You are on page 1of 25

KAJIAN LAMA PEMBEKUAN DAN JENIS DAGING TERHADAP

KUALITAS DAGING SAPI (Bos primigenius taurus), AYAM BROILER


(Gallus domesticus), IKAN PATIN (Pangasius sp) DAN DAGING KAMBING
(Capra aegagrus hircus) YANG DITHAWING.

ARTIKEL

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Tugas Akhir


Program Studi Teknologi Pangan

Oleh :
Fhanzy Saepul Rachmat
13.302.0011

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2017
Fhanzy Saepul Rachmat (133020011)
Kajian Lama Pembekuan dan Jenis Daging Terhadap Kualitas Daging Sapi (Bos primigenius
Taurus), Ayam Broiler (Gallus domesticus), Ikan Patin (Pangius sp) dan Daging Kambing (Capra
aegagrus hircus) yang Dithawing

KAJIAN LAMA PEMBEKUAN DAN JENIS DAGING TERHADAP


KUALITAS DAGING SAPI (Bos primigenius taurus), AYAM BROILER
(Gallus domesticus), IKAN PATIN (Pangasius sp) DAN DAGING KAMBING
(Capra aegagrus hircus) YANG DITHAWING.

Fhanzy Saepul Rachmat *)


Dr. Tantan Widiantara, ST., MT. **) Dr. Ir. Yudi Garnida, MS. ***)

*) Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Pasundan Bandung


**) Dosen Pembimbing Utama, ***) Dosen Pembimbing Pendamping

Email : Fhanzy.Rachmat22@gmail.com

ABSTRACT
This research aims to study and analyse the freesing long study and the type of meat
to quality beef (Bos primigenius taurus), broiler chicken (Gallus domesticus), fish catfish
(Pangius sp) and goat meet (Capra aegagrus hircus) in the thawing.
preliminary research and primary research. Preliminary research on the method of
election is the champion and thawing on broiler chicken meat with the analysis of the levels
of the protein. The main research was done using 4x2 factorial experiment design pattern in a
random design group (RAK) consisting of 2 factors, namely a long freeze 14 days and 20 day,
as well as the factors type of beef, chicken broile, meat fish and catfish goat meat with
deutonomy as much as 3 times.
The result of preliminary research which include analysis of protein levels on broiler
chicken meat using some method of thawing obtained resutl of selectd method using
microwave thawing at temperature of 30oC with decreased levels of protein most low of 1.21
%. The result of the research show that the main factor of the old chemical response to the
freezing of water of water content, levels, and the levels of protein, microbiology test
response TPC, as well as the response of organoleptic color, texture and scent on meat that
has been frozen, meat type factor effect on the chemical response of water content, and the
levels of protein, microbiology test response TPC, as well as the response of organoleptic
color, texture and scent meat that has been frozen, but has no effect against a chemical
response levels of grey and the interaction between the long freezing meat types and effect on
the response organoleptic attribute color and scent of the attribute.

Keywords: Thawing, Beef, Chicken, fish, goat meat.

I PENDAHULUAN mengalami peningkatan menjadi 485.826


ton. Rata-rata produksi daging sapi
1.1. Latar Belakang nasional mencapai 3,44 %. Produksi daging
sapi yang sangat tinggi memiliki banyak
Di Indonesia, daerah sentra
potensi untuk dikembangkan serta untuk
produksi sapi pedaging adalah Provinsi
memenuhi permintaan pasar dalam negeri
Jawa Timur, dimana pada tahun 2012 dapat
dan ekspor ke luar negeri (Departemen
menghasilkan sekitar 110.762 ton / tahun,
Pertanian, 2016).
sedangkan untuk daerah provinsi lainnya
Daerah sentra produksi ayam
seperti Provinsi Jawa Barat pada tahun
pedaging adalah Provinsi Jawa Barat.
2012 dapat menghasilkan daging sapi
Produksi daging ayam bersifat fluktuatif
sebanyak 74.312 ton per tahun. Produksi
terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada
daging sapi bersifat fluktuatif terus
tahun 2012 untuk Provinsi Jawa Barat
meningkat, pada tahun 2012 untuk Provinsi
dapat menghasilkan daging ayam sebanyak
Jawa Barat dapat menghasilkan daging sapi
498.862 ton, pada tahun 2015 mengalami
sebanyak 74.312 ton, pada tahun 2015

1
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

peningkatan menjadi 529.932 ton. Rata-rata Daging ayam broiler (Gallus


produksi daging ayam nasional mencapai domesticus) adalah bahan makanan yang
3,44 %. Produksi daging ayam yang sangat mengandung gizi tinggi, memiliki rasa dan
tinggi memiliki banyak potensi untuk aroma yang enak, tekstur yang lunak dan
dikembangkan (Departemen Pertanian, harga yang relatif murah, sehingga disukai
2016). hampir semua orang. Komposisi kimia
Indonesia merupakan daerah daging ayam terdiri dari protein 18,6%,
sentra produksi ikan patin. Provinsi lemak 15,06%, air 65,95% dan abu 0,79%
Sumatra Selatan dan Provinsi Riau (Stadelman et al., 1988, dalam Suradi,
merupakan daerah penghasil ikan patin 2006).
tertinggi. Produksi ikan patin bersifat Ikan patin (Pangasius sp) adalah salah
fluktuatif terus meningkat dari tahun ke satu jenis ikan yang paling banyak diminati
tahun, pada tahun 2013 Indonesia oleh masyarakat Indonesia dari berbagai
menghasilkan ikan patin sebanyak 383 ton. lapisan. Hal ini disebabkan harganya yang
Pada tahun 2014 mengalami peningkatan terjangkau, sehingga pemanfaatan ikan
menjadi 1.883 ton. Rata-rata produksi ikan patin terdistribusi secara merata hampir di
patin nasional mencapai 29 % (Dinas seluruh pelosok tanah air. Budidaya ikan
Peternakan dan Perikanan, 2015). patin berkembang pesat di daerah Jawa
Indonesia merupakan daerah Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu
sentra produksi kambing. Provinsi Sumatra dan Kalimantan (Suryaningrum, 2008).
Jawa Barat merupakan daerah penghasil Kambing (Capra aegagrus hircus)
kambing tertinggi. Produksi kambing merupakan salah satu komoditas
bersifat fluktuatif terus meningkat dari peternakan yang memiliki angka populasi
tahun ke tahun, pada tahun 2012 Indonesia tinggi di Indonesia. Permintaan terhadap
menghasilkan kambing sebanyak 44,357 daging kambing cukup tinggi karena selain
ton. Pada tahun 2015 mengalami untuk dikonsumsi harian juga dibutuhkan
peningkatan menjadi 48,074 ton. Rata-rata dalam ibadah qurban bagi umat Islam di
produksi kambing nasional mencapai 7,97 Indonesia setiap tahun. Populasi kambing
% (Dinas Peternakan, 2015). nasional mengalami peningkatan setiap
Daging sapi lokal (Bos tahunnya berkisar 1,9-5,6% pada kurun
primigenius taurus) merupakan salah satu waktu 2009-2013. Populasi kambing pada
andalan untuk memenuhi kebutuhan daging tahun 2009 sebanyak 15,81 juta ekor dan
dalam negeri, meskipun tingkat meningkat menjadi 18,57 juta ekor pada
produktivitas dan kualitas dagingnya relatif tahun 2013 (Ditjen PKH, 2013).
rendah (Priyanto, 2015). Daging merupakan bahan yang penting
Daging sapi merupakan pangan dalam memenuhi kebutuhan gizi, karena
asal ternak yang mengandung zat-zat gizi daging mengandung protein yang cukup
bernutrisi tinggi yang sangat layak tinggi dengan asam amino esensial yang
dikonsumsi manusia. Kandungan gizi lengkap. Selain itu daging merupakan salah
daging sebagian besar terdiri dari air (65- satu komoditi pertanian yang dibutuhkan
80)%, protein (16-22)%, lemak (1,5-13)%, untuk memenuhi kebutuhan gizi (Anjarsari,
substansi non protein nitrogen sekitar 1,5 2010).
%, karbohidrat dan mineral sebesar 1,0 % Menurut Suryani (2010), dalam
(Judge, 1989, dalam Utami, 2007). Wardani dan Wudjanarko (2013), daging
Unggas merupakan sumber makanan adalah salah satu komoditi sumber protein
yang paling banyak dikonsumsi. Daging hewani untuk memenuhi kebutuhan zat-zat
unggas merupakan sumber protein yang gizi dalam tubuh, karena protein daging
baik, karena mengandung asam-asam mengandung susunan amino yang lengkap.
amino esensial yang lengkap dalam Secara umum konsumsi protein masyarakat
perbandingan jumlah yang baik. Selain itu Indonesia sehari-hari masih dibawah
serat-serat dagingnya pendek dan lunak kebutuhan minimum, terutama protein
sehingga mudah dicerna (Anjarsari, 2010). hewani dikarenakan harga protein hewani

2
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

yang relatif mahal dari hari ke hari dan 3. Apakah interaksi antara lama
sumber bahan bakunya yang terbatas. pembekuan dan jenis daging
Penanganan daging sebelum berpengaruh terhadap kualitas daging
melalui proses lebih lanjut agar dapat yang telah melalui proses thawing?
menghambat pertumbuhan
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
mikroorganisme dan dapat
memperpanjang umur simpan yaitu Maksud penelitian ini adalah
dengan cara pembekuan, untuk Untuk mengetahui dan menentukan lama
pembakuan terbaik pada daging sapi,
meminimalisir kerusakan daging yang
daging ayam, daging kambing, dan daging
selanjutnya akan dilakukan proses ikan patin, yang telah dilakukan proses
thawing, yaitu proses penyegaran thawing.
kembali. Proses thawing ini akan Tujuan dari penelitian ini adalah
berpengaruh terhadap kandungan zat Untuk mempelajari dan menganalisis
yang terkandung dalam bahan, Nutrisi pengaruh lama pembekuan dan jenis
daging beku akan terlarut dalam air daging terhadap kualitas daging sapi,
daging ayam, daging kambing, dan daging
dan hilang bersama cairan daging
ikan patin yang telah dilakukan proses
yang keluar selama proses thawing.
penyegaran kembali (thawing) yang
disebut sebagai drip, merupakan 1.4. Manfaat Penelitian
hilangnya beberapa komponen nutrisi 1. Meningkatkan pengetahuan tentang
daging yang ikut bersama keluarnya proses dan metode thawing.
cairan daging seperti, garam, protein, 2. Mengetahui metode thawing terbaik
asam-asam amino dan vitamin- dengan lama pembekuan dan jenis
vitamin (Wanniate, 2014). daging yang berbeda.
Banyaknya metode thawing yang dapat 3. Mengetahui penurunan kualitas daging
digunakan selama penyegaran kembali setelah dilakukan proses thawing
menimbulkan kesulitan dan kebingungan dengan lama pembekuan dan jenis
dalam pemilihan metode thawing yang daging berbeda.
terbaik, sehingga perlu diketahui kelebihan 4. Mengetahui pengaruh lama pembekuan
dan kekurangan dari setiap metode thawing dan jenis daging terhadap kualitas
yang digunakan, karena itu peneliti daging yang telah dilakukan proses
menjadikan metode thawing sebagai bahan thawing.
penelitian agar dapat mengetahui kelebihan
dan kekurangan dari setiap metode thawing 1.5. Kerangka Pemikiran
yang dilakukan, serta pengaruh metode Daging adalah salah satu komoditi
thawing terhadap kandungan zat dalam sumber protein hewani yang dibutuhkan
daging setelah dilakukan proses thawing. untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat
gizi protein, karena protein daging
1.2. Identifikasi Masalah mengandung susunan amino yang lengkap.
Berdasarkan uraian latar belakang Secara umum konsumsi protein masyarakat
diatas maka masalah yang dapat Indonesia sehari-hari masih dibawah
diidentifikasi sebagai berikut: kebutuhan minimum, terutama protein
1. Apakah lama pembekuan berpengaruh hewani dikarenakan harga protein hewani
terhadap kualitas daging yang telah yang relatif mahal dari hari ke hari dan
melalui proses thawing? sumber bahan bakunya yang terbatas
2. Apakah jenis daging yang berbeda (Widjanarko ,2013).
berpengaruh terhadap kualitas daging Daging sapi lokal (Bos
yang telah melalui proses thawing? primigenius taurus) merupakan salah satu
andalan untuk memenuhi kebutuhan daging

