Professional Documents
Culture Documents
Email: ferryandi2017@gmail.com
Abstract
The problem of coconut plantation in Indragiri Hilir Regency especially in Gaung Anak Serka
District is water puddle that inundated coconut plantation due to tidal effect causing the
productivity of coconut plantation to decrease. Until now there has been no good solution
other than the improvement of the air conditioning trio, embankment, valve door and
channel (secundary channel).
Based on survey results that have been done the problem of the arrival of air puddles that
inundated this coconut plant is damaged or damaged embankment that protect coconut
garden from water channeled. The water that inundated the coconut plantations already
contains salinity due to mingling with sea water. At the time of the air tidal air pressure that
continues to hit the wall of the goruling dike becomes eroded.
This research describes how the mitigation of the impact of existing problems is by designing
the construction of dikes and valve doors using coconut wood composite that is widely
available in Indragiri Hilir area. The coconut wood is used as a substitution material to
strengthen the embankment structure and the door of the valve. Utilization of coconut wood
composite technology with technical and environmental quality can be one of the solutions
needed to improve the productivity of coconut plantations.
Keywords: Mitigation, Coconut Garden, Leevee, Valve Door, Channel
Abstrak
Permasalahan perkebunan kelapa rakyat di Kabupaten Indragiri Hilir khususnya di
Kecamatan Gaung Anak Serka adalah genangan air yang menggenangi perkebunan kelapa
akibat pengaruh pasang yang menyebabkan produktivitas perkebunan kelapa menurun.
Sampai saat ini belum ada solusi yang baik selain perbaikan trio tata air berupa tanggul,
pintu klep dan saluran (parit anak).
Berdasarkan hasil survei lapangan yang telah dilakukan permasalahan datangnya genangan
air yang menggenangi kebun kelapa ini adalah rusak atau jebolnya tanggul yang melindungi
kebun kelapa dari air disaluran utamanya akibat kondisi pasang. Air yang menggenangi
perkebunan kelapa tersebut telah mengandung salinitas akibat bercampur dengan air laut.
Pada saat kondisi air pasang tekanan air yang terus menghantam dinding tanggul
mengakibatkan tanggul menjadi tergerus.
Penelitian ini memaparkan bagaimana mitigasi dari dampak permasalahan yang ada yaitu
dengan mendesain pembangunan tanggul dan pintu klep dengan menggunakan komposit
kayu pohon kelapa yang banyak terdapat di daerah Indragiri Hilir. Kayu batang kelapa
dijadikan material subtitusi sebagai perkuatan struktur tanggul dan pintu klep. Penggunaan
teknologi komposit kayu pohon kelapa dilakukan dengan meninjau aspek teknis, ekonomis
maupun sosial dan lingkungan sehingga dapat menjadi salah satu solusi yang dibutuhkan
untuk memperbaiki produktivitas perkebunan kelapa.
Kata Kunci : Mitigasi, Kebun Kelapa, Tanggul, Pintu Klep, Saluran
dan badai (gelombang pasang). Tanggul dapat dilakukan terutama dengan membuat
dibangun terutama dengan konstruksi bangunan penahan genangan. Dalam
urugan tanah, karena tanggul merupakan penelitian ini direncanakan penanggulangan
bangunan menerus yang sangat panjang pengaruh genangan air asin dengan
serta membutuhkan bahan urugan dengan membangun tanggul untuk penahan air
volume yang sangat besar. Tanah pasang.
merupakan bahan urugan yang mudah Pada tanggul tersebut tentunya akan
diperoleh untuk pembangunan tanggul dan dilengkapi oleh pintu klep otomatis yang
dapat diperoleh dari galian di kanan-kiri berfungsi sebagai pengendalian air akibat
trase rencana tanggaul atau bahkan dapat kejadian pasang-surut. Pada saat muka air
diperoleh dari hasil normalisasi sungai, hulu rendah (surut), karena berat sendiri
berupa galian pelebaran dan pengerukan pintu akan menutup. Tekanan hidrostatis di
sungai yang biasanya dilaksanakan sebelah hulu tidak mampu untuk me-lawan
bersamaan dengan pembangunan tanggul. berat pintu dan tekanan hidrostatis di
Pemanfaatan hasil pekerjaan normalisasi sebelah hilir. Pada waktu muka air hulu naik
sebagai bahan tanggul perlu diperhatikan (pasang) tekanan hidrostatis akan
dalam tahap perencanaan, yang tentunya bertambah besar. Elevasi muka air hilir
terbatas pada hasil galian yang memenuhi dianggap konstan, yang bisa berupa daerah
syarat untuk bahan urugan tanggul. Tanah laut atau sungai besar. Pada elevasi muka
juga merupakan bahan yang sangat mudah air hulu tertentu, tekanan hidrostatis yang
penggarapannya dan setelah menjadi terjadi sudah cukup besar sehingga mampu
tanggul sangat mudah pula menyesuaikan untuk membuka pintu. Dengan terbukanya
dengan kemungkinan penurunan yang tidak pintu tersebut air banjir bisa di buang
rata, sehingga perbaikan yang disebabkan melalui pintu (Triatmodjo,1993:62).
oleh penurunan tersebut mudah dikerjakan.
