You are on page 1of 9

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PARTISIPATIF

SEBAGAI UPAYA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMIASEAN

Ika Pasca Himawati


Universitas Bengkulu

Abstract : Asean Economic Community (AEC) is a part of social change will be faced by the
nation of Indonesia. On a global scale, MEA is began to the development of strategic sectors
such as economic development, the application of information technology and the creation of a
conducive socio-cultural in masyarakat.In life, education became the main focus in producing
quality human resources. Thus, intelligently filling of opportunities and face the challenges
MEA.Therefore, participatory learning, which is based on the individual's involvement in a
whole series of learning becomes important to develop. Teachers as educators function as a
facilitator and partner simultaneously. The taps in the expression is opened widely and
integrative bagisetiap individuals.In the process of the development of participatory learning,
experience and reasoning thinking as bases in sharpening social sensitivity is intended to
respond to social change. So that individuals are able to see and understand the social reality
as a whole. In addition, individuals should be able to read or potential opportunities in the face
of the MEA. Thus, the potential will be able to thrive in both the local and global scale.
Through the development of participatory education learning, learners are encouraged to be
able to be personally critical, creative and innovative. With so may increase the human
resources that are responsive and adaptive to social change.

Keywords: Asean Economic Community, participatory education, social change

Abstrak : Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) merupakan bagian dari perubahan sosial yang
akan segera dihadapi oleh bangsa Indonesia. Dalam skala global,MEAakanmenitikberatkan
pada upaya pengembangan sektor strategis seperti pembangunan ekonomi, penerapan teknologi
informasi dan penciptaan sosial budaya yang kondusif dalam kehidupan masyarakat.Untuk
itu,pendidikan menjadi lokus utama yang dinilaiberkontribusi dalam menghasilkan sumber
daya manusia berkualitas. Sehingga, mampu secara cerdas mengisi peluang sekaligus
menghadapi tantangan MEA.Oleh sebab itu, pembelajaran partisipatif yang bertumpu pada
keterlibatan individu dalam seluruh rangkaian pembelajaran menjadi penting untuk
dikembangkan. Guru sebagai tenaga pendidik menjalankan fungsi sebagai fasilitator sekaligus
patner secara bersamaan. Keran dalam berekspresi dibuka secara luas dan integratif bagisetiap
individu. Dalam proses pengembangan pembelajaran partisipatif,pengalaman dan penalaran
berpikir menjadi basis dalam mengasah kepekaan sosial yang ditujukan untuk merespon
perubahan sosial. Sehingga individu mampu melihat dan memahami realitas sosial secara
utuh.Disamping itu, individu diharapkan mampu membaca peluang ataupun potensi diri dalam
menghadapi MEA. Dengan demikian, potensi akan dapat berkembang baik dalam skala lokal
maupun global. Melalui pengembangan pembelajaran pendidikan partisipatif, peserta didik
didorong untuk dapat menjadi pribadi yang kritis, kreatif serta inovatif.Dengan begitu dapat
meningkatkan sumber daya manusia yang responsif dan adaptif terhadap perubahan sosial.

Kata Kunci : Masyarakat Ekonomi Asean, Pendidikan partisipatif, perubahan social

PENDAHULUAN dan komprehensif. Oleh karena itu sektor


Dunia pendidikan senantiasa bergerak pendidikan kita harus mampu memanfaatkan
maju secara dinamis, khususnya untuk Teknologi Informasi (TI) untuk
menciptakan media, metode dan materi mengembangkan sistem pendidikan berbasis
pendidikan yang semakin menarik, interaktif media elektronik atau dikenal dengan e-

