You are on page 1of 10

Rumsari Hadi Sumarto, Komunikasi dalam Kegiatan Public Relations

KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN PUBLIC RELATIONS

Rumsari Hadi Sumarto


Asmi Desanta
hrumsari@yahoo.com

Abstract
Organizations in maintaining the sustainability of life requires communication.
Good established communication will affect the harmonious and harmony relations
between the organization and its publics. A positive image is represented if there
is a harmonious interaction between an organization and its publics. Imaging of an
organization is usually attached to public relations. Imaging can be awakened/built if
there is a harmonious and pleasant communication between an organization and its
publics. To support public relations activities, organization requires communication to
be able to interact with the public in two-way communication. A PR practitioner should
be able to make other people understand the message delivered so as to create mutual
symbiosis between the two parties. Thus, the impression captured by the public is a
positive impression of the organization. Public relations also allows feed back to the
public so that the public can freely response the message from the organization and
express what they want and what they complaint. The public response will be followed
up so that the public will be satisfied on what the organization done to the public. Public
relations is also constantly evaluating so that public opinion can be well controlled.
Thus, public relations is an activity which essentially directs the organization to gain
public recognition. Further public relations stride motion seeking to form public opinion
that benefit the organization so that a positive image of the public will be given to an
organization.

Abstrak
Organisasi akan tetap langgeng saat terbangun komunikasi yang baik. Komunikasi
yang baik akan mempengaruhi hubungan yang harmonis dan selaras antara organisasi
dan publiknya. Sebuah citra positif terbangun jika ada interaksi yang harmonis antara
organisasi dan publiknya. Untuk mendukung kegiatan public relations, organisasi
membutuhkan komunikasi dua arah. Seorang praktisi PR harus mampu membuat orang
lain memahami pesan yang disampaikan sehingga tercipta simbiosis antara kedua
belah pihak. Dengan demikian, kesan yang ditangkap oleh masyarakat adalah kesan
positif dari organisasi. PR juga memungkinkan umpan balik kepada publik sehingga
masyarakat dapat dengan bebas mendapat pesan dari organisasi dan mengekspresikan
apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka keluhan. PR juga perlu terus
mengevaluasi sehingga opini publik dapat dikontrol dengan baik. Dengan demikian,
PR adalah kegiatan yang pada dasarnya mengarahkan organisasi untuk memperoleh
pengakuan publik. PR berusaha untuk membentuk opini publik yang menguntungkan
organisasi sehingga citra positif terbangun dengan sendirinya.

