You are on page 1of 9

GURU PAUD :

PENDIDIKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) ANAK USIA DINI

RETNO MARDHIATI
*) Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Jl.Limau II Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Email : retno_m74@yahoo.co.id

ABSTRACT
PHBS education in early childhood is very important. The children’s brains are growing
rapidly at that time so that it will be easy to obtain PHBS education materials. However,
materials specifically for PHBS early childhood education are not yet available. The purpose
of this program was to provide education and skills to Early Childhood Education (ECD)
teachers in presenting the material of PHBS for children in early childhood. This activity was
conducted in July 2015 at the District Office Kebayoran Baru, South Jakarta with 53 ECD
teachers from districts Jagakarsa and Kebayoran Baru as participants. The material on
education for early childhood PHBS include 8 themes, those are: washing hands with soap and
water flow, put garbage in the trash, exercise regularly, cutting the nails of hands and feet,
brushing teeth after meals and before going to sleep, eating vegetables and fruit every day,
choose clean and healthy snacks, and the using of sanitary latrines. The materials were gotten
from brainstorming with ECD teachers on educational material needs PHBs early childhood.
Continuous and well-planned effort to increase knowledge of early childhood health for ECD
teachers must be made in the form of regular training activities as promotion and prevention
health for children in early childhood.

Keywords: early childhood, PHBS, education, health

PENDAHULUAN kehidupan selanjutnya. Kebiasaan


Peningkatan kualitas generasi kesehatan, dapat dilakukan melalui
muda merupakan hal yang menjadi program pendidikan kesehatan, gizi, dan
prioritas suatu bangsa, dalam rangka olah raga pada anak usia dini (Krauss and
mempersiapkan sumber daya manusia Barnett, 2013). Menggiatkan pendidikan
yang baik. Kualitas generasi muda sangat kesehatan melalui program pendidikan
didukung oleh aspek kesehatan jasmani, anak usia dini (PAUD) di masyarakat
mental, dan sosial. Kesehatan anak usia merupakan salah satu cara untuk
dini yang optimal akan membentuk meningkatkan kesehatan anak di usia dini.
generasi yang memiliki daya tahan tubuh Namun hal tersebut akan berjalan dengan
yang kuat terhadap penyakit dan generasi baik jika adanya dukungan dari guru
kecerdasan anak. pendidikan anak usia dini dan lingkungan
Perilaku hidup bersih dan sehat sekolah.
salah satu pendukung terbentuknya Pendidikan anak usia dini menurut
kualitas kesehatan jasmani generasi muda. UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 adalah
Pendidikan kesehatan dibutuhkan dalam suatu upaya pembinaan yang ditujukan
tahapan pembentukan perilaku hidup kepada anak sejak lahir sampai dengan
bersih dan sehat. Tahap perkembangan usia enam tahun yang dilakukan melalui
otak pada anak usia dini menempati posisi pemberian ransangan pendidikan untuk
yang paling pesat yakni mencapai 80% membantu pertumbuhan dan
perkembangan otak. Oleh karena itu, perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pemberian pendidikan kesehatan pada
pendidikan
anak usia dini sangat baik dilakukan, lebih lanjut. Komponen PAUD dari
dimana anak usia dini memiliki UNICEF meliputi pengasuhan,