40
Pengembangan Pendidikan Partisipatif, Ika Pasca Himawati 41

learning.Teknologi internet merupakan jenis dilakukan.Hal ini dikarenakan fasilitas hotspot


media e-learning yang dapat menciptakan yang ada di SMA Negeri 1 Tanjung Raja
interaksi dua arah secara online. jarang digunakan untuk kegiatan proses
Hasil observasi yang telah dilakukan di pembelajaran di sekolah dan media yang
SMA Negeri 1 Tanjung Raja menyatakan sering digunakan selalu sama setiap kali
bahwa kegiatan belajar peserta didik dikelas proses pembelajaran.
yang menunjukkan kurangnya pemahaman Pengamatan awal yang telah dilakukan
peserta didik dan kesadaran untuk mengetahui di SMAN 1 Tanjung Raja melalui wawancara
seberapa besar pengetahuannya serta dengan guru ekonomi kelas XI maka hasilnya
mengontrol aktivitas kognitifnya masih banyak siswa yang kurang tertarik dengan
rendah. Selain itu peserta didik merasa media yang ada sekarang dikarenakan
kesulitan dalam belajar salah satu materinya masih bersifat abstrak sehingga
penyebabnya adalah kurangnya variasi guru kurang jelas bagi peserta didik, sehingga hasil
dalam penggunaan media pembelajaran. belajarnya menjadi rendah. Dari fakta tersebut
maka peneliti tertarik untuk mengadakan
Berdasarkan analisis permasalahan di
penelitian dengan judul “
atas guru ekonomi dan peserta didik di SMA
PengembanganHypermedia Pada
Negeri 1 Tanjung Raja membutuhkan media
Pembelajaran Ekonomi Kelas XI IPS di SMA
belajar baru yang lebih variatif dan dapat
Negeri 1 Tanjung Raja”.
mengatasi kejenuhan peserta didik serta
banyaknya target ketuntasan yang harus
dicapai peserta didik. TINJAUAN PUSTAKA
Media pembelajaran diharapkan 1. Pengertian Belajar Dan Pembelajaran
Belajar adalah suatu proses yang
mampu meningkatkan motivasi bagi peserta
berlangsung di dalam diri seseorang yang
didik untuk mempunyai kemauan yang keras
mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku
dalam belajar.Salah satu bentuk dari media
dalam berpikir, bersikap, dan berbuat (W.
pembelajaran adalah Hypermedia.
Gulo, 2002:23).
Hypermedia adalah gabungan dari
Roziqin (2007:62) Belajar adalah
berbagai media yang diatur oleh
sebuah proses yang dilakukan oleh individu
hypertext.Hypermedia meliputi berbagai
untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah
media seperti video/visual, audio/suara,
laku yang menetap, baik yang dapat diamati
music, teks, animasi, film,grafik dan gambar (
maupun yang tidak dapat diamati secara
Blanchard dan Rotenberg dikutip Munir, 2009
langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil
: 66 ). Salah satu wadah yang baik untuk
latihan atau pengalaman dalam interaksinya
Hypermedia adalah World Wide Web.
dengan lingkungan.
Penelitian ini akan membahas
Jadi belajar adalah suatu proses yang
pengembangan media Hypermedia dalam
berlangsung di dalam diri seseorang untuk
pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan
memperoleh sebuah perubahan tingkah laku
World Wide Web sebagai media belajar untuk
yang menetap dan untuk mendapatkan aneka
sekolah menengah atas. Penelitian ini
ragam competencies, skills, and attitudes.
merupakan penelitian
Secara umum istilah belajar dimaknai
pengembangan.Penelitian ini menggunakan
sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkan
media Hypermedia karena kurangnya
terjadinya perubahan tingkah laku. Dengan
pemanfaatan fasilitas hotspot atau internet di
pengertian demikian, maka pembelajaran
SMA Negeri 1 Tanjung Raja dan perlunya
dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang
variasi dari media pembelajaran yang pernah
42JURNAL PROFIT VOLUME 3, NOMOR 1, MEI 2016

