You are on page 1of 6

E-ISSN : 2621-4164

Vol. 02 No 2 Desember 2019

Analisis Pondasi Tiang Pancang Berdasarkan Hasil


Perhitungan dan Loading Test
*
Nusa Setiani Triastuti 1, Indriasari 2
1, 2
Teknik Sipil Universitas Krisnadwipayana, Jalan Kampus Unkris Jatiwaringin
*)
Penulis korespondensi: nusasetiani@unkris.ac.id, indriasari@unkris.ac.id

Abstract

Pile foundation is one of the solutions of high-rise buildings not in the area of restrict area. When the pile
foundation reached until the hard ground reaches, a small settlement is expected and different setlement
are not occur. The objective: analyze the results of loading tests compared carryng capacity calculations,
pile cap thick required secure.
The research method used in this research is the case study of pile foundation twelve floors building in
Batam island. The reaction on the pile is analyzed using software program of non-linear structure version
9.5 which is supported by primary data, namely loading test and secondary data of soil investigation and the
largest column force taken on the pole 1.618,854 ton, Mx -7,936 ton meter, My -75,531 ton meter.
Carrying capacity analysis is based on friction and end bearing and calculated pole efficiency. The axial
load of the plan is supported by 16 (sixteen) piles, based on the loading test (P) the ultimate pile foundation
reaches 200% (two hundred percent) in the amount of 411.52 tons. Single pile carrying capacity is 205.76
tons .Settlement in the loading test results 10mm is smaller than from the setlement in calculation results. The
stress acting on the pile cap of 12.453 kg/cm2 is smaller than the permit strees of 13 kg/cm2.

Keywords: Pile Foundation, Pile Group, Efficiency Pile, Settlement

Abstrak

Pondasi tiang pancang merupakan salah satu solusi bangunan bertingkat tinggi bukan di daerah restrict
area. Bila dipancang sampai mencapai tanah keras, penurunan (settlement) kecil diharapkan tidak terjadi
perbedaan penurunan. Tujuan menganalisis hasil loading test dan perhitungan daya dukung, tebal pile cap
memenuhi keamanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tiang pancang di
pulau Batam. Reaksi pada tiang pancang dianalisis menggunakan software program struktur non linier
versi 9.5 yang didukung data primer yaitu loading test dan data sekunder penyelidikan tanah dan diambil
gaya kolom terbesar yang bekerja pada tiang 1.618,854 ton , Mx -7,936 ton meter, My -75,531 ton meter.
Analisis daya dukung berdasarkan friction dan end bearing serta diperhitungkan efisiensi tiang. Beban
aksial rencana terbesar ditopang tiang pancang sebanyak 16 (enam belas) buah, berdasarkan loading test
beban (P) tiang ultimit mencapai 200% (dua ratus persen) yaitu sebesar 411,52 ton. Daya dukung satu tiang
pancang 205,76 ton. Penurunan hasil loading test 10 mm lebih kecil dari dari penurunan hasil perhitungan .
Tegangan yang bekerja pada poer sebesar 12,453 kg/cm2 lebih kecil dari tegangan izin sebesar 13 kg/cm2

Kata Kunci: Tiang Pancang, Tiang Pancang Grup,, Efisiensi Tiang, Penurunan

Pendahuluan
1. Tinjauan Penyaluran Beban Pondasi Tiang
Gedung di Batam dipilih pondasi tiang pancang Pancang
ditentukan oleh struktur tanah dan lingkungan. Menurut tinjauan penyaluran beban pondasi
Pondasi tiang pancang merupakan bagian dari tiang pancang dibagi menjadi beberapa macam
bangunan yang berfungsi meneruskan semua yaitu (Sardjono, 1990):
beban yang terdapat di atasnya sampai mencapai a. Point Bearing Pile/End Bearing
kedalaman tertentu sehingga terdapat Tiang pancang dengan tahanan ujung (end
keseimbangan antara beban luar dan beban dalam bearing). Tiang ini meneruskan beban
(Murdopo, 1998). melalui tahanan ujung ke lapisan tanah
Analisis Pondasi Tiang PancangBerdasarkan Hasil Perhitungan dan Loading Test CESD Vol 02 No 2 Desember 2019