kemampuan memori yang kuat sehingga stimulasi awal, pembelajaran dini, gizi,
pendidikan kesehatan yang diberikan saat kesehatan, HIV dan AIDS, perlindungan
usia dini akan berpeluang besar menjadi dari seluruh situasi (UNICEF,
suatu kebiasaan sehat di tahapan
IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019 133
2012). Adanya unsur gizi dan kesehatan Kecamatan Jagakarsa dan Kecamatan
memungkinkan untuk memberikan Kebayoran Baru.
pengajaran pesan kesehatan untuk anak METODE PEMECAHAN MASALAH
usia dini oleh guru PAUD. Adanya Berkaitan dengan permasalahan
tingkat pengetahuan dan pemahaman yang ada pada guru dan siswi PAUD,
guru PAUD yang baik untuk materi maka metode pemecahan masalah
kesehatan anak usia dini akan membantu dalam kegiatan ini terdiri dari
penyampaian pesan PHBS dalam proses kegiatan brainstorming dan pelatihan
belajar mengajar dan akan meningkatkan pendidikan PHBS anak usia dini pada
perilaku sehat pada anak usia dini. Hal guru PAUD. Kegiatan brainstorming
ini menjadi prioritas untuk dilaksanakan pada guru PAUD, dilakukan untuk
karena sangat terkait dengan kesehatan menentukan kebutuhan materi PHBS dan
anak usia dini yang memiliki rentan urutan pesan PHBS anak usia dini yang
terhadap masalah-masalah penyakit akan disampaikan pada anak usia dini.
menular. Setelah dilakukan kegiatan
Banyak program untuk PAUD brainstorming, dilanjutkan dengan
yang sudah dilakukan di wilayah pelatihan pendidikan PHBS anak usia
Kecamatan Jagakarsa dan Kecamatan dini pada guru PAUD. Kegiatan
Kebayoran Baru, namun program yang brainstorming dilakukan dengan
berkaitan dengan pendidikan PHBS berdiskusi secara kelompok guru PAUD,
yang bersifat khusus untuk anak usia dini setelah diskusi dilanjutkan dengan
belum pernah dilakukan di 2 wilayah penyampaian hasil diskusi oleh guru
kecamatan ini. PAUD. Kegiatan brainstorming PHBS
Peran guru PAUD dalam anak usia dini dilakukan 1 hari pada hari
pendidikan (PHBS) anak usia dini Rabu, tanggal 27 Juni 2015. Sedangkan
sangatlah penting karena hubungan guru pelatihan pendidikan PHBS anak usia
PAUD dengan anak usia dini di dini dilaksanakan pada hari Sabtu,
lingkungan PAUD terjalin dengan akrab tanggal 1 Juli 2015. Semua kegiatan
dan dekat, dapat membantu dalam dilaksanakan di Kantor Kecamatan
penyampaian pesan PHBS pada anak Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
PAUD. Selain itu, guru PAUD memiliki Pelatihan dilakukan dengan metode
peran yang sangat penting juga, dalam ceramah, diskusi dan praktikum
memotivasi siswa PAUD. Namun penyampaian pesan PHBS oleh guru
pengetahuan dan tingkat pemahaman PAUD.
guru PAUD tentang kesehatan anak usia
dini masih rendah. Data yang diperoleh
menunjukkan 34,5 % guru PAUD yang
mengetahui standar perilaku hidup bersih
dan sehat di kedua kecamatan ini, hanya
27,5 % yang mengetahui tentang
pencegahan penyakit menular pada anak
usia dini, dan hanya 31,5% yang
mengetahui tentang makanan dan zat gizi
yang dibutuhkan oleh anak usia dini.
Permasalahan kesehatan lainnya, di
wilayah Kecamatan Jagakarsa dan Gambar 1. Kegiatan Brainstorming
Kecamatan Kebayoran Baru, juga Gambar 2. Kegiatan Pelatihan
ditemukan kurangnya konsumsi sayuran,
status gizi kurang, terjangkit penyakit
diare, penyakit ISPA dan demam
berdarah, dan influenza. Hal ini
berdampak terhadap peningkatan hari
ketidakhadiran siswa PAUD di wilayah