Keywords: Communication, Public Relations, Organizational Image

63
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 46. Nomor 1. Juni 2016

PENDAHULUAN positif terhadap apa yang disampaikan


Komunikasi memegang peranan penting organisasi kepada publiknya. Komunikasi
dalam kehidupan manusia. Manusia tidak yang disampaikan juga dilakukan dengan
dapat hidup sendiri sehingga membutuhkan mengedepankan etika sehingga dapat
interaksi dengan pihak lain. Jembatan meminimalisir kesalahan persepsi dalam
interaksi tersebut dilakukan melalui berkomunikasi.
komunikasi. Pada saaat berkomunikasi, Pencitraan suatu organisasi biasanya
pihak yang menyampaikan pesan atau melekat dengan public relations. Pencitraan
komunikator berusaha menyampaikan dapat terbangun bila ada komunikasi
pesan sedemikian rupa sehingga pesan yang yang harmonis dan menyenangkan antara
disampaikan dapat dipahami oleh penerima organisasi dengan publiknya. Menurut
pesan atau komunikan dan kemudian Kasali (Mukarom dan Muhibudin Wijaya
komunikan akan memberikan feed back atau Laksana 2015: 19) public relations merupakan
umpan balik atas pesan yang disampaikan pendekatan yang sangat strategis dengan
tersebut. Nampaknya sederhana proses menggunakan konsep-konsep komunikasi.
komunikasi tersebut berlangsung. Namun, Public relations mencoba membuka
dalam kenyataannya tidaklah demikian. kran komunikasi yang menyenangkan
Apabila komunikator kurang mahir dengan publiknya. Komunikasi yang dijalin
dalam menyampaikan pesan, maka akan berdampak pada hubungan yang
komunikan akan gagal menangkap pesan serasi dan selaras antara organisasi dengan
yang disampaikan dan dampaknya dapat publiknya.Sebagai dampaknya adalah opini
terjadi miss communication. Bahkan apabila publik yang positif akan terbangun dan
komunikator dalam menyampaikan pesan akan menguntungkan organisasi untuk
tidak memperhatikan kesantunan dalam keberlangsungan hidup suatu organisasi.
berbahasa, maka bisa terjadi komunikan akan
memberikan reaksi atau tanggapan negatif HASIL DAN PEMBAHASAN
karena komunikator tidak menggunakan
etika dalam berkomunikasi. Pengertian dan Fungsi Komunikasi
Hal ini sering terjadi dalam kehidupan Dalam kehidupan seseorang di tengah
sehari-hari tidak terkecuali pada suatu masyarakat, komunikasi menjadi sarana un-
organisasi. Kegagalan organisasi dalam tuk menjalin hubungan sehingga seseorang
menyampaikan pesan terutama kepada tidak merasa terisolasi di tengah kehidupan
pihak eksternal organisasi akan memberi bersama tersebut. Dengan adanya komu-
stigma negatif tentang organisasi tersebut. nikasi, seseorang dapat mengekspresikan
Kesalahan dalam berkomunikasi yang terjadi perasaannya atau keinginannnya dan pihak
pada suatu organisasi dapat menjadi ‘stempel’ lain dapat memberikan umpan balik atas pe-
buruk yang terpatri pada masyarakat san yang disampaikan.
walaupun organisasi sudah meluruskan Menurut Hubeis, dkk (2012: 5)
informasi yang berkembang. komunikasi adalah proses penyampaian
Dampaknya adalah timbulnya citra suatu pesan oleh seseorang kepada orang
negatif dari organisasi tersebut. Publik lain untuk memberitahu atau untuk
akan membentuk opini yang kurang mengubah sikap, pendapat, atau perilaku
menguntungkan apabila organisasi kurang baik langsung (secara lisan) maupun tidak
mampu berkomunikasi dengan publiknya. langsung (media), proses penyampaian arti
Oleh karena itu, para pegawai harus benar- terhadap gagasan atau ide yang disampaikan
benar dapat memahami publik baik cara baik sengaja maupun tidak sengaja.
berpikir dan cara bersikap sebelum informasi Sedang menurut Hovaland (Wiryanto
disampaikan kepada khalayak umum. 2002: 6), komunikasi merupakan proses di
Dengan demikian, publik akan bersikap mana individu mentransmisikan stimulus

64
Rumsari Hadi Sumarto, Komunikasi dalam Kegiatan Public Relations

untuk mengubah perilaku individu lain. secara material maupun psikisnya.