keras. Tiang semacam ini dimasukan Metode Analisis


sampai ke lapisan tanah keras sehingga
beban dipikul oleh lapisan tersebut. Bila 1.1. Metode studi kasus gedung 12 (dua belas)
bagian tanah merupakah tanah keras maka lantai di Batam, berdasarkan data sekunder
penentuan daya dukung tidak menjadi dengan:
masalah. 1. Data Tanah (Soil Investigastion)
b. Kombinasi (end Bearing dan friction) Data tanah Gedung di Batam, borelog
Pemancangan tiang dalam beberapa kasus (BH.1) dengan kedalaman mencapai
mencapai tanah keras harus melalui lapisan 11,75 meter di bawah permukaan tanah,
tanah lempung terlebih dahulu sehingga sondir ringan (S1) dengan dayang dukung
dalam menghitung daya dukung, tiang penetrasi konus mencapai 200 kg/cm2
pancang mengalami proses friction sebelum dengan kedalaman mencapai 9,80 meter
mencapai tanah keras, maka dalam di bawah permukaan tanah menunjukan
menghitung daya dukung ultimit digunakan BH1 dan S1. Gambar borelog BH1 dapat
analisis berdasarkan tahanan ujung (end dilihat pada Gambar 1 dibawah ini:
bearing) maupun perlekatan tanah
(friction).

2. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Desain


Pondasi
Merencanakan atau mendesain suatu struktur
pondasi ada beberapa faktor yang harus
diketahui karena berpengaruh terhadap desain
suatu pondasi yaitu (Hardiyatmo, 2002):
1. Tanah
Tanah adalah hasil proses pelapukan batuan
yang berproses secara fisik maupun kimia.
Jenis struktur tanah sangat menentukan
kemampuan pondasi mendukung beban.
2. Kapasitas Daya Dukung Tanah
Kapasitas daya dukung tanah adalah
kemampuan tanah dalam mendukung beban Gambar 1. Data Borelog (BH.1)
pondasi mulai dari struktur di atas pondasi
maupun beban pondasi itu sendiri. Data sondir ringan (S1) dapat dilihat pada
Kapasitas daya dukung tanah harus Tabel 1 di bawah ini:
diperhitungkan berdasarkan daya dukung Tabel 1. Data sondir ringan (S1)
tanah dan kemampuan tiang beton.
Menurut Coduto (1994) membagi 3 (tiga) untuk
mendukung daya dukung pondasi tiang
diantaranya yaitu metode static (menggunakan
prinsip –prinsip mekanika tanah klasik), dinamic
dan loading test (uji beban skala penuh). Cara tiang
pancang untuk mendukung beban ditentukan oleh
sifat fisik dan mekanis tanah baik itu karakteristik
maupun nilai c (cohesi), ∅ (sudut geser dalam),
γ (berat isi tanah) (Eko Seftian, 2015).
Akibat pemancangan dapat mempengaruhi nilai
daya dukung tiang. Daya dukung tertinggi terdapat
pada uji calendring dengan metode hiley. Besar
penurunan tertinggi terdapat pada metode hiley.
Analisis daya dukung pondasi tiang pancang
diverifikasi dengan hasil uji pile driving analyzer
test dan capwap (Andi Yusti, 2014).

