You are on page 1of 12

Jurnal Ekonomi dan Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi,

Manajemen 4(2), 2020, 59-70


Teknologi (EMT) Available online at http://journal.lembagakita.org
Indonesian Journal for the Economics, Management and Technology.

Analisis Kredit UMKM di Provinsi Aceh: Analisis Empiris Vector


Error Correction Model (VECM)

Hamdani 1, Ismail 2, Thasrif Murhadi 3


1,3 Program Studi: Manajemen Keuangan Sektor Publik
(MKSP), Politeknik Kutaraja, Banda Aceh, Indonesia.
2 Program Studi: Administrasi Perkantoran, Politeknik

Kutaraja, Banda Aceh, Indonesia.

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh produk domestik regional bruto, non
performing loan, dan suku bunga kredit terhadap penyerapan kredit UMKM di Provinsi Aceh. Model analisis
time series yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari, kointegrasi, bivariat dan multivariat kausalitas model
Vector Error Correction Model (VECM). Penelitian ini mendokumentasikan bahwa pada jangka panjang
terdapat hubungan kointegrasi antar variabel yang diteliti. Dalam jangka pendek, variabel produk domestik
regional bruto mempengaruhi dan memiliki hubungan satu arah dengan kredit UMKM sedangkan variabel suku
bunga memiliki hubungan sebab akibat dengan kredit UMKM, sementara variabel NPL tidak memiliki
hubungan sebab akibat dengan kredit UMKM untuk meningkatkan peran UMKM dalam pertumbuhan ekonomi
di Aceh.

Kata kunci: Kredit UMKM, Produk Domestik Regional Bruto, Non Performimg Loan, Suku Bunga, Vector
Error Correction Model (VECM).

Abstract. The purpose of this study was to determine the effect of regional gross domestic product, non-performing
loans, and loan interest rates on credit absorption by SMEs in Aceh province in the long term. The data used is
secondary data in the form of a quarter 1st quarter 1995 to third quarter 2015. The model used in this study is a
model of Vector Error Correction Model (VECM) to find out the results of short-term estimates, and using Johansen
cointegration test to determine the relationship long-term between variables. The data used in this study has been tested
with Augmented Dickey Fuller (ADF) to determine the stationary data. Based on this study it was found that in
the long term there is a cointegration relationship between the variables studied. In the short term, the variables
affecting the gross regional domestic product and has a one-way relationship with SME loans while variable interest
rates have a causal relationship with SME loans in Aceh province, while the NPL variable does not have a causal
relationship with SME loans.

Keywords: SME Loans, Gross Domestic Product, Non Performimg Loan, Interest Rates, Vector Error Correction
Model (VECM).

*Corresponding author. Email: hamdani@poltekkutaraja.ac.id 1, ismailhamzah14@gmail.com 2, thasrif.murhadi@gmail.com 3

DOI: https://doi.org/10.35870/emt.v4i2.129
Received: 15 May 2020, Revision: 5 August 2020, Accepted: 10 September 2020
Print ISSN: 2579-7972; Online ISSN: 2549-6204.
Copyright @ 2020. Published by Lembaga Otonom Lembaga Informasi dan Riset Indonesia (KITA INFO dan RISET).
59 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol. 4 | No. 2 | 2020
Hamdani, Ismail, dan Thasrif Murhadi / Analisis Kredit Umkm di Provinsi Aceh: Analisis Empiris Vector Error Correction Model (VECM)

Pendahuluan
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (2018)
menyatakan bahwa peran UMKM di
Berbagai kebijakan negara dalam
Indonesia secara umum hingga kini terus
perekonomian adalah bertujuan untuk
menunjukan peningkatan yang cukup berarti
menyelesaikan masalah kemiskinan,
terutama sekali dari peran kuantitatifnya dalam
pengangguran, ketimpangan distribusi
mempengaruhi aktivitas kegiatan ekonomi
pendapatan dan pertumbuhan penduduk.
hampir di seluruh sektor ekonomi kecuali di
Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi
sektor minyak dan gas bumi yang banyak
kemiskinan dan pengangguran adalah melalui
ditangani oleh pengusaha besar. Kinerja
percepatan sektor rill dan pemberdayaan
UMKM yang tetap tumbuh positif pada saat
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
usaha skala besar dan korporasi mengalami
sebagaimana sesuai dalam Instruksi Presiden
penurunan.
(Inpres) Nomor 6 Tahun 2007 tentang paket
kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor
Meskipun demikian, laporan BPS Aceh Dalam
Rill dan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil
Angka (2016) juga menyebutkan walaupun
dan Menengah (UMKM), sehingga UMKM
perekonomian Aceh selalu mengalami
mampu berperan meningkatkan
pertumbuhan positif pasca konflik (1989 –2004)
kesejahteraan.
dan tsunami (2004), yang ditunjukkan oleh
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
Peran UMKM dalam meningkatkan
sebanyak 6,06 persen pada tahun 2012, namun
kesejahteraan masyarakat dapat terlihat pada
masih banyak orang miskin di Aceh. Apalagi
keterlibatan dalam perekonomian dan
pertumbuhan PDRB Aceh dengan memasukkan
pembangunan. Menurut Thesis Flexible
unsur minyak dan gas yang hanya 5,20 persen
Specialization berkembang pada dekade 1980-
pada tahun 2012, karena cadangan minyak dan
an, seiring dengan berkembangnya
gas yang dimiliki bumi Aceh semakin berkurang.
perekonomian nasional (daerah), maka
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh,
keterlibatan UMKM dalam perekonomian
terdapat 20,98 persen penduduk Aceh yang
daerah tersebut akan semakin penting.
miskin pada tahun 2010, 19,48 persen 19,48
Argumen utama Thesis Flexible Specialization
persen pada tahun 2011, dan 18,58 persen pada
adalah UMKM akan berkembang cepat
tahun 2012.
bahkan lebih cepat dari usaha besar dalam
proses pembangunan yang sedang
Dalam kondisi tingginya tingkat kemiskinan,
berlangsung. Kemunculan Thesis Flexible
padahal UMKM dapat dijadikan sebagai strategi
Specialization ini sekaligus menghapus Teori
untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan
Klasik tentang peran UMKM dalam
keunggulan yang dimiliki UMKM bisa dijadikan
pembangunan yang dimotori oleh Hoselitz
sebagai alternatif untuk membuka lapangan
(1959) dalam Lundvall (1999) dan Anderson
kerja, investasi bahkan bisa meningkatkan gairah
(1982) dalam Tambunan (2009) dalam Rifa’i
eksport yang memungkinkan negara (daerah)
(2010). Teori Klasik tentang peran UMKM
memperoleh devisa dan pendapatan. Seperti
dalam pembangunan menyatakan bahwa
dikatakan oleh Holcombe (1998), “the engine of
seiring dengan berkembangnya
economic growth is entrepreneurship.” Bahwa UMKM
perekonomian nasional (daerah), maka peran
dengan kemampuan entrepreneur nya mampu
(keterlibatan) UMKM dalam perekonomian
menjadi penggerak perekonomian, menciptakan
daerah tersebut semakin kecil dan tergeser
pertumbuhan.
oleh peran usaha besar. Kusnandar (2012)
mengatakan kontribusi UMKM secara makro
Namun pada sisi lain, sebagaimana diketahui
dalam pembangunan dapat dilihat dari
bahwa secara internal UMKM juga mengalami
beberapa indikator. Pertama, keterlibatan
berbagai masalah dan kendala seperti,
UMKM dalam pembentukan pendapatan per
manajemen usaha yang tidak tertib, kapasitas
kapita. Kedua, keterlibatan UMKM dalam
sumber daya manusia yang rendah, lemahnya
pembentukan PDRB. Ketiga, keterlibatan
penguasaan teknologi, permodalan dan kesulitan
UMKM dalam pembentukan pertumbuhan
akses pasar produknya. Menurut survey Bank
ekonomi daerah (growth).
60 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol. 4 | No. 2 | 2020
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi (EMT), 4(2), 2020, 59-70