Menurut Suranto (2005: 16) komunikasi Perlunya mempelajari komunikasi
adalah suatu proses pengiriman simbol- juga erat dengan fenomena interaksi yang
simbol yang mengandung arti dari seorang berkembang saat ini. Era global saat ini
komunikator kepada komunikan dengan telah mengubah tatanan interaksi yang
tujuan tertentu.Sedang menurut Ruslan ada sehingga etika dalam berkomunikasi
(1997: 29), komunikasi secara efektif dan dapat diasumsikan menjadi semakin pudar.
strategis pada prinsipnya adalah bagaimana Seseorang dapat menjadi tidak peduli
mengubah sikap, mengubah opini, dan dengan lingkungannya dan sulit untuk
mengubah perilaku. berkomunikasi secara santun terutama
Dengan demikian, komunikasi meru- dengan orang yang lebih tinggi usianya. Hal
pakan proses penyampaian pesan atau ga- ini dapat dirasakan untuk era saat ini terutama
gasan baik secara langsung maupun tidak pada generasi muda yang semakin canggih
langsung. Dampak dari pesan tersebut dapat dalam mengakses teknologi informasi tetapi
mengubah sikap seseorang sehingga selaras mengalami kendala dalam berinteraksi
dengan apa yang menjadi ekspetasi penyam- dengan orang lain termasuk di dunia kerja.
pai pesan. Komunikasi juga dapat mengubah Kemudahan dalam mengakses informasi
opini yang selama ini terbentuk terlebih opi- menyebabkan seseorang sangat bergantung
ni yang negatif. Opini negatifbisa menjadi dengan teknologi informasi dan menjadikan
positif setelah berlangsung komunikasi yang dirinya semakin individual karena teknologi
intens antara penyampai pesan dan peneri- dianggap dapat membantu menyelesaikan
ma pesan. pekerjaan mereka. Sementara itu, di sisi lain
Menurut Cangara (2007: 11-12). bila seseorang tetap menjalin komunikasi
Beberapa alasan yang mendorong perlunya dengan pihak lain secara santun tanpa
komunikasi adalah:Komunikasi yang baik menafikan keberadaan teknologi informasi,
dengan orang lain akan membantu seseorang makahal tersebut akan menjadikan seseorang
mempermudah memperoleh rezeki, sahabat semakin diakui keberadaannya sehingga
dan pelanggan; Semakin banyak orang yang terlihat profesional dalam melakukan
tidak mengenal etika dalam berkomunikasi; pekerjaannnya.Sekalipun orang tersebut
Bisa menjadi pekerja komunikasi yang trampil beradu argumentasi dengan orang lain,
dan profesional dalam melaksanakan tugas tetapi orang tersebut mampu menyampaikan
yang diembannya; Perkembangan teknologi pendapatnya tanpa menyudutkan pihak
komunikasi yang begitu cepat memaksa lain. Orang tersebut sangat paham
orang harus mendapat pengetahuan dan bagaimana berkomunikasi dengan orang
ketrampilan baru terutama dalam bidang lain, baik dengan atasannya, dengan sesama
komputer. rekan kerja, bahkan dengan kliennya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia Walaupun demikian, tidak dapat dipungkiri
sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup dengan adanya kemajuan teknologi, arus
sendiri. Manusia membutuhkan orang lain komunikasi menjadi semakin terbuka dan
dalam menjalani kehidupannya sehingga mengakibatkan setiap orang atau pegawai
manusia tersebut dapat melangsungkan harus mampu berada pada situasi global
kehidupannya dengan memperoleh rezeki termasuk bagaimana menjalin interaksi
sebagai dampak dari interaksi yang dilakukan secara terbuka dengan bermacam-macam
dengan pihak lain, dapat memiliki sahabat media komunikasi yang ditawarkan saat ini.
sebagai tempat untuk menyampaikan Adapun fungsi komunikasi menurut
perasaannya. Dengan demikian, manusia Goran Hedebro (Cangara 2007: 63)
membutuhkan orang lain untuk menjalani yaitu:Menciptakan iklim perubahan dengan
kehidupannya termasuk dalam mencari memperkenalkan nilai-nilai baru untuk
nafkah ataupun berbagi perasaaan sehingga mengubah sikap dan perilaku ke arah
mampu meringankan beban hidup baik modernisasi; Mengajarkanketerampilanbaru;

