You are on page 1of 12

HUBUNGAN POLA MAKAN FAST FOOD DENGAN

KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA PRODUKTIF


DI DUSUN TEGAL NGIJON SUMBER
AGUNG MOYUDAN SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
 

Disusun Oleh:
MIA WINDA PRATIWI
060201045

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2010
THE RELATIONSHIP BETWEEN FAST FOOD EATING PATTERNS AND
EVENTS OF HYPERTENSION IN THE PRODUCTIVE AGE IN TEGAL
NGIJON VILLAGE SUMBER AGUNG MOYUDAN SLEMAN
YOGYAKARTA YEAR OF 2010¹

Mia Winda Pratiwi², Diyah Chandra Anita K³

ABSTRACT

The change of the urban lifestyle that is likely to consume fast food that contain fat will
lead to the emergence of many diseases. One of diseases is hypertension or high blood
pressure. This research aims to determine the relationship between fast food eating
patterns and events of hypertension in the productive age in Tegal Ngijon Village
Moyudan Sleman Yogyakarta. This research was conducted in September 2009 to August
2010 by using a cross sectional approach. The sampling technique was purposive
sampling technique with a total sample of 42 persons. The data collection methods used
in this research was questionnaires. The data were analyzed by using Spearman Rank
Corellation. Research results showed that (1) there is fast food eating patterns related
with the incidence of hypertension in Tegal Ngijon village Sumber Agung Moyudan
Sleman Yogyakarta year of 2010, evidenced from the p value of 0.003 (p value <0.05), r
value of count equal to 0.451> r value of table is 0.364, (2) the eating patterns of fast
food in the population of Tegal Ngijon village Sumber Agung Moyudan Sleman
Yogyakarta year of 2010 is in moderate category (71.4%); (3) the incidence of
hypertension in the population of Tegal Ngijon village Sumber Agung Moyudan Sleman
Yogyakarta year of 2010 is in the category of pre hypertension (64.3%). There is
arelationship between fast food eating patterns and the incidence of hypertension in Tegal
Ngijon village Sumber Agung Moyudan Sleman Yogyakarta year of 2010. Suggestion for
future research is to control all the risk factors of hypertension and the use of data
collection methods using observation.

Keywords : Fast Food, The incidence of Hypertension


References : 21 books, 2 researches, 6 Internet.
Pages : 72 pages, 10 tables, 2 pictures, 14 attachments.

_____________________________

¹Thesis title
²Students of nursing program study of Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta
³Lecturer of nursing program study of Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta
PENDAHULUAN oleh beberapa hal diantaranya adalah

Adanya perubahan gaya hidup genetik, umur, obesitas, diet tinggi

masyarakat kota yaitu cenderung natrium, peningkatan konsumsi

mengkonsumsi makanan siap saji alkohol, tidak pernah olah raga, dan

seperti fast food yang mengandung konsumsi fast food yang berlebihan

lemak, tinggi kalori, garam, (Davis, 2004).

kolestrol, dan hanya mengandung


Penderita hipertensi di
sedikit serat akan mengakibatkan
Indonesia saat ini belum diketahui
munculnya banyak penyakit. Salah
pasti, diperkirakan 15 juta orang,
satu penyakitnya adalah hipertensi
tetapi hanya 4% yang merupakan
atau tekanan darah tinggi. Secara
hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-
garis besar hipertensi dapat di
15% pada orang dewasa, 50%
definisikan sebagai tekanan darah
diantaranya tidak menyadari sebagai
persisten dengan tekanan sistoliknya
penderita hipertensi, sehingga
diatas 140 mmHg dan tekanan
mereka cenderung menjadi
diastolik diatas 90 mmHg
hipertensi berat karena tidak
(Smelthzer, 2002).
menghindari dan tidak mengetahui

Menurut Probosuseno, faktor resikonya, dan 90%

(2006) gejala hipertensi kebanyakan merupakan hipertensi esensial

tidak jelas (tidak dirasakan), ada (Amiruddin, 2007).

penderita yang mengeluh tekuknya


Untuk menanggulangi hipertensi
kaku, nyeri pada kepala, mual atau
pemerintah mendirikan gerakan
muntah, bahkan yang ditakutkan jika
peduli hipertensi. Gerakan hipertensi
tekanan darah tanpa sinyal, langsung
telah dimulai dibayak Negara.
tidak sadar, kemudian sesudah itu
Gerakan pedudi ini dirintis oleh para
lumpuh badan separuh atau bisu dan
praktisi kesehatan yang terlibat
risiko terburuk adalah meninggal
sehari-hari dalam penanganan
dunia.
hipertensi (para dokter, perawat, ahli