Indonesia (2009) UMKM menginginkan adanya Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Suku
dukungan perbankan di dalam permodalan. Bunga Kredit. Variabel-variabel tersebut sebagai
Sebanyak 49,3 persen pelaku UMKM faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
memandang perlunya tambahan modal untuk kredit. Sedangkan dari sisi eksternal
meningkatkan kapasitas usahanya. Dalam kaitan mempertimbangkan perkembangan PDRB
tersebut maka perbankan perlu menyalurkan sebagai faktor yang mempengaruhi permintaan
kredit dan menjalankan fungsi intermediasinya kredit. Berrospide dan Edge (2010) melakukan
dengan baik demi untuk menciptakan penelitian di Amerika Serikat dengan
pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan menggunakan data bank holding company
kapasitas permodalan UMKM. (BHC) hasilnya adalah variabel makro ekonomi
gross domestic brutto (GDP) berpengaruh signifikan
Perbankan merupakan sub sistem keuangan terhadap pemberian kredit. Faktor makro
yang paling dominan di Indonesia. Setidaknya ekonomi (PDRB) juga mempunyai hubungan
sekitar 77 persen total pembiayaan sektor rill dengan tingkat penyaluran kredit oleh perbankan
berasal dari kredit perbankan. Berbagai literatur di Aceh. Di sisi lain, Das dan Ghosh (2007)
mempelajari pentingnya peran lembaga secara luas meyakini bahwa munculnya risiko
perbankan telah ditemukan sejak tahun 1933 kredit juga memiliki keterkaitan dengan
seperti Fisher (1933). Stiglizt dan Greenwald perubahan ekonomi makro yang terjadi.
(2003) bahkan Pasha (2009) menyatakan bahwa Figlewski et al., (2012) mengatakan faktor
perbankan lebih superior dibandingkan dengan ekonomi makro yang memiliki keterkaitan
lembaga intermediasi lainnya terutama dalam dengan munculnya risiko kredit yaitu, kondisi
hal asymmetric information dan mengatasi makroekonomi secara umum yang tercermin
transaction cost kreditnya. Jika kita melihat dalam inflasi, pergerakan ekonomi yang
realisasi kredit perbankan dari laporan Bank tercermin dalam pertumbuhan ekonomi
Indonesia (2013) ke sektor UMKM di Provinisi (PDRB), dan faktor kondisi keuangan yang
Aceh secara akumulasi tahunan setiap tahun tercermin dalam suku bunga. Risiko kredit terkait
dalam jumlah total terjadi peningkatan. dengan pertumbuhan perekonomian,
dikarenakan dianggap sebagai penentu ekonomi
Menurut Agenol et al., (2000), tidak makro dari kinerja bank dan memungkinkan
berfungsinya intermediasi perbankan, untuk mengendalikan fluktuasi bisnis.
khususnya tentang tidak optimalnya penyaluran Pertumbuhan ekonomi sendiri diukur atas
kredit dapat berasal dari faktor permintaan kenaikan nilai seluruh barang dan jasa yang di
kredit dan penawaran kredit. Sementara hasil produksi dan secara signifikan dapat
temuan dari Harmanta dan Ekananda (2005), mempengaruhi kemampuan peminjam untuk
disimpulkan bahwa setelah periode krisis mengembalikan pinjamannya (Thiagajaran et al.,
perbankan nasional mengalami excess supply 2011) dalam (Prasetya, 2013). Oleh karena itu,
kredit akibat lemahnya permintaan kredit. semakin baik kondisi perekonomian suatu
Sementara Sugema dkk (2009), menyatakan daerah yang ditandai dengan PDRB, maka
bahwa beberapa penyebab terjadinya kendala semakin tinggi tingkat permintaan kredit oleh
intermediasi perbankan adalah melambatnya UMKM. Menurut Simaremare dan Hidayat
kemajuan dunia usaha yang ditandai dengan (2013) semakin tinggi PDRB suatu propinsi,
penurunan omset, kendala akses perbankan, maka permintaan kredit pada bank akan semakin
serta ekspektasi dunia usaha terhadap tinggi pula. Dengan kata lain variabel makro
perubahan fokus penyaluran kredit oleh ekonomi yang stabil juga menjadi faktor yang
perbankan yang terlihat oleh masih tingginya turut mendorong pemberian kredit UMKM.
credit rationing perbankan untuk sektor-sektor
tertentu. Selain itu, kebijakan moneter ideal yang mampu
menjaga kestabilan kondisi perekonomian juga
Dalam menyalurkan kredit, bank memiliki memberi impact terhadap keyakinan bagi pihak
faktor-faktor dari sisi internal perbankan yang perbankan untuk melakukan ekspansi kredit dan
mampu mempengaruhi penyaluran kredit, menambah portofolio. Dengan kebijakan suku
antara lain Non-Performing Loan (NPL), Suku bunga yang terjangkau akan memungkinkan

