You are on page 1of 6

KAJIAN PEMBENTUK KARAKTERISTIK LANSKAP MELAYU PADA

LANSKAP KOTA PEKANBARU, RIAU


Study of Malay Landscape ABSTRACT
Characteristics in Pekanbaru The identity of a city demonstrates interaction between human and landscape that
City, Riau dominated by manmade environment with high density of population and particular
background of social and culture as well as the activity and production process not
rely on nature. This identity can increase and corroborate the value of city.
Pekanbaru is the capital city of Riau Province that located in Sumatera Island with
Malay character. One of the Riau Province and Pekanbaru government visions is to
be the central of Malay culture in South East Asia in 2020. The aims of this research
were to examine trend of the character of Malay landscape, to identify the existing of
landscape elements which belong to Malay character, to analyze the main elements of
Malay landscape character and to propose protection of the Malay characteristics and
M. Arthum Artha application of each element for development of Pekanbaru City. Methods of this
Mahasiswa Program Studi Arsitektur research were collecting information and data of the history of Malay in Pekanbaru
Lanskap Sekolah Pascasarjana IPB through indeep interview, field observation, literature study and Analytical Hierarchy
e-mail: redcore_fanz@yahoo.com Process (AHP). The results of this study were identification of Malay landscape
characteristics in Pekanbaru City mainly based on period of Siak Kingdom at
Nurhayati
Staf Pengajar Departemen Arsitektur
Senapelan (1762-1783) and Province at Negeri Pekanbaru (1891-1916) the existence
Lanskap IPB of main elements that shaping Malay landscape character, AHP decision result as well
as application and for guidance in developing urban landscape through determination,
Aris Munandar protection and development.
Staf Pengajar Departemen Arsitektur
Keywords: Malay landscape, landscape characteristic , historical urban landscape,
Lanskap IPB
Pekanbaru city

PENDAHULUAN dan menilai kebudayaan Melayu, Pekanbaru yang beridentitaskan


sehingga dapat dijadikan rujukan Melayu.
Lahir dan berkembangnya sebuah
atau referensi mengenai
kota menghadirkan keunikan Tujuan dari penelitian ini adalah 1)
perkembangan kebudayaan Melayu
tersendiri. Seiring dengan perubahan mengkaji perkembangan
di daerah Asia Tenggara.
dan perkembangan zaman, identitas karakteristik lanskap Melayu; 2)
yang menunjukkan karakter lokal Pada umumnya, kajian terhadap mengidentifikasi karakter lanskap
suatu kota cenderung semakin karakteristik Kota Pekanbaru atau elemen lanskap Melayu yang
berkurang, karena pembangunan mengarah pada aspek bidang ada saat ini; 3) menganalisis elemen
kota disesuaikan untuk memenuhi keilmuan arsitektur pada skala prioritas pembentuk karakter
selera kosmopolit (Margana dan mikro. Sedangkan kajian yang lanskap di kota Pekanbaru; 4)
Bajriyah 2010). Berkurangnya berkaitan dengan lanskap kota skala merekomendasikan upaya
kepedulian akan identitas lokal pada makro terbatas pada penelitian studi perlindungan dan pengembangan
sebuah lanskap kota dikarenakan elemen mental map sebagai salah pembentuk karakteristik lanskap
adanya pergeseran sikap dan cara satu elemen lanskap kota Pekanbaru Melayu di Kota Pekanbaru.
pandang penduduknya untuk dapat (Wahyuni dan Munandar 2010).
hidup sesuai dengan tuntutan masa Makin banyak penelitian yang
METODE PENELITIAN
kini. Modernisasi dianggap lebih dituntun oleh teori, maka makin
mewakili perkembangan zaman saat banyak pula kontribusi penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian
ini. yang secara langsung dapat
Penelitian dilaksanakan selama
mengembangkan ilmu pengetahuan
Pekanbaru adalah ibukota dari sebelas bulan, mulai bulan
(Nazir 2011), salah satunya adalah
Provinsi Riau, yang berada di Pulau November 2012 hingga bulan
dari aspek bidang keilmuan
Sumatera dengan akar budaya November 2013. Lokasi penelitian
arsitektur lanskap.
Melayu sebagai tradisi yang telah adalah di Kota Pekanbaru, Provinsi
melekat dalam kehidupan Salah satu bentuk karakteristik Kota Riau, terletak pada koordinat
masyarakatnya sehari-hari. Salah Pekanbaru yang menarik untuk
geografis 101°14' - 101°34' Bujur
satu visi dari Provinsi Riau dan Kota dikaji adalah karakteristik lanskap
Timur dan 0°25' - 0°45' Lintang
Pekanbaru adalah menjadi pusat Melayu pada lanskap kotanya. Hasil
Utara.
kebudayaan Melayu di Asia dari kajian ini diharapkan menjadi
Tenggara pada tahun 2020 (PKP masukan untuk arahan penerapan Metode Penelitian
2012). Untuk mewujudkan visi dalam pengembangan kota serta
tersebut, Kota Pekanbaru sebagai memberikan kontribusi penelitian Metode yang digunakan dalam
ibukota Propinsi merupakan dalam mendukung dan penelitian ini adalah penelitian
idealisme utama dalam mengukur mewujudkan lanskap Kota kualitatif. Penelitian dilakukan

JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 5 NO 2 2013 7


ARTHA, NURHAYATI, MUNANDAR

melalui beberapa tahapan penelitian perkembangan karakteristik lanskap Penelusuran sejarah terhadap
yang mencakup kegiatan persiapan, Melayu. Kegiatan observasi lapang perkembangan karakteristik lanskap
pengumpulan data, analisis dan merupakan ground true check Melayu di Kota Pekanbaru dikaji
sintesis, serta menyusun arahan keberadaan elemen pembentuk dalam empat periodesasi. Periode
dalam pengembangan kota. karakteristik lanskap Melayu yang tersebut meliputi masa Kebatinan
ada saat ini dan kondisinya, serta Senapelan, masa Senapelan menjadi
Tahap Persiapan ibukota Kerajaan Siak, masa Propinsi
melakukan pengecekan posisi
Tahapan ini merupakan tahapan Negeri Pekanbaru, dan masa
menggunakan Global Positioning
Kolonial Belanda. Pada masa
awal penelitian yang meliputi studi System (GPS). Hasil dari analisis ini
Kebatinan Senapelan sekitar Tahun
pustaka tentang gambaran umum berupa deskripsi dan gambaran
1400-1500, kawasan Senapelan di
lanskap Melayu, perkembangan spasial keberadaan dan keadaan huni oleh Suku Senapelan dan
kondisi Kota Pekanbaru, serta elemen-elemen pembentuk karakter digunakan sebagai daerah
menyiapkan metode, materi lanskap Melayu di Kota Pekanbaru. perladangan dan perkampungan.
interview dan sasaran responden Pada awal Tahun 1762 Kerajaan Siak
3. Analisis Elemen Prioritas
(narasumber) key informant. yang dipimpin oleh Sultan
Pembentuk Karakteristik Lanskap
Metode Pengumpulan Data dan Almuddinsyah memindahkan pusat
Melayu
pemerintahannya dari Mempura
Informasi
Analisis ini menggunakan metode (Siak) ke Senapelan. Pemindahan
Data yang digunakan dalam Analytical Hierarchy Process (AHP) pusat kerajaan diikuti dengan
penelitian ini adalah data yang dengan menggunakan pendekatan pembangunan unsur kerajaan yaitu
bersifat primer dan sekunder. Data data dari hasil identifikasi Istana Raja, Balai Kerapatan, dan
primer diperoleh melalui proses keberadaan elemen pembentuk Mesjid di Kampung Bukit (Zein
teknik wawancara mendalam dan 1999). Selain membangun pusat
karakteristik lanskap Melayu sebagai
observasi lapang. Data sekunder pemerintahan, didirikan pula pekan
dasar penentuan rancangan hierarki
atau pasar sebagai lokasi
diperoleh melalui penelusuran yang terdiri dari tujuan, komponen,
perdagangan namun tidak
literatur dan dokumen yang terkait variabel, dan alternatif keputusan berkembang (Suwardi 2006). Sultan
dengan topik penelitian. berupa tindakan yang dilakukan Alam meninggal di Senapelan dan
Analisis terhadap elemen prioritas dimakamkan di Kampung Bukit,
pembentuk karakteristik lanskap makamnya terletak bersebelahan
