You are on page 1of 7

JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.

2089-7669

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA


DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI DI BPM MARIYAH NURLAILI,
RAMBE ANAK MUNGKID
TAHUN 2014

Munayarokh1, Murdiyanto triwibowo2, Zia Devi Mulya Rizkilillah3

ABSTRACT

Contraceptive injections in Indonesia is one of the popular contraceptive.


Indonesia Demographic and Health Survey recorded 58% of women of repro-
ductive age use modern contraception, 32% of them using injections (IDHS,
2012). Hormonal contraception have some side effects are nausea, headache, bre-
ast pain, fluor albus, weight gain, Hypomenorrhea contained on the use of
contraceptive pills. Whilethe use of injectable contraceptives oftencauseirre-gular-
bleeding(spotting),andamenorrhoea (Winkjosastro, 2007).
The purpose of this study was to determine the long-standing relationship with
the use of contraceptive DMPA injection of menstrual disorders in BPM Mariyah
Nurlaili, Rambeanak, Mungkid. This type of research is analytic survey with cross
sectional correlational. Using a non-random sampling technique with saturated
sampling sampling method, obtained 70 respondents.
Research results obtained menstrual disorders amenorrhea is the most widely
experienced by respondents who use injectable contraceptive DMPA more than
one year as many as 52 respondents (74.3%), Spotting and Hypomenorrhea more
complained of by the acceptor using this contraceptive method for ≤ 1 year as
many as seven respondents (10%) and 4 respondents (5.7%). Respondents who
did not experience any menstrual abnormalities when using DMPA injection
kontraasepsi by 3 respondents (4.3%) with the use of ≤ 1 year old. Based on the
analysis of contingency coefficient obtained p value of 0.007 and r = 0.390, which
means there is a significant relationship between the duration of use of DMPA
injectable contraceptives with menstrual disorders in BPM Mariyah Nurlaili,
Rambeanak, Mungkid weak correlation with the level of force.
For midwives should always provide information and repeat acceptor
understanding about the side effects of contraception and contraceptive use when
revisited so akeptor know and be able to overcome the side effects they
experienced.

Keywords: Old consumption, Injectable Contraception DMPA, Menstrual Disorders


1, 2
Dosen,3 Alumni Program Studi Kebidanan Magelang Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang

Salah satu masalah terpenting yg tersebut pemerintah Indonesia telah


dihadapi oleh negara berkembang, menerapkan program Keluarga Beren-
seperti di Indonesia yaitu ledakan pen- cana (KB) yang dimulai sejak tahun
duduk. Untuk mengatasi permasalahan 1968 dengan mendirikan LKBN (Lem-