dilakukan oleh guru sedemikian rupa, 3. Pengertian Hypermedia


sehingga tingkah laku peserta didik berubah Prasojo dan Riyanto, (2011 : 189 )
ke arah yang lebih baik ( Darsono, 2000:24). Hypermedia merupakan file data berisi
Pembelajaran dapat diartikan sebagai banyak informasi yang dikirimkan melalui
proses kerja sama antara guru dan siswa internet ke computer, dan dimunculkan secara
memanfaatkan segala potensi dan sumber grafis dalam cara user friendly.
yang ada baik potensi yang bersumber dari Kustandi ( 2011 : 36) Hypermedia
dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, dan adalah perluasan dari hypertext yang
bakat kemampuan dasar yang dimiliki menggabungkan media lain kedalam teks.
termasuk gaya belajar maupun potensi yang Dengan sistem hypermedia pengarang dapat
ada diluar diri siswa seperti lingkungan, membuat suatu korpus materi yang kait-
sarana sumber belajar sebagai upaya untuk mengkait meliputi teks, grafik, gambar
mencapai tujuan belajar tertentu (Sanjaya, animasi, bunyi, video, music dan lain-lain.
2010:26). Blanchard dan Rotenberg (dikutip
Dari beberapa pendapat di atas dapat Munir, 2009 : 66) Hypermedia adalah
disimpulkan pembelajaran adalah suatu gabungan berbagai media yang diatur oleh
kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan hyperteks, hypermedia meliputi berbagai
memanfaatkan segala potensi dan sumber media sesperti video/visual, audio/music, teks,
yang ada untuk mencapai tujuan belajar animasi, film, grafik, dan gambar.
tertentu. Dari penjelasan di atas dapat
2. Pengertian Media Pembelajaran disimpulkan bahwa hypermedia adalah
Heinich (dikutip Azhar Arsyad, 2011:4) perpanjangan dari Hypertext dan Multimedia
media pembelajaran adalah perantara yang yaitu suatu media di mana informasi itu tidak
membawa pesan atau informasi bertujuan hanya jenis teks, tetapi juga dari jenis gambar,
instruksional atau mengandung maksud- suara, video, atau
maksud pengajaran antara sumber dan multimedia.Sebuah hypermedia dimaksudkan
penerima. Sanjaya (2012:61) untuk menyajikan informasi yang interaktif
“Mengemukakan bahwa yang dimaksud yang dapat berhubungan dengan banyak
media pembelajaran adalah suatu alat, media yang lebih luas.Salah satu bentuk dari
lingkungan dan segala bentuk kegiatan yang hypermedia adalah world wide web.
dikondisikan untuk menambah pengetahuan, 4. Pengertian World Wide Web (WWW)
mengubah sikap atau menambah pada setiap Prasojo dan Riyanto ( 2011: 188) World
orang yang memanfaatkannya,Sanjaya Wide Web adalah suatu ruang informasi yang
(2013: 42), kepedulian sosial adalah sikap dipakai oleh pengenal global yang disebut
yang memperhatikan kehidupan bersama. URI (Uniform Resourse Identifier) untuk
Sikap ini diwujudkan melalui kepekaan mengidentifikasi sumber daya- sumber daya
terhadap keadaan orang lain, partisipasi dalam yang berguna.
melakukan perubahan yang positif, menolong World wide web atau yang dikenal Web
tanpa pamrih, toleransi, dan empati terhadap adalah salah satu layanan yang didapat oleh
penderitaan orang lain pemakai computer yang terhubung ke internet.
Jadi media pembelajaran adalah alat Web ini menyediakan informasi bagi pemakai
bantu proses belajar mengajar yang dapat computer yang terhubung ke internet dari
dipergunakan untuk menambah pengetahuan, sekedar informasi “sampah” atau informasi
mengubah sikap atau menambah setiap orang yang tidak berguna sama sekali sampai
yang memanfaatkan yang bertujuan informasi yang serius, dari informasi yang
instruksional. gratisan sampai informasi yang komersial.
Pengembangan Pendidikan Partisipatif, Ika Pasca Himawati 43

