You are on page 1of 11

KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK

SELF TALK DAN SELF INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN


REGULASI DIRI SISWA
(Penelitian Pada Siswa Kelas VIII SMP Mutual Kota Magelang)

Rachma Ayu Septina


Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Magelang
E-mail rachmaayu39@gmail.com
Abstract

This study aims to examine the effectiveness of group counseling with self-talk and
self-instruction techniques to improve student self-regulation. The study was conducted in
eighth grade students of Magelang City Mutual Middle School.
This research method is experimental research is a type of pure experimental research
with a Pretest-Posttest Comparison Group Design model. The research subjects were chosen
by random sampling. Samples taken as many as 16 students consisted of 8 students as the
experimental group 1 who were treated with self talk techniques and 8 students as the
experimental group 2 who were treated with self instruction techniques. Method of data
completion is done by using a self-regulation questionnaire. Data analysis used ANOVA
(Analysis of Variance) by SPSS for Windows version 24.00.
The results of this research shows that group counseling with self talk and self
instruction techniques effectively improves student self regulation. This is evidenced by the
difference in the increase in student self-regulation between the experimental group 1 and the
experimental group 2. The results of the One Way Anova Statistical Test show that p = 0.001
<0,05, the probability result shows less than 0,05 then Ho is rejected. The results also showed
differences in the percentage increase in posttest scores in the experimental group 1 (40.19%)
and in the posttest scores in the experimental group 2 (32.86%). These results indicate that
group counseling with self talk techniques is more effective in increasing student self-
regulation compared to group counseling with self instruction techniques.

Keywords: Group Counseling, Self Talk Technique, Self Instruction Technique, Self
Regulation

1. PENDAHULUAN menyesuaikan pikiran, perasaan, dan


Setiap individu memiliki tindakan sebagai sebuah kebutuhan
kemampuan untuk mengatur diri, tetapi untuk mempengaruhi dan memotivasi
kemampuan setiap individu untuk belajarnya.
mengatur diri berbeda-beda. Ada Regulasi diri adalah manusia
individu yang mampu untuk mengatur memotivasi dan menuntun perilaku
dirinya dengan baik begitu pula dirinya sendiri melalui kontrol proaktif
sebaliknya ada individu yang tidak dapat dengan menetapkan bagi diri mereka
mengatur diri nya dengan baik. tujuan yang berharga, yang pada
Kemampuan mengatur diri ini dikenal gilirannya menciptakan kondisi
dengan sebutan regulasi diri. Siswa yang ketidakseimbangan untuk kemudian
memiliki regulasi diri yang baik dapat memobilisasi kemampuan dan upaya

1
berdasarkan estimasi antisipasi mereka rancangan layanan bimbingan bagi siswa
bagi segala yang dibutuhkan untuk yang membutuhkannya baik melalui
mencapai tujuan tersebut. (Feist dan layanan individual maupun kelompok,
Gregory, 2010: 219). dalam bentuk penyajian klasikal,
Regulasi diri (self-regulation) kegiatan kelompok seperti bimbingan
berperan penting dalam membantu siswa kelompok atau konseling kelompok dan
mencapai prestasi akademik dan kegiatan lainnya. Salah satunya adalah
mengendalikan perilaku siswa. Siswa menggunakan Layanan konseling
yang memiliki regulasi diri (self- kelompok.
regulation) secara aktif dan konstruktif Konseling kelompok yaitu
dapat menyesuaikan pikiran, perasaan, membahas masalah pribadi yang dialami
dan tindakan sebagai sebuah kebutuhan oleh masing-masing anggota kelompok.
untuk mempengaruhi dan memotivasi Masalah pribadi itu dibahas melalui
belajarnya. Dalam hal lain misalnya, suasana dinamika kelompok yang intens
siswa akan siap berkompetisi dengan dan konstruktif, diikuti oleh semua
baik dalam membina hubungan dengan anggota di bawah bimbingan pemimpin
teman sebaya, menyikapi pergaulan kelompok (konselor). Selain
remaja dan bijak menjalankan perannya terpecahkannya masalah anggota
sebagai siswa dan anggota masyarakat. kelompok, dengan konseling kelompok
Regulasi diri (self-regulation) sangat anggota kelompok dapat
diperlukan oleh siswa agar mereka dapat mengembangkan perasaan, pikiran,
mengatur perilaku dirinya sendiri sesuai persepsi, wawasan dan sikap terarah
tuntutan sosial, situasional, yang kepada tingkah laku khusunya dalam
didasarkan pada pemikiran dan emosi bersosialisasi/ komunikasi. Dapat
yang matang dalam upaya untuk disimpulkan bahwa, dengan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan menggunakan layanan konseling
dan mampu memecahkan permasalahan kelompok anggota kelompok dapat
yang dihadapi secara kritis, kreatif dan berbagi pengalaman, perasaan, pikiran
mandiri terutama dalam kegiatan dan wawasan agar sikap yang
pembelajaran. dimilikinya menjadi lebih terarah.
Berdasarkan hasil wawancara Dalam konseling kelompok terdapat
dengan guru BK di SMP Mutual Kota banyak teknik yang dapat digunakan
Magelang, peneliti mendapat keterangan untuk melakukan konseling kelompok.
bahwa dari jumlah keseluruhan siswa Teknik Self-Talk pada umumnya
kelas VIII yaitu 150 siswa, lebih dari adalah kemampuan berbicara tentang
35% siswa atau sekitar 53 siswa diri kita kepada diri sendiri, yang
memiliki regulasi diri yang rendah, yaitu merupakan representasi dari pikiran
ada siswa yang sering tidak mengerjakan yang menggambarkan kondisi diri dan
tugas yang telah diberikan, ada siswa keinginan yang akan dilakukan. Self-
yang melanggar tata tertib sekolah , ada Talk bisa merupakan motivasi berupa
siswa kurang aktif ketika pembelajaran dialog dengan diri sendiri sebagai
berlangsung, siswa tidak bisa mengatur penguat dari doa yang sudah dilakukan.
waktu belajar, tidak berkonsentrasi dan Sedangkan teknik Self-Instruction
lebih banyak bermain daripada belajar, merupakan teknik yang tepat untuk
mendapatkan nilai yang rendah, menangani masalah emosional dan
terlambat mengumpulkan tugas yang masalah perilaku, karena Self-
diberikan, serta tidak memiliki semangat Instruction dirancang untuk memberikan
dan motivasi untuk berprestasi. individu strategi pemecahan masalah
Peran guru bimbingan konseling yang dapat diaplikasikan terhadap
juga sangat penting untuk memberikan perilakunya sendiri. Teknik Self-