61 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol. 4 | No. 2 | 2020


Hamdani, Ismail, dan Thasrif Murhadi / Analisis Kredit Umkm di Provinsi Aceh: Analisis Empiris Vector Error Correction Model (VECM)

UMKM untuk menyerap kredit bank secara antar variabel, bahkan pendekatan VECM
optimal dengan demikian risiko kegagalan memungkinkan untuk menjelaskan bagaimana
kredit semakin rendah. Hal ini sejalan dengan variabel PDRB, NPL, Suku Bunga dan
hasil penelitian Fiore dan Tristani (2013) yang Penyerapan Kredit UMKM saling
dipublikasi oleh The Economic Journal mempengaruhi baik dalam jangka pendek
“Demonstrate that financial frictions affect aggregate maupun jangka panjang. Dengan demikian
dynamics mainly through their impact on firms’ dalam penelitian ini penulis sangat tertarik untuk
financing costs, which increase in both the deposit rate menggunakan pendekatan VECM tersebut.
and in the spread between lending and deposit rates” Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis
melakukan penelitian mengenai: Peran Usaha
Dari uraian di atas dapat ditarik suatu pemikiran Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Dalam
bahwa kredit UMKM, PDRB, Non-Performing Penyerapan Kredit di Provinsi Aceh: Analisis
Loan (NPL) dan Suku Bunga merupakan satu Empiris Vector Error Correction Model (VECM).
sistem yang tergabung dari beberapa sub sistem,
di mana pergerakan satu sub sistem akan Studi Kepustakaan
memberi impact terhadap sub sistem lainnya.
Atau dengan kata lain, untuk menjalankan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
sistem penyaluran kredit UMKM oleh Usaha mikro kecil dan menengah merupakan
perbankan, maka sub sistem lainnya juga harus bentuk kegiatan ekonomi rakyat yang berskala
digerakkan. kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan serta kepemilikan dan
Penelitian tentang kredit UMKM telah diatur dalam Undang-undang. Menurut Undang-
dilakukan oleh Anggrahini (2002), Soedarto Undang No. 20 tahun 2008 tentang usaha mikro,
(2004), Siregar (2006), Andriani (2008) dan kecil, dan menengah adalah usaha ekonomi
Pratama (2010) dalam melihat faktor-faktor produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
yang mempengaruhi (baik sisi permintaan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
maupun penawaran) terhadap penyaluran kredit bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
UMKM oleh perbankan di Indonesia. Hasil cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
penelitiannya menyatakan bahwa penyerapan menjadi bagian baik langsung maupun tidak
kredit UMKM dipengaruhi oleh pertumbuhan langsung dari usaha menengah atau usaha besar
ekonomi, suku bunga, inflasi, Dana Pihak yang memenuhi kriteria antara lain: usaha mikro
Ketiga (DPK), Capital Adequasy Ratio (CAR) dan adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih
Non-Performing Loan (NPL), baik berhubungan dari Rp50.000.000. tidak termasuk tanah dan
positif maupun hubungan negatif. Namun bangunan tempat usaha dan memiliki hasil
menurut hemat penulis, penelitian tersebut penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000.
terdapat kelemahan karena semuanya Sedangkan usaha kecil adalah usaha yang
menggunakan analisis regresi linear berganda memiliki kekayaan paling banyak Rp50.000.000.
metode ordinary least square (OLS). Sehingga sampai dengan paling banyak Rp500.000.000
tidak diketahui apakah penyerapan kredit yang tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi atau usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan
pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi paling banyak Rp300.000.000. sampai dengan
penyerapan kredit. Dengan kata lain, apakah paling banyak Rp2.500.000.000. Usaha
terdapat hubungan dua arah? Atau bagaimana menengah adalah memiliki kekayaan bersih
pengaruhnya dalam jangka pendek dan jangka paling banyak Rp500.000.000. sampai dengan
panjang? paling banyak Rp10.000.000.000. tidak termasuk
tanah dan bangunan; atau memiliki hasil
Selain itu, penelitian yang sama dalam ruang penjualan tahunan paling banyak
lingkup Provinsi Aceh, sejauh pengetahuan Rp2.500.000.000 sampai dengan paling banyak
penulis, kuantitasnya masih sangat kurang, Rp50.000.000.000.
apalagi dengan menggunakan pendekatan
VECM. Kelebihan pendekatan VECM adalah
selain untuk melihat causality dan cointegration