Turban (2005:50) World Wide Web belajar mengajar, yang pada sisi guru dilihat
adalah sebuah aplikasi yang menggunakan melalui evaluasi
fungsi transportasi dari internet, memiliki proses pembelajaran dan pada sisi siswa mer
standar yang dapat diterima secara universal upakan puncak atau titik dari proses belaja
untuk menyimpan, mencari, mengambil, r.
memformat dan menampilkan informasi Zurmaini (2006:14), hasil belajar
melalui klien/server. merupakan keadaan peserta didik setelah
Dari beberapa pendapat di atas dapat mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata
disimpulkan World Wide Web adalah suatu pelajaran tertentu dalam jangka waktu
ruang informasi yang dapat dipakai oleh tertentu yang diperoleh dengan mengadakan t
pengguna computer dengan terhubung ke es hasil belajar siswa.
internet untuk menyimpan, mencari, Winkel (2005:53), hasil belajar adalah
mengambil, memformat dan menampilkan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung
informasi melalui klien/server. dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
Langkah – Langkah Media Pembelajaran menghasilkan
Hypermedia perubahan - perubahan dalam pengetahuan,
Menurut Smaldino, Sharon E (2011 : pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Pe
46) adapun langkah – langkah penggunaan rubahanitu bersifat relative konstan dan berbe
hypermedia yaitu : ka.
a) Persiapan sebelum menggunakan Dari beberapa pendapat di atas maka
media dapat disimpulkan, hasil belajar adalah suatu
- Mempelajari petunjuk penggunaan hasil yang diperoleh dari aktivitas mental
media yaitu kegiatan
- Semua peralatan yang akan pembelajaran yang menunjukkan tingkat
digunakan perlu disiapkan keberhasilan seseorang dalam mempelajar
sebelumnya, sehingga dalam i materi pelajarandi sekolah yang dinyatakan
pelaksanaan pembelajaran tidak akan dalam bentuk skor dan diperoleh dari hasil tes
terganggu oleh hal-hal yang bersifat .
teknis. 6. Penelitian Pengembangan
- Perhatikan pengaturan ruang dan Penelitian dan pengembangan adalah
jumlah siswa. suatu proses yang dipakai untuk
b) Pelaksaanaan penggunaan media mengembangkan dan menvalidasi produk
c) Meminta respon peserta didik pendidikan. Akhir-akhir ini telah berkembang
Guru memberikan kesempatan kepada
penelitian-penelitian yang arahnya adalah
peserta didik untuk bertanya.
untuk menghasilkan sebuah produk tertentu,
d) Evaluasi
mengkaji sesuatu dengan mengikuti alur
Guru memberikan evaluasi atau latiha
berjalannya periode waktu, mempelajari suatu
n soal mandiri.
proses terjadinya atau berlangsungnya suatu
e) Tindak lanjut
Peserta peristiwa, keadaan dan objek tertentu. Dalam
didik diberikan pekerjaan rumah dunia pendidikan dan pembelajaran
5. Pengertian Hasil Belajar khususnya, penelitian pengembangan
Hasil belajar sering digunakan sebagai memfokuskan kajiannya pada bidang desain
ukuran yang utama bagi prestasi siswa yang atau rancangan, apakah itu berupa model
diperoleh dari kegiatan pembelajaran. desain dan desain bahan ajar, produk misalnya
Dimyati (2002:3) hasil belajar media, dan juga proses ( Setyosari, 2010:214).
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
44JURNAL PROFIT VOLUME 3, NOMOR 1, MEI 2016