Metode analisis yang digunakan Melayu (Gambar 2). AHP dengan lokasi mesjid. Pola ruang
dalam penelitian ini mencakup: merupakan metode pengambilan pada masa ini masih dalam bentuk
1.Analisis Perkembangan keputusan terhadap penentuan yang sederhana dengan aktivitas
prioritas pilihan dari berbagai terpusat di pinggir Sungai Siak. Pada
Karakteristik Lanskap Melayu
alternatif (Saaty 1993). Input tahun 1783 pusat pemerintahan
Metode yang digunakan pada utamanya adalah persepsi pakar dipindahkan ke Mempura dan pada
analisis ini adalah dari hasil dengan lima responden pakar tahun 1784 pekan kembali dibangun
penelusuran sejarah melalui studi oleh Raja Muhammad Ali dan
terpilih berasal dari akademisi,
pustaka dan menggali informasi dipindahkan ke lokasi yang baru
sejarawan dan budayawan.
secara langsung terhadap sumber yaitu di Pelabuhan Pekanbaru saat
Pengolahan data dibantu dengan
informasi (key informant) melalui ini. Sejak itu nama Senapelan sudah
perangkat lunak Expert Choice V.11. ditinggalkan berganti dengan Pekan
wawancara mendalam yang
4.Rekomendasi Pembentuk Baru. Dengan didirikannya pekan
terstruktur. Untuk mengetahui
Karakteristik Lanskap Melayu yang baru tersebut perdagangan
perkembangan karakteristik lanskap
mulai berkembang ditandai dengan
Melayu pada lanskap Kota Tahap ini merupakan sintesis yang pelabuhan yang ramai (Suwardi
Pekanbaru dikaji berdasarkan mengintegrasikan hasil analisis pada 2006).
beberapa periode. Hasil analisis ini tahap sebelumnya untuk
berupa deskripsi dan gambaran menghasilkan arahan pelestarian Pada masa menjadi Propinsi Negeri
spasial dari perkembangan terhadap elemen utama pembentuk Pekanbaru (1891-1916), perdagangan
karakteristik lanskap Melayu di Kota karakteristik lanskap Melayu dan berkembang pesat dan berdampak
Pekanbaru. mengaplikasikan replikanya pada pada bertambahnya jumlah
pengembangan urban design Kota penduduk. Perkembangan tersebut
2.Identifikasi Keberadaan Elemen
menjadikan wilayah Pekanbaru
Pembentuk Karakteristik lanskap Pekanbaru.
semakin luas dengan dibukanya
Melayu kampung-kampung baru yang
Metode yang digunakan dalam memanjang mengikuti aliran Sungai
HASIL DAN PEMBAHASAN Siak (pola linier) yaitu ke bagian
identifikasi adalah melalui survei
barat dan timur dari Kampung
lapang dengan menggunakan Perkembangan Karakteristik Bukit. Pada masa Kolonial Belanda
pendekatan data dari hasil analisis Lanskap Melayu di Kota Pekanbaru (1916-1942), selain terus

8 JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 5 NO 2 2013


ARTHA, NURHAYATI, MUNANDAR

berkembangnya perdagangan di keberadaan elemen pembentuk perbelanjaan wisata di Kota