62 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol. 4 | No. 2 | 2020


Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi (EMT), 4(2), 2020, 59-70

Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kredit dibedakan menjadi tiga macam
Secara etimologis istilah kredit berasal dari berdasarkan tujuan penggunaannya. Pertama
bahasa Yunani (credere) yang berarti kepercayaan adalah kredit investasi, yaitu kredit yang
(truth atau faith), maksudnya adalah apabila suatu diberikan kepada nasabah kredit (debitur) untuk
pihak memperoleh kredit maka mereka membiayai kepentingan barang modal
memperoleh kepercayaan. Sedangkan pihak (investasi). Kedua, adalah kredit modal kerja,
pemberi kredit artinya memberikan yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah kredit
kepercayaan kepada seseorang bahwa uang atau (debitur) untuk membiayai kebutuhan modal
barang yang dipinjamkan pasti kembali. kerja perusahaan debitur. Dan yang terakhir,
adalah kredit konsumsi, yaitu fasilitas kredit yang
Kredit juga dapat diartikan sebagai hak untuk diberikan kepada debitur untuk keperluan
menerima pembayaran atau kewajiban untuk pembelian barang-barang konsumsi yang
melakukan pembayaran pada waktu yang diperlukan debitur (Widayati dan Mendari,
diminta atau pada waktu yang akan datang 2019).
karena penyerahan barang-barang yang
sekarang (Kent dalam Ramadhini, 2008). Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Mulyono (1990) kredit adalah Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai
kemampuan untuk melaksanakan suatu kenaikan Gross Domestik Product (GDP) tanpa
pembelian atau mengadakan suatu pembelian memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau
atau mengadakan suatu peminjaman dengan lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk.
janji pembayaran akan dilakukan/ditangguhkan Berbicara mengenai pertumbuhan ekonomi
pada suatu jangka waktu yang disepakati. tidak terlepas dari pembangunan ekonomi itu
sendiri sebab di dalam pertumbuhan ekonomi
Pengertian dari kredit mikro sangat terkait juga disertai dengan peningkatan kegiatan
dengan pengertian usaha mikro. Secara pembangunan yang mana tujuannya adalah
universal pengertian kredit mikro adalah definisi untuk meningkatkan pendapatan perkapita yang
yang dicetuskan dalam pertemuan The World tinggi (Sukirno, 2002). Menurut Adi (2006),
Summit in Microcredit di Washington pada tanggal pembangunan ekonomi ataupun pertumbuhan
2-4 Februari 1997 yaitu program atau kegiatan ekonomi, termasuk pembangunan daerah
memberikan pinjaman yang jumlahnya kecil merupakan proses kenaikan pendapatan
kepada masyarakat golongan kelas menengah ke masyarakat di suatu daerah dalam jangka
bawah untuk kegiatan usaha meningkatkan panjang. Pendapatan masyarakat di sini lebih
pendapatan, pemberian pinjaman untuk ditekankan pada pendapatan riil dan pendapatan
mengurus dirinya sendiri dan keluarganya (The masyarakat perkapita orang.
World Summit in Microcredit, 2007 dalam
Ramadhini, 2008). Non-Performing Loan (NPL)
Menurut Prabowo (2018) NPL merupakan rasio
Grameen Banking (2003) dalam Ramadhini yang digunakan untuk mengukur kemampuan
(2008) mendefinisikan kredit mikro sebagai bank dalam meng-cover risiko kegagalan
pengembangan pinjaman dalam jumlah kecil pengembalian kredit oleh debitur. NPL
kepada pengusaha yang terlalu rendah mencerminkan risiko kredit bank, semakin
kualifikasinya untuk dapat mengakses pada tinggi tingkat NPL, maka semakin besar pula
pinjaman dari bank tradisional. Calmeadow risiko yang akan ditanggung oleh bank.
(1999) mengartikan kredit mikro sebagai arisan Akibatnya pihak bank harus menyediakan
pinjaman modal untuk mendukung pengusaha cadangan dana yang lebih besar sehingga dana
kecil dalam beraktivitas, umumnya dengan bank yang disalurkan untuk kredit akan
alternatif jaminan kolateral dan sistem berkurang. Besarnya NPL menjadi salah satu
monitoring pengembalian. Pinjaman diberikan penyebab sulitnya bank dalam menyalurkan
utnuk melayani modal kerja sehari-hari, sebagai kredit.
modal awal untuk memulai usaha, atau sebagai
modal investasi untuk membeli aset tidak Menurut teori yang dikemukakan oleh Melitz
bergerak. dan Pardue yang telah disempurnakan oleh

63 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol. 4 | No. 2 | 2020


Hamdani, Ismail, dan Thasrif Murhadi / Analisis Kredit Umkm di Provinsi Aceh: Analisis Empiris Vector Error Correction Model (VECM)