Ada beberapa model pengembangan, pembelajaran, sarana dan media serta


namun peneliti mengambil model ketersediaan sarana dan prasarana yang
pengembangan Rowntree. Peneliti memilih digunakan guru dalam pembelajaran dan
model Rowntree ini dikarenakan sesuai ketersediaan laboratorium di sekolah tersebut
dengan media yang akan dikembangkan, serta dan akan menjadi panduan untuk tahap
model pengembangan Rowntree sederhana, selanjutnya, yaitu perumusan tujuan
mudah diterapkan, dapat dikembangkan pembelajaran.
sendiri oleh pendidik, komponen KBM 2). Perumusan Tujuan Pembelajaran
lengkap dan peserta didik pun dilibatkan Perumusan tujuan pembelajaran
dalam persiapan untuk KBM. Menurut dimulai menentukan materi yang potensial
Prawiradilaga (2008:46) model berdasarkan Kompetensi Inti (KI),
pengembangan Rowntree terdiri dari tiga Kompetensi Dasar (KD), penentuan indikator
tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap keberhasilan, bentuk evaluasi hasil belajar
pengembangan dan tahap evaluasi yang akan digunakan, referensi dan
pendukung lainnya. Kemudian dilanjutkan
METODOLOGI PENELITIAN dengan penulisan format naskah(story board)
Metode yang digunakan adalah metode yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya
penelitian dan pengembangan, metode yang yaitu tahap pengembangan.
digunakan untuk menghasilkan produk b.Tahap Pengembangan
tertentu, dan menguji keefektifan produk Pada tahap ini, peneliti melakukan
tersebut ( Sugiyono, 2010:297). Adapun pengembangan topik, penyusunan draf
model pengembangan yang digunakan dalam (mendesain) hypermedia berbentuk world
penelitian ini adalah model Rowntree, yang wide web kemudian merancang
terdiri dari tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pengembangan (prototype product). Pada
tahap pengembangan, dan tahap evaluasi. tahap pengembangan peneliti mulai
Prosedur yang dilakukan sesuai dengan model memproduksi produk pembelajaran
pengembangan Rowntree yang telah hypermedia berbentuk world wide web yang
dimodifikasi dengan evaluasi Tessmer. meliputi peyusunan rencana pelaksanaan
Tahapan – tahapan prosedur tersebut akan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang
dijelaskan sebagai berikut : telah dibuat sebelumnya dengan berlandaskan
a. Tahapan Perencanaan pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Merupakan tahap awal dalam Dasar (KD) yang telah ditentukan ditahap
penelitian pengembangan yang sebelumnya. Pembuatan gambar, teks, video,
mengidentifikasi kebutuhan dan merumuskan animasi dan musik yang dihasilkan disebut
tujuan pembelajaran. Pada tahap ini peneliti prototype 1, yang akan dinilai pada tahap
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : evaluasi.
1). Analisis Kebutuhan c.Tahap Evaluasi
Analisis kebutuhan adalah langkah awal Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dalam
dan menjadi dasar dalam pengembangan pengembangan hypermedia berbentuk world
pembelajaran hypermedia berbentuk world wide web, yang bertujuan untuk mengetahui
wide web. Dalam tahap analisis kebutuhan, kelayakan produk yang dihasilkan untuk
sumber informasi dalam konteks digunakan.
pembelajaran diperoleh dari peserta didik Sesuai dengan tahap pengembangan
dilakukan dengan cara memberikan lembar model Rowntree, self evaluation akan
angket/kuesioner berisi pertanyaan/pernyataan dilakukan pada tahap perencanaan dan
yang meliputi minat, pelaksanaan pengembangan. Sehingga pada tahap evaluasi
Pengembangan Pendidikan Partisipatif, Ika Pasca Himawati 45

dengan evaluasi formatif Tessmer, tahapan 5).Field Test (Uji Lapangan)