65
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 46. Nomor 1. Juni 2016

Sebagai pelipat ganda ilmu pengetahuan; penguasa dengan rakyatnya merupakan hal
Merupakanefisiensi tenagadan biayaterhadap yang harus dilakukan. Dalam konteks suatu
mobilitas seseorang; Meningkatkan aspirasi negara, komunikasi mampu menjadi sarana
seseorang; Menumbuhkan partisipasi dalam dalam membantu pelaksanaan program
pengambilan keputusan; Membantu orang pembangunan dengan pencurahan ide kreatif
menemukan nilai baru dan keharmonisan dalam membangun suatu bangsa sehingga
dalam situasi tertentu; Mempertinggi rasa dapat membantu dalam pembangunan
kebangsaan; Mengubah struktur kekuasaan ekonomi. sosial dan politik suatu bangsa.
dalam suatu masyarakat; Menjadi sarana
untuk membantu pelaksanaan program Public Relations
pembangunan; Mendukung pembangunan
ekonomi, sosial dan politik suatu bangsa. Komunikasi dalam realisasinya dapat
Dengan adanya komunikasi, akan terpapar dalam kegiatan public relations.
terjadi iklim perubahan dengan masuknya Public relations sangat membutuhkan
nilai-nilai baru yang dapat mengubah sikap komunikasi untuk merealisasikan
ke arah modernisasi. Hal ini memang tidak kegiatannya. Hubungan timbal balik antara
dapat dipungkiri bahwa aura modernisasi organisasi dengan publiknya merupakan
telah mengisi segala sisi kehidupan. prinsip yang harus dijalankan. Menurut
Seseorang memang perlu mengakses Effendy (2002: 23) hubungan masyarakat
informasi modern yang dapat menjadikan adalah komunikasi dua arah dengan publik
dirinya tidak terlibas di era modern saat secara timbal balik dalam rangka mendukung
ini. Namun demikian, orang tersebut juga fungsi dan tujuan manajemen dengan
diharapkan dapat memilah-milah informasi meningkatkan pembinaan kerja sama dan
yang bermanfaat bagi dirinya yang dapat pemenuhan kepentingan bersama.Lebih
memperkaya wawasannya. Hal ini akan lanjut Mukarom dan Muhibudin Wijaya
menjadikan seseorang tidak kaku dan tidak Laksana (2015: 20) mengatakan bahwa staf
tampak terkesan ‘kuno’ saat berinteraksi public relations dituntut mampu menjadikan
dengan orang lain di dunia modern. orang-orang lain memahami suatu pesan,
demi menjaga reputasi atau citra lembaga
Komunikasi juga dapat berkontribusi yang diwakilinya.
pada efisiensi tenaga dan biaya mobilitas
di mana seseorang tidak perlu beranjak Dengan demikian, praktisi humas harus
ke suatu tempat yang dituju untuk dapat membentuk nilai-nilai, pemahaman,
berkomunikasi dengan pihak lain karena sikap sampai perilaku dari publik agar
saat ini fasilitas komunikasi canggih dengan sejalan dengan kebutuhan organisasi.
berbagai fitur dapat membantu seseorang Praktisi public relations dituntut mampu
untuk berkomunikasi dengan cepatbahkan menggiring publiknya sehingga mampu
mampu bertatap muka dengan bantuan mengarahkan perhatian publik terhadap
teknologi informasi.Dengan komunikasi pesan yang disampaikan. Tidak hanya sekedar
juga, seseorang dapat berkontribusi dalam mengarahkan perhatian tetapi pesan yang
pengambilan keputusan yang ada pada suatu tersampaikan tersebut membawa dampak
organisasi. Dengan demikian keputusan yang publik melangkah lebih jauh untuk berjalan
diambil merupakan keputusan yang mewakili selaras dengan tujuan organisasi dengan
suara dari para personal organisasi. misi tetap pada pemenuhan kepentingan
bersama.
Komunikasi juga mampu mengubah
struktur kekuasan masyarakat dari yang Menurut Rex Harlow,public relations
otoriter menjadi lebih demokratis mengingat adalah fungsi manajemen khas yang
masyarakat yang ada saat ini merupakan mendukung pembinaan dan membangun
masyarakat yang kritis dan canggih dalam upaya saling menguntungkan melalui
mengakses teknologi informasi. Dengan komunikasi, pengertian, penerimaan, dan
demikian, suasana keterbukaan saat ini antara kerja sama yang baik antara organisasi