3
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

dalam negeri, meskipun tingkat proses pengolahan selanjutnya (Lawrie,


produktivitas dan kualitas dagingnya relatif 1979, dalam Nazhar, 2012)
rendah (Priyanto, 2015). Temperatur pembekuan serta
Daging sapi merupakan pangan temperatur thawing sangat berpengaruh.
asal ternak yang mengandung zat-zat gizi Hal tersebut berhubungan dengan
bernutrisi tinggi yang sangat layak kecepatan pembekuan yang akan
dikonsumsi manusia. Kandungan gizi menghasilkan drip pada saat thawing.
daging sebagian besar terdiri dari air (65- Temperatur -10oC akan menghasilkan drip
80)%, protein (16-22)%, lemak (1,5-13)%, yang lebih banyak dibandingkan -200C,
substansi non protein nitrogen sekitar sehingga mineral dalam drip lebih banyak
1,5%, karbohidrat dan mineral sebesar yang mengakibatkan kadar mineral dalam
1,0% (Judge, 1989, dalam Utami, 2007). daging berkurang (Lawrie, 1979, Widati,
Unggas merupakan sumber 2008).
makanan yang paling banyak dikonsumsi. Lawrie (1979), dalam Widati
Daging unggas merupakan sumber protein (2008), menyatakan didalam drip
yang baik, karena mengandung asam-asam terkandung beberapa mineral, sedangkan
amino esensial yang lengkap dalam jumlah drip dipengaruhi oleh kecepatan
perbandingan jumlah yang baik. Selain itu pembekuan dan pH.
serat-serat dagingnya pendek dan lunak Laju thawing yang semakin lama
sehingga mudah dicerna (Anjarsari, 2010). tidak selalu diikuti dengan semakin
Daging ayam broiler (Gallus meningkatnya jumlah drip. Suhu yang
domesticus) adalah bahan makanan yang digunakan dalam proses thawing
mengandung gizi tinggi, memiliki rasa dan berpengaruh langsung dalam menentukan
aroma yang enak, tekstur yang lunak dan laju thawing, Semakin tinggi suhu maka
harga yang relatif murah, sehingga disukai laju thawing akan semakin cepat demikian
hampir semua orang. Komposisi kimia pula sebaliknya. Thawing yang dilakukan
daging ayam terdiri dari protein 18,6%, dalam udara dingin 3-5oC berlangsung
lemak 15,06%, air 65,95% dan abu 0,79% paling lama yakni 3 jam 20 menit justru
(Stadelman et al., 1988, dalam Suradi, menunjukan rata-rata persentase drip
2006). paling rendah, thawing dengan air hangat
Ikan patin (Pangasius sp) adalah pada suhu 40oC berlangsung yakni selama
salah satu jenis ikan yang paling banyak 2 jam 43 menit dan untuk thawing pada air
diminati oleh masyarakat Indonesia dari mengalir pada suhu 27oC berlangsung
berbagai lapisan, karena harganya yang selama 34 menit 38 detik (Rahmawati,
terjangkau, sehingga pemanfaatan ikan 2011).
patin terdistribusi secara merata hampir di Menurut Utami (2007), persentase
seluruh pelosok tanah air. Budidaya ikan drip menunjukan rata-rata metode thawing
patin berkembang pesat di daerah Jawa menggunakan metode mendiamkan sampel
Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu dalam udara terbuka pada suhu 27,5oC
dan Kalimantan (Suryaningrum, 2008). yaitu sebesar 13,04 %, sedangakan rata-
Daging kambing (Capra aegagrus rata drip terendah sebesar 5,51 %
hircus) tergolong ke dalam daging merah, ditunjukan dengan metode thawing
memiliki kadar lemak total dan kalori yang mendiamkan sampel dalam udara dingin
rendah, sehingga ia dianggap sebagai pada suhu 3-5oC, untuk metode thawing
daging sehat. Daging kambing telah dengan air mengalir pada suhu kamar 27 oC
digunakan sebagai makanan terapi pada dan metode thawing dengan air hangat
pasien hiperlipemik di rumah sakit Staten 40oC masing-masing sebesar 12,37 % dan
Island Medical Center (Mirdhayati, 2014). 8,58 %.
Thawing merupakan suatu proses Lama pelayuan dan thawing
pencairan kembali atau sering disebut juga daging sebelum dibekukan akan
proses pelayuan pada bahan yang telah meningkatkan jumlah cairan daging segar
dilakukan proses pembekuan sebelum (weep) dan cairan daging beku (drip) yang
keluar pada saat pencairan kembali

4
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

(thawing), yang akan menyebabkan


terjadinya penurunan kandungan gizi 1.6. Hipotesis Penelitian
daging karena sebagian zat-zat dalam Berdasarkan uraian pada kerangka
daging ikut terlarut dalam drip (Lawrie, pemikiran di atas maka hipotesa yang dapat
1979 dan Judge et al.,1989, dalam Lupoyo, dikemukakan sebagai berikut :
2013). (1). Lama pembekuan diduga berpengaruh
Kadar protein daging beku dengan terhadap kualitas daging yang telah
perlakuan perbedaan temperatur melalui proses thawing.
menunjukkan pada temperatur -20oC (2). Jenis daging diduga berpengaruh
(20,41%) lebih tinggi dari pada pada terhadap kualitas daging yang telah
temperature -10oC (19,62%), disebabkan melalui proses thawing.
kehilangan nutrisi dalam drip yang keluar (3). Interaksi antara lama pembekuan
pada saat thawing tergantung pada dengan jenis daging diduga
kecepatan pembekuan daging dan proses berpengaruh terhadap kualitas daging
thawing (Forrest et al., 1975 dan Lawrie, yang telah melalui proses thawing.
1979, dalam Widati, 2008).
Menurut Desrosier (1969), dalam 1.7. Tempat dan Waktu Penelitian
Widati (2008), hasil analisis statistik Penelitian telah dilakukan di
menunjukan rata-rata kadar lemak daging Laboraturium Teknologi Pangan
beku tidak mengalami perbedaan. Pada Universitas Pasundan Jl. Setiabudi No. 193
thawing 0 jam menunjukan kadar lemak Bandung dan Laboraturium Balai
yang terendah (1,18%), meningkat pada Penelitian Tanaman, Sayuran, dan
thawing 12 jam (1,29%) dan tertinggi pada Hortikultura Jl. Tangkuban Perahu No. 517
thawing 24 jam (1,42%). Hal ini karena Lembang, Bandung Barat. Waktu
kadar air menurun dengan semakin penelitian dilaksanakan pada Bulan Juli
lamanya thawing, menyebabkan isi sel atau 2017 sampai dengan Bulan September
kadar gizi lainnya semakin meningkat, 2017.
walaupun peningkatan kadar lemak tidak
berbeda nyata. II BAHAN, ALAT, DAN METODE
Menurut Gambuteanu (2013), PENELITIAN
thawing pada daging yang telah dilakukan
proses pembekuan pada suhu -20 oC 2.1. Bahan Penelitian
menggunakan media microwave Bahan yang digunakan dalam
berlangsung pada suhu 20oC, 30oC sampai penelitian ini adalah daging sapi lokal (Bos
suhu 60oC dengan memperhatikan ukuran primigenius taurus) yang didapat dari
bahan baku, karena dapat mempengaruhi daerah Lembang, Kota Bandung, Provinsi
laju serta lama thawing. Jawa Barat, yang dipanen atau pasca
Menurut Lawrie (1979), dalam Widati potong pada umur 1,5-2,5 tahun dengan
(2008), hasil analisis statistik menunjukan berat sekitar 250 kg, daging ayam Broiler
bahwa faktor lama thawing mempengaruhi (Gallus domesticus) yang didapat dari
secara nyata (P<0,05) terhadap penurunan daerah Wanayasa, Kota Purwakarta,
kadar abu daging beku. Kadar abu tertinggi Provinsi Jawa Barat, yang dipanen atau
pada thawing 0 jam (0,41%), kemudian pasca potong pada umur 6-7 minggu
menurun pada thawing 12 jam (0,39%) dan dengan berat 1,5-2,5 kg, daging ikan patin
terendah pada thawing 24 jam (0,38%). Hal (pangasius sp) yang didapat dari daerah
ini karena selama thawing terjadi pelepasan Indramayu, Kota Subang, Provinsi Jawa
Ca dan Na serta penyerapan K ke dalam Barat, yang dilakukan pasca tangkap pada
sarkoplasma oleh protein miofibril yang umur 6 bulan dengan berat 1-2 kg dan
diakibatkan adanya penurunan pH, Ca dan panjang mencapai 35-40 cm, dan daging
Na yang kemudian terlarut bersama weep kambing dengan umur 8 bulan hingga 1
dan drip, thawing yang semakin lama maka tahun yang di dapat dari daerah Lembang,
kemungkinan kadar mineral semakin Bandung Barat, dengan bagian karkas
berkurang. berbeda, yaitu daging sapi dengan bagian