evaluasi hypermedia dimulai dari validasi Produk yang telah diuji cobakan ke
penilaian para ahli (Expert Review), Evaluasi kelompok kecil selanjutnya akan dilakukan uji
satu-satu (One To One), kelompok Kecil coba lapangan yang dilakukan pada kelas
(Small Group) dan Uji Lapangan (Field Test). yang sebenarnya. Pada tahap ini akan dilihat
1). Self Evaluation apakah penggunaan produk pembelajaran
Merupakan penilaian yang dilakukan tersebut efektif dalam meningkatkan hasil
oleh peneliti sendiri terhadap prototype 1 belajar peserta didik dengan pemberian tes
hypermedia berbentuk world wide web pada kepada peserta didik baik itu sebelum
pembelajaran ekonomi yang dilakukan setelah menggunakan (pretest) dan setelah
tahap perencanaan dan tahap pengembangan. menggunakan (posttest) produk yang telah
2). Expert Review (Validasi Para Ahli) dikembangkan.
Penilaian ini dilakukan oleh ahli media dan
ahli materi yang bertindak sebagai validator HASIL DAN PEMBAHASAN
yang akan menguji validitas dari produk yang Penelitian pengembangan ini
dibuat oleh peneliti. Uji validitas yang menghasilkan hypermedia pada mata
dilakukan meliputi materi (content), desain pelajaran ekonomi kelas XI IPS. Proses
pembelajaran (construct) dan aspek media pengembangan hypermedia menggunakan
(layout). Penilaian dan saran-saran yang model Rowntree, yang terdiri dari tiga tahap,
diberikan validator akan digunakan untuk yaitu 1) tahap perencanaan (analisis
merevisi produk yang dihasilkan. kebutuhan & rumusan tujuan pembelajaran),
3).One To One Evaluation ( Uji Satu-satu) 2) tahap pengembangan (pengembangan
Evaluasi one-to-one diberikan pada 3 topik, perumusan draft, produksi prototipe1),
orang peserta didik. Penilaian ini bertujuan dan 3) tahap evaluasi (yang dimodifikasi
untuk melihat kesalahan-kesalahan nyata dari dengan evaluasi formatif Tessmer yang terdiri
produk yang dihasilkan melalui penilaian dari penilaian para ahli (Expert Review),
peserta didik. Dari berbagai pendapat siswa Evaluasi satu – satu (One To One, kelompok
yang diperoleh sehingga dapat diketahui kecil (Small Group) dan Uji Lapangan (Field
apakah produk yang dihasilkam sudah praktis Test)).
atau masih memerlukan perbaikan (revisi) Pada tahap perencanaan, analisis
sebelum diujikan ke kelompok kecil (small kebutuhan bertujuan untuk mengetahui
group) dan hasil revisi disebut dengan kondisi pembelajaran ekonomi di SMA
prototype 2. Negeri 1 Tanjung Raja dengan hasil studi
4).Small Group (Kelompok Kecil) lapangan, diperoleh data bahwa pembelajaran
Produk yang telah direvisi (prototype ekonomi cukup baik dilihat dari segi minat
2) selanjutnya akan diuji cobakan ke siswa untuk mengikuti pembelajaran yang
kelompok kecil yang terdiri dari 6 orang sangat tinggi serta cara siswa mengatasi
peserta didik. Hal ini bertujuan untuk masalah dalam memahami materi. Namun,
memperoleh informasi mengenai kepraktisan belum dimaksimalkannya penggunaan media
penggunaan dan tanggapan melalui lembar pembelajaran selama ini untuk pembelajaran
angket tentang produk yang dihasilkan. ekonomi maupun mata pelajaran
Sehingga peneliti dapat mengetahui lainnya.Berdasarkan hasil analisis kebutuhan,
kelemahan produk yang dihasilkan dan akan didapatkan materi yang potensial untuk
menjadi landasan untuk mengadakan revisi II dikembangkan dalam hypermedia, yaitu
pada prototype 2 sebelum dilakukan ketenagakerjaan.
pengujian lapangan (field test).
46JURNAL PROFIT VOLUME 3, NOMOR 1, MEI 2016