Warjiyo (2014) dalam Panggalih (2014), NPL panjang dari data time series yang sering disebut
juga merupakan faktor yang mempengaruhi kointegrasi. Dalam VECM, hubungan jangka
penawaran kredit bank. Dalam penyaluran pendek antar variabel dalam sistem dipengaruhi
kredit bank akan berusaha memperoleh oleh deviasi/penyimpangan dari keseimbangan
keuntungan yang besar dengan cara jangka panjang (Enders, 2004).
menghindari dan menurunkan tingkat NPL
kreditnya. Apabila NPL bank dinilai tinggi, Selanjutnya adalah melakukan estimasi model
maka reputasi dan keuntungan bank juga akan VECM melalui beberap pengujian yaitu pertama
turun karena masih banyaknya dana kredit yang uji stasioneritas. Asumsi stasioner harus dipenuhi
belum tertagih dari debitur, sehingga dapat sebelum melakukan estimasi karena apabila data
mempengaruhi jumlah penawaran kredit bank. tidak stasioner maka akan menyebabkan
Golin (2013), non performing loan (NPL) timbulnya regresi lancung sehingga sebenarnya
menggambarkan tingkat kualitas aset suatu metode inferensia klasik tidak dapat diterapkan
bank, yang mana indikator NPL yang baik (Gujarati (1995) dalam Fitriana (2005). Kedua,
dapat dibandingkan dengan rata-rata NPL uji lag optimum yang digunakan untuk
industri bank, jika NPL sebuah bank lebih menentukan panjang lag optimal yang akan
rendah dari NPL industri, maka dapat digunakan dalam analisis selanjutnya, karena
dikatakan kualitas aset bank tersebut rendah salah satu kesulitan menggunakan VAR adalah
penetapan panjang lag yang optimal. Ketiga, uji
Metodologi Penelitian Granger Causality yang digunakan untuk
mengetahui arah hubungan variabel yang akan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diteliti. Hasil uji Granger Causality dapat
keseimbangan jangka panjang (cointegration), menunjukkan apakah variabel-variabel yang
untuk menguji pengaruh jangka pendek dan diteliti memiliki hubungan satu arah (uni-
jangka panjang dan untuk menguji Bivariate directional causality) atau dua arah (bi-directional
Causality dan Multivariate Causality. Penelitian ini causality). Keempat, uji kointegrasi yang
dilakukan di Provinsi Aceh Variabel yang dilakukan untuk mendeteksi stabilitas hubungan
digunakan dalam penelitian ini ada empat yaitu, jangka panjang antara dua variabel atau lebih.
jumlah penyerapan kredit, Produk Domestik Jika series dari variabel-variabel yang diteliti
Regional Bruto (PDRB), Non Performing Loan diketahui memiliki unit root, namun kombinasi
(NPL), dan Suku Bunga. Penelitian ini terbatas linier dari variabel-variabel tersebut
pada cointegration, causality dan Vector Error menghasilkan residual yang stasioner, maka
Correction Model (VECM) yang dikembangkan terdapat hubungan jangka panjang (kointegrasi)
oleh Granger dan Engel (1987). antar variabel tersebut. Adapun dua series yang
terkointegrasi akan memiliki hubungan jangka
Adapun jenis data yang digunakan adalah data panjang yang stabil. Menurut Gujarati (2003),
runtun waktu (time series) dengan periode kuartal pengujian ini hanya valid jika dilakukan pada data
mulai periode kuartal 1 tahun 1995 sampai asli yang nonstasioner.
dengan kuartal 3 tahun 2017. Data di peroleh
dari Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik Beberapa variabel yang telah digunakan untuk
Provinsi Aceh, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), kepentingan penelitian ini memiliki konsep dan
Dinas Koperasi dan UKM Aceh dari instansi- definisi sebagai berikut:
instansi terkait lainnya yang berhubungan 1. Penyerapan Kredit
dengan penelitian ini Metode penelitian yang Adalah jumlah total kredit UMKM yang
digunakan yaitu analisis time series Vector Error disalurkan oleh perbankan di Provinsi Aceh
Correction Mechanism (VECM) yang merupakan setiap tahunnya dalam jumlah rupiah.
salah satu analisis yang dikembangkan oleh 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Engle dan Granger (1987) untuk melakukan Adalah nilai barang dan jasa akhir yang
rekonsiliasi perilaku variabel ekonomi jangka dihasilkan oleh unit produksi di Aceh dan
pendek dengan variabel ekonomi jangka dalam periode satu tahun. Dalam penelitian
panjang (Gujarati, 2003). Konsep penting ini digunakan PDRB Aceh atas dasar harga
dalam VECM adalah keseimbangan jangka konstan Tahun 2000 dalam rupiah.

64 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol. 4 | No. 2 | 2020


Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi (EMT), 4(2), 2020, 59-70

3. Non Performing Loan (NPL)


Adalah Adalah kredit dengan tingkat Dari hasil uji lag optimal dapat diketahui,
kolektibilitas macet yang dihitung setiap bahwa nilai kesalahan prediksi model yang
tahun dalam jumlah rupiah. paling kecil adalah dengan metode AIC
4. Suku Bunga yaitu sebesar 30,6051 pada lag 5, sedangkan
Suku bunga yang dibebankan oleh dengan metode SC sebesar 31,2696 dan
perbankan kepada debitur yang dihitung metode HQ sebesar 30,9438 masing-
dalam porsentase. masing pada 1. Hal ini mengimplikasikan
bahwa respon yang ditunjukkan oleh
Hasil dan Pembahasan variabel penyerapan kredit UMKM dalam
menanggapi perubahan variabel yang
Dari hasil penelitian dapat dinyatakan sebagai menjadi determinannya menurut metode
berikut: AIC akan terlihat (paling lama) setelah 5
1. Uji Stasioneritas Data (Unit Root Test) kuartal pasca shock terjadi sedangkan
Berdasarkan hasil stasioneritas didapatkan menurut metode SC dan HQ akan terlihat
bahwa seluruh variabel tidak stasioner pada (paling lama) setelah 1 kwartal.
derajat level namun setelah dilakukan uji Tabel 2.
akar unit ulang pada first difference. Hasilnya, Penentuan Lag Optimal
semua variabel telah stasioner pada first
difference pada tingkat siginifikasni 1%.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
seluruh variabel penelitian telah stasioner
pada diferensiasi pertama (first difference).
Keterangan: * menunjukkan nilai kesalahan prediksi model yang
paling kecil