5
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

karkas paha, daging ayam dengan bagian penelitian pendahuluan dengan waktu
karkas dada, daging kambing dengan pembekuan yang berbeda, yaitu 14 hari dan
bagian karkas paha dan untuk ikan patin 20 hari dan jenis daging terhadap kualitas
dengan bagian karkas badan tanpa kepala daging sapi, daging ayam broiler, daging
dan ekor. ikan patin, dan daging kambing.
Bahan kimia yang digunakan Rancangan perlakuan terdiri dari 2
untuk analisis meliputi NaOH, HCL, faktor yang diantaranya sebagai berikut:
Na2SO4, HgO, CuSO4, PP, asam sulfat, Faktor waktu pembekuan (P) dengan
silika gel, alumunium oksida, kalsium taraf yaitu :
sulfat, potasium sulfat, asam nitrat, dan 1. P1 (14 hari)
asam perkhlorat. 2. P2 (20 hari)
2.2. Alat Penelitian Faktor jenis daging (J) dengan taraf
Alat-alat yang digunakan dalam yaitu:
penelitian ini adalah, baskom, pisau, 1. J1 (Daging Sapi)
microwave dengan merk sharp, kapasitas 2. J2 (Daging Ayam Broiler)
suhu 30oC-250oC dan daya listrik sebesar 3. J3 (Daging Ikan Patin)
1500 Watt, deep freezer (lemari pendingin) 4. J4 (Daging Kambing)
merk sanyo dengan suhu 15oC– -40oC, daya Pengamatan akan dilakukan setelah
listik sebesar 220 V atau 625 Watt, daging melalui proses pembekuan.
dilengkapi termometer otomatis, plastik Rancangan percobaan yang digunakan
pembungkus jenis Polietilen (PE), nampan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak
atau baki, dan pinset. Kelompok (RAK) dengan menggunakan
Alat-alat yang digunakan untuk pola faktorial 4 x 2 dengan ulangan
analisis adalah tabung reaksi dengan merk sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 24
pyrex, tabung kjeldahl dengan merk pyrex, satuan percobaan, Faktor P (lama
pemanas kjeldahl dengan merk emil boro, pembekuan) sebagai petak utama dan
alat destilasi dengan merk gold line, buret faktor J (jenis daging) sebagai anak petak.
50 ml dengan merk pyrex, erlenmeyer 250 2.4. Prosedur Penelitian
ml dengan merk pyrex, spatula, kertas 2.4.1. Prosedur Penelitian Pendahuluan
timbang, batu didih, gelas ukur dengan 1. Dressing / Pemotongan
merk pyrex, pipet tetes, corong, kurs Daging ayam yang akan memasuki
porselen, desikator dengan merk gold line, proses thawing terlebih dahulu dilakukan
eksikator dengan merek quckfit, neraca proses dressing / pemotongan dipisahkan
analitik dengan merk percisia berkapasitas dari bagian kulit, bulu dan tulang, lalu
maksimal 4200 g dan minimal 0,5 g, dan dilakukan proses pemotongan pada bagian
tanur dengan suhu diatas 10000C. yang sudah ditentukan, diambil bagian
2.3. Metode Penelitian dada, dengan tujuan untuk mempermudah
2.3.1. Penelitian Pendahuluan proses thawing, untuk memperluas
Tujuan dari penelitian permukaan daging serta mempermudah
pendahuluan ini adalah menentukan proses pengemasan sebelum dilakukan
metode thawing terpilih. dengan metode proses pembekuan, proses dressing
yang digunakan adalah menggunakan dilakukan dengan menggunakan alat-alat
microwave, air mengalir, air panas, dan seperti, pisau, wadah/nampan, dan talenan.
suhu ruangan. Kriteria penilaian thawing 2. Penimbangan
yang terpilih dilihat dari kandungan protein Penimbangan dilakukan dengan
pada daging beku setelah dilakukan proses alat berupa timbangan digital, dengan cara
thawing dengan pengujian kadar protein menimbang setiap sempel daging yang
dengan menggunakan metode Kjehdahl. telah dipotong sesuai ukuran dan berat
yang telah ditentukan yaitu sekitar 100
2.3.2. Penelitian Utama gram sampel per potong yang selanjutnya
Tujuan penelitian utama yaitu akan dilakukan proses pengemasan.
kajian lama pembekuan dan jenis daging 3. Pengemasan
menggunakan metode thawing terpilih dari

6
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

Proses pengemasan dilakukan diambil bagian paha, dan untuk daging ikan
dengan cara mengemas secara langsung diambil bagian badan ikan tanpa kepala dan
daging yang telah dipotong dan ditimbang ekor, dengan tujuan untuk mempermudah
menggunakan pengemas plastik dengan proses thawing, untuk memperluas
jenis PE (polietilen) yang mempunyai sifat permukaan daging serta mempermudah
permeabel lebih tinggi dibandingkan bahan proses pengemasan sebelum dilakukan
pengemas plastik lainnya, bertujuan untuk proses pembekuan, proses dressing
melindungi bahan yang akan dilakukan dilakukan dengan menggunakan alat-alat
proses pembekuan. seperti, pisau, wadah/ nampan, dan talenan.
4. Pembekuan 2. Penimbangan
Proses pembekuan dilakukan pada Penimbangan dilakukan dengan alat
suhu -20oC dengan waktu 14-20 hari, berupa timbangan digital, dengan cara
menggunakan alat refrigator, pembekuan menimbang setiap sampel daging yang
dilakukan secara bersamaan atau serentak, telah dipotong sesuai ukuran dan berat
dengan tujuan agar daging dapat beku yang telah ditentukan yaitu sekitar 100
secara menyeluruh dan merata, yang dapat gram sampel per potong.
mempengaruhi hasil proses thawing dan 3. Pengemasan
proses analisis kualitas daging. Proses pengemasan dilakukan dengan
5. Thawing cara mengemas secara langsung daging
Proses thawing adalah proses yang telah dipotong dan ditimbang
pencairan kembali suatu bahan yang telah menggunakan pengemas plastik dengan
dilakukan proses pembekuan. Thawing jenis PE (polietilen) yang mempunyai sifat
dilakukan menggunakan microwave pada permeabel lebih tinggi dibandingkan bahan
suhu 30˚C selama 2 jam 8 menit, air pengemas plastik lainnya, bertujuan untuk
mengalir pada suhu 27˚C selam 1 jam 15 melindungi bahan yang akan dilakukan
menit, air hangat dengan suhu 40˚C selama proses pembekuan.
57 menit dan pada suhu ruang dengan suhu 4. Pembekuan
27,5˚C selama 2 jam 52 menit. Bertujuan Proses pembekuan dilakukan pada
untuk mendapatkan metode terbaik atau suhu -20oC dengan waktu 14 dan 20 hari,
metode terpilih yang akan digunakan pada menggunakan alat refrigator, dengan
penelitian utama. Kriteria penilaian tujuan agar daging dapat beku secara
thawing yang terpilih dilihat dari menyeluruh dan merata, yang dapat
penurunan kadar protein yang diuji mempengaruhi hasil proses thawing dan
menggunakan metode kjehdahl. proses analisis kualitas daging.
6. Analisis Kimia 5. Thawing
Analisis kimia yang dilakukan meliputi Proses thawing adalah proses
uji kadar protein menggunakan metode pencairan kembali suatu bahan yang telah
kjehdahl, sehingga dapat diketahui kadar dilakukan proses pembekuan. Thawing
protein total dalam daging yang telah dilakukan dengan metode yang telah
dilakukan proses thawing. terpilih dari penelitian pendahuluan.
Dengan tujuan hasil dari thawing dapat
2.4.2. Prosedur Penelitian Utama dijadikan perbandingan untuk pemilihan
Prosedur penelitian utama meliputi metode thawing yang dapat digunakan
beberapa tahap yaitu sebagai berikut : untuk setiap daging, sehingga didapat
1. Dressing / Pemotongan metode terbaik.
Daging yang akan memasuki proses 6. Analisis Kimia
thawing terlebih dahulu dilakukan proses a. Analisis Sifat Kimia
dressing / pemotongan dipisahkan dari Analisi kimia yang dilakukan meliputi
bagian kulit, tulang, serta duri, lalu analisis kadar protein menggunakan
dilakukan proses pemotongan pada bagian metode Kjhedahl, analisis kadar air
yang sudah ditentukan, untuk daging sapi menggunakan metode Gravimetri, dan
diambil bagian paha, untuk daging ayam analisis kadar abu menggunakan metode
diambil bagian dada, daging kambing Gravimetri, dengan menggunakan alat dan

7
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

bahan seperti : nampan, pisau, timbangan


digital, microwave, freezer, plastik,
erlenmeyer 250 ml, tabung reaksi, alat
destilasi, buret 50 ml, spatula, kertas
timbang, batu didih, gelas ukur, pipet tetes,
corong, kurs porselen, desikator, eksikator,
neraca analitik, dan tanur serta bahan
seperti, NaOH, HCL, Na2SO4, HgO,
CuSO4, PP, asam sulfat, silica gel,
alumunium oksida, kalsium sulfat,
potasium sulfat, asam nitrat, dan asam
perkholat. Dengan tujuan untuk
mengetahui apakah proses thawing
berpengaruh terhadap kandungan zat dalam
daging.
b. Analisi Mikrobiologi
Respon mikrobiologi pada penelitian
ini menggunakan metode Total Plate Count
(TPC) dengan prinsip menumbuhkan sel
mikroorganisme pada media segar,
sehingga mikroorganisme akan
berkembang dan dapat di hitung
jumlahnya.
c. Analsis Sifat Organoleptik
Analisis sifat organoleptik yang
dilakukan untuk mengetahui sifat indrawi
dari bahan terhadap warna, tekstur, dan
aroma daging yang telah dilakukan proses
thawing, dengan menggunakan metode uji
mutu hedonik. Panelis yang digunakan
berjumalah sekitar 30 orang, dengan
kriteria pengujian sebagai berikut;
1. Warna: skala (6) sangat cerah,
skala (5) cerah, skala (4) agak
cerah, skala (3) agak gelap, skala
(2) gelap, skala (1) sangat gelap.
2. Tekstur: skala (6) sangat lentur,
skala (5) lentur, (4) agak lentur, (3)
agak tidak lentur, (2) tidak lentur ,
(1) sangat tidak lentur.

Aroma: skala (6) sangat khas daging, (5)


khas daging, (4) agak khas daging, (3)
tidak khas daging, (2) agak tidak khas
daging, (1) sangat tidak khas daging.

8
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Penelitian Pendahuluan

Tabel . Standar Gelatin Menurut GMIA dan Hasil Analisis Gelatin


Berat Jumlah
Metode dan Suhu Waktu %
NO Bahan Penurunan
Thawing Thawing Protein
(g) % Protein
1 Air Hangat 40oC 57 menit 97,48 32,551 2,68
2 Microwave 30oC 2 jam 8 menit 99.32 34,427 1,21
3 Air Mengalir 27oC 1 jam 15 menit 98,86 33,206 1,69
4 Suhu Ruang 27,5oC 2 jam 52 menit 98,96 33,942 1,33
Keterangan : * = Standar Gelatin Kering Berdasarkan GMIA (Gelatin Manufactures Institute
of America)
3.1.1. Analisa Uji Kadar Ptotein pembekuan ke suhu thawing sehingga drip
Berdasarkan hasil dari penelitian yang keluar saat pencairan kembali sangat
pendahuluan untuk mencari metode banyak, protein yang terkandung dalam
thawing terpilih pada daging ayam broiler daging akan ikut keluar bersama drip saat
didapat hasil dimana thawing proses thawing berlangsung. Proses
menggunakan air panas pada suhu 40 oC thawing menggunakan microwave pada
mengalami penurunan kadar protein paling suhu 300C dengan waktu 2 jam 15 menit
tinggi dibandingkan dengan metode menunjukan pernsentase penurunan kadar
thawing lainnya, yaitu 2,68 %. Untuk protein paling rendah, hal ini disebabkan
metode selanjutnya yaitu metode dengan pada saat thawing menggunakan
menggunakan microwave pada suhu 30oC microwave pada suhu 300C tidak terjadi
menjadi salah satu metode yang paling baik kerusakan protein (denaturasi) yang
saat ini, mengalami penurunan kadar signifikan, sehingga pada saat proses
protein paling rendah yaitu 1,21 % , thawing berlangsung tidak banyak protein
thawing dengan air mengalir pada suhu yang berkurang bersama keluarnya drip.
kamar dan mendiamkan sampel pada suhu Thawing dengan air mengalir dan suhu
ruang terbuka menghasilkan persentase ruang dengan suhu 270C menghasilkan
drip yaitu 1,69 % dan 1,33 %. Fungsi laju persentase penurunan protein cukup tinggi,
thawing yang cukup lama yang diikuti fungsi laju thawing yang cukup lama yang
dengan perubahan suhu pembekuan ke diikuti dengan perubahan suhu pembekuan
suhu thawing yang cukup tinggi ke suhu thawing menyebabkan persentase
menyebabkan persentase drip yang drip yang dihasilkan lebih tinggi bila
dihasilkan cukup tinggi (Wulandari, 2014). dibandingkan dengan metode thawing
Proses thawing menggunakan air menggunakan microwave (Wulandari,
hangat pada suhu 40oC dengan waktu 57 2014)
menit menunjukan persentase penurunan Menurut Utami (2010), salah satu
kadar protein paling banyak, hal tersebut penanganan daging sebelum melalui proses
diduga karena terjadinya shock pada lebih lanjut untuk mencegah penurunan
jaringan otot daging dan sel pada daging kualitas daging serta memperpanjang umur
akibat terjadi perubahan suhu, dari suhu simpan daging yaitu dengan metode