66
Rumsari Hadi Sumarto, Komunikasi dalam Kegiatan Public Relations

dengan publiknya (Ruslan 1997: 7).Public awal.Mukarom dan Muhibudin Wijaya


relations merupakan komunikasi dua Laksana (2015: 42) menambahkan bahwa
arah secara timbal balik sehingga dalam humas merupakan salah satu elemen yang
penerapannya seorang praktisi PR harus menentukan kelangsungan organisasi secara
mampu menjadikan orang lain memahami positif. Arti penting humas sebagai sumber
pesan yang disampaikan sehingga tercipta informasi terpercaya semakin terasa di era
simbiose mutualisme di antara dua belah global dan banjir informasi seperti saat ini.
pihak. Hal ini dilakukan untuk pembentukan Organisasi dalam menjalankan
citra organisasi sehingga kesan yang operasionalnya pasti membutuhkan
ditangkap publik adalah kesan yang positif komunikasi. Keberlanjutan organisasi salah
tentang suatu organisasi. satunya ditentukan bagaimana organisasi
Adapun ciri dari hubungan masyarakat mampu berkomunikasi dengan publiknya.
menurut Effendy (2002: 24) adalah:Humas Public relations diharapkan menjadi sumber
adalah kegiatan komunikasi dalam suatu informasi yang dapat dipercaya publik
organisasi yang berlangsung dua arah secara sehingga kesan positif akan terepresentasi
timbal balik; Humas merupakan penunjang dengan baik dari publiknya. Di tengah arus
tercapainya tujuan yang ditetapkan informasi yang begitu pesat dan mengglobal
manajemen dalam suatu organisasi; Publik saat ini menjadikan organisasi harus gencar
yang menjadi sasaran public relations berkomunikasi misalnya dengan meluruskan
adalah publik ekstern dan publik intern; berita ‘miring’ tentang organisasinya atau
Operasionalisasi humas adalah membina pun gencar mempublikasikan organisasinya
hubugan yang harmonis antara organisasi di tengah persaingan yang tidak terbendung
dengan publik dan mencegah terjadinya lagi. Hal tersebut akan memberi dampak
rintangan psikologis baik yang ditimbulkan organisasi semakin dikenal publik dan
dari pihak organisasi maupun dari pihak menambah kepercayaan publik terhadap
publiknya. suatu organisasi.
Pada dasarnya kegiatan public relations Menurut Melvin Sharpe (Soemirat
dilakukan untuk menunjang kegiatan dan Elvinaro Ardianto 2012: 14-15) ada lima
manajemen dalam mencapai tujuan prinsip proses komunikasi dalam hubungan
organisasi dengan membina hubungan yang jangka panjang antara perusahaan dengan
harmonis dengan publiknya baik publik publiknya yaitu:Komunikasi yang jujur untuk
internal maupun publik eksternal. Oleh memperoleh kredibilitas; Keterbukaan
karena itu, organisasi selalu mengedepankan dan konsistensi terhadap tindakan dan
komunikasi dua arah dalam memenuhi kepercayaan; Tindakan yang jujur untuk
ekspetasi publik sehingga arus komunikasi mendapatkan hubungan timbal balik dan
menjadi selaras di antara organisasi dan goodwill (kemauan baik); Komunikasi
publiknya. Publik akan memperoleh dua arah dilakukan secara kontinyu untuk
informasi yang berimbang dengan model mencegah alienasi (pengucilan) dan
komunikasi dua arah tersebut. Iklim membangun hubungan; Evaluasi penelitian
keterbukaan yang dibangun oleh organisasi dan lingkungan untuk menentukan tindakan
akan menembus rintangan psikologis dan dan penyesuaian yang diperlukan bagi
kekakuan dalam berkomunikasi di antara hubungan sosial yang harmonis.
organisasi dan publiknya. Walaupun organisasi giat untuk
Mukarom dan Muhibudin Wijaya melakukan komunikasi dengan publik
Laksana (2015: 40) mengatakanbahwa terutama publik eksternal, pesan yang
public relations berkaitan dengan bentuk disampaikan setidaknya mampu membuat
komunikasi yang berlaku untuk semua publik yakin atas informasi tersebut dan
organisasi, Artinya public relations jauh diharapkan publik memberi respon positif
lebih luas dibanding dengan pemasaran atas pesan yang disampaikan organisasi.
dan periklanan atau propaganda yang lebih Keterbukaan dan konsistensi atas pesan