Tabel 1. Hasil Uji Akar Unit Dengan ADF & PP

Keterangan: *** menunjukkan signifikansi pada tingkat 1 %


Namun demikian, dalam penelitian ini lag
2. Penentuan Lag Optimal optimal yang digunakan adalah berdasarkan
Penetapan lag optimal penting dilakukan hasil metode AIC yaitu lag 5. Harris
karena dalam metode VECM, lag optimal (1995:65) menjelaskan bahwa jika lag yang
dari variabel endogen merupakan variabel digunakan terlalu sedikit, maka residual dari
independen yang digunakan dalam model. regresi tidak akan menampilkan proses white
Dalam menentukan lag length optimal (lag noise sehingga model tidak dapat
optimal), penelitian ini menggunakan mengestimasi actual error secara tepat.
kriteria informasi dengan menggunakan
metode Akaike Information Criterion 3. Uji Kointegrasi Johansen
(AIC), Schwarz Criterion (SC) dan Dari hasil estimasi model Johansen dapat
Hannan-Quinn (HQ). diketahui bahwa variabel menunjukkan
65 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol. 4 | No. 2 | 2020
Hamdani, Ismail, dan Thasrif Murhadi / Analisis Kredit Umkm di Provinsi Aceh: Analisis Empiris Vector Error Correction Model (VECM)

adanya kointegrasi. Hal ini diketahui dari mempengaruhi penyerapan kredit UMKM.
nilai trace statistic pada r ≤ 0 lebih besar dari Temuan ini sejalan dengan penelitian
critical value pada tingkat signifikansi 5 sebelumnya yang menyatakan bahwa
persen dan 1 persen. Jika kointegrasi pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan
dengan melihat nilai max-eigen statistic dan yang kuat dengan penyerapan kredit
membandingkannya dengan nilai critical UMKM.
value, maka hasilnya nilai pada r ≤ 0 dan r Tabel 4.
≤ 1 lebih besar daripada critical value pada Bivariate Granger Causality Test
tingkat signifikansi 5 persen dan terdapat
2 kointegrasi (2 cointegrating equations). Hal
ini berarti bahwa hipotesis nol yang
menyatakan bahwa tidak ada kointegrasi
ditolak dan hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa ada kointegrasi tidak
dapat ditolak serta hasil estimasi regresi
tidak spurious. Keterangan: ***,** dan * menunjukkan signifikansi pada
tingkat 1%, 5% dan 10%.
Tabel 3.
Hasil Uji Kointegrasi Johansen Hasil pengujian kausalitas granger juga
membuktikan bahwa terdapat pengaruh dua
arah (bi-directional causality) antara variabel
suku bunga (SB) dan variabel penyerapan
kredit (LPK), sebab itu hipotesis nol ditolak
dengan probabilitas 0,002 dan hipotesis
alternatif tidak dapat ditolak. artinya secara
Keterangan: *** dan ** menunjukkan signifikansi masing- statistik bahwa variabel suku bunga (SB)
masing pada tingkat 1% dan 5 %. memiliki kausalitas bivariat dengan
penyerapan kredit UMKM dan begitu juga
4. Analisis Bivariat Kausalitas Granger sebaliknya SB mempunyai kausalitas dengan
(Granger Causality Bivariate Analysis) LPK dengan probabilitas 0,050. Kausalitas
Hasil pengujian kausalitas Granger satu arah (uni-directional causality) juga terjadi
menunjukan bahwa variabel LPDRB pada variabel SB dan LPDRB dengan
memiliki kausalitas satu arah (uni- tingkat signifikansi 5 persen atau dengan
directional causality) dengan variabel LPK probabilitas 0,028, sebab itu hipotesis nol
dengan probabilitas sebesar 0,085 pada dapat ditolak dan hipotesis alternatif tidak
tingkat signifikansi 10 persen, secara dapat di tolak.
statistik variabel LPDRB memiliki
kausalitas signifikan dengan variabel LPK 5. Analisis Jangka Pendek dan Jangka Panjang
artinya bahwa variabel pertumbuhan Versi Multivariat Kausalitas (Multivariate
ekonomi (PDRB) mempengaruhi secara Causality Test)
signifikan tingkat penyerapan kredit, Setelah uji kausalitas antar variabel
berarti hipotesis nol tidak dapat di tolak. dilakukan, selanjutnya dilakukan uji F untuk
Sedangkan variabel penyerapan kredit melihat secara simultan (multivariate causality)
secara statistik tidak signifikan memiliki apakah seluruh variabel independen
kausalitas dengan variabel pertumbuhan berpengaruh terhadap variabel dependen.
ekonomi (LPDRB) karena probabilitasnya Pengujian ini dilakukan dengan
0,515 yang lebih besar dari alpha 0,05 maka membandingkan nilai F-hitung dengan F-
hipotesis nol diterima. Dengan demikian tabel pada tingkat kepercayaan yang
dapat dikatakan bahwa terjadi hubungan digunakan sebesar 1 persen, 5 persen, dan
searah (uni-directional causality) antara 10 persen sebesar 0,09%.
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan
kredit UMKM yaitu hanya pertumbuhan
ekonomi yang secara statistik
66 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol. 4 | No. 2 | 2020
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi (EMT), 4(2), 2020, 59-70