Pekanbaru dan dengan diangkatnya lanskap Melayu yang ada saat ini di Pekanbaru. Ironisnya, keberadaan
Sultan Syarif Kasim II menjadi Kota Pekanbaru, dapat diketahui Pasar Bawah ini tidak begitu banyak
Sultan Siak ke-12, Kota Pekanbaru keberadaan elemen, fungsi, dan dikunjungi penduduk Pekanbaru.
mulai ditata. Wilayah dalam kota karakter fisiknya hingga sekarang Pasar Bawah ini sangat dikenal oleh
terus berkembang, dengan termasuk beberapa diantaranya yang para pendatang dari luar Propinsi
dibangunnya jalan-jalan dan sudah mengalami perubahan bentuk Riau untuk mencari berbagai barang
bangunan-bangunan resmi baik (Gambar 3). Identifikasi elemen antik, souvenir, makanan khas
milik pemerintah Kerajaan Siak lanskap Melayu kawasan Bandar Pekanbaru, dan lain-lain. Pasar
maupun pemerintah Belanda. Senapelan dijelaskan pada uraian Bawah saat ini sangat dikenal
Pembangunan tersebut tidak lagi berikut. masyarakat di luar Pekanbaru
linier atau terpusat di sepanjang sebagai “Pasar Wisata”.
sungai namun mengarah ke darat 1. Pelabuhan
atau ke selatan dari Sungai Siak. 3. Masjid Raya Pekanbaru
Selain pembangunan tersebut, Keberadaan pelabuhan ini telah ada
perkembangan ke arah darat dari masa Kerajaan Siak dan menjadi Keberadaan Mesjid Raya Pekanbaru
ditandai juga dengan adanya pusat perekonomian untuk daratan merupakan bukti sejarah
perkebunan karet milik pemerintah Riau. Keberadaannya kini masih perkembangan Kota Pekanbaru dan
Belanda serta dibukanya kampung- dapat dilihat dan fungsinya masih menjadi landmark di kawasan kota
kampung baru. sebagai pelabuhan bongkar muat lama Pekanbaru yang terletak di
barang. Namun sekarang kondisi Kecamatan Senapelan. Sampai saat
Berdasarkan pembahasan diatas, bongkar muat barang di pelabuhan ini Mesjid Raya masih berfungsi
diketahui bahwa kawasan inti atau ini tidak seramai dulu. Karena saat sebagai tempat ibadah bagi umat
cikal bakal dari Kota Pekanbaru ini kegiatan perekonomian tidak Islam. Mesjid Raya Pekanbaru telah
terletak di Kecamatan Senapelan dan hanya melalui laut atau sungai, mengalami beberapa kali perubahan
pengaruh unsur lanskap Melayu namun lebih banyak melalui bentuk namun lokasi masjid tidak
pada kawasan ini dibawa oleh transportasi udara dan transportasi berubah. Bangunan mesjid dengan
Kerajaan Siak. Dari empat periode darat. menggunakan bahan batu pertama
tersebut, pembentuk karakterisitik kali di bangun tahun 1930, dimana
lanskap Melayu terlihat jelas pada 2. Pasar
sebelumnya mesjid tersebut terbuat
masa Senapelan menjadi ibukota dari bahan kayu. Perubahan bentuk
Kerajaan Siak dan masa Propinsi Pekan yang didirikan oleh Raja yang terakhir ini, dilakukan dengan
Negeri Pekanbaru dengan elemen Muhammad Ali dahulunya merubah bentuk keseluruhan dari
pembentuk dari kedua masa tersebut merupakan pasar rakyat. Pasar ini mesjid dan hanya menyisakan
berupa istana, balai kerapatan, terletak tidak jauh dari pelabuhan mimbar, tiang empat, dan gerbang.
mesjid, pekan atau pasar, pelabuhan, Pekanbaru. Saat ini pekan tersebut Perubahan bentuk mesjid tersebut
dan perkampungan yang terletak di dikenal dengan nama Pasar Bawah secara langsung ikut menghilangkan
pinggir sungai. Hal tersebut merujuk yang tidak hanya sebagai pasar salah satu bukti dari sejarah
pada analogi hierarki ruang fisik rakyat atau tradisional namun juga
Kota Siak Sri Indrapura (Rijal 2002),
Kesultanan Melaka (Akub 2013), dan
Bandar Kuala Trengganu
(Fazamimah 2007), refersensi dari
analogi tersebut dapat dilihat pada
Tabel 1. Sedangkan pada masa
Kebatinan Senapelan tidak jelas
terlihat dan karakter lanskap Melayu
memudar sejak masa Kolonial
Belanda.