50
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669

baga Keluarga Berencana Nasional) dilakukan di Desa Rambeanak, Mung-


yang kemudian dalam perkembangan- kid, dari 5 orang yang menggunakan
nya menjadi BKKBN (Badan Koor- KB suntik 3 bulanan (DMPA) 4 orang
dinasi Keluarga Berencana Nasional). dengan lama pemakaian lebih dari 1
Gerakan Keluarga Berencana Nasional tahun menyatakan mengalami
bertujuan untuk mengontrol laju per- amenore, dan 1 orang mengalami
tumbuhan penduduk dan juga untuk spotting de-ngan lama pemakaian
meningkatkan kualitas sumber daya kurang dari 1 ta-hun. Berdasarkan
manusia (Hartanto, 2004). keluhan yang dira-sakan ibu tersebut,
Kontrasepsi hormonal adalah pi- maka penulis ter-tarik untuk
lihan KB yang paling banyak dipakai mengetahui lebih lanjut mengenai
oleh akseptor. Kontrasepsi hormonal hubungan lama pemakaian kontrasepsi
memiliki beberapa efek samping yaitu suntik DMPA dengan gangguan
rasa mual, sakit kepala, nyeri pada menstruasi pada akseptor KB suntik di
mammae, fluor albus, kenaikan berat BPM MN, Rambeanak, Mungkid.
badan, hipomenorea terdapat pada Tujuan penelitian, ingin mendes-
penggunaan kontrasepsi pil. Sedangkan kripsikan lama pemakaian kontrasepsi
pada pemakaian kontrasepsi suntik suntik DMPA di BPM MN, Rambe
sering menimbulkan perdarahan yang anak, Mungkid, mendeskripsikan gang-
tidak teratur (spotting), dan amenorea guan siklus menstruasi, dan menge-
(Winkjosastro, 2007). tahui hubungan lama pemakaian suntik
Kontrasepsi suntikan di Indonesia DMPA dengan gangguan menstruasi.
merupakan salah satu kontrasepsi yang
popular. Survei Demografi dan Kese- MOTODE
hatan Indonesia mencatat 58% wanita Penelitian ini menggunakan me-
usia subur menggunakan kontrasepsi tode penelitian survei analitik ko-
modern, 32% diantaranya mengguna- relasional dengan pendekatan cross
kan KB suntik (SDKI, 2012). Salah sectional.
satu metode kontrasepsi modern de-
ngan menggunakan suntik yang paling HASIL.
sering digunakan adalah DMPA (Depo Hubungan lama pemakaian kon-
Medroxy Progesteron Acetat) yang trasepsi suntik DMPA dengan gang-
berasal dari hormon alamiah pro- guan menstruasi. Berikut ini meru-
gesterone. DMPA diberikan setiap 3 pakan tabulasi silang lama pemakaian
bulan dengan dosis 150 mg (Hartanto, kontrasepsi suntik DMPA dengan
2010). gangguan menstruasi.
Berdasarkan data dari BKKBN Uji analisa statistik yang digu-
tahun 2013, jumlah Pasangan Usia nakan adalah koefisien kontingensi
Subur (PUS) di Kabupaten Magelang yang bertujuan untuk mencari hubung-
tahun 2013 sebanyak 25661. Peserta an dan membuktikan hipotesis hu-
KB IUD/spiral sebanyak 2643 (10,30%), bungan dua variabel bila data kedua
MOW/tubektomi 689 (2,69%), MOP/ variabel berbentuk nominal. Koefisien
vasektomi 79 (0,31%), kondom 603 kontingensi sangat erat hubungannya
(2,35%), pil 2030 (7,91%), suntik dengan Chi Square, maka untuk
9611 (37,45%) dan implan sebanyak menghitung koefisien kontingensi ter-
1266 (4,93%). Studi pendahuluan yang lebih dahulu dihitung nilai Chi Square,

51
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669

tetapi karena ada expected count ku- PEMBAHASAN


rang dari 5 maka diuji dengan alter-
natife Chi Square test yaitu fis- Lama Pemakaian Kontrasepsi
her’Exact Test. Hasil tabulasi silang Suntik DMPA
antara lama pemakaian kontrasepsi Pada penelitian ini didapatkan data
suntik DMPA dengan gangguan men- bahwa proporsi terbesar lama pema-
struasi dapat dilihat pada tabel berikut : kaian pengguna kontrasepsi suntik DMPA
adalah lebih dari 1 tahun sebanyak 56
Tabel 4.4 responden (80%).
Tabulasi Silang Lama Pemakaian
Penggunaan kontrasepsi suntik
Kontrasepsi Suntik DMPA dengan
Gangguan Menstruasi di BPM Mariyah lebih dari 1 tahun ini sesuai dengan
Nurlaili, Rambeanak, Mungkid tahun tujuan kontrasepsi yaitu untuk menja-
2014 rangkan kehamilan dan salah satu dari
Gangguan Pola Menstruasi
keuntungan
Tidak metode
Ame Sp Hiperme Mengala
Lama
norea otting norea
Hipomenorea
mi
Jumlah kontrasepsi
Pemakaian
Gangguan suntik DMPA
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % adalah
≤ 1 tahun 0 7 50 0 0 4 28,6 3 21,4 14 100 pencegahan
> 1 tahun 0 92,9 2 3,6 0 0 2 3,6 0 0 56 100
Jumlah 52 74,3 9 12,9 0 0 6 8,6 3 4,3 70 100 kehamilan
52
jangka panjang.
Dengan metode
(Sumber: Data primer hasil penelitian) kontrasepsi sun-
p value : 0,007 (r) : 0,390
tik DMPA ini wanita dapat me-ngatur
jarak ke-hamilannya sesu-ai yang
diingin-kannya dengan lama
Hasil penelitian menunjukan pemakaian kontrasepsi suntik DMPA.
bahwa pada lama pemakaian kon- Faktor lain yang mempengaruhi
trasepsi suntik DMPA ≤ 1 tahun pro- penggunaan suatu metode kontrasepsi
porsi responden yang mengalami gang- adalah dapat dipercaya, tidak ada efek
guan menstruasi spotting lebih besar sampingan atau hanya ada efek sam-
(50%) daripada gangguan menstruasi pingan ringan, tidak mempengaruhi
yang lainnya dan pada lama pemakaian koitus, mudah penggunaannya, harga
kontrasepsi suntik DMPA > 1 tahun obat atau alat kontrasepsi terjangkau
responden yang mengalami gangguan (Winkjosastro, 2008).
menstruasi amenorea lebih besar (92,9%)
daripada gangguan menstruasi yang Gangguan Menstruasi
lainnya.
Hasil penelitian ini dapat dirang- Amenorea
kum bahwa gangguan menstruasi pa- Pada penelitian ini didapatkan ha-
ling banyak dialami oleh responden sil bahwa jumlah terbanyak gangguan
pengguna kontrasepsi suntik DMPA pola menstruasi yang dialami oleh
lebih dari 1 tahun sebanyak 56 res- akseptor adalah amenorea sebanyak 52
ponden (80%). akseptor (74,3%) dengan lama peng-
gunaan kontrasepsi lebih dari 1 tahun.
Amenorea ialah keadaan tidak adanya