9
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

thawing dan pembekuan, meskipun menurut (Lawrie (1979) dalam Utami,


merupakan metode yang memberikan 2007).
keuntungan berupa kemudahan, thawing Menurut Utami (2007) faktor
dan penyimpanan beku dapat menyebabkan perubahan suhu yang menyebabakan
terjadinya kerusakan fisik maupun kimia, pengerutan kalogen terjadi cepat dan lebih
kerusakan tidak hanya terjadi selama optimal sehingga jumlah cairan yang
pembekuan tetapi dapat terjadi dalam dilepaskan akan semakin banyak serta
penanganan daging beku ketika akan di terjadinya proses denaturasi pada bahan
olah lebih lanjut, yaitu selama prosses akibat suhu panas yang menyebabkan
penyegaran kembali (thawing). Menurut turunya atau hilangnya daya ikat air
Potter (1973) dalam Utami (2007) berbagai daging, yakni pada saat penyegaran
kerusakan dapat terjadi pada makanan kembali terjadi kegagalan serabut otot
selama proses pembekuan maupun thawing menyerap kembali semua air yang
secara lambat. mengalami translokasi atau keluar selama
Menurut Soeparno (1998) dalam prosses pembekuan. Turunya daya ikat air
Utami (2007) nutrisi daging beku akan akan menyebabkan hilangnya cairan pada
larut bersama air yang keluar saat proses saat penyegaran kembali dan
thawing yang biasa disebut dengan drip, mempengaruhi keempukan dan jus daging
nutrisi di dalam drip antara lain; macam- juga dapat berkurang karena hilangnya
macam garam, protein, asam-asam amino, sejumlah nutrisi dan cairan selama
asam laktat dan vitamin yang terlarut dalam thawing.
air termasuk vitamin B kompleks, Berdasarkan hasil analisis dan
konstituen yang terkandung dalam drip uraian di atas dapat disimpulkan metode
berhubungan dengan tingkat kerusakan sel thawing terpilih yang dilihat dari
dan jaringan otot pada saat pembekuan dan penurunan kadar protein paling sedikit
thawing, kristal-kristal es yang terbentuk yaitu metode thawing menggunakan
pada saat pembekuan menyebabkan microwave dimana terjadi penurunan kadar
kerusakan pada serabut otot dan sarkolema. protein terendah yaitu 1,21 %.
Kerusakan serabut otot dan
sarkolema termasuk denaturasi protein 3.2. Penelitian Utama
yang menurunkan kemampuan protein 3.2.1. Respon Kimia
dalam mengikat air merupakan perubahan 1. Kadar Air
yang bersifat urreversible, terus Penentuan kadar air sangat penting
berlangsung meskipun proses pembekuan dalam menentukan daya awet bahan
dihentikan. Proses penyegaran kembali pangan, karena kadar air mempengaruhi
pada daging beku sebelum diolah berperan sifat-sifat fisik, perubahan-perubahan
dalam menentukan tingkat kerusakan fisik kimia, kerusakan oleh mikroorganisme dan
dan struktur daging, yang kemudian akan perubahan enzimatis (Buckle dkk, 1987
berpengaruh terhadap kualitas daging, dalam Utami, 2007).
kualitas yang baik akan menghasilkan Analisis kadar air dilakukan pada
produk yang baik demikian sebaliknya sampel daging yang dibekukan selama 14
(Utami, 2007). hari dan 20 hari dan telah dilakukan proses
Tingkat perubahan suhu dari suhu thawing menggunakan microwave.
pembekuan ke suhu thawing merupakan Berdasarkan hasil analisis variansi
faktor yang berpengaruh terhadap (ANAVA) pada lampiran 8 menunjukan
persentase drip yang dihasilkan. Perubahan bahwa lama pembekuan dan jenis daging
suhu yang drastis atau tinggi menyebabkan berpengaruh terhadap kadar air daging
terjadinya shock temperatur terhadap yang telah melalui proses thawing, tetapi
serabut otot dan sarkolema, yakni interaksi antara lama pembekuan dengan
terjadinya pengerutan serabut otot termasuk jenis daging tidak berpengaruh terhadap
kalogen yang berpengaruh terhadap kadar air daging yang telah melalui proses
kualitas memegang air sehingga persentase thawing. Hal ini diduga pada saat proses
drip yang dihasilkan akan semakin banyak pembekuan terjadi kerusakan jaringan otot

10
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

pada daging yang disebabkan oleh kristal J4


(Daging
es, sehingga pada saat proses thawing air Kambing
61,73 61,35 0,38 a
akan ikut keluar bersamaan dengan )
keluarnya drip. Selain itu pengurangan keterangan : Rata-rata diikuti huruf yang
kadar air dikarenakan terjadinya shock sama tidak berbeda nyata menurut uji lanjut
pada jaringan otot dan sel daging, dimana Duncan taraf 5%.
terjadinya perubahan suhu dari suhu Berdasarkan tabel menunjukan
pembekuan ke suhu thawing yang bahwa daging ayam (J1) setelah dilakukan
mengakibatkan pengerutan jaringan otot, proses thawing terjadi penurunan yang
sehingga menyebabkan persentase drip nyata terhadap daging sapi (J2), daging
yang keluar lebih banyak. Semakin banyak sapi (J2) setelah dilakukan proses thawing
drip yang keluar maka semakin banyak terjadi peningkatan yang nyata terhadap
pula persentase air yang keluar bersama daging ikan patin (J3), tetapi tidak terjadi
drip (Utami, 2007). penurunan yang nyata terhadap daging
kambing (J4), daging ikan patin setelah
Tabel Pengaruh Faktor Lama dilakukan proses thawing (J3) terjadi
Pembekuan (P) Terhadap Kadar Air penurunan yang nyata terhadap daging
(%) Daging Yang Telah Melalui Proses kambing (J4) yang telah dilakukan proses
Thawing. thawing dengan waktu pembekuan 14 hari
Lama Taraf dan 20 hari, hal ini disebabkan terjadinya
Rata-
Pembekuan Nyata proses penguapan pada saat proses thawing
rata
(P) 5% menggunakan microwave pada suhu 300C
P1 (14 Hari) 66,92 b sehingga akan menurunkan kadar air pada
P2 (20 Hari) 65,84 a bahan serta terjadinya kerusakan otot dan
keterangan : Rata-rata diikuti huruf yang sel akibat proses pembekuan yang
sama tidak berbeda nyata menurut uji lanjut mengakibatkan drip yang keluar lebih
Duncan taraf 5%. banyak.
Berdasarkan tabel menunjukan Kadar air daging berkisar 66% -
bahwa lama waktu pembekuan 14 hari pada 75%. Berdasarkan lampiran 8 diketahui
sampel daging terhadap kadar air terjadi bahwa terjadi penurunan kadar air pada
penurunan yang nyata pada lama waktu perlakuan lama pembekuan dan jenis
pembekuan 20 hari pada daging yang telah daging. Penurunan sangat berbeda nyata
dilakukan proses thawing. sehingga perlakuan lama pembekuan dan
jenis daging berdeda nyata terhadap
Tabel Pengaruh Faktor Jenis Daging (J) kandungan kadar air daging yang telah
Terhadap Kadar Air (%) Pada Daging dilakukan proses thawing. Pada perlakuan
Yang Telah Melalui Proses Thawing lama pembekuan 14 hari (P1) rata-rata
kadar air sebesar 66,92 % pada perlakuan
Rata-
rata
Taraf lama pembekuan 20 hari yaitu sekitar 65,84
Kada Nyata %, penurunan sebesar 1,08%, hal tersebut
Jenis Data Penuruna
r Air 5%
Daging
Awal
kada n kadar
Kada terjadi akibat faktor lama pembekuan
(J) r Air air (%)
(%)
Akhi
r Air sangat berpengaruh terhadap kadar air pada
Akhir daging yang telah dilakukan proses
r (%)
thawing. Pada perlakuan jenis daging setiap
J1
(Daging 64,11 63,21 0,90 b
daging hasil thawing mengandung kadar air
Ayam) yang bervariasai, daging ayam (J1)
J2 mengandung kadar air sebesar 63,21,
(Daging 63,97 61,36 2,61 a daging sapi (J2) 61,36 %, daging ikan patin
Sapi)
J3 (J3) 79, 57 %, dan daging kambing (J4)
(Daging
81,81 79,57 2,24 c
61,35 %, hasil analisis dapat dilihat pada
Ikan lampiran 8, penurunan sangat berbeda
Patin)
nyata sehingga perlakuan lama pembekuan
dan jenis daging berpengaruh dan berbeda

11
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

nyata terhadap kadar air daging hasil melalui proses thawing, tetapi jenis daging
thawing. dan interaksi antara lama pembekuan
Menurut Lawrie (1979), dalam dengan jenis daging tidak berpengaruh
Utami (2007) Proses pembekuan sangat terhadap kadar abu daging yang telah
berpengaruh, semakin lama proses melalui proses thawing. Hal ini disebabkan
pembekuan maka semakin besar kerusakan oleh terjadinya kerusakan serabut otot pada
terjadi pada serabut otot dan sel yang saat pemebekuan yang menyebabkan
disebabkan oleh terbentuknya kristal es peningkatan drip yang keluar cukup tinggi
pada proses pembekuan, penurunan kadar pada saat thawing, sehingga pada saat
air terjadi bersamaan dengan keluarnya proses thawing mineral-mineral dalam
drip pada saat proses thawing, tingkat daging akan ikut keluar bersama drip.
perubahan suhu dari suhu pembekuan ke (Wulandari, 2014).
suhu thawing merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap persentase drip yang
dihasilkan, perubahan suhu yang drastis
menyebabkan terjadinya shock temperatur
terhadap serabutn otot, yakni terjadinya
pengerutan serabut otot yang berpengaruh Tabel Pengaruh Faktor Lama
terhadap kualitas memegang air sehingga Pembekuan (P) Terhadap Kadar Abu
persentase drip yang dihasilkan akan (%) Daging Yang Telah Melalui Proses
semakin banyak, begitupun dengan kadar Thawing.
air, semakin banyak drip yang keluar maka Lama Taraf
Rata-
semakin banyak pula kandungan air yang Pembekuan Nyata
rata
keluar. (P) 5%
Susilawati (2007) menyatakan P1 (14 Hari) 1,27 b
bahwa produk olahan daging dengan P2 (20 Hari) 1,10 a
menggunakan panas, menyebabkan turunya keterangan : Rata-rata diikuti huruf yang
kadar air, proses pengolahan dan perlakuan sama tidak berbeda nyata menurut uji lanjut
suatu produk olahan daging dapat Duncan taraf 5%.
mempengaruhi hasil akhir produk tersebut. Berdasarkan tabel terjadi
Faktor jenis daging sangat penurunan kadar abu selama pembekuan
berpengaruh terhadap penurunan kadar air, (14 hari ke 20 hari) menunjukan bahwa
karena setiap daging memiliki kandungan faktor lama pembekuan berpengaruh
air, jaringan otot, serta daya ikat air yang terhadap kadar abu daging beku yang telah
berbeda, serabut otot daging akan dilakukan proses thawing.
mengalami kerusakan akibat perubahan Kadar abu daging berkisar 2,4%,
suhu pembekuan ke suhu thawing (Utami, berdasarkan lampiran 9 diketahui bahwa
2007). kadar abu pada perlakuan thawing dengan
2. Kadar Abu waktu pembekuan 14 hari terjadi
Penentuan kadar abu sangat penurunan pada thawing dengan
penting untuk mengevaluasi nilai gizi suatu pembekuan 20 hari terhadap kualitas
bahan pangan terutama total mineral, kadar daging ayam, daging sapi, daging ikan, dan
abu dari bahan pangan menunjukan total daging kambing. Pada thawing dengan
mineral yang terkandung dalam bahan lama pembekuan 14 hari kadar abu sebesar
tersebut (Aprilianto, 1988). 1,27 %, dan terjadi penurunan pada
Analisis kadar abu dilakukan pada thawing dengan lama pembekuan 20 hari
sampel daging yang dibekukan selama 14 dengan kadar abu sebesar 1,10 %, sehingga
hari dan 20 hari dan telah dilakukan proses dapat diketahui penurunan kadar abu
thawing mengunakan microwave. perlakuan lama pembekuan 14 hari dan 20
Berdasarkan hasil analisis variansi hari yaitu 0,17%. Penurunan disebabkan
(ANAVA) pada lampiran 9 menunjukan oleh proses thawing sehingga mineral yang
bahwa lama pembekuan berpengaruh terkandung dalam daging akan ikut keluar
terhadap kadar abu daging yang telah