67
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 46. Nomor 1. Juni 2016

yang disampaikan sangat mendukung dalam Menurut Mukarom dan Muhibudin


memperoleh kepercayaan publik.Oleh Wijaya Laksana (2015: 91-101), teori
karena itu, sangat penting untuk melakukan komunikasi yang dibutuhkan dalam public
komunikasi dua arah dengan membuka kran relations adalah:Pertama, teori tanda. Pada
feedback dari publik. prinsipnya pesan memiliki kedudukan
Sepanjang organisasi mampu men- yang sangat penting dalam komunikasi dan
jelaskan kepada publik tentang keberadaan bagi praktisi humas penting karena humas
organisasi baik pada saat berjalan baik merupakan kegiatan menyampaikan pesan.
maupun sedang dalam keadaan genting, Pesan memiliki tiga unsur yaitu tanda,
maka publik akan tetap menaruh kepercayaan bahasa dan wacana.
terhadap organisasi. Evaluasi juga penting Kedua, teori hubungan.Konteks ini
dilakukan untuk memperoleh gambaran berkaitan dengan kepentingan bagi praktisi
tentang penerimaan publik terhadap suatu humas dalam hal melakukan komunikasi
organsisasi sehingga keberadaan organisasi interpersonal yaitu berbicara face to face
tetap diperhitungkan oleh publik bahkan dan memberi kesan yang baik dalam
mendapat porsi atensi yang lebih dari pada hubungannya dengan orang lain sehingga
organisasi lainnya.Dengan demikian, penting kesan positif yang diberikan orang terhadap
untuk membangun hubungan yan harmonis praktisi humas akan mempengaruhi kesan
dengan publiknya sehingga publik dapat orang tersebut terhadap organisasi.
mengakui keberadaan suatu organisasi.
Ketia, teori perubahan sikap. Teori
memberi penjelasan terbentuknya sikap
Aplikasi Komunikasi dalam Public seseorang dan cara sikap itu dapat berubah
Relations melalui proses komunikasi dan sikap itu
Komunikasi tidak bisa dilepaskan dari dapat mempengaruhi sikap atau tindak atau
kegiatan public relations karena public tingkah laku seseorang.
relations membutuhkan komunikasi untuk Keempat, teori penggunaan dan pe-
menunjang kegiatannya. Menurut Ruslan muasan. Teori ini mengasumsikan bahwa
(1997: 17), kegiatan public relations pada pengguna mempunyai pilihan untuk me-
hakikatnya merupakan bagian dari teknik muaskan kebutuhannya. Kelima, teori opini
kegiatan berkomunikasi dengan ciri khas publik.Opini publik dapat diartikan sebagai
komunikasi dua arah antara lembaga atau pendapat masyarakat pada umumnya,
organisasi yang diwakilinya dengan publik integrasi pendapat secara over all atau
atau sebaliknya.Menurut Mukarom dan keseluruhan.
Muhibudin Wijaya Laksana (2015: 75) Dalam kegiatannya, public relations
dalam kapasitasnya humas paling banyak diharapkan dapat menjalin hubungan yang
menggunakan teori komunikasi sebagai dasar serasidenganpubliknyabaikpublik baikpublik
berpijaknya. Bahkan dapat dikatakan tidak internal maupun eksternal. Komunikasi face
ada teori komunikasi yang tidak dibutuhkan to face dapat memberikan dampak yang cukup
humas. signifikan tentang kesan publik terhadap
Public relations sangat membutuhkan suatu organisasi. Publik dapat menilai
komunikasi dalam melakukan kegiatannya. sikap dan gaya bicara yang diekspresikan
Ciri khas dari public relations adalah oleh personal organisasi sehingga publik
komunikasi dua arah. Public relations sangat dapat langsung memunculkan kesan saat
peduli terhadap feed back yang disampaikan berinteraksi dan kesan yang diharapkan
publik. Citra positif suatu organisasi tidak adalah kesan yang positif. Namun demikian,
lepas dari bagaimana organisasi tersebut tidak hanya kesan positif yang diberikan
mampu berkomunikasi dengan baik kepada publik kepada organisasi tetapi publik akan
publiknya termasuk memberi respon yang melangkah lebih jauh dengan merubah sikap
baik kepada publik. bahkan melakukan suatu tindakan yang
menguntungkan organisasi.