2
Instruction membantu siswa untuk Pretest-Posttest Comparison Group
mengelola dirinya dengan memberikan Design dan pendekatan yang digunakan
instruksi-instruksi positif dan berupaya yaitu pendekatan kuantitatif. Desain ini
menghindari instruksi negatif. Metode merupakan desain eksperimen yang
Self-Talk merupakan teknik berbicara dilakukan dengan prestest sebelum
tentang diri kita kepada diri sendiri atau perlakuan diberikan dan postest setelah
berdialog dengan diri sendiri. Dengan perlakuan diberikan. Desain ini secara
Self-Talk positif diharapkan siswa dapat umum dapat digambarkan sebagai
memotivasi dirinya sendiri, berikut :
menyalurkan emosi, mengenal diri
sendiri, mengembangkan diri, bahkan Pretest-Posttest Comparison Group
dapat membantu siswa dalam Design
pengambilan keputusan. Sehingga Pre- Post-
dengan Self-Talk positif yang dilakukan, Kelompok Treatment
test test
siswa akan memiliki pengaturan
terhadap diri sendiri dan dapat Eksperimen 1 O1 X1 O2
meningkatkan regulasi diri pada siswa Eksperimen 2 O3 X2 O4
sehingga akan membawa ke perubahan
yang lebih baik lagi. Self-Instruction Keterangan :
merupakan sebuah latihan untuk O1 dan O3 : Pre-test
meningkatkan kontrol diri dengan X1 : KKP dengan teknik self talk
menggunakan verbalisasi diri sebagai X2 : KKP dengan teknik self
rangsangan dan penguatan selama instructuon
menjalani treatment. Self-Instruction O2 dan O4 : Post-test
adalah suatu teknik untuk membantu
konseli terhadap apa yang konseli Tahap-tahap rancangan penelitian
katakan kepada dirinya dan eksperimen yang peneliti akan lakukan
menggantikan pernyataan diri yang lebih adalah :
adaptif. Dengan demikian melalui teknik 1. Melakukan Pre-Test yaitu
Self-Talk dan Self-Instruction siswa akan penyebaran angket untuk mengetahui
belajar menanamkan standar internal; tingkat regulasi diri.
mengendalikan pikiran, perasaan dan 2. Proses analisis data Pre-test.
tindakan; membantu siswa dalam 3. Memberikan perlakuan (Treatment)
membuat tujuan yang tepat dan jelas; adalah perlakuan yang akan diberikan
serta melatih siswa untuk berpikir positif kepada kelompok eksperimen 1 dan
dan menghasilkan perilaku positif. eksperimen 2. Treatment yang akan
Berdasarkan uraian diatas, penulis diberikan pada kelompok eksperimen
bermaksud melakukan penelitian tentang 1 yaitu dengan pemberian Konseling
efektivitas konseling kelompok dengan Kelompok dengan teknik self talk
teknik self-talk dan self-instruction yang akan diberikan selama 8 kali
untuk meningkatkan regulasi diri siswa pertemuan dengan durasi 2 x 45
pada kelas VIII SMP Mutual Kota menit setiap pertemuannya.
Magelang, hal ini yang menjadi fokus Treatment yang akan diberikan pada
dalam penelitian. kelas eksperimen 2 yaitu dengan
pemberian Konseling Kelompok
2. METODE PENELITIAN dengan teknik self instrucction yang
Penelitian ini menggunakan metode akan diberikan selama 8 kali
penelitian eksperimen yaitu eksperimen pertemuan dengan durasi 2 x 45
murni (true eksperimental), desain menit setiap pertemuannya.
penelitian yang digunakan adalah