12
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

bersama keluarnya drip pada saat proses jenis daging berpengaruh terhadap kadar
thawing. protein daging yang telah melalui proses
Perlakuan lama pembekuan thawing, tetapi interaksi antara lama
berpengaruh terhadap kandungan kadar abu pembekuan dengan jenis daging tidak
pada daging hasil thawing. Kadar abu pada berpengaruh terhadap kadar protein daging
bahan pangan daging menunjukan yang telah melalui proses thawing. Hal ini
terdapatnya kandungan mineral anorganik diduga karena terjadi kerusakan serabut
pada bahan tersebut. Perbedaan kadar abu otot dan sel daging pada saat proses
bisa disebabkan oleh organisme, pembekuan, menyebabkan peningkatan
lingkungan hidup organisme dan drip yang keluar pada saat thawing cukup
kandungan air pada bahan pangan, masing- tinggi, sehingga protein akan berkurang
masing organisme memiliki kemampuan dan ikut keluar bersama dengan drip pada
dalam mengabsorpsi logam, hal ini proses thawing. selain itu faktor jenis
diakibatkan adanya garam-garam mineral daging sangat berpengaruh terhadap
dalam air pada saat pembekuan dan proses penurunan kadar air, karena setiap daging
thawing. Tinggi rendahnya kadar abu pada memiliki kandungan air, jaringan otot, serta
bahan pangan tergantung dari lama daya ikat air yang berbeda, serabut otot
pembekuan dan suhu thawing, pada bahan daging akan mengalami kerusakan akibat
pangan yang di thawing penurunan kadar perubahan suhu pembekuan ke suhu
abu diduga disebabkan oleh suhu tinggi thawing (Utami, 2007).
sehingga kandungan air dan abu banyak Tabel Pengaruh Faktor Lama
yang hilang teruapkan, dan hilang bersama Pembekuan (P) Terhadap Kadar Protein
keluarnya drip pada saat proses thawing (%) Daging Yang Telah Melalui Proses
(Sundari, 2015). Thawing.
3. Kadar Protein Lama Taraf
Rata-
Protein dalam bahan makanan Pembekuan Nyata
rata
sangat penting dalam proses kehidupan (P) 5%
organisme yang heterothop seperti hewan P1 (14 Hari) 28,15 b
dan manusia, protein mula-mula dibentuk P2 (20 Hari) 27,89 a
dari unit asam asam-asam amino yang keterangan : Rata-rata diikuti huruf yang
dirakit sama sekali baru oleh organisme sama tidak berbeda nyata menurut uji lanjut
dan mikroorganisme tertentu dari unsur Duncan taraf 5%.
unsur anorganik C, H, O, N dan S yang ada Berdasarkan tabel menunjukan
dalam tanah atau udara (Sudarmadji, 2003). bahwa lama waktu pembekuan 14 hari pada
Protein merupakan salah satu sampel daging terhadap kadar protein
kelompok bahan makronutrisi. Tidak terjadi penurunan yang nyata pada lama
seperti bahan makronutrisi lain seperti waktu pembekuan 20 hari pada daging
lemak dan karbohidrat, protein ini berperan yang telah dilakukan proses thawing.
lebih penting dalam pembentukan
biomolekul daripada sebagai sumber Tabel Pengaruh Faktor Jenis Daging (J)
energi. Namun demikian apabila organisme Terhadap Kadar Protein (%) Pada
sedang kekurangan energi, maka protein ini Daging Yang Telah Melalui Proses
juga dapat digunakan sebagai sumber Thawing
energi. Kandungan energi protein rata-rata Kadar Rata-
Penur
Taraf
4 kilokalori/gram setara dengan kandungan Protein rata Nyata
unan
Jenis Awal Data 5%
energi karbohidrat (Sudarmadji, 2003). Daging (%) Kadar
Kada
Kadar
r
Analisis kadar protein dilakukan (J) Protein
Protei
Protei
pada sampel daging yang dibekukan Akhir n
n (%)
(%) Akhir
selama 14 hari dan 20 hari dan telah J1
dilakukan proses thawing menggunakan (Daging 33,03 32,16 0,87 c
microwave. Berdasarkan hasil analisis Ayam)
J2
variansi (ANAVA) pada lampiran 10 (Daging 34,73 34.22 0,51 d
menunjukan bahwa lama pembekuan dan Sapi)

13
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

J3 nyata terhadap kadar protein daging hasil


(Daging
Ikan
17,05 16,59 0,46 a thawing.
Patin) Menurut Soeparno (1998), dalam
J4 Utami (2007) nutrisi daging beku akan
(Daging
Kambing
29,59 29,12 0,47 B larut bersama air yang keluar saat proses
) thawing yang biasa disebut dengan drip,
keterangan : Rata-rata diikuti huruf yang nutrisi di dalam drip antara lain : macam-
sama tidak berbeda nyata menurut uji lanjut macam garam, protein, asam-asam amino,
Duncan taraf 5%. asam laktat dan vitamin yang terlarut dalam
Berdasarkan tabel menunjukan air termasuk vitamin B kompleks,
bahwa daging ayam (J1) setelah dilakukan konstituen yang terkandung dalam drip
proses thawing terjadi peningkatan yang berhubungan dengan tingkat kerusakan sel
nyata terhadap daging sapi (J2), daging dan jaringan otot pada saat pembekuan dan
sapi (J2) setelah dilakukan proses thawing thawing, kristal-kristal es yang terbentuk
terjadi penurunan yang nyata terhadap pada saat pembekuan menyebabkan
daging ikan patin (J3), daging ikan patin kerusakan pada serabut otot dan sarkolema.
setelah dilakukan proses thawing (J3) Kerusakan serabut otot dan
terjadi peningkatan yang nyata terhadap sarkolema termasuk denaturasi protein
daging kambing (J4) yang telah dilakukan yang menurunkan kemampuan protein
proses thawing dengan waktu pembekuan dalam mengikat air merupakan perubahan
14 hari dan 20 hari. Penurunan disebabkan yang bersifat urreversible, terus
oleh proses thawing sehingga protein yang berlangsung meskipun proses pembekuan
terkandung dalam daging akan ikut keluar dihentikan. Proses penyegaran kembali
bersama keluarnya drip pada saat proses pada daging beku sebelum diolah berperan
thawing. dalam menentukan tingkat kerusakan fisik
Kadar protein daging berkisar dan struktur daging, yang kemudian akan
sekitar 6 % - 28 % Berdasarkan lampiran berpengaruh terhadap kualitas daging,
10 diketahui bahwa terjadi penurunan kualitas yang baik akan menghasilkan
kadar protein pada perlakuan lama produk yang baik demikian sebaliknya
pembekuan dan jenis daging. Penurunan (Utami, 2007).
sangat berbeda nyata sehingga perlakuan
lama pembekuan dan jenis daging berdeda 3.2.2. Respon Mikrobiologi
nyata terhadap kandungan kadar protein 1. Uji TPC (Total Plat Count)
daging yang telah dilakukan proses Total Plate Count adalah suatu
thawing. Pada perlakuan lama pembekuan metode uji cemaran mikroba yang
14 hari (P1) kadar protein sebesar 28,15 % bertujuan untuk menghitung total koloni,
dan pada perlakuan lama pembekuan 20 mikroba dalam contoh padat maupun cair
hari yaitu sekitar 27,89 %, dan terjadi dengan metode cawan tuang dan
penurunan saekitar 0,26 %. hal tersebut pengenceran serial. Metode ini merupakan
terjadi akibat faktor lama pembekuan salah satu metode yang dapat digunakan
sangat berpengaruh terhadap kadar protein untuk menghitung jumlah mikroba dalam
pada daging yang telah dilakukan proses bahan pangan. Metode hitungan cawan
thawing. Pada perlakuan jenis daging setiap (TPC) merupakan metode yang paling
daging hasil thawing mengandung kadar banyak digunakan dalam analisis, karena
protein yang bervariasai, daging ayam (J1) koloni dapat dilihat langsung oleh mata
mengandung kadar protein sebesar 32,16 tanpa menggunakan mikroskop, untuk
%, daging sapi (J2) 34,22 %, daging ikan menghitung total bakteri dengan metode
patin (J3) 16,59 %, dan daging kambing cawan digunkan Nutrien agar (NA),
(J4) 29,12 %, hasil analisis dapat dilihat biasanya digunakan untuk menghitung total
pada lampiran 10, penurunan berbeda nyata koloni dari bakteri E.coli, Salmonella dan
sehingga perlakuan lama pembekuan dan Staphylococcus Aureus dalam bahan
jenis daging berpengaruh dan berbeda pangan (Dwidjoseputro, 2005).