49
Analisis Pondasi Tiang PancangBerdasarkan Hasil Perhitungan dan Loading Test CESD Vol 02 No 2 Desember 2019

2. Beban yang bekerja Mutu dalam perencanaan ini ditentukan


Dalam perencanaan pondasi Gedung di berdasarkan kemudahan menemukan material
Batam beban diperhitungkan berdasarkan dan material water tight fc beton = 35 MPa
beberapa gaya yang bekerja pada upper yang telah direncanakan.
structure berdasarkan Peraturan
1.4. Perhitungan Daya Dukung Tiang Ultimit
Perencanaan Pembebanan untuk Rumah
Pada perhitungan ini daya dukung tiang yang
dan Gedung SNI 1727-2013
menggunakan kombinasi dari end bearing dan
a. Beban Mati (Dead Load) friction pile sehingga didapat nilai sebagai
- Berat spasi lantai 3 cm (mortar) = berikut:
21 kg/m2 1. Kemampuan tiang terhadap material tiang
- Berat pelat lantai tebal 12 cm = menggunakan ukuran tiang 45x 45 cm =
288 kg/m2 Luas = 2.025 cm2
- Berat penutup lantai = 24 kg/m2 Fc beton = 35 mpa
- Berat plafon + rangka standar P tiang = 1/3 x 400 kg/cm2 x 2.025 cm2
(gypsum) = 18 kg/m2 = 270.000 kg = 270 ton
- Berat AC dan MEP = 80 kg/m2
2. Kemampuan tiang terhadap kekuatan
- Berat ½ bata (asumsi dinding) = 250
tanah
kg/m2
Nilai - nilai diketahui berdasarkan tabel
b.Beban Hidup (Live Load) grafik S1 dan BH.1 dari data soil
- Beban hidup tiap lantai 50 psf = kedalaman rencana adalah 9,20 meter di
2,40 kN/m2 bawah muka tanah dan asumsi
- Beban hidup lantai atap 20 psf = 0,96 menggunakan tiang pancang ukuran 45 x
kg/m2 45 cm. Friction 0,4 kg/cm sampai dengan
c. Beban Angin (Wind Load) kedalaman 7m; 0,6 kg/cm sampai dengan
Batam dan Kepulauan Riau yang kedalaman 9,8m lokal friction
notabene adalah daerah kepulauan berdasarkan sondir S1. Nilai lekatan
dengan kecepatan angin bervariasi, tanah (c) rata-rata = 4 kg/cm2 = 40 t/m2
adapun kecepatan angin diambil Keliling tiang pancang (k) = 180 cm
berdasarkan Peraturan Perencanaan Kedalaman rencana (h) = 920 cm
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung Luas selimut = 16,56 m2
tahun 2012 sebesar 75 kg/m2.
Didapat nilai kemampuan tiang terhadap
d.Beban Gempa (Quake Load) daya dukung tanah sebesar:
Mengacu Standar Nasional Indonesia Q tiang = (Luas tiang x nilai konus/3) +
(SNI) 03-1726-2012 beban gempa (Nilai lekatan x luas selimut)/5 =
didapatkan berdasarkan percepatan 118,125 + 143,08 = 261203 kg
spektrum sehingga parameter pendekatan
perencanaan gempa sesuai perhitungan, Standar Penetrasi Test (SPT)
adapun nilai koefisien respon seismik Berdasarkan data hasil bor (BH.1) didapat nilai
(Cs) yang didapat berdasarkan SNI 03- N = > 50 yaitu 55 dimana kandungan tanah
1726-2012 dan data dari peta wilayah didalamnya adalah lempung membatu, coklat
gempa adalah 0,0204. keabu-abuan, sangat keras dan plastisitas
rendah, menurut Mayerhof tanah berpasir c = 0
1.2. Desain Model Bangunan
Desain model struktur Gedung di Batam Qp = Ap x q x Nq
menggunakan sistem yang terdiri dari kolom, Lempung φ = 0
balok dan pelat lantai (sistem rangka pemikul Qp = Ap x q x Nq = Ap x cu x Nc
momen). BH1 φ =14 Nq = 5,5 :Nc = 18
Analisis menggunakan aplikasi program BH1 φ = 25 Nq =22 :Nc = 20
struktur nonlinier versi 9.5 dimana program Harga untuk daya dukung (Q) suatu tiang
tersebut dapat dengan mudah menguraikan adalah:
gaya-gaya yang bekerja dalan permodelan Q Tiang dalam ton = (40 x Nb x luas end
struktur. bearing) + qs x Afs = 40 x 55 x 0.2025 + 9,20
Kombinasi beban yang digunakan dalam x (30+50)/2 NSPrata2)/3= 271.17 ton
perencanaan ini sudah sesuai dengan SNI
gempa 03-1726-2012. Daya dukung tiang pancang hasil loading test
beban (P) tiang ultimit mencapai 200% (dua ratus
1.3. Mutu Beton Struktur
persen) yaitu sebesar 411,52 ton terhadap beban