3
4. Melakukan Post-Test sesudah instrumen yang kemudian dengan kisi-
pemberian Konseling Kelompok kisi tersebut disusunlah sebuah angket.
dengan teknik self talk dan self 2. Wawancara
instruction untuk mengukur Wawancara adalah percakapan
perubahan perilaku siswa. antara dua orang untuk mendapatkan
5. Proses analisis data Post-test. jawaban atau informasi dari pertanyaan
Penelitian ini menggunakan 2 yang diajukan dan dalam wawancara ada
variabel, yaitu variabel bebas, dan yang bertugas sebagai penanya dan
variabel terikat dengan penjelasan narasumber. Penelitian ini menggunakan
sebagai berikut : wawancara tidak terstruktur yaitu
a. Variabel bebas adalah variabel wawancara yang bebas dimana peneliti
yang memengaruhi, menjelaskan, tidak menggunakan pedoman
atau menerangkan variabel yang wawancara yang telah tersusun secara
lain (Yusuf, 2014: 109). Variabel sistematis dan lengkap untuk
bebas dalam penelitian ini adalah pengumpulan datanya. Pedoman
konseling kelompok dengan wawancara yang digunakan hanya
teknik self-talk dan self- berupa garis-garis besar permasalahan
instruction yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2017:
b. Variabel terikat adalah variabel 197).
yang dipengaruhi atau diterangkan Angket atau kuesioner ini diberikan
oleh variabel lain tetapi tidak dua kali, yaitu untuk pretest dan posttest.
dapat mempengaruhi variabel Akan tetapi, sebelum memberikan pretest
yang lain (Yusuf, 2014: 109). akan dilakukan tryout terlebih dahulu untuk
Variabel terikat dalam penelitian mengetahui validasi dari angket yang akan
ini adalah regulasi diri siswa . diberikan. Angket ini berupa angket
Definisi operasional variabel penelitian regulasi diri siswa.
merupakan uraian yang berisi perincian Penelitian ini menggunakan instrumen
sejumlah indikator yang dapat diamati dan dalam bentuk angket, sebelum analisis data
diukur untuk mengidentifikasi variabel atau dilakukan perlu diadakan uji coba terlebih
konsep yang digunakan. dahulu untuk melihat validitas dan
Metode yang dilakukan dalam reliabilitasnya.
pengumpulan data berupa wawancara dan a. Uji Validitas
penyebaran angket. Wawancara dan Sebuah instrumen dikatakan valid
penyebaran angket dilakukan untuk apabila instrumen tersebut mampu
mengetahui regulasi diri negatif siswa. mengukur apa yang diinginkan.
1. Angket Instrumen yang valid dapat
Dalam penelitian ini, alat mengungkapkan data dari variabel yang
pengumpulan data berupa kuesioner sedang diteliti secara tepat.
atau angket. Angket merupakan teknik Pengujian validitas pada penelitian
pengumpulan data yang dilakukan ini, menggunakan aplikasi SPSS 20,0
dengan cara memberi seperangkat dengan kriteria :
pertanyaan atau pertanyaan tertulis 1) Jika nilai r hitung > r tabel, maka
yang digunakan untuk memperoleh butir soal kuesioner dinyatakan valid.
informasi dari responden dalam arti Sebaliknya, jika r hitung < r tabel
laporan tentang pribadinya (Sugiyono, maka butir soal kuesioner dinyatakan
2017: 199). Pengembangan alat ukur ini tidak valid.
berdasarkan pada indikator variabel 2) Jika probabilitas (sig.) ≤ 0,05, maka
regukasi diri. Indikator tersebut butir soal kuesioner dinyatakan valid.
kemudian dijadikan sebuah kisi-kisi Sebaliknya, jika probabilitas (sig.) ≥