Tabel 5.
Multivariate Causality Analysis Versi VECM

Keterangan: ***,** dan * menunjukkan signifikansi pada bunga memiliki keseimbangan jangka
tingkat 1%, 5% dan 10%. Angka [.] F-statistik dan angka
(.) t-statistik. Panjangnya lag length yang digunakan panjang.
berdasarkan AIC dalam penelitian ini adalah 5. 2. Dengan menggunakan pendekatan VECM
dapat dinyatakan bahwa penyerapan kredit
Dari hasil analisis kausalitas multivariat dapat UMKM di Provinsi Aceh pada periode
diketahui bahwa penyerapan kredit UMKM, tahun 1995.1 sampai 2015.3 dalam jangka
pertumbuhan ekonomi, LNPL dan suku bunga pendek dipengaruhi secara negatif dan
secara simultan memiliki pengaruh jangka signifikan oleh penyerapan kredit tahun
pendek pada tingkat signifikansi 5 persen. sebelumnya. Kemudian dipengaruhi secara
Sedangkan variabel LNPL secara individu positif dan signifikan oleh pertumbuhan
memiliki pengaruh jangka pendek pada tingkat ekonomi. Dan demikian juga suku bunga
signifikansi 10 persen. Sementara variabel suku mempengaruhi secara negatif dan signifikan
bunga memiliki pengaruh dalam jangka pendek terhadap penyerapan kredit UMKM.
pada tingkat signifikansi 1 persen terhadap Sementara NPL mempengaruhi secara
penyerapan kredit. negatif namun tidak signifikan terhadap
penyerapan kredit UMKM.
Sedangkan dalam jangka panjang LPK, 3. Sementara dalam jangka panjang
pertumbuhan ekonomi, LNPL dan suku bunga penyerapan kredit dipengaruhi secara positif
menunjukkan bahwa seluruh variabel menuju dan signifikan oleh pertumbuhan ekonomi.
proses keseimbangan jangka panjang. Hal ini Dipengaruhi secara negatif dan signifikan
dibuktikan dengan hasil koefesien pada ECT oleh NPL dan dipengaruhi secara negatif
yang signifikan dan negatif dalam model yaitu dan signifikan oleh suku bunga. Seluruh
sebesar -0,5285. Hasil ini juga menjelaskan variabel menuju proses keseimbangan.
bahwa tingkat kecepatan penyesuaian (speed of 4. Hasil pengujian Bivariat Kausalitas Granger
adjustment) sebesar 52,85 persen. Artinya seluruh menunjukkan bahwa penyerapan kredit
variabel hanya membutuhkan waktu selama memiliki hubungan satu arah dan signifikan
2,12 kuartal atau 6,36 bulan untuk menuju dengan pertumbuhan ekonomi. Artinya
keseimbangan jangka panjang (konvergen). bahwa pertumbuhan ekonomi
mempengaruhi secara signifikan terhadap
Kesimpulan penyerapan kredit. Sedangkan penyerapan
kredit tidak mempengaruhi secara signifikan
1. Berdasarkan hasil uji kointegrasi yang telah terhadap pertumbuhan ekonomi atau
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan satu arah (unidirectional
variabel dalam penelitian ini berkointegrasi. causality) yaitu pertumbuhan ekonomi
Hasil tersebut mengindikasikan bahwa mempengaruhi tingkat penyerapan kredit.
antara penyerapan kredit UMKM, produk Hubungan satu arah lainnya ditunjukkan
domestik regional bruto, NPL, dan suku pada pasangan variabel suku bunga dan
67 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol. 4 | No. 2 | 2020
Hamdani, Ismail, dan Thasrif Murhadi / Analisis Kredit Umkm di Provinsi Aceh: Analisis Empiris Vector Error Correction Model (VECM)

pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Jakarta: Pusat Pendidikan dan studi


Artinya pertumbuhan ekonomi secara Kebanksentralan.
signifikan mempengauhi tingkat suku
bunga. Namun hubungan dua arah (bi- Bank Indonesia. Kajian Ekonomi Regional
directional causality) secara signifikan terdapat Provinsi Aceh. Berbagai Edisi.
pada pasangan variabel penyerapan kredit
dan variabel buku bunga. Hal ini berarti Berrospide, J. M., & Edge, R. M. (2010). The
bahwa variabel penyerapan kredit dan suku effects of bank capital on lending: What do
saling mempengaruhi satu sama lain secara we know, and what does it mean?.
signifikan. Sedangkan hasil pengujian
Multivariat Kausalitas Granger Das, A., & Ghosh, S. (2007). Determinants of
menunjukkan bahwa penyerapan kredit credit risk in Indian state-owned banks: An
memiliki multivariat kausalitas dengan empirical investigation.
pertumbuhan ekonomi, NPL dan suku
bunga. Hal ini dapat dijelaskan bahwa Enders, W. (2004). Applied Econometric Time
variabel pertumbuhan ekonomi, NPL dan Series Second Edition. Hoboken: John
suku sunga berpengaruh secara serentak Willey and Son, Inc.
terhadap penyerapan kredit.
Engle, R.F. dan C. W. J. Granger. (1987). Co-
Daftar Pustaka integration and Error Correction:
Representation, Estimation, and Testing,
Aceh Dalam Angka. (2016). Badan Pusat Econometrica, Vol. 55, No. 2, March 251-
Statistik. Aceh. 279.

Adi, P. H. (2006). Hubungan antara Figlewski, S., Frydman, H., & Liang, W. (2012).
pertumbuhan ekonomi daerah, belanja Modeling the effect of macroeconomic
pembangunan dan pendapatan asli factors on corporate default and credit
daerah. Simposium Nasional Akuntansi rating transitions. International Review of
IX, 23-26. Economics & Finance, 21(1), 87-105.

Anderson, M., & Holmes, J. (1995). High-skill, Fiore dan Tristani, Oreste. (2013). Optimal
low-wage manufacturing in North Monetary Policy In a Model of Credit
America: A case study from the Channel. Volume 123, Issue 571(906–
automotive parts industry. Regional 931). The Economic Journal.
Studies, 29(7), 655-671.
Fisher, I. (1933). The debt-deflation theory of
Andriani, S. (2008). Analisis Faktor-Faktor great depressions. Econometrica: Journal
Yang Mempengaruhi Volume Penyaluran of the Econometric Society, 337-357.
Kredit Mikro, Kecil Dan Menengah
(MKM) Di Indonesia. Skripsi Pada Fitriana, Y. (2005). Penanaman Modal Asing
Departemen Ilmu Ekonomi. Fakultas Langsung dan Hubungannya dengan
Ekonomi dan Manajemen, Institut Beberapa Indikator Makro Ekonomi
Pertanian Bogor. Tahun 1989-2004. Jakarta: Sekolah Tinggi
Ilmu Statistik.
Anggrahini, Dewi. (2002). Analisis Faktor -
Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Golin, J., & Delhaise, P. (2013). The bank credit
Kredit Perbankan pada Bank Umum di analysis handbook: a guide for analysts,
Indonesia Periode 1994.1 –2003.4. Tesis. bankers and investors. John Wiley & Sons.