14
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

Analisis Mikrobiologi Uji TPC Ayam)


dilakukan pada sampel daging yang J2 (Daging
9407 b
dibekukan selama 14 hari dan 20 hari dan Sapi)
telah dilakukan proses thawing J3 (Daging
7637 a
menggunakan microwave. Berdasarkan Ikan Patin)
hasil analisis variansi (ANAVA) pada J4 (Daging
7969 a
lampiran 11 menunjukan bahwa lama Kambing)
pembekuan dan jenis daging berpengaruh keterangan : Rata-rata diikuti huruf yang
nyata terhadap kandungan mikroba daging sama tidak berbeda nyata menurut uji lanjut
yang telah melalui proses thawing, tetapi Duncan taraf 5%.
interaksi antara lama pembekuan dengan Berdasarkan tabel menunjukan
jenis daging tidak berpengaruh nyata bahwa daging ayam (J1) setelah dilakukan
terhadap kandungan mikroba daging yang proses thawing terjadi penurunan yang
telah melalui proses thawing. Hal ini tidak nyata terhadap daging sapi (J2),
diduga karena adanya pengaruh perlakuan daging sapi (J2) setelah dilakukan proses
daging sebelum dilakukan proses thawing terjadi penurunan yang nyata
pembekuan, selain itu peningkatan dan terhadap daging ikan patin (J3), daging
penurunan jumlah mikroba dapat ikan patin setelah dilakukan proses
dipengaruhi oleh lama pembekuan dan thawing (J3) terjadi peningkatan yang tidak
jenis daging, dimana setiap daging nyata terhadap daging kambing (J4) yang
memiliki kandungan kadar air yang telah dilakukan proses thawing dengan
berbeda, semakin tinggi kandungan air tak wakru pembekuan 14 hari dan 20 hari.
terikat secara kimia, semakin banyak Penurunan dan kenaikan total mikroba
mikroba yang akan tumbuh (Wulandari, disebabkan oleh proses peningkatan dan
2014). penurunan kelembaban pada saat proses
pembekuan dan proses thawing.
Tabel Pengaruh Perlakuan Lama Sebagian besar bahan pangan
Pembekuan (P) Terhadap Analisis sudah terkontaminasi mikroba sejak awal,
Mikrobiologi TPC (106) Daging Yang penetrasi mikroba dapat terjadi pada saat
Telah Melalui Proses Thawing. penanganan bahan baku, pengolahan dan
Lama penyimpanan. Karena pada kenyataan
Rata- Taraf
Pembekuan mikroba banyak berasal dari bahan mentah,
rata Nyata
(P) setiap bahan pangan yang didinginkan atau
P1 (14 Hari) 7277 a dibekukan perlu mendapatkan perlakuan
P2 (20 Hari) 10053 b pendahuluan seperti pembersihan, blansing
keterangan : Rata-rata diikuti huruf yang atau sterilisasi, sehingga mikroba yang
sama tidak berbeda nyata menurut uji lanjut terkandung akan sedikit berkurang.
Duncan taraf 5%. Pada umumnya proses
Berdasarkan tabel menunjukan metabolisme pada bahan pangan hewani
bahwa lama waktu pembekuan 14 hari pada akan terus berjalan meskipun bahan-bahan
sampel daging terhadap total mikroba tersebut telah disembelih. Proses
terjadi peningkatan yang nyata pada lama metabolism ini terus berlangsung sampai
waktu pembekuan 20 hari pada daging bahan menjadi mati dan akhirnya
yang telah dilakukan proses thawing. membusuk (suradi, 2006).
Air berperan dalam reaksi
Tabel Pengaruh Jenis Daging (J) metabolik dalam sel dan merupakan alat
Terhadap Analisis Mikrobiologi TPC pengangkut zat-zat gizi kedalam dan keluar
(106) Daging Yang Telah Melalui Proses sel. Semua kegiatan tersebut membutuhkan
Thawing. air, apabila air tersebut mengalami
Jenis Daging Taraf kristalisasi dan membentuk es atau terikat
Rata-rata secara kimiawi, maka air tersebut tidak
(J) Nyata
J1 (Daging 9647 b dapat digunakan oleh mikroorganisme,
tetapi jika dilakukan proses pencairan

15
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

kembali maka air tersebut sebaliknya dapat berpengaruh nyata terhadap atribut warna
digunakan oleh mikroorganisme untuk daging yang telah melalui proses thawing.
berkembang biak (Buckle et al, 1987 dalam hal ini diduga karena pada saat proses
utami, 2007). Maka dari itu peran air pembekuan berlangsung terjadi kerusakan
sangat berpengaruh dalam pertumbuhan jaringan otot dan sel, serta terjadi shock
mikroorganisme, sehingga bahan yang yaitu perubahan suhu pembekuan ke suhu
telah dilakukan proses thawing harus thawing, yang mengakibatkan pigmen
segera diolah agar menghindari darah mioglobin ikut keluar bersama drip
pertumbuhan mikroorganisme lebih pada saat thawing.
banyak.
3.2.3. Respon Organoleptik Tabel Interaksi Antara Faktor Lama
Respon organoleptik diperoleh Pembekuan (P) dan Faktor Jenis Daging
dari hasil pengujian organoleptik. (J) Terhadap Uji Organoleptik Atribut
Pengujian organoleptik adalah pengujian Warna Pada Daging Yang Telah Melalui
yang didasarkan pada proses pengindraan. Proses Thawing.
Pengujian organoleptik yang digunakan Jenis Daging (J)
adalah uji mutu hedonik dimana yang Lama J4
J1 J2 J3 (Dagin
dinilai oleh panelis adalah kesan terhadap Pembeku
(Dagi (Dagi (Dagin g
an (P)
mutu hedonik suatu produk. Kesan mutu ng ng g ikan kambin
hedonik lebih spesifik dari pada sekedar ayam) sapi) patin) g)
kesan suka atau tidak suka. Mutu hedonik P1 (14 3,51 B 5,02 D 3,00 A 4,16 C
dapat bersifat umum yaitu baik buruk atau Hari) b b a a
bersifat spesifik seperti empuk-keras untuk P2 (20 3,07 B 3,92 C 2,68 A 3,98 C
daging, pulen-keras untuk nasi, renyah- Hari) a a a a
lembek untuk mentimun. Rentangan skala Keterangan : huruf besar dibaca horizontal,
hedonik berkisar dari ekstrim baik sampai huruf kecil dibaca vertikal, setiap huruf
ekstrim buruk atau jelek (Soekarto, 1985). yang sama tidak menunjukan perbedaan
Respon organoleptik terhadap nyata pada taraf 5%.
pengaruh metode thawing dan jenis daging Berdasarkan tabel menunjukan
terhadap kualitas daging yang dibekukan pengaruh jenis daging terhadap respon
meliputi atribut warna, tekstur, dan aroma. organoleptik atribut warna bahwa daging
Pengujian dilakukan pada pembekuan 14 ayam (J1) setelah dilakukan proses
hari dan 20 hari oleh 30 orang panelis. thawing terjadi peningkatan yang nyata
1. Warna terhadap daging sapi (J2), daging sapi (J2)
Warna bisa jadi pertimbangan setelah dilakukan proses thawing terjadi
dalam pemilihan suatu produk. Skala mutu penurunan yang nyata terhadap daging ikan
hedonik yang digunakan adalah semakin patin (J3), daging ikan patin setelah
besar nilai maka semakin baik. Menurut dilakukan proses thawing (J3) terjadi
Winarno (1990) secara visual faktor warna peningkatan yang tidak nyata terhadap
tampil lebih dahulu dan kadang-kadang daging kambing (J4) yang telah dilakukan
sangat menentukan sebelum faktor lain proses thawing dengan waktu pembekuan
dipertimbangkan. 14 hari dan 20 hari. Penurunan dan
Respon organoleptik terhadap kenaikan respon organoleptik atribut warna
warna dilakukan pada pembekuan ke 14 disebabkan adanya pengaruh dari perlakuan
hari dan 20 hari pada daging yang telah lama pembekuan dan jenis daging setelah
dilakukan proses thawing menggunakan dilakukan proses thawing.
microwave. Berdasarkan hasil analisis Pada Tabel 24 menunjukan bahwa
variansi (ANAVA) pada lampiran 12 nilai rata-rata respon organoleptik atribut
menunjukan bahwa lama pembekuan dan warna tertinggi ditunjukan pada perlakuan
jenis daging berpengaruh nyata terhadap p1j2 yaitu sebesar 5,02. Sedangkan nilai
atribut warna daging yang telah melalui rata-rata respon organoleptik atribut warna
proses thawing, serta interaksi antara lama terendah ditunjukan pada perlakuan p2j3
pembekuan dengan jenis daging yaitu sebesar 2,68. Pada hasil tabel di atas

16
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

terlihat semakin lama waktu pembekuan microwave. Berdasarkan hasil analisis


dapat mempengaruhi respon organoleptik variansi (ANAVA) pada lampiran 13
atribut warna terhadap jenis daging yang menunjukan bahwa lama pembekuan dan
telah dilakukan proses thawing. Penurunan jenis daging berpengaruh nyata terhadap
dan peningkatan disebabkan adanya atribut tekstur daging yang telah melalui
perlakuan pembekuan dan perlakuan proses thawing, tetapi interaksi antara lama
thawing yang mengakibatkan pigmen pembekuan dengan jenis daging tidak
warna pada daging ikut keluar bersama berpengaruh nyata terhadap atribut tekstur
drip saat dilakukan proses thawing, pigmen daging yang telah melalui proses thawing.
warna pada daging merupakan pigmen hal ini diduga karena pada saat proses
darah hemoglobin, yang terdapat pada pembekuan daging mengalami kerusakan
aliran darah dan sel, pada perlakuan serabut otot oleh ristal es, yang
pembekuan kristal es dapat merusak menyebabkan pada saat dilakukan proses
struktur jaringan otot serta sel, sehingga thawing daging mengalami shock
pada proses thawing pigmen darah (pengerutan otot) karena adanya pengaruh
hemoglobin akan keluar bersamaan dengan suhu dari suhu pembekuan ke suhu
drip. thawing, yang mengakibatkan tekstur pada
Perlakuan yang berbeda daging tidak lentur.
menghasilkan pengaruh yang berbeda
nyata, yang dapat dipengruhi oleh penilaian Tabel Pengaruh Faktor Lama
panelis mengingat panelis menilai Pembekuan (P) Terhadap Uji
berdasarkan tingkat kesukaan, namun Organoleptik Atribut tekstur Pada
warna yang dihasilkna disebabkan oleh Daging Yang Telah Melalui Proses
karakteristik daging yang berbeda-beda, Thawing
dimana diungkapkan oleh Forst (1975)
didalam Megayanti (2014) bahwa Lama Taraf
perubahan muatan protein akan merubah Rata-
Pembekuan Nyata
jarak antara serat-serat daging sehingga rata
(P) 5%
mempengaruhi kemampuan dalam P1 (14 Hari) 4,65 b
menyerap dan memantulkan cahaya dimana P2 (20 Hari) 4,21 a
hal tersebut akan mempengaruhi keterangan : Rata-rata diikuti huruf yang
penampakan (warna) daging secara visual. sama tidak berbeda nyata menurut uji lanjut
pH yang semakin menurun Duncan taraf 5%.
menyebabkan warna daging memucat. Berdasarkan tabel menunjukan
Warna pucat tersebut disebabkan karena bahwa lama waktu pembekuan 14 hari pada
banyaknya air bebas yang berada diuar sampel daging terhadap uji organoleptik
serabut daging. Kandungan air atribut tekstur berpengaruh dan terjadi
ekstraseluler dapat menyebabkan penurunan yang nyata pada lama waktu
kemampuanya untuk memantulkan cahaya pembekuan 20 hari pada daging yang telah
akan meningkat dan penyerapan cahaya dilakukan proses thawing.
akan menurun sehingga intensitas akan Tabel Pengaruh Faktor Jenis Daging (J)
menurun (Megayanti, 2016). Terhadap Uji Organoleptik Atribut
2. Tekstur Tekstur Pada Daging Yang Telah
Tekstur merupakan uji Melalui Proses Thawing
organolpetik melalui indera perabaan atau Jenis Daging Taraf
secara sentuhan tekanan yang dapat diamati Rata-rata
(J) Nyata 5%
oleh mulut pada waktu digigit, dikunyah J1 (Daging
dan ditelan ataupun perabaan dengan jari 4,08 a
Ayam)
(Kartika, 1988). J2 (Daging
Respon organoleptik terhadap 4,65 b
Sapi)
tekstur dilakukan pada pembekuan ke 14 J3 (Daging
hari dan 20 hari pada daging yang telah 4,04 A
Ikan Patin)
dilakukan proses thawing menggunakan