Identifikasi Elemen Pembentuk


Karakterisitik Lanskap Melayu

Kawasan Bandar Senapelan

Identifikasi elemen lanskap Melayu


bertujuan untuk mengetahui
keberadaan dan keadaan elemen
pembentuk karakter lanskap Melayu
Gambar 1. Peta identifikasi karater elemen lanskap Melayu kawasan Bandar
yang ada saat ini sebagai pembentuk Senapelan
kawasan Bandar Senapelan.
Berdasarkan penelusuran sebagai pasar modern sebagai pusat

JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 5 NO 2 2013 9


ARTHA, NURHAYATI, MUNANDAR

perkembangan Kota Pekanbaru. singgah bagi Sultan Siak Sri 6. Komplek Pekuburan Senapelan
Indrapura apabila beliau berkunjung
4. Komplek Makam Marhum ke Senapelan atau Pekanbaru. Pekuburan ini terletak di Jalan
Pekan Ditempat inilah sultan beserta Wakaf, Kelurahan Kampung Bandar
pengiringnya beristirahat untuk Kecamatan Senapelan. Komplek
Komplek makam Marhum Pekan kemudian melanjutkan perjalanan pekuburan ini merupakan bukti
merupakan pemakaman pembesar menuju rumah batu Tuan Qadi otentik dari keberadaan komunitas
Kerajaan Siak yang pernah (Istiawan et al 2012). Dalam kurun masyarakat Senapelan sejak zaman
memerintah di Senapelan. Makam waktu yang panjang, kepemilikan dulu. Di dalam komplek
ini terletak bersebelahan dengan rumah ini sempat berganti-ganti pemakaman ini terdapat makam
Mesjid Raya Pekanbaru dan masih hingga akhirnya dimiliki oleh baru dan makam kuno, dan secara
ada sampai sekarang. Di dalam Pemerintah Kota Pekanbaru pada historis pekuburan ini memiliki nilai
komplek makam ini terdapat makam tahun 2011. Secara umum bangunan penting yaitu di pekuburan ini
pembesar Kerajaan Siak, yaitu ini berbahan kayu kecuali pada terdapat makam tokoh-tokoh
makam Sultan Abdul Jalil Alamudin bagian muka rumah yaitu tangga penting (Mulyono 2012).
Syah atau yang dikenal dengan dan kolom tiang yang berbahan batu Berdasarkan hasil survei keberadaan
nama Raja Alam yang merupakan dan rumah ini memilik bentuk saat ini, pemakaman ini berfungsi
sultan ke 4 dari Kerajaan Siak. Selain panggung beratap “belah bubung”. sebagai pemakaman khusus untuk
makam Sultan Siak 4 terdapat juga Saat ini bangunan sudah tidak agama Islam dan pemakaman ini
makam Sultan Siak ke 5 yaitu Sultan berfungsi sebagai tempat tinggal. dikelola oleh sebuah badan yang
Muhammad Ali Abdul Jalil Kondisi fisik bangunan saat ini bernama Badan Pengelola Pandam
Muazzam Syah atau yang dikenal masih asli, namun dibeberapa bagian Pekuburan Islam Senapelan (BP3IS).
dengan nama Marhum Pekan, serta terdapat kerusakan.
makam keluarga kerajaan dan Elemen Prioritas Pembentuk
pembesar-pembesar yang pernah Ketiga, rumah Hajah Ramnah Yahya. Karakteriktik Lanskap Melayu
memerintah di Senapelan. Komplek Karakter fisik rumah ini merupakan
ini merupakan salah satu bukti rumah panggung beratap “belah Dari hasil AHP (Gambar 4)
sejarah Kota Pekanbaru dan bubung” dengan tambahan atap di didapatkan bahwa komponen