Bank Indonesia. (2013). Bank Indonesia Bank Gujarati, D. (1995). Basic Econometrics Third
Sentral Republik Indonesia: Tinjauan & Fourth edition. New York: McGraw-
Kelembagaan, Kebijakan, dan Organisasi. Hill.

68 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol. 4 | No. 2 | 2020


Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi (EMT), 4(2), 2020, 59-70

Gujarati, D. (2003). Basic Econometrics Third Prabowo, E. S., Kristianti, F. T., & Dillak, V. J.
& Fourth edition. New York: McGraw- (2018). Pengaruh Non-Performing Loan
Hill. (Npl), Capital Adequacy Ratio (Car), Dan
Bi Rate Terhadap Penyaluran Kredit
Gujarati, N. Damodar, (2003), Ekonometrika Perbankan (Studi Pada Perbankan Yang
Dasar, Terjemahan. Jakarta Green. Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2012-2016). eProceedings of
Harmanta, H., & Ekananda, M. (2005). Management, 5(1).
Disintermediasi fungsi perbankan di
Indonesia pasca krisis 1997: Faktor Prasetya, S. G. (2017). The Effects of Capital,
permintaan atau penawaran kredit, Profitability, Liquidity Upon the
sebuah pendekatan dengan model Prediction of National Bank Fragility. The
disequilibrium. Buletin Ekonomi Accounting Journal of Binaniaga, 2(01),
Moneter dan Perbankan, 8(1), 51-78. 59-72.

Harris, R. (1995). Cointegration Analysis in Pratama, B. A. (2010). Analisis faktor-faktor


Econometric Modelling. New yang mempengaruhi kebijakan penyaluran
York:Prentice Hall. kredit perbankan (Studi pada Bank Umum
di Indonesia Periode Tahun 2005-2009)
Holcombe, R. G. (1998). Entrepreneurship (Doctoral dissertation, Universitas
and economic growth. The Quarterly Diponegoro).
Journal of Austrian Economics, 1(2), 45-
62. Ramadini, W. P., Mardani, R. M., & Wahono,
B. (2018). Pengaruh Capital, Asset Quality,
Hoselitz, B. F. (1959). Economic Policy and Management, Earning, Liquidity Terhadap
Economic Development. Pertumbuhan Laba (Study Empiris Pada
Bank Umum Swasta Nasional Yang
Kusnandar, (2012). Analisis Faktor-faktor Tercatat Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal
Yang Mempengaruhi Pemberian Kredit Ilmiah Riset Manajemen, 7(11).
UMKM oleh Perbankan di Indonesia,
Universitas Indonesia. Rifa’i, A. (2010). Peran UMKM Dalam
Pembangunan Daerah:Fakta di Provinsi
Lundvall, B. Å. (1999). National business Lampung. Jurnal Ilmiah Administrasi
systems and national systems of Publik dan Pembangunan, Vol.1,No.2.
innovation. International Studies of
Management & Organization, 29(2), 60- Rifa'i, A. (2010). Peran UMKM dalam
77. pembangunan daerah: fakta di Provinsi
Lampung. Jurnal Ilmiah Administrasi
Mulyono, S., & RM Sudikno Mertokusumo, S. Publik dan Pembangunan
H. (1990). Peranan kredit konstruksi ADMINISTRATIO, 1(2), 133-143.
dalam pembangunan perumahan di
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Siregar, T. (2006). Analisis Faktor-Faktor yang
(Doctoral dissertation, [Yogyakarta]: Mempengaruhi Permintaan Kredit pada
Universitas Gadjah Mada). Bank Pemerintah di Sumatera Utara
(Master's thesis).
Panggalih, (2015). Analisis Pengaruh Dana
Pihak Ketiga (DPK), Non-Performing Soedarto, M. (2004). Factor that affects
Loan (NPL), Suku Bunga Sertpikat Bank distribution rural credit bank [BPR (rural
Indonesia (SBI), dan Suku Bunga KUR bank) case study in work area bank
Terhadap penyaluran Kredit Usaha Indonesia Semarang] (Doctoral
Rakyat (KUR). Jurnal Ilmiah. dissertation, Thesis. Magister Management

69 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol. 4 | No. 2 | 2020


Hamdani, Ismail, dan Thasrif Murhadi / Analisis Kredit Umkm di Provinsi Aceh: Analisis Empiris Vector Error Correction Model (VECM)

Study Program Diponegoro University, Tambunan, T. T. H. (2009). SME Development


Semarang). Pattern: A Theoretical Consideration. In
SMEs in Asian Developing Countries (pp.
Statistik Usaha Mikro Kecil dan Menengah 17-36). Palgrave Macmillan, London.
(UMKM). Website : www.depkop.go.id;
E-Mail : bagdat@depkop.go.id Thiagarajan, S., Ayyappan, S., &
Ramachandran, A. (2011). Credit risk
Sugema, I., Bakhtiar, T., & Effendi, J. (2009). determinants of public and private sector
Keunggulan sistem keuangan berbasis banks in India. European Journal of
bagi hasil dan implikasinya pada distribusi Economics, Finance and Administrative
pendapatan. Jurnal Keuangan dan Sciences, 34(34), 147-153.
Perbankan, 13(3).
Warjiyo, P. (2004). Mekanisme Transmisi
Sukirno, Sadono. (2002). Pengantar Teori Kebijakan Moneter di Indonesia. Buku
Mikro Ekonomi. Jakarta: PT Grafindo Seri Kebanksentralan, (11).
Persada.
Widayati, R., & Mendari, W. E. (2019). Upaya
Sukirno, Sadono. (2005). Mikro Ekonomi Penanganan Kredit Bermasalah Pada Bank
Teori Pengantar edisi ketiga. PT. Nagari Cabang Utama Padang.
Rajagrafindo Persada: Jakarta.

Sukirno, Sadono. (2006). Mikro Ekonomi


Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.

70 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol. 4 | No. 2 | 2020

You might also like