17
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

J4 (Daging daging yang dilakukan proses thawing akan


4,96 C
Kambing) mengalami peningkatan dan penurunan
keterangan : Rata-rata diikuti huruf yang kualitas yang berbeda (Darwita, 2014)
sama tidak berbeda nyata menurut uji lanjut 3. Aroma
Duncan taraf 5%. Aroma dalam makanan sangat
Berdasarkan tabel menunjukan penting karena aroma turut menentukan
pengaruh jenis daging terhadap respon daya terima konsumen terhadap makanan.
organoleptik atribut teksur bahwa daging Aroma tidak hanya ditentukan oleh satu
ayam (J1) setelah dilakukan proses komponen yang menimbulkan bau yang
thawing terjadi peningkatan yang nyata khas. Aroma diterima oleh hidung dan otak
terhadap daging sapi (J2), tetapi tidak lebih banyak merupakan berbagai ramuan
terjadi penurunan nyata terhadap daging atau campuran empat bau utama yaitu
ikan patin (J3), daging sapi (J2) setelah harum, asam, tengik dan hangus (Winarno,
dilakukan proses thawing terjadi penurunan 1997).
yang nyata terhadap daging ikan patin (J3), Respon organoleptik terhadap
daging ikan patin setelah dilakukan proses aroma dilakukan pada pembekuan ke 14
thawing (J3) terjadi peningkatan yang hari dan 20 hari pada daging yang telah
nyata terhadap daging kambing (J4) yang dilakukan proses thawing menggunakan
telah dilakukan proses thawing dengan microwave. Berdasarkan hasil analisis
wakru pembekuan 14 hari dan 20 hari. variansi (ANAVA) pada lampiran 14
Penurunan dan kenaikan respon menunjukan bahwa lama pembekuan dan
organoleptik atribut tekstur disebabkan jenis daging berpengaruh nyata terhadap
adanya pengaruh dari perlakuan lama atribut aroma daging yang telah melalui
pembekuan dan jenis daging setelah proses thawing, serta interaksi antara lama
dilakukan proses thawing. pembekuan dengan jenis daging
Lama pelayuan daging (thawing) berpengaruh nyata terhadap atribut aroma
berhubungan dengan selesainya proses daging yang telah melalui proses thawing.
rigormortis (proses kekakuan daging), Hal ini diduga karena pengaruh lama waktu
dalam hal ini apabila proses rigormortis pembekuan dapat mempengaruhi respon
belum selesai dan daging terlanjur organoleptik atribut aroma terhadap jenis
dibekukan maka akan menurunkan kualitas daging yang telah dilakukan proses
daging atau daging akan mengalami proses thawing. Penurunan dan peningkatan
coldshortening (kekakuan akibat pencairan respon organoleptik atribut aroma
daging) pada saat thawing sehingga akan disebabkan karena adanya senyawa volatil
dihasilkan daging yang tidak empuk atau yang teruapkan akibat perubahan suhu dari
alot. Faktor pembekuan sangat berpengaruh suhu pembekuan ke suhu thawing yang
terhadap tekstur daging, dimana mengakibatkan terjadinya penurunan dan
pembekuan secara cepat akan lebih baik peningkatan aroma pada respon
dibandingkan menggunakan pembekuan organoleptik atribut aroma pada daging
lambat, pembekuan cepat dapat yang telah dilakukan proses thawing. hasil
menghasilkan kristal es yang lembut analisis dapat dilihat pada tabel 27.
sehingga hanya sedikit berakibat kerusakan
pada jaringan otot dan sel, sedangkan Tabel Interaksi Antara Faktor Lama
pembekuan lambat menghasilkan kristal es Pembekuan (P) dan Faktor Jenis Daging
yang besar dan tumpul, yang dapat (J) Terhadap Uji Organoleptik Atribut
merusak jaringan otot dan sel pada daging, Aroma Pada Daging Yang Telah Melalui
yang menyebabkan tekstur tidak empuk Proses Thawing.
dan alot (Darwita, 2014). jenis daging (J)
Faktor jenis daging sangat Lama J1 J3
Pembekuan (Dagin J2 (Daging J4
berpengaruh terhadap hasil thawing, karena (P) g (Daging ikan (Daging
setiap daging memiliki karakteristik yang ayam) sapi) patin) kambing)
berbeda seperti kandungan gizi, struktur 4,48 A 4,92 B 5,19 BC 5,31 C
P1 (14 Hari)
otot dan daya ikat air, maka dari itu setiap B a b b

18
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

4,07 A 4,78 B 4,36 C 4,77 C dari senyawa volatil yang mudah menguap
P2 (20 Hari)
A a a a pada suhu tinggi, aroma pada produk
Keterangan : huruf besar dibaca horizontal, pangan dapat dipengaruhi oleh bahan-
huruf kecil dibaca vertikal, setiap huruf bahan yang digunakan dan proses
yang sama tidak menunjukan perbedaan pengolahannya. Pengujian terhadap aroma
nyata pada taraf 5%. dapat dijadikan parameter bagi konsumen
Berdasarkan tabel menunjukan untuk menerima atau tidaknya produk
pengaruh jenis daging terhadap respon tersebut.
organoleptik atribut Aroma bahwa daging Aroma dalam bahan pangan
ayam (J1) setelah dilakukan proses ditimbulkan oleh komponen-komponen
thawing terjadi peningkatan yang nyata volatil. Aroma dalam bahan pangan banyak
terhadap daging sapi (J2), daging sapi (J2) menentukan mutu dari produk tersebut.
setelah dilakukan proses thawing terjadi Selain itu pengujian terhadap aroma pada
penurunan yang nyata terhadap daging ikan industri pangan dianggap penting karena
patin (J3), daging ikan patin setelah dapat dijadikan parameter bagi konsumen
dilakukan proses thawing (J3) terjadi untuk menerima atau tidak menerima
peningkatan yang nyata terhadap daging produk tersebut dan aroma dapat dijadikan
kambing (J4) yang telah dilakukan proses indikator mutu produk, Kartika, dkk.
thawing dengan wakru pembekuan 14 hari 2008).
dan 20 hari. Penurunan dan kenaikan Soekarto (1985), menyatakan
respon organoleptik atribut Aroma bahwa komponen penyusun aroma terdiri
disebabkan adanya pengaruh dari perlakuan dari senyawa volatil yang mudah menguap
lama pembekuan dan jenis daging setelah pada suhu tinggi, aroma pada produk
dilakukan proses thawing pangan dapat dipengruhi oleh bahan-bahan
Pada Tabel menunjukkan bahwa yang digunakan dan proses pengolahannya.
nilai rata-rata respon organoleptik atribut Pengujian terhadap aroma dapat dijadikan
aroma tertinggi ditunjukan pada perlakuan parameter bagi konsumen untuk menerima
p1j4 yaitu sebesar 5,31. Sedangkan nilai atau tidaknya produk tersebut.
rata-rata respon organoleptik atribut warna
terendah ditunjukan pada perlakuan p2j1
yaitu sebesar 4,07 . Pada hasil tabel di atas 3.3. Produk Terpilih
terlihat semakin lama waktu pembekuan Berdasarkan hasil uji kadar air, kadar
dapat mempengaruhi respon organoleptik abu, kadar protein, kadar bakteri total TPC
atribut aroma terhadap jenis daging yang dan uji organoleptik pada lampiran 15.
telah dilakukan proses thawing. Penurunan Perlakuan terbaik dipilih mengacu pada
dan peningkatan respon organoleptik faktor (J) jenis daging dan faktor (P) lama
atribut aroma disebabkan karena adanya pembekuan serta kualitas daging yang
senyawa volatil yang teruapkan akibat memiliki nilai rata-rata dengan hasil
perubahan suhu dari suhu pembekuan ke analisis memenuhi standar mutu.
suhu thawing yang mengakibatkan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil
terjadinya penurunan dan peningkatan analisa maka dapat diambil suatu
aroma pada respon organoleptik atribut kesimpulan untuk menentukan sampel
aroma pada daging yang telah dilakukan terbaik dari penelitian ini. Dapat dilihat
proses thawing. pada tabel.
Soekarto (1985), menyatakan
bahwa komponen penyusun aroma terdiri

Tabel Penentuan Sampel Terpilih


Kode Kadar Kadar Kadar protein
TPC warna tekstur aroma
sampel air (%) abu (%) (%)
6
P1J1 63,56 1,377 32,30 65x10 3,51 4,24 4,48
P1J2 61,80 1,187 34,52 62x106 5,02 4,96 4,92

19
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

P1J3 80,59 1,319 16,63 40 x106 3,00 4,20 5,19


P1J4 61,72 1,199 29,15 47 x106 4,16 5,20 5,31
P2J1 62,87 1,191 32,02 127 x106 3,07 3,91 4,07
P2J2 60,93 1,130 33,92 119 x106 3,92 4,34 4,78
P2J3 78,56 1,036 16,55 80 x106 2,68 3,88 4,36
P2J4 61,00 1,048 29,08 82 x106 3,98 4,71 4,77
Bedasarkan hasil analisis, sampel lebih penting dalam pembentukan
terpilih adalah perlakuan p1j2 yaitu lama biomolekul daripada sebagai sumber
waktu pembekuan 14 hari dengan jenis energi. Namun demikian apabila organisme
daging yaitu daging sapi yang telah sedang kekurangan energi, maka protein ini
dilakukan thawing menggunakan juga dapat digunakan sebagai sumber
microwave pada suhu 30oC dengan waktu energi. Kandungan energi protein rata-rata
selama 2 jam 8 menit. Sampel terpilih 4 kilokalori/gram setara dengan kandungan
tersebut akan diaplikasikan pada proses energi karbohidrat (Sudarmadji, 2003).
pengenceran kembali daging beku Semakin tinggi kadar protein menandakan
(thawing) yang akan diolah menjadi suatu pada saat proses thawing tidak terjadi
produk pangan. penurunan yang besar pada kandungan gizi
Hasil analisis kadar air yang daging yang telah dibekukan.
terpilih tidak menunjukan rata-rata bahwa
kadar air tersebut lebih besar atau lebih IV KESIMPULAN DAN SARAN
kecil. Penentuan kadar air sangat penting
4.1. kesimpulan
dalam menentukan daya awet bahan
Berdasarkan penelitian yang telah
pangan, karena kadar air mempengaruhi
dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
sifat-sifat fisik, perubahan-perubahan
berikut:
kimia, kerusakan oleh mikroorganisme dan
1. Berdasarkan penelitian
perubahan enzimatis (Buckle dkk, 1987).
pendahuluan yang meliputi analisis
serta kadar air menunjukan persentase drip
kimia kadar protein pada daging
yang terkandung dalam bahan, maka dari
ayam broiler beku menggunakan
itu semakin tinggi kandungan air pada
beberapa metode thawing didapat
bahan pangan daging maka menunjukan
hasil terpilih yaitu metode thawing
semakin sedikitnya drip yang keluar pada
menggunakan microwave pada
saat proses thawing.
suhu 30oC dengan penurunan kadar
Hasil analisis kadar abu yang
protein paling rendah, yaitu
terpilih tidak menunjukan rata-rata bahwa
sebesar 1,21 %.
kadar abu tersebut lebih besar atau lebih
2. Lama pembekuan berpengaruh
kecil. Penentuan kadar abu sangat penting
terhadap respon kimia kadar air,
untuk mengevaluasi nilai gizi suatu bahan
kadar abu, dan kadar protein,
pangan terutama total mineral, kadar abu
respon mikrobiologi yaitu uji TPC,
dari bahan pangan menunjukan total
serta respon organoleptik warna,
mineral yang terkandung dalam bahan
tekstur dan aroma pada daging
tersebut (Aprilianto, 1988), semakin tinggi
yang telah dibekukan
kadar abu maka semakin banyak mineral
3. Jenis daging berpengaruh terhadap
dan nutrisi yang terkandung dalam bahan
respon kimia kadar air, dan kadar
tersebut, menandakan pada saat proses
protein, respon mikrobiologi yaitu
thawing tidak terjadi penurunan yang besar
uji TPC, serta respon organoleptik
pada kandungan gizi daging yang telah
warna, tekstur dan aroma pada
dibekukan.
daging yang telah dibekukan,
Hasil analisis kadar protein yang
tetapi tidak berpengaruh terhadap
terpilih menunjukan rata-rata terbesar,
respon kimia kadar abu.
karena kadar protein merupakan salah satu
4. Interaksi antara lama pembekuan
kelompok bahan makronutrisi. Tidak
dan jenis daging berpengaruh
seperti bahan makronutrisi lain seperti
terhadap respon organoleptik
lemak dan karbohidrat, protein ini berperan