52
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669

haid selama 3 bulan berturut-turut yang normal. Pada suatu siklus haid
(Saifuddin, 2006). Menurut Boroditsky yang normal, estrogen menyebabkan
(2000), amenorea sekunder merupakan degenerasi pembuluh darah kapiler
gangguan menstruasi yang sering di- endometrium, dinding kapiler menipis,
keluhkan peserta kontrasepsi DMPA. dan pembentukan endotel tidak merata.
Amenorea yang terjadi pasca peng- Perdarahan bercak berkurang dengan
gunaan alat kontrasepsi suntik diduga berjalannya waktu (Hartanto, 2010).
berhubungan dengan atrofi endome-
trium (Hartanto, 2010). Hipomenorea
Kadar estradiol yang rendah dalam Pada penelitian ini didapatkan
jangka lama dapat menghambat per- data dari 70 responden, yang menga-
tumbuhan jaringan endometrium yang lami hipomenorea hanya 6 responden
melapisi uterus, sehingga timbul atrofi (8,6%). Proporsi terbanyak pada res-
(Albertazzi, 2006). Menurut Hartanto ponden yang menggunakan kontrasepsi
(2010), amenorea yang terjadi pasca suntik DMPA ≤1 tahun yaitu 4
penggunaan alat kontrasepsi suntik responden (28,6%). Hipomenorea ialah
diduga berhubungan dengan atrofi perdarahan yang lebih pendek dari
endometrium. Kejadian amenorea ber- biasa (kurang dari 21 hari). Pada ke-
tambah besar seiring jalannya waktu. lainan ini siklus menstruasi tetap
Penelitian yang dilakukan oleh Bazar- teratur sesuai dengan jadwal
gani dan Fardyazar (2006), menyatakan menstruasi, jumlahnya sedikit, dengan
bahwa efek pemakaian kontrasepsi kenyataan tidak banyak berdarah
DMPA terhadap amenorea sekunder (Manuaba, 2009).
bertambah besar seiring dengan lama- Banyaknya darah yang keluar
nya waktu pemakaian. sangat bergantung pada dosis kontra-
sepsi hormonal yang digunakan. Makin
Spotting kecil dosis estrogen dan progesterone,
Responden yang mengalami makin sedikit pula darah yang keluar,
spotting sebanyak 9 orang dengan dan makin besar dosis estrogen dan
proporsi terbanyak pada lama peng- progesterone, makin banyak pula darah
gunaan kontrasepsi suntik DMPA ≤1 yang keluar. Kurang adekuatnya kadar
tahun yaitu sebanyak 7 orang (50%). progesterone dan estrogen menyebab-
Menurut Baziad (2002), umumnya per- kan proliferasi endometrium kurang
darahan bercak terjadi pada permulaan sempurna (Baziad, 2002).
penggunaan dan jarang ditemukan pada
pengguna jangka panjang. Diduga pe- Hubungan Lama
nyebab terjadinya perdarahan bercak Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA
adalah terjadinya pelebaran pembuluh dengan Gangguan Menstruasi. Dari pe-
vena kecil di endometrium dan vena nelitian ini didapatkan hasil adanya
tersebut akhirnya rapuh sehingga ter- hubungan antara lama pemakaian kon-
jadi perdarahan lokal. Bila efek ges- trasepsi suntik DMPA dengan gang-
tagen kurang, stabilitas stroma ber- guan menstruasi. Berdasarkan data, da-
kurang, yang pada akhirnya akan ri 70 responden akseptor kontrasepsi
terjadi perdarahan. Bukti bahwa ges- suntik DMPA yang mengalami gang-
tagen sangat berperan terhadap per- guan menstruasi sebanyak 67 res-
darahan dapat dilihat pada proses haid ponden (95,7%) dan yang tidak me-