68
Rumsari Hadi Sumarto, Komunikasi dalam Kegiatan Public Relations

Publik pun tidak sebatas melakukan hanya dipublikasikan secara sederhana


perubahan sikap atau melakukan sesuatu tetapi memiliki nilai berita sehingga publik
yang sesuai dengan ekspetasi organisasi, tertarik untuk memperhatikan pesan
tetapi publik mendapatkan kepuasan atas yang disampaikan terutama pesan yang
apa yang disampaikan organisasi. Apabila dipublikasikan di media cetak maupun
ekspetasi publik dapat terpenuhi, maka media elektronik.Publik akan tertarik untuk
publik akan meneruskan sinyal postif memfokuskan dirinya pada berita yang
tersebut kepada pihak lain. Dengan adanya menarik dan berbeda dengan publikasi
komunikasi berantai yang positif tersebut, lainnya. Praktisi humas atau public relations
maka akan terbangun opini publik yang dituntut untuk mampu merangkai kata demi
menguntungkan organisasi. kata secara lugas dan menarik.
Menurut Morrisan (Mukarom dan Dalam menuangkan gagasan, tentunya
Muhibudin Wijaya Laksana 2015: 91-101), praktisi public relations harus mampu
untuk mengimplementasikan strategi melihat dengan siapa mereka berbicara. Bila
komunikasi, manajer PR atau humas harus komunikasi ditujukan kepada kaum muda
berkomunikasi dan melakukan beberapa tentunya bahasa yang disampaikan tidak
hal yaitu:satu, membingkai pesan yaitu terkesan kaku dan formal tetapi disampaikan
strategi dalam memilih, menonjolkan dan dengan bahasa yang santai dan ‘gaul’. Latar
menghubungkan fakta ke dalam bentuk belakang pendidikan publik juga harus
pesan agar lebih bermakna, lebih menarik, menjadi perhatian praktisi humas sehingga
lebih berarti atau lebih diingat. praktisi humas dapat menggunakan bahasa
Dua, memiliki nilai berita. Praktisi yang sesuai tingkat pendidikan publik.
humas dituntut untuk lebih memahami Simbol-simbol tertentu dapat dituangkan
dan mengetahui nilai pesan yang ingin untuk lebih menyerap perhatian publik atas
disampaikannya ketika berkomunikasi. informasi yang disampaikan.
Terlebih jika pesan itu dikirimkan ke media Tidak dapat terhindarkan juga bahwa
massa. komunikasi akan mengalami kendala bila
Tiga, semiotika. Praktisi humas dituntut stereotip muncul di tengah komunikasi
untuk mampu memilih dan mengirimkan yang berlangsung antara publik dan suatu
kata-kata atau kebijakan kepada berbagai organisasi. Misalnya stigma bahwa usia
kalangan yang berbeda-beda sehingga kata- muda belum memiliki banyak pengalaman
kata atau kebijakan itu dapat dipahami oleh dibanding usia tua sering memunculkan
penerima. kesan ‘ragu’ dari publik terhadap personal
Empat, menggunakan simbol.Berbagai organisasi. Tentu saja hal ini harus diantisipasi
perusahaan baik yang bertujuan profit dan sehingga personal organisasi tetap memiliki
non profit menggunakan simbol untuk kredibilitas di hadapan publiknya walaupun
menciptakan citra atau persepsi di kalangan usia personal organisasi lebih muda dari usia
khalayak publiknya.
Lima, stereotip. Komunikasi sering Menurut Hubeis (2012: 43) terdapat
mengalami hambatan dalam pelaksanaannya. beberapa faktor agar komunikasi berlang-
Hambatan muncul dalam berbagai bentuk sung efektif yang dinamakan dengan seven
mulai dari hambatan sosial, umur, bahasa, communication:Credibity, yaitu antara
perbendaharaan kata, politik dan ekonomi. komunikator dan komunikan terdapat rasa
saling percaya. Context, yaitu komunikasi
Pesan yang disampaikan kepada publik dapat terjadi kalau situasi dan kondisi
sedapat mungkin didesain dengan format setempat tidak ada gangguan antara
yang menarik dan lebih mudah diingat komunikator dengan komunikan, serta sa-
publik termasuk dalam hal mengemukakan rana atau media komunikasi yang saling
fakta yang ada dalam suatu organisasi. berkaitan. Content, yaitu komunikator dapat
Informasi berdasar fakta tersebut tidak menyampaikan pesan kepada komunikan di