4
0,05 maka butir soal kuesioner a. Menentukan Populasi
dinyatakan tidak valid. Peneliti menentukan lokasi
Berikut ini adalah hasil dari penelitian dengan pertimbangan
validitas instrumen try out, jumlah item beberapa hal, selanjutnya peneliti
pada kuisioner adalah 66 item memutuskan untuk melakukan
pernyataan dengan N = 60 (jumlah penelitian di SMP Mutual Kota
sampel tryout). Kriteria item yang Magelang.
dinyatakan valid sahih adalah item b. Menentukan Masalah
dengan nilai r-hitung lebih dari r-tabel Peneliti melakukan wawancara
pada taraf signifikan 5% dengan r-tabel dengan guru BK, wali kelas, dan guru
0,254. Berdasarkan hasil tryout angket mata pelajaran, sehingga dapat
regulasi diri siswa yang terdiri dari 66 ditemukanya permasalahan yang dapat
item pernyataan, diperoleh 42 item diangkat menjadi sebuah penelitian yaitu
pernyataan valid dan 24 item pernyataan tentang regulasu diri siswa.
dinyatakan gugur. c. Menentukan Sampel
b. Uji Reliabilitas Peneliti menentukan siswa kelas
Uji ini menentukan apakah VIII Tahun Akademik 2019/2020
instrumen yang digunakan dapat sebagai kelompok eksperimen.
menentukan masalah dan dapat d. Pengajuan Judul dan Proposal Penelitian
digunakan sebagai alat ukur dalam Peneliti mengajukan judul
penelitian ini atau tidak. penelitian yang dilanjutkan dengan
Untuk uji reliabilitas instrumen pada pengajuan proposal kepada dosen
penelitian ini, peneliti menggunakan pembimbing pada bulan Januari 2018.
rumus Alpha dari Cronbach melalui e. Pengajuan Kerjasama
aplikasi SPSS (Statistical Package for Peneliti mengajukan surat ijin
the Social Sciences) dengan kriteria: penelitian di SMP Negeri 2 Magelang
1) Jika nilai Cronbach Alpha Variabel X selama 3 (tiga) bulan dari tanggal 10
lebih besar dari nilai r-tabel, maka Desember 2019 – 10 Maret 2020.
instrumen tersebut adalah reliable. f. Penyusunan Instrumen
2) dan jika nilai Cronbach Alpha Peneliti menyusun angket sebagai
Variabel Y lebih besar dari nilai r- instrumen (alat ukur) regulasi diri siswa
tabel maka instrumen tersebut juga pada sampel.
reliable. g. Uji Coba Instrumen
Instrumen penelitian ini dikatakan Pelaksanaan uji coba instrumen
reliabel apabila berdasarkan hasil analisis dilakukan pada bulan Desember. Tujuan
item memperoleh nilai alpha lebih besar uji coba instrumen adalah untuk
dari r-tabel pada taraf signifikan 5% dengan mengetahui validitas dan reliabilitas
N = 60. Berdasarkan hasil perhitungan uji instrumen yang akan digunakan sebagai
reliabilitas dengan menggunakan SPSS alat ukur penelitian sehingga didapatkan
20.0, diperoleh koefisien alpha sebesar data yang dapat dipertanggung
0,910. Karena hasil koefisien alpha lebih jawabkan.
besar dari r-tabel 0,254, sehingga item h. Uji Validitas Instrumen
dalam angket tersebut dinyatakan reliabel Kriteria item yang dinyatakan valid
dan dapat digunakan. sahih adalah item dengan nilai r-hitung
Agar penelitian dapat berjalan dengan lebih dari r-tabel pada taraf signifikan
baik dan sesuai dengan tujuan yang hendak 5% dengan r-tabel 0,254. Berdasarkan
dicapai, maka peneliti menentukan tahap- hasil try out angket regulasi diri yang
tahap penelitian. Berikut ini adalah tahap- terdiri dari 66 item pernyataan,
tahap yang akan ditempuh peneliti dalam diperoleh 42 item pernyataan valid dan
penelitian ini, adalah sebagai berikut : 24 item pernyataan dinyatakan gugur.

5
i. Uji Reliabilitas Instrumen penugasan yang hasilnya akan
Berdasarkan hasil perhitungan uji dianalisis oleh peneliti untuk bahan
reliabilitas dengan menggunakan SPSS evaluasi pertemuan selanjutnya.
20.0, diperoleh koefisien alpha sebesar l. Melaksanakan Tes Akhir (posttest)
0,992. Karena hasil koefisien alpha 1) Peneliti melaksanakan posttest yang
lebih besar dari r-tabel 0,254, sehingga bertujuan sebagai pembanding hasil
item dalam angket tersebut dinyatakan pretest, sehingga dapat diketahui
reliabel dan dapat digunakan. seberapa jauh pengaruh konseling
j. Melaksanakan Tes Awal (pretest) kelompok dengan teknik self talk dan
1) Peneliti menjelaskan maksud dan self instruction yang telah diberikan.
tujuan pretest yang akan 2) Peneliti menjelaskan maksud dan
dilaksanakan pada kelompok tujuan posttest yang akan
eksperimen. dilaksanakan pada siswa kelompok
2) Peneliti memberikan angket regulasi eksperimen 1 dan 2.
diri kepada 29 siswa kelas VIII Bilal 3) Peneliti menganalisis hasil posttest
dan terpilih 8 siswa secara random dan memberikan hasil interprestasi
sebagai kelompok eksperimen 1. Dan pada analisis tersebut, apakah terjadi
peneliti memberikan angket regulasi peningkatan regulasi diri terhadap
diri kepada 32 siswa kelas VIII Ubay kedua kelompok tersebut atau tidak.
dan terpilih 8 siswa secara random m. Menarik Kesimpulan
sebagai kelompok eksperimen 2. Peneliti memberikan kesimpulan
k. Perlakuan untuk Kelompok Eksperimen untuk menjawab hipotesis yang ada sesuai
1 dan Kelompok Eksperimen 2. dengan hasil pretest dan posttest.
1) Peneliti membuat kesepakatan waktu Data yang dianalisis atau diolah yaitu
untuk melakukan konseling hasil pengukuran awal regulasi diri dan
kelompok dengan 8 siswa kelompok data hasil pengukuran akhir regulasi diri.
eksperimen 1 dan 8 siswa kelompok Data yang dimaksud yaitu nilai atau skor
eksperimen 2. regulasi diri yang diperoleh subyek yang
2) Peneliti melakukan konseling berupa data kuantitatif atau berbentuk
kelompok dengan teknik self talk angka-angka.
kepada 8 siswa kelompok eksperimen Pengujuian hipotesis dengan data
1 yang dilakukan sebanyak 8 kali kuantitatif menggunakan metode statistik,
pertemuan tatap muka. Peneliti juga dengan memperhatikan hasil dari pengujian
melakukan konseling kelompok prasyarat apabila hasil penelitian
dengan teknik self instruction kepada menunjukkan normal atau homogen, maka
8 siswa kelompok eksperimen 2 yang digunakan uji hipotesis parametris.
dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan Sedangkan apabila hasil pengujian
tatap muka. prasarat tidak berdistribusi normal atau
3) Peneliti menggunakan pedoman homogen maupun hanya salah satu
pelaksanaan dalam penelitian ini diantaranya bisa normal saja atau homogen
yang digunakan untuk mempermudah saja, maka dugunakan uji hipotesis
proses pelaksanaan konseling nonparametris. Penelitian ini menggunakan
kelompok. uji hipotesis dengan bantuan program SPSS
4) Membuat laporan hasil kegiatan 24.00 for windows. Setelah data lolos dari
konseling kelompok dengan uji prasyarat, maka analisis data dilakukan
mengamati pemahaman siswa dengan dengan menggunakan ANOVA untuk
memberikan beberapa pertanyaan dan menguji perbedaan nilai pretest dan
pembahasan kembali apa yang telah posttest yang merupakan hasil dari
dilakukan selama konseling, serta perlakuan yang diberikan. Data yang
memberikan evaluasi akhir berupa digunakan pada uji ini adalah data interval