50
Analisis Pondasi Tiang PancangBerdasarkan Hasil Perhitungan dan Loading Test CESD Vol 02 No 2 Desember 2019

rencana sehingga struktur masuk kategori kriteria D = diameter tiang


aman. B = panjang tiang

1.5. Perhitungan Kebutuhan Tiang Pancang


Data aktual beban aksial dari software 1.6. Perhitungan Beban Maksimum yang
program struktur nonlinier versi 9.5 didapat: diterima oleh Tiang.
Diambil nilai base 34 sebab memiliki nilai Data base 34 menunjukan beberapa angka
terbesar, adapun kebutuhan tiang pancang yang digunakan untuk menghitung beban
yang akan direncanakan adalah: maksimum yang diterima tiang pancang,
Q bahan = 270 ton adapun data tersebut adalah:
Q tanah = 271,17 ton ∑Pv = 1.618,854 ton
Q Loading test = 205,76 ton Mx = -7,936 ton.m
My = -75,531 ton.m
Berdasarkan ketiga daya dukung di atas n = 16
diambil daya dukung terendah untuk X maks = 67,5 cm = 0,675 m
mencari kebutuhan tiang pancang, maka Y maks = 67,5 cm = 0,675 m
diambil daya dukung (Q) berdasarkan SX2 = (0,675)2 + (0,675)2 = 0,91125 m
loading test yaitu 205,76 ton. SY2 = (0,675)2 + (0,675)2 = 0,91125 m
Kebutuhan tiang: nx =4
ny =4
Maka didapat :

Efisiensi terhadap tipe 9 (sembilan) tiang :


Efisiensi Tiang = P maks < P Tiang (ok)
113,67 ton < 205,76 ton (ok)

1.7. Perhitungan Tebal Poer Tiang Pancang.


Data yang digunakan menghitung tebal poer
dimana: adalah data base 34 dengan ketentuan
Eff = efisiensi kelompok tiang sebagai berikut:
θ = arc tg d/s, dalam derajat
m = jumlah baris tiang Syarat : σ < σ izin
n = jumlah tiang dalam satu baris
d = diameter tiang σ izin = 0,65√400 = 13 kg/cm2
s = jarak pusat ke pusat tiang Pada titik base 34 kolom tidak menumpu
pada tiang pancang, maka perhitungan
N tiang = P ultimate/(Q*ef.Tiang) kontrol terhadap pons dan tebal poer
= 14,85 ≈ 16, maka digunakan 16 tiang menggunakan beban tiang yang berada di
base 34.
Untuk tanah non-kohesif, nilai unit daya
dukung selimut dan ujung tiang didapat dari 1. Kontrol terhadap pons
kurva hubungan panjang pembenaman, P = 1618,854 ton
diameter tiang, serta sudut geser tanah B = 5D = 2.25 m
seperti yang diusulkan Coyle and Costello. h asumsi =1m

Untuk tanah kohesif, nilai unit daya dukung ujung


tiang didapat sebagai berikut:

Qp = (D/Bx9Cu)/4 untuk D/B < 4 Tebal poer tiang pancang 1 meter dan
Qp = 9Cu untuk untuk D/B >4 cukup menahan geser pons sehingga tidak
memerlukan tulangan geser pons.