53
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669

ngalami gangguan menstruasi sebanyak rum darah akan bersirkulasi dalam


3 responden (4,3%). Hal ini sesuai darah, sehingga mampu menekan
dengan teori yang dikemukakan oleh pembentukan GnRH dari hipotalamus.
Saifudin (2006), penggunaan suntikan Hal ini akan menghambat pelepasan
progestin sering menimbulkan gang- lonjakan LH di hipofisis. Pengham-
guan haid seperti siklus haid yang batan ini menimbulkan kegagalan ovu-
memendek atau memanjang, perda- lasi dan akhirnya tidak terjadi siklus
rahan yang banyak atau sedikit, per- menstruasi (amenorea).
darahan yang tidak teratur atau per- Responden yang mengalami spot-
darahan bercak (spotting), dan tidak ting sebanyak 7 responden (50%) pada
haid sama sekali.] lama pemakaian kontrasepsi suntik
Pada penelitian ini pemakaian kon- DMPA ≤ 1 tahun dan pada pemakaian
trasepsi suntik DMPA ≤1 tahun paling lebih dari 1 tahun sebanyak 2 orang
banyak mengalami perdarahan bercak (3,6%). Spotting adalah bercak-bercak
atau spotting sejumlah 7 res-ponden perdarahan di luar haid yang terjadi
(50%). Hal ini sesuai dengan teori selama akseptor mengikuti KB suntik
bahwa umumnya perdarahan ber-cak (Suratun, 2008). Perdarahan bercak
terjadi pada permulaan penggunaan dan terjadi pada permulaan penggunaan dan
jarang ditemukan pada pengguna jarang ditemukan pada pengguna jang-
jangka panjang (Baziad, 2002). ka panjang (Baziad, 2002). Menu-rut
Hasil penelitian lamanya pema- Hartanto (2010), perdarahan bercak
kaian kontrasepsi suntik DMPA selama berkurang dengan berjalannya waktu.
≤1 tahun dan lebih dari 1 tahun dapat Hipomenorea dengan propor-si
dirangkum bahwa gangguan menstruasi terbanyak terjadi pada responden
yang terbanyak adalah amenorea de- dengan lama pemakaian ≤ 1 tahun se-
ngan presentase 92,9% pada pemakaian banyak 28,6%. Banyaknya darah yang
lebih dari 1 tahun dan 0% pada keluar sangat bergantung pada dosis
pemakaian ≤1 tahun. Menurut Hartanto kontrasepsi hormonal yang digunakan.
(2010), kejadian amenorea bertambah Makin kecil dosis estrogen dan pro-
besar seiring jalannya waktu. Selain gesterone, makin sedikit pula darah
itu, hasil penelitian epidemiologis yang yang keluar, dan makin besar dosis
lain yang dilakukan oleh Sathyamala estrogen dan progesterone, makin
juga menunjukkan bahwa kejadian banyak pula darah yang keluar (Baziad,
ameno-rea sekunder lebih sering 2002).
dialami oleh akseptor kontrasepsi Penelitian yang dilakukan di
DMPA yang melakukan penyuntikan BPM MN, Rambeanak, Mungkid tahun
ulang kon-trasepsi (Phadke, 2005). 2014 berdasarkan hasil uji statistik
Amenorea sendiri tidak selalu didapatkan p value 0,007 dan koefisien
memerlukan terapi (Winkjosastro, kontingensi sebesar 0,390. Nilai p
2008). value tersebut lebih kecil dari 0,05.
Menurut Kaunitz (2001), ke- Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.
jadian amenore sekunder pada akseptor Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada
kontrasepsi DMPA disebabkan oleh hubungan lama pemakaian kontrasepsi
efek farmakologik kontrasepsi tersebut. suntik DMPA dengan gangguan mens-
Kadar obat kontrasepsi MPA yang truasi. Kemudian nilai keeratan hu-
dilepaskan secara perlahan dalam se- bungan antara kedua variable dapat