memiliki nilai yang tinggi dan masih bawah atap utamanya dan telah pembentuk karakteristik lanskap
terawat hingga kini. Saat ini kompek mengalami pemugaran dengan tetap Melayu yang utama adalah area
makam ini dijaga oleh seorang juru mempertahankan bentuk aslinya. bersejarah 0,369 (36,9%), diikuti area
pelihara yang berkerja di bawah Kondisinya saat ini masih sangat publik 0,350 (35%), dan arsitektur
pengawasan Balai Pelestarian terawat dan di fungsikan sebagai bangunan 0,281 (28,1%). Terpilihnya
Peninggalan Purbakala Wilayah tempat kegiatan masyarakat yaitu komponen area bersejarah sebagai
Kerja Sumatera Barat, Riau dan tempat pembuatan tenun Siak. prioritas utama pembentuk
Kepulauan Riau yang berpusat di Keempat, rumah Haji Sulaiman karakteristik lanskap Melayu karena
Batusangkar, Sumatetra Barat. India di kelurahan Kampung Dalam. area atau kawasan tersebut
Rumah ini merupakan salah satu menyimpan informasi kegiatan
5. Rumah-rumah tua rumah berarsitektur Melayu di manusia pada masa lampau serta
kawasan Senapelan, berupa rumah mengandung benda, bangunan,
Di kawasan Kecamatan Senapelan panggung dengan atap limas. struktur yang paling kuat mewakili
terdapat tinggalan bangunan- Rumah ini masih difungsikan lanskap Melayu.
bangunan yang bercirikan arsitektur sebagai rumah tinggal, namun
Melayu. Pertama rumah batu Tuan kondisi fisik rumah saat ini kurang Keputusan yang harus diambil
Qadi yang merupakan rumah salah terawat, sehingga perlu adanya terhadap keberadaan elemen
satu tokoh penting Kerajaan Siak perhatian khusus baik dari pemilik lanskap Melayu pada area bersejarah
yaitu Tuan Qadi atau hakim agung rumah saat ini maupun pemerintah. adalah “penetapan”. Hal ini dapat
yaitu Haji Zakaria. Rumah yang Kelima, rumah Honolulu. dipahami bahwa proses penetapan
dibangun pada tahun 1928, Berdasarkan hasil survei belum elemen dan area bersejarah
merupakan rumah tempat tinggal diketahui dengan pasti kenapa merupakan prioritas utama yang
sultan apabila berkunjung ke rumah ini disebut sebagai “Rumah berimplikasi pada tindakan
Senapelan (Istiawan et al 2012). Honolulu”, tetapi yang jelas rumah pemberian status Cagar Budaya.
Rumah ini telah mengalami ini merupakan salah satu rumah Pada saat ini kawasan Kota
renovasi, dan meskipun terdapat berarsitektur Melayu berupa rumah Pekanbaru yang mengandung
penambahan pada bagian belakang panggung dengan atap limas yang tinggalan bersejarah terkait lanskap
sisi selatan dan samping bangunan, didominasi bahan kayu serta Melayu dan bersifat kebendaan
namun secara umum tidak dibeberapa bagian berbahan batu. (tangible) berupa benda, bangunan,
mengalami perubahan bentuk Keadaan rumah honolulu saat ini struktur, dan satuan ruang geografis
(Mulyono 2012). Kedua, rumah kayu tidak terawat dan hampir diseluruh belum mendapatkan status Cagar
Tuan Qadi. Pada masa lalu bagian badan dan kepala bangunan Budaya. Tindakan lainnya yang
bangunan ini merupakan rumah mengalami kerusakan. perlu dilakukan sebagai upaya