6
atau rasio yang berdistribusi normal dan untuk menuliskan pemikiran negatif
homogen. terkait topik kemudian menggantinya
dengan pikiran positif dan dibaca secara
3. HASIL PENELITIAN DAN berulang. Kemudian sebelum pertemuan
PEMBAHASAN diakhiri pemimpin kelompok membrikan
Pelaksanaan Pretest dengan lembar tugas kepada siswa.
memberikan angket regulasi diri pada 29 c. Kemudian pada pertemuan yang ketiga,
siswa kelas VIII Bilal dan 32 siswa kelas konseling kelompok dilaksanakan di
VIII Ubay. Sampel penelitian berjumlah 16 masjid sekolahh dan berlangsung 2 x 45
siswa yang terdiri dari 8 siswa sebagai menit. Sebelum masuk tahap kegiatan
kelompok eksperimen 1 dan 8 siswa pemimpin kelompok menanyakan terkait
sebagai kelompok eksperimen 2. lembar penugasan tentang keiginan
Konseling kelompok dengan teknik siswa menjadi pribadi seperti apa yang
self talk dilakukan sebanyak 8 kali ada kaitannya dengan materi yang akan
pertemuan kepada subyek penelitian yang dibahas. Dalam tahap kegiatan kali ini
berjumlah 8 siswa dengan regulasi diri membahas tentang goal setting dengan
rendah dan sedang yang dimulai dari mengeksplorasi dan mengajak anggota
tanggal 3 Januari 2020 kemudian berlanjut kelompok untuk memikirkan tentang
ke tanggal 6, 8, 13, 17, 20, 22, dan 27 tujuan dan keinginan yang ada pada diri
Januari 2020. mereka agar ter rencana dengan baik dan
Hasil pelaksanaan yang telah dilakukan dapat meningkatkan regulasi diri.
selama proses konseling kelompok dengan Setelah itu pemimpin kelompok
teknik self talk akan dijelaskan di bawah ini meminta angggota kelompok untuk
: menuliskan pemikiran negatif terkait
a. Pertemuan pertama topik kemudian menggantinya dengan
Kegiatan pada tanggal 3 Januari 2020 pikiran positif dan dibaca secara
yaitu merupakan pertemuan pertama berulang.Kemudian pemimpin kelompok
dalam kegiatan konseling kelompok memberikan lembar tugas untuk
dengan anggota kelompok eksperiman 1 dikerjakan dirumah dan dibahas pada
yang dilakukan selama 2 x 45 menit di pertemuan keempat.
masjid sekolah, pada pertemuan tersebut d. Pertemuan keempat dilaksanakan di
pemimpin kelompok memberikan masjid sekolah dan berlangsung selama
pengenalan kepada anggota kelompok 2 x 45 menit. Sebelum masuk tahap
mengenai konseling kelompok dengan kegiatan pemimpin kelompok membahas
teknik self talk dan tentang regulasi diri tentang lembar tugas yang telah
yang kemudian dibahas bersama-sama diberikan pada pertemuan sebelumnya.
dengan semua anggota kelompok. Kemudian pada pertemuan ini pemimpin
Selanjutnya membentuk kesepakatan kelompok membahas topik mengenai
untuk pertemuan kedepannya. How I See My Self. Pada pertemuan
b. Pertemuan kedua ketiga ini anggota kelompok mulai lebih
Kegiatan dilakukan di masjid sekolah aktif dalam mengutarakan pendapatnya.
dengan durasi waktu 2 x 45 menit, tahap Setelah itu pemimpin kelompok
kegiatan dilakukan dengan membahas meminta angggota kelompok untuk
tentang konsep diri. Semua anggota menuliskan pemikiran negatif terkait
kelompok diminta untuk topik kemudian menggantinya dengan
mengungkapkan apa itu konsep diri, pikiran positif dan dibaca secara
mengapa harus memiliki konsep diri dan berulang. Pemimpin kelompok
bagaimana mengembangkan konsep diri. memberikan lembar tugas untuk
Setelah semua selesai dibahas pemimpin dikerjakan dirumah.
kelompok meminta angggota kelompok