134 IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019


Gambar 3. Praktikum di Pelatihan Perilaku mencuci tangan yang benar
Gambar 4. Peserta Pelatihan akan

mencegah tertular bakteri yang


HASIL DAN PEMBAHASAN dapat menyebabkan beberapa penyakit
PHBS dari Kemenkes RI terdiri terkait pencernaan seperti diare dan
dari PHBS rumah tangga, PHBS sekolah, typhus.
PHBS saran umum. PHBS sekolah terdiri Mencuci tangan dengan sabun dan air
dari 6 indikator yaitu mencuci tangan mengalir merupakan salah satu upaya
dengan air bersih dan sabun ketika untuk mencegah penularan infeksi
berada di sekolah, menggunakan jamban dengan menghilangnya mikroba yang
jika buang air kecil (BAK) dan buang air ada di tangan (Langley, 2002:34).
Perilaku masyarakat dalam mencuci
besar (BAB) ketika di sekolah,
tangan secara benar hanya mencapai 47
membuang sampah pada tempatnya, % (Kemenkes
mengikuti kegiatan olahraga, jajan di 2013:11). Perilaku mencuci tangan yang
kantin sekolah, dan tidak merokok di dianjurkan yaitu sebelum menyiapkan
sekolah (Kemenkes 2010). Kegiatan makanan, setiap kali tangan kotor (antara
brainstorming pada guru PAUD lain setelah memegang uang,
menghasilkan 8 kebutuhan pesan PHBS binatang,berkebun), setelah buang air
yang akan disampaikan pada siswa/i besar (Kemenkes, 2011:45). Cuci tangan
PAUD. Ada 8 pesan PHBS yang akan dengan sabun dan airmengalir dianjurkan
disampaikan pada siswa/i PAUD terdiri saat tangan terlihat kotor, menggunakan
dari mencuci tangan dengan sabun dan toilet, dan sebelum dan sesudah makan
air mengalir, potong kuku tangan dan (Matur, 2011 : 615). Mencuci tangan
kaki, sikat gigi sesudah makan dan harus menjadi prioritas
sebelum tidur, makan sayur dan buah pendidikanmenanamkan praktek
setiap hari, pemilihan jajanan bersih dan sederhana, dasar dan efektif kebersihan
sehat, membuang sampah pada tempat tangan.
Pesan Kedua PHBS Anak Usia Dini :
sampah, olah raga dengan rutin, dan
Potong Kuku Tangan dan Kaki
penggunaan jamban bersih.
Kuman seringkali bersembunyi
Pesan Pertama PHBS Anak Usia Dini :
pada kuku tangan dan kaki. Kebiasaan
Mencuci Tangan dengan Sabun dan
memotong kuku tangan akan mendukung
Air Mengalir
pencegahan penyakit terkait pencernaan
Perilaku mencuci tangan dengan
dan infeksi jamur pada kuku tangan dan
sabun dan air mengalir sangat penting
kuku kaki. Pesan PHBS anak usia dini
dilakukan oleh semua orang. Anak usia
untuk membentuk kebiasaan memotong
dini diajarkan untuk memiliki perilaku
kuku tangan dan kaki dilakukan secara
mencuci tangan dengan sabun dan air
rutin. Pelaksanaan di PAUD, setiap hari
mengalir saat mau makan, saat sesudah
Senin, dilakukan pemeriksaan kuku
buang air besar dan buang air kecil, dan
tangan. Anorital dan Andayasari (2011)
saat sesudah bepergian.Mencuci tangan
menyatakan perilaku selalu menjaga
yang benar sesuai rekomendasi
kebersihan tangan dengan secara teratur
Kemenkes terdiri dari x langkah.
menggunting kuku dapat mencegah anak

IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019 135


terjangkit penyakit diare. Dan Nasution diperlukan upaya peningkatan
(2005) mengungkapkan penularan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan
infeksi oleh jamur dapat melalui kuku mulut agar dapat mengendalikan ting-
yang menjadi tempat jamur. Memotong ginya karies pada anak dengan
kuku tangan dan kuku kaki merupakan penyuluhan. Penyuluhan terhadap
salah satu upaya pencegahan penyakit kesehatan gigi dan mulut ten- tunya
cacingan pada anak usia dini, dimana memerlukan media penyuluhan.
telor cacing dapat menempel di kuku Pesan Keempat PHBS Anak Usia Dini :
tangan atau kuku kaki. Telur cacing Makan Sayur dan Buah Setiap Hari
dapat diisolasi dari debu di ruangan Sayuran dan buah-buah
PAUD atau sekolah, kantin-kantin mengandung banyak serat, vitamin dan
sekolah, hal ini memungkinkan menjadi mineral. Makan sayur dan buah dapat
sumber infeksi bagi siswa/i PAUD. dibiasakan sejak usia dini, dimana
Yusfidarwati (2012:261) mendidik anak pemberian makanan setelah umur 6 bulan,
usia dini untuk memiliki kebiasaan makanan selingan yang diberikan dapat
memotong dan merawat kuku dengan dalam bentuk jus buah atau sayuran, atau
pesan yang disampaikan kuku panjang diberikan dalam nasi tim campuran atau
dan kotor jadi sarang penyakit. lauk pauk. Anak usia dini umumnya tidak
Pesan Ketiga PHBS Anak Usia Dini : menyukai konsumsi buah dan sayuran.
Sikat Gigi Sesudah Makan dan Sebelum Mandalika dkk (2014 : 56) menyatakan
Tidur konsumsi buah yang segar yang kaya akan
Sikat gigi yang benar akan serat dan air dapat membantu
mencegah gigi berlubang dan kerusakan pembersihan alami pada gigi, sehingga
bagian gigi lainnya. Sikat gigi yang benar luas permukaan debris dapat dikurangi
akan menghilangkan bakteri yang berasal dan resiko terjadinya karies dapat dicegah.
dari sisa makan dan minum yang Lesmana (2014 : 8) menyatakan anggota
menempel di gigi. Sikat gigi yang rumah tangga makan sayur dan buah
dianjurkan untuk mencegah gigi setiap hari menjadi salah satu masalah
berlubang memiliki gerakan ke atas dan kesehatan yang diprioritaskan. Ada 87,1%
kebawah. Kebiasaan mengkonsumsi rumah tangga yang makan sayur dan buah
makanan dan minuman yang manis pada setiap hari dan 12,9 % yang tidak
anak usia dini, akan mempercepat proses mengkonsumsi. Penyebab anggota rumah
gigi berlubang dan infeksi gigi lainnya, tangga tidak makan sayur dan buah setiap
untuk itu kebiasaan sikat gigi secara benar hari karena kebiasaan, rasa tidak suka,
sangat penting dilakukan. Gopdianto dkk tidak tersedia, dan pengetahuan yang
(2015:136) menerangkan perilaku sikat rendah, sehingga penting sekali
gigi dengan frekuensi yang tidak optimal memperkenalkan sejak dini dan
dapat disebabkan karena anak tidak mempromosikan pentingnya sayur dan
dibiasakan melakukan penyikatan gigi buah pada anak usia dini. Anorital dan
sejak dini oleh orang tua, sehingga anak Andayasari (2011:11), menyatakan
tidak mempunyai kesadaran dan motivasi sebelum mengkonsumsi sayur dan buah,
untuk memelihara kesehatan gigi dan hendaknya sayuran dan buah dicuci bersih
mulutnya, keadaan tersebut memudahkan sebelum dimasak, dan tidak memakan
gigi anak terkena resiko penyakit gigi dan sayuran yang mentah atau setengah
mulut. Dan perawatan gigi dan mulut pada matang karena dapat menjadi celah dalam
masa anak-anak sangat menentukan penularan penyakit pencernaan.
kesehatan gigi dan mulut pada tingkat usia Pesan Kelima PHBS Anak Usia Dini :
lanjut. Kebiasaan menyikat gigi Pemilihan Jajanan Bersih dan Sehat
dianjurkan 2 kali sehari pada waktu Jajanan makanan yang bersih
setelah makan pagi dan sebelum tidur dan sehat, mempunyai beberapa
malam. Nurhidayat dkk (2012:32) kriteria antara lain
menjelaskan ada hubungan antara terbungkus rapat, tidak mengandung
pengetahuan tentang karies gigi dengan bahan pengawet, bahan pewarna, dan
terjadinya penyakit karies. Oleh karena itu bahan berbahaya lainnya. Jajanan