10 JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 5 NO 2 2013


ARTHA, NURHAYATI, MUNANDAR

pelestarian yaitu melalui bagi pengembangan potensi Cagar Senapelan selain dilindungi, juga
perlindungan, dan pengembangan. Budaya bagi kepentingan aktivitas dapat dimanfaatkan atau
masyarakat, kehidupan budaya dikembangkan sebagai kawasan
Rekomendasi Perlindungan dan tradisional, keagamaan, dan wisata sejarah kota Melayu
Pengembangan kepariwisataan. Pekanbaru sebagai usaha dalam
peningkatan potensi nilai, informasi,
Pembentuk Karakteristik Lanskap Upaya perlindungan terhadap aset- dan promosi Cagar Budaya. Konsep
Melayu aset bersejarah yang terdapat pada dasar pengembangan wisata ini
zona inti, bertujuan sebagai upaya adalah “wisata sambil belajar”.
Berdasarkan hasil AHP, diperoleh mencegah dan menanggulangi dari Konsep ini semacam sebuah
keputusan area bersejarah sebagai kerusakan, kehancuran, atau perjalanan wisata dari satu obyek ke
elemen prioritas. Area bersejarah kemusnahan. Upaya pelestarian obyek sejarah lainnya untuk
pada kawasan Bandar Senapelan ini tersebut dilakukan dengan cara memahami nilai sejarah obyek-objek
mencakup wilayah Kelurahan pemugaran. Pemugaran terhadap wisata tersebut. Sedangkan untuk
Kampung Bandar dan Kelurahan aset-aset bersejarah ini sebagai pengembangan di seluruh Kota
Kampung Dalam, kedua kelurahan upaya pengembalian kondisi fisik Pekanbaru, bertujuan untuk
ini terletak dalam wilayah yang mengalami kerusakan dengan meningkatkan identitas kota. Gaya
Kecamatan Senapelan (Gambar 2). cara memperbaiki, memperkuat, dan pada bangunan dan ragam hias pada
Tindakan yang dilakukan terhadap mengawetkannya melalui pekerjaan elemen tangible yang terdapat pada
area bersejarah ini berupa penetapan rekonstruksi, konsolidasi, kawasan bersejarah Bandar
sebagai kawasan Cagar Budaya rehabilitasi, dan restorasi. Senapelan, dapat diterapkan
melalui dukungan aspek legal. replikanya pada urban design Kota
Setelah dilakukannya penetapan, Konsekuensi dengan adanya zonasi Pekanbaru (Tabel 2).
untuk keperluan manajemen ini, maka perlu adanya pendekatan
perlindungan maka perlu dilakukan dalam pengelolaan lingkungan yang SIMPULAN
pembagian wilayah (zonasi) dapat dilakukan dengan cara
Perkembangan karakteristik lanskap
kawasan perlindungnya (Gambar 6). menerapkan sistem insentif dan
Melayu di Pekanbaru berlangsung
Sesuai dengan UU No. 11 Tahun disinsentif. Sistem insentif
dalam empat periode, dari empat
2010 tentang Cagar Budaya, maka diberlakukan pada masyarakat
periode tersebut karakteristik
area bersejarah dibagi menjadi tiga maupun pemilik Cagar Budaya yang
lanskap Melayu Kota Pekanbaru
zona, yaitu zona inti, zona telah melakukan kewajibannya
terlihat jelas pada dua masa yaitu
penyangga, dan zona melindungi Cagar Budaya dengan
masa menjadi pusat pemerintahan
pengembangan. Zona inti adalah tujuan untuk menjaga dan
Kerajaan Siak dan masa menjadi
area perlindungan utama untuk meningkatkan kualitas lingkungan.
Propinsi Negeri Pekanbaru dari
menjaga bagian terpenting Cagar Sedangkan sistem disinsentif
sepuluh propinsi di Kerajaan Siak.
Budaya, dan zona penyangga adalah bertujuan untuk menanggulangi
Berdasarkan hasil penelusuran
area yang melindungi zona inti, zona kerusakan lingkungan pada
keberadaan elemen pembentuk
ini meliputi daerah diluar zona inti. kawasan area bersejarah.
karakteristik lanskap Melayu di kota
Pekanbaru, dapat diketahui
keberadaan, fungsi, dan karakter
fisiknya hingga sekarang yaitu di
Kecamatan Senapelan berupa
kawasan Pelabuhan, Pasar, Mesjid
Raya Pekanbaru, Makam Marhum
Pekan, dan bangunan-bangunan
yang mencirikan Arsitektur Melayu.
Berdasarkan hasil dari penilaian
AHP, elemen pembentuk paling kuat
adalah komponen area bersejarah,
sedangkan alternatif keputusan yang
menjadi prioritas utama adalah
penetapan. Tindakan yang
dilakukan terhadap area bersejarah
kawasan Bandar Senapelan berupa
penetapan sebagai kawasan Cagar
Budaya melalui dukungan aspek
legal. Untuk keperluan manajemen
perlindungan, maka perlu dilakukan
Gambar 2. Peta delineasi area bersejarah kawasan Bandar Senapelan pembagian wilayah (zonasi). Zonasi
tersebut dibagi menjadi tiga yaitu
Sedangkan zona pengembangan Kemudian untuk pengembangan
zona inti, zona penyangga, dan zona
adalah area yang diperuntukkan kawasan bersejarah Bandar

JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 5 NO 2 2013 11


ARTHA, NURHAYATI, MUNANDAR

pengembangan. Kawasan bersejarah DAFTAR PUSTAKA tarian Peninggalan Purbakala


[BP3] Batusangkar

Margana S, Barjiyah U. 2010. Kota-Kota


di Jawa: Identitas, Gaya Hidup
dan Permasalahan Sosial. Yogya-
karta: Penerbit Ombak