7
e. Pada pertemuan kelima konseling itu pemimpin kelompok meminta
kelompok dilaksanakan di masjid angggota kelompok untuk menuliskan
sekolah dan berlangsung selama 2 x 45 pemikiran negatif terkait topik kemudian
menit. Seperti biasa sebelum masuk menggantinya dengan pikiran positif dan
tahap kegiatan pemimpin kelompok dibaca secara berulang. Tahap
membahas lembar tugas yang telah selanjutnya pemimpin kelompok
dikerjakan oleh anggota kelompok. Pada memberikan lembar tugas.
pertemuan ini pemimpin kelompok h. Pada pertemuan terakhir membahas
membahas topik tentang Efikasi Diri. evaluasi selama kegiatan konseling
Anggota kelompok aktif bertanya kelompok berlangsung. Pertemuan ini
bagaimana agar efikasi diri menjadi dilaksanakan di masjid sekolah dan
lebih baik. Setelah itu pemimpin berlangsung selama 45 menit. Pada
kelompok meminta angggota kelompok pertemuan konseling kelompok kali ini
untuk menuliskan pemikiran negatif pemimpin kelompok mengulas kembali
terkait topik kemudian menggantinya dan berdiskusi mengenai materi yang
dengan pikiran positif dan dibaca secara telah disampaikan. Serta membahas
berulang. Kemudian pemimpin tentang kesan, pesan, serta harapan
kelompok memberikan lembar tugas kedepan setelah mengikuti keseluruhan
untuk dikerjakan dirumah dan dibahas rangkaian kegiatan konseling kelompok
pada pertemuan selanjutnya. dengan teknik self talk. Pada tahap
f. Pertemuan keenam berlangsung selama terakhir pemimpin kelompok melakukan
2 x 45 menit dan dilaksanakan di masjid evaluasi dan penutup.
sekolah. Sebelumnya pemimpin Konseling kelompok dengan teknik self
kelompok membahas terlebih dahulu instruction ini dilakukan sebanyak 8 kali
lembar tugas yang telah dikerjakan oleh pertemuan kepada subyek penelitian yang
anggota kelompok. Kemudian pada berjumlah 8 siswa dengan regulasi diri
pertemuan kali ini pemimpin kelompok rendah dan sedang yang dimulai dari
membahas topik tentang menumbuh tanggal 4 Januari 2020 dan berlanjut pada
kembangkan emosi. Saat membahas tanggal 7, 9, 14, 18, 21, 23, dan 28 Januari
topik ini anggota kelompok sangat 2020.
antusias dalam mengutarakan a. Kegiatan pada tanggal 4 Januari 2020
pendapatnya. Setelah itu pemimpin yaitu merupakan pertemuan pertama
kelompok meminta angggota kelompok dalam kegiatan konseling kelompok
untuk menuliskan pemikiran negatif dengan anggota kelompok eksperiman
terkait topik kemudian menggantinya 1 yang dilakukan selama 2 x 45 menit
dengan pikiran positif dan dibaca secara di masjid sekolah, pada pertemuan
berulang. Kemudian pemimpin tersebut pemimpin kelompok
kelompok meminta salah satu anggota memberikan pengenalan kepada
untuk menyimpulkan kegiatan dan anggota kelompok mengenai konseling
memberikan lembar tugas untuk kelompok dengan teknik self
dikerjakan dirumah. instructiondan tentang regulasi diri
g. Kemudian pertemuan ketujuh yang kemudian dibahas bersama-sama
dilaksanakan di masjid sekolah dan dengan semua anggota kelompok.
berlangsung selama 2 x 45 meniit. Selanjutnya membentuk kesepakatan
Pertemuan kali ini membahas tentang untuk pertemuan kedepannya.
mengatur diri. Dengan kegiatan ini b. Pertemuan kedua dilakukan di masjid
bertujuan agar anggota kelompok sekolah dengan durasi waktu 2 x 45
mempunyai pengaturan diri dalam menit, tahap kegiatan dilakukan dengan
kehidupan sehingga dapat meningkatkan membahas tentang konsep diri. Semua
regulasi diri anggota kelompok. Setelah anggota kelompok diminta untuk