Faktor risiko terjadinya gizi, atau kelompok masyarakat

hipertensi juga dapat disebabkan peduli kesehatan). Gerakan ini


mengkampanyekan deteksi dini istilah fast food maka kita langsung
hipertensi dan mengkampanyekan berpikiran makanan seperti burger,
pentingnya kontrol teratur bagi frech fries, fried chicken, pizza, dan
penderita hipertensi. Pemerintah sebagainya. Sering dikacaukan
juga memberikan kebijakan pada dengan Junk Food, yang definisinya
masyarakat yaitu berupa ASKES adalah makanan dengan nilai gizi
(Asuransi Kesehatan), dan yang rendah, misalnya Chikie,
mendirikan medical center dengan Cheese Ball, yang sangat disukai
fasilitas yang lengkap (Depkes RI, oleh anak. Umumnya fast food
2007). mengandung tinggi kalori, tinggi
lemak, tinggi gula dan garam yang
Salah satu faktor penyebab
membuat kita menolaknya.
terjadinya hipertensi adalah
Kebanyakan fast food mengandung
ateroklerosis, dimana bahan lemak
lebih dari 50% lemak, rendah besi,
terkumpul dibawah lapisan sebelah
kalsium, riboflavin, serat makanan
dalam dinding arteri. Salah satunya
(Budiman, 2008).
disebabkan tingginya konsumsi fast
food, yang mengandung lemak Berdasarkan studi pendahuluan
jenuh. Konsumsi fast food yang di Dusun Tegal Ngijon Sumber
berlebih akan mengakibatkan Agung Moyudan Sleman Yogyakarta
obesitas yang dapat memicu berbagai tahun 2009 tercatat jumlah penduduk
penyakit, seperti jantung koroner, sebanyak 348 orang, dengan jumlah
diabetes serta hipertensi (Anonim, penduduk laki-laki sebanyak 159
2009). orang dan jumlah penduduk wanita
sebanyak 189 orang. Jumlah
Oxford dictionary
penduduk dengan usia produktif (18-
mendefinisikan fast food sebagai
60 tahun) sebanyak 143 orang
makanan yang dapat diolah dan
(41,1%) dari keseluruhan jumlah
disajikan dalam waktu yang singkat
penduduk. Ketika ditanya kegemaran
dan mudah dalam hitungan beberapa
mengkonsumsi fast food seperempat
menit, terutama di snack bar atau
masyarakat memilih menjawab
rumah makan. Bila kita mendengar
netral dan separuh masyarakat
menjawab lebih senang menyantap waktu yang bersama. (Notoatmodjo,
fast food karena penyajian makanan 2002).
jenis ini cepat, enak dan harganya
Pengambilan sampel dalam
terjangkau. Hasil tersebut
penelitian ini menggunakan teknik
menunjukkan bahwa jumlah
purposive sampling yaitu tehnik
penduduk yang menderita hipertensi
pengambilan sampel yang
cukup besar sehingga penulis tertarik
didasarkan pada suatu pertimbangan
untuk melakukan penelitian
tertentu yang dibuat oleh peneliti
mengenai hubungan pola makan fast
sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-
food dengan kejadian hipertensi pada
sifat populasi yang sudah diketahui
usia produktif di Dusun Tegal
sebelumnya. Dengan kriteria inklusi
Ngijon Sumber Agung Moyudan
sebagai berikut:
Sleman Yogyakarta.
a. Usia produktif antara 18 tahun
METODE PENELITIAN hingga 60 tahun.
Penelitian ini menggunakan metode b. Tidak memiliki riwayat
survey analitik yaitu penelitian hipertensi.
diarahkan untuk menjelaskan suatu c. Tidak mengalami obesitas.
keadaan atau situasi. Metode d. Tidak merokok.
pengumpulan data yang digunakan e. Tidak mengkonsumsi alkohol.
berdasarkan pendekatan waktu cross f. Bersedia menjadi responden.
sectional yaitu suatu penelitian untuk Berdasarkan kriteria
mempelajari dinamika korelasi inklusi tersebut diperoleh jumlah
antara faktor-faktor risiko dengan sampel sebanyak 42 orang.
efek, dengan cara pendekatan, Penelitian ini menggunakan data
observasi atau pengumpulan data primer yang diambil menggunakan
sekaligus pada suatu saat, dimana kuesioner untuk mengukur pola
data yang menyangkut variabel makan fast food dan tensimeter
variabel bebas atau risiko yaitu pola digunakan untuk mengukur tekanan
makan fast food dan variabel terikat darah pada responden. Dalam
atau variabel akibat yaitu kejadian pemberian kuesioner pola makan fast
hipertensi, akan dikumpulkan dalam food responden didampingi oleh
peneliti, sehingga kuesioner dapat KARAKTERISTIK
segera diteliti kelengkapan RESPONDEN
jawabannya.
Karakteristik responden yang
Uji validitas instrumen
diamati dalam penelitian ini
penelitian digunakan rumus korelasi
berdasarkan umur, jenis kelamin,
product moment (Arikunto, 2006)
pendidikan, dan pekerjaan
Koefisien korelasi yang diperoleh
responden. Sebelumnya perlu
dari hasil perhitungan menunjukkan
diketahui katakteristik responden
tinggi rendahnya validitas variabel
berdasarkan riwayat hipertensi,
yang diukur. Selanjutnya harga
kebiasaan merokok, mengkonsumsi
koefisien korelasi ini dibandingkan
alkohol dan kejadian obesitas pada
dengan harga korelasi product
responden. Deskripsi karakteristik
moment pada tabel pada taraf
responden disajikan dalam kategori
signifikasi 5%, jika r hitung lebih
sebagai berikut:
besar dari pada r pada tabel, maka
butir pernyataan tersebut dikatakan Tabel 4.1