54
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669

dilihat dari koefisien kontingensi sebe- suntik DMPA dan efek samping dari
sar 0,390 yang menyatakan kekuatan kontrasepsi yang digunakan saat kun-
korelasinya lemah. jungan ulang, sehingga ibu mengerti
tentang gangguan menstruasi yang
SIMPULAN DAN SARAN dialaminya.
Dari 70 responden, 56 respon-
den (80%) merupakan akseptor kontra- Bagi Ibu (Akseptor KB)
sepsi suntik DMPA dengan lama pe- Dari hasil penelitian ini diharapkan
makaian lebih dari 1 tahun. akseptor KB lebih berusaha untuk men-
Gangguan menstruasi yang pa- cari tahu dan berusaha mencari infor-
ling banyak dialami berupa amenorea masi melalui tenaga kesehatan terkait
sebanyak 74,3% (52 responden) dan dan buku yang berisi tentang efek
seluruhnya dialami oleh responden yg samping berbagai macam alat kon-
memakai kontrasepsi suntik DMPA le- trasepsi sehingga ibu dapat memilih
bih dari 1 tahun. Spotting dikeluhkan alat kontrasepsi yang sesuai dengan
oleh akseptor yang menggunakan me- keadaannya.
tode kontrasepsi suntik DMPA selama
≤ 1 tahun sebanyak 7 responden (10%) Bagi Peneliti lain
dan 2 responden (2,9%) menggunakan Hendaknya penelitian ini dapat
kontrasepsi suntik DMPA lebih dari 1 dikembangkan lebih lanjut dengan
tahun. mengkaji faktor-faktor lain yang mem-
Dari 6 responden penelitian yg pengaruhi gangguan menstruasi pada
mengalami gangguan menstruasi hipo- akseptor KB suntik DMPA seperti
menorea saat menggunakan kontrasepsi faktor status gizi dan psikologi serta
suntik DMPA sebagian besar adalah bagaimana penerimaan ibu tentang
responden yang menggunakan metode gangguan menstruasi yang dialaminya.
kontrasepsi suntik DMPA ≤ 1 tahun
sebanyak 4 responden (5,7%). Res-
ponden yang tidak mengalami gang- DAFTAR PUSTAKA
guan menstruasi apapun saat meng-
gunakan kontraasepsi suntik DMPA Albertazzi B.M and Steel S.A. 2006.
sebanyak 3 responden (4,3%). Bone Mineral Density and Depot
Terdapat hubungan lama pema- Medroxyprogesterone Acetat. http:
kaian kontrasepsi suntik DMPA dengan //eprints.uns.ac.id/4562/1/Skripsi-
gangguan menstruasi yaitu dengan p Shofariyah_Nur_Laila.pdf. diakses
value sebesar 0,007 dan koefisien tanggal 24 Februari 2014.
kontingensi sebesar 0,390 dengan
demikian karena p value lebih kecil Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur
dari 0,05 Penelitian Suatu Pendekatan Prak
tik. Jakarta: Asdi Mahasatya.
SARAN
Bazargani H.S. and Fardyazar Z. 2006.
Bagi Bidan. Amenorhea: an advantage rather
Hendaknya selalu memberikan in- than a complication of depot
formasi dan mengulang kembali pema- medroxy progesterone acetate
haman akseptor tentang kontrasepsi injectable contraceptive. Intl. J.

55
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669

Pharmacol 2: 352-6. http://eprints. Baziad, Ali. 2002. Kontrasepsi Hormo-


uns.ac.id/4562/1/Skripsi Shofari- nal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
yah_Nur_Laila.pdf.diakses tanggal Sarwono Prawirohardjo.
24 Februari 2014.
Boroditsky, dkk. 2000. Injectable Me- Keperawatan. Jakarta: Salemba
droxyprogesterone Acetat for Con- Medika.
traception. Clin Obstet Gyne col.
http://eprints.uns. ac.id/ 4562/1/
Skripsi-Shofariyah_Nur_Laila.pdf.
diakses tanggal 24 Februari 2014.
Hartanto, Hanafi. 2003. Keluarga Be-
rencana dan Kontrasepsi. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan. http://
www.lppm.stikesubudiyah.ac.id/ju
rnal/MAWAR_YUSNITA_SALE
H-90m-jurnal_skripsi_mawar.pdf.
diakses tanggal 29 Januari 2014.
Hartanto, Hanafi. 2010. Keluarga Be-
rencana dan Kontrasepsi. Jakarta:
Pustaka Sinar Baru
Kaunitz, A. 2001. Injectable Long-ac-
ting Contraceptives. Clin Obstet
Gynecol.
http://eprints.uns.ac.id/4562/1/Skri
psi-Shofariyah_Nur_Laila.pdf.
diakses tanggal 24 Februari 2014.
Manuaba. 2008. Gawat Darurat Ob-
stetri Ginekologi & Obstetri Gine-
kologi Sosial untuk Profesi Bidan.
Jakarta: EGC.
Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan
Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC
Mulyani, Nina Siti dan Mega Rinawati.
2013. Keluarga Berencana dan
Alat Kontrasepsi. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodo-
logi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Asdi Mahasatya.
Nursalam. 2011. Konsep dan Penera-
pan Metodologi Penelitian Ilmu

56

You might also like