8
mengungkapkan apa itu konsep diri, reinforcement. Kemudian pemimpin
mengapa harus memiliki konsep diri kelompok memberikan lembar tugas
dan bagaimana mengembangkan untuk dikerjakan dirumah dan dibahas
konsep diri. Setelah semua selesai pada pertemuan keempat.
dibahas pemimpin kelompok meminta d. Pertemuan keempat dilaksanakan di
angggota kelompok untuk memikirkan masjid sekolah dan berlangsung selama
pemikiran negatif terkait topik 2 x 45 menit. Sebelum masuk tahap
kemudian menggantinya dengan pikiran kegiatan pemimpin kelompok
positif, selanjutnya pemimpin membahas tentang lembar tugas yang
kelompok meminta anggota kelompok telah diberikan pada pertemuan
memikirkan dan menuliskan apa yang sebelumnya. Kemudian pada pertemuan
harus dilakukan untuk memperbaiki ini pemimpin kelompok membahas
pemikiran/perilaku negatif untuk topik mengenai How I See My Self.
mewujudkan perilaku yang lebih Pada pertemuan ketiga ini anggota
baik/positif. Lalu anggota kelompok kelompok mulai lebih aktif dalam
diminta untuk menentukan self- mengutarakan pendapatnya. Setelah
reinforcement. Kemudian sebelum semua selesai dibahas pemimpin
pertemuan diakhiri pemimpin kelompok meminta angggota kelompok
kelompok membrikan lembar tugas untuk memikirkan pemikiran negatif
kepada siswa. terkait topik kemudian menggantinya
c. Kemudian pada pertemuan yang ketiga, dengan pikiran positif, selanjutnya
konseling kelompok dilaksanakan di pemimpin kelompok meminta anggota
masjid sekolah dan berlangsung 2 x 45 kelompok memikirkan dan menuliskan
menit. Sebelum masuk tahap kegiatan apa yang harus dilakukan untuk
pemimpin kelompok menanyakan memperbaiki pemikiran/perilaku
terkait lembar penugasan tentang negatif untuk mewujudkan perilaku
keiginan siswa menjadi pribadi seperti yang lebih baik/positif. Lalu anggota
apa yang ada kaitannya dengan materi kelompok diminta untuk menentukan
yang akan dibahas. Pada pertemuan ini self-reinforcement. Pemimpin
anggota kelompok sudah mulai akrab kelompok memberikan lembar tugas
satu sama lain. Dalam tahap kegiatan untuk dikerjakan dirumah.
kali ini membahas tentang goal setting e. Pada pertemuan kelima konseling
dengan mengeksplorasi dan mengajak kelompok dilaksanakan di masjid
anggota kelompok untuk memikirkan sekolah dan berlangsung selama 2 x 45
tentang tujuan dan keinginan yang ada menit. Seperti biasa sebelum masuk
pada diri mereka agar ter rencana tahap kegiatan pemimpin kelompok
dengan baik dan dapat meningkatkan membahas lembar tugas yang telah
regulasi diri. Setelah semua selesai dikerjakan oleh anggota kelompok.
dibahas pemimpin kelompok meminta Pada pertemuan ini pemimpin
angggota kelompok untuk memikirkan kelompok membahas topik tentang
pemikiran negatif terkait topik Efikasi Diri. Anggota kelompok aktif
kemudian menggantinya dengan pikiran bertanya bagaimana agar efikasi diri
positif, selanjutnya pemimpin menjadi lebih baik. Setelah semua
kelompok meminta anggota kelompok selesai dibahas pemimpin kelompok
memikirkan dan menuliskan apa yang meminta angggota kelompok untuk
harus dilakukan untuk memperbaiki memikirkan pemikiran negatif terkait
pemikiran/perilaku negatif untuk topik kemudian menggantinya dengan
mewujudkan perilaku yang lebih pikiran positif, selanjutnya pemimpin
baik/positif. Lalu anggota kelompok kelompok meminta anggota kelompok
diminta untuk menentukan self- memikirkan dan menuliskan apa yang