Tanah juga merupakan bahan bangunan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang sangat stabil dan tidak akan rusak
C.1 Desain Rencana Tanggul
dalam jangka waktu yang relatif panjang,
Secara umum, tanggul yang biasa
apabila terjadi kerusakan dibeberapa tempat
diaplikasikan di lokasi perkebunan kelapa di
dapat dengan mudah dan dengan waktu
Kecamatan Gaung Anak Serka adalah tipe
yang relatif singkat untuk diperbaiki.
tanggul tanah (Earth Dam) atau timbunan
tanah. Tipe ini biasanya memiliki spesifikasi
2.4 Perencanaan Saluran di Lahan
teknis yaitu tinggi 1.25 m dan lebar 4.00 m.
Kebun Kelapa Rakyat Menggunakan
Adapun tanah timbunan yang digunakan
Pendekatan Penampang Hidrolik
untuk konstruksi tanggul ini adalah tanah
Terbaik
lempung seperti tanah liat yang banyak
Menurut Suliantoro (1985) beberapa
terdapat di daerah perkebunan kelapa.
faktor rancangan yang perlu diperhatikan
Berikut adalah Gambar Tanggul Tanah yang
untuk mendapatkan saluran drainase yang
disajikan seperti pada Gambar 4.1 di bawah
ideal adalah :
ini.
1. Lokasi saluran harus cukup rendah
dari areal asal limpasan
2. Kapasitas saluran harus mampu
menampung limpasan yang menuju kea rah
saluran
3. Kemiringan dinding saluran
sedemikian rupa sehingga tidak mudah
terjadi longsor atau pengikisan dinding
saluran
4. Kecepatan aliran sedemikian rupa
sehingga proses erosi dan sedimentasi pada
dasar saluran dapat dihindari.
Gambar 1 Tanggul Tipe Tanggul Tanah
Rancangan pada saluran drainase pada
(Earth Dam)
saluran tererosi dengan menggunakan
metode kecepatan maksimum yang
Mengacu pada hasil analisis
diijinkan.
penyelidikan tanah yang telah dilakukan oleh
CV. Hasanah Surveyor Raya (2016) maka
3. METODOLOGI PENELITIAN
Kecamatan Gaung Anak Serka termasuk
Pembuatan bangunan penanggulangan dalam kelas tekstur tanah liat berdebu (Salt
genangan air asin ke darat melalui sungai Clay). Dari dua titik sampel pemeriksaan
sondir yang dipilih secara acak dapat Beban Tana = L x B x h x ᵞ tanah = 17,55
diketahui parameter-parameter fisik tanah x 2,25 x 2 x 1,63 = 128,73 ton
yang nilai konus (qc) dan jumlah hambatan Berat Batang Kelapa = L x B x h x ᵞ kelap =
lekat atau total friksi (JHP). Sedangkan dari 17,55 x 2 x 0,4 = 14,04 ton
dimensi profil tiang pancang, didapat
dimensi luas penampang (A), dan keliling Maka perhitungan daya dukung group tiang
tiang (O). Untuk menghitung kekuatan yang (Qgp) = ŋ x n x Qgp
diizinkan tiang pancang digunakan
persamaan berikut: = 0,989 x 14 x 17,36
Didapat:
Cc H σ +∆
Cek Terhadap adanya perasan lateral
(lateral sqeezing).
2 2
1+e 0
log 0 σ
S=
σ0 [ ]
Pa=0,5. γ w h + [ 0,5. γ .h −2C u .h ] +q s 1 . h 1.04 .1,25 19.5+20
2 2
S=
1+ 0.67
log
Pa=0,5 x 9,81 x 8 + [ 0,5 x 14 x 8 −2 x 10 x 8 ] + [ 1,25 x 16 ] =621,92
KN19.5
=0.24 m [ ]
Merujuk hasil analisism penurunan tanah
2 2 akibat timbunan tanpa perkuatan maka akan
P p=0,5. γ w h + [ 0,5. γ . h +2 Cu . h ] +q s 2 .h terjadi penurunan tinggi tanggul kurang
lebih 24 cm
2 2
Analisis daya
KN dukung tanah pada
P p=0,5 x 9,81 x 8 + [ 0,5 x 14 x 8 +2 x 10 x 8 ] + 0=921,92
tanggul 2
m
Untuk mengecek adanya perasan lateral
(lateral sqeezing),
P p +2. Cu L> Pa maka tidak terjadi Tanah Timbunan
perasan lateral (lateral sqeezing)