136 IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019


makanan yang bersih dan sehat dapat anak usia dini memiliki kebiasaan tersebut.
memegang peranan strategis menjadi Perilaku membuang sampah sangat terkait
salah satu penyumbang sumber asupan gizi dengan kebersihan lingkungan tempat
bagi anak-anak saat disekolah. Jajanan PAUd dan kebersihan rumah anak usia
anak sekolah hanya menymbang 5-10 % dini. Kebersihan lingkungan akan
kebutuhan sehari-hari anak sekolah, memberikan rasa nyaman pada anak usia
sedangkan survei lain menemukan jajanan dini untuk beraktifitas dan bermain di
sekolah menyumbang 36 % kebutuhan lingkungan.
energy anak sekolah. Jajanan anak sekolah Pengenalan jenis sampah pada
juga memiliki potensi masalah anak usia dini dilakukan dengan
terkontaminasi zat kimia dan pathogen, menggunakan Bahasa yang mudah
yaitu keseimbangan zat gizi dan potensi diterima seperti sampah basah dan sampah
penambahan bahan berbahaya, dimana kering. Contoh untuk sampah basah
bahan tambahanpangan yang melebihi seperti dedaunan, sisa makanan,
batas amannya serta sering ditemukan sedangkan contoh untuk sampah kering
sanitasi dan higiene yang tidak memenuhi seperti bungkusan makanan, botol
syarat (Kemenkes, 2012:2). Menurut minuman dan sebagainya.
Kementerian Kesehatan, pangan yang Pesan Ketujuh PHBS Anak Usia Dini :
aman adalah makanan dan minuman yang Olah Raga dengan Rutin
bebas kuman (mikroba patogen), bahan Salah satu kegiatan di PAUD
kimia dan bahan berbahaya yang bila yang d ilakukan secara rutin adalah olah
dikonsumsi menimbulkan gangguan raga. Kegiatan olah raga pada anak usia
kesehatan manusia. Sebaliknya pangan dini merupakan kegiatan yang dapat
yang tidak aman adalah pangan yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh
mengandung kuman (mikroba patogen), anak usia dini. Dan kegiatan olah raga
bahan kimia dan bahan lain berbahaya akan mendukung kebugaran anak usia
yang bila dikonsumsi menimbulkan dini. Kegiatan olah raga di PAUD akan
gangguan kesehatan manusia (Kemenkes, memberikan dampak yang positif terhadap
2011: 38). Sholikhah dan Sustini (2013: 9) perilaku sehat anak usia dini. Pesan untuk
menyatakan peningkatan kerja sama yang anak usia dini berkaitan dengan olah raga
lebih terprogram antara pihak sekolah dan yaitu Olah Raga Secara Rutin. Menurut
petugas kesehatan setempat dalam Winarno (2006), olah raga bertujuan
memperketat aturan pengelolaan penjual mengembangkan intelekstual dan
jajan di sekitar sekolah, serta melakukan emosional siswa/i. olahraga akan
edukasi yang berkesinambungan baik di mengembangkan keterampilan
lingkungan sekolah maupun lingkungan pengelolaan diri, meningkatkan
komunitas tempat tinggal anak sekolah. pertumbuhan fisik dan psikis yang lebih
Pesan Keenam PHBS Anak Usia Dini : baik, meningkatkan kemampuan dan
Membuang Sampah pada Tempat keterampilan gerak dasar, meletakkan
Sampah landasan pembentukan karakter moral
Perilaku membuang sampah pada yang kuat dan mengembangkan sikap
tempat sampah merupakan salah satu sportif, disiplin, bertanggung jawab,
perilaku yang berkaitan dengan disiplin percaya diri dan demokratis
anak usia dini. Martsiswati dan Suryono Olah raga untuk anak usia dini
(2014) mengungkapkan tingkat keeratan memiliki bentuk dan sifat yang
hubungan antara peran pendidik dengan menyenangkan anak usia dini. Olah raga
perilaku disiplin anak usia dini secara yang sering dilakukan untuk anak usia
linier, adanya peningkatan dalam peran dini antara lain senam, lompat tali, bola
pendidik maka akan terjadi peningkatan basket mini, dan lari ringan di halaman
perilaku disiplin anak usia dini. Perilaku PAUD. Olah raga anak usia dini bukanlah
membuang sampah pada masyarakat hanya sekedar berbeda dengan orang
masih sangat rendah, dengan menanamkan dewasa namun juga membutuhkan
nilai-nilai kebersihan dengan membuang kemampuan dan perhatian yang baik dari
sampah pada tempatnya akan mendidik guru PAUD. Penempatan olah raga yang

IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019 137


tidak sesuai dengan anak usia dini akan kecil dan membuang air besar di kamar
memberikan trauma anak pada kegiatan mandi atau tidak sembaranga tempat.
olah raga. kesehatan anak usia dini. Kegiatan
Pesan Kedelapan PHBS Anak Usia Dini pembinaan dirancang untuk penyampaian
: Penggunaan Jamban Bersih pesan PHBS pada siswa/I PAUD,
Pesan ini menjadi pesan urutan sehingga diharapkan adanya perubahan
terakhir yang perlu disampaikan oleh guru perilaku kesehatan yang baik
PAUD kepada anak usia dini. Penggunaan
jamban bersih akan mengurangi risiko UCAPAN TERIMA KASIH
menderita penyakit infeksi saluran kemih Ucapan terima kasih, kami sampaikan
pada anak usia dini. Infeksi saluran kemih pada Direktorat Riset dan Pengabdian
dapat menyebabkan komplikasi infeksi Masyarakat
saluran kemih. Diperkirakan 8% anak Kementerian Riset Teknologi dan
wanita dan 2 % anak laki-laki pernah Pendidikan Tinggi Republik Indonesia,
mengalami infeksi saluran kemih pada yang telah memberikan dana hibah Iptek
masa kanak-kanak atau usia dini (Travis et Berbasis Masyarakat (IbM) pada
all, 1996). pelaksanaan kegiatan pengabdian
Penggunaan jamban bersih juga masyarakat ini. Terima kasih juga kami
memberikan manfaat menciptakan sampaikan kepada Bapak Camat
kebersihan lingkungan sekitar anak usia Kebayoran Baru dan Jagakarsa yang telah
dini. Mendidik anak usia dini untuk bersedia kerjasama dalam kegiatan IbM
memiliki kebiasaan menggunakan jamban ini.
bersih dan sehat akan memberikan
pengaruh pada kebiasaan membuang air

138 IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019


SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Pendidikan PHBS anak usia dini
sangat perlu dilakukan untuk
menanamkan kebiasaan masa anak
dan Remaja.
2. Pendidikan PHBS anak usia dini
terdiri dari mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir, potong kuku
tangan dan kaki, sikat gigi sesudah
makan dan sebelum tidur, makan
sayur dan buah setiap hari, pemilihan
jajanan bersih dan sehat, membuang
sampah pada tempat sampah, olah
raga dengan rutin, dan penggunaan
jamban bersih.
3. Pendidikan PHBS akan mendukung
perilaku positif untuk mencegah anak
usia dini tertular penyakit menular.