9
harus dilakukan untuk memperbaiki pemikiran negatif terkait topik
pemikiran/perilaku negatif untuk kemudian menggantinya dengan pikiran
mewujudkan perilaku yang lebih positif, selanjutnya pemimpin
baik/positif. Lalu anggota kelompok kelompok meminta anggota kelompok
diminta untuk menentukan self- memikirkan dan menuliskan apa yang
reinforcement. Kemudian pemimpin harus dilakukan untuk memperbaiki
kelompok memberikan lembar tugas pemikiran/perilaku negatif untuk
untuk dikerjakan dirumah dan dibahas mewujudkan perilaku yang lebih
pada pertemuan selanjutnya. baik/positif. Lalu anggota kelompok
f. Pertemuan keenam berlangsung selama diminta untuk menentukan self-
2 x 45 menit dan dilaksanakan di reinforcement.Tahap selanjutnya
masjid sekolah. Sebelumnya pemimpin pemimpin kelompok memberikan
kelompok membahas terlebih dahulu lembar tugas.
lembar tugas yang telah dikerjakan oleh h. Pada pertemuan terakhir membahas
anggota kelompok. Kemudian pada evaluasi selama kegiatan konseling
pertemuan kali ini pemimpin kelompok kelompok berlangsung.Pertemuan ini
membahas topik tentang menumbuh dilaksanakan di masjid sekolah dan
kembangkan emosi. Saat membahas berlangsung selama 45 menit.Pada
topik ini anggota kelompok sangat pertemuan konseling kelompok kali ini
antusias dalam mengutarakan pemimpin kelompok mengulas kembali
pendapatnya. Setelah semua selesai dan berdiskusi mengenai materi yang
dibahas pemimpin kelompok meminta telah disampaikan. Serta membahas
angggota kelompok untuk memikirkan tentang kesan, pesan, serta harapan
pemikiran negatif terkait topik kedepan setelah mengikuti keseluruhan
kemudian menggantinya dengan pikiran rangkaian kegiatan konseling kelompok
positif, selanjutnya pemimpin dengan teknik self instruction. Pada
kelompok meminta anggota kelompok tahap terakhir pemimpin kelompok
memikirkan dan menuliskan apa yang melakukan evaluasi dan penutup.
harus dilakukan untuk memperbaiki Kegiatan penelitian diakhiri dengan
pemikiran/perilaku negatif untuk pengukuran akhir (posttest). Posttest
mewujudkan perilaku yang lebih dilakukan dengan memberikan angket
baik/positif. Lalu anggota kelompok regulasi diri yang telah disusun sebelumnya
diminta untuk menentukan self- dan telah digunakan pada pengukuran awal
reinforcement. Kemudian pemimpin (pretest). Posttest dilakukan pada semua
kelompok meminta salah satu anggota sampel penelitian.
untuk menyimpulkan kegiatan dan Persentase Peningkatan Skor Rerata
memberikan lembar tugas untuk Kelompok Eksperimen 1 dan
dikerjakan dirumah. Eksperimen 2
g. Kemudian pertemuan ketujuh Persentase
dilaksanakan di masjid sekolah dan Eksperimen 1 40,19%
berlangsung selama 2 x 45 menit. Eksperimen 2 32,86%
Pertemuan kali ini membahas tentang Berdasarkan tabel tersebut, rerata pada
mengatur diri. Dengan kegiatan ini kelompok eksperimen 1 meningkat sebesar
bertujuan agar anggota kelompok 40,19% dan kelompok eksperimen 2
mempunyai pengaturan diri dalam sebesar 32,86%. Persentase peningkatan
kehidupan sehingga dapat rerata kelompok eksperimen 1 lebih tinggi
meningkatkan regulasi diri anggota dibanding dengan kelompok eksperimen 2,
kelompok.Setelah semua selesai sehingga ada perubahan sebelum diberikan
dibahas pemimpin kelompok meminta perlakuan dengan sesudah diberikan
angggota kelompok untuk memikirkan perlakuan.

10
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini 4. KESIMPULAN
mengunakan model uji parametrik test, Berdasarkan hasil penelitian yang telah
hipotesis yang diajukan dalam penelitian dilakukan menunjukkan bahwa konseling
ini adalah Konseling kelompok dengan kelompok dengan teknik self talk dan self
teknik self talk dan self instruction efektif instruction efektif meningkatkan regulasi
untuk meningkatkan regulasi diri siswa diri siswa. Hasil penelitian juga
kelas VIII SMP Mutual Kota Magelang dan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
erdapat perbedaan peningkatan regulasi diri peningkatan regulasi diri siswa setelah
siswa setelah diberikan konseling diberi konseling kelompok dengan teknik
kelompok dengan teknik self talk dan self self talk dan self instruction. Konseling
instruction efektif untuk meningkatkan kelompok dengan teknik self talk lebih
regulasi diri siswa kelas VIII SMP Mutual efektif untuk meningkatkan regulasi diri
Kota Magelang, untuk membuktikan siswa dibandingkan dengan konseling
hipotesis tersebut dugunakan uji kelompok dengan teknik self instruction.
parametrik test. Pengujian dalam penelitian
ini menggunakan bantuan komputer dengan 5. REFERENSI
program SPSS versi 20.0 for windows Davis, M., E.R. Eshelman., M. Mckay.
dengan teknik analisis ANOVA. 1995. Panduan Relaksasi dan
Reduksi stress (Terjemahan), Edisi
Kriteria pengambilan keputusan dalam III. Jakarta: EGC
pengujian hipotesis ini menggunakan dua Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2010.
kriteria yaitu berdasarkan signifikansi dan Teori Kepribadian. Jakarta:
nilai F. Pengambilan keputusan Selemba Humanika
berdasarkan nilai signifikansi yaitu jika Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
signifikansi >0,05 maka Hoditerima, namun Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
jika signifikansi <0,05 maka Hoditolak. Kualitatif dan R&D. Bandung:
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai F Alfabeta
yaitu jika Fhitung≤ Ftabelmaka Hoditerima, Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian:
namun jika Fhitung> Ftabelmaka Hoditolak. Kuantitatif, Kualitatif, dan
Berdasarkan hasil uji Anova pada tabel di Penelitian Gabungan. Jakarta:
atas, diketahui bahwa signifikansi 0,001 Kencana
kurang dari 0,05 maka Hoditolak.

11

You might also like