69
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 46. Nomor 1. Juni 2016

mana komunikan dapat memahami maksud suatu organisasi. Sebesar dan setenar apapun
komunikator sehingga komunikator merasa suatu organisasi, organisasi tersebut tetap
puas. Clarity, yaitu komunikator harus perlu mempublikasikan dirinya secara
menyampaikan pesan secara jelas. berkesinambungan agar perhatian publik
Continuty and Consistency, yaitu komu- tidak beralih ke organisasi lain. Publikasi
nikasi berlangsung terusdanpesantidaksaling yang gencar sangat diperlukan pada
bertentangan. Capability of Audience, dalam organisasi yang berorientasi profit dengan
hal ini komunikator harus memperhatikan tingkat persaingan yang tinggi.
kemampuan komunikan dalam menerima Satu hal yang tidak boleh dilupakan
pesan agar tidak terjadi kesalahpahaman. bahwa dalam melakukan kegiatan public
Channels of Distribution, dalam hal ini relations, keberadaan publik yang semakin
komunikasi harus menggunakan media yang kritis dan pintar harus menjadi perhatian
sudah biasa digunakan oleh umum, misalnya utama untuk komunikasi di era modern saat
media cetak dan media elektronik. ini. Dengan adanya keterbukaan komunikasi
Komunikasi akan berjalan dengan yang semakin luas, maka publik akan
lancar dan menambah kepercayaan publik mengakses informasi dari berbagai penjuru
bila personal organisasi memiliki kredibilitas sehingga publik saat ini merupakan publik
yang tinggi. Personal organisasi harus yang memiliki banyak wawasan.
mampu meyakinkan publiknya tentang Oleh karena itu, organisasi harus siap
informasi yang disampaikan. Kredibilitas dengan pesan yang kritis dari publiknya.
terpancar dari kemampuan berbicara dengan Untuk mendukung jalannya komunikasi,
wawasan yang dimiliki juga didukung perlu didukung juga dengan berbagai saluran
dengan komunikasi non verbal yang yang dapat mendukung organisasi untuk
mampu meyakinkan publik. Komunikasi semakin dikenal publik.
akan nyaman berjalan bila gangguan dapat
diminimalisir terutama pada sarana yang SIMPULAN
digunakan untuk berkomunikasi. Bila sarana
sangat mendukung arus komunikasi dan Public relations merupakan kegiatan
dilengkapi dengan kredibilitas dari personal yang pada dasarnya mengarahkan organisasi
organisasi, maka kepuasan publik akan untuk memperoleh pengakuan publik.Lebih
terrepresentasi dengan baik. jauh public relations mengupayakan gerak
Komunikasi juga harus berlangsung langkahnya untuk membentuk opini publik
dengan baik dan lancar sehingga signifikan yang menguntungkan organisasi sehingga
dengan kepuasan komunikator. Pesan citra positif akan diberikan publik kepada
yang disampaikan tidak membingungkan suatu organisasi.
komunikan dan komunikan sendiri mendapat Untuk menunjang kegiatannya, public
manfaat dari proses komunikasi yang terjadi. relations membutuhkan komunikasi agar
Dengan demikian, ada kepuasan tersendiri mampu berinteraksi dengan publiknya
bagi komunikator karena komunikan dapat dengan komunikasi dua arah. Public
memahami pesan yang disampaikan bahkan relations selalu membuka pintu feed back
melakukan tindak lanjut dari pesan tersebut. bagi publiknya sehingga publik bebas
Akan lebih baik lagi bila komunikasi mengekspresikan apa yang diinginkan dan
disampaikan dengan bahasa yang jelas apa yang menjadi keluhannya. Respon
dan mudah dipahami publik sehingga publik akan ditindaklanjuti sehingga publik
tidak memiliki makna ganda atau tidak akan merasa puas atas apa yang dilakukan
terjadi kekaburan makna atas pesan yang organisasi terhadap publiknya. Public
disampaikan. relationsjuga senantiasa melakukan evaluasi
Komunikasi yang dilakukan harus sehingga pendapat publik dapat terkontrol
tetap dijalankan secara berkesinambungan dengan baik.
sehingga publik tetap mengakui keberadaan Dalam melakukan interaksi dengan

70
Rumsari Hadi Sumarto, Komunikasi dalam Kegiatan Public Relations

publik, organisasi harus memperhatikan DAFTAR PUSTAKA


identitas publik yang saat ini semakin cerdas
dan kritis sehingga organisasi tidak boleh
menyampaikan informasi yang membuat Cangara, H. Hafied. 2007. Pengantar Ilmu
publik ragu atau tidak percaya atas pesan Komunikasi, Jakarta: RajaGrafindo
yang disampaikan. Oleh karena itu, Persada.
kredibilitas penyampai pesan dari organisasi Effendy, Onong Uchjana. 2002. Hubungan
harus mampu meyakinkan publik sehingga Masyarakat, Suatu Studi Komunikasi,
publik menjadi percaya dan menjadi Bandung: Remaja Rosdakarya.
media organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi. Hubeis, Musa, dkk. 2012. Komunikasi
Profesional, Seperangkat
Pengembangan Diri, Bogor, IPB Press.
Mukarom, Zainal dan Muhibudin Wijaya
Laksana. 2015. Manajemen Public
Relations, Panduan Efektif Pengelolaan
Hubungan Masyarakat, Bandung:
Pustaka Setia.
Ruslan, Rosady. 1997. Kiat dan Strategi
Kampanye Public Relations, Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Soemirat, Sholeh dan Elvinaro Ardianto.
2012. Dasar-dasar Public Relations,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suranto, AW. 2005. Komunikasi Perkantoran,
Prinsip Komunikasi untuk Meningkat-
kan Kinerja Perkantoran, Yogyakarta:
Media Wacana.
Wiryanto, MA 2002. Pengantar Ilmu
Komunikasi, Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.

71
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 46. Nomor 1. Juni 2016

72

You might also like