valid atau sahih. Hasil uji validitas Deskripsi Karakteristik

dan reliabilitas dapat diligat di Responden


Kategori Subyek Penelitian Frekuensi Persentase
lampiran. Pengujian reliabilitas Riwayat hipertensi
Ya 21 50%
instrumen pengetahuan dilakukan Tidak 21 50%
Jumlah 42 100%
dengan menggunakan rumus KR-20 Kebiasaan Merokok
Ya 21 50%
(Sugiyono, 2006). Tidak 21 50%
Jumlah 42 100%
Metode pengolahan data dalam Konsumsi Alkohol
Ya 10 23,8%
penelitian ini dilakukan secara Tidak 32 76,2%
Jumlah 42 100%
komputerisasi program SPSS 13 Kejadian Obesitas
Normal 42 100%
for windows. Analisa data Obesitas 0 0%
Jumlah 42 100%
dilakukan dengan menggunakan Jenis Kelamin
Laki-laki 20 47,6%
uji statistik non parametrik Perempuan 22 52,4%
Jumlah 42 100%
Spearman Rank Corellation
Sumber:
(Arikunto, 2005).
Data Primer 2010.
Karakteristik responden yang hipertensi. Demikian juga dengan
diamati dalam penelitian ini berdasarkan kebiasaan merokok, sebagian responden
umur, jenis kelamin, pendidikan, dan yaitu sebanyak 21 orang (50%) memiliki
pekerjaan responden. Deskripsi kebiasaan merokok dan sebanyak 21
karakteristik responden disajikan dalam orang (50%) tidak memiliki kebiasaan
kategori sebagai berikut: merokok.
Tabel 4.2
Tabel di atas menunjukkan bahwa
Deskripsi Karakteristik
sebagian besar responden yaitu sebanyak
Responden
32 orang (76,2%) tidak memiliki
Kategori Subyek Frekuensi Persentase
Penelitian kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan
Umur
16-20 tahun 4 9,5% sebagian kecil responden atau sebanyak
21-25 tahun 9 21,4%
25-30 tahun 6 14,3% 10 orang (23,8%) memiliki kebiasaan
31-35 tahun 2 4,8%
36-40 tahun 5 11,9% mengkonsumsi alkohol. Sebagian besar
41-45 tahun 5 11,9%
46-50 ahun 4 9,5% responden memiliki berat badan normal
>51 tahun 7 16,7%
Pendidikan yaitu sebanyak 42 orang (100%) dan
SD 7 16,7%
SLTP 6 14,3% tidak ada responden yang mengalami
SLTA 12 28,6%
STM 3 7,1% obesitas.
SMEA 2 4,8%
D3 6 14,3%
S1 6 14,3% Tabel di atas juga menunjukkan
Pekerjaan
Buruh 4 9,5% bahwa sebagian besar responden berjenis
Pengurus Rumah Tangga 7 16,7%
Karyawan 4 9,5% kelamin perempuan sebanyak 22 orang
Swasta 15 35,7%
PNS 9 21,4% (52,4%), dan responden dengan jenis
Dosen 2 4,8%
Polri 1 2,4% kelamin laki-laki sebanyak 20 orang
Pendapatan
< Rp. 1.000.000,00 20 47,6% (47,6%). Jumlah responden terbanyak
> Rp. 1.000.000,00 22 52,4%
Jumlah 42 100% berumur 21-25 tahun sebesar 9
responden (21,4%) dan responden paling
Sumber: Data Primer 2010.
sedikit adalah yang berumur 31-35 tahun
Berdasarkan tabel di atas dapat
sebesar 2 responden (4,8%). Sebagian
diketahui bahwa sebagian responden
besar responden yang mempunyai
yaitu sebanyak 21 orang (50%) memiliki