P p +2. Cu L< Pa maka terjadi perasan
lateral (lateral sqeezing)
KN Tanah Asli
Dengan merujuk nilai P p=921,92 , Cu
m
KN
=10 dan L = 1 m Gambar 3 Kondisi Timbunan Tanpa
m2 Perkuatan
921,92 Data dukung lapangan
KN KN Tinggi timbunan (H) = 1,5 m
+2.10 .1=941,92 >621,92
m m Lebar atas timbunan (W) = 3 m
(jadi tidak ada lateral sqeezing atau Lebar bawah timbunan (B) = 5 m
keruntuhan akibat pergerakan lateral) Cu Tanah dasar/asli berdasarkan data sondir
= 2/20 = 0,1 kg/cm2 = 10 Kpa
ɣ tanah asli = 14 KN/m3
Faktor aman terhadap perasan lateral ɣ tanah timbunan = 16 KN/m3
Melakukan pengecekan terhadap keruntuhan
2C u 4.14 Cu
SF= [
[ γh tan β ]
+ ][
[H .γ ] ] kapasitas dukung tanah :
q u=c u N c
2.10 4.14 .10 Untuk
SF=
[ +
][
[ 16.8 tan68 ] [ 1,25.16 ] ] B
h
<1,49
SF = 2,13 > 1,5 (OK)
Menghitung tinggi timbunan ijin Maka nilai Cu = 10 , Nc = 5,14
KN
[ cu N c ] q u=10.5,14=51,4
H a= m2
[ γ . SF ] Untuk tinggi H = 1,5 m, maka tekanan
[ 10.5,14 ] tanah dasar timbunan ke tanah lempung
H a= =2.14 m
[ 16.1,5 ] KN
σ =H . γ t =1,5 .16=24
m2
Menghitung penurunan tanah akibat qu 51,4
timbunan : SF= = =2,14
Tegangan overbuden σ 24
3 KN Faktor aman terhadap keruntuhan tanah:
σ 0= [ γ −3 ]=19.5 2 SF=2,14>2 .. aman
2 m Catatan : Faktor aman jangka panjang SF=
Beban timbunan :
2
KN Cek Terhadap adanya perasan lateral
∆ σ=[ γ t H ]=16 .1 .25=20
m2 (lateral sqeezing).
Menghitung Penurunan Tanah akibat Pa=0,5. γ w h2 + [ 0,5. γ .h 2−2C u .h ] +q s 1 . h
Timbunan
V= [ ] 3
R I
n
2
2
pada tanah bertekstur liat berdebu memiliki
nilai :
ρ :1768.5
N
dengan
( X+ m ) . h1 1
m3
V=
[
X +2 √ 1+ m2
I
] 3 2
γ :17349
N
m3
n Bpintu : lebar pintu air 1 m
b Tpintu : tebal pintu air 0.0165 m =
Dengan X¿
h1 1,65 cm
1 ρ baja : 0.7853 kg/m3
X¿ =0,78 Penampang saluran di hulu =
1,28 Penampang saluran di hilir
2
( X+ m ) . h1 3 12 V 1 h1
V=
[
X +2 √ 1+ m2
I
] V 2=
h2 [ ]
n V h
( 0,78+2 ) .1,28 3
2 1
h2 [ ]
V 2= 1 1 dengan h2= 0.3 m
V=
[
0,78+2 √ 1+ 22 ] 0.0012 2
V 2=
q 7,93
[ ][ ]
=
h 2 1,18
=6,72m/dt
0.025
2
( 0,78+2 ) .1,28 3 1
γ h1 2 γ h2 2
V=
[
0,78+2 √ 1+ 2 2
0.0012
]2
=2,23 m/dt
F x=
2
−
2
− ( v 2−v 1 ) ρq
17349.1,282 17349.1 ,18² (
0.025 F x= − − 6,72−6,19 ) .1768 .5 x 1
V =2, .23 m/dt 2 2
F x =14212,3−10253,3−937,3
Debit aliran di saluran hulu F x =3021,7 N/m
Q=V . A=V . ( X +m ) . h2 W =F z=F x tan 30=1744,6 N /m
Q=V . A=2,23 ( 0,78+ 2 ) . 1,282 h1 1,28
Q=7,93 m/dt W =F x tan30 . =1744,6 .
g 9.81
Lebar pintu klep otomatis dirancang lebar 1
m berbentuk persegi panjang maka 1,28
W =11744,6 . =227,63 kg
kecepatan rata – rata yang melewati pintu 9.81
air adalah : W 227,63
Q Vol= = =0,029 m3
V 1= ρ 7850
B. h1 Vol 0,029
7,93 H= = =1.8 m
V 1= =6,19 m/dt ¿ (1 ) ( 0,0165 )
1 x 1,28 Dimensi pintu klep otomatis terbuat dari
pelat baja tahan korosi dengan lebar
Selanjutnya dilakukan analisis dengan pintu klep otomatis (B) 1 m, tinggi pintu
menggunakan pendekatan prinsip Impulse klep otomatis (h) 1.0 m serta tebal pintu
Momentum dengan data-data pendukung klep otomatis (t) 0,0165 m = 1,65 cm
sebagai berikut :
h1 : tinggi air di hulu saluran 1,28 m Bagan Pintu Air
V1 : kecepatan aliran di hulu saluran 19,83 Gaya yang bekerja pada pintu air arah
m/dt horizontal adalah :
q : debit saluran per satuan lebar saluran
V1h1= V2 h2