2. Penulangan Poer Tiang Pancang


Perhitungan penulangan poer atau pile
(Braja M. Das, 2016) cap didasarkan prosentase luasan
dimana: penampang terhadap luas aktual besi.
cu = kuat geser tanah undrained a. Tulangan arah x

51
Analisis Pondasi Tiang PancangBerdasarkan Hasil Perhitungan dan Loading Test CESD Vol 02 No 2 Desember 2019

As. Tulangan=D19 (asumsi) c. Luas lapisan I pada Tanah


b = 1 meter (modul pelat) L1 = 3,6 + 2 x (sin 30o x 2) tg 30o
d = 1000 – 50 – (0,5 x 19) = 3,6 + 1,155 = 4,76 meter
= 940,5 mm B1 = 2,25 + 2 x 1 tg 30o
p = 50 mm = 2,25 + 1, 16 = 3,41 meter
(bersinggungan dengan tanah) Luas tanah pada lapisan 1 (A1) =
β = 0,85 4,76 x 3,41= 16,22 m2
fy = 400 kN/m2
f’c = 35 kN/m2 d. Menghitung Tegangan pada Tanah
Lapian 1 (P1)

e. Menghitung Tekanan Vertikal Efektif


sebelum ada Gedung (Po).
1.8. Penurunan (settlement) pada Tiang Po = 2,04 x 9,2 + 1,61 x (2 – 1) =
Pancang. 18,77 + 1,61 = 20,38 kg/cm2
Berdasarkan data sondir (S1) dan uji bor
tanah (BH.1), penurunan (settlement) pada f. Menghitung indeks kompresi (C)
tiang pancang dihitung berdasarkan titik
tanah dasar sehingga menggunakan
perhitungan penurunan menurut tahanan
ujung. Parameter dalam menghitung
g. Menghitung Penurunan Tanah Lapisan
penurunan dapat diuraikan sebagai berikut:
1 (S1)
1.Penurunan tiang pancang menggunakan
sampel dari titik base 5, adapun data
digunakan untuk perhitungan settlement
adalah:
h1 = 9,2 meter h. Menghitung Penurunan Tanah
h2 = 2 meter Lapisan 2 dan 3 (S2 dan S3)
h = 1 meter Berdasarkan penjelasan di atas maka
W = 944,94 ton dengan menggunakan pendekatan
L = 3,6 meter rumus yang sama didapatkan nilai
B = 2,25 meter penurunan S2 dan S3 adalah sebagai
γ1 = 2,04 kg/cm2 berikut :
γ2 = 1,61 kg/cm2 A2 = 27,03 m2
Po2 = 2,04 x 11,2 + 1,61 x (2 – 1) =
h lapisan 1 = 2 meter 22,85 + 1,61 = 24,46 kg/cm2
h. lapisan 2 = 2 meter C = (1,5 x 200)/24,46 = 12,27
h. lapisan 3 = 2 meter S2 = 0,049 m
Nilai γ1 dan γ2 di dapat berdasarkan Penurunan lapisan 3 adalah sebagai
lampiran soil test summary soil laboratory berikut:
result. A2 = 27,03 m2
a. Menghitung beban total (V) Po2 = 2,04 x 13,2 + 1,61 x (2 – 1) =
Berat poer = 3,6 x 2,25 x 1 x 2,4 = 26,93+ 1,61 = 28,54 kg/cm2
19,44 ton C = (1,5 x 200)/28,54 = 10,51
Berat total tiang = 6 x 0,45 x 0,45 x S2 = 0,068 m
9,2 x 2,4 = 26,83 ton
Berat beban total (V) = 944,94 + 19,44 i. Menghitung Penurunan Total (Stotal)
+ 26,83 = 991,21 ton Stotal = S1 + S2 + S3 = 0,034 +
0,049 + 0,068 = 0,151 m = 15,1 cm
b. Menghitung tegangan poer (q)
Hasil Loading test terjadi penurunan sebesar
Luasan Poer (A) = 3,6 x 2,25 = 10 cm dapat dilihat pada Gambar 2 di
8,1 m2 bawah ini:
Tegangan poer (q) = 991,21/8,1=
122,37 t/m2 = 12,24 kg/cm2

52
Analisis Pondasi Tiang PancangBerdasarkan Hasil Perhitungan dan Loading Test CESD Vol 02 No 2 Desember 2019

Daftar Pustaka
Andi Yusti, (2014). Analisis Daya Dukung
Pondasi Tiang Pancang Diverifikasi dengan Hasil
Uji Pile Driving Analyzer Test dan Capwap (Studi
Kasus Proyek Pembangunan Gedung Kantor Bank
Sumsel Babel di Pangkalpinang), Jurnal Fropil,
Vol 2 Nomor 1. Januari – Juni. Jurusan Teknik
Sipil Universitas Bangka Belitung.