pendidikan tamat SLTA sebanyak 12
riwayat hipertensi dan sebanyak 21
orang (28,6%), sedangkan responden
orang (50%) tidak memiliki riwayat
yang paling sedikit adalah responden responden (28.6%) dengan pola
yang memiliki pendidikan tamat STM makan fast food dalam kategori
sebanyak 2 orang (4,8%). Sebagian rendah.
besar responden yang bekerja swasta Kategori kejadian hipertensi
sebanyak 15 orang (11,1%), dan paling masyarakat Tegal Ngijon, Sumber
sedikit responden yang bekerja sebagai Agung, Moyudan, Sleman,
Polri hanya sebanyak 1 orang (2,4%). Yogyakarta disajikan pada tabel
Dan sebagian besar responden berikut:
mempunyai pendapatan lebih dari Rp Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
1.000.000,00 yaitu sebanyak 22 orang Kejadian Hipertensi
(52,4%), dan paling sedikit responden Kategori Jumlah Persentase
Prehipertensi 27 64,3%
dengan pendapatan kurang dari Rp
Normal 4 9,5%
1.000.000,00 yaitu sebanyak 20 orang Hipertensi 11 26,2%
Jumlah 42 100%
(47,6%).
Sumber: Data primer 2010
Kategori pola makan fast food
masyarakat Tegal Ngijon, Sumber Tabel di atas menunjukkan
Agung, Moyudan, Sleman, bahwa mayoritas responden
Yogyakarta disajikan pada tabel mengalami prehipertensi sebanyak 27
berikut: orang (64,3%). Responden yang
Tabel 4.3. Kategori Pola Makan Fast mengalami hipertensi sebanyak 11
Food orang (26,2%) dan responden yang
Kategori Jumlah Persentase tidak mengalami hipertensi atau
Sedang 30 71,4% normal sebanyak 4 orang (9,5%).
Rendah 12 28,6%
Untuk mengetahui hubungan antara
Jumlah 42 100%
pola makan fast food dengan kejadian
Sumber: Data primer 2010
hipertensi Tegal Ngijon, Sumber Agung,
Moyudan, Sleman, Yogyakarta 2010,
Tabel di atas menunjukkan
maka dilakukan analisis menggunakan
bahwa 30 orang responden (71,4%)
statistik uji chi square. Hubungan antara
mempunyai pola makan fast food
pola makan fast food dengan kejadian
dalam kategori sedang dan 12 orang
hipertensi Tegal Ngijon, Sumber Agung,
Moyudan, Sleman, Yogyakarta dapat maka dilakukan analisis menggunakan
dilihat pada tabel silang berikut ini: statistik Spearman Rank Corellation
Tabel 4.5. Hubungan Pola Makan Fast dengan menggunakan bantuan komputer
Food dengan Kejadian program SPSS 13,00.
Hipertensi Tabel 4.6. Hasil uji Spearman Rank

Kejadian Hipertensi
Corellation Pola Makan Fast Food
Pola Total
Makan Normal Prehipertensi Hipertensi dengan Kejadian Hipertensi
Fast Food
F % F % F % F % Variabel rhitung rtabel P value Keterangan
Sedang
Pola makan fast 0,451 0,364 0,003 Signifikan
2 4,8 24 57,1 4 9,5 30 71,4 food dengan
Rendah 2 4,8 3 7,1 7 16,7 12 28,6 kejadian
hipertensi
Total 1
4 9,5 27 64,3 26,2 42 100
1 Sumber: Data primer 2010
Sumber: Data primer 2010