20
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

atribut warna dan atribut aroma,


tetapi tidak berpengaruh terhadap Aprilianto, anton, 1988. Analisis pangan.
respon organoleptik atribut tekstur, PAU pangan dan gizi IPB Bogor.
respon kimia kadar air, kadar abu,
kadar protein dan respon Aulawi, 2013. Hubungan Konsumsi
mikrobiologi TPC. Daging Merah dan Gaya Hidup
5. Hasil penelitian utama Terhadap Resiko Kanker
menunjukan bahwa metode Kolon.Kutubkhanah, Vol. 16 No. 1
thawing menggunakan microwave Januari – Juni 2013.
pada suhu 30oC pada lama
pembekuan 14 hari dengan jenis Bechtel PJ. (1986). Muscle development
daging sapi merupakan metode and contractile proteins. Muscle as
yang baik yang dilihat berdasarkan Food. PJ Bectel. Ed. New York:
respon kimia kadar air, kadar abu Academic Press. Pp. 1-35.
dan kadar protein, respon
mikrobiologi yaitu uji TPC, serta Bendall JR. (1971). Muscless, molecules
respon organoleptik warna, tekstur and movement. New York:
dan aroma pada daging yang telah American Elsevier Publishing
dibekukan. Company, Inc. Pp. 131-357.

4.2. Saran Buckle, K.A., R. A. Edwards, G. H. Fleet


dan M. Wooton, 1978. Food
Berdasarkan penelitian yang telah
Science. Watson Ferguson & Co.
dilakukan, maka didapatkan saran
Brisbane, Australia.
sebagai berikut:
1. Hasil penelitian masih perlu
Corina, Daniela, Petru, 2013. Dunarea de
dikembangkan dengan berbagai
Jos” University of Galati, Faculty of
metode thawing lain.
Food Science and Engineering, 111
2. Diperlukan penelitian lanjutan
Domneasca Street, 800201, Galati,
untuk mengetahui kandungan
Romania, 19 Februari 2013.
nutrisi lain yang berkurang saat
dilakukan proses thawing pada
jenis daging yang di bekukan. Departemen Pertanian, 2016. “Produksi
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan Daging Sapi Menurut Provinsi 2012-
untuk mengetahui komponen- 2016” diakses: 30 Maret 2017.
komponen tertentu yang hilang
bersama drip sehingga dapat Departemen Pertanian, 2016. “Produksi
menunjukan hubungan yang erat Daging ayam broiler Provinsi 2016”
antara perubahan histologis dan diakses: 30 Maret 2017.
penurunan kualitas daging yang
telah melalui proses thawing Dian Sundari. 2015. Pengaruh Proses
Pemasakan Terhadap Komposisi Zat
DAFTAR PUSTAKA Gizi Bahan Pangan. Jakarta.

Dinas Peternakan dan Perikanan , 2011


Aberle ED, JC Forrest, DE Gerrard and
“Produksi ikan patin menurut
Edward WM. (2001).Principles of
Provinsi 2014” diakses: 30 Maret
Meat Science.25th Anniversary
2017.
Edition. Printed in the United Stated
of America.
Desrosier, N.W., 1969. The Technology Of
Anjarsari. 2010. Teknologi pasca moterm Food Preservation. 2nd ed. The AVI
dan dan teknologi. Universitas Publishing Co., Inc. Westport,
Pasundan 2017. Connecticut.

21
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

Sehat, Utuh, dan Halal) Pada


Dewita, Syahrul, Isnaini, 2011. Konsentrat Tempat Pemotongan Hewan Di kota
Protein Ikan Patin. Teknologi Hasil Gorontalo. Program studi Kesehatan
Perikanan Fakultas Perikanan Dan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu
Ilmu Kelautan Universitas Riau. Kesehatan Dan Keolahragaan.
Universitas Negri Gorontalo.
Ditjen PKH Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Minggawati. 2012. Parameter Kualitas Air
Hewan Kementerian Pertanian untuk Budidaya Ikan Patin
Republik Indonesia. 2013. (Pangasius pangasius) di Karamba
Statistik peternakan dan Sungai Kahayan, Kota Palangka
kesehatan hewan 2013. Jakarta. Raya.Jurnal Ilmu Hewani Tropika 1.

Mirdhayati, Hermanianto, Wijaya, Sajuthi,


Dwidjoseputro. 2005. Dasar-dasar
2014. Profil Karkas dan
mikrobiologi bahan pangan.
Karakteristik Kimia Daging
Djambatan, Jakarta
Kambing Kacang (Capra aegragus
hircus) Jantan, 6 Januari 2014.
Gespersz,. 2006. Teknik Analisis Dalam
Penelitian Percobaan. PT Taristo:
Miwada Nyoman 2015. Teknologi
Bandung.
Pembekuan daging. Fakultas
Peternakan Universitas Udayana.
Journal, 2012. Manfaat Daging Untuk
Denpasar.
Pertumbuhan Tubuh Manusia.
Fakultas Peternakan dan Pertanian,
Muchtadi, T., 1992. Ilmu Pengetahuan
Universitas Diponegoro. Diakses 2
Bahan Pangan, Departemen
April 2017.
Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat JendralnPendidikan
Judge, M. D., E. D. Aberle, J. C. Forrest,
Tinggi Pusat Antar Universitas
H. B. Hedrick, dan R. A. Merkel,
Pangan dan Gizi, Insitut Pertanian
1989. Principles Of Meat Science.
Bogor, Bogor
2nd., Kendall/Hunt Publishing Co.
Nazhar V. Billy, Djalal dan Widati 2012.
Dubuque, Iowa.
Pengaruh Lama Pemanggangan
dalam Microwave Terhadap Kualitas
Lawrie, R. A., 1979. Meat Science.3rd ed.
Fisik Steak Daging Ayam.(Effect of
Pergamon Press. Oxford .and Judge,
Roasting Time In Microwave To
M. D., E. D. Aberle, J. C. Forrest, H.
Physical Quality Of Chicken Steak).
B. Hedrick, dan R. A. Merkel, 1989.
Fakultas Peternakan Universitas
Principles Of Meat Science. 2nd.,
Brawijaya.
Kendall/Hunt Publishing Co.
Dubuque, Iowa.
Paine, F. A. dan H. Y. Paine, 1983.A
Handbook of Food
Lili Darwita, 2014. Produk Daging Beku
Packaging.Published by Leonard
Dan Thawing yang Aman. Bandung
Hill. London
28 Desember 2017.
Phariyadi. 2013. Jurnal Penelitian
Lukman, 2004. Product Safery pada
Teknologi pembekuan
Rumah Pemotongan Hewan.
pangan.Insitut Pertanian Bogor.
Diakses pada 1 april 2017.
Raden Fanny Megayanti. 2016. Pengaruh
Lupoyo Marika, Rany, dan Ramly, 2013.
Suhu Pemanggangan dan Jenis
Analisis Kualitas Daging Sapi
Daging Terhadap karakteristik
Berdasarkan Standar Asuh (Aman,
Dendeng.

22
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

Rachmawati, Muharlien, dan Achmanu Suradi, 2006. Perubahan Sifat Fisik Daging
2011. Meningkan Produksi Ayam Ayam Broiler Post Mortem Selama
Pedaging Melalui Pengaturan Penyimpanan Temperatur Ruang
Proporsi Sekam, Pasir dan Kapur (Change of Physical Characteristics
Sebagai Litter. Jurusan Produksi of Broiler ChickenMeat Post
Ternak, Fakultas Peternakan, Mortem During Room Temperature
Universitas Brawijaya.Malang. Storage). Fakultas Peternakan
Universitas Padjajaran.
Priyanto, Asnath, Muhammad,
Muhammad. ” Peningkatan Produksi Suryaningrum, TD. 2008. Ikan patin:
dan Kualitas Daging Sapi Lokal Peluang ekspor, penangan pasca
Melalui Penggemukan Berbasis panen dan diversi kasi produk
Serealia pada Taraf Energi yang olahannya. Squalen 3(1):16-23.
Berbeda. 2015.
Swatland, H. J., 1984. Structure and
Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Development of Meat Animals.
Daging Cetakan ketiga. Gadjah Prantice-Hall Inc., Englewood
mada university press, Yogyakarta. Cliffs. New Jersey.

Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Tranggono, Gardjito dan Astuti, 1980.
Daging Cetakan ke Empat. Gadjah Kimia, Nutrisi Pangan. PAU.
mada university press, Yogyakarta. Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Soeparno, Rihastuti. R. A., Indratiningsih
dan Suharjono T.A. 2001. Dasar Utami, 2007. Jurnal Penelitian Pengaruh
Teknologi Hasil Ternak Jurusan Metode Thawing Terhadap Kualitas
Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Fisik dan Mikrostruktular Daging
Peternakan. Universitas Gadjah Beku Sapi Perah Peranakan Ongole
mada. Jantan Dewasa.bulletin peternakan
2007.
Stadelman, W.J., V.M. Olson, G.A.
Shmwell, S. Pasch.1988. Egg and Urbain, W. M., 1971. Meat Preservation In
Poultry Meat Processing. Ellis The Science of Meat and Meat
Haewood Ltd. Products. 2nd ed. J. F. Price dan B.
S. Schweigert. W. H. Freeman and
Standar Nasional Indonesia. 2008. Co. San Fransisco
Persyaratan Mutu Daging Sapi
Lokal. Indonesia. Diakses: 1 April Waniate, Veronica. Dian septiana, Tiatin.
2017. Maing. 2014 pengaruh pemberian
tepung temulawak dan kunyit
Standar Nasional Indonesia. 2009. terhadap cookies drip dan uji
Persyaratan Mutu Daging Ayam. kebusukan daging puyuh jantan.
Indonesia. Diakses: 1 April 2017.
Wardani dan Widjanarko, S. B. 2013
Standar Nasional Indonesia. 2008. .Potensi jamur tiram (Pleurotus
Persyaratan Mutu ikan patin. ostreatus) dan gluten dalam
Indonesia. Diakses: 1 April 2017. pembuatan daging tiruan tinggi
serat.Jurnal teknologi pertanian vol.
Sugiono, Tien. 2013. Ilmu Pengetahuan 14 no. 3 hal 151-164.
Bahan Pangan. Cetakan ke 3,
Penerbit Alfabeta, Bandung. Widati, 2008. Pengaruh Lama Pelayuan
Dan Temperatur Peayuan Terhadap

23
Rizky Wirani (133020030)
Kajian Perbandingan Daun Dengan Ampas Buah Black Mulberry (Morus nigra) Terhadap
Karakteristik Teh Celup

Kemasan pada Daging yang


Dibekukan (The Influence of Aging
Period, Freezing Temperature and
Packaging Material on Frozen Beef
Chemical Quality), Program Studi
Teknologi Hasil Ternak, Fakultas
Peternakan, Universitas Brawijaya.

24

You might also like