Das, Braja M. (2016), Principles of Foundation


Engineering, Eighth Edition, S1, Global
Gambar 2. Penurunan hasil loading test Engineering Publisher, United States of America.

Departemen Pekerjaan Umum, (1983), Peraturan


Pembebanan Indonesia untuk Gedung, cetakan
kedua, Bandung.
Hasil dan Pembahasan
Departemen Pekerjaan Umum, (1987), Pedoman
Beban hidup, maupun beban mati pada struktur Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan
atas diperhitungkan tributary area yang diterima Gedung (SKBI-1.3.53.1987), Bandung.
kolom tersebut, dengan diperhitungkan
kontribusi dari gaya horizontal sebesar 5%. Randyanto, E.S, Sumampouw, J.E.R, Balamba,S.
Data tanah, perhitungan, loading test (2015), Analisis Daya Dukung Tiang Pancang
dibandingkan dan dianalisis, selain itu dengan Menggunakan Metode Statik dan
dibandingkan hasil settlement antara perhitungan Calendring Studi Kasus : Proyek Pembangunan
dan loading test Manado Town Square 3, Jurnal Sipil Statik Vol.3
Daya dukung dari bahan, tanah (lab): No.9 September 2015 (631-643), Fakultas Teknik
1. Q bahan = 270 ton Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
2. Q tanah = 271,17 ton
3. Q Loading test= 205,76 ton Hardiyatmo, H.C. (2002), Mekanika Tanah 1,
Q izin 205,76 ton Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Penurunan (settlement) perhitungan 15,1 mm,
sedangkan hasil loading test 10 mm Murdopo, (1998), Diktat Kuliah Teknik Pondasi,
Universitas Negeri Jakarta, Jakarta.
Kesimpulan
Pondasi tiang pancang dengan dimensi tiang Sardjono, H.S. (1990), Pondasi Tiang Pancang,
45 x 45 cm dan panjang rencana 9,20 meter, mutu jilid I, Penerbit PT Sinar Wijaya, Surabaya.
beton fc’ = 35 MPa, berdasarkan hasil loading test
sebesar 205,76 ton, berdasarkan kondisi tiang SNI 1727 – 2013, (2013), Beban Minimum untuk
pancang sebesar 270 ton. Tebal poer atau pile cap Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur lain,
1,00 meter memenuhi kriteria keamanan dimana Badan Standardisasi Nasional Bandung.
pada base 34 beban aksial sebesar 1.618,854 ton
ditopang tiang pancang sebanyak 16 (enam belas) SNI 2847 – 2013, (2013), Persyaratan Beton
titik, tegangan yang bekerja pada poer sebesar Struktural untuk Bangunan Gedung Badan
12,453 kg/cm2 lebih kecil dari σ izin sebesar 13 Standardisasi Nasional Bandung.
kg/cm2 dan berdasarkan data loading test beban (P)
tiang ultimit mencapai 200% (dua ratus persen) SNI SNI 03-1726-2012, (2012). Tata Cara
yaitu sebesar 411,52 ton terhadap beban rencana Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
(Pn) yaitu sebesar 1.618,854 ton dengan 16 tiang, Bangunan Gedung dan Non Gedung, Badan
sehingga struktur masuk kategori kriteria aman. Standardisasi Nasional Bandung.
Penurunan (settlement) hasil loading test lebih
kecil 10/15,1= 0,66 dari perhitungan, diharapkan
penurunan nyata lebih kecil.

53

You might also like