Dari hasil analisis dengan uji


Tabel di atas menunjukan bahwa
Spearman Rank Corellation diperoleh p
responden yang mempunyai pola makan
value sebesar 0,003, nilai rhitung sebesar
fast food sedang sebanyak 30 responden
0,451 dengan nilai rtabel untuk adalah
(71,4%) memiliki kejadian hipertensi
sebesar 0,364. Dari hasil tersebut
dalam kategori prehipertensi sebesar 24
diketahui bahwa rhitung > rtabel, dan p
responden (57,1%), normal sebesar 2
value < 0,05 sehingga dapat disimpulkan
responden (4,8%), dan hipertensi
bahwa ada hubungan yang signifikan
sebanyak 4 responden (9,5%).
antara pola makan fast food dengan
Sedangkan responden yang mempunyai
kejadian hipertensi di Tegal Ngijon,
pola makan fast food rendah sebanyak
Sumber Agung, Moyudan, Sleman,
12 (28,6%) responden dengan kejadian
Yogyakarta, 2010 diterima.
prehipertensi sebanyak 3 responden
Koefisien rhitung bernilai positif
(7,1%), normal sebanyak 2 responden
sebesar 0,451 artinya semakin tinggi
(4,8%), dan hipertensi sebanyak 7
pola makan fast food maka semakin
responden (16,7%).
tinggi pula kejadian hipertensi di Tegal
Untuk mengetahui hubungan antara
Ngijon, Sumber Agung, Moyudan,
pola makan fast food dengan kejadian
Sleman, Yogyakarta, 2010. Sebaliknya
hipertensi Tegal Ngijon, Sumber Agung,
semakin rendah pola makan fast food
Moyudan, Sleman, Yogyakarta 2010,
maka semakin rendah pula kejadian
hipertensi di Tegal Ngijon, Sumber Ngijon, Sumber Agung, Moyudan,
Agung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta, Sleman, Yogyakarta 2010. Hal ini
2010. dilihat dari p value sebesar 0,003 (p
KETERBATASAN value < 0,05), nilai rhitung 0,451 >
1. Penelitian ini hanya mengungkap satu rtabel 0,364.
variabel yang mempengaruhi hipertensi, SARAN
padahal terdapat variabel lain yang juga 1. Bagi Masyarakat
berpengaruh pada hipertensi yaitu faktor
Dengan adanya penelitian ini
keturunan, ciri perseorangan, dan
diharapkan untuk meningkatkan
kebiasaan hidup selain pola makan fast
kesadaran mengenai makanan dan
food, misalnya konsumsi alkohol,
asupan gizi dengan cara mengurangi
konsumsi obat-obatan tertentu, stress
pola makan fast food dalam menjaga
dan lain-lain.
2. Teknik pengumpulan data hanya kesehatan dan menghindarkan diri
menggunakan kuesioner sehingga dari hipertensi. Diharapkan
peneliti tidak bisa mengukur dengan masyarakat dapat meningkatkan
lebih teliti kebiasaan makan atau jenis wawasan mengenai apa itu
diet yang dilakukan oleh responden hipertensi, faktor yang
selain konsumsi fast food. mempengaruhinya dan dampak
KESIMPULAN terjadinya hipertensi.
1. Pola makan fast food masyarakat
2. Bagi Aparatur Desa
Tegal Ngijon, Sumber Agung,
Diharapkan dapat memberikan
Moyudan, Sleman, Yogyakarta
informasi tentang perilaku hidup
2010 dalam kategori sedang
sehat terutama penerapan pola
(71,4%).
makan makanan sehat. Hal ini dapat
2. Kejadian hipertensi pada
dilakukan dengan cara memberikan
masyarakat Tegal Ngijon, Sumber
penyuluhan kepada ibu-ibu PKK
Agung, Moyudan, Sleman,
mengenai bahaya pola makan fast
Yogyakarta 2010 pada kategori
food berlebih sehingga di rumah ibu
prehipertensi (64,3%).
selalu menyediakan makanan yang
3. Ada hubungan pola makan fast food
sehat.
dengan kejadian hipertensi Tegal
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Apriadji,W.H. 2007. Makanan Enak
Untuk Hidup Sehat, Bahagia &
Diharapkan dapat
Awet Muda. PT Gramedia
mengembangkan penelitian dengan Pustaka Utama. Jakarta.
melakukan penelitian pada variabel
Budiman, Hendra. 2008. Fast Food -
lain yang berhubungan dengan Suatu Masalah Keseimbangan
Makanan
kejadian hipertensi sehingga akan
http://medicineforthesoul.
lebih jelas tentang faktor yang multiply.com/journal/item/14/Fas
t_Food_-
mempengaruhi hipertensi. Selain itu,
Suatu_Masalah_Keseimb
penelitian selanjutnya disarankan angan_Makanan.  Diperoleh
tanggal 26 Oktober 2009. 
untuk menambah metode
pengumpulan data dengan Budiyanto, 2002. Gizi dan kesehatan.
Malay. Banyumedia
mengggunakan observasi.
Davis, Leslie. 2004. Cardiovaskuler
DAFTAR PUSTAKA Nursing Center. Elservier.
Mosby: USA
Alamsyah, Yuyun. 2009. Bisnis Fast
Food Ala Indonesia. PT Elex Depkes RI. 2007.
Media Komputindo. Kompas
Gramedia. Jakarta. http//www.depkes.go.id/in
dex.php?option=news&task=vie
Amiruddin, Ridwan. 2007. Hipertensi wartide&sid=2473&ite
dan Faktor Resikonya dalam mid=2. Diperoleh
Kajian Epidemiologi dalam tanggal 1 april 2010.
http://ridwanamiruddin.wordpres
s.com/2007/12/08/hipertensi- Elita, Eri. 2008. http//www.elitha-
dan-faktor- resikonya-dalam- eri.net/2008/05/08/memahami-
kajian-epidemiologi.  Diperoleh tekanan-darah-tinggi/,
tanggal 22 Oktober 2009. Diakses tanggal 27 mei
2010.
Anonim, (2009). Makanan Siap Saji
Perlu Label Yang Jelas. Warta Ensminger, AH., ME Ensminger.,J.E
Konsumen XXII (05). Konlande., J.R.K Robson (1995),
The Concise Encyclupedia of
Arikunto, S.2006.Prosedur Penelitian Food and Nutrition, Florida,
Suatu Pendekatan Praktik. CRC Press.
Jakarta: Rineka Cipta.
Gayatri, 2007. Buku Pintar Cewek
Apriadji,W.H. 2007. Healty Fast Food. Pintar. Gagas Media. Jakarta.
PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Grey, H. H, Keith, D., John, M.,Ian, 23&kat.idl=&kat.id2 .
S.A., 2005. Lecture Notes Diperoleh tanggal 22
Kardiologi, Jakarta: EGC Oktober 2009.