Mulyono AT, Sugiharta S. 2012. Pengelo-


laan Kawasan Bandar Senapelan,
Identifikasi Awal dan Aplikasi
Konsep Manajemen Sumber Daya
Budaya pada Warisan Budaya
Kawasan Perkotaan di Kota Pe-
kanbaru. Batusangkar: Balai Pe-
lestarian Cagar Budaya [BPCB]
Wilayah Kerja Provinsi Sumatera
Barat, Riau, dan Kepulauan Riau

Nazir M. 2011. Metode Penelitian. Bogor:


Penerbit Ghalia Indonesia

[PKP] Pemerintah Kota Pekanbaru. 2012.


Gambar 3. Peta zonasi Kawasan perlindungan area bersejarah Bandar Visi Misi Kota Pekanbaru [inter-
Senapelan net]. [diunduh 2012 Oktober
2012]. Tersedia pada:
Akub AH, Arifin NFM. 2013. Pentingnya
Bandar Senapelan, diusulkan untuk http://www.pekanbaru.go.id.
Kita Mengambil Tahu Adanya
dikembangkan sebagai kawasan Bandar Melayu Tradisi dalam
wisata sejarah memakai konsep Penyediaan Kajian Rancangan Rijal M. 2002. Kajian Karakteristik Pola
“wisata sambil belajar”, yaitu Pemajuan untuk Jadikannya Asas Ruang Kota Pinggiran Sungai
perjalanan wisata dari satu obyek ke Pemeliharaan Warisan Negara. Siak di Kota Siak Sri Indrapura-
Jurnal MIP E-Bulletin Volume Riau. [Tesis]. Universitas Dipo-
obyek sejarah lainnya untuk
1(3):2-7/September 2013. [inter- negoro-Semarang: Program Ma-
memahami nilai sejarah obyek-objek
net]. [diacu 2013 desember 21]. gister Teknik Arsitektur Universi-
wisata tersebut. Sedangkan untuk tas Diponegoro
Tersedia dari: http: // www.
pengembangan di seluruh Kota
mip. org.
Pekanbaru, gaya arsitektur, ragam my/doc/e%20Bulletin% 20 Sept Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan
hias, dan warna, replikanya dapat % 20 2013.pdf. Bagi Para Pemimpin, Proses Hie-
diterapkan pada urban design Kota rarki Analitik untuk Pengambilan
Pekanbaru. Fazamimah N. 2007. Role of Cultural Keputusan dalam Situasi yang
Landscape in Improving The Kompleks. Jakarta: PT. Pustaka
Identity of The Kuala Terengganu Binaman Pressindo
oleh UF, dikombinasikan dengan
Town Centre sebagai Bandar Me-
persepsi pengguna dan masyarakat
layu Bersejarah, Thesis for Master Suwardi MS. 2006. Dari Kebatinan Sena-
sekitar.Selain itu, untuk lebih
of Science (Urban and Regional pelan Kebandaraya Pekanbaru.
memperkuat hasil penelitian ini, Planning. Johor Bahru : Universiti Pekanbaru: Pemerintah Kota Pe-
diharapkan ada penelitian tambahan Teknologi Malaysia [internet]. kanbaru
untuk menguji hasil desain KPSB ini. [diacu 2013 desember 21]. Terse-
Penelitian yang dimaksud antara dia dari: Wahyuni E, Aris M. 2010. Studi Elemen
lain adalah studi kelayakan hasil http://eprints.utm.my/10059/. Mental Map Kota Pekanbaru. J
produksi maupun studi kelayakan Lansk Indones.2(1): 53-58.
kualitas lingkungan, agar desain ini Istiawan B, Amril F, Rafki R, Afriyondri,
benar-benar bisa diimplementasikan Fazri H. 2012. Laporan Studi Zein AB. 1999. Masjid-Masjid Bersejarah
dan memberikan manfaat bagi Teknis Arkeologis Rumah Adat di Indonesia. Jakarta: Gema Insa-
banyak pihak. Melayu Riau. Dinas Kebudayaan ni Press.
dan Pariwisata Kota Pekanbaru
bekerja sama dengan Balai Peles-

12 JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 5 NO 2 2013

You might also like