Pada tahap pengembangan, menyusun (posttest)sebesar 91,2% dengan jumlah siswa


draft hypermedia peneliti melakukan kegiatan yang tuntas sebanyak 31 orang. Berdasarkan
– kegiatan antara lain, pembuatan Garis Besar perbandingan persentase hasil belajar awal
Program Media (GBPM), silabus dan RPP, dan hasil belajar akhir tersebut telah terjadi
pembuatan storyboard, pengumpulan bahan – peningkatan hasil besar sebesar 73,6% dan
bahan yang dibutuhkan hingga proses berdasarkan jumlah persentase hasil tes akhir
produksi selesai. Dan kemudian dilanjutkan sebesar 91,2% telah mencapai kriteria
dengan tahap evaluasi. ketuntasan klasikal sebesar ≥ 85% yang
Pada tahap evaluasi, penilaian para menunjukkan bahwa hypermedia yang
ahli (Expert Review) didapatkan rata – rata peneliti hasilkan efektif terhadap hasil belajar
hasil validasi menurut ahli media sebesar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat yang
87,5% dengan kategori sangat baik dan rata – dikemukakan Wena (2011:204-205) bahwa :
rata hasil validasi menurut ahli materi sebesar Penggunaan pembelajaran melalui
77,1% dengan kategori baik. Serta terdapat komputer dalam pembelajaran
beberapa saran masukan dari ahli media dan Akan membuat kegiatan
ahli materi yang dijadikan landasan untuk pembelajaran berlangsung secara tepat guna
revisi setelah dilakukan penelitian satu – satu dan berdaya guna sehingga hasil
(One To One) diantaranya tampilkan Tujuan belajar siswa dapat
Pembelajaran, tampilkananimasi yang sesuai ditingkatkan.Peningkatan hasil belajar dan
dengan materi, bahasa Asing cetak miring, motivasi belajar siswa merupakan indikator
penggunaan size font diperbesar, kalimat efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
dalam satu paragraf lebih baik pembelajaran.
disederhanakan, dan tambahkan soal latihan. Dengan demikian, hypermedia yang
Pada penilaian satu – satu yang dilakukan dihasilkan dikategorikan sudah valid, praktis,
didapatkan saran –saran masukan berupa efektif pada mata pelajaran ekonomi materi
background di hypermedia lebih ditambahkan ketenagakerjaan, sehingga hypermedia dapat
animasi – animasi yang lebih menarik, dijadikan alternatif dalam proses
Animasi dan Musik perlu ditingkatkan lagi, pembelajaran.
dan Materinya harus ditambah lebih banyak Adapun kelebihan dari hypermedia ini
lagi, telah dilakukan revisi yang kemudian yaitu : a).Pada hypermedia yang
disebut prototipe 2. Dan didapat kesimpulan dikembangkan mampu membuat siswa lebih
bahwa hypermedia yang dihasilkan telah tertarik untuk belajar dan aktif di dalam kelas.
memiliki kategori valid dan cukup praktis b). Hypermedia yang dihasilkan dapat
sehingga dapat dilanjutkan ke tahap evaluasi digunakan secara berulang – ulang dan
selanjutnya. membukanya dirumah untuk mengulang
Berdasarkan tahap uji lapangan yang pelajaran. c). Siswa dapat menentukan sendiri
dilakukan pada tanggal 23 Agustus 2014 di apakah membaca materi terlebih dahulu
Laboratorium Komputer SMA Negeri 1 ataupun melihat video terlebih dahulu. Dan
Tanjung Raja, yang bertujuan untuk melihat kekurangan hypermedia ini yaitu : a). Terletak
efektifitas penggunaan hypermedia yang pada keterbatasan waktu peneliti untuk
dihasilkan terhadap hasil belajar siswa dengan melakukan penelitian yang mendalam.
pemberian tes, baik itu tes awal (pretest) b).Terhambatnya pembelajaran jika koneksi
maupun tes akhir (posttest), dan didapat rata – internet lambat atau hostpotnya sedang sibuk.
rata hasil tes awal (pretest) sebesar 17,6%
dengan 6 orang siswa dengan kategori tuntas, SIMPULAN DAN SARAN
sedangkan rata – rata hasil tes akhir
Pengembangan Pendidikan Partisipatif, Ika Pasca Himawati 47