Gunawan, L. 2007. HIPERTENSI Puspitorini, M. 2009. Hipertensi,Cara


tekanan darah tinggi. Kanisius. Mudah Mengatasi Tekanan
Yogyakarta Darah Tinggi. Cetakan kedua .
Image Press. Yogyakarta.
Hadie. 2008. Indeks Massa Tubuh
Sebagai Faktor Resiko Sari, R.W,dkk. 2008. Dangerous Junk
Hipertensi. http://www.kalbe Food. O2 Panembahan.
.co.id/files/cdk/files/06 Yogyakarta.
Indeks Massa Tubuh Sebagai
Faktor Resiko Sarwindah, 2008. “ Hubungan Konsumsi
Hipertensi123.pdf/html. Junk Food Pada Penderita
Diperoleh tanggal 1 april 2010. Hipertensi Dengan Kejadian
Stroke Pada Usia Produktif Di
Hidayat, 2007. A.A.A. Metode Kota Yogyakarta”.
Penelitian Keperawatan Dengan Dipublikasikan di STIKES
Tehnik Analisa Data; edisi I, ‘Aisyiyah Yogyakarta.
SALEMBA. Jakarta.
Smeltzer, S., 2002. Keperawatan
Karyadi, E. 2002. Hidup Bersama Medical Bedah. Brunner &
Penyakit Hipertensi Asam Urat Suddarth edisi 8 vol. 2,
Jantung Koroner. Intisari Jakarta : EGC.
Media Utama. Jakarta.
Sustrani, L. 2006. Hipertensi. cetakan
Khomsan, Ali. 2006. Solusi Makanan ketiga. Gramedia Pustaka Utama:
Sehat. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta .
Jakarta
Sugiyono. 2006. Statistik Untuk
Notoatmojo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian. Bandung : Alfabeta
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta. Tsani, Linda Murita, (2008) “Hubungan
Antara Pola Makan Dengan
Palmer,anna. 2007. Tekanan Darah Kejadian Hipertensi Di
Tinggi. Erlangga. Jakarta. Paguyuban Wredho Kusuman
Ngadiwinatan Yogyakarta”.
Probosuseno. 2006. WASPADAI Dipublikasikan di
HIPERTENSI dalam STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.
http://republika.co.id/kora
ndetail.asp?id=238060&kad.id=1

You might also like