Saran

Adanya upaya yang bersifat rutin dalam


pembinaan terhadap guru-guru PAUD
tentang

IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019 139


DAFTAR PUSTAKA Nurhidayat O., Tunggul E., Wahyono B.
2012. Perbandingan Media Power
Anorital dan Andayasari.2011. Kajian Point Dengan Flip Chart Dalam
Epidemiologi Penyakit Infeksi Saluran Meningkatkan
Pencernaan yang Pengetahuankesehatan Gigi Dan
Mulut. Unnes Journal of Public
Gopdianto R., Rattu A.J., Mariati N.W. Health (1) H. 32-35
2015. Status Kebersihan Mulut dan
Perilaku Menyikat Mandalika W.C., Wicaksono D.,A.,
Gigi Anak SD Negeri 1 Leman M., A.2014. Pengaruh Konsumsi
Malalayang. Jurnal e- Papaya (Carica
GiGi (eG), Volume 3, Papaya) dalam Menurunkan
Nomor 1 Indeks Debris pada Anak Usia
10-12 tahun di SDN 103
KemenKes RI. 2012. Pangan Jajan Anak Manado. Jurnal e-GiGi(eG),
Sekolah. Jaringan Informasi Pangan dan Volume 2, Nomor 2 h.124-132
Gizi Volume
XVI No. 2 Martsiswati E. dan Suryono Y. 2014.
Peran Orang Tua dan Pendidik
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Keamanan dalam Menerapkan Perilaku
Pangan di Sekolah. Jakarta : Direktorat Disiplin terhadap Anak Usia Dini.
Bina Gizi Jurnal Pendidikan dan
Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Pemberdayaan Masyarakat,
Ibu dan Anak. Kementerian Volume 1 – Nomor 2 Hal.188-
Kesehatan. 198

Krauss A.F. and Barnett W.S. 2013. Mathur P. 2011. Hand Hygiene: Back to
Early Childhood Education: Pathways to the Basics of Infection Control. Indian J
Better Health. Med Res.;
Policy Brief. NIEER. National 134(5): 611–620.
Institute for Early Education
Research Pahalawidi C. 2007. Pembinaan Olahraga
Prestasi Cabang Atletik Usia Dini. Jurnal
Langley J. 2002. From Soap and Water, to Olahraga
Waterless Agents: Update on hand hygiene Prestasi Volume 3, Nomor 1: 42–
in Health 63
Care Settings. Can J Infect Dis;
13(5): 285–286Lesmana T.,C. Sholikhah H.H. dan Sustini F. 2013.
2014. Tingkat Perilaku Hidup Gambaran Perilaku Hidup Bersih
Bersih dan Sehat Rumah Tangga di dan Sehat Tentang Food Borne
Desa Kauman Disease pada Anak Usia Sekolah
Kecamatan Wododaren Kabupaten di SDN Babat Jerawati
Ngawi. Jurnal Kesehatan Kecamatan Pakal Kota Surabaya.
Masyarakat Vol 07 No 02 Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan – Vol. 16 No. 4: 351–
Nasution M.,A. 2005. Mikologi Dan 362
Mikrologi Kedokteran Beberapa
Pandangan dermatologis. Travis LB, Brouhard BH.1996.
Pidato pengukuhan jabatan guru Infections of urinary tract. Di
besar tetap bidang ilmu kesehatan dalam:Rudolph AM(ed).
kulit dan kelamin pada fakultas Rudolph’s Pediatrics. 20 th
kedokteran universitas sumatera edition. Satnford Conn: Appleton
utara. & Lange;1388 – 1392.

140 IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019


UNICEF INDONESIA. 2012. Laporan
Tahunan
Indonesia.http://www.unicef.org/indonesia
/id/
UNICEF_Annual_Report_%28Ind
%29_130731.pdf

Winarno. M.E. 2006. Dimensi


Pembelajaran Pendidikan
Jasmani dan Olahraga. Malang:
Laboratorium Jurusan Ilmu
Keolahragaan.

Yusfidarwati. 2012. Meningkatkan


Keterampilan Memotong Kuku
Melalui Metode
Demonstrasi bagi Anak
Tunagrahita Ringan Jurnal Ilmu
Pendidikan Khusus Volume 1
Nomor 1

IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019 141

You might also like