Berdasarkan hasil penelitian ini dan Arifin, Zainal, dkk. 2012. Pengembangan
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Aktif dengan
hypermedia yang dihasilkan telah memenuhi ICT.Yogyakarta : Skripta Media
kriteria valid, praktis dan efek potensial. Creative.
1. Valid terlihat dari penilaian para validator Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran.
dengan hasil validasi media sebesar Jakarta: PT Grafindo Persada.
87,5% dengan kategori Sangat Dananjaya, Utomo. 2010. Media
Baik/Sangat Valid, dan untuk ahli materi
Pembelajaran Aktif. Bandung: PT
sebesar 77,1% dengan kategori
Baik/Valid, sehingga hypermedia yang Remaja Rosdakarya
dihasilkan layak untuk diuji cobakan ke Daryanto. 2010. Media Pembelajaran
tahap selanjutnya. Peranannya Sangat Penting dalam
2. Praktis, terlihat dari rata – rata uji satu – Mencapai Tujuan Pembelajaran.
satu (One To One Evaluation) dengan Yogyakarta:Gava Media
hasil persentase sebesar 91,1% dengan Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan
kategori Sangat Baik/Sangat Praktis dan
Pembelajaran. Semarang : IKIP
uji kelompok kecil (Small Group) dengan
rata – rata hasil tanggapan siswa dengan Semarang Press.
persentase sebesar 85,3% dengan kategori Diat, Lantip & Riyanto. 2011. Teknologi
Sangat Baik/Sangat Praktis. Sehingga Informasi Pendidikan. Yogyakarta :
layak untuk diujikan pada tahap uji Gava Media
lapangan (Field Test). Dimyati dan Mudijono. 2002. Belajar dan
3. Efek potensial dilihat dari nilai hasil Pembelajaran. Jakarta: PT. Asdi
belajar siswa melalui pemberian tes awal
Mahasatya.
sebelum pembelajaran (PreTest) dan tes
akhir setelah pembelajaran (posttest) Erma, Ade, Suryani. 2013. Pengembangan
dengan hasil persentase yang tuntas pada Multimedia Pembelajaran Berbasis
hasil posttest sebesar 91,2% telah Komputet Model Permainan Pada Mata
mencapai kriteria ketuntasan klasikal Pelajaran Ekonomi di SMA
sebesar 85% dan terjadi peningkatan hasil Muhammadiyah 1 Palembang.
belajar siswa sebesar 73,6%, sehingga
Universitas Sriwijaya. Tidak
penggunaan hypermedia yang peneliti
kembangkan efektif / memiliki efek diterbitkan.
potensial tehadap hasil belajar siswa. Gulo, W. 2002.Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Grasindo.
Kementerian Pendidikan dan
DAFTAR PUSTAKA
Kebudayaan.2013.Kurikulum
Abduh, Ahmad H. 2013. Pengembangan 2013.Jakarta : Tim Penelitian dan
Hypermedia Berbasis World Wide Web Pengembangan.
Bertemakan Curug Silawe Materi Kustandi, Cecep & Sutjipto, Bambang. 2011.
Pokok Usaha dan Energi Sebagai Media Pembelajaran Manual
Media Pembeljaran Untuk SMP/MTs, danDigital.Bogor : Ghalia Indonesia.
Skripsi (Tidak Diterbitkan). Jurusan Mardalena, Ita. 2012. “Pengembangan
Pendidikan Fisika. Universitas Islam Multimedia Interaktif Berbasis
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Konstruktivisme Menggunakan
Anitah, Sri. 2009. Strategi Pembelajaran. Macromedia Flash Profesional 8 pada
Jakarta : Universitas Terbuka Mata Pelajaran Biologi Kelas XI
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model Media dan Sekolah Menengah
Strategi Pembelajaran Kontekstual Atas”.Thesis.Palembang : Program
(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
48JURNAL PROFIT VOLUME 3, NOMOR 1, MEI 2016

Studi Teknologi Pendidikan Universitas Untuk Belajar. Bandung : Prenada


Sriwijaya. Tidak dipublikasikan. Media Group.
Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Sudjana, Nana & Rivai, Ahmad. 2011. Media
Berbasis Teknologi Informasi dan Pengajaran. Bandung : Sinar Baru
Komunikasi. Bandung : CV Algensindo.
ALFABETA. Sudjana.2005. Penilaian Hasil Proses Belajar
Nurlawati. 2000. Pendekatan-Pendekatan Mengajar.Bandung : Remaja
Konsturktivitas Dalam Pembelajaran Rosdakarya.
Surabaya: Program Pasca Sarjana IKIP Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Surabaya. Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Prawiradilaga, Dewi Salma. 2008. Prinsip Kualitatif dan R&D. Bandung : CV.
Disain Pembelajaran (Instructional ALFABETA.
Design Principles).Bandung : Prenada Sukardi. 2010. Evaluasi Pendidikan: prinsip
Media Group. dan operasionalnya. Jakarta:PT.Bima
Roziqin, Muhammad Zainur. 2007. Moral Aksara.
Pendidikan di Era Globa; Pergeseran Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2007. Media
Pola Interaksi Guru-Murid di Era Pembelajaran. Bandung : CV Wacana
Global. Malang : Averroes Press. Prima.
Rusman. 2011. Model – Model Pembelajaran Trianto, M.P.D.2010. Mendesain Model
Mengembangkan Profesionalisme Pembelajaran Inovatif-Prograsif:
Guru. Jakarta : Rajawali Pers. KonsepLandasan, dan Implementasinya
Sadiman, Arif s & R Raharjo. 2009. Media Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan : Pengertian, Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana.
Pengembangan, danPemanfaatnya. Udin, S. 2007. Perencanaan Pendidikan :
Jakarta : Rajawali Pers Suatu Pendekatan Komprehensif.
Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Bandung : Rosda.
Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Wena, Made. 2011. Strategi
Kencana. Pembelajaran Inovatif
Smaldino, Sharon E. 2011. Instructional Kontemporer : Suatu Tinjauan
Technology and Media for Learning ; Konseptual Operasional.
Teknologi Pembelajaran dan Media Yogyakarta:Media

You might also like