaga dan pagar proyek 2 4 8 Medium
material
A. Tergores gergaji / 13. Pekerjaan Beton
alat potong 2 3 6 Medium A. Cedera terjepit,
B. Terpukul palu 2 3 6 Medium tergores, 2 3 6 Medium
terpukul

35 Cantilever – Jurnal Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil


Suparman, dkk | Analisa Risiko Kecelakaan Kerja Pada Proyek Konstruksi Jembatan Musi VI Palembang
Cantilever | Volume: 5 | Nomor: 2 | Oktober 2016 | Hal. 31-36 | ISSN: 1907-4247 (Print) | ISSN: 2477-4863 (Online) | Website: http://cantilever.unsri.ac.id

Rata-rata Rata-rata Indeks Saran yang dapat diberikan untuk penelitian


Level
Risiko Pekerjaan kemungkinan dampak Risiko
(P) (C) (PxC)
Risiko selanjutnya mengenai risiko kecelakaan kerja
B. Cedera karena
2 3 6 Medium
sebaiknya melibatkan responden yang tidak hanya
tersandung berasal dari pihak kontraktor dan pekerja saja, akan
C. Terjatuh dari
ketinggian
2 4 8 Medium tetapi juga melibatkan owner dan pengawas agar
D. Cedera karena
2 4 8 Medium
mendapatkan hasil penilaian yang lebih baik.
kejatuhan bahan
14. Pengecoran dengan concerete pump
A. Terkena percikan REFERENSI
beton 3 3 9 Medium
1. Agustina, S. (2011). Analisa Risiko pada Pelaksanaan
B. Terhisap debu 3 3 9 Medium
15. Pemakaian peralatan (stamper, vibrator dll) Proyek Duplikasi Jembatan Air Keramasan Palembang.
A. Tersetrum 2 4 8 Medium Skripsi Sarjana Jurusan Teknik Sipil Universitas Sriwijaya.
B. Terjepit alat akibat Palembang
Medium
getaran 2 3 6
2. Apriana, Rahma W. (2016). Kajian Penerapan Program
16. Pemakaian alat berat
A. Tersetrum 2 4 8 Medium Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek
B. Kebakaran 2 4 8 Medium Pembangunan Hotel Santika Palembang. Skripsi Sarjana
C. Terpeleset/ terjatuh Jurusan Teknik Sipil Universitas Sriwijaya.
akibat Medium
3. Asmarantaka, N.S. (2014). Analisa Risiko yang
ceceran BBM 2 3 6
17. Pekerjaan pengelasan Berpengaruh terhadap Kinerja Proyek pada Pembangunan
A. Terkena percikan Hotel Batiqa Palembang. Skripsi Sarjana Jurusan Teknik
3 3 9 Medium
api Sipil Universitas Sriwijaya.
B. Kebakaran 2 4 8 Medium
4. Ramli, S. (2010). Pedoman Praktis Manajemen Risiko
C. Tabung gas
2 3 6 Medium dalam Prespektif K3 OHS Risk Management. Dian Rakyat,
meledak
D. Tersandung selang Jakarta.
2 3 6 Medium
gas 5. Ramli, S. (2010). Sistem Manajemen Keselamatan dan
E. Terhisap asap las 4 4 16 High
Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Dian Rakyat, Jakarta.
F. Gangguan
penglihatan karena 4 4 16 High 6. Rizky, R.I. (2011). Analisa Faktor Penyebab Kecelakaan
cahaya api las Kerja Proyek Konstruksi GKM Tower Jakarta Selatan
18. Pekerjaan di atas sungai Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) dan
A. Terseret arus 2 4 8 Medium
Manajemen Pencegahan serta Penangannya. Jurnal Teknik
B. Tenggelam 2 5 10 High
Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung.
7. Soputan, G. (2014). Manajemen Risiko Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) (Studi Kasus pada Pembangunan
5. KESIMPULAN
Gedung SMA Eben Haezar. Pascasarjana Teknik Sipil
Berdasarkan pengolahan data dan analisis yang Universitas Sam Ratulangi.
telah dilakukan dalam penelitian ini, maka diperoleh 8. Wicaksono, Iman. K., dan Singgih, Moses. (2011).
kesimpulan sebagai berikut. Manajemen Risiko K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja)
1. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Permai
kepada pihak HSE PT. Nindya Karya pada Surabaya. Prosiding Seminar Nasional Manajemen
pekerjaan konstruksi Jembatan Musi VI Teknologi XIII, Program Studi MMT-ITS, Surabaya.
Palembang bahwa terdapat 64 risiko kecelakaan
kerja yang teridentifikasi. Dari 64 risiko yang
teridentifikasi tersebut terdapat 13 risiko dengan
tingkat rendah, 47 risiko dengan tingkat sedang
dan 4 risiko dengan tingkat tinggi.
2. Berdasarkan penilaian risiko dengan perkalian
probabilitas risiko dan dampak risiko dengan
menggunakan matriks risiko AS/NZS 4360 :
2004, maka diperoleh risiko tertinggi yang terjadi
pada proyek konstruksi Jembatan Musi VI
Palembang yaitu faktor risiko 17.E terhisap asap
las dengan indeks risiko sebesar 16.
3. Pengendalian yang dilakukan di lapangan yaitu
pekerja diwajibkan untuk memakai APD sesuai
dengan jenis pekerjaan, pengawasan yang ketat
terhadaap pekerja dalam pemakaian APD,
pengecekan lingkungan kerja (safety patrol)
secara berkala, safety talk setiap minggu,
pemasangan rambu K3 serta pengecekan
kesehatan pekerja.
Cantilever – Jurnal Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil 36

You might also like